Lee Hyukjae, Lee Donghae [HaeHyuk] and others

Genre: Comedy Romance?

Rate: T

Length: 955 words [Prolog]

WARNING! Sho-ai/BL, Straight, Genderbender (so, there might be some yuri scene inside), OOC, AU, EYD Failure, typo(s).


Prolog


"Oi, Hyuk! Itu cola siapa? Aku haus, nih!"

Donghae yang baru datang ke apartement Hyukjae langsung meraih sebotol cola yang tergeletak diatas meja nakas dan meminumnya. Hyukjae yang sedari tadi sedang membaca komik hanya mendengus pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari komik yang sedang ia baca.

"Sisakan sebagian untukku." Katanya, acuh tak acuh. Komik yang baru ia pinjam dari Kyuhyun nampaknya terlalu sayang untuk dilewatkan. Donghae mendudukkan dirinya disamping Hyukjae dengan tubuh yang agak dicondongkan kearahnya dan melirik komik yang tengah dibaca oleh sahabatnya itu. "Komik yadong lagi?" Tanya Donghae tanpa basa-basi, sedangkan Hyukjae hanya membalasnya dengan gumaman tak jelas.

"Apa sih menariknya membaca komik yadong? Kurasa melakukannya secara langsung akan jauh lebih mengasyikkan. " Ujar Donghae seraya merebahkan tubuhnya di atas kasur, menunggu respon dari namja manis di sebelahnya.

"Kau terdengar seperti seorang ahjussi mesum, kalau kau mau tau." Hyukjae berkata seolah-olah ia tak pernah membayangkan bagaimana rasanya melakukan itu, padahal Donghae yakin 75 persen isi kepala blonde Hyukjae adalah hal berbau yadong.

"Ngomong-ngomong, kau lapar tidak?" Tanya Donghae, mengalihkan pembicaraan tak penting mereka dan mengangkat topik baru yang sepertinya jauh lebih penting. Hyukjae menghentikan kegiatan membacanya sejenak untuk berpikir, kemudian mengangguk. "Kau punya cukup uang untuk delivery?" Hyukjae balas bertanya.

Kali ini Donghae yang mendengus. Sahabatnya yang satu ini memang terlalu hemat—atau sudah bisa dikategorikan pelit—sampai harus bertanya padanya setiap kali mereka ingin memesan makanan. Donghae sampai tak habis pikir bagaimana Hyukjae bisa bertahan hidup tanpa dirinya—yang memang sering, sangat sering bahkan terlalu sering menginap di apartementnya dengan alasan tak betah sendirian dirumah.

"Um, kurasa sekotak pizza tak akan membuat dompetku kosong. Kau yang pesan, oke?" Hyukjae mengangguk mengiyakan, lalu beranjak dari tempat tidurnya dan meneguk cairan cola yang tersisa setengah.

"Kalau aku pesan dua kotak tak apa, kan?" Hyukjae menyembulkan kepalanya dari balik pintu, meminta izin pada Donghae.

Donghae mendelik, "Dasar perut karet! Beli pakai uangmu sendiri kalau kau ingin lebih." Ujarnya.

"Dasar pelit," Cibir Hyukjae sebelum benar-benar keluar kamar untuk memesan pizza-nya.

.

Hyukjae menggeliat resah dalam tidurnya ketika menyadari sebuah benda empuk menempel di dadanya. Ia mengernyit, benda ini sungguh mengganggu, sejak kapan Donghae memiliki benda seperti ini di dadanya?

Tunggu.

Seingatnya tubuh Donghae jauh lebih besar dari ini.

Dan—ya, tanpa benda empuk di bagian dada, tentunya.

Perlahan Hyukjae membuka matanya, membiasakan diri dengan sinar matahari pagi yang menyilaukan.

Hyukjae terdiam sejenak.

Diam.

Otaknya masih berusaha memproses apa yang sedang terjadi.

Dia masih di—

"HUWAAAAA!"

BRAK

"Awww!"

Hyukjae melotot sampai kedua bola matanya terlihat seperti ingin keluar. Di hadapannya kini ada seorang gadis asing berpakaian sama dengan yang Donghae pakai kemarin. Rambutnya panjang, tubuhnya ramping, dan—

Dan..

Dan..

Dadanya besar.

"K-kau siap— KYAAAAA" Baru saja Hyukjae ingin kembali menyerang yeoja asing di hadapannya ketika ia menyadari bahwa suaranya tak seberat dulu. Dan saat ia benar-benar tersadar, ia akhirnya menyadari satu hal.

Dadanya juga membesar..

Hyukjae berteriak panik. Beberapa kali ia mencoba mengucek matanya, berharap semua ini hanya halusinasi, namun semuanya sia-sia. Ia hanya akan mendapati kenyataan bahwa tubuhnya—dan yeoja yang di yakininya sebagai Donghae—sudah berubah. Benar-benar berubah.

"Kau.. Hyukkie?" Oke. Entah Donghae yang merasa biasa saja atau Hyukjae yang memang terlalu berlebihan, namun reaksi Donghae memang biasa saja. Datar. Tak terkejut.

Hyukjae mengangguk dan tersenyum miris.

Tidak.

Ini semua tak mungkin terjadi, kan?

"Kita sedang berada dalam masalah dan reaksimu hanya seperti itu?" Tanya Hyukjae tak habis pikir. Rasanya ia ingin menangis saat mengetahui bahwa ialah satu-satunya pihak yang ketakutan disini.

Donghae menghela nafas berat.

"Tak ada gunanya aku panik, toh itu juga tak akan mengubah keadaan." Ujar Donghae, sok kalem. Diam-diam Hyukjae membenarkan ucapan Donghae dalam hati. "Lagipula—"

Hyukjae menoleh, menunggu perkataan selanjutnya dari yeoja—namja—brunette itu.

"—tubuhmu, kalau dilihat-lihat seksi juga. Hehehe," Lanjut Donghae sambil nyengir.

Wajah Hyukjae merah padam. Ingin rasanya ia menghajar Donghae sampai babak belur jika saja ia bukan seorang yeoja saat ini.

"DASAR MESUM!"

.

"Yeoboseyo?"

"Hyung! Syukurlah kau mengangkat telponku, kita harus bertemu sekarang! Ini penting!" Kata Hyukjae di telpon dengan nada panik. Akhirnya, setelah sekian lama Sungmin mengangkat telponnya juga!

"Err.. Ini siapa?" Great. Reaksi Sungmin nampaknya tidak sesuai dengan harapan Hyukjae.

"Tsk, aku Hyukkie! Cepat ke apartementku sekarang." Perintah Hyukjae dengan seenaknya, tanpa melihat kernyitan yang terdapat di dahi namja di seberang telpon.

"Maaf, tapi Hyukkie yang ku kenal adalah seorang namja. Silahkan hubungi aku lain kali, agasshi." Ujar Sungmin, lalu bersiap untuk memutuskan sambungan.

"STOOOP! Jangan tutup dulu telponnya!" Dan Sungmin kembali menempelkan gagang telpon pada telinganya.

"Apa lagi?"

"Kumohon, Hyung, sesuatu yang mengerikan telah terjadi padaku dan Donghae pagi ini. Kau harus datang secepatnya ke apartementku, kumohon!"

"Baiklah, aku akan kesana siang ini." Kata Sungmin sebelum benar-benar menutup telponnya, menghasilkan sebuah desahan lega dari bibir plump Hyukjae.

"Jadi?" Donghae berdiri sambil berkacak pinggang di belakangnya, menunggu kabar dari Hyukjae. "Sungmin Hyung bilang dia akan datang nanti siang. Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Menunggu sampai Sungmin Hyung datang?" Usul Donghae, yang berarti berdiam diri tanpa melakukan apapun.

Hah—baiklah!

.

"Donghae.."

"Hm?"

"Kau, ayolah.. Berhenti melakukan sesuatu yang menggelikan!"

"Ini menyenangkan, Hyuk."

"Rapikan bajumu, Sungmin Hyung akan datang sebentar lagi."

Hyukjae tak dapat menyembunyikan rona merah di kedua pipinya. Udara di sekitarnya terasa begitu panas, ditambah lagi dengan Donghae yang sedaritadi menyingkap kausnya dan mengamati dada barunya dengan perasaan takjub, menyentuhnya lalu terkekeh seperti orang gila di hadapan Hyukjae.

"Hei, punyaku bagus, kan?" Tanya Donghae, meminta pendapat Hyukjae. Hyukjae tak menjawab. Hal itu bisa membuatnya gila! Ia bahkan tak pernah melihat dada seorang yeoja secara langsung dan masih enggan untuk melihat dadanya sendiri, tapi Donghae malah dengan santainya mempertontonkan bagian privasi itu padanya.

Dia benar-benar seorang maniak!

Tak lama, bel apartement Hyukjae berbunyi, menandakan kehadiran seorang tamu di luar sana. "Cepat rapikan pakaianmu!" Instruksi Hyukjae sebelum membuka pintu.

Cklek

"Ann—NUGUYA?"

.

TBC

.

Author's Note:

Another boring story of mine.

Jadi ceritanya ini ga akan panjang-panjang, sekitar 3 atau 4 chapter juga udah selesai. Dan kalo responnya positif, nim bakal update cepet! :3

Tolong cek profile nim (bagian bio) kalau ada waktu. Ada sedikit pemberitahuan buat yang masih mempertanyakan nasib Daddy's Fault.

Oh ya, Mohon maaf lahir dan batin. Maaf kalo selama ini nim banyak salah sama readers. Maaf sering telat update dan maaf kalo Fic nim banyak yang mengecewakan.

Terimakasih dan sampai jumpa, jangan lupa Review ya!^^