Title : Mianhaeyo, Aegya~ (SEKUEL)

Author : Parkyoonhra

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Jung Changmin and others

Genre : Angst, Family

Warning : Yaoi, MalexMale, Don't like Don't read

.

.

.

"Min mau macuk~" seorang anak kecil yang masih cadel bersikeras memasuki sebuah ruangan walaupun ada orang dewasa yang menghalangi anak kecil itu.

"Kau tidak boleh masuk, Changmin-ah," seorang namja manis yang memiliki suara khas lumba-lumba memperingati namja cilik itu.

"Min, mau ketemu umma," Changmin yang kesal karena tidak diizinkan menemui umma-nya terus memberontak saat Junsu menghalangi tubuh kecilnya yang ingin masuk ruangan sang umma.

Changmin memukul-mukul tangan Junsu dan menendang-nendang kaki namja manis itu brutal.

"Ya! Aw! Hentikan, Changmin-ah! Aw!"

HUP

Sebuah lengan menggendong tubuh cilik Changmin dan menghentikan pergerakan Jung mini itu.

"Apa yang kau lakukan pada babySu-ku, bocah evil?" tanya Yoochun pada Changmin yang ada digendongannya.

"Min mau ketemu umma, Chun jucchi~" rengek Changmin.

"Changmin memukul dan menendangku, Chunnie~" adu Junsu.

Yoochun menatap Changmin menyelidik, "Kau kan sudah berjanji untuk menjadi anak yan baik hari ini."

Changmin yang kesal malah memeberontak minta diturunkan dari gendongan Yoochun.

"Hey, berhenti bergerak nanti kau jatuh, Min. Kau mau ini?" Yoochun mengeluarkan sebuah lollipop dari balik sakunya setelah menurunkan Changmin ke lantai.

Changmin yang terhipnotis oleh penampilan menarik dari lollipop di tangan Yoochun mengangguk imut.

"Tapi kau harus memegang janjimu menjadi anak baik," ucap Yoochun. Setelah bocah cilik itu tenang, Yoochun memberikan lollipop itu pada Changmin.

Nah, satu masalah lagi terselesaikan oleh si jenius Park Yoochun. Kekekeke

"Chunnie~" sekarang tinggal menjinakkan lumba-lumba yang satu ini.

Yoochun mencium bibir Junsu lembut dan berbisik di telinga Junsu pelan, "Jangan cemberut seperti itu, BabySu. Kau membuatku tidak sabar menunggu hingga malam hari."

Perkataan Yoochun sukses membuat darah di tubuh Junsu mengalir semua ke wajahnya. Namja bersuara lumba-lumba itu tersipu malu dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Yoochun. Yoochun terkekeh melihat kelakuan imut kekasihnya dan memeluk pinggang Junsu agar namja manis itu semakin mendekat padanya.

"Ya! Jangan bermesraan di depan anakku. Kalian merusak mata Changmin yang masih polos!" Yunho muncul dengan setelan tuxedo hitamnya dan memarahi pasangan Yoosu. Tapi Yoochun tidak ambil pusing, malah dengan santainya namja berjidat lebar itu lebih mengeratkan pelukan tangannya pada pinggang Junsu.

"Kau mengganggu kami saja, hyung," ucap Yoochun.

PLETAK

Yang dihadiahi sebuah jitakan dari sang hyung.

"Appa~" Changmin merentangkan kedua tangannya kearah sang appa untuk minta digendong. Sebelah tangannya masih menggenggam lollipop yang daritadi ia emut.

"Kau menghilang dan halmoni-mu mencarimu dari tadi di depan," Yunho mencubit pipi tembam Changmin gemas dan mencium hidung anaknya yang menyebabkan tawa keluar dari bibir sang aegya.

"Min mau ketemu umma~" CHangmin masih merengek bertemu dengan umma-nya.

"Heum … Appa juga ingin bertemu dengan umma-mu yang cantik itu."

"YA, Hyung! Kau akan menikah dengan Jae-hyung beberapa jam lagi. Jadi kau tidak boleh bertemu dengan Jae-hyung. Lagipula Jae-hyung sedang dirias, jadi jangan masuk ruangan Jaejoong hyung."

"Astaga, Junsu-ah. Jaejoong-ku sudah sangat cantik jadi tidak perlu dirias segala. Jadi pertemukan aku dengan calon pengantinku," pinta Yunho.

Changmin yang ada dalam gendongan Yunho mengangguk-anggukan kepalanya setuju dengan ucapan sang appa, "Umma cangat cantik jadi tidak pellu diliac," ucapnya mengikuti perkataan sang appa.

"Astaga, ayah dan anak sangat keras kepala," keluh Junsu. Yoochun yang hanya diam mendengar perdebatan mereka, tertawa senang.

CKLEK

Pintu di belakang junsu terbuka dan memperlihatkan seorang namja cantik dengan balutan tuxedo berwarna putih yang sangat pas melekat di tubuhnya, semakin mempercantik penampilannya.

"Kenapa kalian sangat berisik sekali di luar, sih?" tanya sang namja cantik.

"Umma/Boo" panggil ayah dan anak itu bersamaan.

Changmin merentangkan tangannya dan mencondongkan tubuhnya kearah sang umma minta digendong oleh umma cantiknya itu. Yunho berjalan mendekati calon pengantinnya dan memberikan Changmin ke dalam gendongan Jaejoong.

Jaejoong menciumi pipi tembam Changmin dan membuat bocah cilik itu tertawa senang.

"Minnie makan apa, heum?" tanya Jaejoong.

"Lolipop. Umma mau?" Changmin menyodorkan permen yang ada dalam genggamannya kearah Jaejoong dan namja cantik itu mengemut sebentar lollipop itu sebelum mengembalikannya kembali pada Changmin.

"Boo," panggil Yunho meminta perhatian Jaejoong karena sedari tadi kekasihnya itu hanya memperhatikan anak mereka, tidak memperhatikan dirinya!

"Yunho? Kenapa kau ada di sini? Bukankah kita akan bertemu nanti di altar?" tanya jaejoong bingung.

Yunho mengerucutkan bibirnya kesal, "Aku merindukanmu, Boo," ucapnya sambil meraih pinggang ramping Jaejoong.

Jaejoong tertawa kecil dan menutup mulutnya dengan sebelah tangan, "Kita baru bertemu beberapa jam yang lalu, Bear."

"Tapi rasanya sudah lama sekali kita berpisah. Rasanya aku tidak bisa berpisah sedetik pun darimu, Boo."

"Gombal," Jaejoong memukul lengan Yunho pelan, merasa malu mendengar rayuan dari raja beruang itu.

Yunho meraih wajah jaejoong dan mengusap pipi putih milik calon istrinya itu, "Sungguh, aku sangat merindukanmu. Apalagi bibir merah ini."

Yunho mengusap pelan sudut bibir Jaejoong dan menundukkan kepalanya guna mengecup bibir cherry yan menggodanya.

CUP

Rasa bibir Jaejoong terasa sangat manis ditambah rasa dari lollipop Changmin yang sempat diemut Jaejoong tadi.

Yunho hanya mengecup bibir Jaejoong sebentar karena sebuah tangan kecil menghentikan aktifitasnya.

"Appa jangan lama-lama cium bibil umma. Min juga mau cium bibil umma," Changmin menjauhkan tubuh appa-nya dari sang umma kemudian mencium bibir umma-nya lembut.

"Bukankah tadi Yunho hyung yang bilang jangan bermesraan di depan Changmin? Tapi dia sendiri melakukannya," Yoochun hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan hyung-nya itu yang membuat keponakannya sama pervert-nya dengan sang appa.

"Eu kyang kyang," Junsu hanya tertawa mendengar perkataan sang kekasih.

_Mianhaeyo, aegya_

"Bagaimana perasaanmu saat ini?" Yunho bertanya pada Jaejoong yang sudah berada di sisinya di depan altar.

"Aku sangat gugup, Yun," jawab Jaejoong. Yunho bisa merasakan tanagan Jaejoong yang dingin dalam genggamannya.

"Kita akan melaluinya bersama, Boo," ucap Yunho memberikan kekuatan pada Jaejoong. Jaejoong menganggukkan kepalanya.

"Jung Yunho, apakah kau bersedia mendampingi Kim Jaejoong di saat suka maupun duka hingga ajal memisahkan kalian berdua?" tanya sang pastur.

Yunho semakin mempererat genggaman tangannya pada tangan milik jaejoong, "Aku bersedia."

"Kim Jaejoong, apakah kau bersedia mendampingi Jung Yunho di saat suka maupun duka hingga ajal memisahkan kalian berdua?"

"Aku bersedia," jawab jaejoong pasti.

"Sekarang kalian resmi menjadi sepasang suami istri. Silakan cium pasangan kalian."

Jaejoong berdiri menghadap Yunho begitupun sebaliknya. Jaejoong memperhatikan wajah tampan suaminya. Tidak pernah terlintas dalam benaknya hari ini akan menjadi bagian dalam hidupnya, ia menikah dengan seseorang yang pernah menghamilinya enam tahun yang lalu. Tapi sosok itu adalah orang yang sangat dicintainya sekarang.

Yunho menyentuh pipi Jaejoong, merasa sangat bahagia karena kini ia telah memiliki malaikat yang telah lama merebut hatinya sejak dulu. Ibu dari puteranya dan orang yang sangat dicintainya.

"Saranghae," ucap Yunho pelan sebelum bibir hatinya bertemu dengan bibir cherry milik Jaejoong.

"Nado," ucap jaejoong di sela-sela ciuman mereka.

Yunho terus melumat bibir merah Jaejoong hingga membengkak, tidak mempedulikan para tamu undangan mereka yang menunggu mereka selesai berciuman.

"Appa! Jangan makan bibil cekci umma!" Changmin naik ke atas altar dan menarik tuxedo milik Yunho yang membuat pengantin baru itu kembali dari dunia mereka berdua.

Yunho menggendong Changmin dan memeluk tubuh istrinya, mengabadikan momen ini ke dalam foto pernikahan mereka.

Saat ini Jung Changmin tengah menangis dan merengek tidak ingin dipisahkan dari sang umma padahal Yunho dan Jaejoong akan melakukan aktifitas mereka setelah resepsi pernikahan. Bulan madu. Yunho dan Jaejoong memilih melakukan malam pertama mereka di sebuah hotel dan menunda perjalanan bulan madu mereka karena jaejoong yang tidak ingin meninggalkan Changmin sendiri.

Tapi bocah berusia lima tahun itu tidak mau turun dari gendongan sang umma dan terus memeluk leher umma-nya erat.

"Umma gak boleh pelgi … hiks," ucapnya sambil menangis.

Jaejoong menenangkan anaknya agar segera berhenti menangis.

"Changmin-ah, Kau kan sudah berjanji jadi anak baik. jadi biarkan umma pergi bersama appa ya malam ini. Umma dan appa akan menjemputmu di rumah Junsu dan Yoochun ajusshi besok pagi, otte?" Yunho mencoba membujuk Changmin, malam pertamanya bersama Jaejoong tidak boleh gagal karena ulah bocah evil ini!

"Chilleo! Kalau umma pelegi cama appa, nanti bibil umma dimakan lagi cama appa. Chilleo!"

Orang-orang yang mendengar perkataan polos bocah lima tahun itu berusaha menahan tawa mereka karena melihat wajah frustasi Yunho yang terancam gagal melakukan malam pertamanya bersama jaejoong.

"Sudahlah, Yun. Lebih baik kita tunda acara kita malam ini. Aku kasihan pada Changmin," ucap Jaejoong.

"Dan kau tidak kasihan padaku, Boo?" Jaejoong tersenyum kecil melihat ekspresi tersiksa Yunho.

"Hey, kau bilang ingin memiliki seorang adik? Jadi biarkan umma dan appamu membuat adik untukmu malam ini, ne," Yoochun mencoba membujuk Changmin juga. Tapi ucapannya membuat jaejoong dan Yunho tersipu malu.

"Andwae! Appa gak boleh buat adik cama umma. Bial Min aja yang buat adik cama umma."

"MWO! Mana bisa begitu," Yunho merasa terkena serangan jantung mendengar perkataan anaknya sendiri.

Di kamar hotel …

Jaejoong memperhatikan pemandangan kota Seoul pada malam hari dari balik jendela kamar hotelnya bersama dengan sang suami. Ia telah melepaskan tuxedo miliknya dan tubuh indahnya hanya dibalut kemeja putih yang tiga kancing teratasnya dibiarkan terbuka mengekspos dada putihnya yang montok.

Sebuah lengan kekar melingkar di pinggangnya, tidak perlu menengokkan kepalanya untuk mengetahui siapa pemilik lengan itu karena Jaejoong sudah hapal dengan wangi maskulin tubuh Yunho-nya. Tetes air dari rambut Yunho yang baru selesai mandi membuat kemeja Jaejoong basah. Yunho memeluknya hanya dengan menggunakan handuk yang melingkat di pinggangnya. Dadanya yang bidang dibiarkan terbuka begitu saja. Namja tampan itu menumpukan dagunya pada bahu Jaejoong.

"Melamun, eoh?" tanya Yunho.

"Ani. Aku hanya mkengkhawatirkan keadaan Changmin. Tadi ia menangis sangat keras saat kita meninggalkannya bersama Yoochun dan Junsu."

"Mereka pasti bisa menjaga Changmin, Boo. Kau tidak perlu menkhawatirkan dia. Yang perlu perhatikan adalah aku dan adik kecilku di sini."

Yunho membalikkan tubuh Jaejoong menghadapnya dan mencium bibir cherry itu kembali. Saat ia melepas tautan bibir mereka, ia menyatukan kedua dahi mereka dan menggigit hidung bangir jaejoong gemas.

"Kita harus segera membuatkan Changmin seorang adik agar anak itu tidak terus menempel padamu," ucap Yunho.

Ciuman Yunho turun ke leher jenjang Jaejoong yang terekspos jelas. Membuat Jaejoong melenguh akibat perbuatannya.

"Yunhhh …"

Yunho membanting tubuh Jaejoong ke atas ranjang mereka dan menindih tubuh ramping itu di bawah kekuasaannya.

"Yun, aku belum mandi," Jaejoong mencoba mengelak saat Yunho ingin mengecup bibirnya kembali.

Yunho menjilat bibirnya tidak sabar melihat Jaejoong yang sudah terlentang pasrah di bawahnya, "Tidak perlu mandi, Boo. Kau tidak perlu melakukan apapun lagi selain mendesahkan namaku sekarang…"

"YUNHOOOOO~" Jaejoong menjeritkan nama suaminya saat namja bermata musang itu menggigit pundaknya gemas.

Kemudian yang terdengar dari kamar itu selanjutnya hanyalah suara desahan dan lenguhan Yunho dan Jaejoong.

"Yunhhh .. ahhh …"

"Ohhh … Jae …."

_Mianhaeyo, aegya_

Beberapa bulan kemudian …

"Kapan caeng Min akan lahil, umma?" tanya Changmin pada sang umma yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka semua pagi itu. Jaejoong dengan perutnya yang membesar cukup kesulitan menjawab setiap pertanyaan Changmin tentang adik barunya yang akan segera lahir.

"Kau sudah menanyakan hal itu sebanyak 49 kali pagi ini, Minnie. Jadi diam dan habiskan sarapanmu," jawab Jaejoong sedikit kesal.

Changmin mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban sang umma. Sejak sang umma membawa adiknya dalam perut besarnya, sang umma menjadi sangat sensitive.

"Pagi, jagoan," Yunho memasuki ruang makan dan mengacak rambut Changmin sayang menimbulkan erangan protes dari sang empu.

"Selamat pagi, Boo," Yunho mendaratkan sebuah ciuman pada bibir kissable istrinya.

"Pagi, Bear," jawab jaejoong sambil tersenyum.

"Dan selamat pagi untukmu, Aegya," Yunho mencium perut besar Jaejoong dan mengelusnya pelan.

"Bagaimana kabarmu hari ini, heum? Ah, kau sudah tidak sabar untuk melihat dunia, ne," Yunho bertanya pada calon anak keduanya dan menjawab sendiri pertanyaannya seakan-akan anaknya bisa mendengar pertanyaannya.

"Kapan dongcaeng Min akan lahil, appa?" tanya Changmin

Jaejoong menghela napas frustasi, "Dia terus bertanya hal itu."

Yunho tertawa, "Secepatnya saat kau bisa mengucapkan huruf 'R' dan 'S' dengan benar," goda Yunho.

"Rrrrllll," Changmin mencoba menggetarkan lidahnya guna menyebut huruf 'R' namun hasilnya nihil begitupun juga dengan huruf 'S', "Ssschh"

"Cucah cekali~" rengeknya frustasi.

Jaejoong dan Yunho tertawa melihat kelakuan anak mereka.

Beberapa tahun kemudian …

Jaejoong memasak sarapan di dapur untuk keluarga kecilnya saat terdengar suara langkah kecil mendekatinya.

"Umma~" panggil seorang namja cilik berkulit seputih salju, berbibir semerah darah dan berambut sehitam malam. Namanya Snow White #lho? Bukan! Namanya Jung Kibum.

Anak bungsu dari pasangan Jung Yunho dan Jung Jaejoong itu berlari memasuki dapur dan memeluk kaki jenjang milik umma-nya.

"Anak umma sudah bangun, eoh?" Jaejoong mengelitiki anak keduanya dan membuat bocah manis itu tertawa senang, "apakah appa dan hyungmu masih tidur?" tanya Jaejoong.

Kibum menganggukkan kepalanya, "Appa tidulnya ngolok cambil mangap. Hihihihi. Hyung macih tidul cambil meluk boneka cocic-nya," jawab Kibum.

"Arrasseo. Sekarang Bummie bangunkan hyung, ne. Umma akan membangunkan appa beruang, otte?"

Kibum mengangguk semangat, "Bummie membangunkan Minnie hyung!"

Jaejoong terkekeh kecil melihat anaknya yang berlari dengan semangat untuk membangunkan hyungnya. Nah, sekarang bagaimana caranya ia membangunkan si raja beruang?

"Yun, ireona!" Jaejoong menggoyangkan bahu Yunho yang masih tertidur di atas ranjang mereka pelan tapi tidak membuat namja tampan itu membuka matanya sedikitpun.

"Dasar pemalas! Aku akan– " jaejoong tersentak saat tangan Yunho menariknya berbaring di atas ranjang dan mencuri sebuah ciuman dari bibirnya.

"Morning kiss," ucap Yunho lalu kembali meneruskan tidurnya dengan jaejoong yang ada dalam pelukannya.

"YA! Cepat bangun."

"Hari ini hari minggu, Boo. Ayo kita tidur berdua seharian," ujar Yunho malas.

"Kau ini. Anak-anak sudah menunggumu di meja makan."

Akhirnya Yunho bangun walaupun harus di seret oleh istri cantiknnya.

Mata Yunho yang sebenarnya masih mengantuk terbuka sepenuhnya saat melihat pantat Jaejoong yang berjalan di depannya seperti menggoda imannya. Jaejoong hanya memakai boxer yang sangat pendek dan cukup ketat, menampilkan asetnya yang indah untuk dipandangi mata Yunho. Belum lagi kaos tipis yang dikenakan istrinya membuat angin segar berhembus di sekitar Yunho pagi ini.

Yunho menarik tangan jaejoong dan membuat namja cantik itu menghadap kearahnya.

"Ada apa?" tanyanya.

Yunho bisa melihat dari balik kaos longgar Jaejoong, dada putih istrinya dan membuat dirinya tidak bisa menahan hasratnya lagi.

Yunho langsung membanting tubuh Jaejoong ke atas sofa terdekat dan menindihnya.

"Kau harus bertanggung jawab karena sudah membangunkan little Yunnie, Boo."

Jaejoong tidak bisa menjawab perkataan Yunho karena namja tampan itu sudah mengunci bibir mereka dalam sebuah ciuman.

Kibum yang berjalan menuju dapur dengan menyeret tangan hyungnya berhenti saat melihat appa dan umma-nya sedang saling menindih di atas sofa ruang keluarga.

"Umma cama appa lagi ngapain, hyung?" tanya Kibum bingung.

Changmin yang sedang mengucek matanya tersentak kaget saat melihat pergulatan kedua orangtuanya di atas sofa. Ia kemudian menutup kedua mata adiknya agar tidak melihat perbuatan tidak senonoh yang dilakukan kedua orangtua mereka.

"Umma sama appa sedang membuat adik baru untuk kita. Sebaiknya kita jangan mengganggu mereka," kata Changmin.

Kibum menurut saja aaat sang hyung menariknya keluar rumah dan mengungsi ke rumah Yoochun ajusshi mereka karena Changmin tahu dalam beberapa jam ke depan rumahnya hanya akan dipenuhi suara desahan umma-nya. Daripada ia dan adiknya kelaparan di rumah dan mendengar hal yang 'iya-iya' dari kegiatan kedua orangtuanya, lebih baik ia mengungsi ke rumah ajusshi-nya.

'Appa, umma, kalian berhutang padaku karena sudah menyelamatkan pikiran dan mata polos Kibum supaya tidak tercemar aktifitas kalian berdua yang membuat adik baru untuk kami,' pikir Changmin.

And they lived happily ever after …

.

.

.

FIN

.

Akhirnya saya berhasil membuat sekuel dari ff Mianhaeyo, Aegya. Hanya menjawab permintaan dari beberapa reader yang meminta sekuel ff ini. Udah basi banget ya saking lamanya? Hahaha. Susah nentuin idenya sih, tapi alhamduliilah jadi juga gimana menurut kalian? Menurut saya sih ceritanya pasaran, abisnya saya bingung mau nulis apalagi. Saya juga mau ngucapin makasih buat semua orang yg meminta sekuelnya dan masih menantikan sekuel ff ini hingga sekarang semoga kalian tdk kecewa yaaa…