Title: Nanny.

Genre: Fluff, Comedy

Main Couple: TaoRis

Supporting: OC Child: Yi Tao; EXO; multi-kpop stars

Description/Summary: Tao membutuhkan pekerjaan untuk membantu saudaranya yang berada di China. Sahabatnya, Baekhyun, memberitahunya tentang lowong pekerjaan yang diberitahu oleh Chanyeol, kekasih Baekhyun. Tetapi pekerjaan itu adalah… pengasuh.

A/N: I do not own this story. All the story-line is belong to CoffeeMilk. I just translating the story.

-0-

"Aku akan mengambilnya," kata Tao dengan penuh percaya diri

"Tapi Tao, pekerjaan itu adalah pengasuh. Aku tau kau sangat membutuhkan uangnya, tapi kan pekerjaan seperti itu biasanya dilakukan oleh wanita-,"

"Aku tidak peduli! Aku harus membantu Luhan dan Yixing! Aku membutuhkan ini…," Tao memohon pada Baekhyun.

Baekhyun akhirnya mengangguk dan menulis sebuah informasi di sebuah serbet.

"Aku akan bilang pada Chanyeol untuk membawa-mu menuju rumahnya," Baekhyun menyerahkan serbet itu kepada Tao. "Bagaimanapun, aku harus memperingatkanmu. Chanyeol bilang padaku kalau dia orang yang sangat keras, acuh tak acuh. Dan anaknya. Anaknya kadang merupakan masalah." Baekhyun menutup pulpennya.

"Aku akan mengatasinya," Tao mengatakannya bahkan tanpa menatap sahabatnya.

'Pengasuh, eh?'

- (TAORIS) - (TAORIS) - (TAORIS) -

Tao mendekati café kecil yang berada di pusat kota. Dia melihat melalui kaca untuk melihat apakah dia dapat menemukan sahabatnya; untungnya, dia melihat sahabatnya duduk dengan cangkir berada di tangannya. Cepat-cepat dia masuk ke dalam dan melambaikan tangan ke sahabatnya.

"Hai Baekhyun!" Tao mengambil kursi di hadapan Baekhyun. Bagaimana Tao dan Baekhyun menjadi sahabat, mereka adalah sahabat pena. Waktu itu, Baekhyun mengambil kelas bahasa China dan salah satu dari proyek semesternya adalah menulis surat kepada sahabat pena. Untungnya bagi Baekhyun adalah, dia dipasangkan dengan Tao. Mereka tetap menulis untuk satu sama lain bahkan setelah semesternya berakhir; segera, mereka menjadi sangat dekat. Pasti selalu ada waktu dimana Baekhyun akan mengunjungi Tao dan sebaliknya. Bahkan setelah tahun-tahun berlalu, mereka tetap menjadi teman dekat. "Bagaimana kabarmu?"

"Baik," Baekhyun meletakkan cangkirnya di meja. "Kau?"

"Hm," Tao bergeser sedikit di tempat duduknya. "Yah, aku baik."

Baekhyun menatap Tao dan menghela nafasnya. "Tao, jangan melakukan itu. Aku tau kau berbohong. Apa yang sedang terjadi, sebenarnya?"

Tao tau kalau sahabatnya akan mengetahuinya. Baekhyun memiliki ketrampilan dalam hal itu. Bagaimana cara Baekhyun melakukannya, dia tidak akan pernah tau.

"Aku membutuhkan pekerjaan,"

"Pekerjaan? Kau dipecat?"

"Bu-Bukan, aku tidak dipecat."

Baekhyun memiringkan kepalanya. "Lalu… apa yang salah?"

"A-Aku membutuhkan lebih banyak uang," Tao menghela nafasnya. "Luhan dan Yixing, mereka ada di Rumah Sakit."

"Apa?!" Orang-orang yang berada di sekitar mereka langsung melihat ke arah Baekhyun, yang langsung meminta maaf karena ucapannya. "Tao, kau serius? Apa yang terjadi?"

"Luhan kecelakaan, Yixing, dia sakit. Ayahku tidak bisa membayar tagihan dan hal-hal lainnya. Ayahku sudah tua, Baekhyun.. Bagaimana dia bisa membayar tagihannya?"

Baekhyun menganggukan kepalanya mengerti. "Aku bisa membantu-,"

Tao menggelengkan kepalanya. "Tidak, Baekhyun. Aku tidak mau meminjam uang," Dia menghela nafas, lagi. "Apa kau tau suatu perusahaan yang membuka lowongan? Aku ingin menghasilkan lebih banyak uang, jadi aku bisa mengirimkannya kepada Ayahku."

"Umm," Baekhyun terlihat berfikir. Dia teringat bahwa ada satu pekerjaan yang Chanyeol bilang padanya. "Chanyeol mengatakan padaku kalau bossnya sedang mencari pengasuh untuk anaknya."

"Aku akan mengambilnya," kata Tao dengan penuh percaya diri

"Tapi Tao, pekerjaan itu adalah pengasuh. Aku tau kau membutuhkan uang tapi kan pekerjaan seperti itu biasa dilakukan oleh wanita-,"

"Aku tidak peduli! Aku harus menolong Luhan dan Yixing. Aku membutuhkan ini…," Tao memohon pada Baekhyun.

Baekhyun akhirnya mengangguk dan menulis sebuah informasi di secarik kertas.

"Aku akan mengatakan pada Chanyeol untuk membawamu kerumahnya," Baekhyun menyerahkan kertas itu kepada Tao. "Bagaimanapun, aku harus memperingatkanmu. Chanyeol bilang padaku kalau dia adalah orang yang sangat keras, acuh tak acuh. Dan anaknya. Anaknya kadang merupakan masalah," Baekhyun menutup pulpennya.

"Aku akan mengatasinya," Tao mengatakannya bahkan tanpa menatap sahabatnya.

'Pengasuh, eh?'

Tao melihat kertas yang diberikan oleh Baekhyun tadi, "Kau pindah?" Baekhyun ternyata memberikan alamat apartmentnya dan Chanyeol yang baru. Tao mendongakkan kepalanya, dan ia dapat melihat bahwa Baekhyun mengangguk.

"Chanyeol, yah, dia meninggalkan piring berisi makanan selama akhir pekan –itu kecelakaan, tentu saja. Tapi saat kami kembali, apartemen kami telah penuh dengan semut."

"Oh Tuhan…,"

Baekhyun menggelengkan kepalanya, "Aku mencintainya, tapi kadang-kadang dia tidak berfikir dulu sebelum bertindak." Baekhyun menghela nafas. "Tapi itu tidak apa. Dia membayar semuanya ketika di ranjang."

"Erm," Tao sedikit merona karena perkataan Baekhyun. "Baekhyun, mungkin itu sudah terlalu -,"

"Tao, dia itu seperti singa di -,"

"Baekhyun! Itu sudah terlalu berlebihan untukku!" Tao menutup mulut Baekhyun dengan tangannya. Dia tidak ingin orang-orang di sekitar mereka mendengar apa yang Baekhyun katakan. Itu akan sangat memalukan. "Aku akan menemuimu besok pagi!" Setelah mengatakan itu, Tao beranjak dari duduknya dan segera pergi.

- (TAORIS) - (TAORIS) - (TAORIS) -

Tao bangun lebih cepat dari biasanya. Hari ini adalah hari dimana kekasih Baekhyun akan membawanya menuju rumah bossnya. Dia memiliki kesulitan memilih apa yang akan dipakainya hari itu; ia ingin membuat kesan yang baik, karenanya ia membongkar isi lemari pakaiannya. Ketika akhirnya dia memilih pakaian yang akan ia kenakan, ia memakai kaus putih polos, jaket abu-abu, dan skinny jeans biru gelap miliknya. Dia memakai sepatunya dan cepat-cepat keluar dari pintu apartemennya. Dia menaiki bus untuk sampai ke apartemen baru Chanyeol dan Baekhyun, yang menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Ketika Tao telah sampai di sana, dia terus mengatakan 'wow' berulangkali.

'Apartemen baru mereka lebih bagus dari yang pertama,'

Dia memasuki kompleks apartemen Chanyeol dan Baekhyun; Tao mengeluarkan secarik kertas yang diberikan oleh Baekhyun kemarin, melihat nomor apartemen Baekhyun.

'1G.. 1G..,'

Tao terus berjalan sampai akhirnya ia menemukan pintu yang dimaksud. Dengan hanya beberapa ketukan, pintu itu pun terbuka, menunjukkan sosok Baekhyun yang tengah tersenyum.

"Selamat pagii! Ayo masuk!" Baekhyun beranjak dari depan pintu agar Tao bisa masuk ke dalam.

"Hai Tao!" sapa Chanyeol sambil menguncah sarapannya.

"Halo, Chanyeol. Kau tampak… fantastis." Chanyeol terlihat sangat rapi. Rambutnya disisir ke belakang, dan dia mengenakan setelan hitam, dengan kemeja berwarna merah anggur, dasi berwarna hitam, dan sepatu hitam yang tampaknya sudah dipoles. Sarung tangan berwarna senada dengan kemejanya terletak dengan rapi di meja yang berada di sebelahnya.

"Terimakasih. Ini seragamku,"

Baekhyun menyerahkan segelas jus jeruk kepada Tao. "Dia itu supir. Makanya dia berpenampilan seperti itu."

Tao mengangguk dan meminum jus jeruk yang diberikan Baekhyun kepadanya.

"Kau ingin roti panggang? Atau sesuatu sebelum kau pergi?"

Tao menolak, tapi tetap saja ia berterimakasih pada Baekhyun. Chanyeol berdiri dari tempat duduknya dan meletakan piring bekas makanannya ke bak cuci piring. "Kita harus pergi."

"Oh, baiklah," Baekhyun mengantarkan mereka berdua ke depan pintu. "Semoga hari ini adalah hari yang baik!" Dia memberikan mencium bibir Chanyeol sekilas, dan memberikan hal yang sama di pipi Tao.

"Yak! Untuk apa kau melakukan itu?" Tao mengusap pipinya tidak suka.

"Itu adalah ciuman keberuntungan," kata Baekhyun dengan wajah polosnya. "Aku ingin Tao-baby mendapat keberuntungan!"

"Hhh, kau terdengar seperti Ibu-ku."

"Tentu saja! Chanyeol adalah Ayah-mu dan aku adalah Ibu-mu!"

"Erm -,"

"Oke, dah Baekhyun, love you! Dan, ayo kita pergi, anakku."

Chanyeol mendorong Tao dengan lembut keluar dari pintu. Mereka berjalan menuju mobil Chanyeol dan Chanyeol pun mengemudikan mobilnya menuju rumah sang boss. Perjalanannya cukup memakan waktu yang lama, sekitar lebih dari setengah jam. Ketika telah sampai di sana, Tao terkejut dengan tempat tinggal boss Chanyeol.

"O-Orang ini tinggal di mansion?"

"Yah, dia cukup terkenal. Dia dan istrinya yang sudah meninggal," Chanyeol merapikan dasinya. "Kau mungkin telah mendengar tentang mereka. Boss-ku adalah seorang perancang busana."

"Apa?! Perancang busana?"

"Ya. Busananya dikenal dengan nama Dragons."

"Oh. Aku pernah mendengar nama itu," kata Tao. "Mereka memiliki baju-baju yang bagus."

Chanyeol dan Tao mulai berjalan menuju pintu masuk. Chanyeol mengambil kuncinya dan membuka pintu masuknya. Sebenarnya, mereka harus berjalan sedikit lagi untuk mencapai pintu masuk yang 'sebenarnya'. Tao terpukau dengan taman yang berada mengapit jalan masuk.

"Walaupun boss memiliki empat rumah di seluruh dunia, dia lebih sering berada di sini. Di Korea." Chanyeol menceritakan tentang bossnya kepada Tao, tapi perhatian Tao rupanya terbagi dengan bunga-bunga dan patung-patung yang menurutnya sangat indah. Ketika mereka telah berada dekat dengan pintu masuk yang sebenarnya, Tao benar-benar terpesona.

"Ini semua lantai granit putih?!" Tao berjongkok agar bisa mendapatkan pemandangan yang lebih baik akan lantainya. "Cantik."

Tao berdiri dan melihat ke segala arah; Semuanya sangat indah dan dia seperti merasa iri kepada boss Chanyeol. Saat mereka berjalan, Tao berhenti dan menatap pada satu lukisan.

"Oh! Aku tau yang satu itu!"

Chanyeol berhenti dan berjalan kembali kearah Tao. "Oh, itu. Ya, istri boss yang sudah meninggal melukisnya," Mata Tao melebar. "Dia merupakan pelukis terkenal dan juga pemain piano, tapi dia biasanya terkenal karena lukisannya." Chanyeol melihat kearah Tao yang terlihat khawatir. Mungkin ia khawatir kalau matanya akan melompat keluar dari rongganya. "T-Tao?"

"Jangan bilang kalau sekarang kita sedang berada di rumah pelukis terkenal itu! Tai?"

"Erm, ya? Tai adalah istri boss-ku yang sudah meninggal. Bagaimana kau bisa tau?"

Tao tidak dapat bernafas. Dia sangat gembira dengan fakta kalau dia tengah berada di rumah sang pelukis terkenal dan pemain piano, Tai. "Aku telah melihat semua lukisannya di majalah, dan sejak saat itu aku mengoleksi semua majalah yang memuat lukisannya," Dia mulai bertepuk tangan. "Dia adalah pelukis favoritku untuk sepanjang waktu!"

Chanyeol tertawa kecil dan mengisyaratkan Tao untuk mengikutinya ke ruang tamu. Dalam perjalanan ke sana, Tao menemukan banyak kesulitan untuk tetap mengikuti Chanyeol karena di sepanjang perjalanan, banyak sekali lukisan yang dibuat oleh pelukis favoritnya. Sebenarnya kematiannya adalah kejadian yang menyedihkan; dia akan sangat gembira jika dia bisa bertemu dengan Tai secara nyata.

Ketika berada di ruang tamu, Tao lebih terkesan lagi. Semua tempat terisi dengan perabotan modern ditambah dengan beberapa lukisan yang beberapa dibuat oleh Tai dan beberapa dibuat oleh Picasso.

"Ini.. Aku bersumpah kalau ini -,"

Perkataannya terpotong ketika ia merasakan sesuatu menubruk kakinya. Dia langsung melihat kebawah dan ia dapat melihat seorang anak laki-laki dengan rambut hitam yang tengah melihatnya.

'Oh?'

Anak kecil itu terlihat seperti panda kecil karena matanya. Bagi Tao, anak laki-laki itu terlihat manis sekali.

"Halo," Tao melambaikan tangannya kepada anak laki-laki itu. Bagaimanapun, anak laki-laki itu menatap Tao, memiringkan kepalanya seperti sedang mempelajari Tao.

"Yitao!"

Sang anak laki-laki, Yitao, cepat-cepat menolehkan kepalanya dan langsung berlari. Tak lama setelah kepergian Yitao, seorang pengasuh terlihat, sepertinya ia kehabisan nafas; dia meletakan tangannya di lutut dan berusaha menghirup udara sebanyak yang ia bisa.

"A-Apa kalian melihat…," pengasuh itu terbatuk. "Yi-Yitao?"

Chanyeol menganggukan kepalanya dan menunjuk kearah Yitao pergi tadi. Pengasuh itu terlihat mulai marah.

"Bilang kepada tuan kalau aku berhenti! Aku tidak dapat menangani anak ini!" Pengasuh itu berhenti berbicara dan berjalan menuju tangga.

Chanyeol menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. "Itu pengasuh ke 10 bulan ini."

"A-Apa?! Kau, kau bercanda!" Tao benar-benar terkejut dengan perkataan Chanyeol. Bagaimana bisa seorang anak-anak menciptakan begitu banyak masalah? Dia piker anak itu berperilaku baik, menilai tempat ia tinggal.

"Erm, yah…," Chanyeol menjelaskan tentang anak itu kepada Tao. "Masalahnya adalah, anak itu tidak berbicara. Bahkan setelah kematian Ibunya dua tahun yang lalu, dia tidak pernah berbicara sepatah-kata pun. Sejak boss terlalu sibuk dengan pekerjaannya, penjagaan Yitao selalu diserahkan kepada para pengasuh. Tapi para pengasuh selalu memiliki masalah dengan Yitao; dia tidak berbicara dan tidak mendengarkan ucapan mereka. Mereka jadi tidak tau kalau mereka membuat Yitao senang atau tidak. Seorang pengasuh memberikan Yitao makanan, tapi dia malah mendorong piring itu, menyebabkan piring itu jatuh dan pecah mengenai lantai granit. Pengasuh itu ingin membuatkan sesuatu untuk Yitao makan, tapi ia tidak pernah memberitahu apa yang ia inginkan. Kapanpun mereka ingin memakaikan Yitao baju, mereka tidak pernah berhasil karena Yitao selalu mendorong mereka. Dan, yah. Mereka menemukan kalau keluar itu lebih mudah."

"Oh…," Tao merasa kasihan kepada Yitao karena anak itu kehilangan Ibunya dalam usia yang sangat muda, dan ia juga merasa kasihan kepada para pengasuh. Keadaan itu pasti sangat sulit.

"Ya. Boss sebenarnya ingin memiliki dua pengasuh saat ini, untuk tetap memperhatikan Yitao, tapi…," Chanyeol menggaruk bagian belakang kepalanya. "Sepertinya itu tidak akan terwujud. Yah ikuti aku; ruangan boss ada di sini."

Mereka berjalan menyusuri lorong, melalui lebih banyak lukisan dan bingkai yang berisikan foto keluarga. Tao tidak menaruh banyak perhatian kepada foto-foto itu, perhatiannya lebih banyak tertuju pada lukisan. Tanpa waktu lama, mereka telah berada di depan pintu yang terbuat dari kaca. Chanyeol mengetuk pintunya dan masuk ke dalam. Tao mengikutinya; dia melihat ke sekeliling ruangan yang terisi dengan rak-rak berisi buku, tanaman di samping, dan komputer Mac yang terletak di meja. Sedihnya, dia tidak dapat melihat sang boss sepenuhnya. Dia hanya dapat melihat bagian belakang dari kursi kantor yang terbuat dari kulit berwarna hitam itu.

"Boss, aku membawa seseorang untuk mengambil pekerjaan pengasuh itu, tapi…," Chanyeol mengusap bagian belakang kepalanya. "Kelihatannya pengasuh yang satu memutuskan untuk berhenti. Dia sedang membereskan barang-barangnya sekarang, dan tampaknya akan pergi."

Lelaki itu memutar-balik kursinya, namun sama sekali tidak melirik kearah Chanyeol maupun Tao. Tao terkejut karena lelaki yang tengah duduk itu terlihat sangat tampan. Dia menggelengkan kepalanya dan berusaha mengusir jauh-jauh pikiran itu.

'Buat kesan yang baik Tao. Kesan yang baik…,'

Lelaki itu menghela nafasnya. "Aku sudah merasakannya, baiklah kalau begitu," Dia meletakan kertas yang sedaritadi dipegangnya di meja. "Bawa wanita itu kemari."

Tao mengerutkan alisnya. "Oh, ya. Pengasuh biasanya pekerjaan wanita. Yah, dia pasti terkejut."

"Boss, umm, seharusnya anda mengatakan, bawa 'pria' itu kemari."

Lelaki di depan mereka dengan cepat mendongakkan kepalanya dan melihat Tao. "Pria, Chanyeol," Lelaki itu bersandar di kursinya. "Dia tau kan, kalau pengasuh itu pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh perempuan. Apakah dia… bingung tentang jenis kelaminnya atau sesuatu?"

Tao merona, "Aku tidak bingung tentang jenis kelaminku!"

"Aku itu 100% lelaki!" Tao sedikit marah pada lelaki yang berada di depannya ini. Dia itu 100% lelaki dan tentu saja ia mengetahuinya, tapi dia tidak peduli. Ini untuk Luhan dan Yixing.

"Jelas sekali kalau kau ini bingung tentang jenis kelaminmu."

"Apa?! Tidak! Aku -,"

"K-Kris, ayolah. Dia membutuhkan pekerjaan. Dan dia akan bekerja keras. Benarkan, Tao?" Chanyeol menyikut Tao.

"Ya, aku akan bekerja dengan baik." Tao menggerutu.

"Baik. Pergi, Chanyeol. Aku akan menanyakannya beberapa pertanyaan dan siapkan mobilnya." Kris meletakan beberapa kertas di dalam sebuah map. "Aku harus pergi ke gedung Epitome untuk menemui Jihwan dan Chaerin."

Chanyeol menganggukan kepalanya dan mengatakan pada Tao –tanpa suara, 'Semoga berhasil!'. Tao menatap Chanyeol dengan tatapan khawatir, tapi ia mengangguk. Dia pergi meninggalkan ruangan, dan hal itu membuat Tao sedikit gugup. Dia mengeraskan suaranya kepada, semoga, bossnya.

"Jadi Tao," Kris membuka tas kerjanya dan memasukkan map itu kedalamnya. "Kenapa pengasuh?"

"Um, aku membutuhkan uangnya, untuk membantu saudaraku," Tao bergeser sedikit.

"Hm. Dipecat dari pekerjaanmu sebelumnya?"

"Tidak.. Aku hanya ingin mendapatkan lebih banyak uang, kedua saudaraku masuk Rumah Sakit, dan Ayahku sudah terlalu tua dan dia tidak bisa membayar sebagian besar tagihan dan hal-hal lainnya. Aku hanya ingin mendapat lebih banyak uang jadi aku bisa mengirimkannya kepada keluarga-ku di China. Kau tau, aku ingin membantu."

"Oh, mereka tinggal di China?"

"Y-Ya,"

"Oh," Kris menutup tas kerjanya. "Punya pengalaman dengan anak kecil?"

"Um, aku yang termuda di keluargaku jadi -,"

"Jadi itu berarti kau tidak punya."

"Ta-Tapi aku bisa belajar! Um, aku terlatih dengan bela-diri, jadi aku bisa melindunginya -,"

"Aku tidak butuh dia dilindungi, aku butuh seseorang yang bisa menjaganya. Memasak. Menjaganya ketika dia sedang sakit -,"

"Aku akan melakukan yang terbaik! Aku berjanji! Berikan aku kesempatan!"

Kris meliriknya dengan ekspresi acuh tak acuh. Dia lalu berdiri, memegang tas kantornya. "Jam tujuh tepat."

"A-Apa?"

"Jam tujuh. Aku tidak punya pilihan karena anakku tidak punya pengasuh sekarang. Kau diterima." Dia mulai berjalan mengitari meja. "Bayarannya sekitar 500.000,0 Won, dan akan dibayarkan setiap bulan."

"I-Itu bayarannya?"

"Ya. Dan apakah kau tinggal dekat dari sini?"

Tao menggelengkan kepalanya. "Aku tinggal cukup jauh dari sini. Aku harus naik bus untuk sampai ke rumah Chanyeol, dan kira-kira itu membutuhkan waktu 20 menit."

"Hm," Kris meletakan tangannya di dagunya. "Berarti kau harus tinggal disini."

"Apa?!"

"Berteriaklah lebih kencang," Kris berkata dengan nada sarkastik. "Kau akan tinggal disini. Kalau tidak, itu hanya akan menghabiskan waktu yang lama bagimu untuk tiba di sini." Kris berjalan melalui Tao, ke pintunya yang terbuat dari kaca.

"Ta-Tapi pekerjaanku yang lain dan juga apartemenku -,"

"Berhentilah dan pindah kesini," Kris melihat melalui bahunya. "Ku tebak bayaranku lebih besar, kan? Ditambah, kau akan tinggal disini gratis. Yang ku minta padamu hanyalah menjaga anakku."

"Um.. Aku..," Tao tidak dapat berkata-kata. Dia mendapatkan pekerjaannya dan bayarannya sangat baik. Lebih baik dari pekerjaannya yang lama, tapi itu berarti dia harus berhenti dari pekerjaannya dan pindah untuk hidup bersama lelaki ini, dan menjaga anaknya.

"Dengar," Tao mendongak dan melihat Kris yang saat ini tengah mengecek jamnya. "Aku harus pergi. Aku mengharapkanmu untuk mulai jam tujuh pagi, menyiapkan sarapan untuk anakku. Manfaatkan waktu ini untuk berhenti dari pekerjaanmu dan lainnya. Supirku yang lain, Chen, akan mengantarkanmu karena aku membutuhkan Chanyeol. Kau akan menemukan Chen di dapur." Setelah mengatakan itu, Kris membuka pintu ruangannya dan pergi.

"B-Baik."

'Baekhyun benar. Dia sangat.. acuh tak acuh.' Tao menghela nafasnya. 'Tapi aku akan melakukannya! Untuk Luhan dan Yixing!'

- (TAORIS) - (TAORIS) - (TAORIS) -

Hai. Jadi kali ini, mungkin karena saya udah terlalu mentok dengan semua FF yang sedang dalam tahap lanjut, saya mutusin buat ngelakuin ini. Iya, jadi translater fanfic.

Saya tau kok translate-an saya masih abal. Jadi kalo ada yang salah mohon dimaafkan ya. Kan ini bulan puasa (?) *lahapahubungannya.

Ide, plot, semua isi dari cerita ini merupakan milik CoffeeMilk. Saya cuma jadi translatornya ga lebih.

Kalau ada yang mau baca versi englishnya: Google Search: asianfanfics - CoffeeMilk - Nanny

P.S: Ada yang mau ikut bantuin saya nge-translate fanfic ini? Hahah.