LIMA DETIK…

.

.

Main Cast :

Cho Kyuhyun

Leeteuk

.

Genre : Friendship, Brothership

Rated : K+

Warning : Typo (s), bored, bad plot, OoC

Diclaimer : All Cast belong to God and themselves, I just own this story plot

.

LyELF

~Happy Reading~

.

"Kau yakin tidak apa-apa jika seperti ini, Teuki-ah?"

Suster kepala memandang Leeteuk yang berdiri di hadapannya dengan ragu. Ia menatap kertas yang ada di tangannya dan Leeteuk secara bergantian.

Leeteuk terdiam di tempat. Tak biasanya wajah itu terlihat tanpa ekspresi walau kedua tangan yang terkulai di sisi tubuhnya sudah terkepal erat.

Leeteuk menarik napas dalam lalu mengulas senyuman sebelum berucap, "Aku yakin, suster kepala."

"Tapi Kyu bisa kaget jika seperti ini. Dia akan langsung menolak."

"Kyuhyun tidak akan bisa menolak saat harinya tiba. Dia pasti akan menerimanya. Aku berani menjamin itu," ujar Leeteuk yakin walau hatinya berdenyut sakit saat mengucapkan hal tersebut.

Suster kepala menatap Leeteuk lagi secara intens. Helaan napas keluar dari bibirnya. Ia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "Aku percaya padamu."

Leeteuk hanya bisa tersenyum tipis.

"Tuan dan nyonya Cho akan datang sabtu ini," ucap suster kepala memberikan info.

Senyuman sedih langsung terpantri di wajah Leeteuk. Suster kepala bisa melihat hal itu dengan jelas. Ia melangkah dan menepuk-nepuk pundak anak yang ada di hadapannya.

"Teuki harus kuat nde?" lirih suster kepala. Leeteuk tak menjawab ucapan itu. Kepalanya hanya mengangguk samar.

Setelah perbincangan singkat itu, Leeteuk undur diri. Leeteuk berjalan menyusuri lorong panti ini dengan lemas. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan bersandar di dinding lorong itu. Terdiam beberapa saat sambil bergelut dengan pikirannya sendiri.

Setetes air mata tiba-tiba lolos dari pelupuk matanya. Mengalir indah di pipi putihnya.

"Sabtu ini…" gumam Leeteuk pelan.

Orang tua angkat Kyuhyun akan datang sabtu ini… Itu berarti hanya tersisa 3 hari lagi dirinya bisa bersama Kyuhyun. Leeteuk menggelengkan kepalanya, berharap hal itu tidak terjadi. Hatinya benar-benar berteriak agar tidak mengizinkan Kyuhyun untuk pergi. Tapi…

Leeteuk mengusap wajahnya kasar. Menghapus jejak air mata di pipinya.

"Kau tidak boleh egois, Teuki," ucapnya pada dirinya sendiri, "Ini yang terbaik untuknya."

Hembusan napas panjang meluncur dari bibirnya. Leeteuk menegakan posisi berdirinya hendak melangkah. Namun perhatiannya teralih pada sebuah jendela di lorong itu. Jendela yang mengarah ke teras belakang panti.

Terlihat beberapa anak tengah bermain di sana. Leeteuk tersenyum mendapati sosok Kyuhyun berada di antara kumpulan anak-anak itu. Anak lobak itu tengah duduk melingkar bersama empat anak lainnya.

"Benar begitu, Kyunie. Bermainlah seperti itu," lirih Leeteuk, "Jangan hanya memandang jam seperti kemarin-kemarin."

Tiga hari sudah berlalu sejak awal permainan lima detik ini. Selama itu, Leeteuk benar-benar menjaga jarak dari Kyuhyun. Sebisa mungkin ia tidak berkumpul dengan anak-anak lainnya dulu dan membuat sosoknya bagaikan menghilang. Ia menyibukan diri dengan tugas maupun membantu suster pengasuh. Walaupun begitu, perhatian Leeteuk tetap penuh kepada Kyuhyun. Tanpa Kyuhyun sendiri sadari, Leeteuk sering memperhatikannya baik dari jarak jauh maupun dekat. Jadi tidak heran jika Leeteuk tahu bahwa dongsaengnya itu hanya menatap jam dinding selama 3 hari kemarin.

Tapi untunglah, hari ini Kyuhyun mulai bisa berbaur lagi. Kyuhyun tidak fokus pada jam dinding dan mulai bermain dengan yang lainnya. Setidaknya dengan bermain seperti itu, pikirannya ke Leeteuk bisa sedikit teralih. Itu yang terpikirkan oleh Leeteuk.

"Kyunie—"

"Teuki! Kemarilah!"

Seruan itu membuat Leeteuk menoleh dan menatap salah satu suster pengasuh dengan bingung. Namun ketika melihat suster itu terlihat sibuk dengan beberapa kotak, Leeteuk tersenyum mengerti. Leeteuk langsung berlari untuk menghampiri suster itu.

.

.

"Chwang, Wookie, Minho, Jong…" Kyuhyun menatap keempat temannya secara bergantian dengan tatapan serius, "Kalian harus menemani Kyu hari ini. Pokoknya kalian tidak boleh pergi kemana-mana."

Bak seorang raja, Kyuhyun memberikan titah kepada keempat temannya tanpa ada celah untuk di ganggu gugat. Keempat anak yang namanya di serukan Kyuhyun dan tengah duduk melingkar bersama ini hanya mengerjapkan matanya bingung. Tumben sekali anak bebek itu mau bermain terus menerus bersama mereka.

"Kalian harus buat Kyu tertawa. Jangan buat Kyu bosan. Kalian tidak boleh meninggalkan Kyu sendiri, arrachi?" tambah Kyuhyun sambil tersenyum misterius.

Changmin dan Ryeowook hanya menganggukkan kepala sekilas sambil meminum susu kotak masing-masing. Sedangkan Minho dan Jonghyun hanya memandang Kyuhyun heran dengan tatapan polos mereka.

"Tumben kau mau main bersama kami, Kyu," seru Minho.

Kyuhyun mendengus sebal, "Memangnya tidak boleh?"

Keempat anak di hadapan Kyuhyun hanya mengerjapkan matanya tanpa menjawab pertanyaan itu. Melihat itu, Kyuhyun mulai menunjukkan ekspresi cemberutnya.

"Kalian tidak mau bermain dengan Kyunie?" tanya Kyuhyun lagi dengan mata berkaca-kaca.

"Eh? Bukan begitu maksud kami," ralat Minho sambil menyengir canggung.

"Maksudnya… Anak bebek tidak ikut induk bebek?" celetuk Jonghyun menjelaskan.

Kyuhyun langsung memberikan tatapan tajam pada Jonghyun yang hanya terkikik geli. Kyuhyun enggan menjawab pertanyaan itu. Ia terdiam dan menghembuskan napas berat. Ekspresinya pun berubah menjadi sedih.

"Kau bertengkar dengan Teuki hyung ya?" tanya Ryeowook.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

"Ah, berarti Teuki hyung sedang marah padamu? Kau pasti nakal Kyu~" tuduh Changmin yang berspekulasi.

Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal, "Kyu tidak nakal, Chwang!" elaknya dengan tegas.

Changmin terkekeh melihat respon yang di tunjukan Kyuhyun. Ia menepuk-nepuk kepala teman yang duduk di sampingnya itu namun Kyuhyun langsung menepis tangan jahil itu.

"Tapi beberapa hari ini aku tidak pernah melihatmu bersama Teuki hyung lagi," ujar Jonghyun.

"Benar. Aku justru sering melihatnya duduk di depan jam dinding sejak kemarin. Kau mau julukan baru, Kyu?" timpal Changmin, "Anak jam?"

Ucapan Changmin sontak membuat yang lainnya tertawa. Sedangkan yang di ejek hanya mengerucutkan bibirnya lucu.

"Aku dan Teuki hyung sedang bermain," seru Kyuhyun membuat keempat temannya berhenti tertawa dan menatapnya bingung.

"Main apa?" gumam Minho.

Kyuhyun tersenyum tipis sambil mengeratkan pelukannya pada unsoo, "Namanya… Permainan lima detik."

Mendengar nama permainan yang aneh dan asing itu, keempat teman Kyuhyun mulai menatap anak itu penasaran.

"Mainan apa itu?" koor keempat anak itu bersamaan.

"Jadi…" Kyuhyun merubah ekspresinya menjadi serius dan mengangkat jari telunjuk, berpose layaknya guru yang akan menjelaskan.

"Aku hanya akan bertemu dengan Teuki hyung sebanyak dua kali dalam sehari, siang dan malam. Masing-masing hanya selama 5 detik. Aku tidak boleh bertemu dan berbicara dengan Teuki hyung di luar waktu yang di berikan."

"Woooaaaa~"

Kyuhyun memutar bola matanya malas mendengar seruan takjub dan mata berbinar dari keempat temannya. Harusnya teman-temannya prihatin pada dirinya yang saat ini sedang sedih, hiks…

"Jadi… Jadi…" Changmin membuka kedua telapak tangannya dan menghitung jumlah jari di tangannya dengan serius," Kau hanya bertemu 10 detik dengan Teuki hyung dalam sehari, Kyu?"

Kyuhyun mengangguk lemas.

"Woooaaaa~"

"Lalu nanti yang menang dapat hadiah apa?" tanya Ryeowook penasaran.

"Kalau aku berhasil memenuhi persyaratannya, Teuki hyung akan belikan jam tangan bumblebee yang aku inginkan."

"Wooooaaaaa~"

Kyuhyun mendengus sebal dan memandang malas keempat temannya yang sudah berkoor takjub sebanyak tiga kali secara bersamaan setelah mendengar ucapannya.

"Tapi aku kangen Teuki hyung," lirih Kyuhyun.

Jonghyun dan Changmin yang duduk di sisi kanan dan kiri Kyuhyun hanya menepuk pundak temannya sebagai tanda prihatin.

"Tapi Kyu…" Ryeowook mulai bersuara lagi, "Apa yang kau lakukan saat bersama Teuki hyung dalam waktu 5 detik?"

Kyuhyun meringis mendengar pertanyaan itu. Ia menggelengkan kepalanya, "Aku hanya diam."

Kepala Kyuhyun tertunduk lesu, "Aku ingin cerita banyak pada Teuki hyung. Tapi… saat melihatnya aku justru tidak bisa bicara. Aku hanya memandangnya dan sesekali memanggil namanya."

Keempat teman Kyuhyun menggelengkan kepalanya secara serempak.

"Harusnya bicara saja," seru Changmin.

"Benar. Padahal hanya punya 5 detik untuk bertemu tapi tidak bicara apapun. Ckck," celetuk Minho.

"Atau…Peluk saja Teuki hyung kalau Kyu kangen," timpal Jonghyun memberi saran.

Kyuhyun terlihat berpikir lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Lima detik itu cepat sekali," ucap Kyuhyun sedikit mendramatisir.

Mereka berlima pun terdiam sejenak seperti memikirkan sesuatu hingga Changmin menjentikan jarinya. Changmin mendekatkan dirinya kepada Kyuhyun dan menatap temannya itu dengan senyuman misterius.

"Wae Chwang?" Kyuhyun mulai risih di perhatikan seperti itu.

Changmin terkekeh pelan, "Kalau waktunya cepat maka Kyu harus bicara cepat juga."

"Maksudnya?" Kyuhyun memiringkan kepalanya bingung, "Bicara cepat?"

Changmin mengangguk pasti. Ia memperhatikan keempat temannya secara bergantian sebelum fokus menatap Kyuhyun.

"Ayo latihan!"

.

.

.

o~o~o TeuKyu o~o~o

Jarum panjang di jam dinding sudah menunjukan pukul 9 malam. Sudah termasuk larut untuk jam malam di panti asuhan ini. Semua anak sudah berada di dalam kamar masing-masing dan terlelap di ranjangnya. Namun sepertinya masih ada satu anak yang setia duduk di ruangan santai dekat tangga. Anak itu memandang jam dinding dan arah pintu secara bergantian. Ekspresinya menunjukkan bahwa dia sedang cemas karena orang yang di tunggunya tak kunjung terlihat.

Berbagai macam dugaan kenapa Kyuhyun tak kunjung muncul untuk memenuhi pertemuan lima detik mereka. Sudah hampir 20 menit Leeteuk berada di sini untuk menunggu tapi sosok adiknya tak juga muncul.

Leeteuk menggelengkan kepala saat beberapa dugaan buruk seperti Kyuhyun sakit ataupun Kyuhyun marah padanya terlintas dalam pikiran. Mata Leeteuk menerawang jauh ke depan. Lima menit lagi anak itu tidak muncul, Leeteuk akan pergi dari tempat ini.

Tidak bisa menunggu lima menit yang terasa seperti berjam-jam itu, Leeteuk beranjak berdiri dari duduknya. Kakinya hendak melangkah pergi. Mungkin ia akan mengintip ke kamar Kyuhyun untuk memastikan terlebih dahulu, barangkali saja Kyuhyun sudah tertidur setelah makan malam.

Namun baru dua langkah, Leeteuk berhenti dan terdiam di tempatnya lagi. Sebelah alisnya terangkat saat melihat bayangan di ambang pintu. Dan tak berapa lama sebuah kepala menyembul dari balik pintu itu.

Kyuhyun terlihat kaget saat menyadari Leeteuk tengah menatapnya bingung. Ia langsung menarik kepalanya lagi. Sudah 20 menit juga Kyuhyun berada di balik dinding sebelah pintu. Dia bersandar sambil merapalkan beberapa kata, sesekali melongok ke dalam dan menatap Leeteuk.

Kyuhyun menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan berusaha membuat dirinya tenang. Tangan kanannya menggenggam erat daun yang ada di atas kepala unsoo sedangkan tangan kirinya menggenggam erat sebuah kertas.

Sebelum Leeteuk bersuara untuk memanggil, Kyuhyun sudah muncul terlebih dahulu. Anak itu berlari kecil dan berdiri tepat di hadapannya. Kepalanya sedikit tertunduk. Leeteuk menautkan kedua alisnya dengan sikap Kyuhyun yang tidak seperti biasanya.

Beberapa saat mereka terdiam. Leeteuk masih setia dengan pemikirannya sendiri. Hingga akhirnya, Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatap hyung nya bingung.

"Teuki hyung tidak menghitung?" tanya Kyuhyun polos.

Leeteuk sedikit terkejut namun menyengir canggung. Merutuk kebodohannya yang lupa untuk menghitung waktu.

Tanpa membuang waktu yang pastinya sudah lebih dari lima detik mereka berhadapan ini, Leeteuk menganggukkan kepalanya. Kyuhyun menarik napas dalam saat Leeteuk akan membuka mulutnya.

"Sa—"

"Teuki hyung, aku sangat merindukanmu. Banyak hal yang ingin ku ceritakan—"

"—tu."

"Dua…"

"Aku bingung harus memulai darimana. Aku kesal pada suster Kim, dia memarahiku tadi karena aku lupa membereskan tugasku. Lalu—"

"Ti—"

"—Aku juga kesal pada Min Woo! Dia mengambil pensilku dan tidak mau mengembalikannya. Aku mau memukulnya tapi aku ingat ucapan Teuki hyung. Terus, terus… Aku juga senang bisa main sama Chwang, Wookie, Minho dan Jong. Mereka baik—"

Leeteuk tercengang saat mendengar Kyuhyun yang berucap dengan sangat cepat bahkan tak terdengar jeda dalam kalimatnya. Terkadang apa yang di ucapkan pun tidak terdengar jelas. Kyuhyun berucap bagaikan kereta KTX. Dan hal itu sukses membuat Leeteuk menghentikan acara berhitungnya baik sadar maupun tak sadar. Dia tidak berpikir untuk berhitung lagi. Hitungan waktu berhenti begitu saja dan Leeteuk lebih fokus mendengar setiap ucapan Kyuhyun.

"Tapi, tapi Kyu sedih. Kemarin Kyu mimpi appa dan eomma. Kyu juga mimpi Jung Soo hyung. Aku merindukan mereka semua. Setelah bangun, Kyu mau ketemu Teuki hyung tapi tidak bisa. Akhirnya Kyu menangis sendirian di kamar."

"Kyu benar-benar merindukan Teuki hyung. Aku mau cerita banyak hal, Teuki hyuuunggg~"

Akhirnya ucapan bagai kereta KTX itu berhenti juga. Wajah Kyuhyun terlihat merah padam karena kekurangan oksigen setelah berucap cepat itu. Napasnya terengah-engah. Dia menatap Leeteuk dengan mata berair.

Leeteuk terdiam masih dengan ekspresi bingung dan kaget. Beberapa saat saling berpandangan hingga Leeteuk mulai tersenyum geli.

"Mmpphhh-ahahahahaha"

"Eoh?"

Kyuhyun memiringkan kepalanya bingung saat Leeteuk tertawa terpingkal secara tiba-tiba. Leeteuk memejamkan matanya sambil terus tertawa bahkan tangannya sudah memegangi perutnya yang terasa geli.

"Teuki hyung! Apa yang lucu?" Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal.

Leeteuk menggelengkan kepalanya sambil mengibaskan sebelah tangannya, "An—ahaha—aniyo. Mukamu lucu, Kyunie. Hahaha tadi kau bicara apa eoh? Aku tidak mengerti."

"Ya Teuki hyung! Kyu serius!" Ekspresi Kyuhyun berubah menjadi sedih.

"Padahal Kyu sudah berlatih bicara seperti itu sejak kemarin. Kyu juga sudah mencatat semuanya dan berlatih bersama Chwang. Tapi… Teuki hyung justru tertawa, hiks."

Tawa Leeteuk sudah berhenti namun senyuman geli belum hilang dari wajahnya. Di perhatikan Kyuhyun yang terlihat sedih itu dengan seksama. Kaki Leeteuk mulai melangkah membuat Kyuhyun menundukkan kepalanya dalam. Leeteuk pasti akan pergi setelah ini karena waktunya sudah berakhir. Itu yang di pikirkan oleh Kyuhyun.

Namun dugaan Kyuhyun salah. Leeteuk justru berjongkok di depan Kyuhyun dan menarik anak itu dalam pelukannya. Kyuhyun mengerjapkan matanya bingung namun senyuman mulai terlukis di wajahnya.

"Teuki hyung…"

Leeteuk mengeratkan pelukannya. Tangannya mengelus punggung dan rambut belakang anak yang sudah di angkatnya sebagai dongsaeng itu.

"Hyung mengerti. Kyu sudah berusaha. Kyu hebat. Hyung bangga sama Kyunie," ucap Leeteuk pelan membuat senyuman di wajah Kyuhyun semakin mengembang.

"Benarkah?"

"Heum."

Kyuhyun mulai membalas pelukan Leeteuk dengan tak kalah erat, "Kyu sayang Teuki hyung."

Leeteuk menganggukkan kepalanya mengerti.

Setelah beberapa saat berpelukan, Leeteuk melepaskan pelukannya. Dia tersenyum lembut saat mendapatkan wajah Kyuhyun yang terlihat jauh lebih cerah dari sebelumnya. Tangannya mengelus pipi Kyuhyun yang masih terlihat memerah.

"Ah, hyung tidak menghitung lagi?" tanya Kyuhyun bingung.

Leeteuk terkekeh pelan lalu menggelengkan kepalanya, "Kau membuatku terkejut, Kyu. Hyung jadi lupa menghitung sampai berapa tadi."

"Eoh?" Kyuhyun menyengir lebar lalu membentuk tanda peace sign dengan dua jarinya. Leeteuk mengacak rambut bocah itu gemas.

"Malam ini kita tidak bermain saja dulu. Ini adalah hadiah buat Kyu yang sudah berlatih keras. Bagaimana?" Leeteuk tersenyum saat Kyuhyun tersenyum lebar dan matanya berbinar senang.

"Benarkah? Yeay!" sorak Kyuhyun kegirangan, "Gomawo hyungie~"

"Lalu… Kyu mau tidur dengan hyung malam ini?" tanya Leeteuk membuat Kyuhyun menatapnya tidak percaya.

"Boleh?" lirih Kyuhyun.

Leeteuk beranjak berdiri dan menggandeng tangan Kyuhyun, "Ne. Kajja ke kamar."

Kyuhyun menahan lengan hyung nya membuat Leeteuk berhenti dan menatapnya heran. Senyuman jahil tersemat di wajah Kyuhyun.

"Piggy back, hyung…" pinta Kyuhyun dengan wajah memelas.

Leeteuk menggelengkan kepalanya namun tetap berjongkok kembali di depan Kyuhyun, menuruti kemauan dongsaeng nya itu.

"Cepat naik!" titah Leeteuk.

Kyuhyun tertawa kecil sebelum meloncat ke belakang punggung Leeteuk. Di peluknya erat leher Leeteuk tanpa melepaskan genggamannya pada unsoo.

Tanpa membuang waktu, Leeteuk berdiri dan menggendong Kyuhyun. Ia berjalan keluar dari ruangan itu menuju tangga.

"Ceritakan ulang semua yang Kyu ingin ceritakan pada hyung, nde?" ucap Leeteuk.

"Boleh?" Kyuhyun menyandarkan kepalanya di pundak Leeteuk, "Kyu akan cerita semuanya. Teuki hyung tidak boleh tidur sebelum mendengar semuanya. Otte?"

"Siap, captain!"

Kyuhyun tertawa mendengar seruan dari hyungnya itu. Leeteuk menaiki setiap anak tangga dengan hati-hati agar keduanya tidak terjatuh nantinya. Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam kamar bernuansa putih itu.

.

.

.

Hari keenam permainan lima detik ini membuat Kyuhyun bersemangat. Hanya tinggal satu hari lagi semuanya berakhir. Ia bisa bertemu dengan Leeteuk dengan leluasa tanpa jadwal dan batas waktu. Senyuman terus terukir di wajahnya membuat teman-temannya hanya bisa menatapnya bingung.

Kyuhyun berjalan sendirian menuju kamarnya. Ini sudah sore dan saatnya untuk mandi. Beberapa teman Kyuhyun sudah mandi karena itu Kyuhyun juga akan segera mandi juga.

Dengan sedikit meloncat, Kyuhyun berlari kecil menuju kamarnya. Unsoo yang di genggamnya bergerak-gerak mengikuti pergerakan pemiliknya.

Setelah sampai kamar, Kyuhyun langsung mengambil handuk dan pakaian. Ia meletakan unsoo di kasur sebelum kembali keluar menuju kamar mandi yang berbeda beberapa pintu dari kamarnya. Kamar anak-anak itu memang bersebelahan.

Tiga puluh menit kemudian, Kyuhyun sudah kembali ke kamarnya. Sudah segar dan wangi lagi. Jangan heran kenapa anak itu lama saat mandi. Dia senang bermain air terlebih dahulu. Bahkan waktu bermain air lebih banyak daripada untuk membersihkan dirinya.

Kyuhyun duduk di ranjangnya. Jemari tangannya merapikan sedikit rambut coklatnya yang masih sedikit basah. Pandangannya berkeliling ke seluruh penjuru kamar.

Sepi…

Kyuhyun memang hanya tidur sendirian di kamar kecil ini. Ia menolak untuk berbagi kamar dengan anak lainnya. Ia merasa nyaman jika kamar ini hanya di tempatinya sendiri. Toh, saat awal dia masuk memang tidak ada yang mau berbagi kamar dengannya sehingga suster Hwang memberikan kamarnya seorang diri.

Pandangan Kyuhyun beralih menuju unsoo yang sudah berada di pangkuannya. Memperhatikan boneka itu sesaat sebelum tersenyum. Tangannya bergerak melepas kalung yang setia melingkar di lehernya. Di bukanya bandul liontin itu dan memperhatikan foto yang terpajang di sana.

"Jung Soo hyung… Kyu merindukanmu," lirih Kyuhyun sambil mengelus permukaan foto itu.

Kyuhyun tertawa kecil, "Tapi hyung tenang saja. Kyu tidak sedih. Ada Teuki hyung di sini jadi Kyu tidak akan sedih lagi. Kyu sudah berjanji padamu kan, hyung?"

Setelah puas memandangi foto itu dan melepaskan kerinduan akan sosok hyung kandungnya, Kyuhyun kembali memakai kalung itu. Kalung yang tidak akan pernah di lepasnya hingga kapanpun juga, itu tekadnya sejak kalung itu melingkar pertama kali di lehernya.

"Kyu?"

Kyuhyun mengalihkan tatapan ke arah pintu saat mendengar seruan namanya. Seorang suster pengasuh sudah berdiri di ambang pintunya.

Senyuman lebar pun Kyuhyun berikan untuk salah satu suster kesayangannya, "Suster Ahn!"

Suster Anh balas tersenyum ceria dan langsung masuk ke dalam kamar salah satu anak asuhnya itu. Di peluknya Kyuhyun sesaat sebelum mendudukan diri di sebelah Kyuhyun.

"Kapan suster Ahn pulang? Kyu kangen~" seru Kyuhyun manja.

Suster Anh terkekeh pelan lalu mencubit pipi Kyuhyun, "Baru saja. Aku juga merindukanmu jadi langsung kemari."

Kyuhyun memandang suster Ahn beberapa saat dengan senyuman lebar. Sudah dua minggu ia tidak melihat suster pengasuhnya itu. Suster Ahn memang meminta izin untuk pulang ke rumahnya dua minggu yang lalu karena orang tuanya sakit.

"Ah, aku punya sesuatu untukmu," ujar suster Ahn sambil mengambil sesuatu dari saku pakaiannya.

"Coklat!" pekik Kyuhyun senang saat melihat dua buah coklat batangan, "Ini untukku?"

"Tentu saja."

"Gomawo, suster Ahn~" Kyuhyun memeluk suster Ahn sekali lagi sebentar sebelum mengambil coklat yang di berikan untuknya.

Kyuhyun langsung membuka salah satu coklat itu dan memakannya. Dia akan memberikan satu coklat lainnya untuk Leeteuk saat pertemuannya nanti malam.

Suster Ahn mengedarkan pandangannya ke sekitar sebelum berfokus menatap Kyuhyun. Pandangan yeoja cantik itu terlihat sedih namun juga senang.

"Kyu sedang apa di kamar heum? Tidak bermain dengan yang lainnya?" tanya suster ahn.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya, "Kyu baru selesai mandi."

Keheningan terjadi sesaat. Kyuhyun asyik memakan coklatnya. Sudah lama sekali rasanya ia tidak makan coklat seperti ini. Suster Ahn pun hanya memperhatikan Kyuhyun sambil tersenyum geli.

"Jadi Kyunie sudah bersiap? Sudah menyiapkan barang yang akan kau bawa?"

Ucapan suster Ahn membuat Kyuhyun menghentikan kegiatannya. Ia menatap suster Ahn dengan mata mengerjap polos, kebingungan terlihat jelas di sana.

"Apa?" lirih Kyuhyun.

Suster Ahn balas menatap bingung, "Apa? Maksudku barang-barang yang akan kau bawa besok. Sudah di siapkan?"

"Jika belum, aku akan membantumu menyiapkan semuanya. Bagaimana?"

Kyuhyun mulai mengerutkan dahinya mendengar ucapan suster Ahn itu. Dia terdiam saja, tak membalas ucapan itu. Otaknya berputar, memikirkan atau mengingat. Memangnya besok dia mau kemana? Apa akan ada wisata panti?

Suster Ahn menghela napasnya pelan. Tangannya mengelus kepala Kyuhyun dengan lembut, "Aku pasti merindukanmu Kyunie. Kau harus menjadi anak baik ya?"

"Di rumah baru nanti, Kyu pasti akan senang. Ada appa dan eomma baru yang akan memperhatikanmu lebih dari di tempat ini. Kau bisa meminta apapun pada mereka nantinya," Suster Ahn terkekeh pelan karena ucapannya sendiri.

"Kenapa cepat sekali… Rasanya baru kemarin kau masuk panti ini, besok kau akan pergi lagi. Ingat pesan-pesan ku, arrachi?"

Puk!

Suster Ahn mengernyit bingung saat Kyuhyun menjatuhkan coklat yang masih tersisa itu begitu saja sehingga menodai lantai.

Kyuhyun membulatkan matanya dan mulutnya terbuka lebar. Jantungnya langsung berdegub dengan kencang dan tangannya mengepal. Apa tadi dia salah dengar? Besok dirinya akan pergi kemana? Rumah… Appa dan eomma baru?

"Aigoo… Kyu, kenapa di jatuhkan? Lihat lantainya jadi kotor," suster Ahn hendak mengambil coklat yang jatuh itu namun Kyuhyun menahan lengannya.

Suster Ahn menatap Kyuhyun heran, "Ada apa?"

"A-apa maksud suster? Aku… Besok aku mau kemana?" tanya Kyuhyun dengan nada panik.

"Apa?" Suster Ahn mengerutkan dahinya melihat respon dari Kyuhyun, "Kau ini bicara apa, Kyunie? Bukankah besok orang tua angkatmu akan menjemputmu dari sini? Itu yang ku dengar dari suster lainnya."

Kyuhyun menggelengkan kepalanya dengan cepat. Matanya langsung berair mendengar pernyataan itu, "Andwae!" teriaknya keras membuat suster Ahn terkejut.

"Kyuhyun!"

Suster Ahn sontak berdiri dan berteriak memanggil ketika Kyuhyun berlari keluar kamar begitu saja. Kebingungan yang masih menyelimuti suster Ahn tak membuat suster itu terdiam di tempat. Dia langsung berlari mengejar Kyuhyun.

Kyuhyun terus berlari menyusuri lorong untuk mencari sosok suster kepala. Sorot matanya berubah tajam dan marah.

Setelah bertanya pada beberapa suster pengasuh yang cukup kebingungan dengan tingkahnya, Kyuhyun langsung menuju sebuah ruangan aula yang ada di bagian depan panti.

BRAK!

Beberapa orang yang berada di aula tersebut tersentak kaget saat pintu ruangan itu terjeblak, terbuka dengan sangat kasar. Perhatian mereka yang tadi terfokus pada beberapa kardus berisi sumbangan itu langsung beralih pada seorang anak yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Kyu…" Leeteuk yang tengah membantu merapikan barang sumbangan ini mengerutkan dahinya saat melihat sosok Kyuhyun.

Leeteuk memperhatikan Kyuhyun dari atas hingga bawah. Hingga tatapan terfokus pada mata Kyuhyun yang menyorotkan kekesalan dan kemarahan. Ini pertama kalinya, Leeteuk melihat tatapan Kyuhyun seperti itu. Sangat berbeda dari sebelumnya yang selalu terlihat imut dan menggemaskan. Dan satu hal lagi yang membuat Leeteuk terbingung. Kyuhyun tidak membawa unsoo. Entah kemana boneka lobak itu tapi setahu Leeteuk, Kyuhyun tidak akan pernah melupakan unsoo dalam situasi apapun.

Kyuhyun mengepalkan kedua tangannya. Tatapannya langsung tertuju pada suster kepala yang juga tengah menatapnya bingung.

Tak membuang waktu, Kyuhyun langsung menghampiri yeoja paruh baya itu.

"Ada apa, Kyu?" Suster Hwang yang berada di samping suster kepala bertanya terlebih dahulu.

"Kau mencariku, Kyu?" tanya suster kepala saat Kyuhyun terdiam, tak menjawab sedikitpun pertanyaan suster Hwang.

Kyuhyun menarik napas dalam sebelum berucap, "Benarkah besok aku akan di adopsi?" tanyanya tanpa berhenti menatap suster kepala dengan tatapan tajam.

Sontak semua pasang mata yang berada di ruangan itu terbelalak kaget terutama suster kepala dan Leeteuk. Hal ini sengaja di rahasiakan kepada Kyuhyun jadi darimana anak itu tahu?

Suster kepala melirik ke arah Leeteuk seakan bertanya, Leeteuk yang mengerti pun menggelengkan kepalanya. Kedua tangan Leeteuk mulai mengepal juga. Di tatapnya bocah yang di anggapnya adik itu dengan intens.

"Suster kepala, jawab aku!" desak Kyuhyun tidak sabaran, "Benarkah besok aku akan di adopsi?"

"A-ah? Kau dapat berita seperti itu darimana eoh?" tanya suster kepala berusaha mencari celah untuk mengalihkan pembicaraan.

Mendengar itu, ekspresi kesal Kyuhyun sedikit berubah menjadi sedih. Matanya mulai berkaca-kaca, "Jadi itu benar? Kyu akan di adopsi?"

Suster kepala memperhatikan Kyuhyun dengan seksama. Hatinya sedikit berdesir saat memandang mata yang berkaca-kaca itu. Terlihat jelas kesedihan dan kekecewaan dari sorot matanya.

"Kyu tidak mau di adopsi!"

Lagi-lagi, ruangan itu harus di buat terkaget dengan teriakan bocah itu. Kyuhyun memekik keras dengan tatapannya masih tajam walau matanya sudah berair.

"Kyu… Kyu mau tinggal di sini saja," lirih Kyuhyun.

Kyuhyun maju mendekati suster kepala. Menangkupkan kedua tangannya di depan dada lalu menatap suster di hadapannya dengan tatapan memohon, "Jebal suster kepala, biarkan Kyu tinggal di sini nde? Kyu janji tidak akan nakal. Kyu akan sering membantu kalian."

Suster kepala menghembuskan napasnya pelan. Senyuman lembut terpantri di wajahnya. Ia pun berjongkok di depan Kyuhyun.

"Kyu… Dengarkan suster, nde?" suster kepala kembali membuka suara, "Kyu di adopsi bukan berarti Kyu tidak boleh datang lagi ke panti ini. Kyu bisa mengunjungi panti ini kapanpun dan bermain dengan anak-anak di sini."

"Hanya saja, dengan seperti ini… Kyu akan punya orang tua lagi. Ada appa dan eomma yang akan memperhatikan Kyu. Apa kau tidak ingin punya appa dan eomma lagi? Kau akan punya rumah sendiri. Punya pakaian, mainan dan banyak hal yang mungkin tidak kau dapatkan di sini."

"Suster melakukan ini semuanya demi kebaikan Kyuhyun. Kau bisa mendapat kehidupan yang lebih layak dan terjamin. Kau juga akan mendapatkan kasih sayang orang tua lagi. Mengerti?"

Kyuhyun terdiam mendengar semua penjelasan itu. Kepalanya tertunduk, memandangi lantai putih bersih yang di pijaknya. Apa yang suster kepala katakan memang tidak salah. Kyuhyun sadar hal itu. Dia akan punya appa dan eomma baru. Mungkin saja, ia bisa mendapat kehidupannya seperti yang dulu. Tapi dia takut…

"Kyu tidak mau…" lirih Kyuhyun dengan suara mulai serak, "Kyu… Tidak mau pergi. Kyu mau tinggal di sini saja."

Beberapa orang di sana juga terdiam dan memperhatikan Kyuhyun dengan seksama. Sesekali mereka saling melirik satu sama lain.

"Aku…"

Suster kepala mengulurkan tangannya dan mengelus rambut Kyuhyun dengan lembut, "Kami tidak mungkin merawatmu hingga besar, Kyu. Kami juga tidak mampu menyekolahkanmu sampai jenjang tinggi. Tapi… Kau bisa mendapatkan itu semua bersama orang tua barumu. Masa depanmu akan lebih terjamin."

Kyuhyun masih saja menggelengkan kepalanya. Buliran air mulai mengalir dari kedua sudut matanya. Anak itu tidak bisa menahan tangisannya lagi.

"Kyu tidak mau…" gumam Kyuhyun, "Kyu tidak mau pergi!" sentaknya sambil mengangkat wajahnya yang sudah basah oleh air mata.

Leeteuk yang sedaritadi memperhatikan hal itu mulai memejamkan matanya. Hatinya tersayat perih melihat Kyuhyun yang sudah menangis seperti itu.

Keheningan kembali terjadi. Suster kepala sudah bingung harus memberi pengertian seperti apa lagi untuk membujuk Kyuhyun dan membuat bocah di hadapannya ini terdiam.

Hingga akhirnya, suara derap langkah terdengar. Leeteuk mulai melangkahkan kakinya maju untuk mendekati Kyuhyun. Dia berdiri tepat di samping adiknya itu.

Kyuhyun yang masih terisak tangis itu sontak menoleh saat menyadari kehadiran seseorang di sampingnya. Ia sedikit terkejut saat mendapatkan Leeteuk di sana. Sungguh, Kyuhyun tidak sadar jika Leeteuk berada di ruangan ini juga.

Onyx coklat itu kembali bertatapan dalam manik caramel yang berair itu. Kyuhyun langsung berhambur memeluk Leeteuk dengan erat.

"Hiks… Teuki hyung… Kyu tidak mau pergi," isak Kyuhyun, "Katakan pada suster kepala hiks… Kyu tidak mau pergi."

Suster kepala beranjak berdiri dan memperhatikan dua anak asuhnya dengan tatapan sedih. Dia juga tidak mau berbuat seperti ini namun semuanya demi kebaikan Kyuhyun kelak.

"Hyung… hiks."

Leeteuk melepaskan pelukan Kyuhyun darinya. Tangannya terjulur menggapai dagu Kyuhyun dan membawa wajah dongsaengnya untuk menengadah dan menatap wajahnya.

Senyuman lembut terukir di wajah Leeteuk. Di hapuskan sedikit air mata Kyuhyun yang sepertinya belum mau berhenti mengalir itu.

"Ikut hyung. Ada yang ingin hyung bicarakan dengan Kyunie, nde?" ucap Leeteuk pelan. Kyuhyun langsung menganggukkan kepalanya.

Mendapat persetujuan dari adiknya itu, Leeteuk beralih menatap suster kepala yang langsung memberinya anggukkan kepala. Leeteuk pun langsung menggenggam tangan Kyuhyun dan menggiring anak itu keluar dari ruangan.

.

.

Leeteuk membawa Kyuhyun menuju sebuah gazebo yang ada di taman belakang panti. Mereka duduk di sana. Tidak ada anak yang bermain di taman karena saat ini menjelang makan malam dan semua pasti sudah berkumpul di dalam. Empat buah obor menyala dan menyinari empat sudut gazebo tersebut. Suara jangkrik dan kodok bisa terdengar jelas, bersamaan dengan suara isakan tangis yang terus saja mengalun.

Hanya tatapan sedih yang bisa Leeteuk berikan pada Kyuhyun saat ini. Kyuhyun terus menangis dan enggan melepaskan pelukan dari tubuhnya. Tak ada kata yang di ucapkan oleh Leeteuk. Seolah memberikan waktu kepada Kyuhyun untuk mengeluarkan seluruh kesedihannya terlebih dahulu, membiarkan Kyuhyun puas menangis.

Tangan Leeteuk tak tinggal diam. Sedaritadi ia mengelus kepala Kyuhyun untuk sedikit menenangkan. Matanya mengerjap agar embun yang sejak tadi menghalangi penglihatannya itu menghilang.

"Hyung… Teuki—hyung hiks… Teuki hyung…"

Hanya kata itu yang di ucapkan Kyuhyun berbaur dengan isakan tangisnya.

Sekitar 15 menit, Kyuhyun tak berhenti menangis. Tapi untunglah, sekarang tangisan itu sudah sedikit mereda.

Leeteuk melepaskan pelukan Kyuhyun sedikit dengan paksaan. Perhatiannya langsung tertuju pada wajah Kyuhyun yang sudah memerah dan basah oleh air mata.

"Kyu mau buat hyung sedih eoh?" tanya Leeteuk, "Jika Kyu menangis seperti ini, hyung akan sangat sedih."

Kyuhyun menggelengkan kepalanya, punggung tangannya mengusap pipinya kasar. Isakan masih sedikit meluncur dari bibir kecilnya, "Kyu… Ti-dak, Kyu tidak mau buat hyung sedih."

Leeteuk tersenyum mendengar jawaban itu. Kedua tangannya terjulur dan menangkup pipi Kyuhyun. Di hapusnya seluruh jejak air mata yang tercetak di pipi gembul itu.

"Sudah. Jangan menangis nde?" ujar Leeteuk pelan.

Tangan Leeteuk beralih mengambil sebotol air mineral yang sempat ia ambil sebelum membawa Kyuhyun ke tempat ini, "Minumlah," perintahnya setelah membuka tutup botol itu.

Kyuhyun menurut. Di ambilnya botol itu dan meminum isinya sedikit. Cukup untuk menyegarkan kerongkongannya yang sudah kering. Mata Kyuhyun yang masih berair itu kembali menatap wajah hyung nya. Tak sedikit pun ia mau melepas kontak mata dengan onyx coklat di hadapannya.

"Hyung…" Kyuhyun mulai bersuara, "Kyu tidak mau pergi. Bantu Kyu untuk bicara dengan suster kepala nde? Kyu mau tinggal di panti saja."

"Panti ini rumah Kyu. Semua yang ada di sini adalah keluarga Kyu. Dan Teuki hyung adalah hyungnya Kyunie."

Leeteuk tidak bisa menyembunyikan senyuman haru bercampur geli mendengar ucapan polos dari adiknya itu. Tangannya kembali terjulur untuk mengelus rambut adiknya yang sedikit basah karena keringat.

"Kyu tidak akan bisa jauh dari kalian. Apalagi jika tidak ada Teuki hyung. Kyu tidak mau!" seru Kyuhyun dengan nada sedikit keras dari sebelumnya.

"Pokoknya Kyu tidak mau pergi dari sini. Walaupun besok orang itu datang, Kyu akan bersembunyi!" tegas Kyuhyun penuh tekad.

Helaan napas keluar dari bibir Leeteuk, "Kyu… Dengarkan hyung."

Kyuhyun kembali memberikan perhatian penuh pada hyungnya itu setelah Leeteuk berucap.

"Suster kepala sudah menjelaskannya padamu kan? Itu yang terbaik untuk Kyunie. Hidup Kyu akan terjamin jika bersama mereka," ucap Leeteuk lembut.

"Mereka akan menjadi orang tuamu yang baru. Kau akan punya appa dan eomma yang sayang padamu lagi. Perhatian yang hilang itu akan Kyu dapatkan lagi. Hyung masih ingat, Kyu bilang suatu saat ingin bertemu appa dan eomma baru kan?"

Walaupun ekspresi Kyuhyun sedikit berubah menjadi murung karena ucapan Leeteuk, kepalanya tetap mengangguk secara reflek.

"Mulai besok… Semua yang Kyu inginkan terkabul. Kau akan dapat appa eomma baru, rumah yang besar, pakaian yang bagus, mainan yang banyak dan makanan enak."

Leeteuk terdiam sejenak. Ia menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya, "Mungkin sekarang Kyu sedih dan tidak terima. Tapi itu hanya sementara. Kau akan terbiasa nantinya."

"Panti ini akan terus berada di sini. Kyu bisa bermain dan berkunjung ke sini lagi nanti. Kita akan bermain bersama. Tidak akan ada yang berubah. Hanya saja, Kyu tinggal di rumah yang baru."

Ekspresi Kyuhyun semakin berubah keruh. Wajahnya di tekuk, ia memberengut kesal. Sorot matanya pun berubah menjadi lebih tajam.

"Teuki hyung akan membiarkan Kyu di bawa pergi?" tanya Kyuhyun langsung.

"Eoh?" Leeteuk cukup terkesiap mendengar pertanyaan itu. Kepalanya reflek menggeleng namun tidak dengan ucapan yang terluncur dari mulutnya, "Itu yang terbaik untukmu, Kyu. Kau—"

"Bukankah Teuki hyung sayang pada Kyu? Kenapa Teuki hyung membiarkan Kyu pergi?!" sentak Kyuhyun memotong ucapan Leeteuk begitu saja.

Buliran bening yang tadi sempat berhenti mengalir kembali menetes dari pelupuk mata Kyuhyun. Tubuh Leeteuk langsung menegang mendengar ucapan itu. Tangannya yang mulai terkulai lemas di sisi tubuhnya.

"Hyung, jawab Kyu!" desak Kyuhyun tidak sabaran, "Hyung mau Kyu pergi? Benarkah hyung mau Kyu pergi dari sini?"

Leeteuk mengalihkan tatapan matanya dari Kyuhyun. Setetes air mata akhirnya jatuh dan mengalir di pipinya. Di tatapnya rerumputan di taman dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Hyung mau yang terbaik untuk Kyu. Kyu pasti akan bahagia di sana," lirih Leeteuk.

Menyadari Leeteuk yang mengalihkan tatapan darinya, Kyuhyun sontak berdiri dan beralih ke depan Leeteuk membuat sang hyung mau tak mau kembali menatap wajahnya.

"Kyu sudah bahagia di sini. Kyu sudah dapat hyung baru. Kyu sudah punya Teuki hyung. Itu sudah cukup untuk Kyunie," ucap Kyuhyun masih dengan air mata yang sepertinya tidak bisa berhenti mengalir.

Leeteuk kembali tertegun dengan ucapan anak yang berbeda 4 tahun darinya itu.

"Tapi Kyu harus tetap pergi. Kyu tidak boleh menolak tawaran ini lagi," Leeteuk kembali berucap dengan pelan.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Kyu tidak mau pergi!"

"Kyu… Jangan seperti ini. Kau tahu? Kau membuat semua suster pengasuh resah. Mereka hanya ingin yang terbaik untukmu. Kau mau membuat orang lain sedih eoh?" ucap Leeteuk sedikit keras membuat Kyuhyun mundur satu langkah.

"Mereka memintaku untuk membujukmu agar kau mau di adopsi. Mereka hanya ingin kau mendapat kehidupan yang lebih layak dari tempat ini," lanjut Leeteuk lagi.

"Hyung mohon…" Leeteuk kembali berucap dengan pelan dan sarat permohonan, "Turuti saja apa yang mereka inginkan."

"Kyu pasti mengerti kenapa kami melakukan ini saat kau sudah besar," tambah Leeteuk.

Kyuhyun menggembungkan pipinya, "Hyung benar-benar ingin Kyu pergi?"

Tangisan kembali terdengar memecah keheningan taman itu. Kyuhyun tidak bisa menahan isakannya lagi. Hatinya sangat sedih dan sekarang perasaan kecewa pun menyelusup masuk. Sungguh ia kecewa saat mendengar Leeteuk menginginkan dirinya pergi.

Leeteuk menjawab pertanyaan Kyuhyun di dalam hatinya. Lidahnya terasa kelu untuk melontarkan jawaban yang sesuai terucap dalam hati.

Leeteuk beranjak berdiri. Di pegangnya kedua bahu Kyuhyun yang bergetar itu.

"Kyu harus bahagia di sana. Buat kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarmu juga, arachi?"

Kyuhyun menggelengkan kepalanya, "Kyu tidak mau pergi. Tidak mau, tidak mau, TIDAK MAU!"

Anak itu masih kekeuh dengan pendiriannya. Kyuhyun terus meracau dan berteriak di tengah tangisannya. Leeteuk mulai sedikit geram. Kyuhyun memang anak yang keras kepala dan kekeuh pada pendirian yang di buatnya.

"Pokoknya Kyu tidak mau per—"

"KYUHYUN!" sentak Leeteuk membuat Kyuhyun terlonjak kaget.

Napas Leeteuk terlihat sedikit memburu. Pikiran dan perasaan yang bertentangan membuat dirinya lelah sendiri, apalagi sekarang Kyuhyun yang menangis seperti ini.

"Mengertilah…" ucap Leeteuk sambil menatap Kyuhyun memelas, "Kau harus pergi! Jangan membuang kebahagiaan yang sudah menghampirimu."

"Hyung tidak sayang Kyunie lagi? Kenapa hyung mau Kyu pergi?" isak Kyuhyun dengan kepala tertunduk. Kedua tangannya meremas ujung kausnya sendiri. Remasan keras itu membuat jemarinya cukup memerah.

"Apa hyung benar-benar tidak suka dengan Kyu? Hyung masih menganggap Kyu itu menganggu seperti dulu? Kau tidak suka jika Kyu mengikutimu?" racau Kyuhyun terus menerus.

"Hyung tidak mau melihat Kyu lagi? Hyung membenci Kyu?"

Leeteuk mengusap wajahnya dengan kasar mendengar semua racauan Kyuhyun.

"Hyung mem—"

"Cukup, Kyu! Hyung tidak mau mendengar apapun lagi. Cukup…" potong Leeteuk membuat Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatap hyungnya itu dengan tatapan kecewa dan sedih.

Leeteuk kembali menatap manik caramel yang sudah sangat memerah dan berair itu. Di tatapnya dalam sepasang manik milik Kyuhyun.

"Aku…" ucap Leeteuk dengan penuh penekanan, "Hanya ingin kau pergi. Mengerti?"

Tubuh Kyuhyun melemas seketika mendengar ucapan itu. Sorot matanya mulai terlihat kosong. Bayangan perlakuan Leeteuk yang pernah di terima saat awal-awal kedatangannya kembali berputar. Tatapan mata Leeteuk dan nada bicara hyungnya yang barusan sangat mirip dengan apa yang pernah Leeteuk tunjukkan dulu.

"Ku harap kau tidak menolaknya tawaran ini lagi. Atau…"

Leeteuk melangkahkan kakinya melewati Kyuhyun. Ia berhenti saat sudah berada di belakang bocah yang terlihat lunglai itu.

Leeteuk menarik napasnya, "Aku tidak akan pernah bicara denganmu lagi walau kau berada di sini."

Terdiam di tempat sejenak. Ekor mata Leeteuk melirik ke belakang untuk melihat reaksi Kyuhyun namun sepertinya adiknya itu hanya berdiam.

Dengan langkah berat, Leeteuk kembali menggerakan kakinya. Berjalan menjauh dari Kyuhyun dan hendak kembali ke panti.

"Kalau begitu…" Suara Kyuhyun yang terdengar lirih itu membuat Leeteuk menghentikan langkahnya.

Kyuhyun membalikkan badannya dan memperhatikan punggung hyungnya itu, "Teuki hyung harus ikut dengan Kyu. Kalau Teuki hyung ikut maka Kyu tidak akan menolak lagi. Yang penting, kita tinggal bersama."

Leeteuk menggelengkan kepalanya samar, "Aku tidak bisa ikut."

Kyuhyun membulatkan matanya. Kakinya reflek maju beberapa langkah mendekati Leeteuk, "WAEYO?!"

"Aku tidak bisa ikut," ulang Leeteuk lagi, "Aku akan tetap di sini. Aku akan menunggumu di sini," lirihnya.

Kyuhyun mengepalkan kedua tangannya, "Hyung…"

Leeteuk menghela napas panjang. Kakinya kembali melangkah. Bisa di rasakan Kyuhyun mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan hingga teras belakang pantai.

"Hyung…" panggil Kyuhyun setelah berdiam diri sambil menundukkan kepalanya.

Leeteuk berhenti namun tetap tak menoleh ke belakang. Dia tak mau Kyuhyun melihat air mata yang sudah mengalir beberapa saat lalu.

"Kau benar-benar ingin Kyu pergi?" tanya Kyuhyun memastikan. Hatinya terus merapalkan kata 'tidak' yang akan di lontarkan oleh Leeteuk untuk menjawab pertanyaannya.

"Ya."

Namun sepertinya harapan Kyuhyun tidak terkabul. Leeteuk menjawab dengan cepat. Namun bukan jawaban yang di inginkan oleh adiknya itu.

Kyuhyun mengangkat wajahnya dan kembali menatap punggung Leeteuk. Senyuman kecil yang sangat di paksakan terukir di wajah manisnya.

"Kalau begitu…" Kyuhyun berucap dengan suara serak di campur sedikit isakan, "Kyu akan pergi."

"Kyu akan lakukan semua yang Teuki hyung inginkan. Teuki hyung adalah hyung Kyunie jadi…" Kyuhyun menggigit bibir bawahnya dan tubuhnya semakin bergetar, "Kyu harus menuruti semua perkataan hyungku."

Setelah mengucapkan itu, Kyuhyun langsung berlari melewati Leeteuk dan masuk ke dalam panti.

Hati Leeteuk seperti tertombak saat Kyuhyun mengucapkan deretan kalimat itu. Napasnya terasa tercekat dan buliran air mata semakin mengalir deras. Kakinya yang terasa lemas membuat Leeteuk berjongkok di teras. Isakan yang sejak tadi di tahannya langsung meluncur begitu saja.

Apakah benar ini yang terbaik?

.

.

"Jung Soo hyung… hiks—Soo hyung…"

Isakan tangis masih terus keluar dari bibir Kyuhyun. Ruangan kamar yang kecil itu terus terselimuti tangisan sejak anak yang menempatinya setahun belakang itu masuk.

Kyuhyun sudah membaringkan tubuhnya di kasur. Kedua tangannya memeluk erat unsoo yang sempat di tinggalkannya beberapa saat lalu. Kyuhyun juga menggenggam erat bandul dari kalung yang melingkar di lehernya.

Bibirnya terus menyerukan nama hyungnya. Sangat berharap sosok imajiner yang biasa di lihatnya dulu bisa muncul saat ini. Sudah cukup lama, Kyuhyun tidak memanggil nama Jung Soo terus menerus sambil menangis seperti ini. Sosok imajiner Jung Soo yang sering di lihat bocah itu pun seakan lenyap dan berganti dengan sosok Leeteuk yang selalu berada di sampingnya. Tapi sekarang… Kyuhyun sangat berharap sosok imajiner Jung Soo bisa muncul lagi dan menemaninya.

"Soo hyung… Jung Soo hyung—hiks. Otthoke? Kyu—hiks Kyunie ta-kut…"

Matanya terasa sangat perih dan bengkak karena sejak tadi menangis. Kelopak mata yang sejak tadi tertutup mulai terbuka. Di tatapnya foto dalam liontin itu dengan tatapan sayu.

"Jung Soo hyung eodiga? Kyu mau ketemu hyung," isaknya dengan penuh pengharapan. Di elusnya permukaan foto itu berulang kali.

Malam semakin larut. Tangisan yang tadi menyelimuti kamar sudah tak terdengar lagi. Kyuhyun sudah terlalu lelah untuk menumpahkan banyak air mata. Bocah itu akhirnya terlelap dengan ekspresi murung. Terkadang ia bergerak gelisah, menandakan seberapa tidak nyaman tidurnya malam ini.

Cklek

Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka. Leeteuk masuk ke dalam kamar Kyuhyun. Berjalan dengan perlahan mendekati ranjang dongsaengnya itu.

Mata Leeteuk tak berbeda jauh dari Kyuhyun, terlihat merah dan sembab. Senyuman getir nampak hadir di wajahnya saat memperhatikan Kyuhyun yang tertidur dengan tidak nyaman.

Pandangan Leeteuk mengedar ke sekeliling ruangan ini selama beberapa saat. Hingga matanya fokus menatap sebuah ransel berwarna biru yang terlihat menggembung dan tergeletak di atas meja. Leeteuk yakin, itu adalah bawaan yang sudah di siapkan oleh suster pengasuh untuk keberangkatan Kyuhyun esok hari.

Leeteuk melangkahkan kakinya menuju ransel itu. Tangannya merogoh sesuatu dari dalam saku celananya. Mengambil sebuah jam tangan dengan background gambar bumblebee. Jam yang menjadi pertaruhan dalam permainan konyol yang sempat di lakukan olehnya.

Di bukanya ransel Kyuhyun dan memasukkan jam tangan itu ke dalamnya. Leeteuk berniat memberikannya besok, toh sebenarnya permainan akan berakhir esok hari. Tapi… Leeteuk ragu untuk sanggup mengantar kepergian Kyuhyun. Jadilah, ia menyelipkan benda itu sekarang saja.

Setelah melakukan apa yang di rencanakannya, Leeteuk kembali beralih menuju ranjang Kyuhyun. Leeteuk merebahkan tubuhnya di sisi kosong ranjang yang cukup sempit itu.

Tangan Leeteuk terangkat dan meraih tubuh Kyuhyun. Membawa tubuh itu menghadap kearahnya dan langsung merengkuh Kyuhyun dengan erat.

"Eunghh…" lenguh Kyuhyun yang sedikit terganggu dengan pergerakan yang di lakukan oleh Leeteuk terhadap tubuhnya.

"Sstt… Tidurlah. Tidur yang nyenyak, Kyunie," bisik Leeteuk di samping telinga adiknya itu.

Kelopak mata Kyuhyun terbuka sedikit. Di ambang kesadarannya, ia tersenyum saat melihat sosok orang yang memeluknya.

"Soo hyung? Jung Soo hyung…" lirih Kyuhyun dengan suara seraknya. Tangannya mulai membalas pelukan itu.

Leeteuk yang mendengar gumaman Kyuhyun itu hanya terdiam. Dia hanya mengelus rambut dan punggung adiknya itu, memberikan kenyamanan.

"Soo hyung… da-tang."

Mata Kyuhyun kembali terpejam sempurna setelah menggumamkan kata itu. Dengkuran halus terdengar. Kyuhyun sudah kembali ke dunia bawah sadarnya. Terlelap dengan lebih nyaman dari sebelumnya. Kehangatan dari pelukan dan usapan lembut dari tangan itu cukup membuat Kyuhyun nyaman.

Leeteuk menghela napasnya. Namun angelic smilenya terlihat saat memperhatikan wajah polos Kyuhyun yang terlihat damai saat tertidur. Ekspresi tegang dan resah yang sempat terlihat di awal itu sudah menghilang.

"Kyunie… Mianhae," bisik Leeteuk berharap suaranya akan terdengar hingga alam bawah sadar Kyuhyun.

"Kyu harus ingat kalau hyung benar-benar sayang padamu, arrachi?"

Dua kali Leeteuk membisikan kalimat yang sama seperti yang pernah di ucapkannya beberapa hari lalu. Leeteuk mengeratkan pelukan pada tubuh kecil Kyuhyun. Beberapa saat kemudian, Leeteuk pun jatuh dalam tidurnya. Mengistirahatkan pikiran dan hatinya yang terasa lelah satu hari ini.

.

.

.

o~o~o TeuKyu o~o~o

Derap langkah kaki yang terus berlari sejak tadi seakan menggema di seluruh panti asuhan ini. Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke segala penjuru panti hanya untuk mencari satu sosok orang yang tidak di lihatnya sejak tadi.

Napasnya sudah terengah dan peluh sudah memenuhi wajahnya. Walaupun begitu, Kyuhyun terus mengitari seluruh panti yang cukup luas ini. Seluruh ruangan dalam panti bahkan hampir setiap kamar di telitinya untuk menemukan sosok sang hyung. Setitik air mata sudah menggantung di pucuk matanya. Kepanikan menghantuinya karena tak kunjung menemukan sosok Leeteuk. Sudah hampir 2 jam, ia berkeliling seperti ini hanya untuk menemukan Leeteuk yang seakan menghilang dari panti itu.

"Kyu!"

Seruan itu membuat Kyuhyun menghentikan larinya. Ia menoleh dan mendapati Changmin dan Minho berlari kearahnya.

"Bagaimana? Kalian menemukan Teuki hyung?" tanya Kyuhyun panik.

Changmin dan Minho mengatur napasnya terlebih dahulu lalu saling melempar tatapan.

"Chwang, Minho!" desak Kyuhyun karena kedua temannya tak kunjung menjawab dan membuat waktu berharga Kyuhyun terbuang.

Changmin dan Minho menatap Kyuhyun dengan tatapan bersedih. Mereka menggelengkan kepalanya secara bersamaan.

Kyuhyun langsung berjongkok karena kakinya terasa lemas, "Teuki hyung… Dimana?" lirihnya.

"Bagaimana bisa aku pergi tanpa melihat Teuki hyung," keluh Kyuhyun.

Changmin dan Minho saling melempar tatapan bingung. Namun mata keduanya mulai berkaca-kaca saat melihat Kyuhyun kembali menangis.

"A-aku tidak mau… pergi," gumam Kyuhyun sambil menundukkan kepalanya. Tetesan air mata sudah jatuh dan membasahi unsoo yang di peluknya dengan erat.

"Teuki hyung…"

"Kyuhyun…"

Kyuhyun, Changmin dan Minho sontak menoleh saat mendengar seruan itu. Tuan dan nyonya Cho sudah berdiri di ujung lorong sambil tersenyum lembut. Tas Kyuhyun sudah berada di tangan yeoja cantik itu.

Kyuhyun beranjak berdiri dan menatap orang tua angkatnya dengan tatapan sedih. Namun sedetik kemudian, Kyuhyun tersentak saat mendapat pelukan tiba-tiba dari Changmin dan Minho.

"Kyunie jangan lupakan kami nde?" ucap Changmin yang sudah menangis.

"Ne. Kau tidak boleh melupakan kami, anak lobak," timpal Minho.

"Kau harus sering bermain ke sini, Kyu. Aku dan yang lainnya akan menunggumu," ucap Changmin sambil melepaskan pelukannya dan menyengir dengan sangat di paksakan.

Kyuhyun menggigit bibirnya yang bergetar. Kepalanya mengangguk beberapa kali. Dia tak menyangka bahwa teman-temannya juga akan menangis saat dirinya pergi. Mereka yang sering mengejeknya itu pun merasa sangat kehilangan. Kyuhyun pasti akan merindukan panggilan anak lobak dan anak bebek lagi.

"Kalian jangan menangis, pabbo. Chwang sama Minho buat Kyu jadi menangis lagi," isak Kyuhyun sambil menatap kedua temannya.

Puk!

Tepukan pelan di kepala dan rangkulan di bahunya, membuat Kyuhyun menoleh ke belakang. Tuan Cho menepuk-nepuk pelan kepalanya sambil memberikan senyumannya. Dan nyonya Cho merangkul bahu Kyuhyun.

"Kita berangkat sekarang?"

Pertanyaan yang paling tidak ingin di dengar Kyuhyun itu akhirnya menyapa pendengarannya. Kyuhyun menundukkan kepalanya. Di tatapnya unsoo yang ada dalam pelukannya. Menatap ke dalam manik-manik hitam yang menjadi mata dari boneka lobak itu.

Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatap yeoja yang akan di panggilnya eomma itu.

"Boleh aku ke satu tempat lagi?" tanya Kyuhyun.

Nyonya Cho menghapus air mata Kyuhyun lalu mengangguk. Ia menunjukkan senyuman lembutnya, "Biar kami antar nde?"

Kyuhyun tak menolak permintaan itu. Kyuhyun langsung melangkahkan kakinya menyusuri lorong menuju tangga.

Pandangan Kyuhyun langsung mengedar saat tiba di kamar keduanya. Air mata kembali mengalir saat mengingat kebersamaannya dengan Leeteuk dalam kamar hyungnya ini. Isakan kecil mulai meluncur dari bibirnya.

Kaki Kyuhyun melangkah mendekati ranjang Leeteuk. Sedangkan tuan dan nyonya Cho memutuskan untuk diam di ambang pintu kamar itu.

"Teuki hyung…" seru Kyuhyun sambil mendudukan dirinya di ranjang Leeteuk.

"Hyung tidak ingin melihat Kyu eoh? Teuki hyung kemana?"

Tangisan itu semakin menjadi. Semua memorinya setahun ini berputar bagaikan sebuah video. Kyuhyun tidak membayangkan bahwa saat ini akan tiba. Saat ia akan pergi dari panti ini. Dan satu hal yang tidak pernah di bayangkan… Tidak bisa melihat Leeteuk di saat terakhirnya berada di sini.

"Teuki hyung…"

Melihat Kyuhyun yang semakin terisak tangis, nyonya Cho menjadi tidak tega. Kakinya melangkah masuk mendekati Kyuhyun. Dia langsung merengkuh tubuh kecil anak angkatnya itu. Di elusnya kepala Kyuhyun dengan sayang.

"Teuki hyung…"

Lima belas menit mereka berada dalam kamar itu. Kyuhyun terus berharap agar Leeteuk segera muncul. Tapi harapannya tidak terwujud. Sosok hyungnya itu tak kunjung menampakan dirinya.

Kenapa? Kenapa Teuki hyung tidak ada? Apa Teuki hyung benar-benar tidak ingin melihatku lagi?

Banyak pertanyaan lagi yang berputar dalam benak Kyuhyun yang masih saja menangis.

Tuan Cho yang sedaritadi berdiri di ambang pintu mulai menghampiri istri dan anak angkatnya, "Kita pulang sekarang ya?" ucapnya pelan.

Nyonya Cho menatap suaminya ragu namun akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri dan mulai menggandeng tangan Kyuhyun.

"Tidak pulang ya chagi? Sudah, jangan menangis lagi."

Semua ucapan dua orang itu hanya di jadikan angin lalu oleh Kyuhyun. Namun kaki Kyuhyun seperti menurut dengan perkataan itu. Kyuhyun beranjak berdiri dan mulai mengikuti langkah nyonya Cho yang menggiringnya keluar kamar.

"Tunggu," ucap Kyuhyun saat hampir melewati ambang pintu.

Kyuhyun melepaskan genggaman tangan nyonya Cho. Dia berbalik dan mendekati ranjang Leeteuk lagi. Kyuhyun menatap boneka lobak yang ada di tangannya.

"Unsoo…" ucap Kyuhyun terus menatap boneka yang sudah menemaninya selama ini.

"Unsoo, bantu Kyunie nde?"

Kyuhyun memeluk boneka lobaknya itu dengan begitu erat sebelum meletakan unsoo di atas ranjang Leeteuk.

"Unsoo harus jaga Teuki hyung. Unsoo temani Teuki hyung nde? Sampaikan salam Kyunie untuk Teuki hyung. Kyu…"

Kyuhyun tak sanggup melanjutkan ucapannya. Isakan tangis lah yang melanjutkan semua yang hendak di katakan oleh bocah itu.

Setelah puas memandangi unsoo yang tergeletak pasrah di ranjang, Kyuhyun langsung berlari keluar kamar. Menghampiri dua orang yang sudah menanti dirinya.

"Teuki hyung—hiks… Kyu… Kyu—pergi," ucap Kyuhyun terakhir kalinya sebelum menutup pintu kamar berwarna putih itu.

Tuan dan nyonya Cho langsung menggenggam kedua tangan Kyuhyun. Mereka menggiring Kyuhyun untuk keluar dari panti. Wajah Kyuhyun tertunduk dalam. Dia sudah pasrah dengan semuanya. Mau di bawa kemanapun, Kyuhyun tidak akan bisa menolak lagi.

Di luar panti, suster pengasuh dan anak-anak sudah menunggu Kyuhyun. Beberapa dari mereka menangis saat melihat sosok Kyuhyun. Teman-teman pantinya langsung berhambur dan memeluk Kyuhyun yang hanya bisa terdiam. Beberapa pesan yang di lontarkan temannya di simpan Kyuhyun dalam hati namun bocah itu tak bisa membalas ucapan itu secara langsung. Bibirnya terkatup dan enggan berucap apapun lagi. Kyuhyun juga mendapat pelukan dan salam perpisahan dan suster-suster pengasuhnya. Hanya tatapan tersirat rasa terimakasih yang Kyuhyun tunjukkan.

Tanpa bersuara, Kyuhyun menurut saat eomma barunya itu menggiringnya untuk masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk, Kyuhyun menoleh dan menatap semua penghuni panti itu beberapa saat, lalu beralih memandangi panti. Pandangannya mengedar lagi, masih berusaha agar menangkap sosok Leeteuk di tengah-tengah mereka tapi hasilnya nihil. Leeteuk tetap tidak ada.

Akhirnya Kyuhyun masuk ke dalam mobil dengan lesu. Dirinya duduk di tengah, di himpit oleh kedua orang tua barunya.

Mobil sedan hitam itu pun langsung melaju setelah tuan Cho memberikan perintah pada supirnya. Bersamaan dengan melajunya mobil, Kyuhyun kembali menangis. Entah sudah berapa kali ia menangis. Dadanya terasa sesak. Hatinya berteriak untuk tidak pergi tapi janjinya pada Leeteuk yang akan menuruti seluruh ucapan hyungnya untuk terus terngiang dalam benaknya.

Hembusan angin yang cukup kencang membuat beberapa daun pohon maple yang banyak tertanam di sekitar panti itu terlepas dari rantingnya. Daun-daun yang masih berwarna hijau itu terbang mengikuti arah angin yang akan membawanya entah kemana.

Kyuhyun merasa seperti salah satu daun itu. Dia sudah pasrah akan di bawa entah kemana dan apa yang terjadi setelahnya. Wajahnya mulai terangkat. Pandangan tertuju pada hamparan ladang yang ada di depan sana. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang sehingga Kyuhyun bisa memperhatikan ladang dengan baik. Sorot matanya menerawang jauh, dia sering bermain di ladang ini bersama Leeteuk saat musim panen tiba. Mereka akan berlarian di padang dan memetik berbagai buah dan sayuran yang di tanam di sana.

Mata Kyuhyun tiba-tiba menyipit saat melihat sosok seseorang berada di pinggir ladang di depan sana. Tangannya langsung mengusap kedua matanya yang masih basah. Kyuhyun menegakan posisi duduknya membuat tuan dan nyonya Cho menatapnya bingung.

Kyuhyun terus memusatkan pandangannya pada sosok di depan sana. Mobil terus melaju mendekati sosok yang berdiri di pinggir ladang.

Satu…

Dua…

Mata Kyuhyun membulat saat menyadari sosok siapa itu. Leeteuk hyung… Kyuhyun bisa melihat dengan jelas wajah yang tengah menatap ke arah datangnya mobil.

Tiga…

Mobil itu mulai berpapasan dengan sosok tersebut. Angelic smile yang terukir di wajah itu bisa Kyuhyun lihat dengan jelas.

Empat…

Li—

"Teuki—hyung?"

—ma.

Mobil terus melaju dan melewati sosok itu begitu saja. Kyuhyun masih terlihat terkejut dengan apa yang di lihatnya tadi. Anak itu terdiam.

Lima detik…

Kyuhyun melihat sosok Leeteuk dalam selang waktu lima detik. Seketika Kyuhyun teringat akan permainan lima detik yang di lakukannya bersama Leeteuk. Ini adalah hari terakhir dari perjanjian lima detik itu. Permainan yang sempat di lupakan oleh Kyuhyun sejak kemarin. Apakah permainan masih berlangsung? Bagi Leeteuk sepertinya begitu… Dan permainan itu pun berakhir setelah Kyuhyun melihat sosok hyungnya dalam selang waktu lima detik yang berlalu dengan begitu cepat.

"Teuki hyung..." seru Kyuhyun sambil menolehkan kepalanya ke belakang.

Menghilang…

Sosok Leeteuk sudah tidak berada di tempat tadi. Mata Kyuhyun bergerak gelisah mencari sosok itu ke sekeliling hingga hamparan ladang sudah tidak terlihat lagi dari pandangan mata karena mobil terus melaju.

"Kyuhyun-ah, waeyo?"

Akhirnya pertanyaan nyonya Cho yang sejak tadi terlontar itu mampu di dengar oleh Kyuhyun. Hanya gelengan kepala yang Kyuhyun berikan sebagai jawaban. Bocah itu kembali duduk menghadap depan dengan sorot mata kosong.

"Teuki hyung…"

Lima detik…

Waktu itu berlalu sangat cepat. Aku gagal menggunakan 5 detik itu dengan baik. Seharusnya saat itu, aku langsung meminta agar mobil segera di hentikan sebelum 5 detik itu berakhir.

Tapi…

Aku justru terdiam. Aku melupakan semua arti dari permainan lima detik ini. Semua yang kau katakan, aku melupakan semuanya saat itu. Aku belum mampu menerapkan semua yang ku pelajari dari permainan waktu yang kau buat itu dengan baik.

Maafkan aku, hyung.

Bisakah kita bertemu lagi?

Aku mengerti apa yang kau maksud dengan waktu berharga itu sekarang. Setiap detik dalam putaran waktu itu bisa menentukan beberapa hal bahkan masa depan. Berusaha menjadikan setiap detik itu menjadi sesuatu yang berharga dan lakukan yang terbaik.

Tapi… Saat kau sudah melewatkan satu kesempatan, waktu tak mungkin berputar ulang. Kita hanya bisa mengikuti alur sang waktu dan ciptakan kesempatan baru di masa depan.

Bisakah aku melakukan permainan waktu ini lagi dan membuat kesempatan baru nanti?

.

.

.

o~o~o TeuKyu o~o~o

"Selesai…"

Leeteuk tengah merapikan kaus tanpa lengan berwarna putih dan celana santai selutut berwarna hitam yang di pakainya setelah mandi sore.

Sambil mengacak-acak rambut yang seharusnya di sisir rapi itu, Leeteuk berjalan menuju ranjangnya dan mendudukan dirinya di sana. Tangannya menepuk-nepuk pipinya sendiri, tubuhnya sudah terasa segar sekarang.

Leeteuk mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar yang sudah di tinggalinya beberapa tahun. Tak ada yang berubah dari kamar kecil itu. Pandangan Leeteuk tertuju pada kalender yang tergantung di dinding samping tempat tidurnya. Kalender yang sudah di penuhi lingkaran berwarna merah hampir di semua tanggal dalam satu bulan yang tertera di sana.

Pandangan itu berubah menjadi lebih sendu. Leeteuk mengalihkan tatapannya menuju sebuah boneka lobak yang tergeletak di kasur. Tangan kanannya terjulur mengambil boneka itu.

"Unsoo…" gumam Leeteuk pelan sambil memandangi boneka lobak itu.

Leeteuk menarik tipis kedua sudut bibirnya, "Sudah hampir satu bulan…"

"Bagaimana keadaan Kyu? Apa kau mengetahuinya? Kalau iya, cepat beritahu aku."

Leeteuk mendekatkan boneka itu ke telinganya. Ekspresinya terlihat lucu.

"Dia baik-baik saja? Benarkah? Aku harap kau tidak berbohong unsoo-ya," ucap Leeteuk pada boneka itu lagi.

Leeteuk terdiam sambil menatap unsoo. Dia terkekeh pelan lalu mengacak rambutnya sendiri lagi.

"Aish Kyu… Kau ikut membuatku gila. Bagaimana bisa aku terus mengajak boneka ini bicara? Teuki pabbo…"

Kekehan itu terhenti dan berganti dengan senyuman getir. Entah mengapa, Leeteuk mempunyai banyak ekspresi saat berbicara sendiri dengan boneka yang selalu menemani anak yang di anggapnya adik hingga sekarang itu.

"Hei unsoo, apa kau merindukannya?" tanya Leeteuk sambil memainkan daun di bagian atas kepala unsoo, "Kenapa anak itu tidak memberi kabar sedikitpun? Dia membuatku cemas."

Helaan napas meluncur dari bibirnya. Tak ingin menjadi gila seperti yang Leeteuk bayangkan karena terus berbicara sendiri, ia mulai beranjak berdiri. Di letakannya boneka itu di kasurnya kembali lalu dirinya mulai berjalan menuju pintu.

Namun sebelum ia membuka pintu kamarnya, Leeteuk kembali menoleh ke belakang. Pandangannya terfokus pada unsoo. Kaki Leeteuk melangkah mundur dan mendekati ranjang lagi. Di ambilnya unsoo kembali.

"Kau pasti bosan di kamar terus kan? Sekarang tak ada Kyu yang sering membawamu berkeliling panti," gumam Leeteuk sambil tersenyum geli, "Hari ini aku akan membawamu berkeliling. Mau?"

Tanpa berpikir lagi, Leeteuk langsung melangkah keluar kamar dengan unsoo yang ada dalam pelukannya. Boneka yang hampir sebulan menemaninya tidur dan mendengarkan semua curahan hatinya.

"Leeteuk hyung!"

Leeteuk menolehkan kepalanya saat mendengar seseorang menyerukan namanya. Senyuman terpantri di wajahnya saat melihat beberapa anak tengah bermain di ruangan dekat tangga. Di langkahkan kakinya menuju ruangan itu dan menghampiri anak-anak panti lainnya.

"Teuki hyung kenapa baru muncul?" tanya Ryeowook yang tadi memanggilnya.

Leeteuk mendudukan dirinya di kursi kecil dekat Changmin yang tengah asyik memainkan rubik. Tangan Leeteuk iseng mengacak rambut Changmin dan Ryeowook yang ada di dekatnya.

"Aku baru selesai mandi," balas Leeteuk.

"Suster Hwang tadi mengatakan kalau malam ini kita akan makan malam spesial, hyung. Jadi anak-anak sudah tidak sabar menantinya," seru Ryeowook senang.

"Benarkah?"

"Heum!"

Leeteuk tersenyum geli melihat antusias anak-anak yang lebih muda darinya itu.

"Semoga makanannya enak-enak," ucap Changmin dengan ekspresi penuh harap.

"Aku mau daging. Sudah lama tidak ada daging untuk makan malam kita," tambahnya lagi.

"Jangan berharap banyak tukang makan," ejek Minho yang baru saja bergabung di tengah-tengah mereka.

Ucapan Minho membuat Changmin merengut kesal dan anak-anak lain menertawakan anak bertubuh jangkung itu.

Leeteuk hanya tersenyum, memperhatikan anak-anak itu satu per satu. Tangannya mulai meletakan boneka lobak yang tadi di bawanya itu di atas meja di hadapannya. Sontak boneka itu menjadi pusat perhatian anak-anak lainnya.

"Anak lobak…" gumam Ryeowook sambil memandangi boneka itu, "Aku merindukan Kyu."

"Aku juga," seru anak yang lain bersamaan.

"Apa Kyunie baik-baik saja ya?" tanya Changmin dengan nada sedih.

Leeteuk yang berada di sampingnya pun mengacak rambut Changmin, "Kyu pasti baik-baik saja."

"Tapi… Kenapa Kyu tidak main ke panti lagi, hyung?" tanya Minho.

Tak ada jawaban yang Leeteuk keluarkan. Dia sendiri tidak tahu kenapa Kyuhyun tidak pernah datang kemari lagi. Padahal dia sangat mengharapkan kedatangan anak itu walau hanya sebentar.

Ruangan yang tadinya ramai itu pun mendadak menjadi hening. Perhatian mereka semua masih berpusat pada boneka lobak yang tergeletak di atas meja.

Leeteuk menghela napasnya. Dia menepuk tangan membuat perhatian teralih padanya, "Sudah. Bagaimana kalau kita bermain saja?"

"Ne~"

Koor bersamaan dari anak-anak membalas usulan Leeteuk. Mereka semua beranjak berdiri dan mulai membentuk lingkaran besar. Memainkan tom and jerry yang biasa di lakukan oleh mereka.

Kurang lebih setengah jam Leeteuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya. Leeteuk mulai keluar dari lingkaran dari berjalan mendekati unsoo. Di raihnya boneka lobak itu lagi.

"Teuki hyung mau kemana?" tanya Changmin saat melihat Leeteuk hendak keluar.

Leeteuk tersenyum lalu menggeleng, "Kalian lanjutkan saja permainannya. Aku mau keluar sebentar. Sebelum makan malam aku akan kembali."

Setelah mengucapkan itu, Leeteuk langsung saja melenggang pergi.

.

.

Rembulan sudah bertahta di puncak singgasana indahnya. Taburan bintang yang berkelap kelip pun menemani sang ratu malam untuk melakukan tugasnya menerangi semua yang ada di permukaan bumi. Langit malam terlihat cerah, tanpa ada tanda-tanda awan hitam yang akan datang. Membiarkan semua benda langit yang berkelip itu menjadi pemandangan indah malam ini.

"Ketemu…"

Seruan lega dari seorang anak laki-laki itu memecah keheningan malam di bukit kecil belakang panti asuhan. Senyuman terkembang di wajah bocah itu saat menemukan sosok yang sejak tadi di carinya. Bocah yang mengenakan kemeja berwarna biru laut di padu dengan celana denim berwarna hitam itu melangkahkan kakinya yang di balut sepatu kets. Menapaki rerumputan bukit yang mulai basah karena kabut tipis yang menutupi area bukit.

Dari langkah kecil menjai berlari cukup cepat agar segera sampai ke seseorang yang tengah terduduk di bawah pohon maple. Suasana bukit yang cukup gelap dan sunyi tak membuat bocah itu takut. Asalkan ada sosok yang berada di bawah pohon itu, sang bocah tak akan takut apapun.

"Tidur eoh? Ck, kau bisa sakit jika tidur di sini, hyung."

Bocah itu berlutut di depan anak yang tengah tertidur dengan punggung bersandar pada pohon. Kikikan geli terdengar pelan saat memperhatikan apa yang ada di hadapannya.

"Uh, unsoo… Apa kau merindukanku?" tanya Kyuhyun—bocah itu sambil menepuk-nepuk pelan boneka yang di peluk oleh Leeteuk sedaritadi.

Kyuhyun melebarkan senyumannya, "Aku sangat merindukanmu."

Pandangan Kyuhyun teralih dari unsoo kembali pada wajah Leeteuk yang terlihat begitu lelap dalam tidurnya. Kyuhyun sedikit heran, bagaimana bisa hyungnya tidur di tempat seperti ini? Di alam terbuka, gelap dan dingin.

"Kyu juga sangat merindukanmu, Teuki hyung."

Kyuhyun tak lagi berucap setelahnya. Dia hanya diam, duduk bersila di depan Leeteuk yang masih memejamkan matanya. Tak di alihkan sedikit pun tatapannya dari Leeteuk, terus memandangi wajah hyung yang sangat di rindukan itu.

Udara yang semakin dingin itu mulai mengganggu tidur Leeteuk. Bulu romanya sedikit berdiri saat angin cukup kencang berhembus, udara dingin itu menerpa permukaan kulitnya. Lenguhan mulai terdengar dari bibir yang sejak tadi terkatup.

"Teuki hyung!"

Satu panggilan itu membuat Leeteuk mulai mendapat kesadarannya. Walaupun begitu, matanya masih terpejam sempurna. Hanya ekspresi wajahnya yang terlihat bingung.

"Teuki hyung…"

Suara itu lagi…

Suara manja dan khas yang hanya di milikki satu orang. Kyuhyun?

Kelopak mata Leeteuk yang sejak tadi tertutup itu mulai terbuka secara perlahan. Onyx coklat jernih Leeteuk langsung menangkap sosok bocah yang sudah berada sejengkal darinya. Wajah yang sudah tak di lihat Leeteuk selama hampir sebulan.

"Kyu? Aku pasti bermimpi…" gumam Leeteuk dengan mata yang masih terbuka setengah.

Tangan Leeteuk terangkat dan mengucek kedua matanya dengan santai. Mendengar gumaman itu, Kyuhyun menggembungkan pipinya. Wajahnya semakin mendekat ke wajah hyungnya itu. Dengan ekspresi lucu, ia memperhatikan Leeteuk yang masih mengucek kedua kelopak matanya.

"TEUKI HYUNG!"

Duk!

"Appo…"

Pekikan keras Kyuhyun langsung membuat Leeteuk terlonjak kaget bahkan kepala belakangnya harus terjeduk pohon yang sedaritadi di sandarinya dengan cukup keras. Leeteuk meringis sambil menggosok kepala belakangnya.

Suara tawa geli seakan menggema di bukit kecil ini. Kesadaran Leeteuk mulai terkumpul sempurna. Matanya terbuka lebar dan onyxnya menatap Kyuhyun yang sudah tertawa sambil memeganggi perutnya.

Leeteuk mengerjapkan matanya berulang kali, masih tidak percaya dengan siapa yang berada di hadapannya itu.

"Aigoo—hahaha Teuki hyung lucu! Wajahmu lucu sekali," seru Kyuhyun di tengah tawanya.

"Kyu?" lirih Leeteuk masih menatap Kyuhyun dengan tatapan bingung. Tak di pedulikan Kyuhyun yang tengah menertawakan dirinya. Dia hanya ingin memastikan bahwa yang ada di hadapannya saat ini benar-benar sosok dongsaeng nya.

Kyuhyun menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan untuk menghentikan acara tawa gelinya. Tatapannya kembali fokus kepada Leeteuk yang menatapnya sedikit miring saat bingung dengan maksud tatapan dari hyung nya itu.

"Teuki hyung, waeyo? Apa kau melupakanku?" tanya Kyuhyun dengan nada lucu.

"Kau… Kau benar-benar Kyuhyunie?" Leeteuk balik bertanya.

"Eoh?" Kyuhyun kembali terkekeh pelan mendengar pertanyaan konyol dari hyung nya, "Hyung kira aku siapa? Tentu saja aku ini Kyu, memangnya siapa la…"

Grep!

Ucapan Kyuhyun berhenti begitu saja karena Leeteuk menarik dan langsung memeluknya secara tiba-tiba. Kyuhyun terkejut namun senyuman senang terpantri di wajahnya. Ini yang di inginkannya sejak tadi. Pelukan hangat yang sudah di rindukannya.

Tanpa berucap apapun, kedua tangan Kyuhyun terjulur dan membalas pelukan Leeteuk.

"Hyung…"

Tes!

Entah kenapa, setetes air mulai jatuh dari kedua sudut mata Leeteuk. Di dekapnya erat Kyuhyun bagaikan sebuah boneka.

"Kyunie, kenapa baru datang eoh? Hyung menunggu Kyu setiap hari," ucap Leeteuk setengah berbisik.

"Hyung merindukan Kyu?" Kyuhyun justru bertanya tanpa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh hyung nya.

Leeteuk mengangguk dengan cepat, "Tentu saja. Hyung sangat merindukan Kyu," balas Leeteuk.

Mendengar balasan itu, Kyuhyun tersenyum senang dan tangisan haru akhirnya pecah. Kyuhyun menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan itu dan menangis tanpa isakan.

"Kyu lebih merindukan hyungie."

Beberapa saat mereka hanya menangis dalam diam, melepaskan rasa rindu dan keharuan yang timbul dalam hati masing-masing dalam sebuah pelukan hangat.

Leeteuk mulai melepaskan pelukannya. Ia mengambil napas dalam lalu menghapus jejak air mata di wajahnya. Tangannya juga terjulur dan mengusap wajah Kyuhyun yang basah. Senyuman khas nan hangat itu di tunjukannya pada Kyuhyun yang terus menatapnya.

"Hyung senang bisa melihatmu lagi," ucap Leeteuk pelan, "Hyung kira kau sudah melupakan hyung dan tidak akan kembali kemari lagi."

Kyuhyun terkekeh pelan lalu menggelengkan kepalanya, "Tentu saja Kyu akan kemari. Ah, Kyu senang Teuki hyung merindukanku. Apa hyung merasa kehilangan Kyu?"

Leeteuk tersenyum geli lalu mengacak rambut Kyuhyun, "Ne. Aku kehilangan anak bebekku. Tidak ada lagi yang mengikutiku kemanapun."

"Siapa yang menyuruhku pergi? Lihat? Teuki hyung juga kehilangan Kyu kan," cibir Kyuhyun.

"Kyu terlihat bahagia heum," ucap Leeteuk sambil memperhatikan ekspresi Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk penuh semangat, "Kyu bahagia karena bisa melihat hyung Kyu lagi," serunya sambil memeluk Leeteuk lagi sesaat.

Leeteuk terkikik geli, "Kalau begitu, kenapa baru muncul sekarang? Apa Kyu terlalu senang di rumah baru eoh?"

"Aniyo," Kyuhyun menggelengkan kepalanya, "Sehari setelah appa dan eomma membawa Kyu ke rumah, tiba-tiba appa ada urusan di Cina. Kyu tidak tahu ada apa. Yang pasti, mereka langsung membawa Kyu ke Cina. Kyu menolak tapi Kyu ingat pesan hyung agar tidak nakal dan menuruti perkataan mereka."

Kyuhyun menarik napas sebelum melanjutkan ceritanya, "Akhirnya Kyu ikut ke Cina. Kyu benar-benar sedih dan merasa sendirian."

Leeteuk mengelus kepala Kyuhyun saat adiknya itu bercerita dengan ekspresi sedih.

"Kyu tidak bisa tidur dan terus menangis," jujur bocah itu dengan kepolosannya, "Eomma meminta Kyu agar menceritakan semua yang Kyu rasakan."

"Terus…"

Kyuhyun mulai menatap Leeteuk kembali dengan senyuman lucu, "Kyu menceritakan semuanya pada eomma. Kyu selalu cerita tentang Teuki hyung. Eomma suka dengar cerita-cerita Kyunie."

Leeteuk ikut tersenyum senang mendengar kebahagiaan adiknya itu. Hatinya cukup merasa lega karena Kyuhyun bisa akrab dengan kedua orang tua barunya walau entah kenapa ada perasaan sedih juga yang menyelusup.

"Lalu…" Kyuhyun memberi jeda pada ucapannya, "Appa dan eomma menjanjikan satu hal kepada Kyu dan itu membuat Kyu sangat senang."

"Janji apa?" tanya Leeteuk sedikit penasaran karena melihat senyuman lebar di wajah adiknya itu.

Kyuhyun tak segera menjawab. Ia memperhatikan wajah Leeteuk dengan seksama.

"Appa dan eomma janji kalau saat kembali ke Korea, mereka akan mengabulkan keinginan Kyu. Mereka akan membawa hyung Kyunie untuk pulang bersama ke rumah," seru Kyuhyun senang.

Leeteuk mengangguk-anggukkan kepalanya namun beberapa detik kemudian dia menatap Kyuhyun dengan alis terangkat sebelah.

"Hyung Kyunie?" gumam Leeteuk dengan nada bertanya.

Kyuhyun terkikik geli melihat respon dari Leeteuk, "Heum! Hyung nya Kyunie."

"Siapa?"

Pertanyaan konyol itu membuat senyuman lebar di wajah Kyuhyun sedikit memudar. Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal. Tanpa menjawab, Kyuhyun terus menatap Leeteuk.

Leeteuk masih kebingungan namun melihat Kyuhyun yang menatapnya dengan ekspresi cemberut membuat dirinya sedikit terkesiap. Matanya mengerjap beberapa kali lalu tangannya mulai terangkat.

"Aku?" tanya Leeteuk sambil menunjuk dirinya sendiri.

Kyuhyun menghembuskan napas dan memutar bola matanya malas. Dia menatap Leeteuk intens lalu mengangguk cepat, "Memangnya hyungnya Kyunie siapa lagi?"

"Ish, Teuki hyung menyebalkan. Kyu kan sudah sering bilang kalau Teuki hyung adalah hyung nya Kyunie," tegas Kyuhyun dengan nada lucu membuat siapapun yang mendengarnya ingin tertawa.

Namun sepertinya saat ini kebingungan membuat Leeteuk tak bisa tertawa dengan ekspresi kesal adiknya itu.

"Aku? Pulang bersama Kyunie? Maksudnya?" tanya Leeteuk beruntun.

Kyuhyun kembali menampilkan senyumannya, "Ne. Appa dan eomma akan mengajak Teuki hyung untuk tinggal bersama Kyunie di rumah appa eomma Cho."

"B-Bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa. Kyu menceritakan semua hal tentang Teuki hyung pada mereka setiap hari. Terus appa dan eomma jadi penasaran dan tertarik pada hyungku," seru Kyuhyun.

"Terus saat Kyu minta agar Teuki hyung juga tinggal bersama, mereka langsung menyetujuinya."

Leeteuk tertegun mendengar penjelasan itu. Dia menatap Kyuhyun tanpa berkedip. Kyuhyun meraih kedua tangan Leeteuk dan menggenggamnya dengan erat.

"Kyu tahu… Waktu itu hyung menolak untuk ikut Kyu karena hyung takut. Hyung tidak mungkin ikut kalau appa eomma Cho tidak memintanya. Iya kan?" ucap Kyuhyun. Leeteuk mengangguk secara reflek.

"Kalau sekarang… Appa dan eomma Cho akan meminta Teuki hyung tinggal bersama kami maka Teuki hyung akan ikut Kyu 'kan?" tanya Kyuhyun lagi.

Leeteuk mengangguk dengan ragu, "H-heum… Jadi mereka akan mengadopsiku juga?"

"Ne."

"Benarkah?"

"Appa eomma Cho sedang berada di ruang suster kepala sekarang."

Senyuman senang pun akhirnya bisa tersimpul di wajah Leeteuk. Masih tidak percaya namun dongsaeng kecilnya tidak akan berbohong. Melihat Leeteuk mulai tersenyum, Kyuhyun semakin melebarkan senyumannya.

"Jadi sekarang hyung bisa tinggal bersama Kyunie?" tanya Leeteuk.

Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepalanya, "Ne, ne, ne. Kita akan tinggal bersama lagi~" serunya girang.

Leeteuk mulai terkekeh melihat tingkah Kyuhyun. Leeteuk kembali menarik Kyuhyun dalam pelukannya. Mereka tertawa bersama meluapkan rasa bahagia yang bersemi bagai bunga dalam hati masing-masing.

"Hyung senang?"

"Tentu saja. Cukup bersama Kyunie saja, pasti hyung akan senang."

"Eoh? Itu ucapan Kyu, hyung. Kau curang," protes Kyuhyun saat mendengar Leeteuk mengucapkan kata yang sering di ucapkannya.

Leeteuk hanya bisa tertawa dan mengacak rambut Kyuhyun gemas.

"Hyung, kita ke panti sekarang?"

Kyuhyun beranjak berdiri sambil menarik tangan Leeteuk, "Appa dan eomma Cho sudah membawa banyak makanan untuk kita semua. Kita akan pesta sekarang. Ayo~"

"Kyu tidak mau Chwang makan semua makanan itu," tambah Kyuhyun.

Leeteuk menggelengkan kepalanya. Leeteuk ikut beranjak berdiri dan mengikuti Kyuhyun yang sudah menariknya. Kyuhyun menyambar unsoo yang sejak tadi tergeletak di rumput begitu saja. Di dekapnya erat boneka lobak yang sangat di rindukannya juga.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuruni bukit untuk segera kembali ke panti.

"Teuki hyung, lihat!" Kyuhyun menunjukkan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

Leeteuk tersenyum melihat jam tangan bumblebee yang dulu di berikannya, "Kau menyukainya?"

"Sangat suka. Tapi…" Kyuhyun memberengut kesal. Dia melangkah ke depan Leeteuk dan berjalan mundur, "Kenapa hyung tidak memberikan secara langsung. Aku baru menemukan jam ini dua minggu lalu."

"Terus… Kenapa hyung menghilang saat Kyu pergi eoh? Benarkah yang berdiri di ladang waktu itu adalah hyung?" Kyuhyun memberondong Leeteuk dengan berbagai pertanyaan.

"Menghilang?" gumam Leeteuk, "Aniyo."

"Kyu ingat? Saat itu kita masih dalam permainan lima detik. Jadi kau hanya boleh menatapku selama lima detik hari itu," seru Leeteuk sambil terkikik geli.

"Aish," Kyuhyun berdecak pelan, "Bagaimana bisa hyung masih melakukan itu? Padahal Kyu sangat ingin memelukmu saat itu."

Leeteuk menarik Kyuhyun dan merangkul bahu dongsaengnya itu.

"MianhaeHyung hanya takut tidak sanggup jika melihat kepergianmu secara langsung. Tapi hyung terus memperhatikanmu saat itu."

"Benarkah?"

"Heum."

Kyuhyun menganggukkan kepalanya lalu kembali tersenyum, "Ya sudahlah. Yang penting, sekarang Teuki hyung sudah di samping Kyu lagi."

"Kyu…" panggil Leeteuk membuat Kyuhyun menengadahkan kepalanya dan menatap hyungnya itu.

Leeteuk menunjukkan angelic smilenya, "Hyung sayang Kyunie."

Tiga kata itu langsung membuat hati Kyuhyun menghangat. Kyuhyun langsung memeluk Leeteuk dari samping. Dia tertawa pelan, "Kyu sangat sangat sangat sayang Teuki hyung~"

Leeteuk tergelak mendengar ucapan Kyuhyun yang seakan di lebih-lebihkan itu. Tapi Leeteuk sangat tahu bagaimana perasaan adiknya.

"Kajja, hyung. Kyu tidak sabar mengenalkan Teuki hyung ke appa dan eomma~"

"Apa mereka baik?"

"Ne. Sangat baik. Nanti, Teuki hyung juga pasti akan menyukai mereka. Appa dan eomma kita—hahaha"

Kyuhyun langsung menarik tangan Leeteuk dan berlari kencang menuju panti yang sudah berada di depan mata. Leeteuk pun hanya bisa terkekeh pelan dan mengikuti langkah Kyuhyun. Mereka terus berlari seolah tengah mengejar kebahagiaan yang tidak sabar untuk di raih.

Jarak dan waktu…

Jarak dan waktu pernah menjadi penghalang sementara di antara kita. Jarak lima langkah dan waktu lima detik seakan menjadi pembelajaran awal bagi kita untuk menghadapi perpisahan sesaat yang terjadi. Dan semuanya sudah terlewati.

Kedua hal itu tidak akan menghalangi kita lagi. Jarak dan waktu tidak bisa membuat hubungan persaudaraan ini merenggang dan putus begitu saja. Tali persaudaraan di antara kita seakan menyatukan jarak dan waktu. Itu yang akan kita percayai selamanya.

.

.

.

-FIN-

.

.

Baru bisa update ini malam, ternyata tadi lye lembur jadi gak ada waktu buat update ehehe

TeuKyu tidak mungkin lye pisahkan. Mereka memang harus jadi satu paket /padahal awalnya pisah #slaped/

Semoga tidak mengecewakan ya~ ahaha

Terimakasih untuk semua yang sudah menyempatkan membaca FF ini.

Bye bye~~

Sign,

-LyELF-

Special Thanks to :

ChikaKyu, ay, dewdew90, ChoiChahyun, 92line, Jmhyewon, FitriMY, MissBabyKyu, cece, teukiangle, adindatuzzahra, Blackyuline, kyuzi, Hana Ajibana, VinaLoveSiwon, yjwkcksj, riekyumidwife, aninkyuelf, fikyu, vhachandra, gaemgyu0321, Rura, lunkyu, Anonymouss, minniechangkyu56, Oriteuk, heeeHyun, TeuKyu, JustELF, Astri407, kmilla, Kiyuh, AngeLeeteuk, Kim Anna, and all Guest.