Title : Complicated

Author : 407203

Pairing :

Won-kyu , Yun-kyu , Zhou-kyu

Genre : Drama, Romance

Rating : M

Disclaimer :

Wonkyu belong each other (?)

.

.

.

13 Januari 2009

Siwon mengepak semua barang – barang miliknya kedalam koper secepat yang dia bisa. Dia berdebat dengan ayahnya beberapa menit yang lalu. Keinginan dirinya sendiri dengan keinginan ayahnya sangat bertolak belakang. Dia tidak ingin hidup terkekang sebagai seorang pewaris perusahaan Hyundai. Dia ingin bebas. Namun ayahnya menginginkan yang sebaliknya. Itu membuat Siwon tidak nyaman dan memutuskan untuk pergi dari rumah mewah itu.

"Siwon-ah, aku tau kau sedang panik. Pikirkan baik – baik dulu, pergi dari rumah bukan jalan yang terbaik untukmu. Pikirkan kembali penawaran aboji tentang perusahaan itu"

Siwon menoleh pada Yunho dengan wajah tenang. Dia tersenyum kecil "Bukan aku, tapi kau yang terlihat panik, Hyung" balasnya membuat Yunho menghela napas panjang lalu menghempaskan tubuhnya dan duduk dikasur, tepat disamping Siwon, adik tirinya yang lebih muda hanya beberapa bulan darinya.

"Bagaimana bisa aku tidak panik kalau saudaraku akan pergi dari rumah ini?"

"Kita masih bisa bertemu diluar rumah, hyung. Tidak harus selalu bertemu dirumah ini kan?"

Siwon menutup kopernya, dia sudah selesai mengemas semua barang – barang yang dianggapnya penting untuk kelangsungan hidupnya kelak. Dia kembali beralih menatap Yunho. "Aku hanya ingin bebas. Aku tidak ingin hidup didunia yang aboji pilih untukku. Aku punya duniaku sendiri dan itu bukan sebagai seorang pewaris perusahaan." Jelasnya.

Yunho hanya terdiam. "Aku yakin kau pasti bisa melakukannya jauh lebih baik daripada diriku, Hyung. Direktur Jung. Suatu saat nanti aku akan memanggilmu seperti itu, Jadi bersemangatlah" ucapnya lagi sambil memegang bahu hyungnya tersebut.

Yunho memeluk Siwon dengan erat. "Kita akan selalu berkomunikasi kan?" tanyanya yang hanya mendapatkan anggukan pelan dari Siwon. "Pergilah. Aku akan mengirimi uang setiap bulannya padamu"

"Ne, Gomawoyo, hyung"

Siwon merasa beruntung. Meski mereka bukan saudara kandung, lahir ditahun yang sama, dan hanya beda beberapa bulan saja, hubungan mereka sangat baik layaknya seorang teman bahkan tampak seperti saudara kandung pada umumnya. Terlebih karena Yunho selalu memperlakukannya dengan baik.

.

.

.

25 April 2010

Kyuhyun mengetuk – etuk pelan kakinya pada lantai untuk menghilangi rasa bosannya. Sesekali dia menatap jam ditangannya lalu melirik gelisah kearah segelintir penumpang pesawat yang baru saja tiba, berharap orang yang dia tunggu menjadi salah satu bagian dari orang – orang yang lewat itu. namun tidak seperti yang dia harapkan, orang yang dia tunggu tak kunjung datang.

Kyuhyun menghela napasnya, lalu menggembungkan pipinya, masih terus mengedarkan pandangannya kesekitar sembari memperhatikan orang – orang yang lalu lalang didepannya. Untuk kesekian kalinya dia menatap jam tangannya. "Sepuluh menit lagi kau tidak datang, aku akan meninggalkanmu, hyung" desisnya kesal.

"Jahat sekali"

Kyuhyun langsung menoleh kebelakang. Seulas senyuman terukir dibibirnya saat mengenali kalau lelaki dihadapannya itu adalah orang yang sedari tadi dia tunggu. Dia segera bangkit dan beranjak memeluk lelaki itu dengan erat, mengalungkan kedua tangannya, lelaki itu pun membalas pelukan itu lalu memutar tubuh mereka tanpa melepaskan pelukannya.

"I really miss you, Gui xian" bisiknya

Kyuhyun hanya tersenyum. Dia bahkan lebih merindukan hyungnya yang satu ini lebih dari apapun. Setelah hampir 2 tahun berpisah, akhirnya Kyuhyun bisa bersama dia lagi. Sahabat kecilnya sekaligus satu – satunya hyung baginya. Orang yang sangat dia sayangi. Zhoumi.

"Kau terlihat begitu berbeda, Kyu"

"Benarkah? Kau juga…. semakin tampan" canda Kyuhyun

Keduanya tertawa pelan. Zhoumi mengacak gemas rambut Kyuhyun, lalu merangkul bahunya dan berjalan. begitupun dengan Kyuhyun yang merangkul pinggang Zhoumi sebagai balasannya. Mereka berbicara satu sama lain sambil berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya sedari tadi.

.

.

.

07 Juni 2011

Awan pekat memenuhi langit sore kala itu, menutupi sang mentari dan membuat langit tampak begitu kelam. Gerumuh petir menggelegar diperut bumi, sebagai pertanda bahwa hujan akan segera turun.

Peti mati yang baru saja dikebumikan menyiratkan begitu banyak kesedihan. Suara isak tangis pun menambah suasana berkabung. Alam yang tampak ikut bersedih, kini ikut menangis. Hujan deras itu membuat orang – orang beralih meninggalkan pemakaman itu, kecuali satu orang.

Kyuhyun itu membiarkan dirinya basah kuyup ditengah hujan deras yang disertai petir. Dia hanya diam terpaku didepan makam ayahnya dengan pandangan kosong. Haruskah dia menangis? Atau malah bahagia? Seulas senyuman yang lebih tampak seperti seringaian kecil terukir dibibirnya.

Datar.

Dia tidak merasakan apapun karena kepergian ayahnya. Hatinya seolah sudah membeku seperti batu yang sukar dipecahkan, juga seperti besi yang sulit dibengkokan. Terlalu kuat hingga dia sendiri tidak bisa merasakan kesedihan itu. Bahkan tidak ada setetes airmatapun yang keluar karena ini.

Kyuhyun kini menengadahkan kepalanya keatas. Lalu memejamkan matanya, –merasakan setiap tetes air hujan yang langsung mengenai wajahnya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? batinnya. Dia sudah tidak punya siapa – siapa lagi di dunia ini. Tuhan sudah mengambil ibunya lebih dulu, dan kini ayahnya. Apa yang harus Ia lakukan? Sekelebat pertanyaan itu terus berputar dibenaknya.

Kyuhyun menghela napas pelan seraya menundukkan kepalanya. Cukup lama hingga dia merasa hujan sudah tidak membasahi tubuhnya lagi. dia membuka kedua matanya dan kembali menegakkan kepalanya. "Yunho Hyung?" ucapnya pelan.

Lelaki yang memegang payung berwarna putih transparan itu hanya tersenyum simpul, menatap Kyuhyun dengan tatapan hangat, tatapan yang selalu membuat Kyuhyun merasa tenang dan nyaman..

"Yunho Hyung" Dia kembali mengucapkan nama itu dengan lirih, seakan tidak yakin kalau lelaki dihadapannya ini bukan hanya ilusi belaka. Yunho mendekap Kyuhyun kedalam pelukannya dengan satu tangannya yang bebas, sementara tangan yang satunya lagi masih memegang payung. Tanpa ragu Kyuhyun membalas pelukan itu, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Yunho, dan bersandar pada bahunya, lalu mulai terisak.

Tatapan hangat obsidian hitam itu membuat emosinya menguap menjadi sebuah tangisan. Kedua Mata itu seakan berkata padanya untuk berhenti berpura – pura menjadi orang yang tegar. Tatapan itu seakan menyadarinya bahwa dia tidak sekuat yang dia pikirkan. Dirinya rapuh, persis seperti awan yang tampak padat namun ketika disentuh akan menjadi embun yang rapuh.

.

.

.

14 September 2012

"Kyunnie~~" ucap Yunho manja saat Kyuhyun baru saja masuk kedalam ruang kerjanya.

Kyuhyun hanya tersenyum simpul lalu berjalan mendekati Yunho dan langsung duduk diatas pangkuannya tanpa rasa malu sedikitpun, mengingat bahwa keduanya sudah sering melakukan ini sebelumnya. Keduanya pun langsung memagut kedua bibir mereka dengan intens.

Selanjutnya hanya terdengar suara decitan ciuman panas mereka dan lenguhan pelan Kyuhyun. Dia meremas pelan rambut Yunho saat merasakan kedua tangan nakal kekasihnya itu meremas buttnya lalu beralih pada kemeja putihnya, menelusupkan kedua tangannya kedalam dan mengelus kulit halus punggungnya tersebut, -seakan meminta lebih.

"Ummhh… hyungghh"

Ciuman itu semakin memanas. Keduanya beradu lidah cukup lama, kemudian Yunho mengeksplore semua yang ada didalam rongga mulut Kyuhyun. Jijik? Tidak. Rasanya sangat manis dan sudah menjadi candu bagi Yunho.

"Ssshhhh…. Uhhhh" lenguh Kyuhyun saat Yunho memilin pelan kedua nipplenya seakan menggodanya. "Ughh.. hyung, don't tease me.. hhh" desahnya lagi yang membuat Yunho menyeringai kecil.

Dia memberikan beberapa kecupan ringan pada kedua mata Kyuhyun, beralih pada hidung, lalu bibir, rahang dan berakhir dileher mulus yang langsung dia hisap kuat – kuat sambil membuka beberapa kancing atas kemeja Kyuhyun, membuat dada putih itu semakin terekspos.

Namun kegiatan itu terhenti saat suara ketukan pintu mengganggu mereka. Yunho mencoba mengabaikan ketukan pintu itu dan terus sibuk pada kegiatannya, tapi Kyuhyun menahan tangannya dan melirik pintu, seakan menyuruh Yunho untuk membukanya dan menghentikan kegiatan ini.

"Kita bisa lanjutkan nanti, Hyung" ucapnya sambil membelai pipi Yunho. "Kau buka dulu saja pintunya, siapa tau ada sesuatu yang penting sekarang" ucapnya lagi.

Yunho menghela napasnya, kecewa. Dia berdecak kesal. Kyuhyun hanya tersenyum kecil lalu bangkit dari pangkuan Yunho sambil mengancingkan kemejanya.

"Masuklah"

Sekretaris Kim masuk lalu membungkukkan badannya "Direktur Jung, Kita harus menghadiri rapat sekarang" ucapnya

"Rapat? Tidak bisa diundur saja?"

"Hari ini kita akan rapat dengan salah satu perusahaan rusia yang baru saja memberikan sahamnya pada perusahaan kita. Saya rasa untuk membatalkan rapat seperti ini sangat sulit, Direktur"

"Baiklah, Aku akan keluar 10 menit lagi. Sekarang kau bisa tinggalkan ruangan ini"

Sekretaris Kim kembali membungkukkan badannya lalu berjalan keluar ruangan itu. "Kalau begitu aku pergi sekarang ya, hyung?" ucap Kyuhyun yang membuat Yunho langsung menarik tangannya, lalu meraih pinggulnya, seakan tidak ingin membiarkan kekasihnya itu pergi, sementara Kyuhyun mengalungkan kedua tangannya pada leher Yunho.

Tanpa sepatah kata lagi, Yunho langsung mengulum bibir Kyuhyun dengan kuat, seakan tidak bisa melewatkan semenitpun tanpa bibir sintal yang sudah menjadi candu baginya. Kyuhyun hanya membalas ciuman itu beberapa kali lalu mendorong tubuh Yunho, berusaha melepaskan ciuman itu.

Namun Yunho malah mencengkram kedua bahunya dan terus mengintimidasi bibir Kyuhyun dengan kasar, malah dia kini beralih pada lehernya, menghisapnya lagi dengan kuat, membuat beberapa tanda biru dileher putih itu secepat yang dia bisa. Kyuhyun hanya menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan desahannya.

"Hyunghh.. Kau harus pergi rapat s-sekarang, hyung.. hhh"

Dengan satu hentakan kuat, Kyuhyun berhasil mendorong tubuh Yunho menjauh darinya. Dia berusaha mengatur napasnya sementara Yunho menatapnya dengan kesal. "Kau tidak bisa meninggalkanku dalam keadaan seperti ini, Kyu" ucapnya.

Kyuhyun beralih memeluk leher Yunho kini. Dia bersandar pada bahu kekasihnya itu. "Kita kan bisa melakukannya nanti setelah aku pulang berlibur di Jepang" ucapnya pelan.

"Satu minggu lagi? Kau membiarkan aku menunggu satu minggu lagi?"

Kyuhyun menatap Yunho dan mengedikkan bahunya "Apa boleh buat"

"Apa aku harus menyewa seorang pelacur untuk memuaskanku hanya karena kekasihku sendiri menggantung sesuatu yang seharusnya dia selesaikan sebelum pergi berlibur?"

"Kenapa tidak? Tapi aku tidak yakin ada orang lain yang bisa memuaskan Jung Yunho seperti yang sering Cho Kyuhyun lakukan saat melakukan sex" ucapnya menggoda sambil memainkan kancing kemeja Yunho.

"Aish—" Yunho mendorong tubuh Kyuhyun lalu berdecak kesal, dia mengambil jasnya lalu memakainya, tentunya dibantu dengan Kyuhyun "Aku tagih janjimu saat pulang nanti, sayang. Lihat saja nanti" ucapnya mengecup kilat dahi Kyuhyun lalu berjalan keluar ruangan begitu saja sambil menjawab panggilan dari ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi.

Kyuhyun menatap punggung Yunho yang semakin menjauh, lalu menghela napasnya. Dia mengambil ponselnya lalu berjalan keluar, sebelah tangannya mengusap – usap lehernya yang terasa sakit karena gigitan Yunho barusan.

"Hyung, kau dimana?" ucapnya saat panggilannya sudah terhubung dengan ponsel Zhoumi.

.

.

.

"Yo, What's up, Siwon-ah?"

"Hyung, Kau sibuk?"

"Tidak, Kenapa?" Yunho bersandar pada sofa sambil meregangkan dasi yang terasa mencekiknya sedari tadi. "Anni, Aku hanya ingin tau kabarmu saja, Hyung" Jawab Siwon.

"Kabarku? Sangat baik hanya saja semua pekerjaan itu seakan membunuhku"

"Aigoo, Aku tau Direktur Jung pasti sangat sibuk" candanya

Yunho hanya tertawa pelan. "Kapan kau pulang ke Korea?"

"Um, Jika aku pulang, apa aboji mau menerimaku kembali?"

"Tenang saja, Aboji sedang ada di Paris sekarang. Mungkin 4 bulan lagi dia baru pulang"

"Kalau begitu aku akan pulang ke Korea setelah liburanku disini selesai"

"Kau sedang liburan? Dimana?" tanya Yunho

"Jepang, Hyung"

"Jepang? Kekasihku juga sedang liburan di Jepang"

"Benarkah? Lelaki manis yang sering kau bicarakan itu?"

"Umm" Yunho bergumam mengiyakan "Apa perlu aku mengatur pertemuanmu dengannya?" ucapnya lagi.

Siwon berpikir sejenak. "Aku rasa tidak usah. Lagipula aku dan kekasihmu itu belum pernah bertemu.. Pasti akan sangat canggung nantinya. Apalagi tidak ada kau disini" tolaknya secara halus.

"Baiklah, Lain kali aku akan memperkenalkanmu padanya. Ngomong – ngomong kau tinggal di hotel mana, Siwonnie?"

"Hotel Akasaka"

.

.

.

"Hotel Akasaka"

"Akasaka? Aku dengar itu hotel paling mewah yang ada di Tokyo"

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya kekasur, dia tiba beberapa jam yang lalu di Jepang, dan baru saja menyelesaikan makan malamnya ditempat hotel yang dia tinggali.

"Um, Apalagi pemandangan yang terlihat dari kamarku begitu indah, hyung"

"Aih, Aku sangat iri denganmu" gumam Zhoumi.

Kyuhyun terkekeh pelan "Lain kali kita harus berlibur disini, Hyung"

"Ne, Apa kau sudah menghubungi Yunho?"

Kyuhyun menghela napas "Nomor Yunho hyung sedang sibuk, makanya aku menelponmu sekarang" ucapnya lalu tertawa pelan. "Mwo? Jadi aku yang kedua sekarang bagimu, huh?"

"Anniyo, Zhoumi hyung tetap yang pertama bagiku"

"Gotjimal" desis Zhoumi

"Aku serius, Hyung"

Zhoumi tertawa pelan "Arraseo, kau sudah makan malam?"

"Eum, sudah. Tadi aku makan banyak makanan enak disini. Ada Takoyaki, Okonamiyaki, Sushi, Sukiyaki, dan masih banyak lagi, Hehehe. Besok aku ingin makan Shirou di pusat kota"

"Aigoo, Kalau begitu selama bersenang – senang. Jaga dirimu disana, oke? Kalau terjadi sesuatu segera hubungi aku . Jaljayo Kyu"

"Siap, bos. Jaljayo hyungie"

Kyuhyun menutup ponselnya. Dia menggulung tubuhnya dengan selimut, lalu menguap pelan. Hari ini begitu melelahkan, dia rasa dia harus tidur lebih cepat sekarang, karena besok pasti jauh lebih melelahkan dari hari ini.

Kyuhyun menatap layar ponselnya. Foto dirinya yang sedang berpose dengan Yunho terpampang disana. Dia mengusap foto itu perlahan, lalu mencium wajah Yunho yang sedang tersenyum simpul.

"Selamat malam, Hyung" bisiknya

.

.

.

TBC