Mr. Butler

.

.

Siapa yang menyangka..

Jika butler baru untuk Huang Zi Tao, adalah orang yang pernah tidur dengannya saat pemuda panda itu mabuk berat.

Penasaran? Chekidot!

.

.

Disclaimer: Semua yang ada di sini, mutlak milik Tuhan Yang Maha Kuasa

Rated: T(+)

Genre: Romance, Humor(?)

Casts: Wu Yi Fan (Kris) + Huang Zi Tao (Tao), slight HunHan, ChanBaek, and others

Warnings: Yaoi, Boys Love, ManXMan, Typo, Misstypo, Weird, Strange, and so'on

.

.

NB:

Tidak suka dengan hal-hal yang saya sebutkan di atas?

Yo wis, nggak apa-apa.

Emasbugu? *emang masalah buat gue? Red.* #plak

.

.

Happy reading

.

.

Enjoy!

.

.

"Hiks!"

Oh Sehun, pemuda bersurai cokelat terang yang mengaku paling tampan sejagad raya itu. Berulang kali harus menghela nafas panjang begitu mendengar pemuda lain di sampingnya masih saja terisak pelan, sembari memandang nanar selembar kertas hasil nilai ulangan kimia beberapa hari yang lalu.

Huang Zi Tao, pemuda yang menangis tadi, kini menatap si tampan Sehun dengan matanya yang berkaca-kaca. Berharap jika pemuda -yang dulunya- cadel itu mau sedikit bersimpati kepadanya.

"Sudahlah panda-hyung. Wajar kalau kau mendapat nilai 45 untuk ulangan kimia kali ini. Soalnya memang tergolong susah sih." ucap Sehun berusaha menghibur Tao. Sedang Tao hanya bisa menghela nafas pelan dan memandang pasrah kertas ulangan kimianya tersebut dengan pandangan hampa.

Sejenak Tao kemudian mulai berpikir lebih jernih, dan membenarkan kata-kata Sehun barusan.

Sigh~

Ya sudahlah, toh semuanya sudah terjadi. Tao tidak mungkin bisa merubah nilainya kecuali jika dia mengikuti remedial minggu depan. Yah, memang hanya itu satu-satunya cara.

"Kalau begitu, daripada kau menggalau ria memikirkan soal nilai kimiamu yang parah itu. Bagaimana jika nanti malam kau ikut denganku, Sehun, dan Chanyeol?" tawar Jongin, salah satu teman Tao yang lain.

Pemuda dengan kantung mata mirip panda itu kemudian memandang satu-persatu wajah temannya dengan kedua matanya yang mengerjap lucu. Bibir plum-nya kemudian bergerak-gerak, dan ia lalu bertanya dengan suara lirih.

"Kemana?"

"Kau akan mengetahuinya nanti." jawab Chanyeol dan mengedipkan sebelah matanya genit. Sang cassanova sekolah itu sedang ingin menggoda Zi Tao rupanya.

"Ta-tapi, bagaimana jika appa-ku tidak mengijinkanku pergi?" tanya Tao kembali, sedikit banyak dia lumayan mengkhawatirkan appa-nya yang super protektif itu.

Kim Jongin, teman Tao yang berkulit dengan warna bak madu itu kemudian berpikir sejenak sembari bertopang dagu. Kedua alisnya bertaut satu sama lain, dan gurat wajahnya menunjukkan kalau dia sedang berpikir keras.

"Tenang saja, nanti aku akan berbicara pada Huang ahjusshi." celetuk Sehun tiba-tiba, membuat Jongin langsung tersentak kaget dan menatap Sehun garang.

"Kau mencuri kata-kataku untuk Tao-hyung.." rajuk Jongin sembari mengerucutkan bibir tebalnya beberapa senti ke depan, sukses membuat Chanyeol dan Sehun merinding geli.

Sehun mengangkat bahunya cuek, tak mengindahkan Jongin yang masih merajuk.

"Berhenti mengeluarkan ekspresi menjijikkan seperti itu Kkamjong! Kau mengerikan!" gurau Chanyeol dan malah membuat Jongin semakin memaju-majukan bibirnya.

.

.

.

.


:: Malamnya, at Exotic Bar ::

Tuk!

"Tambah lagi, –hik!" teriak Zi Tao lantang dan kembali mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. Baik Sehun, Jongin, dan juga Chanyeol tak bisa berbuat apa-apa lagi begitu mereka melihat sahabat polos mereka itu tengah mabuk berat akibat lima gelas wine putih yang Zi Tao tenggak.

Memang, ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan menuju Bar itu, Zi Tao terus-menerus meracau jika ia ingin menghilangkan stresnya dengan meminum sedikit alkohol. Tapi mereka tidak pernah tahu jika akhirnya akan seperti ini.

"Astaga Huang Zi Tao, kau sudah mabuk berat tahu! Dan kau ingin menambahnya lagi?" gerutu Sehun kesal, dan terus menerus mendorong tubuh Zi Tao yang selalu berhambur memeluk tubuhnya.

"Sehunnie, –hik! Kau selingkuh ya? Umm, aku tidak mau –hik, aku tidak mau jadi kekasihmu lagi kalau kau selingkuh.."

Sehun langsung mendelikkan matanya horor begitu ia mendengar Luhan -kekasihnya- yang juga tengah mabuk, mengatakan hal-hal seperti itu dengan wajah yang merona merah.

"Lulu, ini tidak seperti yang kau bayangkan. Kau mabuk oke? Dan, lepaskan tanganmu Huang Zi Tao! Kau mau membuatku diputus oleh Luhan dan dibunuh oleh anak buah appa-mu eoh?" teriak Sehun sebal dan segera menepis tangan Zi Tao yang menggelayut manja di lengannya. Sedangkan Luhan, pemuda manis asli Beijing itu mulai ikut memeluk tubuh Sehun dari samping dan mendorong masuk kepalanya pada leher jenjang Sehun.

"Cereweeet, –hik! Aku mau lagi, mau lagi!" teriak Tao dan pemuda itu mulai berani bertindak anarkis dengan menaiki meja bar.

Sehun menepuk dahinya pelan melihat putera tunggal Tuan Huang itu sedang menggila dan menari-nari tak jelas di tengah keramaian bar. Sesekali ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Jongin dan juga Chanyeol yang tadi bersamanya, telah menghilang begitu saja. Tak beberapa lama, ia kemudian menghentikan pandangan matanya begitu mendapati sosok Jongin yang sekarang tengah –for the God of sake, bercumbu dengan seorang pemuda di sudut ruangan, dan juga Chanyeol yang sibuk menggoda seorang bartender manis bersurai cokelat terang di meja seberang.

Twitch!

Kenapa mereka malah meninggalkannya bersama Tao dan Luhan yang sama-sama sedang mabuk sih?

Sigh~

Sigh~

Sigh~

Sepertinya Oh Sehun sedang diuji kesabarannya hari ini.

"ARRGGGH! Kimia menyebalkan! Jung soensaengnim pabbooo! Dasar mata musaaaang, –hik!"

Huang Zi Tao kembali berteriak dengan kencang mengutuk Jung Yunho -guru kimia di sekolahnya-, dan kembali menari sembari berputar-putar mengelilingi ruangan. Sehun hanya membiarkannya saja, toh ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena Luhan kembali memeluk tubuhnya dengan erat hingga membuatnya terjatuh ke atas sofa di dalam bar tersebut.

"L-Lu?" panggil Sehun pelan saat wajah Luhan tengah mendekat ke arahnya. Sehun lalu termenung sendiri, mengagumi betapa cantiknya wajah Xi Luhan, bahkan saat pemuda itu tengah mabuk berat seperti sekarang ini.

"Sehunnie nappeun eoh?" goda Luhan dan mencubit hidung mancung Sehun. "Memandangiku sampai tidak berkedip seperti itu."

Pemuda dengan surai perak gelap itu tersenyum manis, dan sesekali menggigiti hidung Sehun hingga memerah. Membuat Sehun yang berbaring di sofa sembari ditindihi tubuh Luhan itu hanya bisa membelalakkan matanya kaget.

"Kau yang nakal rusa kecil. Mau menggodaku, hm?"

Luhan terkikik kecil hingga kedua mata bulan sabitnya menghilang. Suara rendah Sehun yang tengah berbisik di tengah hingar-bingar suasana bar yang ramai itu entah kenapa malah membuatnya ingin tertawa. Ia lalu menggigit ujung kuku jari telunjuknya, memasang wajah nakal nan menggoda.

"Aku tidak bisa mendengar suaramu Sehunnie, di sini berisik.." rajuk Luhan ikut berbisik di telinga Sehun. Jemari lentiknya yang tadi dia gigit itu ia ketuk-ketukkan di dada Sehun yang berbalutkan kemeja berwarna putih tulang.

"Jadi, tempatmu, atau tempatku?" tawar Sehun kemudian, dan segera menggendong tubuh Luhan keluar dari bar.

Sementara itu, Huang Zi Tao yang masih dalam keadaan mabuk dan sibuk dengan tarian anehnya kini mulai mengambil tempat duduk secara serampangan di dekat seorang pria yang tengah tertidur di atas sofa di seberang sofa tempat Sehun dan Luhan tadi berada.

Zi Tao lalu menyipitkan kedua mata pandanya, dan mengguncang-guncangkan kaki pria tersebut hendak menyuruhnya untuk menyingkir.

"BANGUUUN! Ini tempatku –hik!" teriak Tao dan kembali mengguncangkan kaki pria berambut pirang gelap itu. Huang Zi Tao kontan merengut ketika pria itu tak kunjung bangun. Dengan wajah yang masih memerah akibat pengaruh alkohol, Tao kemudian bangkit dari posisi duduknya dan mulai merangsek mendekati wajah pria yang tengah tidur berselonjor di atas sofa sembari menutupi wajahnya menggunakan sebelah lengannya.

"Hei! Hei! Kau tidak dengar kata-kataku eoh? Bangun! Bangun! Banguuun! Ini tempatku, milik Huang Zi Tao, –hik!" Tao kembali meracau tak jelas, dan menyentuh pipi pria tersebut berulang-ulang, hingga akhirnya pria berambut pirang itu sedikit terusik akan tingkah Zi Tao.

"TSK! BERISIK! Kau tidak lihat aku sedang tidur ya?"

Huang Zi Tao yang terkejut kala pria itu tiba-tiba bangun dan berteriak dengan cukup keras, langsung saja tersentak kaget hingga tubuhnya terpental menabrak meja.

"Awh~" Zi Tao merintih lirih sembari mengusap bagian belakang kepalanya yang terantuk bagian pinggir meja. Ia kemudian mendongakkan kepalanya dan memandang sesosok pria tampan –sangat tampan malah, dengan alis tebal yang sedang bertaut kesal, bibir seksi berwarna merah merekah yang tengah melengkung ke bawah, tatapan mata setajam elang, dan juga rahang tegasnya yang terlihat begitu menawan. Intinya, Huang Zi Tao sepertinya telah terpesona pada sosok rupawan di depannya itu.

"Hihihi, kau tampan sekali ahjusshi.. Aku jadi tidak tega marah kepadamu." ucap Tao sembari terkikik kecil. Perlahan ia mulai bangkit dan kembali berjalan mendekati pria itu.

"Kau mabuk ya?" tanya pria tampan itu dan memandang Tao sangat tajam. Sedang Tao malah memiringkan kepalanya ke kiri, tak mengerti dengan pertanyaan pria tersebut.

"Aku tidak, –hik! Aku tidak mabuk kok ahjusshi, tenang saja, tenang saja, hehehe.."

Pria itu hanya mendengus geli melihat Tao yang sedang mengibas-ngibaskan sebelah tangannya di depan wajah tampan bak pangeran pria tersebut. Huang Zi Tao lalu merebahkan tubuhnya ke arah lengan sofa yang ia duduki, dan meletakkan kepalanya di sana.

Dengan pandangan matanya yang sayu ia menatap pria di hadapannya itu dengan penasaran.

"Kenapa masih ada pria tampan sepertimu di Korea sih? Kenapa kau tidak pindah saja ke Amerika dan menjual wajahmu itu ke Hollywood?" tanya Tao dengan begitu ngawurnya, membuat pria berambut golden brown tersebut sangat yakin seratus persen jika bocah di depannya ini pasti mabuk berat.

"Berapa umurmu? Kenapa bocah ingusan sepertimu bisa memasuki bar ini hingga mabuk, heh?" tanya pria itu kemudian, sembari memandangi Zi Tao dari ujung kepala hingga kaki.

Huang Zi Tao yang ditanyai seperti itu hanya tertawa terbahak-bahak hingga ia harus memegangi perutnya sendiri. Tak beberapa lama kemudian tawa Zi Tao mulai mereda, dan Zi Tao kembali memandangi pria itu dengan pandangan sendu.

"Aku frustasi tahu.." rajuk Tao sembari mengerucutkan bibir plum-nya. Pemuda manis itu kemudian memainkan jemari-jemari tangannya tak menghiraukan tatapan heran yang dilontarkan pria tersebut.

"Frustasi kenapa? Diputuskan oleh kekasihmu?" tanya pria itu kembali dan mulai menyamankan posisi duduknya untuk menyimak obrolannya bersama Zi Tao.

Zi Tao tak kunjung menjawab, ia hanya terdiam dengan kedua matanya yang kadang menutup kadang terbuka. Tiba-tiba Zi Tao langsung bangkit dari posisi berbaringnya tadi, membuat pria tampan itu terkejut. Apalagi sekarang Zi Tao malah mencondongkan tubuhnya pada tubuh pria tadi.

"Sok tahu!" desis Zi Tao kesal, dan memandang tajam pria blonde itu dengan pandangan matanya yang memicing berbahaya. "Aku dapat nilai jelek untuk ulangan kimiaku. Puas?"

Pria blonde itu kontan mengulum senyum geli mendengar penuturan Zi Tao barusan. Ia kemudian memandang Zi Tao yang tengah merajuk dengan tatapan lembut.

"Jadi karena hal itu kau frustasi dan mabuk-mabukan seperti ini?"

Huang Zi Tao mengangguk pelan, dan kembali memundurkan tubuhnya menjauhi tubuh si blonde.

"Habis, aku pasti malu jika appa mengetahuinya."

"Apa ayahmu akan marah besar?"

Zi Tao termenung lagi dengan jari telunjuk yang menyentuh ujung dagunya. Ia tengah berpikir keras saat ini, ketika ia ingin menjawab pertanyaan pria di depannya itu.

"Tidak sih. Dia tidak pernah memarahiku sebelumnya. Tapi –hik!"

Brussk

Pria berambut pirang itu tiba-tiba saja mengulurkan jemari panjangnya ke arah helaian Zi Tao yang sehitam arang dan mengusap lembut kepala pemuda panda itu. Zi Tao kontan mendongak dengan wajah yang bersemu merah, entah karena efek alkohol atau memang dia sedang malu, dan menikmati perlakuan pria di depannya tersebut.

"Wajahmu merah. Kau mabuk lagi?"

Zi Tao menggeleng pelan dan langsung memasang senyum semanis mungkin hingga mata pandanya membentuk sebuah bulan sabit kecil yang cantik. Pipi tembam Zi Tao yang merona tipis semakin menegaskan betapa manis dan menawannya seorang Huang Zi Tao, bahkan untuk ukuran seorang pria sekalipun.

"Kau, ternyata manis juga." ucap pria pirang itu, dan mengarahkan jemarinya tadi untuk menyentuh kulit sehalus porselen pipi Zi Tao.

"Ahjusshi merayuku ya?" tanya Zi Tao sambil terkekeh pelan. Menggoda si blonde tampan yang terlihat dandy dengan kemeja hitam berlengan pendek, serta celana katun yang membungkus kaki jangkungnya.

Pria blonde itu tersenyum tipis, dan mulai mendekatkan wajahnya ke arah Zi Tao, di kala suara musik yang meramaikan suasana bar itu terdengar semakin menghentak.

"Kalau aku jawab iya, bagaimana?" bisik pria tersebut tepat di depan telinga Tao.

Begitu merasakan ada yang menggelitik salah satu titik tersensitifnya itu Tao kembali terkekeh. Dan kali ini lebih keras dari yang pertama.

"Mei guan xi, toh ahjusshi cukup pantas untuk merayu seorang Huang Zi Tao yang tampan ini.."

"Geurae? Kalau aku melakukan hal yang lebih daripada merayumu, bagaimana?" tanya si blonde lagi, tapi kali ini cukup sukses untuk membuat Zi Tao terdiam dan mengerutkan dahinya bingung.

"Misalnya?"

"Misalnya seperti ini.."

My first kiss, went a little like this..

Cup

Tao tersentak kaget, ketika pria blonde itu malah mendekatkan kembali wajahnya dan meraup bibir plum Zi Tao, lalu melumatnya pelan.

And twist..

Cup

Cup

Jemari Tao mulai terangkat dan berniat mendorong tubuh pria itu menjauh. Hanya saja, Zi Tao tidak tahu kenapa ia malah menggunakan jemarinya itu untuk meremas kemeja si pria pirang di depannya.

And twist..

Cup

Cup

"Nghh! Ahjussh-mmph, andwae!"

Huang Zi Tao hendak berontak saat ciumannya bersama pria blonde itu terasa semakin panas. Dengan sedikit kesadaran yang Zi Tao miliki, setidaknya ia tidak mau jika kegiatan membuang stresnya akan berakhir seperti ini, Zi Tao mulai menggerak-gerakkan tubuhnya brutal, berharap jika ia bisa terlepas dari pelukan si blonde.

Pria blonde yang masih mengekang tubuh Tao itu tidak tinggal diam. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengunci tangan Tao, sedang tangannya yang lain ia gunakan untuk memeluk tubuh si pemuda panda erat-erat.

Well my first kiss, went a little like this..

Cup

Zi Tao mengerang frustasi. Paru-parunya sontak terasa semakin sesak ketika ciumannya itu sudah melebihi ambang batas kewajaran. Sesekali ia juga mengumpat backsound yang sekarang sedang berputar di bar itu. Bagaimana tidak? Sepertinya lagu yang dibawakan oleh penyanyi 3OH!3 yang berkolaborasi dengan Kesha itu malah membuat pria blonde di depannya tersebut semakin tidak mau untuk melepaskan tubuhnya –lebih tepatnya bibirnya, barang sedetik pun.

I said no more teachers

And no more books

I got a kiss under the bleachers

Hoping that nobody looks

Pria blonde itu kemudian melepaskan tautan bibirnya pada bibir Zi Tao, dan langsung memasang wajah mengejek saat melihat pemuda di depannya itu terengah-engah mengambil gas oksigen sebanyak mungkin.

"Bahkan bibirmu juga sangat manis, panda.."

"M-mwo –mpph!"

Cup

Cup

Lips like liquorish

Tongue like candy

Huang Zi Tao kembali membelalakkan kedua matanya kaget saat pria blonde itu dengan beraninya menggigit bibir bagian bawahnya, dan tanpa sengaja membuatnya membuka mulutnya paksa, sehingga daging tak bertulang milik si blonde itu dengan leluasa bergerilya di dalam mulut Zi Tao.

Cup

Pemuda panda itu kemudian menghela nafas lega saat pria tampan berambut pirang itu mau melepaskan tautan bibir mereka sejenak. Tapi tak lama kemudian ia kembali membulatkan kedua bola matanya yang seindah black pearl itu ketika si pria pirang bertanya sembari mengikuti alunan lagu yang terdengar.

"Excuse me princess, but can I get you out your panties?"

"Neon, j-jeongmal michyeosseo!" desis Zi Tao pelan saat tubuhnya dengan mudah diangkut oleh si blonde bagaikan mengangkat sebuah karung beras.


In the back of the car..

Bukh!

"Awh!"

Zi Tao melenguh pelan saat tubuhnya menghantam bagian belakang sebuah mobil jenis Porsche berwarna hitam metalik, yang dia ketahui milik Chanyeol, dan langsung menatap tajam si pelaku yang telah membuat punggungnya terasa sangat sakit akibat terbentur oleh badan mobil kendaraan mewah tersebut.

Cup

Cup

Huang Zi Tao lalu menjambak helaian pirang pria tampan yang kembali menciumnya brutal itu. Sering kali ia juga harus memekik kecil saat si blonde dengan seenaknya menggigiti leher jenjangnya hingga menimbulkan beberapa noda berwarna kemerahan yang dipastikan tidak akan bisa hilang untuk beberapa hari ke depan.

With my fingers in your hair

Baby, this is it..

"Ya! Kita mau kemana?"

Zi Tao berteriak panik, saat pria blonde itu kembali menyeretnya menjauhi bar, dan membawanya pergi ke suatu tempat.

"Apartemenku."

.

.

He won't ever get enough

Once he gets a little touch

If I had it my way

You know that I'd make him say

"Ukh! Stop it! Sakit pabbo!" pekik Zi Tao sembari menatap tajam si blonde yang kini tengah menghentikan gerakannya di atas tubuh Zi Tao.

Pria blonde itu kemudian balas memandang tajam Zi Tao yang sedang berbaring di bawah tubuhnya, dan mendengus kesal melihat ekspresi yang dikeluarkan Zi Tao saat ini.

"Apa kau mau aku menghentikannya sekarang?" tanyanya sebal.

"Tentu saja tidak!" balas Zi Tao cepat.

"Kalau begitu diamlah panda!"

"Tapi kau melakukannya terlalu cepat bodoh, rasanya sakit."

"Cerewet, diam sana!"

"Dasar ahjusshi jelek!"

"Bocah ingusan!"

"Kenapa tidak bergerak? Jangan diam saja bodoh!"

"Kan tadi kau sendiri yang menyuruhku untuk berhenti?"

"Aigoo~ Tau begini mana mau aku jadi bottom?"

"Bawel! Dari wajahmu saja sudah kelihatan kalau kau hanya cocok sebagai bottom!"

"Apa kau bilang?"

"Tidak lupakan saja.."

He won't ever get enough

Once he gets a little touch

If I had it my way

You know that I'd make him say

"Uuuuukh, pelan-pelan pabbo! Yaaaaa!"

"Aish, bocah ini.."

.

.

Begitu terbangun dari tidurnya, Zi Tao segera membuka kedua matanya perlahan dan mengedarkannya ke segala arah. Mengernyit bingung, Zi Tao sepertinya tidak tahu apartemen siapa yang ia tempati sekarang ini. Mendadak pemuda bermata panda itu kemudian memegangi kepalanya yang berdenyut sakit. Efek dari minuman beralkohol yang ia konsumsi semalam.

"Arrrgh, appo-yo.."

Cklek~

"Oh, aku baru saja ingin membangunkanmu." ucap seseorang, membuat Zi Tao menolehkan kepalanya kaget. Dan memandang seorang pria berambut blonde yang sedang membawa setumpuk pakaian –sepertinya milik Zi Tao, sembari tersenyum manis.

"Bagaimana kondisimu?"

Zi Tao membuka dan menutup mulutnya mirip ikan mas berulang-ulang. Ia kemudian semakin menajamkan penglihatannya dan menatap sosok pirang misterius di depannya itu intens.

"K-kau, siapa ahjusshi?" tanya Zi Tao sedikit terbata-bata. Membuat sosok pirang tampan di depannya itu lalu terkekeh geli.

"Cepat mandi dan pakai bajumu sana!" perintah si blonde itu dan melemparkan setumpuk pakaian milik Zi Tao ke pangkuan si pemuda panda yang tengah memandang ngeri puluhan bercak kemerahan yang ada di sekujur tubuhnya itu.

"HYYAAAA! APA YANG SUDAH AKU LAKUKAAAANN!"

.

.

.

.

.

.


Dan sekarang ini Huang Zi Tao hanya bisa duduk bersimpuh di depan sang ayah, Huang Zhou Mi yang juga tengah memandang si putra semata wayangnya dengan pandangan menusuk. Membuat tiga pemuda lain sahabat Zi Tao –sebut saja Sehun, Chanyeol, dan juga Jongin, yang sedang berdiri di pojok ruangan hanya menundukkan kepala mereka takut.

"Appa sudah tidak bisa membiarkan ulah nakalmu lagi Zi Tao. Pertama, kau mendapatkan nilai jelek untuk ulangan kimiamu! Jangan melotot ke arah temanmu, Jung-soensaengnim sendiri yang kemarin menghubungi appa! Kedua, kau ternyata sudah membohongi appa dengan pergi ke bar, bahkan sampai tidak pulang ke rumah segala! Mau jadi apa kau nak?" tanya tuan Huang pilu, dan memandang sang putera itu miris.

"Appa, tolong maafkan Zi Tao appa. Zi Tao khilaf, Zi Tao janji tidak akan mengulanginya lagi appa. Maafkan Zi Tao appa, jebaaaaal.."

Si pemuda panda itu kemudian mulai bangkit berdiri dan memeluk kaki sang ayah erat.

"Hiks, mianhae appa.."

Begitu mendengar suara isak tangis Zi Tao, tuan Huang pun segera memandang sang anak kesayangan pilu, dan mulai merengkuh tubuh mungil Zi Tao ke dalam pelukannya, sembari mengusap surai lembut sang anak.

"Sudah baby, jangan menangis ya? Appa sudah memaafkanmu.." ujar tuan Huang lembut dan menepuk-nepuk pelan punggung Zi Tao.

Zi Tao kemudian menyeringai kecil, dan segera menoleh menghadap ke arah ketiga sahabatnya sambil menyentuhkan ujung ibu jari dan telunjuknya membentuk kata "OK".

Aku berhasil –teriaknya bangga dalam hati. Diikuti sorakan pelan dari Sehun, Chanyeol, dan Jongin.

"Tapi nak.." panggil tuan Huang kemudian sambil melepaskan pelukannya dari Zi Tao, membuat Zi Tao kembali diam dan mengeluarkan air mata buayanya, lalu memandang wajah tampan appa-nya yang sedang memandangnya serius.

"Ne, appa.."

"Karena tingkahmu yang sudah keterlaluan kepada appa itu, appa terpaksa memindahkanmu –otomatis sekolahmu juga, ke Mokpo." ujar tuan Huang dengan entengnya sembari memamerkan senyuman tampannya ke arah Zi Tao.

"Mwo?"

"Mwo?"

"Mwo?"

Pekik trio kwek-kwek JongHunYeol keras, sedang Zi Tao hanya memandang sang appa tak percaya.

"Aku pikir appa sudah memaafkanku!" sentak Zi Tao tidak terima.

"Appa memang sudah memaafkanmu, baby.."

"Tapi kenapa appa memindahkanku ke tempat antah berantah itu?"

Tuan Huang tersenyum tipis, dan kembali mengusap helaian rambut sang putera.

"Jangan membantah oke? Lagipula selama kau di sana appa sudah menyediakan sitter untukmu.."

"Ya! Aku bukan bayi lagi appa!"

"Err, baiklah-baiklah. Anggap saja dia butler-mu kalau begitu."

Zi Tao menautkan dahinya hingga alisnya menyatu. Ia pun kemudian memandangi ketiga sahabatnya yang hanya bisa mengangkat bahu mereka tanda tak ingin ikut campur. Yeah, setidaknya butler lebih enak didengar ketimbang sitter.

Mendengus kesal, Zi Tao kemudian kembali memandang sang appa tajam, dan mengerucutkan bibirnya beberapa senti ke depan.

"Apa dia ada di sini sekarang?" tanya Zi Tao, dan segera dibalas anggukan kecil oleh tuan Huang.

Ctik!

Pria paruh baya itu kemudian menjentikkan jarinya sekali. Sedikit mencoba berlagak ala bos-bos mafia di dalam film yang pernah di tontonnya. Hingga akhirnya dalam sebuah ruangan muncul-lah sesosok tubuh yang amat jangkung, dan berjalan perlahan mendekati Zi Tao dan tuan Huang.

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

"Nah, Wu Yifan, ini putera tunggalku Huang Zi Tao, dan Zi Tao, ini Wu Yifan –tapi panggil saja dia Kris, dan dia adalah orang yang akan menjadi sitter –eh butler-mu selama kau tinggal di Mokpo besok." ujar tuan Huang dan saling memperkenalkan Zi Tao kepada butler barunya tersebut.

Huang Zi Tao hanya memandang pria tampan di depannya itu dengan mata tak berkedip. Rambut pirang si butler baru itu membuat Zi Tao teringat akan seorang pria blonde yang telah menemaninya menghabiskan malam mereka bersama, di dalam sebuah apartemen kecil di pinggiran kota.

Kris –atau Wu Yifan, butler baru Zi Tao itu lalu mengulurkan sebelah tangannya kepada Zi Tao, membuat Zi Tao hanya diam meskipun dia tetap menyambut uluran tangan Kris.

"Halo baby panda, aku Kris. Dan aku akan menjadi orang yang me-ne-ma-ni-mu selama kau tinggal di Mokpo. Semoga kita bisa menjadi teman yang baik ya?"

Zi Tao kemudian mengangguk kecil saat Kris menggerak-gerakkan tangannya, sembari memasang sebuah seringaian setan hingga membuat bulu kuduk Zi Tao kontan berdiri. Kris kemudian memajukan kepalanya mendekati Zi Tao, dan mulai berbisik lirih di telinga bocah manis tersebut.

"Ngomong-ngomong bocah panda. Sepertinya aku kembali merindukan suara teriakanmu, sama ketika kemarin kau berada di dalam kamar apartemenku. Bagaimana? Apa kau tertarik untuk mencobanya ketika kita sudah tiba di Mokpo, hm? Bukankah itu ide yang jenius?"

Pemuda yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu kemudian segera menarik kepalanya cepat, dan menghindari Kris sejauh yang ia bisa. Sejenak kemudian ia kembali memandang Kris menggunakan kedua matanya yang membola lucu, dan langsung mulai merapalkan doa seolah sosok Kris di depannya ini adalah makhluk sejenis iblis yang tak sengaja telah lepas ke bumi.

Oh Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Jauhkanlah diriku ini dari godaan setan yang terkutuk.

Amiiin…

.

.

.

To Be Continued :D

.

.

.

Next?

.

.

.

Sign

autumnpanda :D