Hai Minnnaaaaa! *heboh banget*

Akhirnya Akane Comeback lagi! *WooHoo* *RCS*

Sebelumnya Akane minta maaf ama follower New Life With Scarlet String karena mungkin Akane akan lama meng-updatenya. Akane sedang terlalu sibuk dengan kegiatan di sekolah dan sedang mencatat ide-ide baru fanfict pair MinaKushi atau untuk MFoMT antara Cliff dan sang tokoh utama.

Tanpa memperpanjang Mukaddimah, marilah kita membaca FanFict ini!

Selamat membaca! Sampai jumpa di akhir Chapter 1!

Naruto © Masashi Kishimoto

Sorry Kushina © Namikaze Akane

Genre: Romance, Hurt/Comfort, Crime, and blablabla…

Rated: Teen (Not M!)

Main character: Namikaze Minato and Uzumaki Kushina (orang tua gue)

Languange: So pasti Indonesia

Warning: Typo, alur abal-abal, and Update pending

Don't like? Don't read!

Don't be a silent reader! Okay?

Ready

Take and…

Action!

Chapter 1

Secercah cahaya masuk melalui jendela menyinari wajah Kushina. Kushina yang tidur jam 12 karena pekerjaannya tampak masih mengantuk.

"Ng…" Kushina perlahan-lahan membuka matanya. Setelah matanya sepenuhnya terbuka, ia pun mengikat rambutnya dan mencuci mukanya. Lalu ia melihat jam di handphonenya.

"Jam 8.30" kemudian ia meletakkan handphonenya kembali, lalu ia pergi ke dapur dan menyeduh the hijaunya.

Ting… Tong…

"Siapa?" Kushina berjalan malas-malasan ke pintu apartemennya itu.

"Tebak sendiri" jawab orang yang mengetuk pintu apartemen Kushina tadi.

"Hoo… Mikoto, tapi pagi sekali kamu datang" kata Kushina sambil membuka pintu.

Setelah pintu apartemennya itu terbuka, Mikoto dengan terburu-buru masuk ke kamar Kushina membereskan semua berkas-berkas yang harus di bawa Kushina bekerja.

"Hei… hei… Mikoto, kenapa kamu ini? Kan kita belum terlambat, minum teh saja denganku dulu" kata Kushina yang heran dengan sikap Mikoto. Ia paham dengan sifat Mikoto yang keibuan itu.

"Belum terlambat katamu?" Mikoto kemudian membuka lemari pakaian Kushina dan memilih-milih pakaian yang akan Kushina pakai.

Mikoto memilihkan blazer putih, baju kaus untuk dalaman blazer merah dan rok span hitam untuk Kushina. Dan mengambilkan sepatu high heels berwarna putih mutiara.

"Iya, kan masih jam… 8.30. AKU TERLAMBAT!" Kushina kemudian berlari mengambil handuk dan baju yang telah di pilihkan Mikoto dan segera berlari ke kamar mandi.

Kushina memang pelupa, padahal baru tadi malam bossnya, Tsunade mengatakan bahwa dia harus datang pada jam 8.45.

~Flashback~

Jam 9 malam di sebuah bar Konoha.

"Tsunade-sama, benarkah besok nyonya grup Namikaze akan datang mengunjungi Ruangan kami?" tanya Mikoto.

"Iya, Namikaze Misaki, istri Presiden Direktur Namikaze grup akan mengunjungi Ruangan kalian. Bukankah itu hal yang wajar, jika seorang boss mengunjungi pekerjanya?" kata Tsunade sambil meminum winenya.

"Iya juga sih. Tapi kenapa harus Ruangan kecil kami?" tanya Kushina yang agak ragu dengan tempatnya bekerja dengan Mikoto.

"Aku masih agak ragu mengatakannya. Karena kabar ini belum pasti kenyataannya" Jawab Tsunade yang sudah mulai mabuk.

"Hei… hei… kalau begini, aku tidak bisa siap dengan kedatangannya" kata Kushina sweatdrop.

"Aku dengar, ia sedang mencari jejak seorang anak temannya yang telah ia jodohkan dengan anaknya dahulu. Tetapi, keluarga anak tersebut pindah ke Uzushio, jadi perjodohan itu hampir gagal. Tapi, saat ia sedang keluar gedung pusat, ia melihat seorang wanita yang ia yakini sangat mirip dengan temannya. Tapi ia kehilangan jejak wanita tersebut" jelas Tsunade panjang lebar.

"Tapi kenapa tempat kami yang harus di periksa?" tanya Kushina yang mulai penasaran.

"Karena kalian saat itu ada di gedung pusat" jawab Tsunade singkat.

"Memangnya kejadian itu kapan terjadi?" tanya Mikoto yang berusaha mengingat-ngingat kapan terakhir kalinya ia dan Kushina ke gedung pusat.

"Tanggal 1 Februari lalu" kata Tsunade yang mulai mengantuk.

"Tanggal 1 Februari bukannya saat kita mengantar naskah buku kita yang sudah lama belum selesai-selesai akibat kita sering pergi melakukan pengecheckan di pabrik baju?" kata Mikoto sambil mengingat-ngingat.

"Iya. Oh iya Tsunade-sama, bagaimana jadinya?" tanya Kushina pada Tsunade.

"Besok kalian datang ke Ruangan 8.45. Jangan terlambat! Krrr…." Tsunade tertidur karena terlalu banyak minum.

~Flashback end~

"Mikoto, tolong isikan botol hijau dengan teh hijauku di atas meja. Botol merah dengan air putih. Lalu masukkan waffle dingin di kulkas ke tas makananku" kata Kushina dari dalam kamar mandi.

"Iya. Kushina, aku pinjam botol putih ya!" kata Mikoto sambil melakukan apa yang dikatakan Kushina.

"Pakai saja. Ambil apa yang kau butuhkan" kata Kushina setelah keluar kamar mandi dan menutup pintu kamarnya untuk memakai bajunya.

Mikoto sudah sering ke apartemen Kushina, jadi ia tau apa saja yang Kushina butuhkan.

"Charger handphone jangan lupa" kata Mikoto mengingatkan Kushina.

"Ada apa membawa charger handphone segala?" tanya Kushina sambil membereskan semua bawaannya di kamar dan membuka pintu kamarnya.

Kushina sudah rapi dengan pakaian yang di pilihkan Mikoto. Rambutnya ia kuncir kuda.

"Sudah jelas hari ini kita akan sibuk. Nyonya Namikaze akan datang, mengecheck pabrik baju dan gudang bahan-bahan baju, dan hari ini kita akan ke Suna dengan Tsunade-sama" jelas Mikoto panjang lebar.

"Iya ya! Aku lupa!" Kemudian Kushina memasukkan chargernya ke ransel barang bawaannya yang telah ia siapkan dengan Mikoto untuk berjaga-jaga dengan keadaan yang seperti ini.

"Sudah, ayo kita keluar" kemudian Mikoto mengangkat barang bawaannya dengan Kushina.

Saat di basement, Kushina dan Mikoto memasukkan semua bawaannya ke dalam bagasi mobil Kushina. Lalu Kushina menghidupkan mobilnya, dan segera menuju ke Ruangannya yang berada di kantor cabang Namikaze grup.

Don't try to life so wise

Don't cry 'cause you're so right

Don't dry with fakes or fears

'cause you will hate yourself in the end

Handphone Kushina berbunyi, karena ia memakai handsfree jadi ia bisa langsung mengangkatnya.

"Halo, Kushina di sini" kata Kushina ramah.

"KUSHINA! Jam berapa ini? Nyonya Namikaze sudah berangkat dari kediamannya!" kata orang di seberang sana yang menelfon Kushina.

"Okay… Okay… Tsunade-sama, jangan khawatirkan aku dan Mikoto, kami sudah di persimpangan 2 blok dari Ruangan, tenang saja" Kushina menutup telfonnya tanpa izin, lalu mengebut di jalanan. Dalam 3 menit, Kushina sudah sampai dan langsung memarkirkan mobilnya di basement.

"Tsunade-sama, bagaimana? Cepatkan?" tanya Kushina sambil tersenyum.

"Cepat sih cepat. Tapi dia sudah 2 blok dari sini. Cepat masukkan barang-barangmu dengan Mikoto ke ruangan kalian" perintah Tsunade yang naik lift ke lantai 2 tempat Ruangan Mikoto dan Kushina.

Ting…

Lift itupun berhenti. Kushina dan Mikoto pun membereskan barang bawaan mereka di ruangan mereka.

"Ayo turun" ajak Tsunade pada dua anak buahnya itu.

Kemudian mereka bertiga turun. Saat mereka keluar dari lift, tepat pada saat itu Namikaze Misaki keluar dari mobilnya beserta beberapa pengawalnya dan assistantnya.

"Ohayou Namikaze-sama" kata mereka bertiga sambil membungkukkan badan, begitu pula dengan pekerja lain yang ikut membungkukkan badan saat berjalan di dekat mereka bertiga.

"Ohayou! Wah, aku harus berterima kasih dengan orang-orang seperti kalian, yang berdedikasi tinggi pada perusahaan kami. Aku sebagai istri presiden merasa bangga dapat di sambut oleh orang-orang seperti kalian" kata Misaki sambil menatap wajah Kushina.

"Anda terlalu menyanjung Namikaze-sama. Kami yang harusnya berterima kasih, anda bersedia datang kemari untuk mengecheck pekerjaan kami. Kami merasa sangat berterima kasih" kata Kushina.

"Tunggu dulu. Siapa namamu?" tanya Misaki pada Kushina sambil tersenyum.

"Namaku Uzumaki Kushina" katanya. Misaki terkejut dengan jawaban Kushina.

"Apa kau anak dari Uzumaki Akemi?" tanyanya dengan harap-harap cemas.

"Iya. Bagaimana anda bisa mengenali nama orang tua saya Namikaze-sama?" tanya Kushina yang agak heran.

"Akhirnya, aku menemukanmu" kata Misaki sambil memeluk Kushina.

"Ehh… Namikaze-sama. Apa yang kau lakukan?" kata Kushina agak kaget.

"Kau, pantas saja! Kau dulu pernah kami jodohkan, karena orang tuamu adalah teman baikku. Tapi, dimana Akemi tinggal sekarang?" tanya Misaki antusias.

"Ma… Maaf sebelumnya. Saya tinggal sendiri sejak umur saya 10 tahun" kata Kushina sedih.

"Lho? Bukannya Akemi ada? Kok kamu tinggal sendiri?" tanya Misaki bingung.

"Kaa-san dan Tou-san meninggal saat rumah kami kebakaran dulu di Uzushio, memang saat itu aku sedang pergi ke sekolah, jadi aku selamat. Tapi Kaa-san dan Tou-san meninggal di tempat" kata Kushina miris.

"Ya ampun. Maafkan aku! Berarti kejadiannya itu sudah 12 tahun yang lalu?" kata Misaki sedih mendengar penjelasan Kushina.

"Tidak. Kejadiannya saat umurku 6 tahun. Setelah 3 tahun orang tuaku meninggal, seseorang mengadopsiku dari panti asuhan, mereka sangat baik kepadaku. Mereka memberiku pendidikan yang layak, pakaian yang layak, dan uang yang cukup banyak. Mungkin saat itu aku bisa membeli sebuah mobil sendiri" kata Kushina sambil tersenyum.

"Ternyata mereka merupakan lawan bisnis Tou-san, maksud mereka mengadopsiku karena ingin aku memberikan mereka semua berkas perusahaan Tou-san. Saat aku menyadarinya, semua sudah terlambat, mereka telah mengambilnya. Saat aku mengetahuinya, mereka menjadikanku pelayan anak mereka" Kushina mengenang semua perjalanan hidupnya itu dengan senyuman pahit.

"Kejam sekali mereka! Apa nama perusahaannya?" kata Misaki dengan hawa mencekam.

"Namanya Hasegawa Corp. Dan anak yang pernah aku layani itu adalah Hasegawa Sara" kata Kushina mengingat-ngingatnya.

Misaki kaget, mukanya memucat. Ia tau siapa anak yang pernah menjadi tuan Kushina. Anak yang sekarang menjadi pujaan hati Minato. Ia memang lumayan dekat dengan Sara, karena Minato dan Sara sedang menjalani hubungan yang serius. Tapi, karena ia sudah berjanji pada Akemi akan menjodohkan Minato dengan Kushina, maka ia melakukan ini semua.

"Aa… Ah… Ya, lalu? Ba… Bagaimana?" kata Misaki gugup.

"Sara bertindak sewenang-wenang padaku. Ia menyuruhku membuatkan prnya, aku dilarang makan sebelum dia tertidur. Dan karena itu, aku pernah tidak makan hampir seharian. Dan yang paling membuatku kesal, dia mengeluarkanku dari sekolah hanya untuk melayaninya" kata Kushina dengan tatapan ingin membunuh Sara jika ada di depannya.

"Apa kau tidak marah?" kata Misaki penasaran.

"Aku sangat kesal dengan kelakuannya. Akhirnya aku mengambil barang-barangku sebelum aku diadopsi yang di simpan digudang, dan membawa semua uang yang mereka berikan dahulu. Setelah cukup bersiap-siap, aku mengambil saat yang tepat. Yaitu saat ulang tahun Hasegawa Corp yang ke 5" kata Kushina.

"Saat itu aku datang ke sana dengan Minato dan suamiku. Memang saat itu acaranya sangat ramai, tapi sungguh tak menyangka bahwa kau ada di sana" kata Misaki kaget.

"Saat itu Sara di datangi oleh teman-temannya, dan karena mereka semua lengah aku bisa kabur dan bertemu dengan Mikoto yang juga dulu merupakan teman panti asuhanku. Ia bernasib sama denganku, sama-sama di telantarkan setelah di adopsi. Karena itu kami sepakat untuk tinggal di Konoha, dan mencari tempat tinggal yang lumayan layak untuk dihuni. Selama itu, kami bekerja paruh waktu sampai kami mendapat pendidikan yang sangat layak di umur 18 tahun" Kushina menjelaskan semuanya dengan sabar.

"Maaf jika aku ikut campur omongan kalian. Yang dikatakan Kushina semuanya benar. Dan saat kami berumur 19 tahun, Kushina memilih untuk tinggal di apartemennya yang sekarang. Kami sudah seperti kakak beradik, 9 tahun kami bersama-sama mengarungi hidup tanpa kasih sayang orang tua membuat kami menjadi kuat. Dan akhirnya kami bisa menjadi seorang pengawas pabrik, dan seorang penulis" kata Mikoto sambil merangkulkan tangannya ke tangan Kushina.

"Aku kagum dengan kalian, mungkin jika aku menjadi salah satu diantara kalian, aku akan bunuh diri" Misaki hanya bisa tersenyum sambil menyembunyikan rasa bersalahnya.

"Tapi, sekarang lebih baik kita duduk santai dan meminum teh buatan Uehara Mikoto dahulu" ajak Tsunade.

"Baiklah, aku akan mencicipi teh buatan Mikoto. Teman calon menantuku" Misaki kemudian menarik tangan Mikoto dan Kushina masuk kedalam lift.

Tingg…

Pintu Lift pun terbuka, mereka pun keluar. Dan mereka masuk ke dalam Ruangan milik Mikoto dan Kushina yang berisi banyak buku tentang kehidupan dan bisnis.

"Maaf. Aku undur diri dahulu" kata Tsunade tiba-tiba.

"Kenapa Tsunade-san?" tanya Misaki sambil menyeruput tehnya.

"Aku ingin menyiapkan keberangkatanku, Mikoto, dan Kushina ke Suna malam ini" kata Tsunade.

"Jangan pergi!" larang Misaki.

"Kenapa Namikaze-sama?" Tsunade kaget dengan perintah wakil presiden direktur Namikaze Group ini.

"Aku ingin makan malam bersama dengan Kushina, Mikoto, dan tentu denganmu Tsunade-san" kata Misaki sambil tersenyum.

"Tapi…" kata-kata Tsunade di putus.

"Tidak ada tapi-tapian! Kalau kau setuju, aku akan menyuruh orang lain mengerjakan semua pekerjaanmu selama 2 minggu Tsunade-san" Misaki kembali menyeruput teh ala Mikoto Uehara itu.

"Ba… Baiklah Namikaze-sama" kata Tsunade sambil menundukkan kepalanya dan menutup pintu Ruangan KushiMiko.

"Satu lagi!"

"Jangan panggil aku 'Namikaze-sama'! Itu sangat menyebalkan! Aku lebih suka dipanggil 'Misaki-san'"

"Baiklah Misaki-san" kemudian Tsunade menutup pintu. Selang beberapa detik, terdengar tepukan tangan kebahagiaan Tsunade di luar.

"Baiklah, malam ini aku akan memanggil calon suamimu datang Kushina" kata Misaki sambil tersenyum centil.

"Te… Terserah anda saja Misaki-san" kata Kushina gugup.

"Untuk kalian berdua, kalian cukup memanggilku Kaa-san" kata Misaki.

"Baiklah Kaa-san" kemudian mereka menundukkan kepalanya.

Mereka menghabiskan hari hingga malam di Ruangan Kushina. Ada yang dapat menebak kegiatan mereka selama 10 jam? Mereka bermain monopoli, game dari tablet yang ada di Ruangan, hingga membuka blog pribadi masing-masing. Dan satu kegiatan yang sangat… Hm…. Narsis yaitu berfoto dengan gaya bebas. Dan tentu saja, Misaki yang sangat bebas bergaya. Pengawal dan sekretaris Misaki hanya bisa geleng-geleng kepala.

Jam 18.30 di jalan menuju tempat mereka akan makan malam.

"Kita akan makan dimana Kaa-san?" tanya Kushina.

"Di restaurant Kamaguchi. Di sana aku sudah memanggil Minato untuk datang juga" kata Misaki dengan muka berseri-seri.

"Oh iya Kaa-san, bagaimana kalau Minato dan Kushina duduk berdua?" saran Mikoto. Sedangkan Kushina hanya bisa mengeluarkan deathglarenya yang paling mematikan.

"Boleh… Boleh! Aku setuju!" Misaki dapat meredam deathglare dari Kushina.

Saat mereka sampai di restaurant bintang lima tersebut, ada seorang pemuda berambut jabrik dan seorang wanita berambut merah, tapi lebih muda dari pada rambut Kushina.

Kushina kaget dengan kehadiran wanita itu. Ya, wanita itu adalah Hasegawa Sara. Dua perempuan berambut merah itu sama-sama terkejut. Kushina tak habis fikir ia akan bertemu dengan mantan 'Tuannya' itu.

"Ka… Kau…" Sara hanya bisa gugup saat bertemu kembali dengan Kushina.

"Sudah lama tidak bertemu Sara-sama" Kushina tersenyum palsu di depan Sara.

Mikoto kaget dengan siapa yang ada di depannya sekarang. Seorang wanita kejam yang membuat Kushina hidup tersiksa.

"Ternyata kau datang, Sara" Misaki yang dulunya ramah kepada Sara, sekarang bersikap dingin pada Sara.

"I… Iya… Kaa-san" Sara masih gugup dengan kehadiran Kushina yang sudah lama menghilang.

"Kaa-san, siapa wanita ini?" tanya Minato.

"Lebih baik kita masuk dulu" Misaki langsung berjalan ke dalam restaurant itu dengan santai.

Minato berjalan di belakang Kaa-sannya itu.

"Wah… Wah… Anda telah tumbuh besar tanpa layananku Sara-sama" kata Kushina tersenyum licik.

"Ten… Tentu. Dan kau, Ku… Kukira kau mati" Sara masih gugup dengan kehadiran Kushina.

"Mati? Apa kau tidak ingat dengan apa yang pernah aku alami dahulu? Aku bisa bertahan hampir sehari tanpa makan sama sekali. Ingat, namaku UZUMAKI KUSHINA. Anggota klan terkuat yang telah berjaya sejak bertahun-tahun lalu" kata Kushina di telinga Sara, dan menekankan kata Uzumakinya.

"Hei Kushina! Apa kau tak ingin masuk?" tanya Mikoto.

"Iya iya Mikoto calon istri Fugaku Uchiha" kata Kushina menyebutkan nama pasangan Mikoto.

"Sudah! Jangan menggodaku terus! Ayo!" Mikoto blusing dengan ucapan Kushina.

"Aku duluan Sara-sama. Hmp…" Kushina pun berlalu dan meninggalkan Sara yang masih kaget.

Kushina berjalan 2 meter di belakang Mikoto. Kemudian mereka sampai pada suatu ruangan yang di atas pintunya di tulis VIP.

"Mm… Kaa-san, apa ini tidak berlebihan?" kata Kushina pada Misaki. Misaki hanya bisa tersenyum karena ucapan Kushina.

"Tentu tidak. Ini kan acara penyambutanmu sebagai calon anggota keluarga Namikaze" kata Misaki.

"Tapi…"

"Tidak ada tapi-tapian Kushina. Ayo kita mulai acaranya" Misaki kemudian membunyikan lonceng dan para pelayan meletakkan makanan di meja panjang itu.

Kringgg….

"Halo" sapa Misaki.

"Halo, Misaki-san. Maaf aku tidak bisa pergi ke restaurant yang kau bilang, aku sedang ada urusan mendadak. Saat aku berjalan ke dekat mobilku di basement gedung utama, aku tersandung batu, sehingga aku harus ke rumah sakit, karena kakiku terseleo" jelas Tsunade.

"Oh begitu. Kalau begitu, besok jangan datang ke kantor, biar aku bawakan pemijat yang sangat handal. Ya?" saran Misaki.

"Ah…"

"Tidak ada penyangkalan! Ini rasa terima kasihku karena kau mau menerima anak sahabatku ini" kata Misaki sambil melirik kea rah Kushina yang berkutat dengan Handphonenya.

"Baiklah"

"Oke, sampai jumpa"

Tut… Tut…

"Kaa-san, kapan acaranya dimulai?" tanya Minato yang mulai bosan.

"Oh iya, baiklah. Kita mulai acaranya" Kemudian Misaki bangkitdari duduknya.

"Baiklah, pada hari ini aku mengundang kalian ke sini, karena aku ingin mengenalkan salah seorang anggota baru keluarga Namikaze. Silahkan perkenalkan dirimu" kata Misaki sambil mempersembahkan waktu untuk bicara pada Kushina.

"Baiklah. Namaku Uzumaki Kushina. Aku lahir di Uzushiogakure. Sekian" Kushina kemudian membungkukkan badannya.

"Dan sekarang Minato. Perkenalkan namamu" kata Misaki mempersilahkan Minato memperkenalkan diri.

"Namaku Namikaze Minato. Sekian" kemudian Minato kembali duduk dengan santainya. Tanpa yang lain sadari, ternyata ia melirik ke arah Kushina.

"Apa? Sesingkat itu? Apa tidak bisakah kau bilang kalau kau lahir di Konoha pada tanggal 25 Januari? Dan sekarang kau merupakan penerus tunggal Namikaze Group?" tanya Misaki yang kesal terhadap cara Minato memperkenalkan diri.

"Itu bukannya sudah tidak perlu?" kata Minato dengan senyuman yang bisa di bilang err… mengejek.

"Kenapa? Apakah mereka sudah tau semuanya?" tanya Misaki membela diri.

"Kan sudah Kaa-san sebutkan tadi" kata Minato dengan senyuman kemenangan.

"Hah? Masa? Hm… Ah… I… Iya ya!" Misaki hanya bisa menatahan tawanya terhadap kelakuannya sendiri.

"Hh… Lalu kenapa Kaa-san mengundang aku dan Sara ke sini? Lalu tak biasanya Kaa-san membawa orang lain kesini?" kata Minato yang mulai agak bosan.

"Oh iya, Mikoto, bisa kau dan Minato pergi keluar dulu? Aku ingin berbicara pada Sara dan Kushina" Mikoto kemudian berdiri dari tempat duduknya dan membungkukkan badannya, begitu juga dengan Minato.

Klap…

Pintu ruangan itupun tertutup, tinggallah mereka bertiga.

"Baiklah, jelaskan padaku Sara, bagaimana cara kau mengenal Kushina?" tanya Misaki pada Sara.

"Ah… I… Iya… Bagaimana ya? Kami berteman sejak lama" kata Sara sambil tersenyum palsu.

"Apa benar Kushina?" Misaki pun mengalihakan perhatiannya pada Kushina.

"Hm… Bisa di bilang…. TIDAK" Kushina pun tersenyum licik pada Sara.

"Kaa-san… Apa yang ia katakan itu tidak benar! A… Aku berteman baik dengannya. Ya kan Kushina?" Sara hanya berharap cemas Kushina dapat memaafkannya

"Tidak! Kau adalah mantan tuanku! Aku tidak pernah lupa itu! Apa kau tidak ingat semuanya, SARA-SAMA?" Kushina mulai geram dengan kelakuan Sara yang terus mencoba berbohong.

"Sara, lebih baik kau jujur daripada aku semakin tidak mempercayaimu!" Misaki akhirnya dapat membuat Sara terpojok.

"Kaa-san!" Sara mencoba membela dirinya.

"Apa kau tidak merasa bersalah? Berbohong pada kenyataan yang ada? Membohongiku, Minato, dan juga lainnya selama ini"

"Baiklah Kaa-san! Aku mengakui semuanya! Tapi itu semua memiliki alasan!" bela Sara.

"Alasan? Sebutkan alasannya!" Misaki mulai tak sabar dengan kata-kata Sara.

"Aku tak menyukainya karena ia memiliki kepintaran, kecantikan, dan sebuah keluarga yang sukses. Sedangkan aku? Hanya seorang gadis yang tidak terlalu pintar, aku juga merupakan gadis yang tiak terlalu cantik, serta Tou-san dan Kaa-sanku mati-matian memperjuangkan perusahaan agar tidak bangkrut. Setelah orang tuanya meninggal, Tou-san dan Kaa-san bisa bernafas lega, karena perusahaan anak ini diambil alih oleh Tou-san" Sara menjelaskan semuanya.

"Setelah beberapa lama, rupanya ia diadopsi oleh Tou-san dan Kaa-san, akhirnya orang yang aku jadikan rival tunduk patuh padaku. Aku ingin ia merasakan bagaimana posisiku dulu. Makanya aku bertindak sewenang-wenang padanya" Sara akhirnya mengakhiri penjelasannya.

"Hanya itu? Hanya itu?" tanya Misaki.

"Iya, hanya itu" jawab Sara yakin.

"'HANYA' sebuah kata yang di ucapkan ketika menjelaskan sebuah permasalahan yang akan membawa orang yang menderita di karenakan kata itu hanya menjelaskan sedikitnya saja, tidak menjelaskan semuanya. Hanya, hanya, hanya, HANYA ITU KAU BILANG?" Kushina tidak bisa lagi menahan semua perasaannya.

"Iya! Memang iya!" jawab Sara lantang.

"Apa… Apa kau tau? Pe… Penyebab kematian orang tuaku?" tanya Kushina yang sudah berlinangan air mata.

"Kebakaran di rumahmu. Itu hanya kebakaran biasa. Kau tidak perlu melebih-lebihkannya!"

"Bukan! Itu semua bukan kecelakaan biasa. Tapi karena orang tuamu! Tou-sanmu menyuruh pembunuh bayaran untuk menembak Tou-san dan Kaa-sanku. Setelah mereka berdua tewas, orang itu membakar rumahku dengan Kaa-san dan Tou-sanku di dalamnya!" Kushina menejelaskannya dengan sabar dan sambil menahan tangisnya.

"A… Apa? Apa kau bi… bilang? Tou-sanku? Tou-sanku membunuh orang tuamu? Jangan memfitnah orang tuaku!" Sara tidak percaya dengan penjelasan Kushina.

"Aku tidak berbohong, kau pikir dengan cara apa aku bisa menjadi penulis? Aku membaca hampir semua buku di perpustakaan seluruh instansi di Konoha. Berhubung Konoha berkerjasama erat dengan Uzushio, akupun sempat membaca buku kriminalitas yang tersimpan di perpustakaan polisi Konoha" Kushina tersenyum penuh kemenangan atas tuduhan Sara padanya.

"Lalu bagaimana kau bisa menuduh orang tuaku?" tanya Sara yang sangat kesal.

"Dari hasil penyelidikan, di tubuh orang tuaku di temukan 2 selongsong peluru yang bersarang di perutnya. Dan rumahku terbakar secara tidak wajar. Tak jauh dari rumahku, sebuah name tag dengan label perusahaan keluargamu ditemukan. Dan setelah orang tuamu mendapatkan semua asset perusahaan keluargaku yang tersisa, orang tuamu merubah sikapnya padaku. Dan yang paling tidak masuk akal sikap Tou-sanmu yang membuatku menjadi pelayanmu" Kushina menjelaskan semuanya dengan tenang. Tapi, Misaki tau sikap Kushina itu jauh sekali dari apa yang ada di hatinya sekarang.

"Aa… Aku… Aku pulang saja" kemudian Sara pergi keluar ruangan. Minato dan Mikoto pun tak lama masuk ke dalam ruangan itu.

"Kaa-san, kenapa Sara pergi terburu-buru?" tanya Minato yang pebasaran dengan sikap Sara yang notabene kekasihnya.

"Kau akan tau lain kali Minato" Misaki pun hanya bisa terdiam.

"Lalu bagaimana dengan kita?" tanya Minato yang mulai bingung.

"Hari ini aku ingin mengumumkan sesuatu" Misaki kemudian bangkit dari duduknya.

"Apa?"

"Minato, kau tidak akan marahkan jika ini keputusanku dan Tou-sanmu sejak kau lahir dahulu?"

"Aku tau apa yang Tou-san dan Kaa-san putuskan untukku itu baik"

"Baiklah, jika kau katakana itu. Aku hanya ingin bilang kalau Kushina akan aku tunangkan denganmu"

"Apa?" Minato kaget bukan kepalang. Ia hanya menginginkan jika Sara menjadi tunangannya.

"Aku sudah menjodohkan kalian sejak kecil dahulu"

"Tapi aku hanya ingin bertunangan dengan Sara seorang" kata Minato dengan sok puitis *ditabok*

"Tidak bisa mengelak Minato! Ini sudah kami putuskan sejak 22 tahun yang lalu! Kau tidak boleh mengubahnya lagi!" Misaki mendesak agar Minato dapat bertunangan dengan Kushina.

"Kau akan bertunangan denganku, tapi kau boleh menjalin hubungan dengan Sara-sama" Kushina pun bangkit dari tempat duduknya.

"A… Apa aku tidak keberatan?" tanya Minato yang kaget dengan sikap Kushina.

"Tidak, lagi pula walaupun hingga aku dan kau menikah, aku tidak peduli jika kau masih menjalin hubungan dengannya" Kushina pun pergi keluar ruangan.

Minato yang mendengar pernyataan Kushina merasa hatinya sangat sakit. Bagi di tusuk ribuan jarum secara bersamaan.

Minato pov~

Aku tak menyangka seorang wanita yang merelakan suaminya masih menjalin hubungan dengan orang lain. Tapi kenapa hatiku menjadi sangat sakit? Bagaikan kehilangan sesuatu yang ada di dalam hatiku.

Aku hanya ingin bertanya satu hal pada diriku sendiri.

APA AKU MULAI MENYUKAINYA?

Entahlah, hatiku masih saja resah.

End Of Minato pov~

Bruk…

Misaki dan yang lain bangkit dari tempat duduknya.

"Bunyi apa itu?" Misakipun berjalan keluar ruangan diikuti oleh Mikoto.

"KUSHINA!" terdengar teriakan Misaki dan Mikoto. Minato yang khawatir pun akhirnya keluar ruangan untuk mengecheck semuanya baik-baik saja.

Terbalik dengan kenyataan, Kushina terbaring lemah di dekapan Misaki yang menangis tersedu-sedu. Badannya yang putih tampak sangat lemah, dalam keadaan itu tampak Kushina sedang dalam keadaan bersedih, kaget, kecewa, dan sangat terpukul. Di wajah Kushina tampaklah air mata bening Kushina.

'Ku… Kushina…' batin Minato.

"Minato! (hiks) Apa yang kau lakukan di sana? (hiks) Cepat panggil Sato (hiks)!" Minato langsung berlari ke lorong panjang yang lumayan luas. Tak ada orang di sana kecuali Sara yang sedang menangis.

"Sa… Sara… Kau kenapa?" Minato kemudian membalikkan badan Sara ke hadapannya.

"A… Aku… (hiks) Minato!" Sara kemudian melingkarkan tangannya pada pinggang Minato.

Minato benar-benar dalam dilema saat itu. Saat ini dua orang wanita sedang membutuhkannya. Hatinya ingin menolong Kushina, tapi akal sehatnya menyuruh ia untuk berada di dekat Sara.

"Minato… (hiks) berjanjilah! (hiks) berjanjilah padaku! (hiks) kau tidak akan meninggalkanku (hiks) apapun yang terjadi (hiks)" Sara mengacungkan jari kelingkingnya.

Minato merasa berat untuk melingkarkan jari kelingkingnya di kelingking Sara. Tapi akhirnya ia melingkarkannya juga.

"Aku berjanji"

Terdengar suara klakson mobil di depan restaurant itu.

"A… Aku… Aku pulang dulu ya!" Sara melepaskan pelukannya dari Minato.

"Iya. Hati-hati ya!" Minato melambaikan tangannya pada Sara.

Di sebuah rumah bergaya Eropa.

"Tou-san, boleh aku masuk?" tanya seorang wanita bernama Hasegawa Sara.

"Boleh sayang" kemudian sang Tou-san yang di ketahui merupakan pemimpin Hasegawa Group, Hasgawa Hirota mempersilahkan anaknya masuk ke ruangan kerjanya.

"Tou-san, gadis Uzumaki itu kembali lagi" kata Sara sambil tersenyum pucat.

"A… Apa? Maksudnya Uzumaki Kushina" tanya Hirota pada anaknya itu.

"Iya. Rupanya ia kenalan dekat Namikaze Misaki"

"Lalu kita apakan dia?" kata sang Tou-san dengan senyum licik.

"Bunuh saja dia. Aku tak tahan lagi" Sara pun mengutarakan apa yang ingin ia lakukan pada Kushina.

"Baiklah sayang. Tapi, itu harus secara pelan-pelan. Karena Tou-san tidak ingin ada orang yang curiga tentang kematiannya" Hirota kemudian menyeruput kopinya.

"Baiklah Tousan. Tapi, kematian Uzumaki Akihiro dan Uzumaki Akemi sudah Kushina ketahui" kata Sara memperingatkan Tou-sannya.

Hirota kaget dengan apa yang dikatakan anaknya. Tak ia sangka bahwa semua yang ia sembunyikan dari anaknya selama ini telah terungkap.

"Tapi tampaknya kita juga harus menyingkirkan Namikaze Misaki juga" kata Sara dengan was-was.

"Baiklah sayang" kemudian Sara keluar dari ruangan kerja pemimpin Hasegawa Group itu sambil tersenyum licik.

To Be Continued

Tu Bi Kontiyiud

Alhamdulillah! Walaupun puasa bisa menyelesaikan FanFict baru ini!

Kushina: Akane-chan… ^^

Akane: Apaan pake Chan-chan? Kun aja napa? !_!

Minato: Jatuh harga diri laki-laki sekarang! TT_TT

Akane: Maksudnya? -_-

Minato: Gak ada! Abaikan! ^_^

Akane: *buakh* Minato-kun diam deh :P

Minato: Ittai! Iya deh!

Maaf ya kalau banyak Typo dan alurnya aneh! M(_ _)M

Okay, and akhir kata di Chapter ini….

REVIEW PLEASE! M(_ _)M