SIXTEEN

Chapter 7

Author: ByunnaPark

Genre: Romance/Hurt/Comfort

Rate: T

Cast: Zhang Yixing, Kim Suho

Other Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol

Pair: Sulay and others

Disclaimer: ff ini milik saya, member EXO milik kita semua #plaaaak

Warning: OOC, GS, typo (dimana-mana)/ gaje berkali-kali lipat/drama benjeeet/ ngebosenin/ don't like, don't read.

Summary: Yixing yang merasa takut jika masa lalunya terulang kembali pada anaknya (halaah maksa bikin summary)

Yaak...akhirnya saya memutuskan untuk update cepet dikarenakan sepertinya saya bakalan sibuk (sok sibuk) di minggu-minggu berikutnya tapi sukur-sukur masih bisa nerusin ff satunya, biasalah cin ngurus suami #lirik Chanyeol #dilempar jamban #ngimpi lo ketinggian woooyy #toyor...oke SKIP bagian ini, yuuk cuuuss...

Let's Start

Happy Reading

AUTHOR POV

Suho menghentikan motornya tepat di depan Baby Shop. Entah kenapa ia sangat tertarik untuk memasuki toko peralatan bayi tersebut terlebih lagi hari ini ia baru saja menerima gaji, jadi tidak ada salahnya kan mencicil kebutuhan bayi nya mulai dari sekarang. Lagi pula istrinya diperkirakan akan segera melahirkan.

Namja itu memarkirkan motornya dan melangkahkan kaki memasuki toko tersebut. Suho mengedarkan pandangannya ke setiap sudut toko dan baru menyadari bahwa ia satu satunya namja berseragam SMA yang mengunjungi toko tersebut. Tapi tiba-tiba ada seorang pelayan wanita yang menghampirinya sambil tersenyum.

"selamat datang tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu.

"boleh aku melihat-lihat dulu noona?"

"ah ne, silahkan tuan"

Suho pun membungkuk dan mulai menjelajahi toko peralatan bayi itu. Peralatan bayi di toko ini memang sangat lengkap mulai dari baju, peralatan makan, stroller, sepatu, mainan dll. Pandangan Suho tiba-tiba terfokus pada salah satu stroller berwarna pink dengan motif gambar Hello Kitty. Kereta dorong bayi itu sangat imut dimatanya, ia juga sempat membayangkan betapa lucunya anaknya nanti saat menaiki kereta tersebut. Dilihatnya banderol harga yang tertempel pada stroller itu dan matanya sedikit membulat karena ternyata harganya tidak bisa dibilang murah.

Ia pun sejenak melirik isi dompetnya dan tidak lama kemudian terdengar helaan nafas dari namja itu. Untung saja ia sudah mencampurkan gaji dan sebagian uang tabungannya jadi mungkin cukup untuk membeli stroller dan beberapa potong baju serta peralatan lainnya. Dan sudah ia putuskan untuk membeli stroller bermotif Hello Kitty tersebut.

Tidak lama kemudian Suho berjalan menuju kasir dengan membawa barang-barang belanjaannya yang terdiri dari stroller, 10 potong baju, 1 set peralatan makan, dan 1 pasang sepatu. Tapi taukah kalian kalau semua barang-barang yang dibeli Suho itu berwarna PINK, sepertinya ada yang tidak beres dengan calon bapak ini #plaak.

Suho terus mengembangkan senyumnya setelah keluar dari Baby Shop, ia membayangkan raut wajah gembira istrinya saat menerima hadiah darinya ini.

'Yixing pasti senang sekali'

Oke tuan Kim Suho kita lihat saja bagaimana reaksi istrimu melihat apa yang baru saja kau beli.

16~16

"aku pulang!" seru Suho setelah membuka pintu kamarnya dan mendapati istrinya sedang jalan-jalan di balkon kamarnya. Akhir-akhir ini Yixing memang sering jalan-jalan di sekitar rumah karena kata nyonya Kim itu dapat memperlancar persalinannya nanti.

Yixing tersenyum ke arah Suho dan berjalan menghampiri suaminya.

"kenapa kau pulang terlambat? Apa bengkel sedang ramai?" tanya Yixing. Memang hari ini Suho pulang lebih sore dari biasanya.

"ani, aku mampir ke Baby Shop terlebih dahulu untuk membeli stroller dan baju untuk anak kita" jelas Suho.

Yixing terlihat senang mendengarnya,"benarkah? Lalu sekarang mana barangnya?"

"tunggu sebentar!" Suho berjalan keluar kamar lagi karena memang barang-barang yang ia beli ia sembunyikan dulu di luar kamarnya. Namja itu mendorong stroller yang berisi barang-barang belanjaannya tadi ke arah Yixing.

Seyum yang dari tadi terkembang di wajah Yixing luntur seketika saat melihat apa yang baru saja di beli suaminya.

Sedangkan Suho terlihat tersenyum bangga saat menyodorkan stroller itu pada Yixing,"bagaimana? Lucu kan?" tanya Suho.

"ap-apa kau sadar saat membeli ini semua oppa?" tanya Yixing dengan kerutan di keningnya.

"ne, wae?"

"YA! kau lupa kalau calon anak kita laki-laki tapi kenapa kau membeli barang-barang berwarna pink? Aaiissh" dengus Yixing kesal sambil melipat tangannya di dada dan mengerucutkan bibirnya.

Senyum Suho ikut luntur seketika, namja itu menepuk jidatnya dan beralih memijit-mijit pelipis nya. Bagaimana bisa ia sebodoh itu melupakan jenis kelamin anaknya. Sungguh yang ada di bayangan Suho saat membeli barang-barang itu adalah anaknya berjenis kelamin perempuan.

"mi-mianhae aku lupa chagi mianhae ne" mohon Suho sambil meraih bahu Yixing untuk menghadapnya tapi yeoja itu kembali memalingkan muka.

"kau keterlaluan oppa, bisa-bisanya kau melupakan jenis kelamin anakmu sendiri, jangan-jangan memang selama ini kau tidak pernah peduli pada kami hiks" tangis Yixing pun pecah. Sejak hamil Yixing memang menjadi agak sensitive.

"hey hey kau ini bicara apa, tentu saja aku peduli pada kalian, kalian adalah hal terpenting dalam hidupku, tapi entah kenapa aku merasa akan mempunyai anak perempuan chagi"

"ANAK KITA LAKI-LAKI KIM SUHO!" bentak Yixing, Suho pun tersentak dibuatnya.

"Yixing, Suho ada apa ribut-ribut?" tanya nyonya Kim yang memasuki kamar Yixing dan Suho setelah mendengar keributan dari kamar anaknya.

"hiks eomma" Yixing berhambur ke pelukan nyonya Kim. Nyonya Kim pun kaget dibutanya.

"astaga kenapa kau menangis sayang?" tanya nyonya Kim tapi tak ada jawaban dari Yixing, yeoja muda itu malah semakin terisak. Pandangan nyonya Kim beralih menatap Suho yang tengah menundukkan kepalanya,"Suho, ada apa dengan Yixing? Kenapa dia menangis?"

Dan lagi-lagi nyonya Kim tidak menerima jawaban.

"hiks eomma lihat saja apa yang dia beli hiks" ucap Yixing kemudian.

Pandangan nyonya Kim pun beralih menatap peralatan-peralatan bayi yang bernuansa pink di hadapannya. Dan sekarang yeoja paruh baya itu tau apa permasalahannya.

"apa maksudmu membeli semua barang-barang berwarna pink ini Suho? Kau tau kan hasil USG mengatakan kalau anakmu laki-laki...kau mau anakmu terlihat feminine nanti?"

Suho masih menundukkan kepalanya dengan raut wajah menyesal,"mianhae eomma aku benar-benar lupa, entah kenapa aku selalu membayangkan kalau anakku perempuan" jawab Suho.

Nonya Kim menghela nafasnya,"aigoo, bagaimana kau bisa melupakannya Kim Suho" yeoja paruh baya itu pun geleng-geleng dibuatnya.

"mianhae eomma, aku janji tidak akan melupakannya lagi" ucap Suho tulus.

"jangan minta maaf pada eomma, minta maaf pada istrimu!"

"Yixing-ah mianhae, aku tidak akan mengulanginya lagi, aku janji akan membelikannya yang baru"

Yeoja itu melepaskan pelukannya pada nyonya Kim dan menatap Suho dengan masih sesenggukan. Ia pun mengusap sendiri air matanya.

"hiks jangan ulangi lagi"

"ani, mianhae" dan sekarang tangan Suho yang beralih menghapus air mata Yixing dan setelah itu memeluk istrinya.

Nyonya Kim hanya bisa geleng-geleng melihatnya sambil menghela nafas, "haaah ada-ada saja" ucapnya lirih dan setelah itu berjalan meninggalkan kamar anaknya.

"lalu barang-barang ini bagaimana oppa? Sayang kalau kita membuangnya" tanya Yixing.

"kita simpan saja, siapa tau nanti Tuhan juga memberi kita anak perempuan"

"aku hanya ingin anak laki-laki" Yixing mengerucutkan bibirnya.

"hey kau tidak boleh bicara begitu, bagaimanapun juga itu adalah anugrah yang Tuhan berikan pada kita, dan kita tidak berhak menolak pemberian-Nya, aku yakin apapun yang diberikan Tuhan itu pasti yang terbaik untuk kita"

Yixing terlihat menundukkan kepalanya,"ne, mianhae"

Suho tersenyum lembut sambil membelai surai istrinya lalu mencium keningnya sekilas.

16~16

Siang ini terlihat yixing sedang berjalan-jalan di halaman belakang rumahnya. Tadinya ia ditemani nyonya Kim tapi sekarang mertuanya itu sedang membuatkannya susu. Sebenarnya ia juga merasa tidak enak, karena selalu dimanjakan oleh mertuanya itu, tapi ia juga tidak bisa menolak perlakuan baik dari mertuanya.

Dokter memperkirakan Yixing melahirkan sekitar dua minggu lagi, tapi akhir-akhir ini ia sudah merasakan kontraksi-kontraksi kecil. Kadang perutnya terasa sakit seperti akan melahirkan tapi tidak lama kemudian sakit itu mendadak hilang. Mungkin memang sudah mendekati waktunya melahirkan.

"aarrgghh..." rintih Yixing sambil memegangi perutnya. Ia merasakan sakit lagi dan hari ini jauh lebih sakit dari biasanya sampai yeoja itu tidak sanggup untuk berdiri.

Yixing terduduk di lantai sambil merintih kesakitan tanpa seorang pun tau. Keadaan rumah sekarang memang sepi tuan Kim pastinya sedang bekerja, Suho sang suami sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas di sekolah sedangkan nyonya Kim juga belum kembali dari dapur.

"EOMMAAA!" teriaknya kemudian setelah mengumpulkan tenaga untuk berteriak.

Di dapur nyonya Kim tersentak kaget mendengar teriakan menantunya sampai menjatuhkan gelas berisi susu yang akan ia berikan pada Yixing. Yeoja paruh baya itu pun berlari menghapiri Yixing di taman belakang dan mendapati menantunya itu sedang mengerang kesakitan di lantai.

"Yixing! Astaga kau kenapa sayang?" tanya nyonya Kim panik.

"hiks... sa-kit eomma"

Nyonya Kim semakin terlihat panik. 'mungkin sudah saatnya' pikirnya.

"LEE AHJUSSI!" teriak nyonya Kim memanggil supir pribadi keluarganya.

Tidak lama kemudian terdengar derap langkah seseorang yang mendatangi mereka.

"ada apa nyonya?" tanya Lee ahjussi.

"bantu aku membawa Yixing ke mobil, kita akan kerumah sakit, sepertinya Yixing akan melahirkan"

"ah..baik nyonya"

Lee ahjussi dan nyonya Kim pun segera membawa Yixing ke dalam mobil. Tidak lama kemudian mobil melaju menuju rumah sakit dengan dikendarai Lee ahjussi.

Di dalam mobil Yixing semakin mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya, sedangkan nyonya Kim sedari tadi sibuk menenangkan Yixing.

"hiks eom-ma aarrrggghh sak-kiitt"

"tenang ne, tarik nafas, sebentar lagi kita sampai"

Tapi tiba-tiba Yixing merasakan baju bawahnya basah seperti sedang kencing dicelana dan ia yakin itu bukan air kencing.

"eomma ini apa?" tanya Yixing takut sambil menunjuk bawah.

Nyonya Kim mengikuti arah pandang Yixing dan terkejut,"astaga air ketubannya pecah... Lee ahjussi lebih cepat lagi, air ketuban Yixing sudah pecah...cepaaatt!"

"ba-baik nyonya"

Seketika itu juga Lee ahjussi menambah kecepatan laju mobilnya dan akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit.

16~16

Sementara itu di kelas terlihat Suho sedang gelisah di tempat duduknya. Namja itu terlihat hanya memandangi soal ujiannya sambil mengetuk-ketukkan alat tulisnya di meja. Tidak bisa menjawab soal ujian? Tidak mungkin, karena faktanya Kim Suho adalah murid terpintar di kelasnya. Perasaanya mendadak tidak enak, entah kenapa tiba-tiba ia mencemaskan Yixing. Ingin rasanya ia segera menyelesaikan ujiannya dan secepat kilat pulang ke rumah.

Tidak mau lama-lama berada di kelas, Suho pun dengan cepat menjawab semua soal ujiannya yang sedari tadi hanya ia pandangi padahal waktunya tinggal 30 menit. Tapi bukan Kim Suho namanya kalau tidak bisa menyelesaikan soal-soal itu.

Setelah mengerjakan semua soal ujiannya, Suho pun bergegas meninggalkan kelas dan ternyata ada Chanyeol yang mengikutinya dari belakang.

"hyung, kenapa kau buru-buru sekali?" tanya Chanyeol sambil menyamakan langkahnya dengan Suho.

"entahlah Yeol, perasaanku tidak enak aku ingin segera pulang"

Namun tiba-tiba langkah Suho terhenti. Namja itu merogoh isi tasnya dan mengeluarkan ponselnya. Matanya membulat saat mendapati 13 panggilan dari ayahnya dan jantungnya berpacu 2x kali lebih cepat saat membaca pesan dari ayahnya.

Cepat ke rumah sakit

Istrimu melahirkan

Seketika itu juga tubuh Suho membeku ditempat, pandangannya menatap kosong ke depan. Hampir saja ponselnya terjatuh di lantai andai tidak ditangkap oleh Chanyeol.

"hyung, gwenchanna?" tanya Chanyeol khawatir sekaligus menyadarkan Suho dari acara mematungnya.

"ak-aku harus segera ke rumah sakit...Yixing melahirkan" ucap Suho lalu berlari meninggalkan Chanyeol dibelakang yang sepertinya juga tengah terkejut.

"MWO?"

Namja jangkung itu pun merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan setelah itu ia terlihat sedang menghubungi seseorang yang tidak lain adalah kekasihnya, Byun Baekhyun.

16~16

Suho berlari kencang di lorong rumah sakit menuju tempat bersalin. Baginya tidak sulit menemukan ruangan itu karena Suho sudah sering mengunjungi rumah sakit ini sejak Yixing hamil. Ia semakin mempercepat larinya saat mendapati sosok ayahnya yang terlihat sedang mondar-mandir di depan ruang bersalin.

"appa! Dimana Yixing?" tanya Suho dengan deru nafas tak beraturan.

"syukurlah akhirnya kau datang juga, Yixing masih di dalam"

"aku harus masuk ke dalam" Suho berniat melangkahkan kakinya untuk memasuki ruangan itu tapi segera dicegah oleh tuan Kim.

"jangan Suho, kau tunggu disini saja"

"tapi aku suaminya appa, aku harus menemani istriku melahirkan"

"tenangkan dirimu dulu, Yixing akan baik-baik saja bersama eommamu" ujar tuan Kim menenangkan Suho. Akhirnya Suho pun mengangguk lemah dan mulai mondar-mandir di depan ruang bersalin.

"hyung bagaimana Yixing?" tanya Chanyeol yang tiba-tiba datang tentunya bersama Baekhyun.

"Apa anaknya sudah lahir?" sambung Baekhyun

Suho hanya melirik sekilas ke arah Chanyeol dan Baekhyun lalu menggelengkan kepalanya. ChanBaek pun mengehela nafasnya dan mendudukkan diri mereka di kursi tunggu.

1 jam sudah mereka menunggu dan akhirnya pintu ruang bersalin itu terbuka menampakkan dokter Jung yang saat ini tengah melepas maskernya.

"dokter bagaimana istri saya? Apa dia baik-baik saja? Lalu bagaimana dengan anak saya? Apa mereka juga baik-baik saja?" tanya Suho panik.

Dokter Jung pun tersenyum lembut pada Suho,"tenang tuan Kim istri anda baik-baik saja, tapi sepertinya sekarang istri anda masih belum sadarkan diri karena setelah melahirkan tadi nyonya Kim pingsan, mungkin sebentar lagi ia sadar"

Suho mengehela nafasnya lega di ikuti 3 orang dibelakangnya. Tidak lama kemudian pintu ruang bersalin terbuka kembali menampakkan seorang suster yang menggendong seorang bayi.

"naah ini putra anda tuan beratnya 2,9 kg" ucap sang dokter.

Raut ke empat orang itu berubah cerah seketika memandang bayi berjenis kelamin laki-laki yang saat ini masih berada digendongan suster.

"boleh saya menggendongnya suster?" tanya Suho.

"tentu saja" jawab suster itu dan memberikan bayi laki-laki itu pada ayahnya.

Suho terlihat bahagia menerimanya, begitu juga dengan tuan Kim, Chanyeol dan Baekhyun yang sekarang sudah mengelilinginya.

"annyeong jagoan, selamat datang, tumbuh yang sehat ne, saranghae" bisik Suho pada putranya.

"hey, jangan lupakan putrimu juga Kim Suho" terdengar suara nyonya Kim yang tiba-tiba keluar dari ruang bersalin dengan menggendong seorang bayi juga.

Ke empat orang tersebut terlihat kaget. Sang dokter pun terkekeh melihatnya.

"tuan Kim, istri anda melahirkan bayi kembar laki-laki dan perempuan dan ini putri anda, ia lahir 2 menit setelah putra anda, beratnya 2,7 kg" jelas sang dokter.

Ke empat orang tersebut terlihat semakin membulatkan matanya. Mulut Chanyeol pun sampai menganga. Sedangkan Suho masih sibuk mencerna ucapan dokter itu, ia masih tidak percaya kalau Yixing selama ini mengandung bayi kembar, karena saat USG hanya terlihat satu janin di rahim istrinya.

"ta-tapi ba-bagaimana bisa, waktu USG dokter tidak mengatakan kalau istri saya mengandung bayi kembar?" tanya Suho masih tidak percaya.

Dokter Jung lagi-lagi terkekeh,"maaf tuan ternyata saat USG putri anda tidak terlihat di monitor karena tertutup oleh putra anda, jadi saya ucapkan selamat tuan Kim, kalau begitu saya permisi" pamit dokter Jung sambil beranjak meninggalkan ruang bersalin.

Sepeninggal dokter Jung, Suho masih mematung di tempat tanpa mengedipkan matanya.

"Ya! apa kau tidak ingin menggendong putrimu juga" seru nyonya Kim membuyarkan lamunan Suho.

"ah n-ne"

"sini oppa biar aku saja yang menggendong jagoanmu" tawar Baekhyun sambil merebut bayi laki-laki dari gendongan Suho.

Sahabat istrinya itu pun terlihat senang menimang-nimang keponakannya yang baru lahir. Setelah putranya aman di tangan Baekhyun, Suho pun beralih menggendong putrinya yang saat ini sedang menggeliat tidak nyaman. Suho tersenyum melihatnya, putrinya sangat cantik, mungkin perpaduan antara dirinya dan Yixing.

"annyeong cantik, selamat datang, tumbuh yang sehat ne, saranghae" Suho pun mencium pipi chubby putrinya yang terlihat masih memerah.

"maaf tuan saya harus membawa anak anda ke ruang bayi, nanti saat istri anda sudah sadar kami akan mengantarnya ke ruang rawat istri anda" ucap suster yang tadi menggendong putranya.

"oh, ne suster" Suho memberikan putrinya pada suster tersebut, sedangkan putranya dibawa suster yang lain.

"kami permisi" kedua suster itu pun membungkukkan badan sebelum akhirnya meninggalakan ruang bersalin.

"eomma apa aku boleh menemui Yixing sekarang?" tanya Suho pada ibunya.

"jangan dulu, nanti saja setelah mereka memindahkan Yixing ke ruang rawat" dan Suho pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.

16~16

Suho, Chanyeol dan Baekhyun tak henti-hentinya tersenyum melihat bayi kembar itu dari balik kaca jendela ruangan bayi tersebut.

"waaah anakmu lucu sekali oppa" seru Baekhyun girang.

"siapa dulu ayahnya" ujar Suho bangga.

"semoga putra mu tampan sepertiku dan tentunya tumbuh tinggi sepertiku juga jangan sampai seperti..."

"YAK! Kau meledekku Park Chanyeol" bentak Suho tidak terima. Sedang sang tersangka hanya menampilkan cengiran bodohnya.

"dan semoga putrimu sama imutnya denganku kyaaaaa pasti lucu sekali" sambung Baekhyun.

Suho hanya bisa menghela nafasnya mengahadapi duo happy viruz itu.

"oppa, apa kau sudah mempersiapkan namanya?" tanya Baekhyun.

Suho mengendikkan bahunya,"entahlah, masih aku pikirkan".

"bagaimana kalo Chanhyun?" usul Chanyeol.

"atau Baekchan?" usul Baekhyun juga.

"atau Yeolbaek?"

"Chanbyun?"

"Yeolbyun?

"Hyunchan"

"Chan_"

"YAK! YAK! YAK! STOP... sebenarnya ini anak siapa? Kenapa namanya gabungan dari nama kalian semua aaiissh" dengus Suho prustasi menghadapi dua sahabatnya ini.

"hehe...mianhae" cengir baekhyun dan Chanyeol bersamaan.

Suho memutar bola matanya malas. Pandangannya pun beralih menatap kedua bayinya yang bergerak-gerak tidak nyaman di box bayi. Suasana pun hening sejenak.

"sepertinya aku sudah menemukan nama untuk anakku" ucap Suho memecah keheningan.

"benarkah? Apa?" tanya Baekhyun penasaran di ikuti anggukan dari Chanyeol.

"Wu Fan dan Lu Han"

Baekhyun mengerutkan keningnya,"Wufan? Luhan?"

Suho mengangguk dengan pandangannya yang tak lepas dari si kembar,"ne, anakku yang tampan bernama Kim Wu Fan, anakku yang cantik bernama Kim Lu Han, itu nama China, aku pernah mendapati Yixing merangkai nama-nama itu, karena terdengar unik jadi ku putuskan untuk memakainya, bagaimana menurut kalian?"

Chanyeol dan Baekhyun terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya,"ne oppa, nama yang bagus, annyeong Wufan, annyeong Luhan, perkenalkan aku ahjumma terimut yang pernah ada, Byun Baekhyun"

"dan aku ahjussi kalian yang paling tampan, Park Chanyeol" Suho pun terkekeh mendengarnya.

"haaaah...tiba-tiba saja aku merindukan adikku Sehun, pasti dia sudah besar sekarang" Baekhyun mengerucutkan bibir nya, pasalnya ia memang sangat merindukan adiknya yang tinggal di Thailand bersama orang tuanya.

"memangnya orang tuanmu tidak pulang Baekhyun-ah?" tanya Suho.

Baekhyun menghela nafasnya,"entahlah oppa, katanya mereka akan pulang tahun depan, yaah semoga saja mereka benar-benar pulang dan tidak pergi lagi"

Suho pun mengangguk paham.

"tenang chagi, aku yakin tahun depan mereka pasti pulang" hibur Chnayeol membuat Baekhyun tersenyum tipis ke arah kekasihnya itu.

"eum chagi!" panggil Chanyeol.

"hmm" gumam Baekhyun

"tiba-tiba saja aku ingin punya anak...bagaimana kalau kita membuatnya juga" celetuk Chanyeol asal.

Plettaaak...Pletaak...Plettaak

Pukulan bertubi-tubi dari tangan mungil Baekhyun mendarat begitu indahnya di kepala Chanyeol.

Suho tidak bisa menahan tawanya melihat penderitaan sahabatnya yang saat ini masih merasakan pukulan-pukulan dari Baekhyun.

"Ya! chagi hentikan, aku hanya bercanda, mianhae" ucap Chanyeol sambil menghindari pukulan dari Baekhyun.

"bercandamu tidak lucu Park Chanyeol" Baekhyun akhirnya menghentikan pukulannya dan beralih melipat tangnnya di dada.

"mianhae...jangan marah ne!" rayu Chanyeol membuat Baekhyun memutar bola matanya malas.

16~16

Suho menghela nafas lega saat mendapati Yixing yang perlahan-lahan membuka matanya. Semua mata pun tertuju pada Yixing bahkan nyonya Kim segera mendekat ke ranjang menantunya itu. Yeoja itu sangat khawatir melihat keadaan Yixing yang terlihat masih sangat lemah. Awalnya ia pun juga tidak menyangka kalau menantunya itu akan melahirkan anak kembar.

Saat sudah sadar sepenuhnya, orang pertama kali yang ia lihat adalah suaminya Suho yang tengah tersenyum padanya sambil membelai rambutnya.

"syukurlah kau sudah sadar"

"op-oppa! Mana anakku?" tanya Yixing.

"tenang, sebentar lagi suster akan membawanya kesini".

Dan Yixing pun mengangguk kaku,"oppa, aku melahirkan dua bayi"

Suho beralih mencium kening Yixing.

"aku tau, dan mereka sangat lucu"

Bukan senyuman yang diberi Yixing tapi raut muka cemas yang terpasang di wajahnya. Suho pun tau apa yang membuat istrinya terlihat cemas dan takut. Tangannya beralih menggenggam tangan istrinya.

"percayalah semua akan baik-baik saja"

Lagi-lagi Yixing hanya bisa mengangguk sambil tersenyum lemah.

Tidak lama kemudian dokter Jung masuk ke ruang rawat itu beserta dengan dua suster yang membawa si kembar. Yixing pun di periksa kembali setelah sadar dari pingsannya.

"kyaaa keponakanku!" pekik Baekhyun menghampiri kedua suster tersebut dengan di ikuti nyonya Kim.

"suster boleh kami menggendongnya?" tanya nyonya Kim. Suster itu pun tersenyum.

"ne nyonya silahkan"

Kedua suster itu pun memberikan si kembar kepada nyonya Kim dan Baekhyun. Si jagoan di gendongan nyonya Kim dan si cantik di gendongan Baekhyun.

"lihat yeobo cucu kita tampan sekali" seru nyonya Kim girang pada suaminya.

Tuan Kim pun tersenyum sambil jari telunjuknya menekan-nekan pipi cucunya yang masih agak kemerahan.

"ne, tampan seperti aku waktu kecil" ujar tuan Kim membuat nyonya Kim memutar bola matanya.

"oh iya, kau sudah memberi tau Jongdae dan Minseok kalau Yixing melahirkan?" tanya nyonya Kim pada suaminya.

Sang suami pun mengangguk,"ne katanya lusa mereka baru bisa kesini" jawab tuan Kim tanpa melepas pandangannya dari cucu laki-lakinya.

Sedangkan si cantik sepertinya tidak nyaman berada digendongan Baekhyun karena sedari tadi Chanyeol dan Baekhyun tidak henti-hentinya menciumi pipi bayi tidak berdosa itu.

Baekhyun sedikit mengangkat gendongannya dan mendekatkan hidungnya ke hidung si cantik. Chanyeol mengerutkan keningnya.

"apa yang kau lakukan chagi?" tanya Chanyeol bingung.

"aku sedang merasakan hembusan nafas surga" jawab Baekhyun sambil memejamkan matanya.

Chanyeol semakin mengerutkan keningnya,"nafas surga?"

"ne, karena bayi yang baru lahir masih dalam keadaan suci tanpa dosa, dan lihatlah oppa wajahnya seperti malaikat, aigoo cantik sekali aku ingin anakku nanti sama cantiknya seperti Luhan" ucap Baekhyun panjang lebar.

"kalau begitu menikahlah denganku nanti" celetuk Chanyeol.

"ne?"

"menikahlah dengan ku kalau ingin anakmu tampan dan cantik, karena keturunanku pasti tidak akan mengecewakan" ujar Chayeol percaya diri.

Baekhyun menahan tawanya dengan rona merah yang tiba-tiba muncul di kedua pipinya.

Setelah memeriksa Yixing dokter Jung dan kedua susternya pun pergi meninggalkan ruang rawat Yixing dan meninggalkan si kembar bersama orang tuanya. Tapi sebelumnya dokter berpesan kepada Yixing untuk memberi ASI pertama untuk anak-anaknya.

Suho membantu Yixing menegakkan tubuhnya agar bisa dengan mudah menyusui anaknya. Lalu nyonya Kim dan Baekhyun menyerahkan si kembar pada Yixing dan Suho.

Yixing terlihat begitu senang memandangi wajah malaikat putrinya. Ia merasa benar-benar menyesal karena sempat tidak menginginkan anak perempuan yang lucu ini. Dan ia berjanji akan menjaga putra dan putri nya dengan sebaik mungkin, terlebih lagi bagi putrinya, tak akan ia biarkan orang lain menyakiti anak-anaknya.

"sekarang kalian ber empat keluar!" usir Suho.

Mata ke empat orang itu pun membulat.

"mwo? Kau mengusir kami?" seru nyonya Kim tidak terima.

"aish eomma, Yixing mau menyusui, setidaknya kalian keluar dulu, nanti kalau sudah selesai kalian boleh masuk kembali"

"shireo aku kan juga yeoja kenapa harus ikut keluar, aku mau tetap disini melihat cucuku"

Baekhyun mengangguk setuju dengan ucapan nyonya Kim.

"aish ya sudah kalau begitu, appa Chanyeol kalian yang keluar!"

Mata tuan Kim membulat,"kau berani mengusir ayahmu Kim Suho?" dan Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya.

Suho mengacak-acak rambut dengan sebelah tangannya.

"appa jebal keluar dulu ne, nanti kalian bisa masuk kembali, kalian kan namja tidak sepantasnya kalian melihat orang menyusui" paksa Suho dengan nada selembut mungkin.

"kau kan juga namja, kenapa tidak ikut keluar" tuan Kim masih tidak mau menyerah. Dan lagi-lagi Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya.

Suho menggertakkan giginya,"aku ayahnya appa, jadi tolong kalian keluar dulu ne" paksa Suho lagi dengan menekankan setiap katanya.

Tuan Kim pun mendengus kesal,"ne arraseo jangan lama-lama, Chanyeol kau juga keluar kajja"

Dan akhirnya tuan Kim pun keluar dengan menyeret serta Chanyeol.

"apa kalian sudah punya nama untuk si kembar?" tanya nyonya Kim.

Yixing terlihat berpikir sambil memandangi wajah putrinya yang tengah ia susui.

"aku sudah memberi mereka nama" sahut Suho. Semua pandangan mata pun tertuju pada ayah baru itu. Suho yang mengerti tatapan bertanya dari ibu dan istrinya itu pun kemudian menjawab.

"si jagoan bernama Wu Fan dan si cantik bernama Lu Han, otte?"

Yixing tersentak kaget mendengarnya,"kau membaca note ku?" tanya Yixing curiga.

"ne, waktu itu aku menemukan rangkaian nama yang kau buat dan menurutku nama Wufan dan Luhan terdengar unik, bagaimana... apa kau keberatan?" tanya Suho meminta persetujuan dari istrinya.

Senyuman manis pun terkembang di wajah Yixing, ibu baru itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju dengan nama yang diberikan pada anaknya.

"ne, eomma juga setuju" seru nyonya Kim.

"aku juga" sambung Baekhyun.

Suho pun tersenyum ceria,"kalau begitu sudah diputuskan"

16~16

Sekarang kediaman keluarga Kim tidak sepi lagi. Setiap hari ada tangis bayi yang membuat suasana rumah itu menjadi ramai. Bahkan saat malam hari pun tangis bayi tersebut bisa membangunkan seluruh penghuni rumah itu dari tidurnya. Tak jarang Suho ke sekolah dengan raut wajah berantakan dan kantung mata yang terlihat jelas karena kurang tidur. Tapi mau bagaimana lagi itu memang sudah risiko mempunyai bayi.

Tapi malam ini terlihat hening di kediaman keluarga Kim. Karena ternyata Luhan sudah tertidur dan Wufan sedang disusui ibunya di luar kamar. Yeoja itu memang memilih menyusui di luar kamar karena tidak ingin mengganggu suaminya yang saat ini sedang fokus mengerjakan tugas sekolahnya di kamar mereka. Tapi tidak lama kemudian keheningan itu terpecahkan oleh tangisan bayi.

"HUWAAAAAAA..."

"chagi Luhan menangis!" seru Suho memanggil istrinya.

"tolong gendong Luhan sebentar oppa, aku masih menyusui Wufan!" seru Yixing dari luar kamar.

Suho menghela nafas dan beranjak dari duduknya menuju box bayi yang tidak jauh dari tempat tidurnya. Ia mengangkat putrinya dari box dan sekarang ia tau penyebab putrinya itu menangis.

"si cantik mengompol ternyata, baiklah appa ganti celanamu ne" ucap Suho sambil meletakkan Luhan kembali di box dan segera mengambil celana bersih untuk putrinya. Dengan cekatan ia pun memakaikan celana pada putrinya. Pekerjaan seperti ini sudah biasa ia lakukan, bahkan kadang ia juga memandikan anak-anaknya. Apalagi anaknya kembar, perlu dua kali kerja, jadi mana mungkin ia membiarkan Yixing mengurusnya seorang diri.

Setelah memakaikan celana putrinya, namja itu menggendong Luhan yang saat ini sudah berhenti menangis.

"chagi sepertinya Luhan juga lapar, ia terus memasukkan tangannya ke mulutnya" seru Suho lagi.

"ne, tunggu sebentar"

Tidak lama kemudian Yixing memasuki kamarnya dengan Wufan yang terlihat sudah kenyang.

"kau gendong Wufan dulu, jangan tidurkan ia sebelum sendawa nanti dia bisa muntah" pesan Yixing.

"ne, arraseo, sini jagoan ikut appa"

Dan sekarang Wufan beralih di gendongan ayahnya sedangkan Luhan di gendongan ibunya.

Namja itu mengajak putranya duduk di meja belajar, ia kembali mengerjakan tugasnya dengan Wufan di pangkuannya. Tugas Suho memang sangat banyak, jadi ia tidak mau membuang waktu sedikitpun. Tapi tidak lama kemudian ia mendapati tetesan air di kertas tugasnya. Mata namja itu pun membulat karena ternyata tetesan air itu berasal dari putranya yang sedari tadi memainkan air liurnya. Ia pun sedikit menjauhkan Wufan dari kertas tugasnya, tapi tangan bayi cilik itu malah berusaha meraih kertas tugas ayahnya.

Sraaakk

Suho memandang putus asa ke arah kertas tugasnya yang sekarang terpotong jadi dua karena di sobek oleh anaknya, padahal tugasnya hampir saja selesai.

"hey jagoan, sepertinya kau ingin appa begadang lagi malam ini" ucap Suho lemah.

Sedangkan Wufan terlihat asik memainkan sobekan-sobekan kertas tersebut.

Dan beginilah nasib Suho yang terlihat semakin sibuk setelah mempunyai dua anak sedangkan ia masih sekolah. Tak ada kata istirahat baginya, pagi harus sekolah, siang bekerja dibengkel sampai sore, sedangkan malam ia harus membantu mengurus kedua anaknya sambil mengerjakan tugas jika ada. Yaah, itu memang konsekuensi yang harus kau terima Kim Suho.

16~16

5 Years Later

Mobil hitam itu terlihat memasuki pintu gerbang Rainbow Kindergarten dan berhenti di taman sekolah TK tersebut. Di sekitarnya sudah banyak orang tua yang mengantar anaknya sekolah. Saat ini memang tahun ajaran baru jadi masih banyak siswa baru yang meminta orang tuanya untuk menemani mereka belajar, apalagi ini pertama kalinya mereka masuk sekolah.

Suho, pengemudi mobil hitam itu pun turun dengan disusul sang istri Yixing. Namja itu membuka pintu jok belakang dan mengangkat satu persatu anaknya untuk turun dari mobil. Ya, hari ini memang pertama kali anaknya masuk sekolah. Terlihat si jagoan Wufan sudah rapi dengan seragam sekolahnya yang baru serta tas ransel bergambar naga yang sangat lucu saat dipakai olehnya. Tapi tunggu... sepertinya cuma Wufan yang memakai seragam, sang kembaran Luhan terlihat cuma memakai mini dress pink tanpa tas ransel di punggung.

Yixing berjongkok menyamakan tingginya dengan Wufan. Yeoja itu mulai merapikan dasi kupu-kupu putranya, sedangkan Suho terlihat menggendong sang putri yang tengah memandang Wufan dengan sudut bibir yang tertarik ke bawah.

"belajar yang rajin dan jangan nakal, oke?" pesan Yixing pada Wufan.

Sang putra mengangguk-anggukkan kepalanya imut,"oke eomma" jawab Wufan seraya mengacungkan jempolnya.

Yixing pun terkekeh sambil merapikan rambut anaknya,"anak pintar"

Berbanding terbalik dengan Wufan yang sepertinya sangat senang memulai sekolahnya, Luhan malah terlihat cemberut di gendongan ayahnya.

"hey cantik, kenapa cemberut eum?" tanya Suho setelah menyadari raut wajah putrinya.

"Lulu juga ingin sekolah appa"

Suho terkekeh,"Lulu juga sekolah kok, tapi tidak bersama Wufan, Lulu akan sekolah di rumah bersama eomma dan halmeoni"

Luhan semakin mengerucutkan bibirnya,"tapi Lulu mau sekolah disini juga, temannya banyak"

"hey appa beri tau rahasia" ucap Suho lirih di dekat telinga putrinya,"kalau Lulu belajar di rumah, Lulu bisa bermain sepuasnya, kalau sekolah disini Lulu tidak boleh bermain"

"benalkah?"

"ne, belum lagi nanti ada guru yang galak dan suka marah-marah hiiii apa Lulu tidak takut?"hasut Suho.

Luhan sedikit bergidik ngeri mendengarnya,"Lulu takut appa"

"maka dari itu, bukankah lebih enak sekolah di rumah?"

Luhan masih terlihat berpikir.

"nanti appa belikan mainan baru yang banyak buat Lulu" lanjut Suho.

Raut wajah Luhan berubah cerah seketika mendengar mainan baru,"wooaaah, benalkah?"

Sang ayah pun mengangguk.

"janji?"

"ne, janji" ucap Suho sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk 'v' sign.

"Lulu~" teriak yeoja cilik bersurai hitam, berlari ke arah Luhan.

Luhan semakin mengembangkan senyum cerianya melihat gadis cilik itu, ia pun memaksa turun dari gendongan ayah nya dan berlari ke arah gadis itu.

"Zizi!" seru Luhan memanggil gadis cilik itu.

Zizi pun tersenyum manis ke arah Luhan. Tapi saat mengetahui ada Wufan juga di dekat Luhan, tatapan gadis itu berubah sinis.

Begitu juga dengan Wufan yang langsung memutar bola matanya malas melihat gadis yang di panggil Zizi itu.

"Zizi sekolah disini juga?" tanya Luhan.

Zizi mengalihkan pandangannya ke Luhan,"ne, Lulu juga kan?"

"ani, Lulu sekolah dilumah" jawab Luhan riang.

"kenapa?" tanya Zizi dengan raut wajah sedih.

"kalena di lumah Lulu bisa main sepuasnya dan kata appa disini gulu nya suka malah-malah, apa Zizi tidak takut?"

Gadis manis itu pun juga bergidik ngeri mendengarnya,"Ci-Cici takut" (maklum ni anak belum bisa ngomong S atau Z -_-")

"cih, penakut" ejek Wufan.

"Ya! Cici tidak penakut" geram Zizi.

Wufan hanya mengangkat bahu nya cuek dan itu pun semakin membuat Zizi geram.

Sedangkan tidak jauh dari 3 anak kecil itu ada ibu Zizi, nyonya Huang yang terlihat mengobrol dengan Yixing.

"eonnie kenapa tidak bilang kalau Zitao sekolah disini juga, kalau tau Zitao sekolah disini juga kita kan bisa berangkat sama-sama tadi" ujar Yixing.

Nyonya Huang terkekeh,"mian Yixing aku sendiri juga lupa memberitahumu, eum Yixing, kenapa Luhan tidak kau sekolahkan disini juga?" tanya nyonya Huang.

"tidak eonnie, Luhan akan menjalani program homeschooling, aku akan membiasakan Luhan untuk tidak keluar rumah, disamping daya tahan tubuhnya yang lemah aku juga khawatir dengan pergaulannya nanti" papar Yixing.

"tapi itu juga tidak baik untuk perkembangan Luhan, Yixing, bagaimanapun juga dia butuh bersosialisasi dengan lingkungan dan pastinya suatu hari Luhan juga akan merasa kalau perlakuan kalian kepadanya berbeda dengan perlakuan kalian ke Wufan" nasihat nyonya Huang.

"Luhan masih bisa bersosialisasi di lingkungan rumah eonnie, kalau sejak kecil ia sudah dibiasakan seperti itu aku yakin lama-lama dia juga akan terbiasa..." Yixing menghela nafasnya sejenak,"...entahlah eonnie, aku merasa tidak tenang kalau Luhan jauh-jauh dariku"

Dan nyonya Huang pun menyerah untuk tidak berdebat lagi dengan Yixing,"ya sudah kalau memang itu keputsan kalian, semoga itu memang yang terbaik untuk Luhan"

"ne eonnie gomawo" Yixing menyunggingkan senyumnya pada nyonya Huang.

Teeettt teeettt

Bell masuk pun berbunyi dan para siswa berlarian menuju kelas masing-masing namun ada juga yang menangis karena tidak mau ditinggal oleh orang tuanya. Wufan dan Zitao pun berpamitan kepada orang tuanya masing-masing dan berlari menuju ke kelas baru mereka meninggalkan Luhan yang masih saja memandangi kepergian saudara dan sahabatnya itu dengan tatapan sendu.

16~16

"hiks..hiks"

"Zitao kenapa?" tanya gadis kecil bermata sipit pada Zitao yang menangis di tempat duduknya.

"hiks buku gambarku hiks diambil Cungjoo..." adu Zitao pada temannya.

"...tadi kata Cungjoo dia tidak membawa buku gambar jadi, dia mengambil punyaku hiks, eottokkae?"

"sudah Zitao jangan menangis lagi ne, nanti kita bilang pada bu guru"

Zitao pun mengangguk sambil menmgahpus air matanya.

Sedangkan tidak jauh dari tempat duduk Zitao, ada Wufan yang tengah memutar bola matanya bosan melihat Zitao menangis, ia sangat tau sahabat saudaranya itu memang sangat cengeng.

"dasar cengeng" ejeknya lirih.

Setelah itu ia pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas. Tidak ada yang melarang ia keluar kelas karena memang sekarang sedang jam istirahat.

Namja cilik itu terus berjalan melewati lorong dan manik matanya melirik ke arah sekitar, sepertinya ada yang ia cari saat ini. Tidak lama kemudian langkahnya terhenti saat melihat sosok namja yang sedang bergerombol bersama teman-temannya di taman. Matanya terfokus menatap buku gambar yang ada ditangan namja yang lebih pendek bernama Choi Sungjoo teman sekelasnya yang memang sangat nakal.

Wufan berjalan santai ke arah Sungjoo dan secepat kilat merebut buku gambar yang tadinya ada ditangan Sungjoo. Setelah itu Wufan berbalik dan melangkahkan kakinya kembali ke kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Sungjoo pun geram dibuatnya,"hey Kim, berhenti, mau kau bawa kemana buku gambarku"

Bruukk

Sungjoo mendorong Wufan dari belakang sehingga tubuh Wufan tersungkur ke tanah. Melihat seragam Wufan yang kotor, Sungjoo dan kawan-kawan pun menertawakannya. Tentu saja Wufan tidak tinggal diam.

Bruukk

Sekarang giliran Wufan yang mendorong Sungjoo hingga terjatuh ke tanah. Perkelahian antar namja cilik pun tidak ter elakkan dengan posisi mereka yang berguling-guling di tanah sehingga seragam mereka berwarna sama dengan tanah.

Skip Time

"annyeong Zitao, aku pulang dulu ya, sampai ketemu besok" pamit teman Zitao yang bernama Moonseo.

"ne, annyeong" Zitao melambai-lambaikan tangannya pada temannya itu, gadis cilik itu pun berjaran ke arah loker sepatu untuk mengambil sepatunya. Tapi saat melihat loker sepatunya, gadis itu terkejut karena mendapati buku gambarnya berada di atas sepatunya.

"woaaaaa buku gambar Cici kembali yeeyy" pekik Zitao girang. "tapi ciapa yang mengembalikannya? Apa Cungjoo yang mengembalikannya?" tanyanya entah pada siapa. Tidak mau capek-capek mencari tau, gadis itu pun mengendikkan bahunya lalu bergegas pulang karena mobil jemputannya sudah datang.

16~16

Yixing menyeret Wufan paksa memasuki rumahnya. Terlihat sekali yeoja itu tengah menahan emosi. Nyonya Kim dan Luhan yang saat itu berada di ruang tengah, memandang bingung Yixing yang seperti tengah menyeret tikus got ke dalam rumah.

Sreeekk

Yixing membuka pintu balkon kamarnya dan kembali menyeret Wufan paksa ke balkon.

"berdiri disini, angkat kaki mu satu dan taruh kedua tanganmu ditelinga, jangan berhenti kalau eomma belum menyuruhmu berhenti"

Wufan hanya diam sambil menundukkan kepakanya, namja cilik itu takut melihat raut marah ibunya saat ini. Ia pun akhirnya melakukan apa yang ibunya perintahkan.

Tidak lama kemudian Yixing menutup pintu balkon kamarnya dan meninggalkan Wufan berdiri dengan satu kaki di luar.

"Yixing ada apa?" tanya nyonya Kim khawatir saat Yixing keluar dari kamarnya.

"Wufan berkelahi dengan temannya di sekolah, jadi ia harus di beri hukuman, eomma jangan coba-coba menolongnya, biarkan seperti itu dulu,biar dia jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi" peringat Yixing.

Nyonya Kim hanya bisa menghela nafas dan menatap iba cucu laki-lakinya yang sekarang tengah menjalani hukuman dari ibunya.

Sepeninggal Yixing perlahan Luhan mengendap-endap memasuki kamar orang tuanya dan mebuka pintu balkon. Gadis itu memandang iba ke arah saudaranya yang terlihat sangat tersiksa.

"Wu, kau kenapa?" tanya Luhan.

"kau tidak lihat aku sedang dihukum" jawab Wufan dingin.

"aaarrggh Ya! sakit Lu" pekik Wufan kesakitan saat Luhan menyentuh luka di sikunya.

"mi-mianhae" ucap Luhan dengan raut muka bersalah.

Wufan sedikit melirik ke tangan Luhan yang tengah menggenggam sesuatu,"itu apa?"

Luhan pun mengikuti arah pandang Wufan,"cokelat" jawab Luhan singkat sambil membuaka bungkus cokelat tersebut. Sedangkan Wufan tengah menjilat bibirnya sendiri karena tergiur dengan cokelat itu.

"ini makanlah" Luhan menyodorkan sucuil cokelatnya ke mulut Wufan.

"tapi kalau eomma tau bagaimana?"

"aku jamin eomma tidak akan tau Wu" yakin Luhan. Wufan pun tersenyum dan menyambut suapan cokelatnya. Ia tidak bisa memakan cokelat itu sendiri karena tangannya masih sibuk memegang telinga karena namja cilik itu tidak mau melanggar perintah ibunya agar cepat terbebas dari hukuman.

Tidak terasa cokelat itu pun habis tanpa sisa dimakan mereka berdua.

"kau, cepatlah masuk anginnya semakin kencang, nanti kau bisa demam lagi" perintah Wufan pada saudaranya yang memang gampang sekali sakit.

"shileo, aku mau menemanimu disini"

"Lu, kalau eomma tau kau sakit gara-gara menemaniku di luar, bisa-bisa eomma menghukumku lagi, kau mau aku dihukum lagi?" bujuk Wufan.

Luhan menggelengkan kepalanya.

"maka dari itu cepat masuk, sebelum eomma tau"

"n-ne" dengan berat hati Luhan pun meninggalkan suadaranya itu kembali menjalani hukumannya sendiri di balkon kamar orang tuanya.

Tidak lama setelah kepergian Luhan pintu balkon terbuka kembali. Kali ini menampakkan sosok ibunya yang tengah membawa kotak obat untuk mengobati luka-luka ditubuhnya.

"sini duduk!" perintah Yixing pada Wufan untuk mengikutinya duduk di lantai.

Yeoja itu membawa tubuh putranya itu ke dalam dekapannya. Di usapnya lembut kepala anaknya sambil sesekali menciumnya. Sebenarnya ia juga tidak tega menghukum anaknya seperti tadi. Tapi mau bagaimana lagi, Wufan memang harus di hukuman agar tidak mengulangi kesalahannya lagi.

"sekarang ceritakan pada eomma kenapa Wufan sampai berkelahi dengan Sungjoo?" tanya Yixing lembut.

Sang putra terlihat semakin menenggelamkan wajahnya di dada sang ibu.

"Sungjoo nakal eomma, ia mengambil buku gambar Zitao dan membuat yeoja cengeng itu menangis...eomma kan pernah bilang kalau kita harus saling tolong menolong, maka dari itu aku mengambil kembali buku gambar itu dari Sungjoo karena itu bukan miliknya, tapi ia malah mendorongku duluan ya sudah aku balas saja" cerita Wufan panjang lebar.

Yixing tersenyum mendengar penjelasan anaknya,"Wufan seharusnya memberitahu ibu guru, bukan malah berkelahi, Wufan tau kan berkelahi itu perbuatan tidak baik?"

"ne eomma, mianhae"

"jangan di ulangi lagi ne, eomma hanya tidak mau anak eomma yang tampan ini terluka, karena kau tau eomma sangaaaaat menyayangimu"

"ne eomma, aku janji tidak akan berkelahi lagi, saranghae eomma"

"nado saranghae chagiya" ucap Yixing seraya mengecup pucuk kepala putranya. Tapi setelah itu pandangannya beralih menatap pintu.

"hey Cinderella sampai kapan kau mau mengintip di sana? Kau tidak mau memeluk eomma?"

Sosok yang sedari tadi mengintip di balik pintu pun tampak dan ia segera berhambur kepelukan ibunya.

"dan eomma juga sangaaat menyayangimu cantik"

"Lulu juga sayang eomma"

Yixing mengecup satu persatu kening anaknya. Banginya Wufan dan Luhan adalah harta satu-satunya yang ia miliki yang sangat berharga melebihi apapun di dunia ini.

16~16

"appa pulang!"

Yixing menyambut kepulangan suaminya dengan senyuman. Sudah jadi rutinitas setiap hari Suho pulang malam karena setelah kuliah namja itu berkerja sambilan di perusahaan ayahnya. Ia membantu mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut sekaligus mempelajari bagaimana mengelola perushaan dengan benar sebelum jabatan direktur perusahaan itu benar-benar jatuh ke tangannya.

"anak-anak mana?" tanyanya pada sang istri.

"mereka sudah tidur"

Suho mengangguk-anggukkan kepalanya,"chagi, aku punya kabar bagus hari ini"

"oh ya? apa?"

"Shin ahjussi menjual bengkelnya, dan aku berniat untuk membelinya dengan begitu kita bisa mempunyai usaha sampingan, bagaimana menurutmu? Apa kau setuju?"

"terserah kau saja oppa, apapun keputusanmu aku akan mendukungnya"

Suho tersenyum lebar mendengarnya,"gomawo chagi, kau memang yang terbaik, saranghae"

Namja itu pun mencium lembut bibir istrinya.

"nado saranghae" jawab Yixing setelah Suho melepas ciumannya.

"eum oppa...sebenarnya ada yang ingin aku katakan" ucap Yixing ragu-ragu.

"apa?" tangan namja itu beralih membelai lembut pipi istrinya.

Yixing terlihat menggigit bibir bawahnya,"aku..."

"ne?"

"aku..."

Suho memgerutkan keningnya,"katankan saja chagi!"

"aku hamil"

"MWO?"

END

Akhirnya sixteen selesai juga fiuuuuffh #bubaaarr #ganti lapak

Maap banget kalau endingnya mengecewakan, moment and bahasanya ancur, banyak typo dan maap karena saya maksa banget ngembarin si KrisHan huweeee #bow bow bow (ajaib yee, tinggi si babe imut, anaknya setinggi sutet #plaak)

And thanks to all my reviewers, dari chapter 1-7 , makasih juga buat yang nge-fav and nge-foll ff abal ini, oh iya makasih juga buat SiDers, walaupun gak review ya udahlah gak papa, saya juga gak bisa maksa dan intinya saya berterima kasih untuk semuanya yang mau kepo in ni cerita ^_^

Oke balasan review menyusul ya...

Annyeong...pay payXOXO L.O.V.E #gossip girl

Give Me Last Review!