Disclaimer : Om Masashi Kisimoto

Rated : M o.O

Genre : Romance/Angst/Comfort

Pairing : SasuHina X NaruHina

Warning : Hard Lemon, little bit rape or sm XD, TYPO, alay, gaje, AU, OOC, pasaran dan warning lainnya..

("…") untung perbincangan

('…') untuk kalimat dalam hati *atau sesuatu yang hanya ada di benak dan dihati, maksudnya ga di ungkapin langsung gitu hihihihih (-_-)V, maaf ya authornya alay

Ini adalah fanfic pertama Author, dan rate-nya M? Biarlah. Gomen yo kalo buruk dan masih kaku…

Review or flame? Please :D

Horny when angry©activeLaveder


DLDR!

.

.

.

"Akk-kkhh Sah-sukhh-eeeehhh hen-akkhh-hen ummh hentikan!" Gadis bermata Indigo itu mengerang tak karuan mengimbangi gerakan Sasuke yang memeluknya dari belakang. Tangan liar Sasuke bergerilnya menyentuh titik-titik sensitif yang ada pada tubuh wanita bersurai biru tua itu. Dia tak berdaya untuk melawan perlakuan Sasuke yang sangat kasar dan –umm lumayan menggairahkan– baginya.

"Kau menolak ku Hinata, hah? Cih.. tapi lihat ini cairan di liang mu ini tak bisa berbohong Hinata…. Cupph!" Kini tangan besar Sasuke telah berada di dalam celana dalam Hinata. Dan entah kapan Sasuke telah meloloskan celana tidur Hinata yang telah jatuh tak karuan beserta baju tidur yang juga sudah tidak ada di tempatnya. Langsung saja Sasuke melancarkan serangannya ke tengkuk hinata dan mengecupnya lembut.

"J-ja-ja-jangan Sah-sukk-eeehhh ummmhhh"

"akhhhhh sakiiit S-sas-sasukee, jang akhhhh umhh ngan sakkkh-it sek akkkkhhhhhhh sekaliiiiii! Akkkkkkkkkkhhhhhhhh amp-hhhhuunh! Akkkh" Hinata merasakan nafasnya tercekat, saat jari-jari Sasuke yang besar khas lelaki dewasa itu memasuki lorong milik Hinata yang sangat sempit. Cairan bening yang ada di dalamnya akibat rangsangan Sasuke membuat akses jari-jari Sasuke sedikit lebih mudah untuk menerobos lorong itu semakin dalam. " Kau virgin heh? Hahaha" Sasuke menghentikan gerakannya dan mengeluarkan lagi jarinya yang tadi sudah menyentuh dinding keperawanan Hinata sambil menyeringai mengerikan.

"Apa saja yang di lakukan si bodoh itu selama bersamamu? Dia lemah, apa memang bodoh hah? Ingin aku membunuhnya. Bagaimana Hina-chaaaan apa kau mau aku membunuh Naruto-kun-mu sekarang? Hahahaha!"

"Ja-ja-jangaaaan Sasuke-kun hiks jangan sakiti dia hiks hiks, aku mencin-tainya, jangan Sa-su-ke-kun hiks hiks" Jawabannya penuh kekhawatiran dan kerapuhan dari seorang Hinata. "Oh begitu rupanya.. kau sangat mencintainya ya? Ummm baiklah. Tapi aku ingin membunuhnya sekarang juga, apa yang harus aku lakukan Hinata-chan?"

"T-t-tolong Sasuke-kun jangan bu-bunuh hiks hiks. A-aku mau melakukan ap-apapun untuk menebus Naruto-kun, Sa-sa-sasuke." Hinata menjawabnya dengan nada yang bergetar menandakan ketakutannya akan kata katanya sendiri. Namun baginya Naruto sangat penting untuknya, karena yang ia punya sekarang hanyalah Naruto saja.

"Bwahahahahaha kau mengorbakan dirimu untuk si bodoh itu Hinata? Baiklah kalau begitu aku tidak akan membunuhnya" Sasuke menghentikan kata-katanya sejenak dan melanjutkannya lagi dengan nada yang agak berbisik.

"Tapi aku akan membuangnya jauh dari Konoha, agar tak bisa bertemu dengan mu, cantik hahahaha" Sasuke menjilat telinga Hinata dari belakang"

"Ummmh" Hinata melengguh antara takut, nikmat, dan senang karena Naruto telah dibebaskan.

"Tapi ingat janji mu itu Nona Hinata!" Kata kata Sasuke penuh dengan penindasan dan tekanan membuat Hinata bergidik ketakutan.

.

.

.

Sasuke membawa Hinata ke rumahnya yang sangat besar dan sepi. Bukan hanya itu saja bagi Hinata rumah ini sangat menyeramkan. Dan di rumah ini pula penderitaannya akan segera dimulai. Di dalam rumah ini hanya tinggal Sasuke seorang. Ibu? Ayah? Kakak? Semuanya telah dibunuh oleh Sasuke tanpa alasan yang jelas dan tak ada seorang pun yang mengetahui itu termasuk wanita bermata amethyst ini. Hanya saja terkadang Sasuke memenggil seorang pembantu tua yang datang ke rumahnya beberapa kali dalam seminggu.

"Ayo masuk." Kalimat ajakannya dingin namun mengandung perintah yang apabila tidak dituruti akan berakibat fatal.

"I-i-iya Sasuke kun" Saat ini Hinata benar-benar merasa sangat ketakutan dan gemetar. Dan sepertinya ia mau buang air kecil. Karena rasa takutnya ia menahannya.

Saat masuk kedalam Hinata merasakan kemewahan dari rumah Sasuke. Nuansa hitam yang memenuhi rumah dan dekorasinya membuat atmosfer rumah menjadi sedikit menyeramkan. Hinata bergidik lagi untuk yang kesekian kalinya.

Mengetahui ketakutan yang melanda Hinata, Sasuke langsung membawa Hinata ke kamar mereka, ya kamar sasuke yang sekarang juga ditempati oleh Hinata. Bukan karena di dalam rumah mewah ini tidak ada kamar, namun Sasuke ingin Hinata bisa selau ada disaat dia 'menginginkannya'. Setelah merapikan semua barang bawaan HInata, Sasuke menyuruh Hinata menyiapkan makan malam untuknya.

"Buatkan aku nasi goreng tomat dan jus tomat,cepat!"

"B-b-a-baik Sasuke-kun"

"Panggil aku Tuan Sasuke. Aku ingin kau menjadi slave ku selama di rumah mau pun diluar rumah ini . Kau mengerti?"

"B-baik Sasuke-kun.."

PLAKKKKKK

"Sudah ku bilang, panggil aku Tuan Sasuke! Apa kau tuli?" Sasuke menampar Hinata dan memakinya dengan sadis karena baginya sekarang Hinata adalah 'miliknya', 'kepunyaannya', 'mainannya', yang dapat diperlakukan semaunya.

"Go-go-gomen hiks Tu-tuan Sasuke hiks, aku akan melaksanakan perintahmu hiks hiks" Hinata menangis tersedu karena mendapatkan perlakuan yang begitu kasar dari Tuannya itu. Dan tidak dapat ditahan lagi ia mengeluarkan air seninya di depan pintu kamar Sasuke. Sasuke tentu saja sangat marah, baginya ini penghinaan.

Kemudian dengan cekatan Sasuke mengambil gunting disamping tempat tidurnya dan menarik tangan Hinata dengan kasar untuk mendekat.

"Kemari kau wanita bodoh!"

"Hiks hiks ampuni aku Tuan Sasuke, ja-ja-jangan bunuh aku.. hiks"

"Tenang saja aku tidak akan membunuh mu Hinata, kau kan belum melayaniku… hahahaha"

"La-lalu apa yang mau kau lakukan dengan gu-gunting itu Tuan?"

"Aku ingin menghukumu." Kalimat singkat itu cukup membuat Hinata bergidik ketakutan hingga lututnya melemas.

Perlahan Sasuke mengarahkan gunting itu kebagian bawah rok selutut Hinata. Kemudian mengguntingnya secara perlahna seperti seorang psikopat. Benar Sasuke menggunting habis rok hinata hingga lepas dengan sendirinya dari badan Hinata. Dilanjutkan dengan menggunting baju Hinata dan hanya menyisakan Bra dan CD saja.

"Ini hukuman mu Hinata-chan, aku hanya ingin kau selalu mengenakan pakaian 'resmi' mu ini saat kau berada di dalam rumah, kau mengerti"

Hinata hanya mengangguk, dia merasa harga dirinya telah di injak injak oleh Sasuke. Namun tak banyak yang dapat dilakukan Hinata selain menuruti tuannya itu atau melanggarnya dan mati sia-sia. Payudaranya yang sangat besar menggantung indah di dadanya. Seakan Bra yang ia gunakan tak mampu untuk menopang ukurannya yang lebih besar dari ukuran remaja normal lainnya.

PLAAAKKKKKKKKK

"Akhhh"

"Jawab aku jangan hanya mengangguk saja!" Sasuke mulai keras dan seperti tanpa rasa kasihan kepada 'slave-nya' itu. Rasa senang dan puas ia rasakan saat melihat Hinata begitu tersiksa dengan apa yang dilakukannya.

"Cepat siapkan makan malam!"

"I-i-iya hiks.."

Secepat mungkin HInata pergi menuju dapur untuk membuatkan makanan yang dipesan Tuannya. Saat ia memasak, minyak panas yang tertuang mengenai payudaranya dan menghasilkan memar dan rasa sakit. Tanpa disadari air mata sudah beranak sungai di pipinya yang semulus porselen itu. Hidangan pun sudah selesai ia buat dan ia segera pergi ke kamar untuk melapor kepada Sasuke.

TOK TOK TOK

" Iya aku tahu, sudah sana pergi!"

"B-baik Tuan"

.

.

.

"Kemari kau Hinata!"

"A-a-ada apa Tuan? Apa makanannya tidak enak?"

"Merangkaklah" Sasuke mengeluarkan perintah diluar nalar. Hinata pun bingung, ia merasa malu dengan pakaian seperti ini tidak mungkin merangkak.

'apa aku tidak salah dengar Kami-sama?apa lagi ini?'

"Kau tuli? Merangkak bodoh!"

Tanpa ada perintah yang ke-3 Hinata langsung pada posisi merangkak seperti anj*ng. Sedikit nasi goreng Sasuke tuangkan kelantai. Hinata mengerti apa maksud Tuannya ini. Benar-benar seperti sampah, perlakuan Sasuke membuatnya menitikkan air bening di pipinya.

"Makanlah aku tak mau kau sakit dan tak bisa melayaniku"

"B-b-baik Tuan"

Hinata mulai menyantap hidangannya menggunakan tangan. Langsung saja sandal Sasuke langsung mendarat di tangan mungilnya itu. Pekikan keras terdengar setelah itu.

"Kyaaaaaaaa.."

"Apa yang kau lakukan? Gunakan bibirmu langsung untuk menyantap makanan mu itu, kau dilarang menggunakan tangan mu saat makan! Mengerti?"

"I-i-i-iya hiks hiks"

"Cepat habiskan lalu mandi!"

Sasuke yang sudah menghabiskan makan malamnya segera kekamarnya meninggalkan Hinata yang berusaha keras menghabiskan makanannya itu. Walaupun Sasuke sudah masuk kekamar, Hinata sama sekali tidak berminat menggunakan tangannya untuk menghabiskan makan malam itu. Ketakutannya akan siksaan dari Sasuke membuatnya patuh terhadap perintah Tuannya.

.

TOK TOK TOK

"Masuklah, dan cepat mandi!"

"Baik tuan"

GREEEEEEEEEEEEZZZZSSSSSSSSSSSS

Air shower yang segar mampu membuat beben di pundak Hinata seakan sina. Pikirannya berkecamuk, Hinata rasa malam ini Tuannya akan memperkosanya dengan sadis. Dengan prilaku buruk dan kata kata kasar yang terlontar dari mulutnya tentu saja.

Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian resminya sebagai slave dirumah ini, bergegaslah dia keluar dan mendapati Tuannya tidak ada di kamar. Lalu Hinata memposisikan tubuhnya di sofa yang agak besar itu untuk segera tidur.

Suara pintu kamar yang terbuka segera membangunkannya. Dan benar saja itu Tuannya, Uchiha Sasuke. Hinata menunduk dan bungkam. Tidak disangka Tuannya itu tidak melakukan apapun terhadapnya dan segera tidur dikasurnya yang sangat besar untuk ditiduri sendiri itu. Setelah melihat Tuannya terpejam bari Hinata melanjutkan tidurnya itu dalam ketakutan.

.

.

.


Sinar matahari dari sela sela fentilasi membangunkan Hinata dari tidunya. Lagi lagi sang Tuan yidak ada dikamar. Hinata lallu pergi kedapur untuk membuatkan sarapan pagi, tentu dengan pakaian resminya sebagai slave.

"T-t-tuan, anda sudah disini?" Betapa terkejunya HInata saat melihat Tuannya sudah ada dimeja makan sambil membaca Koran pagi.

"Hn, setelah sarapan kita akan pergi"

"B-b-baik" Tidak berani sama sekali HInata bertanya akan dibawa kemana dirinya itu.

"Pakai ini"

"I-I-iya Tuan"

Segera saja Hinata menggunakan jeket bulu yang panjangnya sebetis menutupi keindahan tubuhnya yang sedari tadi terexpose. Hinata langsung mengikuti Sasuke dari belakang. Kali ini Sasuke memilih berjalan kaki dari pada menggunakan mobil sportnya. Hinata sedikit terperangah saat Sasuke masuk ke gang kecil yang didalamnya terdapat kedai dan toko-toko aneh.

"masuklah"

"toko apa ini?"

"kau akan tahu nati"

Sasuke mangajak Hinata masuk ke salah satu toko yan berisi benda benda aneh yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Berbagai macam warna, dan bentuk. Apa ini?

'tempat apa ini? Aneh sekali aku belum pernah melihatnya'

Hinata pergi ke depan toko dan memegang barang barang aneh yang dijual di toko ini. Menurutnya menarik. Yang warna ungu satu ini menarik. Dimainkannya benda aneh itu. Sasuke dari kejauhan menyeringai melihat tingkah laku Hinata yang seperti anak kecil menemukan mainan baru.

"Ambil saja yang mana yang engkau suka, aku akan membelikannya untuk mu."

"Un" baru kali ini sasuke baik padanya, pikir Hinata.

Penjaga toko keluar dari tempat payment keeper, Nara Shikamaru, yang sudah tidak asing dengan pelanggannya yang satu ini.

"Siapa dia? Korban baru mu?"

"Hn, bisakah lusa kau kerumah ku dan bawa semua peralatan mu itu"

"Kali ini kau mau lakukan dirumah tidak ditempatku langsung?"

"Ini berbeda.."

"Tuan, aku ingin yang ini dan yang ini warnanya sangat bagus." Hinata memberikan barang yang telah dipilihnya kepada Sasuke.

"Tuan? Kau gila Sasuke!" Mata Shikamaru membelalak saat Hinata memanggil Tuannya itu.

"…" Sasuke diam.

"Wah pilihan yang bagus Nona…?"

"Namanya Hinata, sudah jangan mengganggunya."

Hinata memilih barang yang bentuknya seperti mentimun dan memiliki tonjolan-tonjolan tidak beraturan di setiap sisinya dan benda yang lebih mirip celana dalam dengan tonjolan panjang ditengahnya. Dia anggap benda benda itu cocok untuk jadi pajangan di kamar. Di toko itu Sasuke juga membeli gell berlabel merah dan biru serta alat kecil seperti penghapus.

"Yosh.. sampai bertemu lusa…"

"Jaa" Kata Shikamaru singkat yang masih bingung dengan teman nya itu.

"Ayo Hinata kita pulang."

"Un i-i-iya Tuan"

.

.

.

"Lepas jaket itu. Aku ingin lihat tubuh mu"

"B-b-b-baik" kali ini HInata sangat ketakutan.

"Berbaringlah diatas tempat tidur ku."

"A-a-a-a-apa?" dan tanpa ada pengulangan perintah dari sang Tuan, Hinata langsumg mematuhinya.

Sasuke mengikat tangan Hinata pada kedua sisi ranjangnya, Hinata sama sekali tidak memberikan perlawanan karena dia tahu akan sia-sia. Begitu pula pada kaki Hinata yang di perlakukan sama seperti kedua tangannya, sekarang tubuhnya membentuk huruf x. kemudian Sasuke mengambil gunting di samping ranjangnya, dan menggunting Bra dan CD satu satunya kain yang melekat di tubuh Hinata.

"permainan akan segera kita mulai, apa kau sudah siap?"

"…"

TBC

Yosh! Jijik ya? Gomen -_- yoo.. *dipecut readers*

Ini kan fic pertama author ~gak ada yg peduli~ ya maaaaaaaf kalo begini, author akan lebih berusaha di chapter2 selanjutnya *emang bakal lanjut wahahaha* #timpuuuk

Ayo ayo reviewnya manyaaa *sok imut. Oia kalo reviewnya banyak Update cepet, Reviewnya dikit gak update update ahhhh*dicekek cekek readers

Jaaaaaa! See you in next chapter…*kaya lanjut aja? hihi