Chapter 4

Maaf yah yang ngerifyu dari chap 123 dan baru aku bales di chapter 4 iniiii. Hehehehe gak maksuuud loh!

LL : maaf ya L baru di bales. Dibawa ke tempat persembunyiannya Naruto. Aku gak bisa kasih tau kamu letak pastinya. Takutnya kamu bilang ke Sasukee.. hohohoho RnR lagi ya!

Akari Chiwa : makasiiih banyak ya Akari-san… RnR lagi yaaaa!

babyHaniudaAmu: makasih saran sarannyaaa. Ikutin terus fic ini dan dapatkan jawabannya..RnR lagii ya!

Bayang bayang Maya: haaay! Wahahahaha begitulah ke alay-an Author, maaf ya kalo gak suka. Dan kalo jijik jangan dibaca lagi yoo!

hinatauchiha69: siaaappp! RnR lagi yaaah

hinaki khissi : separo separo wahahahaha thanks abees yooo! Mari RnR lagi…

onpu azuka : sasuhina gak yaaa? Wahahahaha RnR lagi yah!

N : aku jughaaaa N, lupph uuu!hahahaha gilaa! RnR lagi yaaaa =3

KK : maaf ya KK kalo ga sesuai sama apa yang kamu suka, tapi aku sukaaaa. Akan aku kurangi sedikit sedikit. RnR lagi ya

Guest : KURANG BERASAAAA! Astagaaaa, oke deh.. kamuu mimisan?#sok perhatiaaan hahaha. RnR lagi yak

Liu-chan : kareeena kan dia udah terbiasa sama perlakuan Sasu nah, jadinya dia mulai menikmatiii… serem ya? Maaf yaaa , ikutin terus yaaa nanti mungkin akan lebih jelas..RnR lagi yaa!

QRen : aku juga ga suka tapi… memperindah kan. Dan makanya adegannya aku cepetin wahahaha*egios kan? RnR lagii ya!

Mint : nyumput itu apa yaaa? Aku bikin ini Liberal jadi gak ada sangkut paut sama ortu. Tapi kalo kamu mau nanti aku karangin deh…. RnR lagi ya..

inoue Tsukatsa: baca review kamu aku jadi terharuuuu!RnR lagi ya..

hidde xxx69 : okkheee! RnR lagi ya

Animea Lover Ya-ha: kamu kenapa? RnR lagi yaa

LL : ummm memang dia jahaaat! Aku gak mau dia matiii!RnR lagi ya..

Guest : siiiip RnR lagi yaaa

Jun 30 : okeeee RnR lagi yaaa

LadyRuru : macam mana pula kau ini! DLDR please! Ingeeet DLDR makasiih ya sarannya. Jangan tersinggung ya. RnR lagi kalo berkenaaaan

.

.

Horny Whe Angry ActiveLavender

.

.

"tidak, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu….apakah 3 hari lalu ada wanita yang kau lihat disini sewaktu kau membersihkan rumahku? Dia bermata seperti hantu dan bersurai biru tua.."

"tidak Tuan sama sekali tidak ada siapapun sewaktu saya membersihkan rumah anda.."

"baiklah terimakasih.."

TUT TUUUT TUTT

Telefon terputus dan praduga terkuat yang dapat Sasuke ambil adalah….

'DIA MELARIKAN DIRI!'

'beraninya kau melarikan diri dari pelukanku Hinata!kau akan tahu akibat dari kelakuan mu ini hahahahahah'

.

.

Flashback

Keluarga Uchiha adalah salah satu keluarga dengan klan tertinggi di Konoha dan kebahagiaan mereka membuat keluarga manapun akan iri dengan keharmonisan keluarga yang sangat sempurna itu. Di keluarga itu terdapat dua anak laki-laki yang keduanya dapat dikatakan juga sangat sempurna, sesempurna keluarga itu.

Berambut hitam sempurna, memiliki fisik diatas rata-rata. Bola mata yang memikat, warisan sang ibu, watak dan tabiat yang nyaris sempurna. Benar-benar tanpa cacat. Semua yang melihat mereka pasti akan terpikat dan sang bungsu lah yang menjadi maskot kebanggaan keluarga itu. Tentu Itachi sangat iri dengan hal itu, apalagi dirinya adalah sulung di keluarga itu dan seharusnya dia lah yang menjadi kebanggaan itu menurutnya. Segala-galanya yang ada pada Sasuke, menjadi kebanggan tersendiri . Namun disinilah letak kekurangannya, dia tertarik pada sesama jenisnya. Naas memang.

Apa boleh di kata, keluarganya sama sekali tidak mengetahui hal itu. Sampai suatu saat dirinya terpikat oleh teman sekelasnya di KHS, dialah Naruto. Laki-laki berambut kuning dari keluarga yang tidak jelas dan hidup di kalangan jelata. Dia lucu dan manis menurut Sasuke sehingga dirinya terpikat dan tentu saja dia menyatakan cintanya pada Naruto.(?)

Sungguh, pria bersurai kuning itu adalah normal dan tidak tertarik pada Sasuke. Dia menerima cintanya hanya karena manginginkan harta Sasuke yang sangat tidak terkira jumlahnya.

Akhirnya mereka menjalani hubungan terlarang secara diam diam hingga kurang lebih 2 tahun dan saat Sasukedan Naruto berciuman dengan panasnya di taman kota, Itachi, kakaknya, melihatnya dengan kedua matanya. Sasuke sangat bingung, Sasuke tak tahu apa yang harus ia jelaskan nanti di depan keluarganya, karena ia tahu Itachi akan mengadu pada kedua orang tuanya itu.

" Bunuh saja mereka agar tak ada lagi yang menghalangi kita Sasuke! Aku berjanji akan membahagiakanmu selamanya!"

Sasuke terbuai akan kata-kata Naruto, dan ia menuruti semua perkataan setan itu, karena menurutnya kebahagiaanya ada pada Naruto. Hingga waktunya tiba, Sasuke menghabisi keluarganya sendiri, tanpa ada yang tersisa kecuali perasaan bersalah.

Segala-galanya direncanakan dengan matang, hingga tak ada bukti pembunuhan sedikit pun. Jasad keluarganya di tanam di taman belakang rumahnya. Tepatnya di bawah air mancur. Dan setiap ada yang bertanya tentang keluarganya, jawabannya hanya satu. Mereka sudah pergi ke London dan tak akan kembali kesini, karena bisnis. Dan semuanya percaya begitu saja.

Sasuke merasa sangat bahagia karena dapat hidup dengan Naruto selamanya. Hingga suatu saat Naruto tertangkap basah bersama Hinata, kekasih sungguhannya, Sasuke sangat geram dan murka. Ingin rasanya ia menghabisi pria berengsek itu ditempat. Dengan mengorbankan keluarganya dan segalanya yang telah diberikannya pada Naruto. Beraninya Naryto menghianatinya. Dan Naruto mengakui itu pada Sasuke, ia mencintai gadis itu. Sangat mencintai malah. Sangat pahit kenyataan yang harus diterimanya. Naruto menipunya selama ini. Sungguh Naruto, ia normal. Normal.

Ia menjadi frustasi dan kejiwaannya terganggu. Malam itu ia telah menyiapkan segalanya untuk menghabisi nyawa Naruto. Namun gagal, kali ini Shikamaru datang sebelum pembunuhan itu terjadi dan Naruto pergi mengasingkan diri bersama Hinata.

Kondisi Sasuke sangat parah saat itu, hampir saja ia menjadi gila. Shikmaru yang ada disisinya menenangkan Sasuke perlahan membuat Sasuke bangkit, dan mengakhiri untuk menyukai semua makhluk bernama laki-laki. Perlahan semuanya berjalan kembali dengan normal, namun kondisi psikologis dan dendamnya masih membara dan belum bisa terobati. Setelah satu tahun berlalu ia melewati hidupnya sendiri, kecuali berbagai macam wanita murahan yang lalu lalang tidur bersamanya.

Hingga ia bertemu lagi dengan si kuning berengsek itu lagi, Naruto dan kekasih 'sungguhannya' Hinata. Rasanya luka lama yang ia telah pendam terkuak lagi dan terasa lebih perih, sehingga ia memutuskan untuk menyerang yang lemah. Benar targetnya adalah Hinata. Jika Hinata hancur maka Naruto akan menyusul, pikirnya.

End of flashback.

DLDR!

.

.

" Hime aku ingin pergi membeli bahan makanan yang sudah menipis, apa kau mau ikut?"

" T-tidak Naru-kun.."

" Sepertinya kau tidak enak badan ya?"

"…"

" Jawab aku Hime"

" Aku hanya sedikit lelah Naru…"

Naruto benar-benar khawatir dengan keadaan Hinata yang seperti tidak dalam kondisi baik. Bibirnya pun lebih pucat, walaupun memang bibir Hinata selalu pucat, Naruto tahu, itu bukan pucat yang normal. Dan keningnya, Naruto meletakkan punggung tangannya pada dahi gadis amethyst itu dan… Panas. Itu yang dirasakan Naruto, dan dia tahu itu demam.

" Pa-panas sekali kau… maksudku eemm dahimu yang panas, istirahatlah Hime …bertahan lah aku akan memanggil dokter"

Naruto meninggalkan Hinata sendirian di rumah persembunyiannya itu, walaupun sekarang sangat tidak mungkin untuk meninggalkan Hinata sendirian. Apa boleh buat dirinya harus memanggil dokter segera dan memperbaiki keadaan Hinata. Sekarang Hinata benar-benar merasa sangat lemah. Bunyi jam yang bahkan terdengar sangat jelas membuat Hinata terlelap lemas.

.

.

TOK TOK TOK

TOK TOK TOK TOOK TOOK TOOOK

'BINGGGO! Hinata aku menangkaaapmu! Bersiaplah..!'

" Sepertinya tak ada penghuninya Pak…"

" Tidak mungkin, ini tidak mungkin salah"

Sasuke yang sudah berada di depan rumah kecil yang berada di perumahan yang agak kumuh itu benar-benar meyakini ini adalah persembunyian mereka, Naruto dan Hinata. Alat yang ada di tangannya memang tidak mungkin salah, dan dia yakin Hinata ada di dalam. Seringaian nya perlahan menghiasi wajah tampannya.

" Dobrak saja!"

" T-tapi pak?"

" Lakukan lah!"

" Baik Pak"

BRAAAAKK

Pintu yang kelihatan sudah rapuh itu, sepertinya memang sangat mudah untuk di dobrak. Mata Sasuke langsung mencari-cari keberadaan Hinata dan Naruto. " Cari Naruto didalam, cepat!" dia pun tak hanya berdiam diri. Segera dicarinya sang pelaku utama di rumah yang kecil itu. Seluruh anak buahnya berpencar dengan gesit segera ingin menemukan Naruto maupun Hinata.

Sasuke tiba di depan pintu kamar pribadi Hinata dan tentu saja di sana ada Hinay yang sedang terbaring. " Kau disini Hinata.. mudah sekali menemukan mu."

" Sudah kami cari di seluruh penjuru rumah ini Pak namun tidak ada"

" Hn, bawa gadis itu"

Rupanya Hinata sudah tidak sadarkan diri. Dan tidak tahu sama sekali kedatangan Sasuke dirumah ini. Kaki tangan Sasuke langsung membawa Hinata ke dalam mobil mereka. " Pergilah duluan aku akan menyusul"

" Baik pak"

Secarik surat ditinggalkannya di atas tempat tidur yang Hinata tadi tempati tadi, bertuliskan 'PEMBALASAN BARU DIMULAI'. Rasa puas kini memenuhi rongga dada bidangnya itu. Sebentar lagi nyawa keluarganya akan terbayar, pikirnya.

.

.

.

Sesampainya di kediaman Sasuke, Hinata langsung di ikat di atas kasur seperti biasa. Tibuhnya membentuk huruf X. Sasuke menelanjangkan Hinata dengan kasar. Seperti yang di ketahui dia akan membuat Hinata menderita, lebih dari apa yang di lakukan Naruto padanya.

Saat merobek kerahnya, tanpa disengaja ia menyentuh leher wanita indigo itu, panas…memang sangat panas, kini demamnya meninggi. Segera saja dikeluarkannya ponsel dari saku kemejanya. " Bawa dokter pribadiku kesini!"

" Baik pak."

Sasuke memanggil dokter pribadinya? Untuk Hinata kah? Perlahan ditatapnya gadis yang sangat lemah dihadapannya sekarang. Wajahnya ingin sekali dikasihani. Sayu, pucat. Entahlah. Tapi… rasa dendamnya masih lebih besar dari pada rasa kasihannya pada gadis ini. " Apa-apaan aku ini. Untuk apa ku panggil dokter… umm tentu saja untuk membuatnya sembuh, agar dapat merasakan sikasaanku dengan rasa yang sempurna hahaha"

Hatinya tidak sependapat dengan ucapannya, ingin rasanya memeluk gadis itu dan berbagi kasih seperti sepasang insan yang dimabuk cinta. Tanpa sadar ia memijat pelipisnya merasakan kontadiksi yang berkelibat didalammya. Harus dia akui, dia mulai menyukai gadis indigo itu. Juga menyayangiya…tidak! Tentu tidak.

TIING NOONG TIING NONG

" Masuklah"

" Baik Pak, apa anda sakit?"

" Bukan aku, tapi dia.." Sasuke yang sudah membawa dokter pribadinya kekamar, dan terbelalaklah mata sang dokter saat melihat gadis tanpa busana yang terikat sedemikian rupa. " A-apa ini? Siapa dia? Dan ba-bagai…?

" Cepat urus jangan banyak bertanya!"

" Baik Pak"

Sang dokter langsung memeriksa keadaan Hinata yang sudah kepayahan itu. Perlahan stetoskop mulai diletakkan di dada Hinata. Rupanya Sasuke sedikit tidak suka dengan itu, padahal dokter itu benar benar tidak berniat melakukan apa pun terhadap Hinata.

" Periksa saja lewat punggung!"

" A-apa? Baiklah Pak… sepertinya gadis ini hanya demam ringan Pak, kalau begitu ini resepnya Pak."

" Hn"

" Saya pamit Pak."

'menyusahkan saja kau, padahal ingin sekali aku menyiksamu malam ini'

.

.

.

" Kau sudah baikan?" Hinata yang masih belum sadar betul mendengar suara yang tak asing itu. Tapi bukan suara Naruto. Tapi…Sasuke. Dengan cepat dilihatnya arah suara itu. Benar saja Sasuke yang ada disana. " Di-di-dimana Naru-kun? Apa kau telah membunuhnya? Kau jahaat! Hiks hiks.."

"…" Sasuke bingung setengah mati kali ini ia tidak mengerti sendiri dengan dirinya. Hatinya seakan sakit sekali melihat Hinata menangisi si kuning bodoh itu. Kenapa si kuning itu yang berada di hatinya mengapa bukan…

Semua perasaan itu di singkirkannya. Segera saja dendamnya menguasainya lagi dan mengatakan dia harus menyiksa Hinata lebih kejam lagi. " Besok aku akan mengadakan pesta disini dengan teman-teman ku, kau bersiaplah" seringaiannya menghiasi kata-katanya barusan tapi tidak semenyeramkan biasanya. " A-aku tidak mau! Lebih baik aku mati sajaaa!" ucapannya dari bibir pucatnya membuat Sasuke tersentak, entah mengapa kata-kata itu seperti silet yang sedikit melukai hatinya.

PLAAAKK

" Tenanglah kau akan ku bunuh nanti, jalani dulu perintahku! Cih menyusahkan saja!"

"…"

.

.

.

Andai pagi tak akan pernah datang lagi. Itu yang ada di benak Hinata saat ini. Semalaman tadi matanya tetap terjaga karena memikirkan kekasihnya, Naruto. Kantung matanya dan lebam di matanya karena semalaman dia menguras habis air matanya, sangat terlukis jelas di sana betapa ia mencintai kekasihnya.

" Mandilah, pesta akan segera dimulai" Hinata sama sekali tidak bergeming mendengar perintah Tuannya itu. Seakan ia menulikan telinganya. Lebih baik mati saja secepatnya.

"Apa kau tuli?"

" HINATA! Kau tuli huh?"

" Ciih. Baik jika kau salah mengartikan kebaikan ku."

" Pelayaaan… sajikan dia pada para tamu, jadikannya sashimi girl, aku ingin tamu ku menikmatinya!"

" Baik Pak"

Segera saja Hinata dibawa kedapur untuk di sajikan. Perlahan para pelayan meletakan potongan potongan daging dagingan segar diatas tubuhnya yang tak tertutup sehelai benang pun. Buah-buahan san sayur-sayuran menyusul setelahnya. Nipplesnya dututupi buah peach yang berlupang dibagian tengahnya. Sangat menggoda.

Tak lupa para pelayan merangsang nipplesnya agar menjadi teegang dan menggairahkan. Pada vaginanya diisikan salad wortel dan tomat-tomatan. Dengan saus yang special tentunya.

Makanan diatas tubuhnya kini bagaikan pakaian untuknya. Namun tidak setelah para tamu nanti melahap itu semua dan menikmati keindahan tubuhnya. Seutuhnya.

" Pelayan keluarkan hidangan utamanya"

" Baik"

.

.

Troli besar berbentuk seperti meja perlahan keluar menuju ruang pesta. Para tamu pun bersorak saat mereka mengetahui hidangan utamanya adalah sahimi girl. Riuh para tamu mendampingi air mata Hinata yang perlahan turun membasahi pipinya.

Memang tidak banyak tamu yang di undang Sasuke, namun jenisnya ini yang sangat di takuti Hinata. Semua para tamu adalah laki-laki. Makhluk yang sebentar lagi akan membuatnya mengerang itu menatap tubuhnya bagaikan singa yang kelaparan. Ingin rasanya ia melarikan diri sekarang juga namun sayang. Kakinya, dan tangannya sudah di borgol pada ujung-ujung troli. Sasuke melakukannya untuk mengantisipasi apa yang akan Hinata lakukan.

" Waah Pak, bolehkah aku menyantapnya sekarang.." Tanya Kiba yang sepertinya sudah sangat tidak sabar untuk menikmati hidangan di depannya, salivanya sudah tak terkontrol melihat pemandangan ini. " Hn, nikmatilah. Kalian semua makanlah"

" ITADAKIMASU!"

Suara sumpit beradu seakan ingin melahap makanan itu banyak-banyak. Tatapan mengerikan, jepitan sumpit, dan mulut yang mulai mengunyah itu sangat menyiksa Hinata.

Semua tamu dominan menghabiskan makanan di bagian payudara dan vaginanya, dan membuat bagian itu terekspos di depan para makhluk berkelamin panjang yang ada di hadapannya. Hinata benar-benar pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya.

Sekarang semua penyantap 'nya' mulai menjilati tubuh Hinata, tidak sampai disitu saja bahkan ada yang sudah meremas payudara Hinata. Semua yang di lakukan tamu Sasuke kini membuat tubuhnya terasa panas, ingin rasanya mengerang. Tapi hal ini ia tahan. Tak ingin martabatnya jatuh lebih jauh.

Shikamaru dan Sasuke lah orang yang tidak menyantap makanan yang jarang sekali disajikan itu. Kali ini Shikamaru bertanya tanya-tanya mengapa Sasuke memperlakukan gadis itu dengan sangat kejamnya.

" Hei Sasuke, mengapa kau kejam sekali menyiksanya?"

" …"

" Hey jawablah!"

" Kau masih ingat si kuning berengsek itu?"

" Un, Naruto yang hampir kau bunuh dimalam itu kan?"

" Hn"

" Lalu?"

" Gadis itu kekasihnya"

" A-apa katamu?"

" Bagaimana menurutmu sudah setimpalkah yang aku lakukan ini?"

" Tapi bagaimanapun dia tidak bersalah, dia hanya…"

" Diamlah, sebaiknya kau nikmati dia"

Sasuke meninggalkan Shikamaru yang masih bertanya-tanya itu. Ia ingin menenangkan fikirannya di taman belakang.

' Yah, Bu, Kak, maafkan aku! Apa yang harus aku lakukan '

Gadis itu perlahan merubah hidupnya. Rasa cinta mungkin sudah tumbuh dihatunya kini. Namun ia selalu mengelak. Sasuke berniat kembali ke tempat pesta itu. Dan menghentikan pesta sashimi girl itu. Ia ingin menyelamatkan Hinata.

.

.

.

Kiba sudah menanggalkan celana mereka ingin sekali rasanya mencicipi bagian dalam gadis itu. Para tamu lain masih menikmati acara jilat-menjilati tubuh santapan mereka bagaikan bayi yang kehausan. Saat kiba mulai memasukan kepala batangnya ke liang Hinata, Sasuke datang dan tertegun dengan apa yang sedang dilakukan Kiba pada slave-nya itu.

" HENTIKAN!"

.

.

.

TBC

Revieew please ^^

Kyaaaa maaf ya apdetnya ngaret, begitulah keadaan saya. 1 jam lagi saya mau apdet chap 5 eaa gila kan?.?