"Maafkan aku. Aku mencintaimu." – Chanyeol.

"Memaafkan seseorang tidak semudah yang kau kira. Apalagi dia telah menyakiti kita." – Baekhyun.

.

.

"Aku akan mendapatkanmu lagi Byun Baekhyun. Akan ku buktikan bahwa aku benar – benar mencintaimu kali ini."

.

p.s; Holla~ Ada yang menanti FF ini? Huhu maaf karena telat banget updatenya. Mungkin kalian udah lupa sama jalan ceritanya? Sama aku juga (?) Jadi maaf kalo chap ini rada aneh dan feelnya kurang dapet. Jujur aku juga rada ga dapet feelnya pas mau buat ff ini saking lamanya nganggur. Semoga aja chapter ini tidak membingungkan kalian semua. Sekian dan terimakasih.

.

.

Last Chapter of Expectation.

.

.

Udara di Kota Seoul terasa sangat dingin. Wajar saja saat ini Seoul mulai memasuki musim salju. Seorang namja bertubuh jangkung nampak menggulung dirinya dibawah selimut. Biasanya dia akan tahan dengan udara dingin Seoul tapi entahlah dia merasa hari ini begitu dingin bahkan dinginnya sampai menusuk ke tulangnya.

Namja itu masih asik dengan acara sleeping-handsomenya sampai suara weker yang berbunyi nyaring mengganggunya.

Namja itu nampak mengumpat sambil meraba raba meja disebelahnya –berusaha mengambil weker sialan yang telah mengganggunya- setelah mendapatkan apa yang dia cari ia langsung membanting benda itu menyebabkan benda itu rusak.

"Weker sialan, mengganggu tidurku. Tidak tau kah hari ini cuaca begitu dingin. Dan argh kenapa juga kepala sekolah tidak meliburkan kami!" umpat Chanyeol sambil beranjak dari kasurnya dengan ogah – ogahan.

Chanyeol mengambil handuk yang tergeletak di sofa yang berada di kamarnya sebelum masuk ke kamar mandi pribadinya.

15 menit kemudian Chanyeol sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya dan rambut basah yang membuatnya terlihat sangat sexy~

Chanyeol berjalan ke arah lemari pakaian dan mengambil seragam sekolahnya. Suara ponsel yang berdering, menghentikan kegiatannya memakai seragam.

Saat melihat siapa penelpon yang mengganggu acara – mari memakai seragam – nya itu Chanyeol hanya bisa berdecih kemudian mengangkat telepon itu dengan ogah – ogahan.

"Ada apa?" tanya Chanyeol datar.

"Chanyeol-ah.." ucap suara disebrang sana.

"Cepatlah aku tidak ada waktu untuk melayanimu Jessica."

"Hikss. . . Hiks . . ." tidak ada jawaban hanya suara isakan yang memasuki pendengaran Chanyeol.

"Kalau kau ingin terus menangis aku akan memutuskan sambungannya" ucap Chanyeol masih dengan nada datarnya.

"T-tunggu… Hiks.."

"Apa?" Chanyeol memutar bola matanya malas mendengar suara yeoja yang menurutnya munafik ini. Dan benar Jessica memanglah munafik (#no bash)

"K-kenapa, k-kau memutuskan ku?" tanya Jessica sambil menahan isakannya.

Chanyeol berdecih.

"Kenapa? Kau tanya Kenapa? KAU PIKIR AKU TIDAK TAU APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN DIBELAKANGKU HAH? Berselingkuh dengan orang lain. Tidakkah kau merasa bersyukur? Aku rela menyakiti gadis sebaik Baekhyun hanya untuk dirimu. Hanya untuk yeoja munafik dan tak punya harga diri sepertimu!" ucap Chanyeol emosi dan kemudian memutuskan sambungan secara sepihak.

"ARGHHH BRENGSEK!"

.

.

.

Di lain tempat seorang yeoja dengan rambut violet sedadanya nampak tersenyum di depan cermin. Ya pagi ini Baekhyun merasa lebih baik setelah pertemuan singkatnya dengan Kris di taman kemarin sore. Hah~ namja itu selalu bisa membuatnya tenang.

Terkadang Baekhyun berpikir kenapa dia tidak bisa menerima Kris. Kenapa hatinya malah memilih Chanyeol yang jelas – jelas sudah menyakitinya.

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Membuang pikiran tentang Chanyeol dan Kris yang mampu merusak moodnya di pagi hari.

Sekali lagi ia mematut dirinya di cermin. Setelah memastikan penampilannya sempurna ia segera mengambil tas selempang yang tergeletak di atas meja dekat kasurnya dan segera berjalan ke luar kamar.

.

.

Seorang gadis bermata panda nampak hendak menyebrangi jalan saat sebuah mobil melaju dengan kencang ke arahnya. Nyaris saja mobil itu menabrak tubuhnya jika seseorang yang kini sedang memeluk tubuhnya mendorongnya.

"Akh~ Aduh…" Tao meringis sakit saat lututnya lecet akibat bergesekan dengan aspal.

"Agasshi kau tidak apa – apa?"

DEG

Jantung Tao terasa berpacu lebih cepat saat mendengar suara ini. Ya da mengenali suara ini. Suara namja yang telah menyelamatkannya waktu itu.

"Kris?" panggil Tao saat ia memalingkan wajahnya untuk melihat namja di belakangnya.

"Tao?" Kris nampak terkejut melihat siapa yang ia tolong kali ini.

"Ya, Ini aku." Ucap Tao sambil menunjukan senyuman manisnya yang membuat Kris terpaku sejenak.

"A-ah. Kau tidak apa – apa?" Tanya Kris sambil membantu Tao untuk berdiri.

"Tidak apa – apa." Ucap Tao sambil menerima uluran tangan Kris. Setelah itu mereka berdua nampak membersihkan pakaian mereka berdua.

"Terimakasih." Ucap Tao kemudian.

"Ah~ Tidak masalah. Ngomong – ngomong kau mau kemana?"

"Aku? Eum, hanya ingin berjalan – jalan di sekitar sini."

"Kau tidak sekolah?" Tanya Kris.

"Aku membolos hari ini." Jawab Tao sambil tersenyum menunjukan gigi – giginya.

"Yak kau ini!" Kris melayangkan jitakannya ke kepala Tao menghasilkan ringisan dari gadis itu.

"Itu sakit Kris."

"Hey Hey panggil aku gege! Aku lebih tua darimu anak panda!"

"Ya ya ya Kris gege, berhenti memanggilku panda!"

"Tapi kau mirip seperti panda." Ucap Kris sambil mencubit pipi Tao.

"Ish sakit ge!"

"Hahaha. Baiklah baiklah maafkan aku. Kau mau aku temani jalan – jalan?"

Tawar Kris yang langsung dibalas dengan anggukan antusias dari Tao. Kris hanya tersenyum melihat Tao yang begitu imut saat menganggukan kepalanya tadi.

"Baekhyun-ah mungkin kau memang tak bisa menerimaku karena hatimu hanya untuk Chanyeol, ku harap kau segera kembali padanya dan sepertinya, aku sudah menemukan penggantimu." Batin Kris.

Dan dimulailah kencan pertama mereka (?)

.

.

.

Baekhyun baru saja turun dari mobil saat ia bertatap muka dengan Chanyeol. Sesaat keduanya hanya saling terdiam. Saling mengunci mata masing – masing.

Sampai Baekhyun yang terlebih dahulu memutuskan kontak mata mereka.

Saat hendak melangkahkan kakinya Baekhyun merasa tangannya ditahan oleh seseorang. Chanyeol.

"Lepaskan aku." Ucap Baekhyun pelan tanpa membalikan tubuhnya.

"Baekhyun…" panggil Chanyeol tak kalah pelannya. Hatinya semakin sakit saat Baekhyun memperlakukannya seperti ini. Ia baru menyadari. Ia sangat mencintai Baekhyun, yeoja polos yang telah ia sakiti demi Jessica.

"Apa maumu Chan…" Baekhyun hampir saja meneteskan air matanya. Ia tak bisa. Sangat tak bisa berhadapan dengan seorang Park Chanyeol.

"Baekhyun…" Panggil Chanyeol lagi. Kali ini ia membalikan tubuh Baekhyun dan ia tersentak saat melihat Baekhyun meneteskan air mata.

"Baekhyun kau-"

"APA MAUMU HAH?" Baekhyun berteriak. Ia tak peduli jika kini ia dan Chanyeol menjadi pusat perhatian. Yang ia utamakan sekarang adalah menyelesaikan masalahnya dengan Chanyeol.

"Baekhyun… Maafkan aku- Aku menyesal. Aku tau aku salah karena meninggalkanmu demi Jessica yang jelas – jelas mempermainkanku. Aku terlambat menyadari bahwa aku benar – benar mencintaimu… Mencintai Baekhyunku yang polos" ucap Chanyeol, setetes air mata meluncur dari mata bulatnya.

Baekhyun terhenyak mendengar ucapan Chanyeol. Ia tau namja ini tidak sedang berbohong padanya melihat dari pancaran mata Chanyeol yang begitu tulus bahkan ia sampai menangis.

Bolehkah ia jujur? Ia sangat senang mendengar semua ucapan Chanyeol. Namun ia masih membutuhkan "pembuktian kecil" disini.

"Memaafkan seseorang tidak semudah yang kau kira. Apalagi dia telah menyakiti kita." Ucap Baekhyun pelan.

"Maafkan aku hiks…" ucap Chanyeol sambil terisak pelan. Biarlah harga dirinya jatuh demi mendapatkan gadis yang ia cintai lagi.

Baekhyun menghela nafas sejenak.

"Kau benar benar mencintaiku? Kau tidak sedang berbohong kan?" tanya Baekhyun yang mendapat anggukan dari Chanyeol namja itu masih meneteskan air matanya sesekali.

"Hah~ kalau begitu… Buktikan ucapanmu. Aku beri kau waktu 1 minggu untuk kembali mendapatkan hatiku." Ucap Baekhyun sambil tersenyum.

Chanyeol yang tadinya sedang menunduk sambil sesekali menghapus air matanya kini mendongakan matanya menatap Baekhyun tidak percaya.

"Kau serius?" Chanyeol bertanya dengan nada tak percaya.

Baekhyun hanya mengangguk sambil tetap mempertahankan senyumnya.

"Baiklah Par Chanyeol kurasa urusan kita sudah selesai. Sampai bertemu di kelas~"

Baekhyun lagi lagi hendak melangkahkan kakinya jika saja tangan Chanyeol tak kembali menahan pergelangan tangannya.

Baekhyun menatap Chanyeol jengah.

"Geez apalagi Chan. Kita bisa terlambat kalau kau terus berlama – lama disini."

"Hey. Waktu ku untuk merebut hatimu kembali di mulai dari hari ini kan-" jeda sejenak. Chanyeol menautkan jari – jari mereka.

"Jadi. Mari kita ke kelas bersama." Sambungnya sambil menarik Baekhyun. Dan gadis itu hanya bisa tersipu melihat perlakuan Chanyeol.

.

.

.

Seisi sekolah dibuat tercengang dengan apa yang mereka liat.

Bagaimana tidak. Setelah hampir entah berapa lama pasangan Chanyeol dan Baekhyun tidak terlihat bersama bahkan ada kabar yang mengatakan bahwa mereka putus –dan itu memang benar- kini keduanya nampak berjalan dengan tangan bertaut erat.

Seperti biasa Chanyeol nampak tak memperdulikan pandangan fans – fansnya berbanding terbalik dengan Baekhyun yang kini hanya bisa menunduk membiarkan Chanyeol menariknya ke kelas.

"YA PARK CHANYEOL!" suara teriakan yang memekakan telinga itu menghentikan langkah keduanya.

Chanyeol membalikan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya begitupula Baekhyun.

Chanyeol hanya bisa berdecih saat melihat Jessica –orang yang sudah meneriakinya- kini berada di hadapannya.

Sementara Baekhyun kini kembali menundukan kepalanya takut masih dengan tangan yang bertautan dengan Chanyeol.

"Ada apa lagi?" tanya Chanyeol malas.

"Apa – apaan semua ini? Kau sedang mempermainkanku?" tanya Jessica sambil menatap tajam Chanyeol dan Baekhyun.

"Mempermainkanmu? Bukankah kita sudah putus?" Ucap Chanyeol malas.

"Kau tidak bisa memutuskanku secara sepihak!"

Chanyeol berdecih mendengar ucapan Jessica.

"Dengarkan aku. Aku tidak sudi mempunyai kekasih seorang jalang. Seharusnya aku sudah tau dari awal bahwa kau tak serius mencintaiku. Dan seharusnya aku sudah tau dari awal bahwa hatiku hanya mencintai Baekhyun. Selama ini aku sudah dibodohi oleh kecantikan dan omongan busukmu. Dan mulai hari ini kita sudah tidak memiliki hubungan apa – apa lagi. Camkan itu."

Ucap Chanyeol sebelum meninggalkan Jessica –bersama Baekhyun tentunya-. Ia sudah tak memperdulikan lagi pandangan orang – orang yang memperhatikan perdebatannya dengan Jessica tadi, ia juga tak memperdulikan lagi gadis yang terus memaki – makinya dibelakang sana.

Disisi lain Baekhyun nampak tersenyum sambil memperhatikan punggung Chanyeol. Hatinya menghangat mendengar semua ucapan namja itu.

.

.

.

.

Seminggu berlalu, dan kini hubungan Baekhyun dan Chanyeol semakin membaik. Chanyeol terus membuktikan bahwa omongannya waktu itu tidak main – main. Hari ini namja dengan tinggi diatas rata – rata itu bertekad untuk kembali menyatakan perasaannya pada Baekhyun. Dan disinilah mereka sekarang.

Di sebuah taman yang ditumbuhi bunga – bunga cantik. Waktu menunjukan pukul 8 malam membuat taman itu terlihat sepi. Hanya ada Baekhyun dan Chanyeol disana. Baekhyun nampak memperhatikan bunga – bunga disana dengan pandangan kagumnya sementara Chanyeol masih berusaha menenangkan dirinya yang mendadak nervous.

"Ayo Park Chanyeol. Kau pasti bisa." Ucap Chanyeol dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

Chanyeol menghembuskan nafasnya sesaat kemudian menatap yeoja disebelahnya. Baekhyun nampak cantik dengan dress biru selutut yang membalut tubuh mungilnya. Rambutnya dibiarkan tergerai dan wajahnya hanya dipolesi bedak tipis dan eyeliner. Jangan lupakan bibir pink merona yang dilapisi lipgloss itu.

"sempurna." Batin Chanyeol dalam hati. Sesaat ia merutuki kebodohannya yang sempat menyia – nyiakan gadis ini.

"Baekhyun-ah." Panggil Chanyeol pelan.

"Hum?" Baekhyun memalingkan wajahnya ke arah Chanyeol. Sesaat ia terpesona dengan ketampanan Chanyeol. Namja itu hanya mengenakan T-shirt, Jaket, serta Celana Jeans panjang yang membalut kaki panjangnya.

"Baekhyun- ini sudah seminggu sejak percakapan kita waktu itu dan umm…" Baekhyun masih terus memperhatikan Chanyeol menunggu kelanjutan ucapan namja itu.

Chanyeol menghela nafas lagi sebelum kembali berbicara.

"Kau tau Baekhyun. Aku bukannlah orang yang romantis. Tapi kau harus percaya kali ini aku benar – benar jujur dan tulus-"

"Jadi, Maukah kau kembali padaku? Menjadi kekasihku ah bukan menjadi ibu dari anak – anakku nanti? Terus bersamaku hingga ajal memisahkan kita?" ucap Chanyeol sambil berlutut dihadapan Baekhyun. Tangannya nampak memegang kotak beludru yang di tengahnya terdapat cincin. Cincin waktu itu.

Baekhyun menutup mulutnya. Meski ini tak se romantis yang ia tonton di film film namun dia cukup tersanjung dengan semua ucapan dan perlakuan Chanyeol.

"Bagaimana Baek?" tanya Chanyeol lagi dan Baekhyun hanya mengangguk sebagai jawaban. Air mata mulai meluncur dari kedua matanya.

Chanyeol yang melihat respon Baekhyun hanya tersenyum. Tangannya mengambil cincin di kotak beludru itu dan memasangkan di jari manis Baekhyun.

"Aku mencintaimu Baekhyun." Ucap Chanyeol dan mengecup pelan kening Baekhyun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END