Chalice : YEEEY! UPUDATEEE! Gomene baru update :D, Chalice akhir-akhir ini tidak ada mood ngetik dan lagi chalice merasa chalice musti hiatus jadi Author sementara waktu X3 soalnya sudah kelas 3 musti focus belajar XD, yah baru rencana, belum tahu pasti juga :D

Yuna : WOKEH! PLEASE HAPPY READING XD

Chalice : Maaf jika chapter ini aneh (_ _), DAN PEMENANG TAHUN INI ADALAH #plak! #salah woy!. Ehem, maksudnya PEMENANG CHAPTER INI ADALAH…. LUKU (?) #dibunuh, ehem, salah eja, tadi kesingkat

Vote :

LukaGaku : 5

GumiGumiya : 1

AkaiMeiko : 1

RingLui : 4

Disclaimer : Apakah para Reader percaya kalau Vocaloid milik chalice? Kaga kan? Berati memang benar Vocaloid bukan milik chalice X3, Jadi intinya Vocaloid not mine :D

Warning : GaJe, Abal, Romance gagal, lebay, OOC, Aneh, EYD salah dieja, TYPO, Miss Type, Alur kecepatan, Dan lain-lain terkandung dalam Fanfic ini (memangnya ini vitamin?)

Note : Maaf jika gaje dan susah di baca, Chalice sudah lama tidak mengetik selain cerita Humor yang kekurangan EYD (_ _) maaf sekali lagi kalau chapter ini makin gaje

~Happy Reading~


-Luka POV-

Tidak bisa di percaya! 2 temanku dalam sehari mendapatkan pacar! Entah ini kebetulan atau apa, sehingga dalam sehari bisa 2 orang mendapatkan kekasih,

Bu, bukan berati aku iri karena aku tidak punya pacar! Hanya tidak percaya saja, semoga saja pacar Miki tidak seperti pacarnya yang dulu.

TENG! TONG! TENG!

Hmm? Sudah bell pulang? Aku tidak menyadarinnya karena kelamaan berpikir

"Lukaaaa, ayo kita bareng yuk!" pekik Rin dengan riangngnya sambil tarik-tarik tangan Luka

"Lho? Bukannya kau pulang bareng Len? Lihat dia menunggumu didepan kelas lho" ucapku sambil menunjuk depan kelas yang terlihat ada mahluk bersurai honey blonde tersebut

Selain warna pisang itu ada, disana kulihat ada 2 warna lainnya, silver dan biru, kuyakinin mereka menunggu Miku dan Miki juga, hahaha, manisnya.

Bisa ku lihat Miku dan Miki berjalan keluar menemui pasangan mereka, bisa kulihat wajah Miki memerah malu karena lelaki ubanan itu seperti sedang menggodanya, hahaha, manis sekali

"Luka, aku pulang dulu ya" ucap Rin, Miki dan Miku bersamaan bersama pasangan mereka

Aku hanya mengangguk sambil melambaikan tanganku,

"Luka, aku pulang dulu ya" ucap Gumi yang kujawab dengan anggukan.

Haah… hari ini aku harus pulang kerumah sendiri, gara-gara mobilku di repirasi… bukan berate aku gadis manja yang biasa ada di sekolah ini, aku bisa pulang sendiri cuman sayangnya rumahku jauh.

"Hei, Luka. Kau belum pulang?" Tanya Ring dan Meiko bersamaan melihatku dengan wajah bingung

"Tidak, mobilku ada masalah, jadi aku pulang sendiri hari ini" jelas ku

Mereka mengangguk berati mengerti apa yang kuucapkan, walau aku ragu apakah Meiko mengerti atau tidak

"Ya sudah, aku mau ke suatu tempat dulu, mau membasmi cabe liar yang berusaha menabur kepedihan di bunga-bunga" ucap Meiko

"Aku mau ke ruang osis dulu, kau tahu ketua osis kita seperti apakan?" Tanya Ring

Aku mengangguk berati iya, aku hanya menatap punggung kedua sahabatku yang sudah mulai menjauh. oh ya, apakah kalian tahu apa yang dimaksud Meiko tadi? Yap, membasmi sang playboy sekolah yang bernama Akaito Shion, kembaran pacar Miku. Karena Miki sering dipermainkan pacarnya, Meiko menjadi benci dengan namanya playboy dan akan membasmi siapa saja yang ia anggap lelaki playboy. Dan tambahan, Ring itu seketaris osis lho, tugasnya pasti berat karena kudengar ketua osisnya itu sangatlah malas, sampai-sampai sering menyuruh wakilnya yang menggantikannya, walau kadang mantan seketarisnya sering ia suruh –seketarisnya dulu keluar dan meminta Ring menggantikan-

Entah kenapa aku merasa malas pulang, lebih baik aku jalan-jalan di halaman belakang sekolah dulu saja deh, mumpung lagi sejuk suasananya.


Aku berjalan di lorong, menyebalkan kenapa sekolah ini besar sekali dari tadi aku tidak menemukan pintu halaman belakang.

DUAG!

Dapat kudengar sebuah suara ganjil di lorong kananku, dengan penasaran aku segera membelok arahku ke kanan dan mendapatkan 3 sosok.

Terlihat satu orang lelaki dan perempuan terluka dengan luka yang kelihatannya dalam apalagi lukanya mengeluarkan darah, mereka terlihat ketakutan, di depan merek terlihat lelaki berambut panjang, berwarna violet, bermata hijau kebiruan, memegang pedang yang sedikit ada darah.

"Maaf…kan…ka…mi…" ucap mereka ketakutan dengan wajah ketakutan.

"Kalian akan kubuat sedetik masuk kematian karena sudah membuatku marah" ucap lelaki ungu itu

"Ta…Tapi! Kenapa hanya menyenggol sedikit saja dapat membuatmu marah!? Apalagi akibatnya harus membuat kami di tusuk benda itu! Kami kan tidak sengaja!" bentak perempuan itu berani.

"He, Hei!, Dear! " panggil lelaki itu kepada pasangannya dengan wajah takut

Sang gadis yang menyadari perbuatannya segera gemetar ketakutan, apalagi melihat lelaki ungu itu mengeluarkan aura membunuh.

"A..h… Go, Gomenansai…" ucap gadis itu ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang pacarnya.

"Berani melawanku? Akan kubunuh kau" ucap lelaki itu dengan suara gelap dan segera mengakat benda yang terlihat seperti katana itu dan hendak menghunus pedangnya ke dua orang itu.

Uh oh! Apa dia serius akan membunuh orang!? Tapi dari suaranya terdapat ke seriusan! Tidak baik, ini musti di hentikan, karena membunuh itu tidak baik!

-Luka POV end-


Luka segera mengambil sesuatu di tasnya seperti botol minum, dan segera melemparnya ke sang violet itu.

Pletak!

Lemparan Luka telak di wajah tampan pemuda itu, dengan 4 sudut siku-siku di kepalanya, dengan perlahan dia menatap Luka yang melipatkan tangannya menatap lelaki itu dengan wajah menantang, sedangkan 2 orang itu segera kabur.

"Kau…beraninya…" geram pemuda itu kesal.

"Apa?" Tanya Luka menatang

"Kau beraninya melemparinku, akan kubunuh kau" geram Gakupo dengan segera memegang katananya dan mengarahkannya ke Luka

2 inchi lagi pedang itu mengenai wajah Luka, wajah Luka tidak menunjukkan rasa takut sama sekali dan tetap memandang Gakupo dengan tajam.

Luka segera mengambil ikan tuna yang selalu ia bawa dan langsung menghepas katana Gakupo menjauh dari wajahnya

"Walau kau memiliki kekuatan absolute, tidak berati kau dapat melakukan sesuatu, khususnya membunuh, lelaki-berambut-panjang-mirip-banci-terong" ejek Luka yang membuat Gakupo mengeluarkan 8 siku-siku

"Kau… berani juga, mengejek ku apalagi memakai 3 kata yang ku black list!" geram Gakupo dan langsung menjambak rambut Luka, karena ia tahu memakai katana dan melukai Luka tetap saja membuat gadis itu tidak takut apalagi melihat pedang yang sudah nyaris kena dia justru menatapnya tanpa takut.

Dapat kita lihat Luka meringis sakit ketika rambutnya ditarik, dengan beraninya Luka menarik balik rambut Gakupo sehingga terjadilah acara jambak rambut yang kebetulan rambut mereka sama-sama panjang,

"Kau… Berhentilah menjambakku!" bentak Luka dan langsung menampar Gakupo.

SLAP!

Dan terlihat di wajah tampan Gakupo tepat di pipi kiri terdapat cap tangan, mata Gakupo terbelalak kaget karena selama ini tidak ada yang berani menampar wajah, termasuk orang tuanya.

Luka dengan tenang memandang Gakupo dengan tatapan dingin, perlahan Gakupo menatap Luka, sambil mengeluarkan smirk.

"Hebat, pertama kalinya aku di tampar orang lain, kau sangat berani sekali, Siapa namamu, Tuna maniac?" ejek Gakupo

TWITCH!

Terlihat di kepala Luka terdapat siku-siku, tentu saja walau dia pecinta tuna, mana mau dia dipanggil tuna maniac,

"Luka, Luka Megurine, kepala terong" ucap Luka datar

TWITCH!

Sekarang giliran Gakupo yang kepalanya numbuh siku-siku

"Namaku Gakupo Kamui, kau gadis yang menarik walau gampang marah, berhati-hatilah dengan serangan keriput" ejek Gakupo sambil mengeluarkan smirk dan hendak berjalan kearah Luka

"Sampai ketemu besok di sekolah, Tuna maniac" ucap Gakupo tepat di sebelah Luka dan melanjutkan jalannya

Luka segera menoleh dan menatap punggung Gakupo dengan kekesalan

"JANGAN MENGEJEK KU, TUNA MANIAC!" pekiknya kesal


BRUUGHHH!

Luka menghepaskan dirinya diatas kasur queen sizenya, terlihat Luka berada di kamarnya yang berunuasa pink royal, dikamarnya terdapat barang seperti queen size, meja dan kursi belajar terbuat dari pohon jati, lemari yang terbuat dari kayu jati terbaik, TV besar yang mahal, kulkas yang berguna untuk penyimpanan makanannya yang bernuasa tuna, air, dan ikan tuna, meja rias yang terlihat mahal, dan lain-lain barang mahal lainnya

"Ukh… hari ini melelahkan… selain pulang sendiri, aku menghadapi lelaki terong banci yang menyebalkan… belum lagi sebentar lagi les piano, biola, dan pelajaran, lengkaplah siksaan batinku..' batin Luka geram.

RIIIINGG!

Terlihat ponsel Luka bergetar membuat sang pemilik mengakat sebelah alisnya pertanda ia bingung, ia segera mengambil ponsel pinknya dan melihat siapa yang memberikanya

'Siapa ini?' batinnya heran melihat angka yang ada di ponselnya dan segera membaca pesan itu.

From : 08XXXXXXXX

To : Tuna Lovely

Subject : Katana Prince

Hmm… jadi ini alamat emailmu, Tuna maniac? Ternyata nama emailmu sama aja dengan mu, sama-sama Tuna, hahaha!

Ini hanya pesan iseng

Jangan Tanya dapat dari mana aku alamat emailmu

P.S : Kau gadis yang menarik.

Luka yang membaca pesan Gakupo apalagi bagian P.S nya memerah antara malu dan marah

Luka langsung melempar hapenya ke kasurnya dan langsung membenamkan mukanya yang memerah itu.

"…Pria terong itu…" Gumamnya.


Terlihat di sebuah kamar yang sama mewahnya dengan kamar Luka cuman ini bedanya kamarnya bernuasa ungu, pemilik kamar itu tertawa –tawa yang secara tumben ia keluarkan-

"Gadis tuna itu aku yakin di akan mengamuk, ehehehe.. aku tidak tahu kenapa aku terus membayangakannya apalagi membayangkan wajah marahnya" ucapnya sambil terkekeh.


KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIINGGGG! PRAK!

Gadis berpostur indah itu yang tertidur di kasur empuk yang kita kenal sebagai Luka Megurine segera terbangun dan duduk di atas kasurnya sambil mengucek-ngucek matanya, tanpa menyadari bahwa tadi dia melakukan kegiatan tanpa hak asasi jam yang langsung ia lemparkan ke dinding sampai hancur.

"Sudah pagi" gumamnya dan segera bangun dari atas kasurnya dan segera ke lemari bajunya dan langsung ke kamar mandi yang ada di kamarnya.

Setelah mandi Luka segera menyisir rambutnya di cermin riasnya, memakai bando kesayangannya, mengatur dasinya, dan setelah itu ia segera keluar dari kamarny dan segera ke lantai bawah dimana ayahnya ada di ruang makan.

GREEEK!

Pintu ruang makan yang besar itu segera terbuka dan mendapatkan ruang makan yang mejanya panjang dan terbuat dari luar negeri, kursi yang kelihatan mahal, lampu-lampu yang ada di atap berornament sangatlah indah dan terlihat mahal

Di salah satu kursi itu terdapat lelaki bersurai pink yang sedang membaca Koran sambil meminum kopi, terlihat di belakangnya terdapat banyak deretan pelayan.

"Ohayou, Tou-san" sapa Luka kepada ayahnya.

Luki segera menoleh dan mendapatkan anak semata wayangnya, ia segera tersenyum kepada Luka.

"Ohayou, Luka" ucap Luki kepada Luka "Ayo makan sarapanmu" ucap Luki mempersilahkan Luka makan.

Luka segera duduk berhadapan dengan ayahnya dan memakan sarapannya yang terlihat mahal dan mewah itu dengan tenang.

Setelah Luka selesai makan ia segera bangun "Aku pergi dulu ya" ucapnya dan langsung menenteng tasnya yang di pegang salah satu pelayannya.

"Oke, belajar dengan rajin" nasehat Luki

"Hn.."


-Di suatu tempat-

Terlihat 7 Prince sekolah kembali berkumpul di tempat rahasia mereka padahal kelas sudah di mulai 10 menit yang lalu, disana dapat kita lihat aktifitas mereka, Akaito yang berbicara dengan Kaito dengan subject "Hentai itu baik" yang di tanggapin –atau tidak?- Kaito dengan "Hn…ya…hmm…", Piko yang seperti biasa berkutik di laptopnya yang sekarang berubah warna menjadi merah cherry, Gumiya yang seperti biasa membaca buku, Lui yang memang dari dasarnya pangeran tidur seperti biasa tidur, dan disana terdapat sebuah keganjilan, sang Katana Prince tertawa kecil sambil mengetik di ponsel ungunya

"Hei, Gakupo. Bisakah kau diam? Suara tawa mu yang jarang kau keluarkan terdengar mengerikan" ucap Kaito datar sayangnya tidak di pedulikan Gakupo

"Hei, Gakupo. Kau kenapa? Tumben sekali kau tertawa begitu, rasanya merinding kalau mendengar tawa orang yang jarang tertawa menjadi tertawa, rasanya gak biasa" ucap Akaito sambil memeluk dirinya dengan wajah di buat takut

"Benar~ contohnya Gakupo~" ucap Len sambil tersenyum tanpa dosa.

Sayangnya ucapan Akaito dan Len tidak di pedulikan sang Gakupo yang terus mengetikkan sesuatu di ponsel ungunya yang terdapat stiker bergambar terong

Karena Piko penasaran kenapa sang Katana Prince dari tadi tidak memperdulikan ucapan 2 mahluk gila dan satu mahluk dingin itu, ia segera mengetik sesuatu di laptop cherry merahnya dengan cekatan untuk mencari tahu, ia juga memakai head set kesayangannya.

Setelah 8 menit dapat menghacker apa isi hape Gakupo tanpa di ketahui sang pemilik bahwa ponselnya di hacker dan isi yang ada di ponselnya muncul semua di laptop Piko –entah bagaimana bisa terkirim gitu-, Piko dengan telitinya melihat isinya, di folder foto terdapat berbagai foto yang bertema sama : Terong, Terong, Terong, mayat, pedang, pedang, terong crossdressing, katana, terong, terong, terong, terong dan terong.

Piko yang merasa matanya jadi mati rasa akibat warna yang sama semua membuatnya mematikan folder foto dan segera beralih ke lain folder, sambil memijit keningnya dan memejamkan matanya agar pikirannya rileks akibat gambar terong yang ada 595 dari 600 foto, sampai-sampai ada animationnya terong juga.

Akaito dan Len terus menunggu kabar dari sang Hacker yang dari tadi menatap laptopnya yang terkadang ekspressinya yang datar menjadi menyerngit atau sedikit memucat

'Kenapa dia menyerngit atau sedikit memucat, apakah ada sesuatu?' batin Len bingung

'Jangan-jangan Piko nyasar di video hentai?!' batin Akaito beda topic.

Karena Piko tidak menemukan sesuatu yang aneh atau rahasia akhirnya ia segera meraih ponsel peraknya, menyambung sebuah kabel ke ponsel dan laptopnya, dan mengetik sesuatu di laptopnya kemudian tangannya beralih ke ponsel peraknya

Ia segera memeriksa SMS Gakupo dengan hacker, karena ada kemungkinan ada disana –entah bagaimana caranya dapat di hack-

Spontan saja matanya terbelalak kaget walau sedetik dia terbelalak, Akaito dan Len dapat melihatnya dan bertanya-tanya kenapa sang hacker terbelalak?

'Apakah ada sesuatu yang aneh?' batin Len khawatir

'Jangan-jangan ia nemu gambar cewe seksi super seksi?!' batin Akaito

'I knew it!' batin Piko dengan seringai


-Di kelas Luka-

Terlihat di salah satu orang disana terdapat gadis berambut gulali yang melihat ke bawah, wajahnya terlihat kesal menatap ponselnya yang dari tadi bergetar.

'Terong jejadian itu… kenapa dia mengirimku pesan terus?! Apalagi kata-kata di pesanya itu… ukh… membuatku memanas dan membuatku sedikit marah! Apa maunya dia sih!' batin Luka kesal.

DRRR! DRRR!

Ponsel Luka kembali bergetar yang diakibatkan dari sang Katana prince yang membuat Luka berdecih kesal.

Luka segera membuka Flip ponselnya dan membaca pesan yang dikirim sang terong berambut itu.

Setelah ia membaca pesan itu ia segera menahan tawa akibat pesan yang di kirim Luka, berupa bergambar terong di beri pita, lipstick, gaun, eyeshadow, wig, yang spontan gambar itu membuatnya menahan tawa.

"Ehem!" dehem sang guru melihat Luka menahan tawa

"Go, gomenansai, Sensei" ucap Luka meminta maaf sadar atas kesalahannya

"Megurine, harap kau focus dalam pelajaran" ucap Kiyoteru yang di jawab Luka dengan anggukan.

Dan pelajaran kembali di mulai, sedangkan Luka kembali berkutat di ponselnya layaknya ABG sedang jatuh cinta.

Luka yang sadar kalau dia seperti gadis yang sedang terkena namanya serangan cinta, hanya bisa terdiam sambil memegang ponselnya, seketika ia langsung meng head bang kepalanya

'Kenapa aku merasa seperti gadis jatuh cinta?!' batinnya geram.


By : Tuna Lovely

To : Katana Prince

Subject : Shut up!

Hei, terong Addict! Bisakah kau diam? Kau mengganggu ku tau! Kau tahu gara-gara kau aku dimarahin SENSEI!

Gakupo yang membaca itu hanya terkekeh pelan, yap, dia berhasil untuk ke sekian kalinya membuat sang tuna pink marah.

Len dan Akaito hanya terus bertanya-tanya, kalau ini manga atau anime pasti di sekitar kepala mereka muncul tanda tanya.

Gumiya yang merasa temannya itu OOC hanya menatap Gakupo heran

Lui yang seperti biasa tidur dengan nyenyaknya

Kaito yang seperti biasa gak peduli urusan orang lain

Piko? Dia hanya menatap ponselnya kemudian menghela nafas, ia kemudian menoleh kea rah Gakupo dan menatapnya dengan wajah bosan.

"Hei, Gakupo. Kau suka dengan gadis merah jambu itu ya?" Tanya Piko membuat Gakupo terkejut

Begitu juga dengan Len dan Akaito, tidak mungkin kan si sadis ini bisa menemukan namanya suka?

"Hah? Apa maksudmu?" Tanya Gakupo heran, menatap Piko dengan setengah alis menaik.

"Kau tidak seperti biasanya tidak berkutat dengan mengasah dan membersihkan katanamu, malah mengirim pesan dengan seorang gadis yang membuatmu tertawa dengan tingkahnya" ucap Piko dan memberi lihat layar ponselnya "Tadi aku menghack ponselmu dengan komputerku dan memasukan pesan-pesan itu ke dalam ponselku" lanjutnya

Spontan saja mata Gakupo terbelalak kaget, Akaito dan Len yang penasaran segera berlari kesana dan hendak mengambil ponsel itu cuman sayang ponsel itu langsung disimpan Piko sebelum dua mahluk itu berhasil mengambilnya

"Hei! Kenapa di simpan! Kami mau lihat!" umpat Akaito tidak senang

"Benar!" secara tumben-tumbenan Len menyetujui ucapan Akaito.

"Kalau mau yang asli, minta sama si Katana prince itu" ucap Piko dengan datarnya

Dua mahluk itu segera menatap Gakupo.

"Boleh kami pinjam ponselmu?" Tanya Len, Akaito mengangguk setuju

"Tidak"

"Ayolah~, Gakkun baik dech~ masa kasih pinjam ke sahabatnya kaga mau~?"

"Benar!"

"Tidak, ini privasi"

"Kau pasti suka dengan gadis yang di maksud Piko, Khan~ Seksi gak dia~?"

Poke

"Aku tidak suka, hanya menganggapnya gadis menarik"

"Kalau begitu pinjam ponselnya~"

Poke

"…Tidak"

"Kalau begitu, akan kuambil gadis itu~ Pikoooo~ coba cari seperti apa gadis itu~"

TWITCH!

SHEEEET!

Spontan semua yang ada disana memucat –kecuali Kaito yang tidak peduli nasib saudaranya nanti, dan Lui yang masih tidur ala sleeping beuty- setelah mendengar suara ganjil disana, suara pedang yang tercabut dari sarungnya, yang berati sang samurai kejam bersiap mencari mangsanya.

"Hee~ dibanding mengganggu kedamaian gadis itu, aku lebih suka mencincang dan mengiris kulitmu pelan-pelan" ucapan gelap Gakupo membuat Akaito merinding

Gakupo dengan perlahan berjalan kearah Akaito yang terus mundur, mundur dan mundur, dengan wajah memucat tentunya,

Dan dapat kita dengar di perpustakaan pribadi itu terdengar teriakan melengking dari Akaito Shion yang nasibnya entah bagaimana, sedangkan para sahabatnya hanya bisa mendoakan dirinya agar di terima disisinya.


"Hah? Aku seperti gadis yang sedang masa suka?" Tanya Luka sambil memakan shushi tunanya.

Semua sahabatnya yang mengetahui namanya cinta mengangguk iya.

"Iya, kau dari tadi selama pelajaran mengirim pesan terus, tidak seperti biasanya, apalagi kau tersenyum" ucap Rin, andaikan ini manga mungkin diatas kepalanya penuh bunga berjatuhan, ternyata Rin tipe gadis perhatian

"Menurut dugaan mamah Miku, Kau menyukai dengan lelaki yang mengirim pesan denganmu~" ucap Miku sambil tersenyum "Memangnya siapa yang mengirim pesan?"

"Seorang pria berwarna ungu terong yang kupanggil terong karena rambutnya, diikat kuda, memiliki mata tajam, dan rambut panjang mirip banci" diskripsi Luka tentang Gakupo yang membuat ke lima temannya –kecuali Ring yang sedang di meja mengerjakan tugasnya yang didapat dari ketua osis malas itu- yang lama memproses ucapan Luka segera sadar siapa yang di maksud.

"Eh? Teman sekelas kita yang kata orang-orang dia mahluk paling sadis yang tidak segan menebas siapapun, baik perempuan atau laki-laki" terang Miki kepada Luka

"Benarkah? Bagiku dia hanya laki-laki terong banci yang tidak menakutkan" ucap Luka datar

"Hahaha, kau seperti biasa dewasa dan datar" ucap Gumi sambil menepuk-nepuk pundak Luka

"GAAAAAAAAAAAHHH! BANYAK SEKALI! DASAR KETUA OSIS MENYEBALKAN! KALAU KETEMU DIA AKU AKAN MEMBUNUHNYA!" pekik Ring kesal sambil memegang harisennya dan menepuk-nepuknya.

Tindakan Ring spontan membuat ke lima sahabatnya hanya bisa sweatdropped kecuali Luka yang kelihatan sedang berpikir

'Suka? Tidak mungkin' batin Luka tidak percaya.


Luka menatap ponselnya dengan wajah kesal, sangat kesal. Untuk kedua kalinya mobilnya belum selesai repirasi yang membuat alis Luka berkedut menunjukkan kekesalannya

'Tch! Hari ini aku musti pulang sendiri' batinnya kesal.

Luka dengan kekesalan berjalan keluar gerbang dan berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba muncul sepeda motor besar yang katanya harganya yang satu miliaran rupiah kalau di Indonesia (kata Nii-san ada motor besar harganya satu miliar, lupa nama mereknya chalice, entah benar atau gak) berada di samping Luka

TIN! TIN!

Klakson motor itu berbunyi membuat Luka menoleh dan mendapati lelaki bersurai ungu sedang mengedarain motor itu

"Hei, Tuna maniac. Mau kuantar pulang tidak?" Tanya Gakupo dengan santainya

Luka menoleh kepalanya ke arah Gakupo dan menatapnya datar

"Tidak, dan aku punya nama, Nasu dobe, namaku Luka Megurine bukan Tuna maniac" ucap Luka geram.

"Hahaha, namaku juga bukan Nasu dobe , Tuna maniac tapi Gakupo Kamui" ucap Gakupo sambil tertawa sinis.

"Aku tidak peduli namamu, terong freak" ucap Luka ketus

"Hei, mau kuantar pulang gak?" Tanya Gakupo kembali

"Tidak, Terima kasih" tolak Luka ketus

"Kalau kau gak mau, aku akan memaksamu" ucap Gakupo dan langsung mengakat tubuh Luka dan mendudukinnya ke kursi motornya

"HEI! Apa yang kau lakukan!" protes Luka kesal.

Seolah-olah protesan Luka itu hanyalah angin berlalu, Gakupo langsung mennyalakan motornya

"Pegangan erat-erat" perintah Gakupo

"Apa maksud- KYAAAAAAAAAAAAAAA!" pekik Luka spontan langsung memeluk Gakupo dengan kekagetan.

Gakupo menjalankan motornya dengan kecepatan 60 km/jam, kenapa Gakupo tidak di tilang polisi? Karena dia itu adalah Gakupo Kamui,

"HEI! BAKA NASU! NGEJALANKAN MOTORNYA JANGAN CEPAT-CEPAAAAT! Bentak Luka kesal.

Sayangnya bentakan Luka diabaikan Gakupo, malahan Gakupo mempercepat kecepatan motornya.

"BAKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" pekik Luka ketakutan sedangkan Gakupo hanya tertawa senang apalagi Luka langsung memeluk pinggangnya


"Tuna maniac, kau mau es krim gak?" Tanya Gakupo kepada Luka

"Bukankah kau akan mengantarku pulang?" Tanya Luka kesal sambil melipatkan kedua tangannya

"Iya, tapi sehabis ini~" ucap Gakupo senang

Mereka berada di taman bermain, tepat di depan kios eskrim, di wajah Gakupo tergambar kesenangan sedangkan di wajah Luka terdapat 4 siku-siku yang berati dia sangat kesal.

"Aku akan pulang" ucap Luka dan hendak berbalik tapi sayangnya lengannya di pegang Gakupo yang berati Gakupo menahan Luka

"Tapi sayang kita sudah disini jadi kita bermain sebentar disini~" ajak Gakupo

Luka hanya menatap Gakupo sejenak, akhirnya Luka menyerah

"Baiklah" ucap Luka menyetujuin, toh hanya sehari saja menemanin pria terong ini, batinnya

"Ayo kita ke Roller coaster" ajak Gakupo dan langsung menarik lengan Luka ke roller coaster.

Luka hanya menatap lengannya yang di pegang Gakupo dengan wajah memerah, setelah sadar apa yang ia pikirkan, ia segera menggelengkan kepalanya

'Tidak! Tidak mungkin aku suka dengan pria terong ini!' batin Luka dengan wajah memerah apalagi pegangan Gakupo sangatlah hangat

'…tangannya hangat' batinnya


"Hahahaha! Menarik, ayo naik lagi!" tawa Luka senang

"Bagaimana kalau yang lebih ekstrim lagi seperti histeria" usul Gakupo

Luka mengangguk, toh walau mengasyikkan tapi dia bosan naik roller coaster sebanyak 8 kali bersama Gakupo

Mereka segera menuju wahana bernama hysteria, seperti yang dialami mereka naik roller coaster, mereka menaikin hysteria sebanyak 14 kali yang membuat penjaga hysteria hanya bengong melihat mereka menaikin wahana menakutkan itu sebanyak 14 kali apalagi wajah mereka bukannya takut tapi malah senang.

"Hahahaha, mengasyikkan" tawa Luka senang

Tanpa Luka sadari, selama ia tertawa baik di hysteria atau di luar, Gakupo terus menatapnya dengan senyuman tipis

'Manis…' batinnya.

"Hei, terong. Kenapa kau bengong saja?" Tanya Luka heran

Gakupo segera sadar setelah mendengar suara Luka, Gakupo yang sadar apa yang ia lakukan membuat mukanya memerah.

"A..h… tidak ada apa-apa" ucap Gakupo sambil menggarukkan kepalanya

Luka hanya menatapnya heran

"Oh ya sudah," ucap Luka datar

"Hei, sudah sore bagaimana sebelum pulang kita makan dulu?" Tanya Gakupo kepada Luka

Luka berpikir sejenak lalu mengangguk walau begitu di mukanya terdapat semburat warna merah

'A, apa yang kupikirkan! Ini hanyalah makan buka kencan, baka!' batinnya sambil menggeleng kepalanya lagi

Setelah mereka makan di café, Gakupo segera mengantar Luka pulang.

"Terima kasih sudah mengantarku" ucap Luka membuang muka walau begitu mukanya sedikit ada semburat merah.

Gakupo hanya mengangguk kemudian melajukan motornya menuju rumahnya, Luka menatap punggung Gakupo yang makin menjauh, setelah Gakupo hilang dari hadapan Luka hanya menghela nafas kemudian membuka pintu gerbang rumahnya yang besar itu

'Kenapa jantungku tidak berhenti berdetak ya kalau dekat terong itu' batinnya sambil berjalan masuk ke rumahnya


-Kamui mansion-

Gakupo berjalan masuk kedalam rumahnya dengan santai, tanpa menyadari kalau di sana ada keganjilan, ya sejak kapan mahluk beruban itu ada disana berjalan dengan santai, bukan hanya Piko yang ada disana, disana terdapat Akaito, Len, dan Lui yang tidur di pojokkan

"Yo, Gakkun" ucap Akaito dengan wajah sumringah sambil lambai-lambai ke Gakupo

"Yo," ucap Len dengan wajah senang

"Hn…" ucap Piko sambil berjalan dan menoleh kepada Gakupo dengan wajah datar.

"Yaawwwnn… Oh hi, Gakupo" ucap Lui sambil menguap bangun dari tidur panjangnya dan menatap Gakupo dengan muka mengantuk

" .Disini?" Tanya Gakupo dengan nada gelap

"Oh, itu soal…" ucapan Piko terpotong saat terdengar suara wanita

"Oh, kau sudah pulang, my son~" terlihat seseorang wanita bersurai senada dengan Gakupo turun dari tangganya "Kau tahu~ wanita yang kau sukai manis sekali~ apalagi mukanya sama dengan pacarku dulu semasa SMA~" ucap wanita itu sambil memegang sebuah foto gadis berambut pink yang mirip dengan Luka

"Kaa-san… dari mana kau mendapatkan itu?" Tanya Gakupo sambil menghela nafas sejenak

Wanita itu yang diketahui bernama Gakuko hanya tersenyum senang "Pii-chan yang memberinya pada kaa-san~" ucapnya senang, terlihat dikepala Piko muncul siku-siku, tentu saja ia tidak suka dipanggil dengan sebutan yang mirip untuk burung itu.

Gakupo langsung mendeathglare Piko yang tidak peduli Gakupo mendeath glarenya malah ia hanya berkutat dilaptop merah jambunya seolah-olah dia tidak pernah melakukan hal aneh,

"Aku tidak menyangka kau bisa menyukai seseorang, Gakupo" ucap Len santai sambil memakan jus pisang yang entah dapat dari mana.

Gakuko mengangguk setuju dengan wajah senang

"Kau tahu, gadis bernama Luka itu manis sekali, aku merasa gadis ini jadi incaran ku sekarang~" ucap Akaito.

SHEEEET!

Dan dalam sekejab Akaito sudah berada di skaratul mautnya, pedang Gakupo kembali keluar dari sarungnya membuat penghuni yang ada disana –kecuali Gakuko dan Lui yang tidur- hanya memucat.

"Akaito, kau bilang itu lagi, kau mati ditanganku" ucapnya, dapat dirasakan aura Gakupo berubah menjadi gelap

"Huwaaa! Gomenansaai… Katana prince…" ucap Akaito ketakutan.

Gakupo hanya membalikkan badannya pergi dari lokasi dan memilih tidak memperdulikan ucapan mereka, tanpa Gakupo ketahui Gakuko mengeluarkan seringai dan mengeluarkan ponsel ungu cerahnya dan menelpon seseorang dengan ponsel ungu cerahnya.


CKLEK!

Luki menutup ponsel pinknya (Kalian tidak salah baca kok, memang ponsel berwarna pink! #Dibantai) wajahnya menatap ponsel itu dengan bosan, ia segera menghela nafas dan membalikkan badannya dan berjalan kea rah Luka yang sedang menonton TV.

"Luka" panggil Luki kepada anak semata wayangnya

"Ada apa, Tou-san?" Tanya Luka sambil tetap terpaku menatap layar TV itu

"Besok kau bersama tou-san ke suatu tempat" ucap Luki

"Hah?" Luka hanya menampilkan wajah bingung "Kemana?" Tanya Luka

"Kemana saja jadi" ucap Luki santai "Tentu saja ke suatu tempat, kau tidak perlu tahu" ucap Luki dengan evil smirk dan berjalan pergi.

Luka hanya menampilkan wajah heran.

'Tou-san aneh' batinnya


-Besoknya-

-tepat jam 08 : 00 PM-

"Oke, tou-san. Kau mau membawaku kemana sampai-sampai musti dandan semanis ini?" ucap Luka datar sambil menatap ayahnya yang sedang mengedarain mobil Ferrari tersebut

Luka mengenakan dress pink yang panjang, dress tersebut membuatnya terlihat dewasa, memakai highheels berwarna pink muda, rambut diikat dengan manisnya

"Hahaha, kau akan tahu nanti" ucap ayahnya sambil tertawa.

"…" Luka hanya memilih diam walau dia agak curiga dengan sikap ayahnya itu.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di tempat tujuan, sebuah restoran mewah yang katanya bintang 5 saking mewahnya dari tempatnya sampai makanannya yang berjenis kelas atas baik makanan jepang sampai makanan eropa yang berkelas tinggi.

" Tumben sekali tou-san mengajakku ke suatu tempat khususnya ke restaurant, memangnya kita mau ngapain kesini?" tanya Luka datar sambil menatap ayahnya yang menatapnya sambil tersenyum tipis.

" Kau akan tahu, ayo masuk" ajak Luki kepada anak semata wayangnya

Luka mengangguk dan mengikuti ayahnya masuk ke restaurant mewah itu.


Dua mahluk berambut gulali itu berjalan dan terlihat Luki menoleh kekanan dan kekiri mencari sebuah sosok yang ia cari, setelah beberapa detik Luki menemukan sosok yang ia cari,dan ia segera kesana bersama Luka tentunya

Setelah sampai di meja tempat sosok yang Luki cari, Luka membatu menatap sosok seorang wanita.

"Hai, Gakuko. Lama tidak bertemu sejak SMA dulu" ucap Luki melihat wanita yang mirip lelaki menyebalkan versi cewe.

"Ya, lama tidak berjumpa juga, Luki-chan" ucap Gakuko sambil tersenyum manis tanpa menyadari Luki mengeluarkan siku-siku karena dipanggil memakai –chan.

"Seperti biasa kau memanggil orang lain seenaknya, Gakuko" ucap Luki sambil menghela nafas.

"Ara, itu putrimu, Luki-chan?' Tanya Gakuko sambil menunjuk kearah Luka yang membuat Luka tersadar dari kekagetannya

"Iya," ucap Luki mengangguk

"Manisnya~ terlihat dewasa~ baik wajah, rambut, dan mata kalian sama persis~" ucap Gakuko sambil tersenyum.

"Terimakasih" ucap Luki.

"Umm… maaf anda siapa ya? Kok mirip seseorang yang menyebalkan yang sekelas denganku yang memiliki rambut ungu panjang mirip wanita itu?" Tanya Luka.

"Rambut ungu panjang? Maksudmu Gakupo Kamui?" Tanya Gakuko membuat Luka mengangguk

"Ah~ Dia putraku" ucap Gakuko sambil tersenyum membuat Luka kaget

"Ap—" ucapan Luka terpotong akibat sebuah suara

"Kaa-san, kenapa kau memanggilku ke-" Gakupo membatu melihat Luka.

"Kenapa gadis ini ada disini?'' Tanya Gakupo kepada Gakuko

"Ahahaha~ kalian akan kami tunangkan karena dulu kami tidak bisa menikah akibat orang tua kami tidak merestui kami, jadinya menggunakan kalian untuk menyalurkan perasaan kami yang tidak tersampaikan dulu" jelas Gakuko sambil tersenyum membuat Luka dan Gakupo kaget

"Kalian tidak bisa menolak" ucap Luki "Dan aku tahu kalian saling menyukai" lanjutnya sambil tersenyum membuat Luka dan Gakupo membelalakkan mata mereka

"AKU TIDAK MENYUKAI TERONG INI/GADIS TUNA INI!" pekik mereka satu sama lain dengan wajah memerah sambil saling menunjuk.

"Seperti kukatakan suka atau tidak, kalian tidak bisa menolak dan tetap kami tunangkan" jelas Luki membuat dua mahluk itu diam

Dan kisah dua manusia ini suatu saat akan menuju takdir yang indah akibat kejadian ini dan kejadian pertemuan mereka.

Love Story 4: Fate –end-


Chalice : Gomenee kalau hancur QwQ… apalagi endingnya, chalice gak ada ide…. HUWEEEEEEEEEEEEEEEEEE! TTATT GOMENANSAAAIII KALAU HANCUR DAN KURANG MEMUASKAAAN… (_ _)

Yuna : si Chalice minta maaf tidak bisa balas review karena dia banyak tugas

Chalice : Apakah ada yang mau mereview fanfic chalice walau hancur?

Polling :

AkaiMeiko

RingLui

Chalice : Chalice berencana membuat GumiGumiya diakhir cerita jadinya tidak memasukkannya kedaftar polling, gomenansai ( _ _) dan maaf kalau omakenya gaje


Omake ;

"APAAAAAAAAAAA!" pekik semuanya kaget mendengar kabar menyedihkan Luka kalau ia dipaksakan bertunangan dengan si katana prince

'tou-san daan ibunya si terong itu saling suka sejak sma cuman karena orang tua mereka tidak merestui mereka akhirnya mereka menjadikan ku dan terong itu bertunangan" ceritanya sedih

"Tapi baguslah kau dapat pasangan hidup, Luka" ucap Gumi sambil tersenyum

"Hei,hei, Gumi. kau seperti berbicara aku ingin menikah dengan terong itu saja" ucap Luka menatap Gumi dengan deathglare

"Go, gomenansai"

Tanpa Luka sadari di depan pintu terlihat Gakupo menyeringai kearahnya "Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Luka Megurine" gumamnya

'Gakupo... kau gak tahu kalau si pink itu sedikit suka dengan mu' batin Piko yang disebelahnya sambil memainkan laptopnya

"Enaknya... kau sudah punya tunangan... andaikan aku ada, aku ingin raep tunanganku, kalau boleh tunanganmu boleh kuraep?" gumam Akaito dan mendapatkan leher nyaris ditebas andaikan dia tidak menghindar

dan nasib Akaito adalah dikejar-kejar Gakupo karena membuatnya marah dan kesal (dan cemburu)

Omake end


Mind To Review?