Naruto©Masashi Kishimoto
Warning: Fanon, OOC, Typo(s), Humor (failed)
Don't Like Don't Read
Uchiha Sasuke.
Siapa yang tidak mengenalnya, terlahir dari klan terkemukan dengan kekkei genkai yang sangat fenomenal. Menjadi ketua anbu di usianya ke tujuh belas dan menjadi chuunin saat dia tiga belas tahun. Ketika usianya ganjil sembilan belas tahun, ia memutuskan untuk meminang gadisnya. Seorang gadis yang menjadi rekan satu timnya di tim tujuh.
Sasuke yang masih terlelap nyaman merasa sedikit terganggu oleh kelakuan istrinya yang tengah bermain dengan rambut mencuatnya, karena itu ia lebih mengubur dirinya ke dalam selimut untuk menghindari tingkah nakal istrinya itu.
Sakura yang tidak mendapat respon dari suaminya ngambek, kemudian merangkak naik ke atas peut Sasuke dan duduk santai di atasnya. Tangan mungilnya mencoba untuk menyingkirkan selimut tebal yang menyembunyikan suaminya. Sepuluh menit kemudian, Sakura berhasil mengungkapkan kepala Sasuke dan mulai menarik-narik rambut hitamnya. Tidak mendapat respon seperti yang diharapkannya, Sakura sengaja memencet-mencet hidung suaminya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan yang satunya bekerja di kelopak mata yang menyembunyikan iris obsidian Sasuke.
"Sakura, hentikan," gumam Sasuke serak. Ia masih sangat mengantuk dan ingin melanjutkan tidurnya yang baru tiga jam.
Sakura cemberut, "Ayo bangun," rengeknya. Tangan mungilnya masih mencoba mencongkel kelopak mata Sasuke agar mau terbuka.
Dengan malas Sasuke membuka matanya, ia langsung melotot dengan pemandangan yang tersaji di depannya.
Sakura sendiri tersenyum lebar karena berhasil membangunkan Sasuke, untuk meluapkan kebahagiaannya ia memeluk leher Sasuke.
Sasuke membeku, lehernya terasa lembab akibat rambut Sakura yang masih basah. Setelah berhasil menguasai diri, Sasuke mengangkat tubuh mungil Sakura yang menindihnya. Ia tidak bisa mencegah rona merah yang merayap di wajah hingga ke lehernya.
"Kenapa kau tidak memakai baju?" tanya Sasuke akhirnya sedikit gagap.
Sakura mmebalasnya dengan senyuman, "Aku habis mandi, aku pintar kan?"
Sasuke mencoba mengalihkan pandangan dari tubuh mungil istrinya, pemuda itu lalu mengambil handuk dan membungkus tubuh Sakura yang tidak mengenakan apapun.
Setelah memastikan Sakura berbusana, Sasuke menyuruhnya untuk pergi ke dapur sementara ia sendiri merapikan tempat tidur mereka lalu membersihkan diri.
Air segar langsung menyambutnya saat berdiri di bawah shower, sesekali ia mendesah pelan mengingat pernikahannya yang berlangsung minggu lalu. Memori ketika Sakura mengenakan gaun pernikahan tradisional klan Uchiha membuatnya tersenyum tipis, baginya gadis itu adalah gadis paling cantik yang pernah dilihatnya. Pernikahan mereka sangat meriah dan semua orang turut berbahagia atas penyatuan dua insan tersebut.
Kehidupan rumah tangga yang diimpi-impikannya langsung menjadi sebuah tragedi. Sasuke tidak bisa melupakan malam itu, malam pertamanya dengan Sakura yang seharusnya penuh cinta dan kasih menjadi awal dari semua keadaan ini. Ia tidak menyalahkan istrinya, yang patut di salahkan adalah hokage yang sedang menjabat saat ini, yang sekaligus merupakan guru Sakura. Siapa lagi kalau bukan Tsunade, dia adalah penyebab masalah ini.
.
Sasuke yang baru keluar dari kamar mandi langsung mengenakan baju dan celananya. Setelah mengusap rambutnya dengan handuk agar lebih kering, Sasuke keluar dari kamar untuk mencari istrinya. Walaupun sudah menikah, Sasuke masih tinggal bersama orang tuanya, lagi pula rumah ini bisa di bilang cukup besar. Awalnya Sasuke memang ingin memiliki rumah sendiri bersama Sakura, tetapi setelah tragedi malam pertamanya, ia lebih memilih untuk tetap tinggal bersama orang tuanya.
Di dapur, Sakura sedang menemani Mikoto yang sekarang ia panggil ibu untuk membuat sarapan untuk keluarganya.
Mata hijaunya berbinar setelah mencicipi salah satu hidangan yang sedang di masak oleh Mikoto. "Ini enak, kaa-chan," ujarnya sambil melompat-lompat, "Sakura boleh nambah," pintanya.
Mikoto tersenyum, "Tentu," katanya seraya mengambil mangkuk dari tangan Sakura dan mengisinya kembali, "aku benar-benar punya anak perempuan sekarang," kikiknya senang.
"Selamat pagi, kaa-san, Sakura-chan," sapa Itachi yang baru memasuki dapur.
Mikoto membalas sapaan putra sulungnya, tapi tidak dengan Sakura. Gadis itu ternyata sangat sibuk dengan sup buatan ibu mertuanya.
Itachi menyeringai tipis melihat Sakura, ia kemudian mengambil tempat duduk di samping gadis pink yang merupakan istri dari adiknya. "Dimana Sasuke, Sakura-chan?" tanya Itachi sambil mencubit pipi chubby Sakura.
Sakura cemberut, "Itachi-nii sakit," katanya ngambek, "Sasuke-kun tadi masih bau dan belum mandi," kata Sakura menambahkan untuk menjawab pertanyaan Itachi.
Itachi terkekeh, lalu mengambil tisu untuk membersihkan mulut Sakura dari sisa kuah sup yang belepotan di sekitar bibir hingga ke dagunya, bahkan sampai ujung hidung gadis itu.
Di sisi lain, Sasuke yang baru tiba di dapur melotot tajam ke arah kakaknya. Sharingan-nya aktif seketika melihat pemandangan di depannya. Karena posisi Itachi dan Sakura membelakangi Sasuke, terlihat mereka tengah berciuman.
"Jauhkan tanganmu dari istriku!" geram Sasuke yang secepat kilat sudah berdiri di belakang Itachi.
Itachi menyeringai, 'saatnya untuk menggoda Sasuke, ' pikirnya. Itachi sengaja mengabaikan kehadiran Sasuke dan melanjutkan membersihkan bibir Sakura walapupun sebenarnya sudah tidak ada noda apapun lagi.
"Itachi!"
Itachi bisa merasakan aura berbahaya di belakangnya, tapi ia tetap melanjutkan rencananya. Dan untuk sentuhan terakhir, Itachi mengecup sekilas pipi Sakura yang membuat darah Sasuke hampir seratus derajat celcius.
"Uchiha Itachi!" geram Sasuke lalu mengambil Sakura dan menggendongnya protektif, "jangan pernah menyentuh istriku, Itachi," ancamnya.
Sakura yang tidak mengerti situasi hanya diam di gendongan suaminya, tangan mungilnya melingkari leher Sasuke.
Sedangkan Itachi tengah tertawa lepas melihat kecemburuan dan bagaimana posesifnya Sasuke terhadap Sakura. "Jangan marah begitu, Sasu-chan," seringai Itachi saat melihat Sasuke kembali melotot ke arahnya setelah memanggilnya dengan nama yang paling dibenci adiknya, "sekarang Sakura juga sudah menjadi adikku, benar kan Bu?" Kali ini Itachi meminta persetujuan ibunya.
Mikoto terkikik geli, ia tahu bagaimana sifat Sasuke kalau sudah berhubungan dengan Sakura. Ia ingat saat Sasuke mengundang Sakura untuk makan malam, waktu itu Itachi tengah mengobrol dengan Sakura dan secara sengaja Itachi menggenggam tangan Sakura, saat itu juga putra sulungnya langsung menerima chidori dari Sasuke.
Mikoto menggelengkan kepalanya mengingat hal itu "Kau terlalu berlebihan, Sasuke. Sakura sudah menjadi bagian dari keluarga kita, dan yang dikatakan Itachi memang benar."
Itachi menyeringa penuh kemenangan mendengar pendapat ibunya, sedangkan Sasuke mendengus kesal dan memeluk Sakura lebih protektif.
"Tapi Sakura istriku, dan kau Itachi," Sasuke memberi tatapan mengancam, "jangan seenaknya menyentuhny SakuraKu," desis Sasuke.
Mikoto mendesah, berurusan dengan Sasuke menyangkut masalah Sakura tidak akan ada habisnya. Ia lalu menyuruh Itachi untuk membantunya menyiapkan hidangan di atas meja.
Memang setelah 'tragedi malam pertama' — Sasuke menyebutnya demikian— Sasuke memang menjadi sangat protektif pada Sakura. Apalagi sekarang istrinya tidak mungkin bisa melindungi dirinya sendiri, walaupun dia adalah kunoichi yang kekuatannya hampir menyamai Tsunade tapi keadaannya sekarang tidak memungkinkan untuk melindungi diri sendiri. Yeah, sekarang istrinya telah menjelma menjadi gadis enam tahun gara-gara Tsunade salah memberikan ramuan untuk Sakura. Sekarang Sasuke harus ekstra menjaga istrinya untuk beberapa bulan ini dari tangan-tangan jahil yang berani menyentuh Sakuranya. Efek ramuannya memang akan hilang dalam beberapa bulan kedepan.
Urutan pertama dari orang-orang yang harus dijauhkan dari Sakura adalah kakaknya sendiri, Uchiha Itachi. Mengingat bagaimana Itachi bertingkah di sekitar Sakura membuat Sasuke kesal, dengan seenaknya saja kakanya itu mencium istrinya walau hanya sekedar pipi dan jidatnya. Walaupun Sakura sekarang tengah menjadi gadis kecil yang manis dan lucu, Sakura itu tetap istrinya. Dan dia tidak akan membiarkan siapapun mneyentuh Sakuranya.
.
"Sasuke-kun, kenapa tidak membantu kaa-chan?" tanya Sakura yang duduk di pangkuan Sasuke. Mata besarnya dari tadi memperhatikan Itachi dan Mikoto yang mondar mandir menyiapkan sarapan.
Sasuke mengusap pucuk kepala Sakura dan mengecupnya, "Hn."
"Sasuke itu pemalas, Sakura-chan!" ujar itachi ikut nimbrung. Ia sengaja ingin memulai perdebatan dengan Sasuke.
"Diam kau, Itachi!" perintah Sasuke.
Sakura menatap Sasuke dengan iris hijaunya, "Sasuke-kun sendiri yang bilang kalau Sakura tidak boleh malas, tapi kenapa sekarang Sasuke-kun jadi pemalas?"
Sasuke mendengus, "Aku tidak malas, hanya tidak ingin," jawab Sasuke sambil mengelus pipi chubby istrinya. Ia baru menyadari istrinya ini memang sangat menggemaskan, mata hijau bening yang selalu tampak berbinar, pipinya yang lumayan gembul ditambah dengan bibir peach alaminya. Tidak jauh beda dengan Sakura yang dinikahinya seminggu yang lalu, mungkin sedikit perbedaan di garis wajahnya yang menunjukkan kalau gadis itu sudah remaja. Sasuke menghela nafas, seandainya saja Sakura yang di pangkuannya adalah Sakura yang dulu dan bukan gadis kecil enam tahun, ia pasti sudah menggendongnya ke kamar mereka dan membuatnya hanya meneriakkan namanya.
"Kau seperti pedofil, Sasuke," tegur Itachi saat melihat Sasuke yang masih menatap lekat Sakura.
Sasuke tersentak dengan pikirannya, ia langsung menjauhkan diri dari Sakura dan mendudukkan istrinya di kursi sebelahnya. "Tutup mulutmu!" geramnya marah menyembunyikan keterkejutannya. Ada sedikit blur kemerahan di pipi Sasuke mengingat apa yang ia pikirkan tadi.
Itachi mengabaikannya, ia lalu mengambil tempat duduk di samping Sakura. Sasuke yang takut istrinya di toel-toel oleh kakaknya langsung memindahkan Sakura ke sebelah kanannya. Itachi hanya tertawa melihat reaksi Sasuke, sepertinya hari-hari kapten dari anbu Ne itu akan sangat menyenangkan untuk menggoda adiknya.
"Selamat pagi."
Suara berat pria mengalihkan perhatian Sakura dari Sasuke yang tengah merapikan rambutnya, "Selamat pagi, Tou-san!" seru Sakura semangat.
Fugaku tersenyum tipis pada putri barunya, kemudian memberikan kecupan singkat di pucuk kepala Sakura yang langsung mendapat tatapan kesal dari putra bungsunya.
"Itu Tou-san lho, Sasuke," kata Itachi melihat kekesalan di wajah adiknya.
Sasuke mendengus, "Tapi tetap saja, Tou-san juga seorang pria," alibinya.
Itachi tertawa lebar, Mikoto terkikik geli dan Fugaku terkekeh pelan.
Sedangkan Sasuke, dia kesal dan sedikit malu karena menjadi bahan tertawaan dan sama sekali tidak merasa ada yang salah dengan apa yang dikatakannya. Dan Sakura, ia tengah melahap ayam goreng di kedua tangannya, gadis itu sama sekali tidak mengerti dengan situasi saat ini.
Sarapan keluarga Uchiha pagi itu di warnai dengan canda dan tawa, tentu saja karena sikap protektif dan posesifnya Sasuke yang berlebihan pada Sakura. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sikap Sasuke, ia hanya ingin melindungi istrinya dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab yang berani menyentuh Sakuranya.
.
.
Tsuzuku
.
Saya benar-benar nekat naruh fic ini di genre humor, walaupun humornya tidak tahu dimana. Fic ini mungkin tidak ada konflik sama sekali, dan hanya menceritakan tentang sikap overprotektif dan posessifnya Sasuke terhadap Sakura.
Semoga fic ini bisa sedikit menghibur ya :D
Read and Riview?