Y

Author : Kim Hye sung / EXOSTics

Main Cast :

Byun Baek Hyun

Kim Jong In

Pair: KaiBaek

Rated : M

Disclaimer : story and plot is mine! Cast belongs to god! de el..el

Genre : Romance, feeling by you're self. Not for Kids. /R : Lu sendiri?/ -_-

Warning : YAOI, OOC banget, Typo(s) DLDR. Abis baca ga review bisulan loh*ehh

.

.

.

[Chapter 6]

.

.

.

Author POV

"Kau bukan siapa-siapa. Kau tidak tahu bukan bagaimana .. jika Kai tahu keluarga kami dijepang ingin kami pulang."

"Hiks.."

"lepaskan Kai, karena percuma, Kau tidak akan membuatnya bahagia."

"Kami akan menikah, dan namja jalang sepertimu.. seharusnya tidak menjadi penghalang untuk kebahagian kami berdua."

"Kai.. hiks..K-Kai.."

"Kau hanya penghalang."

"Dan.. tanpa kau pun Kai tidak akan masalah."

"Lepaskan Dia.."

"Untuk… kebaikannya. Karena kau..

Tidak akan sanggup membuatnya bahagia.."

"Aku tidak mau.. Hiks, aku tidak mau, Shireoyo~" Baek Hyun terduduk lemas, menyandar pada pintu. Sementara diluar Kai masih terus meminta Baek Hyun untuk membuka pintu.

"Baek Hyun-ah.. jebal, buka Chagi~"

"Besok pagi.. temui aku, akan aku hargai segala keputusanmu, tapi.. jika kau ingin aku memberitahu keputusan yang benar.. maka, lepaskan Kai."

"Jeballl.."

"Jangan menyia-nyiakan waktu yang aku berikan. Yellow hotel project , kau tahu bukan dimana itu?"

KLEK

Kai mendongak, Baek Hyun menengok kebawah, Kai bersimpuh didepan pintu.

"B-Baek Hyun.."

"…"

Greeb~

Kai segera memeluk Baek Hyun erat.

"Baek Hyun.. Baek Hyun, ak-"

"Aku.. akan pergi."

DEG

Kai melepaskan pelukannya dan menangkup pipi sembab Baek Hyun. Menatap lekat mata mungil itu, tidak seperti biasanya manic mata itu kosong, tak sehangat sebelumnya, apapun yang Lu Han katakan, Namja Tan itu memohon, semoga itu bukan hal yang buruk.

"Baek Hyun, apa yang kau bicarakan eoh?" Tanya Kai lagi, berusaha untuk tidak tertekan dengan tiga kalimat tadi.

"Kai.. aku rasa, semua nya cukup sampai disini, Dia benar.. aku tidak akan bisa membuatmu bahagia.."

"Baek Hyun.. cukup."

"Dia juga benar.. memangnya siapa aku?" Baek Hyun meneteskan kembali air matanya. Namja mungil itu meremas ujung kaosnya."Bisakah aku membuat mu bahagia hanya dengan terus bersamaku, kau –"

"Diam!" Baek Hyun tersentak, ini pertama kalinya Kai membentak nya, Kai benar-benar melepaskan pelukannya. Dia melangkah mundur, membuat Baek Hyun merasa sebuah kehilangan besar.

"Hanya Kau yang aku miliki…" Lirih Kai dengan mata tajamnya menatap Baek Hyun.

"Keluarga mu Kai.. mereka lebih berharga dari pada aku, ka-"

"Mereka bukan keluarga ku.." Ucap Kai dingin, membuat Baek Hyun kembali tersentak, bibirnya bergetar tak sanggup mengatakan apapun, meski banyak kalimat bantahan tapi tak kuasa lolos dari kedua belah bibir mungil Baek Hyun.

"Hanya Kau yang bisa membuatku bahagia.."

Tes

"K-Kai.." Baek Hyun masih tidak sanggup melangkah, tapi Kai kembali melangkah mundur.

"Tapi.. jika Kau ingin melepaskan ku.. maka.." Kai mengusap kasar air matanya, dia kembali berjalan mundur, tanpa peduli Baek Hyun menggeleng padanya.

"Kai kumohon, ini masih belum terlambat, aku tidak akan apa-apa.."

"Baek Hyun! Apa yang kau katakan? Apa kebersamaan kita sampai detik ini membuatmu masih ragu padaku?" Tanya Kai kembali mundur.

"Apa yang kita lakukan selama ini, tidak artinya bagimu?"

Deg~

Baek Hyun menjatuhkan kembali air matanya, dia menatap Kai lurus, kedua kaki kurusnya masih sangat kaku untuk digerakkan, seolah ada jangkar kapal yang mengikat kedua kakinya. Benar, namja ini menjadi yang petama baginya, namja ini yang membuatnya melupakan semua kenangan buruknya dimasa lalu, dan namja ini dengan tulusnya mencintainya, tapi kembali.. dia masih ragu, dia hanya takut Kai akan bosan, dan akhinya dia hidup bersama Kai hanya dengan rasa kasihan diantara mereka berdua, Baek Hyun jelas itu tidak ingin terjadi.

"Jika benar.. maka, kau tahu seberapa besar aku mencintaimu? Seberapa besar aku menginginkan mu? Sesulit apa aku mengontrol detak jantung ku saat bersama mu? Apa kau tidak merasakan itu juga Baek Hyun?" Kai mundur lagi.

Deg~

"A-aku.. juga.."

"Apa hanya aku yang merasakannya? Apa sebelumnya.. kau hanya kasihan padaku? Terlebih setelah kau tahu masa laluku?" Tepat, seperti yang Baek Hyun pernah fikirkan, seharusnya dia yang bilang begitu, Kasihan, seharusnya dialah yang dikasihani, kai tersenyum pahit, dia kembali mundur, mundur baginya seperti melawan tarikan magnet, sangat sulit, membuat jarak dengan Baek Hyun sungguh adalah hal tersulit baginya, selalu ada rindu sedekat apapun dia dengan pujaan hatinya itu.

"Hiks.. K-kai.. maafkan aku.. maaf-hik.." Baek Hyun memeluk lengannya dan menunduk dalam, dengan isakan makin menjadi, Kai berada sepuluh langkah dihadapan Baek Hyun, ingin rasanya dia memeluk tubuh mungil yang tengah bergetar hebat itu, ingin sekali dia menenggelamkan Baek Hyun dalam ciuman manis yang selalu membuat Baek Hyun tenang. Apa Baek Hyun tidak menyadarinya?

Oleh karena itu. Kai mencoba menyadarkan Baek Hyun, bahwa dia yang payah itu sudah tidak tahu harus apa lagi untuk meyakinkan Baek Hyun, namja yang baru-baru ini menjadi kekasihnya bahwa, tidak ada lagi yang cukup membuatnya bahagia selain namja mungil itu. kebahagian yang cukup bahkan lebih, dia tidak ingin Baek Hyun meragukan kesungguhannya.

"Sadarlah Baek Hyun, dan datanglah padaku.." Kai merentangkan tangannya, dan memejamkan matanya, seketika dia hampir terhuyung kebelakang, saat dia merasa sebuah tubuh mungil terhempas pada dadanya, memeluknya sangat erat, dan detik itu juga Bajunya basah. Kai akhirnya tersenyum, dia membalas pelukan itu lebih erat, tangan besarnya melingkar manis pada pinggang dan punggung namja cantik nya itu. dia menempelkan pipinya di pucuk kepala Baek Hyun.

"Aku.. aku mencintai mu Kai, dan.. hiks…ya, ya aku juga merasakan semua itu, jangan pernah mencoba untuk pergi.. saranghae Kai,"

"Aku lebih mencintaimu.." Bisik Kai pelan.

"Hiks.. Kai.." Kai menangkap kedua pipi basah Namja cantik-nya, dengan pelan dia mencium Baek Hyun-nya lembut, dan manis, Kai melepaskan ciumannya dan menatap Baek Hyun dengan mata yang sama-sama berair, setelah nya Baek Hyun kembali memeluk Kai erat. Kai tersenyum dan mengeratkan pelukan itu.

"Aku saangat mencintaimu.."

"Aku tidak.." Kai membulatkan matanya dia menunduk tapi Baek Hyun malah mengeratkan pelukannya. Baek Hyun menghela nafas, untuk mengendalikan isakannya.

"Aku tidak ingin kehilanganmu.." Ucap namja cantik itu lirih dan memeluk Kai-nya lebih erat, Kai kembali tersenyum dan ikut mengeratkan pelukannya.

"Aku juga.."

.

.

.

NC (Ringan(?))


"Ahh~ Kaii.." Kai menarik bibirnya dari permukaan kulit leher Baek Hyun.

"Kenapa Kau kembali menangis Baby, aku tidak akan meninggalkan mu.." Ucap Kai lembut, dia menghapus air mata yang bermain-main disudut mata kecil Baek Hyun, Baek Hyun mencoba tersenyum, dan menggeleng. "Aku mencintaimu Kai.." Kai tersenyum aneh,

"Aku senang.. akhirnya kau yang lebih sering mengatakan kalimat itu dari pada aku.." Kai memasukkan tangannya kecelana Baek Hyun meraih sesuatu disana.

"Ahh~ Buk-akkhh,~" Kai mengelurkan tangannya, dengan masih tersenyum aneh dia meremas benda yang ada dibalik celana itu yang masih terbungkus oleh celana. Kai menikmati setiap ekspresi namja mungil yang berada dibawahnya itu, dia segera menyentak celana Baek Hyun, dan sekalian dengan boxer itu. Kai merangkak kebawah, membuat Baek Hyun kecewa karena sesuatu yang sedaritadi menggoda lehernya sudah menghilang.

"Akhhhhh.. KAII.." Kai hampir saja tertawa mendengar desahan keras Baek Hyun, wajah cantik itu memerah sempurna tak ada satupun yang terlewatkan oleh rona merah itu sampai ketelinga namja cantik itu, seluruh helaian tipis rambutnya sudah basah. Kai terus memanjakan milik Baek Hyun didalam mulutnya, Kai sangat gemas dengan benda mungil (?) itu.

"Ahh.. nghh~" Baek Hyun akhirnya bisa bernafas lega, dia menjatuhkan lemah kepalanya keatas bantal, Sedangkan Kai menutup sebelah matanya karena cipratan (?) Cairan kental Baek Hyun hampir mengenai matanya. Dengan bringas dia menelan semua cairan itu, tapi dia tak setega itu dia masih menyisakannya meski sedikit, dia merangkak dan menyapukan kembali bibirnya pada bibir merah dibawahnya itu.

"Eumhh.." Kai tidak memberi kesempatan untuk Baek Hyun mengeluarkan semua cairan itu, Baek Hyun meski enggan tetap menerimanya, Kai menyudahi aksinya dan mencium Baek Hyun lebih lembut, agar namja cantik itu bisa terbawa permainan, dan lebih rileks.

.

.

"Ya—yah..akh.. kk..engkkk.." Kai terus berusaha mencium Baek Hyun, meski Baek Hyun menolak, dia terus melepaskan ciuman itu, dan lebih sibuk mendesah, tubuhnya semakin terhentak-hentak, Kai mengalah, dia lebih memilih mencium daerah lain yang bisa dia jangkau, Kai tersentak saat tangan mungil itu tiba-tiba menarik dagunya, membuat Kai berhenti sebentar, meski masih ada sedikit gerakan kecil dari pinggulnya.

"Anghh.. Baekk.." Baek Hyun melumat leher Kai dan memberi namja tampan itu beberapa kissmark, sungguh selama ini hanya dia yang selalu memberikannya pada Baek Hyun, dengan begitu Orang akan tahu jika dia milik Kai, dan mungkin rasa cinta Baek Hyun yang semakin dalam membuat Baek Hyunpun tidak ingin Kai-nya digoda oleh yeoja atau namja lain. Kai masih berusaha menggerakkan pinggulnya lebih cepat saat mulai terbiasa dengan rangsangan baru Baek Hyun.

"Denganhh.. beginihh kau adalah.. akhh.. akh! Milihkkhkuuuhh.. yahh.. terus..sss.." Kai tersenyum lebar, tanpa disuruhpun Kai akan tetap bergerak cepat, membuat desahan itu semakin membahana(?) dan menjadi backsound kegiatan panas mereka berdua.

"Aku .. ahkk.. milikmu baekkhh.. soo.. tighhhttt.." Kai masih tidak mengerti, selalu sangat ketat, dan basah, membuatnya tidak pernah bisa puas rasanya. Tapi seling disitu ada cinta, Kai melakukan ini tidak hanya karena nafsu semata, nafsu memang dibutuhkan tapi tidak mengurangi rasa kasih sayang Kai pada Baek Hyun.

.

.

.

"Aku tidak ingin ada keraguan lagi Baekki, kalau masih ada kau akan tahu akibatnya nanti.." Kai memeluk erat tubuh lengket Baek Hyun, meski terasa tidak nyaman, tapi keduanya enggan untuk sekedar membersihkan diri, lagipula ini sudah jam tiga dini hari.

"He? Kau mau apa? Ini salahmu sendiri, selalu membuat hal-hal yang tidak terduga," Kai merasa geli saat dadanya tersapu oleh hembusan nafas hangat Baek Hyun. Dia menunduk, tapi tak juga mendapatkan wajah namja cantik-nya mendongak.

"Heyy.."

"…"

"Jawab aku Kim Baek .."

"…"

"Ya! Aku akan mengurungmu didalam kamar, dan.."

"Cukup.." Kai terkekeh pelan, Baek Hyun makin mengeratkan pelukannya, sentuhan kulit diantara mereka berdua sungguh terasa nyaman.

"Kkk~ asal kau tahu .. aku sangat mencintaimu.." Lirih Kai kembali menaruh dagunya diatas kepala Baek Hyun.

"Hm, aku tahu.." Ucap Baek Hyun menutup matanya.

"Kau tidak tahu.." Balas Kai ketus, membuat Baek Hyun kembali membuka matanya kesal, hanya karena dia meragukan Kai sedikit, bukan berarti dia tidak mengerti juga bukan? Tidak sedikit sih, bahkan beberapa kali, dan mungkin itu sukses membuat Kai kecewa, tapi semua nya terhapuskan, sakit itu mudah diobati oleh rasa cinta Kai pada namja mungil bernama Baek Hyun itu, terlebih setelah melihat kesungguhan baik dari Kai atau Baek Hyun, kedua makhluk ini sudah bisa menebak bagaimana perasaan mereka bisa mengobati satu sama lain, dan artinya memang ada kecocokan diantara mereka.

"Ya! Aku tahu.." Ucap Baek Hyun tidak terima.

"Ahni.."

"Pabbo.."

"Apa? Tampan? Aku tahu.. kalau tidak kau tidak akan terpesona seperti itu padaku.." Baek Hyun terperangah dengan perkataan Kai yang mengandung kepercayaan tingkat tinggi.

"Ha? Apa?"

"Mengakulah.." Kai menahan senyumannya, sebenarnya dia cukup geli sendiri dengan ucapannya tadi.

"Tidak.."

"Aissh , sok jual mahal, mengaku saja, aku tidak akan menertawaimu.."

"Dalam mimpimu.."

"…."

Baek Hyun merasa perdebatan sudah seleasai, dan dialah pemenangnya, dengan pelan dia mengangkat kepalanya. Dan, hell, dia mendapati Kai tersenyum gemas padanya.

"YAAAAMPPHH!" Kai dengan gemas mencium makhluk menggemaskan itu tanpa ampun. Baek Hyun memukul-mukul dada Kai, berusaha melepaskan diri. Tapi Kai begitu gemas hingga lupa seimut apa Baek Hyun, tetap saja dia manusia yang membutuhkan udara untuk bernafas. Kai melepaskan ciumannya, kedua tangannya terangkat.

"Appo!" Kai cengengesan, dia melepaskan cubitannya dan kembali mendekap Baek Hyun yang tengah memanyunkan bibirnya, bodoh, jika Kai melihat itu tidak ada yang bisa menjamin Baek Hyun bisa berjalan dengan benar esok harinya.

"Tidurlah.." Bisik Kai, Baek Hyun langsung menurut saat merasa tangan Kai mulai meraba-rabanya lagi, tidak lagi. Dia bahkan membuat suara dengkurannya sendiri, guna menghindari kemesuman Kai padanya. Kai tersenyum, dia menarik tangannya dan memeluk Baek Hyunnya erat. Baiklah.

.

.

05.00 AM

'Apa yang Lu Han katakan padamu?'

'Tak ada..'

'Benarkah?'

'Hm..'

'Mungkin bukan sekarang kau akan menceritakannya.. kuharap kau tidak bohong.'

'Kau bicara apa? Aku bilang tak ada..'

'Hm, geure.. aku percaya.'

Sepasang mata kecil terbuka, meski pelan mata itu sekarang mulai mengerjap, kedua mata itu beralih kesampingnya, tampak seorang namja tampan dengan rambut acak-acakan berada disebelahnya dan memeluk pinggang nya erat. Seulah senyuman terukir dibibir tipis itu, dengan pelan dia menengok jam dinding.

"Aku percaya padamu Kai, dan aku sudah mendapatkan jawabannya.."

'Besok pagi.. temui aku, akan aku hargai segala keputusanmu,'

Namja cantik itu menghembuskan nafasnya, kemudian perlahan mengenyampingkan lengan kekar itu lembut, sampai namja itu bahkan tidak terusik sedikitpun tidur lelapnya.

'...tapi.. jika kau ingin aku memberitahu keputusan yang benar.. maka, lepaskan Kai.'

"Maaf Lu Han-ssi, mungkin jawabanku akan sangat mengecewakan mu," Bisik Baek Hyun berusaha duduk. Dia meraih kaos Kai yang berada dibawah Kakinya dan memakainya kilat, dia kembali menoleh pada pria tampan yang masih terlelap itu, Baek Hyun tersenyum lembut, telapak tangannya terangkat untuk membelai pipi Kai, "Eungh.. Baek Hyun.."

Deg~

"K-Kai.." Baek Hyun merasah terenyuh mendengar bisikan lirih dari namja yang masih terlelap itu, mata mungil itu tiba-tiba saja berembun. Jemari lentik itu mulai bergerak membelai kembali saat Kai kembali damai.

"Aku mencintaimu.." Baek Hyun menunduk dan mengecup sekilas pipi Kai. dengan sangat pelan Baek Hyun berjalan menuju kamar mandi. Tapi langkahnya tertahan.

"Baek Hyun .. kajima.."

Deg~

"Kai.." Bahkan dalam alam bawah sadarnya Kai selalu ketakutan, ketakutan akan kehilangan makhluk tercintanya itu, percayalah cinta Kai untuk Baek Hyun sudah sangat mendalam. Tangan Kai menangkap tangan Baek Hyun membuat Baek Hyun terhenyak, dia berfikir Kai bangun, tapi tidak, Baek Hyun meraih tangan besar yang mengalungi pergelangan tangannya dan mengecupnya sekilas.

"Aku akan kembali, hanya sebentar.." Lirih Baek Hyun. Baek Hyun memperhatikan wajah gelisah Kai, apa itu pertanda buruk baginya? Baek Hyun hanya tidak tahu, jika Lu Han tidak sebaik itu akan melepaskan Kai untuk nya dan jika dia tahu nanti, mungkin dia akan menyesal.

.

.

.

"Dia akan datang?"

"Menurutmu?" Lu Han dengan masih setia menatap kearah depan sambil memainkan permen karetnya duduk didepan sebuah mobil hitam, yang terdapat Kris didalamnya.

"Wae? Kau takut dia tidak datang?" Tanya Lu Han.

"Tidak, aku hanya berfikir bagaimana jika dia mengadukan nya pada Kai, dan membawa banyak polisi kemari.." Lu Han turun dari mobil dengan seringaiannya. "Tidak akan.." Kris menatap punggung Lu Han yang menutupi arah penglihatannya kedepan.

"Tahu dari mana kau.."

"Turun, dan lihatlah.." Kris diam, dia membuka pintu mobil dan keluar, seketika mata tajamnya membulat, dan sudut bibir tebalnya, dai mendekati Lu Han dan berdiri persis disebelah namja cantik itu, disana, dari kejauhan Baek Hyun, datang dengan wajah sangat datar.

Tap

Tap

"Pagi.." Sapa Lu Han manis, Baek Hyun mengarahkan tatapannya pada Kris.

"Kau bilang, kau datang sendiri.." Ucap Baek Hyun dingin, Kris terus menatap lekat Baek Hyun. Tak ingin mengalihkan tatapannya sama sekali, namja tinggi itu merengkuh jaketnya, dan tersenyum aneh merasakan detakan jantungnya yang menggila hanya karena ada sesosok namja menyerupai malaikat tengah menatapnya dingin beberapa meter dari nya. Lu Han menggidikkan bahunya dan berjalan beberapa langkah, sedangkan Baek Hyun masih tidak bergeming dari tempatnya.

"Maaf manis, temanku memaksa untuk ikut, nama nya Kris Wu."

Deg~

"A-apa?" Baek Hyun membelalakkan matanya, Kris tersenyum lebar dan membungkukkan diri sebagai tanda berkenalan.

"Kenapa manis?" Tanya Kris, Baek Hyun melangkah mundur, waspada. Lu Han menghentikan langkahnya. Oh Tuhan, apa yang dipikirkan Lu Han? dia.. dia Kris, Kris Wu, dia Ketua kelompok 'Y', dan lagi, apa hubungannya Lu Han dan Kris?

"Lalu apa jawabanmu.." Baek Hyun mengalihkan pandangannya dari wajah mesum Kris, dan tersenyum sinis.

"Kau tentu tahu bukan apa jawabanku?" Lu Han tersenyum. "Benar," Lu Han tanpa aba-aba mengubah wajahnya menjadi sangat dingin.

"Apa alasanmu pelacur?" Baek Hyun merasa telinganya panas, tapi berusaha tetap sabar. Namja itu memang pintar menyulut emosi, kagum Baek Hyun.

"Kai lebih mencintai ku daripada Keluarganya.. dan juga Kau." Dahi dan pelipis Lu Han berkedut, namja cantik itu menatap Baek Hyun tajam, dan Baek Hyun pun berusaha membalas hal itu, meski dia agak takut pada tatapan tajam Kris yang terlihat menikmati 'tontonan' antara mereka berdua.

"Kai.. bilang, Kau bukan siapa-siapa, dia tidak pernah mencintaimu," Baek Hyun memberi jeda, dia masih berusaha tenang, meski sudut matanya menangkap beberapa namja berjas hitam mulai keluar dari beberapa sudut.

"Kai bil-"

"Diam kau.." Akhirnya Lu Han lah yang kalah, Baek Hyun tersenyum puas, tapi seketika mata nya membelalak.

"Lu Han!" Teriak Kris. Tapi Lu Han pura-pura tidak mendengar. dia masih sibuk memperhatikan tubuh mungil Baek Hyun dengan sangat lekat, Kai menyukai namja seperti ini? cih.

"Kau terlalu banyak bicara manis," Lu Han menarik pelatuk pistolnya, dan mengarahkan nya tepat kea rah Baek Hyun, Seluruh tubuh mungil itu bergetar.

"Tinggal pilih.. dada Kiri? Atau.. ah, aku tidak akan membunuhmu, sayang sekali, baiklah, kaki, atau.. bahu.." Baek Hyun menggeleng pelan, dan berjalan mundur. Berbeda dengan Lu Han yang tampaknya sudah tak memiliki ekspresi apapun pada wajahnya.

Deg

Deg

"Ah! Bahu saja!" Baek Hyun langsung menutup matanya rapat-rapat, ini tidak benar. 'maaf Kai . sepertinya aku tidak akan.. kembali.'

"Lu Han!" Kris menyuruh pengawalnya mendekati Lu Han, tapi para pengawal itu diam ditempatnya karena Lu Han saat Lu Han merogoh sakunya, dan mengarahkan satu lagi pistol yang berada ditangan kanannya pada para pengawal itu, sedangkan yang ada pada tangan Kiri masih setia mengarah pada bahu Baek Hyun.

'Baek Hyun..'

Deg~

"K-Kai.." Baek Hyun kembali membuka matanya, seketika bayangan hitam menutupi tubuhnya.

DOORRR..

"Lu Haann!"

Deg~

Deg~

"Lepasss! Kris! Apa-apaan Kau!" Kris tidak mendengarkan teriakan Lu Han dan masih terpaku pada objek dihadapannya. Sudut bibirnya terangkat, namja yang tidak asing.

"Si-siapa?" Para pengawal itu berhasil mendekap rapat tubuh Lu Han. Baek Hyun masih terpaku dengan mata membulat besar. Baek Hyun hanya menatap terpaku pada wajah seseorang yang menunduk, tersenyum menatap wajah Baek Hyun dan menatap Baek Hyun lembut. Tangan besarnya meraih kedua tangan Baek Hyun yang menutup telinganya sendiri, tangan itu terjatuh lemah, matanya masih menatap tidak percaya. Tapi..

"Hai.." Suara ini, Baek Hyun menggeleng pelan, dia berharap apa yang tengah dia lihat hanya mimpi, tapi mimpi ini bergitu nyata, bahkan tangan itu sudah berada dikedua pipinya, Namja ini.. bukan, bukan Kai.

"S-Se Hunnie…"

Brughhh..

.

.

.

Jongin POV

"Eunghh.." Kubuka pelan mataku, aku meraba-raba tempat disebelah ku. Datar dan..

Kosong.

Aku segera bangkit dan menggosok kedua mataku, kupalingkan tatapanku kesembarang tempat. Tetap, tidak ada siapapun disini. Aku segera berjalan dan meraih baju mandi. Meski terasa seluruh tubuh ku sangat lelah, tapi aku tidak bisa bernafas lega jika belum menemukan namja mungil itu. ku langkahkan kakiku menuju dapur.

"Baek Hyun? Baby? Kau disana?" Tanya ku sedikit berteriak, tapi tetap tak ada jawaban, dan saat aku masuk pun tak ada siapapun didapur, aku sedikit mengernyit. Kemana dia pagi-pagi sekali? Eh, tunggu, ini memang sudah agak siang. Tapi, dia tidak setega itu untuk tidak membangunkanku?

TING TONG

TING TONG

Mungkin dia sedang berbelanja, ayolah Kai, jangan terlalu mengekangnya, tapi wajar jika aku khawatir, bukankah kemarin dia bertemu dengan Lu Han Hyung? Mengenai Lu Han Hyung.. kemana di sek-

TING TONG

"Ya.. ya.."

Klek.

"Kai.." Mata ku membelalak lebar melihat malaikat kecil(?) ku menopang tubuh seorang namja yang jauh lebih besar darinya. Namja itu sepertinya tengah mendapat luka tembak, pada punggungnya.

"B-Baek.. Hyun, siapa dia baby?"

"Ng…"

.

.

.

TBC

Mianhae updatenya lama. Hye Sung ng.. sakit -_- maag kambuh hiks (?)

Se Hun-ssi udah kebelet mau ketemu baekki, ya udin Hye Sung ngalah, toh kemaren Hye Sung hampir gila(?) sama massage Se Hun-ssi ke baekki yang begetohh sweeettt !

Ya sudah, 'Kan udah sembuh jadi bisa lanjutin lagi FF nya^^, oh dan lagi sayang nanti Hye Sung akan semakin jarang update, 'Kan tahun pelajaran baru udah dimulai (_ _") mianhae~ ah, gampang nyolong-nyolong waktu buat lanjutin FF asal ada semangat dari kalian, dengan tidak menjadi shiders, okey /modus banget/ ga, Bener, Hye Sung ga tau bermodus-modus, yg tadi tuh.. anggap saja kesepakatan /R : kesepakatan dari korea(?)? njirr/ ._.

Oke,ga terlalu banyak hal yang ingin Hye Sung sampai'Kan. Gomawo udah setia review, 'This Is My family' akan lanjut kok^^ , 'Live's Boring' juga.

Ada yg buat Hye Sung penasaran, nama kalian unik-unik, boleh ga direview ceritain tuh nama inspirasinya dari mana? /ihh Hye Sung kepo de ah.. -_-*gantung diri.

baiklah, See You Next Chap~

Byun (?) Hye Sung. /pakkk/

THANK'S TO :lylooobaekbyunhyun, kaibaekshipper, AnitaLee, Koukei Harumi, Keepbeef Chiken Chubu, RoseEXOticsFRIEND, Guest, CussonsBaekby, OH LUHAN, XiaLu BlackPearl, LimXiauZhu, KaiLuFan, lili, HyunieWoo, gerowel, FireLight92, Aiiu d'freaky, TrinCloudSparkyu, baekhyunniewife, Colour, KrisBaek Hard Shipper88, BaekShine, baekggu, KaiHun, ByunnieKou, miszhanty05, chika love baby baekhyun, kaibaekshipper, Mrs. LeeHyukjae, baekhyun. yeol, KR, EunHee95, babyryou, baekhyunaa.