A/N: Hai, ketemu lagi sama Nanako, si author baru #nyombongindiri#PLAK!# Oke, fanfic yang satu ini adalah fanfic kedua author. Sekarang, bukan one-shot lagi, tapi cerita bersambung. Fanfic masih tetap Fairy Tail, mungkin nanti suatu saat, author bikin fanfic lain, yang bukan Fairy Tail. Oh iya, maafkan saya, kalo cerita ini masih ancur aja dan ada kata-kata yang readers gak ngerti di fanfic ini.

Pairing: Gray F. & Lucy H.

Genre: Romance, School Life

Disclaimer: Hiro Mashima

Saa, happy reading!

But, I Love You!

Chapter 1

Pagi yang cerah. Burung-burung bertengger di pohon, menyambut sang mentari yang menampakkan dirinya di ufuk timur. Embun-embun dari hujan semalam menggantung di ujung daun, menyaksikan terbitnya sang raja siang itu. Sinar mentari yang hangat menembus jendela kamar gadis berambut pirang yang sedang tertidur pulas itu.

KRIING! KRIING!

Tiba-tiba, jam weker yang terletak di samping gadis itu berdering untuk membangunkan gadis itu. Perlahan, gadis yang bernama Lucy Heartfilia itu membuka kedua matanya. Setelah mengumpulkan semua kesadarannya dan pergi dari alam bahwa sadarnya, dia —masih dalam posisi tiduran— meraih jam weker yang masih berdering itu dan mematikannya. Sebelum mengembalikan jam weker itu ke tempat semula, Lucy melihat waktu sekarang di jam weker itu.

Jam weker itu menunjukkan pukul tujuh tepat. Lucy membelalak melihatnya. "Haah?! Sudah jam segini!? Aduh, harus cepat-cepat, nih! 10 menit lagi, gerbang sekolah sudah ditutup! Kalau aku tidak cepat-cepat, aku bisa telat!" celoteh Lucy panik sambil meletakkan kembali jam wekernya di tempat semula.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Lucy melesat ke kamar mandi dan mandi cepat-cepat. Dia tidak keramas, hanya membersihkan tubuhnya saja pakai sabun cair. Menurutnya, kalau pakai keramas segala, bakalan lama. Setelah membersihkan tubuhnya, Lucy langsung mengelap tubuhnya dengan handuk, tidak pakai sikat gigi juga. Nanti kelamaan, pikirnya.

Seusai mengelap tubuhnya, Lucy segera memakai baju seragamnya dengan terburu-buru. Tidak dipedulikannya baju seragamnya berantakan. Selesai memakai seragam, Lucy menyiapkan buku-bukunya dan berlari ke ruang makan. Di meja makan, sudah tersedia roti bakar selai stroberi kesukaannya (ceritanya Lucy suka roti bakar selai stroberi) yang masih hangat dan susu vanila di sampingnya.

Lucy memandang sarapannya itu, lalu ke arah jam tangannya. "Huwaa! 5 menit lagi gerbang sekolah mau ditutup!" seru Lucy tambah panik. Dia memandang lagi roti bakar dan susu di meja makan.

Mi-minum susu dulu aja, deh! Rotinya dimakan di jalan aja! batin Lucy sembari meneguk susu vanila sampai hebat. Lalu, diambilnya roti bakar dari piringnya dan segera berangkat ke sekolah. "Itekimasu!" pamit Lucy kepada para maid-nya yang sedang sibuk membersihkan rumahnya.

"Itarashaimasu, Lucy-sama!" balas maid-maid-nya dengan kompak.

~:But, I Love You!:~

DRAP! DRAP! DRAP!

Lucy berlari ke sekolahnya, Fairy Gakuen dengan terburu-buru sambil memakan rotinya. Nafasnya ngos-ngosan, keringat mengalir deras dari pelipisnya, membuat baju seragamnya basah akibat keringat itu. Tiba-tiba…

BRUAAK!

Lucy bertabrakan dengan seseorang! Roti yang sedang dimakannya jatuh ke jalanan. "Adududuh…," Lucy mengaduh kesakitan. "Lho? Rotiku mana?" tanya Lucy sambil mencari-cari rotinya tidak ada di genggaman tangannya. Ketika dia menengok ke kanan, dia tercengang. Rotinya jatuh!

"Uuuh…, padahal aku sedang lapar-laparnya…," gumam Lucy marah. Dia menatap tajam pada orang yang berada di hadapannya yang tadi menabrak dirinya. "Hei, kalau jalan pakai mata, dong! Lihat tuh, rotiku jadi jatuh!" omel Lucy kepada lelaki berambut raven yang menabraknya tadi.

"Aaaah, berisik banget sih!" ketus lelaki yang seumuran dengan Lucy itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia pun berdiri dari jatuhnya. "Minggir!" tukas lelaki itu sambil mendorong Lucy dan berlari entah kemana. Roti Lucy yang jatuh diinjaknya, sehingga roti itu menjadi hancur.

Lucy menatap rotinya yang sudah hancur itu dengan mata berkaca-kaca. "Uuukh… ro-rotiku…," gumamnya lirih. Lama sekali dia menatap roti tersayangnya. Rasa kesal pada lelaki raven tadi masih ada di dalam benak Lucy.

HAH! Tiba-tiba, dia sadar kalau dia harus sudah sampai di sekolah. Kalau tidak, gerbang sekolah akan ditutup. Lucy langsung mengambil tas sekolahnya, lalu berlari ke arah sekolahnya dengan terburu-buru.

Aku masih bingung… siapa yang menyetel jam wekerku jadi jam tujuh tepat? Apakah Wendy? Baiklah, nanti akan kutanyakan!

Di sekolah, Lucy langsung berlari ke kelas 8-2, kelas adiknya, Wendy, dengan langkah kaki dihentak-hentakkan. Ketika sampai di kelas adiknya, dia berjalan cepat ke arah Wendy yang sedang mengobrol dengan Romeo, teman sekelasnya. "Wendy! Tadi, kau menyetel jam wekerku jadi jam tujuh tepat, ya?!" tanya Lucy galak.

Wendy pun terdiam mendengarnya. Lalu, dia nyengir. "Ehehehe... Gomen ne, Lucy-oneechan... Aku cuma ingin ngusilin Lucy-oneechan aja, kok," celetuk Wendy sambil tetap nyengir. Tapi, tiba-tiba, raut mukanya berubah menjadi raut muka perasaan bersalah. Wendy menjatuhkan tubuhnya, lalu memeluk kedua kaki Lucy. "Maafkan aku, Lucy-oneechan! Gomen'nasai, gomen'nasai! Aku berjanji gak akan mengulanginya lagi!" ucap Wendy pura-pura menangis.

Gak kusangka, adikku yang biasanya sopan dan lemah lembut ini ternyata bisa menjahiliku juga, ya? Udah gitu, tumben-tumbennya dia jadi lebay kayak gini! batin Lucy sambil berusaha melepaskan pelukan Wendy dari kakinya dengan menggoyang-goyangkan kakinya. "H-hei, udahan dong, meluknya... Kamu nge-fans sama kakiku?" kata Lucy ngasal. Akhirnya, Wendy melepaskan pelukan kakinya. "Iya, deh. Kali ini kumaafkan. Tapi, jangan diulangin lagi, lho. Tadi, aku panik banget tau! Kamu sih, pake usil segala! Kamu tau 'kan kalo aku udah tidur gitu, bangunnya bakalan lama?!" omel Lucy, membuat Wendy menunduk, merasa bersalah.

"Gomen'nasai, Lucy-oneechan...," ucap Wendy.

TENG! TENG! TENG!

Bel masuk sekolah sudah berbunyi. Lucy buru-buru keluar dari kelas 8-2 dan berlari ke kelas 11-3, kelasnya (di sekolah Lucy, SMP sama SMA digabung jadi satu). Untungnya, guru wali kelas belum masuk ke dalam 11-3. Ketika Lucy baru masuk, tiba-tiba seorang gadis berambut biru muda mendekati Lucy dengan wajah ceria. Senyumnya lebar sekali. "Ehee... Ohayo, Lu-chan!" sambutnya. "Ne, tumben banget baru dateng jam segini. Biasanya, kamu datengnya pagi," komentar gadis itu.

"Tadi, aku mampir bentar ke kelas 8-2, mau ngomong bentar sama Wendy, Levy-chan," sahut Lucy.

"Ne, Lu-chan, aku denger kabar, katanya nanti kelas kita kedatengan murid baru, lho! Katanya sih, murid barunya itu cowok. Cowoknya itu katanya keren banget!" kata gadis berambut biru yang bernama Levy itu dengan semangat. Pantas saja dia tersenyum terus dari tadi.

Tiba-tiba, Cana-sensei, guru wali kelas Lucy dan Levy, masuk ke dalam kelas 11-3. "Minna, duduk!" tegas Cana-sensei dengan tatapan galak. Murid-murid kelas 11-3 pun duduk ke bangku masing-masing. Setelah duduk di bangku masing-masing, murid-murid itu diam, tidak berbicara sepatah kata pun. Mereka takut pada Cana-sensei. Betul, Cana-sensei itu termasuk guru yang paling seram dan galak (eh sama aja, ya?) di Fairy Gakuen, menurut murid-murid.
Tapi, sebenarnya, Cana-sensei tidak galak dan seram. Itu hanya menurut anak-anak. Sebenarnya, Cana-sensei itu baik banget, suka membantu murid-muridnya. Dulu, pernah Cana-sensei membantu salah satu murid Fairy Gakuen yang sedang membawa tumpukan buku dari perpustakaan. Cana-sensei membantu membawakan tumpukan buku itu. Murid itu tidak tahu. Tetapi, ketika menengok ke sampingnya, anak itu terkejut, tidak percaya bahwa Cana-sensei yang membantunya. Bukannya bilang terima kasih, anak tadi langsung berlari menjauh dari Cana-sensei. Buku yang tadi dia bawa, jatuh ke lantai lorong Fairy Gakuen. Kasihan sekali kau, Cana...

"Minna, hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan masuk," kata Cana-sensei singkat.

Murid baru yang ada di depan pintu kelas pun masuk ke dalam kelas. Ketika Lucy melihat murid baru itu, dia terperanjat. Sambil menunjuk murid baru itu dengan tangan gemetaran, Lucy bergumam,

"Di-di-di-dia... 'kaaan...!?"

TO BE CONTINUED

Chapter 1 selesai! Yaaay! Ternyata, Lucy sayang banget sama rotinya, Readers! #PLAK! Digampar Lucy#. Oke, abaikan.

Gomen, kalo chapter 1 ini malah lebih jelek dari fanfic author yang pertama. Ohiya, Wendy di sini berperan sebagai adik Lucy. Jadi, namanya bukan Wendy Marvell lagi, tapi Wendy Heartfilia.

Kalo readers udah tau siapa murid baru itu, jangan sombong dulu. Mungkin (masih mungkin, lho) di chapter selanjutnya, ada sebuah kejutan yang tak terduga! Kalo kejutan itu gak ada... author kehabisan kata-kata... #PLAK!

Seperti biasa,

REVIEW! (karena berkat review dari para readers, author jadi makin semangat bikin lanjutannya!)