Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : Typo, OOC, OC, AU.

.

.

.

.

.

Musim Gugur, 2013. .

Siang hari di Tokyo nampaknya tidak menyurutkan semangat orang-orang untuk berlalu lalang melakukan segala macam aktivitas mereka. Lalu lintas terlihat sangat padat dengan kendaraan yang berlalu lalang, orang-orang pejalan kaki juga terlihat ramai. Bahkan ke dua insan ini terlihat ikut berjalan santai di pinggir jalan, sebut saja Sasuke dan Sakura. Mereka terlihat mesra sehingga sesekali mendapatkan lirikan dari para pejalan kaki lainnya dengan berbagai tatapan entah itu iri atau merasa mereka memang cocok.

"Sasuke-Kun.." Sakura menggandeng mesra tangan Sasuke.

"Hm." Sasuke tetap berjalan santai.

"Kamu tidak apa-apa, jika kita berjalan kaki?" Sakura memandang ke arah Sasuke - kekasih yang amat di cintainya selama 5 tahun itu.

Sasuke kemudian melirik ke arah Sakura yang wajahnya sudah merasa amat bersalah.

"Tidak.. Jalan kaki juga sehat." Jawab Sasuke datar kemudian mencoba menarik senyum tipis.

Raut wajah Sakura langsung berubah ceria mendengar Sasuke tidak marah. Awalnya mereka memang sedang berada di dalam mobil sekitar 10 menit lalu, namun tiba-tiba Sakura meminta Sasuke untuk memarkirkan mobilnya di sebuah supermarket dengan alasan dia ingin berjalan kaki menuju cafe yang akan mereka kunjungi untuk makan siang. Sebenarnya Sakura ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Sasuke, jika naik mobil pasti lebih cepat sampai.

Sasuke menghentikan langkahnya secara tiba-tiba ketika melihat seseorang yang amat dia kenal dulunya. Sasuke memastikan sekali lagi pengelihatannya. Sakura mau tidak mau ikut menghentikan langkahnya dan menatap heran Sasuke yang tiba-tiba saja berhenti. Namun Sakura tidak ambil pusing karena dia melihat pedagang pinggiran yang menjual aksesoris, dia meminta ijin Sasuke untuk ke tempat itu dan Sasuke segera mengiyakan.

"Hinata." Gumam Sasuke kecil, sehingga Sakura tidak mendengarnya karena memang lalu lintas cukup padat hari ini.

Gadis yang dilihat Sasuke berada di seberang jalan. Hinata nampaknya sedang menggandeng seorang anak kecil berusia 4 tahun, dengan rambut hitam kelam. Sasuke mempertajam pengelihatannya, berharap dia tidak salah.

Matanya yang berwarna lavender ciri khas seorang Hyuuga dan rambut Indigonya yang tidak pernah berubah sejak dulu hanya sekarang lebih panjang dan pasti tetap lembut.

Sasuke bisa melihat dengan jelas seorang bocah yang menggandengnya tiba-tiba menarik ujung dress musim gugurnya. Hinata kemudian tersenyum dan berjongkong di hadapan bocah itu, entah apa yang mereka bicarakan, baru saja ingin Sasuke menghampiri mereka tetapi Sakura sudah menarik lengan Sasuke untuk memperlihatkan kalung yang di belinya. Ketika Sasuke mengalihkan lagi pandangannya ke seberang jalan, sosok Hinata dan bocah itu telah hilang. Sungguh Sasuke ingin segera mencari mereka dan meminta keterangan serta mungkin menanyakan kabar Hinata - mantan kekasih yang sudah dia buang dulu dengan jahat.

.

.

.

Hinata POV,

Siang ini seperti biasa aku mengantarkan anakku menuju tempat penitipan anak-anak. Sungguh waktu terasa sangat cepat, anakku - Hikaru sudah berumur 4 tahun dan tahun depan dia akan mulai masuk sekolah TK. Setiap hari aku memilih berjalan kaki dengan anakku menuju tempat penitipan anak-anak. Alasannya karena aku ingin menikmati setiap waktu bersama Hikaru, bukan karena aku tidak memiliki mobil.

Aku hanya single parent yang harus bekerja untuk menghidupi anak tunggalku. Hal itulah yang mau tidak mau Hikaru harus di titipkan, tetapi aku beruntung Hikaru masih dapat belajar banyak hal di tempat itu. Yaa, meskipun Hikaru tergolong anak jenius di usianya kini.

Kami masih berjalan bergandengan tangan di keramaian menuju tempat penitipan anak-anak sampai Hikaru menarik ujung dressku dan membuat aku melepaskan pegangannya kemudian berjongkok untuk menyamakan tinggiku dengan Hikaru.

"Hm.. Kenapa Hikaru-Kun?" Aku tersenyum lembut melihat wajah anakku yang tampan dan manis. Mata Onyxnya menatapku lekat-lekat, bahkan rambutnya juga hitam kelam. Hikaru mewarisi semua gen dari Ayahnya.

"Okaachan, aku lelah.." Hikaru terlihat memang lelah dari sorot matanya dan aku tau itu.

"Sini Okaachan gendong." Aku segera menggendong Hikaru yang sudah bertambah berat badannya, tidak seperti dulu. Tentu saja, Hikaru berkembang banyak dengan gizi yang selalu mencukupi.

Hikaru tenang di gendonganku, sepertinya dia lelah karena berjalan di antara keramaian. Aku pun mengendong Hikaru sampai tujuan dan menitipkannya dengan Shion pemilik tempat penitipan sekaligus sahabatku. Setelah itu aku pun pamit pada Hikaru dan Shion untuk pergi bekerja.

Pekerjaanku cukup berat tetapi cukup menghasilkan banyak uang. Aku bekerja sebagai salah satu ketua EO / WO pada Perusahaan EO yang terkenal di Tokyo - Cozy Entertaiment. Hasilnya aku bisa membelikan sebuah apartemen mewah dan mobil mewah, sisanya tentu saja untuk masa depan Hikaru.

Hinata POV End - -

.

.

.

Sasuke memutar bosan mata onyxnya dengan segala macam tumpukan dokumen-dokumen di atas meja yang harus dia periksa. Sasuke menghela nafas pendek dan kembali teringat kejadian tadi ketika dia melihat sosok Hinata dengan seorang bocah.

Ada perasaan rindu melihat Hinata. Sudah 5 tahun berlalu sejak kejadian itu dimana Sasuke menorehkan luka yang menyakitkan untuk Hinata. Sasuke sadar bahwa dia memang rindu dan cinta dengan Hinata. Pikiran nya terus bergelut. Bagaimana Hinata selama 5 tahun ini? Lalu siapa anak yang bersamanya tadi? Apakah dia sudah menikah?

Tanpa pikir panjang Sasuke segera meminta Juugo - asistennya untuk mencari semua data diri Hinata. Saat ini semua pikiran Sasuke dipenuhi oleh Hinata. Tanpa memerlukan waktu lama, email Sasuke sudah berbunyi. Rupanya Juugo sudah menemukan semua data diri Hinata dan tanpa pikir panjang Sasuke segera membuka email itu.

Nama : Hyuuga Hinata

BOD : 27 desember 1990

Status : Single Parent

Alamat : Apartment X.O, nomor kamar 251

Telepon : 0788xxxx

Pekerjaan : Ketua EO / WO Perusahaan Cozy Entertaiment

Nama Anak : Hyuuga Hikaru

BOD : 15 July 2009

Umur : 4 tahun

Hyuuga Hinata bekerja sebagai ketua EO atau WO dengan pendapatan per tahun mencapai ¥ 90.000.000. Dia membeli sebuah apartement mewah yang hanya ditinggalin olehnya dan Putra tunggalnya - Hyuuga Hikaru. Tidak pernah diketahui siapa suami Hinata, karena memang tidak tercantum status pernikahan Hinata. Anaknya Hyuuga Hikaru akan di titipkan kepada tempat penitipan anak-anak ketika Hinata bekerja.

"Cozy Entertaiment?" Gumam Sasuke kemudian tersenyum menyadari itu adalah tempat nya menggunakan jasa WO untuk pernikahannya dengan Sakura. Sungguh kebetulan yang seperti sudah di tentukan pikir Sasuke.

Sasuke kembali berfikir mengenai status Hinata sebagai single parent dan anaknya masih berusia 4 tahun, apakah Hinata segera menikah setelah kejadian itu? Tapi tidak mungkin, Sasuke bahkan tidak mendengar hal itu karena Keluarga Hyuuga sendiri adalah keluarga pebisnis sukses jadi hanya 1, Hinata hamil di luar nikah. Sasuke kembali mencoba mengingat Hikaru, rambut hitamnya "mungkinkah...?". Sasuke kini ingin meminta penjelasan dengan Hinata dan dia pun segera meraih kunci mobilnya dan keluar ruangannya.

"Juugo, gantikan aku sementara dan laporkan hasilnya nanti." Perintah Sasuke di depan asistennya.

"Baiklah Sasuke-Sama." Hormat Juugo dan berlalulah Sasuke.

Di dalam mobil Sasuke mengecek Iphonenya dan terdapat 2 pesan.


From : Sakura

Sasuke-kun, ingat luangkanlah waktumu lusa, kita akan melakukan fitting baju pengantin dan foto.

Love You, Sakura :)


Sasuke hanya memutar matanya bosan melihat pesan dari Sakura. Pikirannya kini hanya di isi oleh Hinata dan persetan dengan Sakura, penikahan dan lainnya. Sasuke kemudian melanjutkan membuka pesan selanjutnya.


From : Kiba (WO)

Selamat siang Sasuke-San, sebelumnya saya ingin meminta maaf. Dikarenakan alasan yang sangat mendadak dan penting saya mengundurkan diri menjadi WO anda, tetapi saya sudah meminta penggantinya. Dia adalah Hyuuga Hinata, mulai hari ini sampai nanti dia akan menjadi WO anda. Sekali lagi saya meminta maaf.


Kali ini Sasuke sangat tertarik dengan isi pesannya. Dia menarik tipis bibirnya membentuk sebuah senyuman. Apakah ini hadiah dari Kami-Sama untuknya. Sasuke pun segera melajukan mobilnya.

.

.

.

Back to 2 hours before,

Tok Tok Tok. . .

"Masuk"

"Apa ada Sasori-Kun memanggilku?" Hinata berjalan menghampiri meja Sasori.

"Apa kamu sudah mengetahui kabarnya? Sasuke sudah pulang ke Jepang minggu lalu." Sasori bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri Hinata.

Sasori bisa melihat Hinata yang tidak merespon mendengar nama Sasuke. Bahkan Hinata tidak terkejut, senang, sedih atau apapun. Dia hanya diam.

"Aku tidak peduli." Jawab Hinata lembut sambil menatap Sasori yang sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu yakin Hinata-Chan?" Sasori kembali memberikan tatapan sendu.

Hinata hanya menggangguk dan tersenyum lembut ke Sasori. Saat ini Hinata telah tumbuh menjadi sosok yang kuat dan mandiri, tidak ada kegetaran dalam ucapan maupun tubuhnya. Tatapan matanya memancarkan ketenangan dan kekuatan.

"Aku sudah mengubur lama nama Sasuke dalam hatiku.. Penderitaan yang dia berikan sudah tergantikan dengan kebahagiaan karena Hikaru.. Demi Hikaru aku akan terus bertahan dan menjalani hidup ini. Hikaru adalah akar kehidupanku.." Tatapan Hinata menerawang. Sasori bisa menangkap kebahagiaan dan kesedihan dari wajah cantik Hinata.

Sasori memeluk Hinata dan mengelus lembut punggungnya seraya memberikan ketenangan untuk Hinata.

"Bukalah hatimu Hinata.. Hikaru memerlukan seorang sosok Ayah untuk panduan hidupnya.." Ucap Sasori masih memeluk Hinata.

Memang benar perkataan Sasori, Hikaru mulai tumbuh seiring waktu berjalan dan juga dia memerlukan sosok seorang Ayah untuk membentuk karakternya. Hanya saja Hinata masih belum siap membuka hatinya untuk pria lain, entah memang masih ada cinta untuk Sasuke atau dia masih terlalu takut untuk terluka kembali.

"Aku masih ada pekerjaan lain Sasori-Kun, mungkin nanti kita bisa berbicara kembali." Hinata melepas pelukan Sasori dan melangkah keluar dengan tatapan sendu Sasori ke punggung Hinata yang perlahan menghilang dari ruangannya.


Sekilas Info . . .

Perusahan Cozy Entertaiment di kendalikan oleh keluarga Sabaku. Sabaku Sasori adalah calon pewaris dari Cozy Entertaiment, namun saat ini dia sedang menjalani masa trainingnya sebagai pewaris tetap. Sasori juga adalah salah satu sahabat Hinata sejak 3 tahun lalu.


Hinata yang kini telah berada di ruangannya memilih untuk melihat sebuah bingkai foto dimana terdapat potret dirinya dan Putra Tunggalnya - Hikaru. Senyuman terukir manis di kedua insan itu.

"Hinataaaaaaaaa.." Teriak Kiba ketika memasuki ruangan kerja Hinata dan membuyarkan lamunan Hinata.

"Ahhh, Kiba-kun.. Ada apa?"

"Hinataaa,, maukah kamu membantuku?" Pinta Kiba memelas.

"Apa yang bisa aku bantu Kiba-kun?" Hinata menatap bingung penampilan Kiba yang terbilang sangat berantakan.

"Akamaru sakit.. Dokter bilang dia terserang virus influenza, aku harus membawa dan merawatnya di rumah sakit hewan.." Ucap Kiba histeris. Hinata menggangguk mengerti maksud dan keadaan Kiba sekarang.

"Lalu apa yang bisa aku bantu Kiba-kun?" Tawar Hinata lembut membuat mata Kiba berkaca-kaca. Tentu saja Hinata yang baik hati tidak mungkin menolak permohonan dari teman-temannya.

"Kamu bisa menggantikanku sebagai WO kan? Semua data yang diperlukan sudah aku masukan dalam map ini." Kiba meletakkan map berwarna merah dengan file yang cukup tebal di atas meja Hinata.

"Baiklah.." Ucap Hinata dan tersenyum kemudian disambut wajah bahagia Kiba.

"Arigatou Hinataaaa.. Aku janji akan membelikan mu dan Hikaru apa saja ketika Akamaru sudah sembuh.. Ahh.. Sebaiknya aku segera ke dokter hewan melihat Akamaru.." Kiba segera melangkah keluar ruangan Hinata dengan wajah ceria.

"Salam untuk Akamaru ya Kiba-kun.." Teriak Hinata ketika Kiba hampir menutup pintu dan di sambut acungan jempol Kiba.

Hinata yang sudah sendiri di ruang kerjanya mulai mengecek map yang Kiba berikan. Raut terkejut terpancar di wajah cantik Hinata kini begitu melihat nama pengantin yang akan dia tangani.

'Uchiha Sasuke and Haruno Sakura'

Entah kenapa Hinata merasakan dadanya sesak, apakah Kami-Sama kini mempermainkan takdirnya lagi. Hinata berusaha mengontrol dirinya lagi dengan menutup map itu dan menarik nafas pelan.

"Aku tidak akan lemah, aku bukan Hinata yang dulu.." Hinata menyemangati dirinya sendiri dan kembali menatap map merah itu.

Hinata meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia harus membuang semua rasa tentang Sasuke. Ini sudah 5 tahun berlalu, harusnya Hinata bisa melupakan Sasuke namun kenapa tetap begitu sakit. Tatapan Hinata terlihat sendu ketika membuka kembali map itu.

'Lupakan urusan pribadi Hinata, ini adalah client mu.. Ingat !' Gumam Hinata dalam hati.

Hinata kemudian mulai mempelajari semua data tentang pernikahan Sasuke dan Sakura. Tanpa Hinata sadari pintu ruangan kerjanya terbuka dan menampilkan sesosok Pria.

"Hinata."

"Hm..-" Ucapan Hinata terputus ketika melihat pria dihadapannya kini. Mata lavendernya terbelalak tidak percaya.

"Sas.. Ah Uchiha-San." Hinata kembali berusaha profesional. 'Harus secepat inikah aku bertemu dengannya lagi, aku belum siap.' Pikir Hinata dalam hati.

Sasuke sedikit terkejut melihat Hinata yang sekarang. Hinata yang tidak malu-malu dan gugup ketika berbicara dengannya, hanya sikap terkejut dan kembali biasa seolah tidak mengenal Sasuke. Lalu panggilan untuknya 'Uchiha'.

"Silahkan duduk Uchiha-San." Hinata berdiri dan menawarkan Sasuke untuk duduk di kursi kosong depan mejanya.

"Hm." Sasuke pun duduk di hadapan Hinata disusul Hinata yang ikut duduk kembali.

"Mau minum apa Uchiha-San?" Tawar Hinata lembut sambil tersenyum. Hinata berusaha berakting sebaik mungkin..

"Hm? Tidak perlu.." Tolak Sasuke datar dan matanya tertuju pada file-file di atas meja Hinata dan dia tahu jelas itu adalah data miliknya dan Sakura untuk pernikahannya 3 bulan lagi.

"Jika aku boleh tahu, apa yang membuat anda kemari Uchiha-San?" Hinata kembali bertanya sambil menyangga dagunya dengan ke dua tangannya di atas meja.

Sasuke bisa jelas melihat Hinata sekarang, semakin cantik dan matanya tegas. Hinata sungguh telah berubah. Sasuke ingin sekali memeluk Hinata saat ini. Rindu sangat rindu.

"Aku ingin menanyakan mengenai Hikaru."

Pertanyaan Sasuke bagaikan bogem mentah bagi Hinata kali ini. Hinata segera merubah posisinya dan menegang. Tubuhnya sedikit bergetar dan keringat dingin mulai turun dari keningnya. Hinata dapat jelas merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.

'Kenapa Sasuke bisa tahu mengenai Hikaru? Tidak, dia tidak boleh tahu. Hikaru adalah anakku. Aku tidak menyerahkan Hikaru pada siapa pun.' Pikiran Hinata mulai melayang-layang.

"Hinata?" Sasuke kembali bersuara melihat Hinata yang tiba-tiba melamun dan wajahnya pucat pasi.

"I-Itu.. A-Apa urusanmu?" Penyakit gugup Hinata kembali kumat dan dia sengaja menaikkan intonasi suaranya.

Sasuke kembali tersenyum tipis dan Hinata bisa melihat senyum itu. Sasuke memang sekarang terlihat lebih dewasa dan senyumnya tetap saja menawan.

Sasuke merasa senang ternyata Hinata tidaklah sepenuhnya berubah, dia hanya menutupi dirinya selama ini. Sasuke yakin itu dan dia tahu itu semua karena perbuatannya dulu.

"K-Kenapa anda tersenyum Uchiha-San?" Hinata merutuki dirinya sendiri kenapa harus gagap di hadapan Sasuke kini. Semua pertahanan Hinata runtuh saat ini sejak Sasuke menyinggung Hikaru.

"Hm.. Aku hanya ingin memastikan Hikaru itu anak..-"

"Cukuppp ...!" Bentak Hinata menyembunyikan wajahnya di balik poni. Hinata menundukkan kepalanya menahan air mata yang hampir keluar dari matanya.

Sasuke cukup terkejut melihat Hinata kini. Tetapi dia tetap harus melanjutkan keingin tahuannya. Jika memang Hyuuga Hikaru adalah anaknya, maka dia akan segera membatalkan pernikahannya dengan Sakura dan melamar Hinata demi menebus semua kesalahan di masa lalunya. Memberikan kebahagiaan untuk Hinata dan Hikaru.

Hinata masih memilih menundukkan wajahnya. Kini bahu mungilnya bergetar karena menangis. Takut.. Hinata takut Hikaru akan di bawa pergi.


Huaa... Saya muncul ama Fanfic baru...

Judulnya ini saya ambil dari nama bunga...

Fanfic lagi masih On-progress..

khusus Fanfic ini saya upload langsung complete tapi mungkin nanti jika ada ide untuk tambahan bisa saya kasih tambahan...

seperti biasa saya menggunakan bahasa sendiri.. Mohon di mengerti ya Minna... Saya sudah berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik, namun jika tetap ada kesalahan mohon di maafkan...

Semoga tidak ada kesamaan dalam cerita ini, jika sama mungkin hanya mirip... bukan berarti sama.. mirip dan sama itu beda.. wkwkwkwk...

Mind to RNR... ^^