Sore hari yang damai. Anak-anak yang sedang asik-asiknya bermain bersama di taman. Kicau burung gereja yang memenuhi pendengaran membuat suasana semakin nyaman. Pepohonan yang rindang dengan angin sore yang berhembus dengan pelan. Cahaya orange yang muncul dari sang mentari yang sebentar lagi akan tenggelam di kegelapan malam.

Seorang pemuda berambut pirang, kulit tan, wajah yang manis, mata biru langit di siang hari, serta tiga garis kumis kucing di pipinya—sedang asik dengan smartphonenya, andai saja tidak ada suara yang menggangunya.

"Boleh aku duduk disini?" tanya suara itu. Pemuda berambut pirang itu menengadahkan kepalanya. Melihat seorang laki-laki yang tidak cukup jelas terlihat wajahnya karena pantulan cahaya mata hari, apalagi dengan topi dan kaca mata hitam yang sedang dipakai laki-laki itu. Tapi dengan ramah, pemuda itu mengizinkannya, toh taman ini bukan milik pribadinya, jadi siapa saja boleh duduk di sampingnya yang duduk di bangku taman.

"Tentu, silahkan." Jawab pemuda itu. Laki-laki dengan kaos hitam kebiruan, menggunakan topi dan kaca mata hitam itu duduk di samping pemuda itu.

Hening

Hanya suara keypad smartphone dari pemuda berambut pirang saja yang terdengar dengan jelas. Mereka hanya diam, tidak ada yang memulai pembicaraan ataupun yang lainnya. Hanya diam dan menunggu hingga akhirnya...

..."Jadilah kekasihku!"

"Hah?" pemuda berambut pirang itu menengok ke arah laki-laki dengan kaos hitam itu. Kaca mata hitamnya, membuat pemuda berambut pirang itu tidak dapat melihat langsung mata laki-laki di depannya. Tapi, dengan gamblangnya laki-laki itu menyatakan sesuatu yang sangat sulit di definisikan. Menginginkan sesama lelaki sepertinya untuk menjadi kekasihnya. Apa jangan-jangan laki-laki berbaju hitam itu perempuan yang sedang menyamar?

"Kau tidak salah dengar, dan aku juga laki-laki sama denganmu. Jadi, jadilah kekasihku, Naruto."

"Hah!?"

.

.


Disclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing: SasuNaru

Rated: T

Warning: OOC, Typos, Naughty Naru, Boy x Boy, Yaoi, Alur berantakan, AU, EYD berantakan, dll


.

.

Kedua mata itu sekarang bertatapan. Shappire bertemu dengan onix. Naruto nama pemuda berambut pirang itu melihat dengan jelas pemuda dengan mata onix di depannya. Tidak lama setelah pernyataan itu laki-laki di depannya membuka kaca mata hitamnya, tapi tidak dengan topinya.

"Kau? Uchiha Sasuke?!" tanya Naruto terkejut. Laki-laki di depannya hanya diam menunggu jawaban Naruto atas pertanyaannya.

Siapa yang tidak kenal dengan Uchiha Sasuke, artis papan atas yang sedang naik daun saat ini. Pemuda dengan banyak harta bergelimangan di kehidupannya. Aktor, foto model dan pewaris dari . Dan sekarang dengan kaki yang menapak di tanah, dan wajah datarnya seperti biasa, Sasuke berada di depan Naruto. Nyata dan bisa bicara.

"Tu-tunggu... da-dari mana kau tau namaku?" tanya Naruto menatap Sasuke lama.

"Aku tau semua hal tentangmu, Dobe. Dan tentu saja dengan para selingkuhanmu di luar sana." Jawab Sasuke acuh tapi tidak lepas dari mata shappire Naruto.

Naruto mengedipkan beberapa kali matanya. Dan dalam satu detik kemudian, "Heh!"

Suara lengkingan yang sangat nyaring yang keluar dari bibir ranum Naruto terdengar hingga beberapa orang yang berada di taman melihat mereka berdua. Dengan segera Sasuke memakai kaca matanya kembali sambil membekap mulut Naruto dengan tangannya. Dengan acuh Sasuke segera menarik Naruto menuju tempat lain, dan yang pasti jangan tempat yang penuh dengan orang-orang.

Tap tap tap

Sasuke terus menarik Naruto dengan erat. "He-hei... lepaskan tanganku!" bentak Naruto sambil memberontak. Beberapa meter setelah jauh dari taman Sasuke langsung melepaskan tangan Naruto.

"Dobe sepertimu memang susah sekali di taklukan ternyata." Ucap Sasuke dengan datar menatap Naruto yang sedang mengelus pergelangan tangannya yang terlihat memerah—karena ulah Sasuke tadi.

"Dobe? Dasar Teme kurang ajar. Kau sudah melukai tanganku, membuat tanganku sakit dan sekarang kau mengataiku Dobe!? Heh, dasar Teme yang sombong!" teriak Naruto di depan muka Sasuke. Sasuke mendelikkan matanya lalu melihat Naruto yang belum kembali pada ekspresinya yang seharusnya. Dengan berat Sasuke akhirnya menghela nafas.

"Berhentilah bersikap kenak-kanakan, Dobe." Ucap Sasuke, belum sempat Naruto menyerangnya balik Sasuke sudah berucap lagi, "—aku jadi heran, kenapa semua laki-laki itu mau menjadi kekasihmu?" tanya Sasuke dengan nada mencemooh. Dalam seketika Naruto diam. Tidak bergeming, tidak berteriak, tidak melakukan apapun. Hanya diam sambil menelan ludah.

Dengan mata yang menyipit Naruto bertanya pada Sasuke, "Sebenarnya kau itu mau apa sih? Dan dari mana kau tau semua hal tentang kekasihku?"

Sasuke menyeringai, "Sudah kubilang aku tau semua hal tentangmu, Dobe." Jawab Sasuke. Naruto memutar matanya, bosan dengan jawaban yang di bilang oleh Sasuke.

"Maksudku, darimana kau tau semua hal tentangku?" tanya Naruto lagi. Sasuke diam tidak menjawab, membuat Naruto jengah. "Baik, jika kau memang tidak mau menjawabnya. Aku tau jawabanmu. Untuk orang kaya sepertimu, pasti dengan gampang memperoleh informasi tentang seseorang bukan?" ucap dan tanya Naruto.

"Kau sudah tau jawabnya tapi kau masih bertanya." Jawab Sasuke. Naruto semakin naik pitam mendengar apa yang di katakan Sasuke. Dengan kesal Naruto berjalan melewati Sasuke, tapi tidak jadi, karena Sasuke sudah terlebih dulu memegang tangannya.

"Apa?" bentak Naruto kesal.

"Jadi, kau mau jadi kekasihku?" tanya Sasuke masih tetap.

Naruto memutar bola matanya. "Dengar Uchiha Sasuke aktor paling sombong yang pernah kutahu, aku tidak mau menjalin hubungan dengan orang sepertimu." Ucap Naruto penuh penekanan dalam setiap katanya.

"Begitukah?" tanya Sasuke memastikan.

"Tentu!" jawab Naruto.

"Walau kau juga akan ikut terkenal jika bersamaku?" tanya Sasuke lagi.

"..." Naruto diam. Tidak bisa menjawab pertanyaan Sasuke.

"Jadi jawabanmu?"

"Sebenarnya maumu itu apa? Kau datang, memintaku menjadi kekasihmu dan memaksaku." Tanya Naruto dengan nada yang kesal.

"Aku membutuhkanmu untuk menjadi kekasihku saat wawancara." Jawab Sasuke. Naruto mendengus kesal mendengar jawab Sasuke yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Ada banyak wanita ataupun uke yang bisa di jadikannya kekasih, hanya untuk saat wawancara. Kenapa harus dia? Pikir Naruto. Seperti bisa membaca pikiran Naruto untuk kedua kalinya, Sasuke menjawab, "Aku hanya ingin kau yang menjadi kekasihku saat di wawancara itu." ucap Sasuke lagi.

Mata Naruto membulat mendengar apa yang baru saja di ucapkan Sasuke. Sasuke tau Naruto memiliki banyak kekasih, dan dengan gampangnya Sasuke meminta Naruto untuk menjadi kekasihnya saat sesi wawancara. "Jangan bercanda!" bentak Naruto kesal.

"Aku tidak bercanda." Jawab Sasuke.

"..." Naruto diam lagi. Dia tidak tau harus membalas apa untuk membuat Sasuke bungkam. Jadi dengan kesal, Naruto membalikkan badannya lagi. "Dasar gila." Dengus Naruto.

Sasuke hanya diam, menatap punggung Naruto yang semakin lama semakin jauh. "Uzumaki Naruto, heh. Nakal tapi sulit di dapatkan seperti yang di bicarakan." Ucap Sasuke sambil menyeringai. Dengan santai Sasuke meninggalkan tempat itu, memakai kaca matanya dan mengeratkan topinya untuk menutupi sebagian wajahnya. Pergi menuju mobil hitamnya. "Kau pasti menjadi milikku. Karena kau sendiri yang akan datang padaku, Uzumaki." Seringai Sasuke. dengan cepat Sasuke melajukan mobilnya membelah jalanan tokyo yang sedang lenggang dari kendaraan.

.

Sementara itu di tempat Naruto,

"Uchiha Sasuke, sombong sekali dia. Dia pikir bisa mendapatkanku dengan mudah, heh." Gumam Naruto dengan seringaian yang terpantri di wajahnya.

Ping

Smartphone Naruto berbunyi, dengan cepat Naruto melihat kontaknya. "Gaara," gumamnya membaca lalu dengan lihat jari lentiknya membalas 'BBM' yang dikirimkan Gaara. "Kita tunggu, apa kau akan menyerah?" tanya Naruto entah pada siapa.

.


.

Satu minggu berlalu.

Naruto baru saja pulang dari cafe tempatnya bekerja. Dengan menggunakan kaos berwarna orange sedikit kebesaran, dengan bagian leher yang longgar membuat bahu Naruto terekspor dengan mulus. Celana levis yang terlihat sangat menonjolkan bongkahan bohai di bawah. Naruto dalam diam menunggu bis yang datang di halte bus. Dia merasa ada yang terus memandangnya.

Sudah biasa memang di tatap dengan pandangan jelalatan seperti itu oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi, dengan indah dan percaya dirinya Naruto hanya acuh dan bertingkah sengaja. Seperti ingin semakin di perhatikan oleh orang-orang di sekitarnya, Naruto membuat pantat montoknya semakin menonjol di belakang.

Naruto tertawa dalam hati saat melirik mata-mata jelalatan yang melihat bongkahan miliknya. Tapi, tunggu. Dia tidak akan dengan mudahnya memberikan dirinya. Dia contoh salah satu uke yang licin. Dalam kamusnya hanya ada, 'Manfaatkan bukan dimanfaatkan.'

Tin tin

Suara klakson mobil terdengar. Orang-orang yang berada di sana, termasuk Naruto melihat dari mana klakson itu berbunyi. Mobil mercedes benz blueTEC terparkir dengan apik di samping jalan. Seorang laki-laki yang sangat di kenal Naruto pun muncul dari dalam mobil itu.

"Neji, lama sekali kau." Ucap Naruto sambil menghampiri Neji.

Orang-orang yang tadinya berniat mendekati Naruto hanya mengehela nafas. Mereka tau, mereka tidak ada apa-apanya dengan laki-laki berambut panjang yang sedang mengandeng Naruto itu.

Neji tersenyum melihat Naruto. "Tadi ada pekerjaan yang sangat banyak di kantor." Ucap Neji.

Perlu kalian tau. Naruto mempunyai 3 kekasih. Kekasih pertamanya adalah Gaara, mahasiswa jurusan kedokteran yang lebih muda 1 tahun di bawah Naruto. Kekasih keduanya, Neji yang adalah direktur perusahan Hyuuga dan seorang yang telah berkeluarga. Dan kekasih terakhirnya adalah Sai, kekasih jarak jauhnya yang sedang bekerja di luar kota.

"Ok, tidak masalah. Tadinya aku juga ingin minta Kyuu-nii menjemputku." Jawab Naruto.

"Baiklah, kalau begitu ayo." Ajak Neji sambil membimbing Naruto menuju mobilnya.

.

Hanya 15 menit perjalanan Naruto yang di antar Neji ke rumahnya. "Arigato, Neji." Ucap Naruto sambil tersenyum.

Neji balas tersenyum pada Naruto. Naruto segera turun dari mobil itu, tanpa ciuman perpisahan ataupun pelukan untuk Neji. Neji hanya bisa menghela nafas mendapat perlakukan seperti itu oleh Naruto. Tapi walau bagaimana pun Neji masih mencintai Naruto, walaupun Ten-ten dan anaknya menunggunya di rumah.

Neji pun menyalakan mobilnya dan pergi dari rumah Naruto. Naruto pun segera masuk ke dalam rumahnya yang di sambut oleh Tsunade—neneknya yang masih terlihat sangat muda—dan anikinya tersayang, Kyuubi.

"Masih dengan kekasihmu yang itu?" tanya Kyuubi sambil tetap melihat acara tv yang sedang menayangkan seorang laki-laki berambut panjang, Uchiha Itachi—yang sedang bernyanyi. Sesekali Kyuubi juga ikut bersenandung sambil melihat Itachi dengan mata yang bersinar, apalagi saat Itachi dengan kerennya mengibaskan rambut hitam berkilau dan tersenyum charming pada kamera. Saat itu juga Kyuubi mengigit cemilannya dengan cepat.

Naruto duduk dengan tenang di samping kakaknya, "Iya, lagipula dia masih bisa kumanfaatkan." Jawab Naruto sambil mengambil beberapa cemilan yang sedang di makan Kyuubi. Kyuubi langsung kembali normal, dengan mata rubynya Kyuubi melihat tangan Naruto yang mengambil potongan apelnya.

"Hei, itu apelku! Ambil makananmu sendiri sana." Teriak Kyuubi sambil menjauhkan potongan-potongan apelnya dari tangan Naruto. Naruto hanya tertawa melihat reaksi kakak laki-lakinya itu lalu memilih beranjak dari sana.

"Makanlah dulu, Naruto." ucap Tsunade.

"Tidak baa-san, aku tidak lapar. Ingin langsung tidur saja." jawab Naruto tersenyum lalu segera pergi ke kamarnya.

"Dasar, anak itu." gumam Tsunade sambil menghela nafas. Sedangkan Kyuubi hanya diam melihat Naruto yang menuju kamarnya lalu kembali memperhatikan tv kembali.

.

.

Sementara di tempat Sasuke,

Sasuke baru saja selesai berganti baju setelah sesi ke-7 pemotretannya selesai. Melihat smartphonenya menyala Sasuke melihat email yang masuk. "Heh, si Dobe itu." Dengus Sasuke sambil menyeringai melihat foto Naruto yang sedang di bukakan pintu mobil oleh Neji.

"Kau pasti datang padaku, Dobe." Ucap Sasuke menyeringai. Sedangkan Iruka—managernya hanya menggelengkan kepala, dia tidak tau apa yang terjadi pada Sasuke hingga seperti orang gila seperti itu.

'Apa dia terlalu lelah bekerja?' pikir Iruka cemas.

.

.

.

Tbc


Hanya fic MC dengan chapter yang di buat tidak terlalu banyak, hehe..

Mind to review?