My first fanfiction in

Fairy Tail

by : Tia Ikkimaza-chan


Empty Heart

Disclaimer : Hiro Mashima

Chapter 5 : Love 'N' Lucky and Hibiki Laytis

Hari yang cerah bagi Natsu dan Loke beserta anak buahnya. Hari itu lebih menenangkan dari hari biasanya bagi Natsu, karena satu poin pencarian Lucy sudah dipikirannya membuat satu beban pikiran terasa sedikit demi sedikit menghilang.

Kini Natsu cs sudah mendatangi sebuah Bank milik peninggalan bekas keluarga Heartfillia yang sekarang dipegang oleh keluarga Laytis yang bernama Hibiki. Setelah mereka dipersilahkan masuk oleh salah satu security Bank tersebut, pegawai yang berlalu lalang tampak berhenti sejenak dan mereka terkejut atas kehadiran seorang dectetive terkenal di Magnolia ini.

Dengan segera datang pengawas Bank tersebut mengantar Natsu cs ke ruangan Hibiki. Setiba di depan ruangan tempat dimana Hibiki bekerja, pengawas Bank meminta izin masuk ke ruangan sambil membawa tamu yang bisa dikatakan Istimewa.

Tok tok.. *suara ketukan yang berasal dari luar*

"siapa?" tanya seseorang dari dalam ruangan yang tidak lain tidak bukan adalah seorang Hibiki Laytis.

"saya Furikawa, Mr. Saya membawa tamu untuk anda dari kepolisian" kata pengawas yang ternyata bernama Furikawa.

"baiklah, Furikawa-san. Silahkan masuk" jawab Hibiki tegas (padahal getek, u know getek? #abaikan).

Cklek

Pintu pun terbuka dan terlihat lah seorang Pria berbadan tegap (dan ganteng._.) bersama asisten dan anak buahnya masuk kedalam ruangan tersebut.

"Konnichiwa, Hibiki san" serempak Natsu cs menyapa Hibiki sambil membungkuk tanda saling hormat.

Hibiki pun berdiri dari duduknya dan ikut memberi salam balasan.

"Konnichiwa, minna-san. Silahkan duduk Natsu-san dan Loke-san dan yang lainnya" balas Hibiki dengan tampang (sok) cool.

"baiklah, Hibiki-san" jawab Natsu sambil duduk di kursi yang berada tepat di depan meja kerja Hibiki yang saling berhadapan dengan Hibiki.

"ehm, natsu-sa—" seketika Natsu memotong pembicaraan Hibiki.

"Natsu lebih baik" jawab Natsu ringan, ia hari ini tidak ingin bermalas-malasan dan hari ini ia ingin lebih serius dari biasanya.

"ah, baiklah natsu. Ada apa kedatanganmu hari ini? Sepertinya penting? Aku lihat dari tatapanmu itu sungguh menampakkan keseriusan" ujar Hibiki layak sedang meramalkan masa depan Natsu. (-_-)

"begini, Hibiki-san. Aku dan Natsu sedang menyelidiki kasus hilangnya teman masa sekolah kami dulu, dia itu perempuan berambut pira— "

"maksudmu Lucy ya? Loke? Natsu?" potong Hibiki setelah mengerti apa yang telah di katakan Loke barusan, padahal Loke belum menyelesaikan perkataannya membuat Loke beserta Natsu memikirkan hal yang sama yaitu 'Apakah sebenarnya Hibiki ini seorang peramal?' kata-kata itu terus mengelilingi kepala mereka (?).

"ah, bagaimana kau tau Hibiki?" tanya Natsu penasaran.

"tau dong! Hibiki gitu!" jawab Hibiki sambil melakukan wink mata sebelah kanan dan membuat Natsu dan Loke yang dihadapannya menjadi sweatdrop, bagaimana dengan anak buah mereka? Apakah melakukan hal yang sama? Jawabannya tidak, karena mereka tidak ikut campur dengan pembicaraan para orang penting dan mereka hanya berdiam diri di depan pintu sambil melakukan aktivitas masing-masing sebelum ada perintah selanjutnya dari Natsu ataupun Loke.


Setelah keadaan kembali normal, Natsu mulai menanyakan beberapa hal terpenting dari pencarian Lucy.

"kalau boleh tau, apa benar Bank ini bekas peninggalan keluaraga Heartfillia?" tanya Natsu mulai mengintrogasi.

"ya benar" jawab Hibiki sambil menganggukan kepalanya.

"sejak kapan pemindahan kekuasaan keluarga berpindah dari Heartfillia ke Laytis?" sekarang Loke yang mulai bertanya pada Hibiki.

"sudah lama sekali sekitar 24 tahun yang lalu, ayahku bilang seperti itu" jawab Hibiki sambil mengusap-mengusap dagunya dengan telepak tangan.

"bisa tidak kau jelaskan ke kami lebih detail lagi, agar kasus ini terselesaikan" balas Natsu ke Hibiki yang membuat Hibiki bingung setengah mati.

"tunggu dulu, aku tidak megerti maksud kalian ap—"

"makanya omonganku tadi jangan dipotong! Baka!" protes Loke karena sejak awal Hibiki selalu memotong pembicaraan Loke maupun Natsu.

"ah baiklah, maaf kalau begitu" lanjut Hibiki meminta maaf kepada 2 orang di depannya.

"jadi, bisakah kau lanjut lagi hibiki?" tanya Natsu pada Hibiki yang masih merasa tidak enak.

"oh,, ehm etoo.. aku lupa tadi kalian tanya apa" ujar Hibiki dengan tampang polos.

'baka' kata Natsu dan Loke bersamaan dalam hati.

"kau pelupa ya Hibiki. Jadi, bisa tidak kau jelaskan ke kami lebih detail lagi tentang pemindahan kekuasaan keluarga berpindah dari Heartfillia ke Laytis" jelas Natsu panjang lebar ke Hibiki.

"oh, pada awalnya sejak aku lahir, ayahku menjabat menjadi wakil pinca (pimpinan cabang) di Bank Love and Lucky, tapi setelah 5 tahun bekerja di Bank, keluarga Heartfillia mengundurkan diri tanpa sebab yang pasti dan ayahku dipercaya untuk meneruskan Bank ini dengan membawa nama keluarga kami, Laytis" jawab Hibiki jelas sambil mengingat-ingat kejadian yang sudah lampau tersebut.

"lalu, kau tahu tidak apa penyebab penguduran diri tersebut?" tanya Loke penasaran.

"aku dengar-dengar dari tetangga rumah aku waktu kecil. Pada saat itu, keluarga Heartfillia sedang diambang batas kehancuran dan tak lama terdengar lahir anak perempuan dari keluarga Hearfillia yang bernama Lucy tadi" ungkap Hibiki lebih panjang dan jelas dari yang sebelumnya.

"kenapa ayahmu tidak memberi tahumu tentang seluk beluk keluarga Heartfillia dan kenapa kau malah tahu dari tetangga pada saat kau kecil?" tanya Loke lagi, saat ini Natsu masih berpikir keras untuk menempuh jalan pintas dari pernyataan-pernyataan yang Hibiki lontarkan.

"sebenarnya aku penasaran. Tapi saat 10 tahun yang lalu, sebelum ayahku meninggal dan aku menjabat jadi pimpinan menggantikan ayahku. Aku sempat bertanya sebelum detik-detik sepeninggalan beliau tentang cara meneruskan Bank Love and Lucky dan sejarah keluarga Heartfillia. Pada saat itu, dengan lancarnya ia menjelaskan tapi tidak dengan sejarah keluarga Hearfillia, ia malah berkata bahwa ia tidak tahu tentang hal itu, tapi aku yakin dengan sorotan mata beliau, ia sebenarnya tahu tentang seluk beluk keluarga heartfillia. Namun, karena tak tega melihat ayahku yang sedang sekarat pada saat itu, aku memutuskan untuk tidak membicarakan tentang keluarga Heartfillia. Pada saat sebelum hembusan terakhir di tempat tidur yang sebenarnya ayahku sudah lama mengalami penyakit yang di derita. Dia mengatakan sesuatu yang tidak membuatku mengerti" Hibiki tampak menyatukan kedua telapak tangannya sambil mengerutkan dahi dikepalanya.

"apa yang membuat kau tak mengerti hibiki? Mungkin kami bisa mengertikannya" kata Natsu angkat bicara sambil tersenyum ala dirinya sendiri.

'Ada apa dengan senyuman itu?' tanya Hibiki dalam hati dengan sangat penasaran ia mulai melanjutkan pembicaraan.

"ehm... ayahku bilang : "jaga Bank ini dari kejahatan jangan sampai keluarga Laytis di hancurkan, aku mohon jangan sampai salah satu dari mereka menghancurkan keluarga kita. Aku takut generasi selanjutnya sama dengan sebelumnya, tapi untung saja ibumu melahirkan seorang anak laki-laki yaitu dirimu, Hibiki. Sayonara.."" jelas Hibiki dengan raut wajah yang tampak sedih saat kata-kata terakhir terlontarkan olehnya.

Setelah mendengar perkataan Hibiki yang jelas-jelas terdapat keraguan itu membuat Natsu terkejut.

"kejahatan..? mereka..? keluarga..? generasi..? anak laki-laki..? " ucap Natsu pelan, ia mulai merangakai kata-kata tersebut dengan pelan dan teliti membuat Hibiki maupun Loke bingung. Bayangkan Loke saja bingung, ia penasaran maksud dari Natsu tersebut.

"Loke, kita masih kekurangan bukti pasti. Apa tidak ada yang lainnya Hibiki?" kata Natsu pada 2 orang yang dibuat bingung olehnya.

"hah?" jawab Hibiki dan Loke bersamaan sambil bertatap muka.

"keluarga Heartfillia mempunyai anak perempuan, jika Hibiki punya anak perempuan nantinya berarti keluarga Laytis akan hancur..." gumam Natsu yang membuat Hibiki jengkel, karena untuk saat ini iya belum mempunyai pasangan hidupnya.

"nah Hibiki, kau sudah punya istri?" tanya Loke pada Hibiki, membuat si empunya bingung harus bilang apa.

"ah, em.. be..lum" jawab Hibiki ragu dengan jawabannya.

"umurmu berapa?" tanya Loke lagi.

"emm.. dua puluh sembilan, emangnya ada a..apa?" balas Hibiki sedikit malu karena umurnya yang waw tapi gantengnya ngak ilang-ilang.(*v*)

"oh, tua sekali :P hahah—"

"syuut.. Loke diam!" sergah Natsu dengan perilaku Loke yang sebenarnya kehidupan Loke dan Hibiki tidak jauh beda karena sama-sama Playboy.

"hai' ser!" dengan cepat Loke membalikan keadaan kembali menjadi serius.

"ne Hibiki apa kau punya tunangan atau kekasih?" tanya Natsu pada Hibiki yang sekarang masih setia dihadapannya.

"ada, kami sudah tunangan dan kami belum ada persiapan untuk jenjang yang lebih tinggi" jawab Hibiki yang membuat Loke sweatdrop karena untuk sekarang ia masih ngejomblo.

(siapa suruh ngetawain orang lain :P, poor Loke)

"o aja" gumam Loke pelan tapi masih bisa di dengar Natsu dan Hibiki. Natsu hanya bisa sweatdrop tapi Hibiki menatap sinis Loke.

"ah sudahlah cepat, jangan main-main Loke, kau ini seperti anak kecil!" marah Natsu pada Loke, membuat Loke terdiam dan mematung.


"baiklah. Hibiki, aku punya satu pertanyaan yang sedari awal belum aku lontarkan dan pertanyaan ini menyangkut hal pokok dari awal pertanyaan yang awal" ujar Natsu pada Hibiki yang membuat Hibiki penasaran dengan pertanyaan pokok Natsu.

"apa? Sepertinya sangat utama dari sedari tadi" kata Hibiki penasaran dengan ekpresi wajah yang serius.

"apakah kau kenal Sting Euclife selain sebagai pengusaha?" tanya Natsu serius dan pertanyaan ini lah yang ditunggu-tunggu Natsu untuk dilontarkan.

"Sting.. Euclife? Keluarga Euclife ya? Oh ya!" jawaban Hibiki membuat 2 orang dihadapannya menjadi penasaran setengah mati (#lebay)

"ada apa, Hibiki?!" tanya Loke yang sekarang sudah baikan.

"ayahku bilang keluarga Euclife termasuk golongan keluarga paling berkuasa di seluruh Fiore, ia bisa memihak apa saja yang ia mau, maka dari itu ia termasuk keluarga paling terkenal dan terbaik, tapi semenjak lahirnya anak dari keluarga Euclife bernama Sting, keluarga Euclife bukanlah apa-apa sekarang. Sekarang keluarga Euclife sudah sederajat dengan keluarga lainnya" ujar Hibiki panjang lebaaarr.

"hah benarkah? Kenapa aku tidak tahu ya?" tanya Loke dengan Natsu yang hanya menganggukan kepalanya membenarkan perkataan Loke.

"kalian kan belum lahir pastinya atau tidak kalian waktu itu masih kecil" kata Hibiki sambil menunjukan telunjuknya kepada 2 orang didepannya.

"ah benar juga ya" gumam Natsu dan Loke bersamaan.

"ah ya kebetulan kalian ada disini!" terang Hibiki bersemangat.

"ada apa?" tanya ke 2 orang dihadapannya secara bersamaan (lagi).

"jadi begini, banyak karyawanku bilang kalau pernah ada salah satu anak buah keluarga Euclife yang sering berkeliaran di gang belakang Bank Love and Lucky..." jelas Hibiki melantunkan perkataannya.

"mungkin saja ada disitu tempat yang ada sangkutannya dengan keluarga Euclife" lanjut Hibiki yang membuat natsu tampak sediki senang, bisa saja benar apa yang di katakan Hibiki bisa jadi titik terang rahasia keluarga Euclife.

"ah benar juga, untung saja kau bilang begitu, mulai besok aku bersama Loke dan yang lainnya akan mengecek tempat tersebut" kata Natsu bersemangat.

"oh ya, tapi darimana karyawanmu tahu tentang itu?" tanya Loke penasaran, "apakah mereka juga tinggal di gang itu atau mereka sering melewati gang itu?" tanya Loke lagi lebih panjang.

"di Bank kami setiap hari ada jadwal piket membuang sampah di tempat pembuangan sampah di halaman belakang dan kebetulan ada sebuah jalan setapak yang selalu terdengar suara orang jalan melewati jalan gang yang terlihat kecil tersebut. Tapi, kami semua tidak tahu masukgang tersebut dari mana, mungkin kami bisa memberikan jalan untuk kalian lewat halaman belakang Bank kami" jelas Hibiki membuat jalan pintas tampak sebentar lagi ada di depan mata sang detective muda tersebut.

"terima kasih banyak atas info yang kau lontarkan Hibiki" kata Natsu gembira dengan info tersebut.

"sebaiknya kita lebih cepat lebih baik, benarkan Natsu" kata Loke yang mendapat anggukan dari Natsu.

"kami akan sedia menerima bantuan apapun demi menuntaskan masalah ini" jawab Hibiki sambil tersenyum dan akhirnya percakapan pun berakhir dengan berpamitan dan menjabat tangan untuk saling bekerja sama dalam masalah ini.

"baiklah, sebaiknya kami pulang, sudah mulai tengah hari dan anak buahku sudah lama menunggu" ucap Natsu sebelum pamit.

"baiklah" balas Hibiki sambil menjabat tangan Natsu.

"Hibiki kami pergi dulu ya, dan besok kami akan datang lagi. Terima kasih lagi dan sampai jumpa" ujar Natsu pamit sambil mendapat anggukan dari Hibiki.

"kami pergi dulu ya Hibiki, jaa ne" kata Loke sebelum keluar dari pintu sesudah Natsu lebih awal keluar.

"Hai, sama-sama, jaa ne" gumam Hibiki dan segera melanjutkan pekerjaanya.

Di luar Bank

"Natsu-san apa yang aku dapat dari Hibiki-san" tanya salah seorang anak buah Natsu dan yang sedari tadi Natsu hanya menampakan senyumannya.

"banyak sekali, nanti aku ceritakan ke kalian, ayo cepat. Aku tak sabar ingin pulang dan menunggu hari esok tiba" jawab Natsu sambil tersenyum gembira dan melangkah menuju parkiran mobil.

To be continued~


Hallo Minna!

Udah beruban nih fict ngak dilanjut :P

Maafkan aku, lagi sibuk mau UAS semester 2 udah sibuk ngurus UAN -_-

Laptopku lagi rusak, jadi ke warnet deng!

Udah berapa lama coba... makin aneh nih ceritanya, gaje, OOC, garing dll.

Udahan deh, sekian dan aku mu balas review kalian yg ngereview chap 4 :

Nnatsuki : Makasih tapi update telat nih.. GOMEN!

Himiki-chan : ah, biasa lagu ost anime memang nyentuh abis.. makasih! ^^

pidachan99 : siapa ya? ah, udah update tapi lama, Arigatou! :)

otakugirl321 : makasih udah mau dukung update lama-lama :D hehehe

Santikafansnalu : maybe ._. Thanks~

zuryuteki : makasih udh mau baca ni fict .

XxRedSky-DragneelxX : bersambung dong, makasih ya.. :D maaf update lama~

Tia mau undur diri dan sekarang ini fict SEMI HIATUS atau langsung HIATUS (gara-gara ngak ada laptop -_-)

Terima Kasih ^^