"Yunho. Dia berencana untuk mengambil alih Cho Coorporation"

"Lalu?" balas Kyuhyun santai.

"Lalu? Demi tuhan, Kyu! Perusahaan itu hasil jerih payah ayahmu sendiri dan kau akan membiarkan Cho Coorporatin diambil alih begitu saja oleh orang asing seperti Yunho?"

"Yunho bukan orang asing, Hyung. Dia kekasihku, juga calon suamiku. Lagipula aku akan menikah dengan Yunho nanti. Jadi apa salahnya? Toh nanti dia juga yang akan mengurus perusahaan"

"Bukan, Bukan itu, Kyu. Kau tidak mengerti. Yunho hanya menggunakanmu sebagai tumbal. Dia hanya mempermainkanmu. Dia punya dendam tersembunyi pada perusahaan ayahmu"

Kyuhyun hanya diam. Dia menoleh, menatap Zhoumi lekat. "Hyung, Jika kau melakukan ini hanya karena kau tidak suka melihatku bersama Yunho, seharusnya kau tidak melakukan ini"

"Hyung?"

Zhoumi tidak menggubris panggilan Kyuhyun. Dia terlalu sibuk memikirkan pembicaraannya dengan Kyuhyun saat sarapan tadi. Sekarang semuanya sudah sia – sia. Kyuhyun sama sekali tidak percaya dengannya, bahkan dia sudah menceritakan semua kejadian masa lalu antara Cho Cooporation dengan perusahan ayah Yunho, namun Kyuhyun tetap menganggapnya santai.

"Zhoumi hyung?"

Kali ini Zhoumi menoleh, dengan tatapan datar. "Apa?"

"Hyung baik – baik saja kan?"

Zhoumi hanya membalasnya dengan gumaman sebagai jawaban bahwa dia baik – baik saja, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada jendela, menatap jalanan luar. Membuat Kyuhyun kembali menatapnya dengan tatapan bingung.

Mereka berdua baru saja tiba di Korea dan sedang dalam perjalanan pulang menuju Seoul dari Incheon. Selama itu pula, Zhoumi terlihat aneh, dia lebih diam dan malah mengacuhkan keberadaan Kyuhyun, tidak seperti biasanya. Hal ini membuat Kyuhyun berpikir, sejak mereka membicarakan Yunho tadi pagi, Zhoumi terlihat seperti tengah memikirkan sesuatu.

Sebenarnya Kyuhyun tau, dia sudah tau semuanya sejak dulu, tapi dia enggan dan memilih berpura – pura untuk tidak tau apa – apa. Kyuhyun mempunyai alasan tersendiri, kenapa dia membiarkan Yunho untuk terus melancarkan aksinya seperti ini.

Tapi melihat Zhoumi yang seperti ini, membuatnya kembali berpikir. Zhoumi tampak begitu ingin melihatnya mempertahankan Cho Coorporation. Haruskah? Kyuhyun menghela napas panjang seraya menyandarkan kepalanya pada jok sambil berpikir.

Haruskah dia mencoba? Walau pada akhirnya dia akan membiarkan perusahaan jatuh ketangan Yunho, setidaknya dia sudah berusaha dan meyakinkan Zhoumi kalau dirinya bukan orang yang tepat untuk menggantikan posisi ayahnya di perusahaan tersebut.

"Hyung, Aku bersedia menggantikan posisi ayah diperusahaan"

"Hm? Kau bilang apa barusan?" sahut Zhoumi tidak percaya, dia mendengarnya, hanya ingin memastikan sekali lagi kalau apa yang dia dengar barusan benar – benar terlontar dari bibir Kyuhyun.

"Aku mau terlibat diperusahaan. Um, tapi ada syaratnya"

"Apa syaratnya?"

"Hyung harus selalu mendampingku setiap saat, Janji?" ucap Kyuhyun sambil mengacungkan jari kelingkingnya pada Zhoumi. "Pinky promise~ tehee~" ucapnya lagi dengan nada imut, membuat Zhoumi tidak bisa menahan senyumannya, dan langsung menautkan kedua kelingking mereka.

"Hyung sudah berjanji padaku, Hyung tidak boleh mengingkarinya, okay?"

Zhoumi mengangguk sambil mengacak gemas rambut Kyuhyun "Arraseo!"

Kyuhyun memang tau semuanya. Itu menurut dirinya sendiri. Tapi ada yang belum Kyuhyun ketahui. Tentang rencana Yunho yang akan menikah dengan Jaejoong setelah dia berhasil mendapatkan perusahaan itu. Dan Zhoumi benar. Yunho hanya menjadikannya sebagai tumbal. Namun Kyuhyun, sekali lagi hanya menganggapnya sebagai angin lalu, dan beranggapan kalau Yunho benar – benar mencintainya.

.

.

.

"Apa kabar?"

"Baik, Kau?"

"Aku juga baik – baik saja. Lama tidak berjumpa denganmu, Siwon"

"Ya, ternyata kau tidak banyak berubah, Jaejoong-shi"

"Hum.."

Keduanya kembali terdiam. Entah sibuk dengan pikirannya masing – masing atau sama – sama bingung ingin berkata apa lagi. Mereka semakin canggung, terlebih karena insiden 5 tahun yang lalu.

Siwon memukuli Yunho hingga babak belur, sementara Yunho sendiri sama sekali tidak membalas pukulannya dan membuat Siwon semakin menjadi – jadi. "Siwon! Choi Siwon! Hentikan"

Jaejoong menarik Siwon untuk menjauh dari Yunho, namun Siwon malah mendorongnya dan berusaha memukul Yunho lagi. "Siwon-ah! Aku mohon hentikan!" pinta Jaejoong sambil menarik – narik kemeja Siwon.

Siwon bangkit dari atas tubuh Yunho setelah melayangkan satu tinjuan terakhir dan langsung menarik tangan Jaejoong dengan kasar, Membawanya pergi dari tempat itu. Cukup jauh dari tempat mereka sebelumnya, Jaejoong menepis tangan Siwon.

"Hentikan—"

"Aku.. Aku mencintai kakakmu. Jung Yunho. Aku mencintainya—"

" Berhentilah bersikap seolah – olah aku ini milikmu, Siwon. Maafkan aku"

Siwon hanya diam. Dia sama sekali tidak bergeming dari tempatnya.

Dulu, Siwon dan Jaejoong bersahabat dekat. Sangat dekat sampai orang – orang mengira kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih. Siwon diam – diam menyimpan perasaan pada Jaejoong, tapi tidak dengan Jaejoong. Jaejoong menyukai orang lain, yang tidak lain adalah Yunho.

Sejak hari itu, Siwon menjauh dari Jaejoong. Meski dia sudah merelakan Jaejoong untuk Yunho tapi dia memilih untuk pergi dan berkelana ke negeri orang, itu semua dia lakukan hanya semata – mata untuk melupakan Jaejoong, tidak lebih. Tapi beruntungnya dia malah menjadi pelukis dan photographer terkenal disana. Sambil menyelam minum air, begitulah peribahasanya.

"Aku dengar sekarang kau menjadi pelukis terkenal di Paris"

"Begitulah"

"Aku ikut senang melihatmu sesuksesanmu ini"

"Hm, Gomawo"

Sama sekali tidak ada kontak mata dari keduanya.

Tidak, Jaejoong sesekali menatap Siwon sambil berbicara, tapi Siwon tidak. Dia hanya menjawab seperlunya sambil menatap dan mengaduk – aduk kopinya sendiri.

Suasana canggung itu sedikit hilang karena kehadiran Yunho.

"Boo, kenapa kau ada disini?" tanyanya seraya duduk disamping Siwon.

"um? Itu.. Aku kebetulan sedang membeli roti"

"Ah, Begitu" balas Yunho sambil mengangguk paham. Dia beralih pada Siwon.

"Siwon-ah, Aku merindukanmu" ucapnya sambil merangkul adik tirinya tersebut.

Siwon hanya tersenyum kecil. "Aku juga, Hyung" ujarnya sekenanya.

"Hm, kalau begitu aku pergi dulu" ucap Jaejoong seraya bangkit dari duduknya.

"Tidak ingin mengobrol dulu, Boo?"

Jaejoong menggelengkan kepalanya sambil melirik Siwon sekilas. "Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, Yun. Lain kali saja. Sampai jumpa nanti" ucapnya pamitan.

Jaejoong tau. Siwon merasa tidak nyaman dengan keberadaanya disini. Untuk itu dia pamitan pergi dan membiarkan sepasang kakak-adik itu melepas rindu. Begitu lebih baik, pikirnya.

"Siwon-ah, kau tinggal bersamaku saja selama kau berada disini, Bagaimana?"

"Kau tinggal di Apartement?"

"Tidak, Aku tinggal bersama Kyuhyun sekarang"

Kyuhyun? Mendengar nama itu, membuat Siwon kembali teringat akan pertemuan terakhirnya dengan Kyuhyun kemarin di Jepang. "Baiklah, Aku akan tinggal bersamamu" ujar Siwon.

Dia ingin lihat, bagaimana ekspresi Kyuhyun saat tau kalau dirinya adalah adik dari kekasihnya sendiri. Dia sangat penasaran, erlebih karena mereka sudah pernah berhubungan seks sebelumnya.

.

.

.

Kyuhyun menghela napas panjang seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa. Liburan kali ini rasanya sangat sebentar dan terlalu menyenangkan untuk disudahi. Terlebih, dia punya pengalaman baru disana, dengan orang baru pula. Tanpa sadar Kyuhyun tersenyum saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Siwon yang langsung diawali dengan one-night-stand.

"Ah! Bodoh.."

Kyuhyun lupa. Dia benar – benar lupa menanyakan nomor telepon Siwon. Siapa tau saat lelaki itu berniat kembali ke Korea, dia bisa bertemu lagi dengannya. "Kau bodoh, Kyuhyun" gumamnya.

Kyuhyun menatap sekeliling rumahnya yang tampak begitu sepi, seperti tanpa penghuni. Yunho pasti masih berada di kantor, pikirnya. Dia bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

Baru saja Kyuhyun membuka pintu kamarnya, terdengar suara gemercik air didalam kamar mandi yang memang terletak didalam kamarnya. Dia mengerutkan dahinya.

"Yunho?"

Pintu kamar mandi terbuka. Sesosok laki – laki keluar hanya dengan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Sontak Kyuhyun membelalak terkejut, dia menelan ludahnya. Lelaki itu bukan Yunho melainkan ... Siwon.

Kyuhyun merutuki dirinya sendiri. Bodoh. Kenapa dia tidak bisa melepaskan bayangan Siwon dari pikirannya? Mana mungkin Siwon bisa berada didalam kamarnya seperti ini. Tapi .. jika ini hanya sebuah ilusi, sosok Siwon terlihat begitu nyata dihadapannya.

Sementara itu Siwon hanya mengeryitkan dahinya, heran. Melihat Kyuhyun terlihat bingung sambil menatapnya tidak percaya. Namun detik selanjutnya, Siwon tertawa. Ekspresi Kyuhyun benar - benar lucu, seperti sedang melihat hantu. "Hai, Kyuhyun-shi" sapanya.

Detik itu pula, Kyuhyun menutup wajahnya dan berteriak lalu lari keluar kamar, meninggalkan Siwon yang kembali tertawa puas melihat tingkah lucu Kyuhyun.

"Kau kenapa, sayang?" tanya Yunho sambil memegang kedua bahu Kyuhyun.

"Itu... Didalam kamarku.." ucap Kyuhyun panik.

"Ah, Siwon. Iya, aku lupa memberitahumu, selagi kamar tamu dibersihkan untuk sementara Siwon akan tidur dikamarmu, dan kau tidur bersamaku. tak apa kan?"

"Si...won?"

Yunho mengangguk mengiyakan. "Huum, Siwon. Choi Siwon. Dia adik tiriku"

Kyuhyun hanya terdiam. Ini mimpi kan? Iya ini pasti hanya mimpi. Dia mencubit kedua pipinya keras – keras dan merintih kesakitan setelahnya. "Kau kenapa sih? Ada yang salah?" tanya Yunho bingung.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya dengan tatapan setengah kosong.

Siwon keluar dari kamar, kini dia sudah memakai kaos coklat dan celana santai selutut.

"Siwon-ah, perkenalkan. Ini Kyuhyun, Calon istriku" ucap Yunho dengan penekanan pada kata 'calon istri' pada Siwon, seakan memberi kode kalau dia harus ikut bermain dalam permainan ini.

Siwon mengulurkan tangannya "Choi Siwon imnida" sapanya sambil tersenyum.

Kyuhyun belum merespon. Dia masih melamun.

"Kyu?" ujar Yunho.

"Hm? Ah, iya. Cho Kyuhyun imnida" ucapnya seraya menjabat tangan Siwon.

"Senang bisa bertemu denganmu, Kyuhyun-shi"

"Hm, Nee" balas Kyuhyun kaku.

Kyuhyun pikir dia harus bergegas untuk bicara dengan Siwon dan membuat perjanjian untuk merahasiakan apa yang pernah terjadi antara mereka berdua sebelumnya. Yunho tidak boleh tau akan hal ini.

Siwon bisa jadi boomerang baginya.

Bodoh. Bukankah tadi Kyuhyun ingin bertemu dengan Siwon lagi? Iya, dia ingin bertemu dengan Siwon, tapi tidak dalam kondisi seperti ini. Kondisi dimana Siwon adalah adik dari kekasihnya sendiri.

.

.

.

"Siwon-shi—"

"Ya?"

Kyuhyun duduk disamping Siwon yang tengah menggambar di balkon. Beruntung, beberapa menit yang lalu Yunho pamit ingin bertemu dengan teman lamanya. Kesempatan ini bisa Kyuhyun jadikan untuk berbicara berdua dengan Siwon.

"Hmm ... itu... aku—"

Kyuhyun terlalu gugup untuk mengatakan itu. Padahal sebelumnya dia sudah merangkai kata - kata untuk hal ini. Tapi itu semua hilang sekejap hanya karena rasa gugupnya berada didekat Siwon.

"Aku mengerti. Aku akan berpura – pura belum pernah mengenalmu sebelumnya. Untuk yang di Jepang itu, Anggap saja kau sedang bermimpi. Itu kan yang kau mau?"

Kyuhyun mengangguk pelan. Dia menghela napas lega. Beruntung, Siwon cukup peka. "Tapi ... Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Kyuhyun" ucapnya sambil menatapnya dan tersenyum.

"A-aku juga"

Siwon hanya tersenyum lalu mengacak pelan rambut Kyuhyun.

"Panggil aku Hyung, walaupun kau akan menjadi kakak iparku nanti, aku tetap lebih tua darimu"

"Hm? N-ne, Siwon Hyung"

"Good boy~"

"Siwon Hyung. Siwon Hyung" ucap Kyuhyun lagi, kali ini sambil tersenyum lebar.

Kyuhyun rasa dia menyukainya. Dia suka memanggil Siwon dengan sebutan Hyung. Karena dengan begitu dia merasa lebih dekat Siwon. "Mau aku lukis?" tawar Siwon.

"Tidak mau" balas Kyuhyun sambil menjulurkan lidahnya.

"Eh? Yasudah kalau tidak mau"

"Kalau mau melukisku, Hyung harus membelikanku kue pie"

"Harusnya aku yang bilang seperti itu tau." ujar Siwon sambil menjitak Kyuhyun.

Kyuhyun hanya terkekeh pelan. Semuanya mengalir begitu saja. Mengalir begitu cepat. Rasanya sangat nyaman bisa sedekat ini dengan Siwon. Perasaan yang sama saat dia berada didekat Zhoumi.

.

.

.

"Boojae~"

Jaejoong menoleh kebelakang dan tersenyum kecil. "Yun? Sejak kapan kau ada disini?"

"Sejak 30 menit yang lalu" balas Yunho lalu merangkul pinggung Jaejoong untuk mempersempit jarak antara mereka berdua. "30 menit yang lalu? Kenapa kau tidak memberitauku, huh?" ujar Jaejoong setelah dia mengalungkan kedua tangannya pada leher Yunho.

Yunho terkekeh pelan. "Aku sedang ingin memperhatikan kekasihku bekerja, jadi aku tidak mau mengganggumu, Boo~" balasnya

"Aigoo, kau ini" gumam Jaejoong cemberut.

"Aku merindukanmu, Boo" bisik Yunho sambil mengeratkan pelukan mereka. Dia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jaejoong, menghisap aroma khas kekasihnya itu.

"Kita baru saja bertemu 7 jam lalu, Yun" balas Jaejoong yang berusaha menahan rasa gelinya.

"Sedetikpun aku tidak melihatmu, aku sudah merindukanmu boo~"

"Huh, Gombal"

Yunho melepaskan pelukannya, menatap Jaejoong lekat.

"Apa wajah tampanku ini terlihat sedang bergurau?"

Jaejoong tertawa pelan. "Tidak, Kau sangat tampan" balasnya sambil mengelus pipi Yunho.

Yunho hanya tersenyum lalu langsung meraup bibir cherry itu, menciumnya dengan intens. Jaejoong membalas ciumannya sesekali lalu mendorong tubuh Yunho untuk melepaskan ciuman mereka.

"Ini tempat umum, Yun" bisiknya.

Yunho menyeringai kecil. "Benar, ini tempat umum. Kalau begitu kita lakukan di dalam mobil dan apartementmu" balasnya lalu menggendong paksa Jaejoong dengan ala brindal.

"Ya! Jung Yunho! Aku sedang bekerja!"

Yunho menurunkan Jaejoong di jok belakang lalu menutup pintu mobilnya. dia langsung menindih Jaejoong dan menciumnya lebih dalam. Kali ini tidak ada penolakan dari Jaejoong, dia sudah pasrah.

"Hmmmph—"

Jaejoong meraih tengkuk Yunho untuk memperdalam ciuman mereka. Seakan tidak ingin menyia – yiakan waktu yang ada, tangan nakal Yunho mulai beraksi, masuk menelusup kedalam kemeja Jaejoong, sementara satunya lagi berusaha melepaskan celana kekasihnya tersebut. Tampaknya, malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi mereka berdua.

.

.

.

Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan malas. Dia tidak pernah bangun sepagi ini sebelumnya. Tapi tiba – tiba Zhoumi datang dan sialnya, Yunho tidak pulang semalaman. Ini membuat Zhoumi dengan seenaknya bisa masuk kedalam kamar dan memaksanya bangun.

Ya, hari ini adalah hari pertama Kyuhyun bekerja di Cho Coorporation.

Kyuhyun memakai dasi dengan sesuka hatinya. Membuat Zhoumi berdecak kesal, lalu bangkit dan melepaskan dasi tersebut dan memakaikannya lagi dengan telaten pada Kyuhyun.

"Kau sendiri kan yang bilang ingin terlibat di perusahaan? Kenapa malah uring – uringan seperti ini, hm?" tanya Zhoumi yang masih memakaikan dasi pada Kyuhyun yang kini hanya cemberut.

"Tapi kenapa harus bangun sepagi ini, Hyung. Aku masih ingin tidur" protesnya.

"Karena setiap orang yang bekerja pasti akan bangun sepagi ini. Kau harus mulai terbiasa, Kyu"

"Huummm.." gumam Kyuhyun malas.

"Pasti kau main game semalaman ya?"

"Hyung seperti tidak tau kebiasaanku saja" cibirnya pelan.

"haha, Dasar—" balas Zhoumi sambil menjitak Kyuhyun.

"Sudah, selesai" ujar Zhoumi

Zhoumi membalikkan tubuh Kyuhyun, untuk berhadapan dengan cermin.

"Lihat, kau sangat cocok berpakaian seperti ini" ucapnya lagi.

Kyuhyun menatap pantulan dirinya sendiri para cermin. Kemeja biru muda yang dipadukan dengan dasi biru tua bercorak polkadot membuatnya terlihat begitu manis, bagi Zhoumi.

"Eyy, Ini sangat aneh" gerutu Kyuhyun pelan.

"Bukan aneh, kau hanya belum terbiasa mengenakan pakaian seperti ini" Lagi – lagi Kyuhyun hanya mengerucutkan bibirnya, dan membiarkan dirinya ditarik Zhoumi keluar kamar untuk sarapan pagi.

.

.

.

Ini yang Kyuhyun benci. Tatapan orang – orang di perusahaan yang menatapnya seolah orang asing yang sangat mengganggu. Untungnya Zhoumi selalu berusaha menghiburnya dengan terus mengajaknya mengobrol dan tertawa. Membuat Kyuhyun sedikit menghiraukan tatapan mereka.

Dan disinilah Kyuhyun berada sekarang, sebuah ruangan yang dulu pernah menjadi ruangan tempat ayahnya bekerja. Dia mengedarkan pandangannya pada sekeliling ruangan itu. Tidak banyak yang berubah, Zhoumi benar – benar menjaga ruangan ini untuk tetap sama seperti peninggalan terakhir ayahnya. "Rasanya sudah lama sekali aku tidak masuk ke ruangan ini" gumamnya pelan.

"Tidak banyak yang berubah, kan?"

"Eoh, Hyung pasti yang merawat ruangan ini"

Zhoumi hanya tersenyum, dia merogoh ponselnya. Mengirim pesan pada seseorang.

Kyuhyun duduk dikursi tempat ayahnya biasa duduk, tepat dihadapan Zhoumi.

"Jadi, Apa yang harus aku lakukan sekarang? Darimana aku harus memulainya?"

"Tunggu sebentar" balas Zhoumi.

"Apa kita sedang menunggu seseorang?" tanya Kyuhyun lagi

"Begitulah"

"Siapa? Tuan Han? Atau Yunho Hyung?"

"Kau akan tau sendiri nanti, Kyu" jawab Zhoumi tersenyum.

"Aishh" gerutu Kyuhyun sambil menggembungkan kedua pipinya dan cemberut.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu. "Masuklah" ucap Zhoumi.

Tap. Tap. Tap.

Terdengar suara langkah seseorang yang semakin dekat pada mereka. Seorang lelaki masuk dengan kemera rapi serta jas hitam. Zhoumi tersenyum lebar melihatnya.

"Siwon Hyung?" pekik Kyuhyun terkejut.

TBC


Haloo, Entah masih ada yang inget sama FF ini atau enggak, yang jelas aku sebagai author minta maaf karena menghilang hampir dua bulan ini. Well, aktifitas sekolah bener – bener menyita waktu, terlebih juga aku yang sering kena WB /curcol/ *bow*

Pasti bingung kan kenapa Siwon tiba – tiba ada di perusahaan itu?

Oke, penjelasannya disimpen dulu ya buat next chapter.. kkk

Follow me on twitter : choarms