LIMA DETIK…

.

.

Main Cast :

Cho Kyuhyun

Leeteuk

.

Genre : Friendship, Brothership

Rated : K+

Warning : Typo (s), bored, bad plot, OoC

Diclaimer : All Cast belong to God and themselves, I just own this story plot

A/N : Ini sequel dari FF 'Lima Langkah'. Bagi yang belum membaca Lima Langkah, bisa membaca terlebih dahulu agar tidak bingung.

.

LyELF

.

~Happy Reading~

.

.

Angin berhembus cukup kencang hari ini. Membuat udara musim panas ini sedikit lebih sejuk walau matahari memancarkan sinarnya dengan cukup terik. Awan putih yang menghiasi hamparan langit pun seakan enggan menutupi sedikit saja permukaan matahari.

Walaupun begitu, sepertinya suasana panas tidak mengurungkan niat beberapa anak yang tinggal di sebuah panti asuhan itu untuk bermain bersama di teras belakang. Mereka membuat beberapa kelompok, duduk melingkar bersama. Terus memainkan beberapa permainan yang bagi orang dewasa terlihat konyol namun bagi anak-anak itu terasa begitu menyenangkan.

"Kyu capek!" keluh seorang anak berambut sedikit ikal berwarna coklat. Di lemparnya balok kecil yang sedaritadi di mainkannya.

"Ish, anak lobak payah~" cibir seorang temannya.

"Aku tidak payah Chwang! Kyu hanya bosan," kilah Kyuhyun sambil menunjukkan ekspresi cemberutnya.

Changmin—teman yang duduk di sebelahnya itu menyengir, "Ayolah, main sebentar lagi, Kyu."

"Kyu bosan!" tegas Kyuhyun.

"Hemm… Bagaimana kita main yang lain? Kita ajak Minho sama Jong. Kita main hantu-hantuan. Kau jadi hantunya, otte?" bujuk Changmin dengan semangat yang berkobar. Di tatapnya Kyuhyun penuh harap.

Kyuhyun terlihat berpikir sejenak namun akhirnya ia kembali menggeleng membuat Changmin mendengus kecewa. Tangan Kyuhyun langsung menyambar Unsoo—boneka lobak kesayangannya yang sedaritadi di dudukan di sampingnya. Di dekapnya unsoo begitu erat.

"Teuki hyung lama sekali," keluh Kyuhyun lesu.

"Kapan Teuki hyung pulang," Kyuhyun terus meracau seorang diri. Changmin yang ada di sampingnya hanya menggedikkan bahu.

"Kenapa Teuki hyung tidak pulang sekolah secepat kita sih?" gerutu Kyuhyun lagi lalu menggembungkan pipinya kesal.

Orang yang di anggap Kyuhyun sebagai hyung barunya itu memang belum pulang dari sekolah yang berada di sebelah panti ini. Sekolah yang di khususkan untuk anak-anak panti untuk menimba ilmu.

"Pelajaran Teuki hyung lebih banyak dari kita," Changmin mulai menanggapi.

"Tapi kenapa lama sekali. Kyu kangen Teuki hyung."

Changmin terkikik geli membuat Kyuhyun memberikan temannya itu death glarenya.

"Chwang!" sentak Kyuhyun kesal karena Changmin tak kunjung berhenti terkikik.

"Anak bebek yang manja eoh? Uh, anak bebek kangen induk bebek~" ejek Changmin.

Pletak!

"Appo~"

Changmin meringis sambil mengelus pucuk kepalanya yang baru saja tertimpuk sebuah balok kecil. Kyuhyun langsung melemparnya dengan balok itu lalu membuang muka dari Changmin membuat temannya itu menyengir bersalah.

"Aku hanya bercanda, Kyunie," lirih Changmin saat melihat ekspresi Kyuhyun yang kesal.

"Awas kau Chwang," desis Kyuhyun. Changmin hanya mengerjapkan matanya, memasang wajah sepolos mungkin dan memberikan peace sign dengan jarinya.

Satu tahun berlalu sejak kedatangan Kyuhyun pertama di panti asuhan ini. Banyak hal yang sudah terlewati. Dan panti ini sudah Kyuhyun anggap sebagai rumah barunya. Ia sudah bisa beradaptasi dengan baik dan sangat menyukai tempat yang cukup asri dan sejuk ini. Tempat yang juga mempertemukannya dengan hyung barunya—Leeteuk.

Kyuhyun tersenyum kecil saat mengingat masa-masa awal dirinya berada di sini. Menjadi seorang anak lobak dan anak bebek yang bahkan menjadi julukan khusus untuknya hingga saat ini. Cukup banyak perubahan yang terjadi dalam diri anak itu.

Kyuhyun sudah mulai bisa bergaul dan bermain dengan anak-anak panti lainnya. Tidak bermain sendirian atau hanya berdua dengan Unsoo lagi. Itu berkat Leeteuk juga. Hyung nya itu yang mengajari dan membuat Kyuhyun untuk lebih berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Dan sekarang, Kyuhyun sudah memiliki beberapa teman dekat yang mau menemaninya bermain.

Walaupun begitu, Kyuhyun tetaplah anak bebek yang sangat manja. Itu yang di katakan oleh teman-temannya. Kyuhyun tetap setia mengekori Leeteuk kemanapun kecuali jika hyung nya sedang sekolah. Dia pernah mengikuti Leeteuk hingga sekolah namun suster kepala menegurnya. Leeteuk sendiri hanya bisa terkekeh melihat tingkah Kyuhyun. Yah, jika di dalam panti tetaplah si anak bebek akan terus bersama induknya. Intinya, hubungan Kyuhyun dan Leeteuk menjadi semakin dekat. Kyuhyun pun semakin bergantung dengan kehadiran hyung nya itu.

"Aku mau menyusul Teuki hyung saja," Kyuhyun berdiri dari kursi kecilnya dan hendak melangkah.

Namun baru beberapa langkah, ia terhenti. Senyuman senang langsung terukir di wajahnya saat melihat sosok Leeteuk yang sudah berada di ambang pintu.

"Teuki hyung!" pekik Kyuhyun kegirangan membuat semua anak-anak yang ada di teras beralih menatapnya.

Tak mempedulikan tatapan anak-anak lain, Kyuhyun mulai berlari kecil untuk menghampiri Leeteuk.

"Anak bebek… anak bebek… anak bebek manja—hahaha"

Kyuhyun menoleh saat mendengar teman-temannya berseru mengejek, "Biarin. Bwee~" balasnya sambil memeletkan lidahnya membuat yang lainnya semakin tergelak.

Leeteuk yang sudah berdiri bersandar di pinggir pintu hanya menggelengkan kepalanya namun juga mengulas senyuman geli. Sekarang Kyuhyun berbeda dari dulu. Anak yang selalu diam jika di ejek itu sudah berubah menjadi lebih berani untuk membalas, bahkan tidak jarang Kyuhyun bertingkah sangat jahil.

"Teuki hyung, bogoshippoyo~" seru Kyuhyun yang langsung memeluk hyung nya itu. Tangannya melingkar erat di pinggang Leeteuk yang memang lebih tinggi darinya.

Leeteuk terkikik geli lalu mengacak rambut Kyuhyun gemas, "Kita baru tidak bertemu beberapa jam saja, Kyunie."

"Tapi Kyu sudah kangen hyung," balas Kyuhyun polos dan mulai melepaskan pelukannya.

Leeteuk menunjukan senyuman khasnya. Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak yang berbeda 4 tahun darinya itu. Tangannya mencubit pelan pipi gembul Kyuhyun yang hanya menyengir lebar.

"Manja eoh?" gumam Leeteuk membuat Kyuhyun tersipu malu.

Mereka pun akhirnya duduk di pinggiran teras, bersandar pada pintu kaca besar di belakangnya.

"Teuki hyung belum ganti baju. Uh, pemalas," cibir Kyuhyun sambil memperhatikan Leeteuk yang masih menggunakan seragam lengkap dengan tas sekolahnya.

Leeteuk terkekeh pelan, "Kalau tidak seperti ini, pasti dongsaengku akan menangis karena terlalu lama menunggu. Benar bukan?" balasnya setengah mengejek.

Kyuhyun menggembungkan pipinya, "Kyu tidak cengeng jadi tidak akan menangis."

"Benarkah?" Leeteuk menatap Kyuhyun dengan mata yang menyipit.

Kyuhyun menunjukkan ekspresi cemberutnya membuat Leeteuk tergelak. Leeteuk pun merangkul dongsaengnya itu dan menepuk-nepuk kepalanya pelan.

"Kyu jelek jika cemberut," ejek Leeteuk.

"Ani. Kyu yang paling tampan," balas Kyuhyun tidak terima.

"Hyung lebih tampan."

"Ani. Ani. Kyu yang paling tampan sedunia."

Kyuhyun merentangkan tangannya ke samping, mendramatisir ucapannya. Namun setelah mengucapkan itu, Kyuhyun justru tertawa sendiri. Leeteuk pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana sekolah Kyu hari ini?" tanya Leeteuk.

Kyuhyun terlihat berpikir lalu mengelus dagunya sendiri, "Membosankan," gumamnya.

"Eoh? Waeyo?" tanya Leetuk sambil memperhatikan ekspresi yang di tunjukan Kyuhyun.

Gelengan kepala dari Kyuhyun membuat Leeteuk menaikan sebelah alisnya.

"Tidak ada Teuki hyung jadi rasanya membosankan," ucap Kyuhyun sambil terkikik geli.

Leeteuk kembali menggelengkan kepalanya heran walau ia merasa senang juga mendengar penuturan polos Kyuhyun. Di rengkuhnya tubuh kecil Kyuhyun dan memeluk bocah itu pelan. Kepalanya di sandarkan di atas kepala Kyuhyun.

Kyuhyun pun mulai bercerita mengenai apa saja yang di pelajari di sekolah dan semua permainan yang di lakukan olehnya bersama anak-anak lain. Leeteuk menanggapi setiap ucapan Kyuhyun. Terkadang keduanya tertawa bersama.

Tak jarang kedekatan Kyuhyun dan Leeteuk membuat beberapa anak lain merasa iri. Leeteuk dan Kyuhyun selalu bisa membuat suasana menjadi lebih ramai. Entah apa yang di bicarakan, selalu ada tawa dan antusias di dalamnya. Anak-anak lain pun sedikit merasa penasaran namun mereka enggan untuk mengganggu moment kebersamaan dua orang yang sudah mengikrarkan tali persaudaraan itu.

"Ah, Teuki! Ternyata kau ada di sini."

Leeteuk dan Kyuhyun menolehkan kepalanya ke samping dan menatap seorang suster pengurus panti yang berlari kecil menghampiri mereka.

"Aku mencarimu kemana-mana," seru suster itu.

"Ada apa suster Min mencariku?" tanya Leeteuk bingung.

"Temani aku ke pasar kota sebentar nde? Jungsik tiba-tiba demam jadi tidak bisa mengantarku. Banyak barang-barang yang perlu di bawa. Teuki mau membantu suster kan?" terang suster Min sambil menatap Leeteuk dengan senyuman.

"Suter Min," Kyuhyun mengangkat sebelah tangannya untuk mendapat perhatian.

"Ada apa Kyu?"

"Boleh Kyu ikut?" tanya Kyuhyun penuh harap.

Suster Min mengelus rambut Kyuhyun lalu menggelengkan kepalanya, " Mianhae, chagi. Hari ini pasar pasti ramai. Kyu tunggu di sini saja nde?"

Kyuhyun menggembungkan pipinya, "Kyu mau ikut," rengeknya.

"Ne, suster Min. Aku akan berganti baju dulu ya," seru Leeteuk membuat suster Min yang baru ingin menjelaskan kepada Kyuhyun menatapnya. Leeteuk balas menatap suster itu seakan mengatakan bahwa dirinya yang akan menjelaskan pada Kyuhyun.

"Baiklah. Aku tunggu di luar ya?"

Setelah mengucapkan itu, suster Min melenggang pergi. Kyuhyun langsung menatap Leeteuk dengan mata berkaca-kaca.

"Hyung, Kyu ikut ya?" pinta Kyuhyun.

Leeteuk menggelengkan kepalanya, "Ani. Kyu di panti saja. Bermainlah dengan yang lain. Hyung hanya pergi sebentar."

"Tapi—"

"Hyung akan kembali. Kalau Kyu menurut maka hyung akan belikan coklat. Otte?"

Kyuhyun terdiam. Di perhatikan ekspresi Leeteuk yang menatapnya dengan senyuman lembut. Kyuhyun menghela napasnya. Ia tahu jika dia ikut pasti akan merepotkan.

"Janji hanya sebentar?" tanya Kyuhyun memastikan.

Leeteuk mengangguk pasti. Kyuhyun pun mulai tersenyum lalu menunjukkan kelingkingnya. Leeteuk yang mengerti pun menautkan kelingking Kyuhyun dengan kelingkingnya, membuat sebuah janji.

"Jangan nakal. Arrachi?" pesan Leeteuk lagi.

"Siap!" Kyuhyun memasang posisi bersiap layaknya tentara yang berdiri tegap.

Leeteuk terkikik geli lalu mengacak rambut Kyuhyun, "Unsoo, aku titip anak ini eoh?" ucapnya sambil menepuk-nepuk kepala boneka lobak yang di peluk Kyuhyun.

Kyuhyun terkekeh pelan lalu menggerakkan kepala unsoo seolah-olah boneka itu menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, Leeteuk pun langsung bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Kyuhyun masih terdiam di tempat, memperhatikan sosok hyung nya hingga menghilang dari pandangan. Kyuhyun pun mulai menghampiri anak-anak lain untuk bermain lagi.

.

.

"Semuanya ayo berbaris!" seru suster Song kepada anak-anak yang berkumpul di aula.

Anak-anak pun bergegas melakukan apa yang di perintahkan oleh suster itu. Mereka berbaris dengan rapi membentuk garis horizontal. Sekitar 20 anak berbaris di sana. Dengan umur dan tinggi yang bervariasi.

Suster Song tersenyum lalu memperhatikan anak-anak asuhnya dengan seksama. Merapikan pakaian beberapa anak yang terlihat kusut.

Tak berapa kama setelahnya, empat orang dewasa masuk ke dalam aula itu. Suster kepala bersama dengan suster Hwang mengantar sepasang suami istri yang terlihat masih muda. Keempatnya berdiri menghadap anak-anak yang berbaris itu.

"Ayo, ucapkan salam pada tuan dan nyonya Cho," seru suster Song lagi.

"Annyeong haseyo. Selamat datang di rumah kami," koor anak-anak itu bersamaan sambil membungkukkan badan mereka. Hal ini sama seperti latihan yang sering di ajarkan suster pengasuh.

"Annyeong. Wah, kalian manis semua," balas yeoja cantik berambut ikal blonde atau nyonya Cho itu sambil tersenyum lembut.

Setelah mengucapkan salam, anak-anak itu hanya berdiri dalam diam menatap sepasang suami istri itu. Sesekali anak-anak itu berbisik kepada teman di sampingnya. Tuan dan nyonya Cho pun berbincang beberapa hal dengan suster kepala. Mereka juga menghampiri setiap anak yang berbaris, memperhatikan dengan seksama dan mengajak berbicara sedikit.

20 anak yang berbaris itu sudah di perhatikan pasangan ini satu per satu. Mereka juga mendengarkan penjelasan suster kepala mengenai setiap anak yang berada di sana.

"Bagaimana yeobo?" tanya tuan Cho setengah berbisik kepada istrinya.

Nyonya Cho tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya pelan membuat sang suami menghela napas. Tidak ada anak yang menarik untuk istrinya itu. Sudah beberapa panti mereka datangi tapi sepertinya nyonya Cho belum menemukan anak yang tepat dengan hatinya.

Tuan Cho yang sedang berbincang dengan suster kepala menoleh saat istrinya menarik pelan lengannya.

"Itu…" lirih nyonya Cho sambil menatap sesuatu di sudut aula.

Sontak seluruh orang dewasa di ruangan itu mengikuti arah pandang yeoja cantik itu. Pandangan mereka pun terpusat pada seorang anak berusia 7 tahun yang sedang duduk santai di sudut ruangan sambil memainkan bonekanya. Senyum dan tawa kecil terlontar dari bibir kecilnya.

"Kyu…"

Suster Hwang pun langsung memanggil dan menghampiri Kyuhyun yang tidak masuk dalam barisan seperti anak-anak lainnya.

Kyuhyun yang merasa namanya di serukan pun mengalihkan tatapan dari unsoo menuju suster Hwang.

"Kenapa di sini? Ayo berbarislah," ajak suster Hwang.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya, "Tidak mau."

"Ayolah. Atau…" Suster Hwang berusaha memikirkan hal yang bisa membujuk Kyuhyun, "Suster akan adukan pada Leeteuk bahwa kau nakal."

Kyuhyun menggembungkan pipinya, "Kyu tidak nakal!"

"Jadi?"

Suster Hwang tersenyum puas saat Kyuhyun beranjak berdiri dengan kesal. Di raihnya tangan kecil Kyuhyun dan menggiring anak itu untuk mendekati suster kepala dan suami istri Cho.

"Namanya Kyuhyun," ucap suster kepala memperkenalkan Kyuhyun.

Tuan dan nyonya Cho saling melirik sesaat. Nyonya Cho berjongkok di hadapan Kyuhyun lalu tersenyum lembut. Kyuhyun hanya menatap datar dan mengerjapkan matanya polos.

"Halo," sapa nyonya Cho, "Jadi namamu Kyuhyun? Nama yang bagus."

"Gomawo," balas Kyuhyun singkat.

"Apa yang Kyuhyun lakukan di sana? Boneka ini lucu ya," nyonya Cho masih berusaha mengajak Kyuhyun bicara.

Kyuhyun mulai tersenyum manis, "Namanya unsoo. Dia temanku. Aku sangat menyayangi unsoo," balasnya dengan semangat.

Tuan Cho hanya tersenyum melihat istrinya yang mulai berbincang seru dengan Kyuhyun yang membicarakan tentang unsoo.

Setelah puas, nyonya Cho berdiri kembali lalu menatap suaminya. Dia mengangguk pasti sambil tersenyum senang, "Aku menyukai anak ini."

"Benarkah? Kurasa aku juga. Suster kepala, sepertinya kami menyukainya," seru tuan Cho.

Tuan dan nyonya Cho menoleh ke bawah saat Kyuhyun menarik tangan mereka. Kyuhyun menatap dua orang di hadapannya dengan serius.

"Ahjumma dan ahjussi…" panggil Kyuhyun membuat perhatian suami istri itu teralih padanya.

"Ada apa, Kyu?" tanya nyonya Cho sambil mengelus rambut Kyuhyun dengan lembut.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya, "Kalau ahjumma dan ahjussi mau membawa Kyu pergi dari panti ini… Kyu tidak akan ikut. Lebih baik kalian membawa anak lainnya saja. Kyu tidak mau pergi dari sini."

"Kyu…" tegur suster Hwang setelah mendengar penuturan Kyuhyun.

Tuan dan nyonya Cho sedikit terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa anak itu akan berkata demikian. Mereka saling bertatapan bingung.

"Kyu tidak mau pergi dari sini, suster Hwang. Kyu mau tinggal di sini saja bersama Teuki hyung dan suster," seru Kyuhyun sambil tersenyum lebar.

"Tapi sayang—"

"Pokoknya Kyu tidak mau!" tegas Kyuhyun yang sudah merubah ekspresinya menjadi kesal.

Ini bukan kali pertamanya ada dua orang dewasa yang bilang menyukainya dan hendak membawanya pergi dari sini. Dan dari semua penawaran itu, Kyuhyun menolak semuanya. Karena hal itulah, tadi Kyuhyun enggan berbaris bersama teman-temannya. Dia tidak mau ada orang yang berniat membawa nya dari sini lagi.

"Ah, Teuki hyung sudah pulang. Unsoo, ayo kita ke depan!" seru Kyuhyun senang saat melihat sebuah mobil yang masuk ke halaman depan panti lewat jendela di aula ini.

"Teuki hyung~"

Seruan girang Kyuhyun berlalu bersama dirinya yang langsung berlari keluar dari aula, tidak mempedulikan panggilan dari suster Hwang dan suster Song.

"Kita bicarakan ini di ruangan saya," Suster kepala membuka suaranya.

Tuan dan nyonya Cho yang masih memperhatikan bayangan Kyuhyun yang sudah menghilang itu pun hanya mengangguk setuju. Mereka pun meninggalkan aula tersebut dan anak-anak lain kembali bermain bersama dalam aula.

.

.

.

Tok… Tok…

"Masuklah!"

Leeteuk membuka pintu yang ada di hadapannya lalu segera masuk ke dalam setelah mendengar seruan itu. Dia tersenyum saat berhadapan dengan suster kepalanya.

"Ada apa suster memanggilku?" tanya Leeteuk bingung.

Suster kepala yang sudah cukup berumur itu tersenyum lembut, "Duduklah, Teuki."

Leeteuk pun menarik kursi dan langsung duduk di sebrang suster kepala. Dia memperhatikan ruangan sekitar sesaat sebelum fokus menatap suster itu. Ada sedikit perasaan takut karena jarang sekali suster kepala memanggilnya. Namun ia berusaha untuk tenang dan tersenyum.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Teuki," seru suster kepala itu.

Leeteuk menganggukkan kepalanya, "Apa?"

Suster kepala menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia memperhatikan ekspresi Leeteuk dengan seksama terlebih dahulu sebelum berucap.

"Kau dekat dengan Kyuhyun? Aku sudah sering mendengar kedekatanmu dengan Kyuhyun dari suster pengasuh dan anak-anak lainnya," ucap suster kepala.

"Kyu?" Leeteuk terkekeh pelan lalu mengangguk lagi, "Ne. Aku dekat sudah seperti dongsaengku sendiri."

"Dan Kyu menganggapmu sebagai hyung nya sendiri," kata suster kepala menambahi.

"Ne."

Suster kepala terdiam kembali masih menatap Leeteuk yang ada di hadapannya. Leeteuk sendiri mulai salah tingkah di perhatikan seperti itu. Matanya mulai bergerak tidak nyaman dan tangannya yang tersembunyi di bawah meja mulai saling meremas.

"Hari ini ada yang menginginkan Kyuhyun untuk menjadi anak adopsi mereka lagi," seru suster kepala akhirnya.

Tentu saja hal itu membuat Leeteuk terkejut. Jantungnya mulai berdegub tidak tenang. Setiap dia tahu bahwa ada yang ingin mengadopsi Kyuhyun, dia merasa tidak tenang dan takut. Kyuhyun memang imut dan manis, umurnya pun berada di fase mengenakan. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jadi tidak heran banyak yang tertarik pada anak itu.

"Tapi Kyuhyun menolaknya tawaran itu lagi," lanjut suster kepala yang membuat Leeteuk sedikit bernapas lega. Jujur, dia belum siap jika harus berpisah dengan anak itu.

"Sudah 5 kali ia menolak tawaran untuk di adopsi. Ini membuat kami, para suster pengasuh cukup resah. Teuki… bisakah kau membantu kami?" tanya suster kepala.

Leeteuk mengerutkan dahinya dan menatap suster itu bingung, "A-apa?"

"Tolong bantu kami untuk membujuk Kyuhyun menerima tawaran ini," pinta suster kepala membuat Leeteuk tercengang.

"Mwo?"

"Ku dengar, Kyu selalu menuruti ucapanmu. Tolong bujuk dia agar bersedia untuk di adopsi. Ini yang terbaik untuknya, Teuki. Dia akan memilikki kehidupan yang lebih layak dan mempunyai appa umma lagi."

Tangan Leeteuk semakin mencengkram satu sama lain. Napasnya terasa tercekat. Dia menatap suster kepala dengan berbagai macam ekspresi.

"Di sini kami memang akan mengasuh kalian dengan sepenuh hati. Tujuan kami adalah memberikan kehidupan yang baik dan memberi beberapa pelajaran pada kalian. Tapi…" suster kepala menarik napasnya sejenak.

"Tak selamanya kalian semua berada di sini. Jika ada seseorang yang ingin mengadopsi kalian dan kami rasa mereka baik, mampu merawat kalian… Maka kami akan sangat senang. Kalian akan memiliki rumah, orang tua dan kehidupan yang jauh lebih enak dari di sini. Kalian pun akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua lagi"

Leeteuk mulai menundukkan kepalanya dalam. Setiap ucapan dari suster kepala masih terus di dengarkan dengan baik walaupun batinnya sudah bertarung.

"Kyuhyun sangatlah beruntung. Ada beberapa orang yang tertarik untuk merawat dan menjadi orang tua angkatnya," suster kepala masih terus memperhatikan Leeteuk. Ia mengerti apa yang di rasakan oleh anak di hadapannya sekarang.

"T-tidak bisakah… Kyuhyun tetap berada di sini?" lirih Leeteuk tanpa mengangkat wajahnya.

"Suster tahu bagaimana perasaanmu. Tapi cobalah pikirkan lebih jauh. Kyuhyun layak mendapat kehidupan yang baru. Sosok orang tua, sekolah yang baik, rumah yang hangat dan banyak hal lagi. Dia memerlukan semua itu nantinya."

Keheningan terjadi sesaat setelah suster kepala terdiam seribu bahasa masih dengan kepala tertunduk. Suster kepala pun enggan untuk bicara lagi. Ia terus memperhatikan anak yang ada di hadapannya.

Lima belas menit hal itu berlangsung. Hingga akhirnya Leeteuk mengangkat wajahnya. Dia menatap suster kepala dengan senyuman pasti walau matanya terlihat berair. Suster kepala menjadi tidak tega melihatnya.

"Aku tahu… Kenapa Kyuhyun menolak semua tawaran adopsi itu," seru Leeteuk dengan suara sedikit serak.

"Ne?"

"Kyu tidak bisa jauh dariku. Dia anak yang manja dan cukup bergantung padaku, suster." Leeteuk tersenyum tipis namun ucapannya membuat ekspresi suster kepala menjadi lebih sedih.

"Aku akan membujuknya untuk menerima orang tua barunya. Suster tenang saja…" Leeteuk terkekeh pelan namun terdengar begitu di paksakan, "Beri aku waktu seminggu. Aku akan memberitahu Kyuhyun dengan baik dan mengajarkan anak itu untuk tidak bergantung lagi padaku. Dia pasti akan menerimanya setelah itu."

"Teuki, itu—"

"Mianhae suster, bisakah aku kembali ke kamar? Masih ada tugas yang belum di selesaikan. Apakah ada hal lain yang perlu di bicarakan selain ini?" tanya Leeteuk yang memotong ucapan suster kepala.

"Tidak ada," jawab suster kepala singkat.

Leeteuk pun segera beranjak berdiri dan memberi salam. Dengan langkah panjang, ia keluar dari ruangan itu namun suara suster kepala membuatnya berhenti di ambang pintu. Dia kembali menoleh ke belakang.

"Ne?"

"Teuki-ah, gomawo."

Leetuk hanya tersenyum getir mendengar ucapan dari suster kepala. Dia menganggukkan kepala dan langsung berlari menuju kamarnya sendiri. Pikiran juga perasaannya kacau. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Dia bingung dan tentu saja sangat sedih.

Bagaimana mungkin dia membujuk Kyuhyun untuk menerima tawaran adopsi itu padahal dirinya tak mau Kyuhyun pergi? Dirinya belum siap jika anak yang selalu mengikutinya kemanapun itu pergi dari sini. Entah sejak kapan tapi Kyuhyun sudah memiliki tempat tersendiri dalam hati Leeteuk. Dia sangat menyayangi anak itu.

.

.

Kyuhyun berlari menuju bukit kecil yang ada di belakang panti. Berkas cahaya kemerahan terlihat dari matahari yang hendak kembali ke ufuk barat. Sinarnya menembus rindangnya pepohonan maple dengan daun berwarna hijau segar di musim panas ini. Suasana bukit terasa begitu sejuk dengan semilir angin yang berhembus. Hamparan rumput dan pohon membuat bukit ini menjadi lebih teduh.

"Teuki hyung!" panggil Kyuhyun keras saat melihat Leeteuk tengah duduk bersandar pada pohon maple besar.

Leeteuk membuka mata yang sempat di pejamkannya. Kini pandangannya tertuju pada Kyuhyun yang berlari kecil kearahnya sambil memeluk unsoo. Senyuman manis Leeteuk berikan untuk menyambut kedatangan dongsaengnya itu.

"Teuki hyung curang!" gerutu Kyuhyun sambil mendudukan dirinya di depan Leeteuk, "Kenapa tidak membangunkanku?"

Leeteuk terkekeh pelan mendengar gerutuan dongsaengnya. Dia sangat tahu apa yang membuat Kyuhyun kesal seperti ini.

Setengah jam lalu, Leeteuk terbangun dari tidur siang menjelang sorenya itu. Terlalu lelah bergelut dengan pikirannya sejak melakukan pembicaraan dengan suster kepala membuat Leeteuk akhirnya tertidur beberapa jam. Satu hal yang membuat Leeteuk terkejut saat dirinya terbangun adalah Kyuhyun yang sudah terlelap di sampingnya. Sepertinya Kyuhyun menyelinap ke dalam kamar Leeteuk seperti biasanya dan ikut tertidur setelah melihat hyungnya itu terlelap.

"Kau tidur lelap sekali, Kyu. Hyung jadi tidak tega membangunkanmu," ucap Leeteuk.

"Tapi hyung meninggalkanku sendirian di kamar," Kyuhyun masih mempoutkan bibirnya.

Leeteuk mengangkat tangannya dan mencubit kedua pipi gembul Kyuhyun dengan gemas. Empunya tidak menolak karena cubitan itu memang tidak sakit sama sekali.

"Mianhae," sesal Leeteuk.

Kyuhyun pun mulai tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Kembali di dekapnya erat boneka lobak yang selalu menemaninya. Matanya terpejam, menikmati semilir angin yang menerpa tubuhnya sambil memeluk unsoo dengan erat.

Leeteuk meraih pundak Kyuhyun dan menggiring bocah itu untuk berbaring dengan kepala berada di pangkuan Leeteuk. Kyuhyun menurut bahkan ia senang bisa seperti ini. Rerumputan hijau ini cukup tebal membuat Kyuhyun nyaman berbaring di atasnya.

"Masih mengantuk?" tanya Leeteuk sambil memainkan rambut Kyuhyun.

"Heum," Kyuhyun mengangguk sekali sambil bergumam pelan. Leeteuk tersenyum geli melihat Kyuhyun yang menguap kecil.

"Nanti malam kau bisa susah tidur jika sekarang tidur lagi, Kyunie," ucap Leeteuk.

"Kyu nggak tidur, hyung," balas Kyuhyun tanpa membuka matanya.

Leeteuk pun hanya tersenyum. Tangannya masih aktif memainkan rambut Kyuhyun. Di tatapnya wajah Kyuhyun dengan seksama. Pembicaraan dengan suster kepala seketika kembali berputar dalam benaknya. Ekspresi tenang pun berangsur mulai berubah menjadi lebih murung.

Jika boleh jujur, di hati terdalamnya Leeteuk tidak mau Kyuhyun pergi. Kyuhyun adalah dongsaengnya. Bahkan tadi ia sempat berpikir akan membawa dan merawat Kyuhyun sendiri hingga mereka besar bersama. Tapi sekali lagi, ucapan suster kepala mengganggunya.

Semua yang di ucapkan oleh suster kepala itu benar adanya. Kyuhyun memang layak mendapatkan kebahagiaan baru. Orang tua, rumah, pendidikan hingga jenjang tinggi, mainan, pakaian dan semua yang di butuhkan oleh Kyuhyun. Hidup Kyuhyun pasti akan lebih terjamin.

Sedangkan Leeteuk… Apa yang bisa di berikannya? Tidak ada. Dia hanya anak 11 tahun yang belum bisa melakukan banyak hal. Itulah yang sedaritadi ada dalam pikiran Leeteuk. Tanpa sadar, helaan napas pelan meluncur dari bibirnya.

"Kyu…" panggil Leeteuk lembut.

Kyuhyun membuka matanya dan menatap hyungnya bertanya.

"Waeyo hyung?" Kyuhyun akhirnya bersuara karena Leeteuk tak kunjung berbicara.

Leeteuk memperhatikan Kyuhyun dengan intens. Senyuman kembali terukir di wajahnya membuat Kyuhyun mengerutkan dahinya.

"Apa Kyu ingat jam yang kita lihat di pasar minggu lalu?" tanya Leeteuk.

Kyuhyun terlihat berpikir sejenak dan memutar memori ingatannya. Jam tangan dengan motif bumblebee—robot dalam film transformer itu muncul dalam ingatan. Kyuhyun langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Kyu masih ingin jam itu?"Leeteuk kembali bertanya.

Kyuhyun mengerjapkan matanya sesaat sebelum menjawab, "Ne. Sangat ingin~ Kyu akan menabung dari uang yang diberikan suster Hwang nanti."

Setiap anak di panti juga mendapatkan uang saku. Tapi mereka di minta untuk membuat satu buah karya apapun itu baik gambar atau kerajinan tangan kepada suster pengasuh yang akan menukarkan karya itu dengan uang.

Leeteuk tersenyum geli melihat antusias Kyuhyun, "Bagaimana kalau hyung belikan untukmu? Apa Kyu mau?"

"Eoh? Memangnya hyung punya uang?" tanya Kyuhyun polos.

Leeteuk tergelak lalu mencubit pelan pipi Kyuhyun lagi, "Hyung sudah lama tinggal di panti. Tabungan uang hasil karya hyung sudah terkumpul banyak," bangganya.

Mendengar itu, Kyuhyun langsung terduduk. Ia menatap Leeteuk dengan mata berbinar dan senyuman lebar.

"Benarkah hyung?"

"Tentu saja."

"Wah, boleh Kyu pinjam uangnya untuk beli jam? Nanti kalau uang tabungan Kyu sudah banyak pasti akan Kyu ganti," Kyuhyun berucap dengan antusias tinggi.

Jam itu… Kyuhyun sangat menginginkannya. Jika terlalu lama, Kyuhyun takut kalau jam itu sudah terbeli oleh orang lain.

"Hyung akan belikan jam itu untuk Kyunie. Kau tidak perlu mengganti uangku," ucap Leeteuk.

"Mwo? Benar hyung akan berlikan untuk Kyu?"

"Ne dongsaengie."

"Wuuaa, gomawo hyungie. Kyu sayang Teuki hyung~"

Kyuhyun langsung berhambur memeluk Leeteuk sangat erat untuk menyalurkan kegembiraannya. Leeteuk hanya bisa tersenyum tipis. Bukan senyuman manis seperti biasa namun sebuah senyuman getir. Kyuhyun sama sekali tidak menyadari perubahan ekspresi hyungnya itu.

"Tapi…" Leeteuk kembali bersuara, "Ada satu syarat."

Ucapan Leeteuk membuat Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap Leeteuk dengan ekspresi yang di buat shock. Leeteuk terkikik geli melihatnya. Kyuhyun mulai menggembungkan pipinya.

"Hyung selalu punya syarat. Kyu tidak suka," balas Kyuhyun.

Tiba-tiba saja Kyuhyun mengingat kejadian tahun lalu. Leeteuk memberikan satu syarat untuk menjaga jarak sebanyak 5 langkah. Syarat yang membuat Kyuhyun sangat sedih namun akhirnya berakhir bahagia. Leeteuk mau menerima kehadirannya seperti sekarang.

"Jadi mau tidak?" tanya Leeteuk setengah menggoda.

Kyuhyun tidak menjawab. Hanya wajah cemberut saja yang menanggapi ucapan hyung nya itu. Leeteuk pun mengerlus pucuk kepala Kyuhyun pelan.

"Suster Hwang sering mengatakan…" Leeteuk memberi jeda sesaat, "Jika kau menginginkan sesuatu maka kau harus siap untuk mengorbankan sesuatu juga."

Kyuhyun terdiam mendnegar itu. Ia mengangguk lemas, menyetujui dan paham maksud dari ungkapan tersebut.

"Kalau Kyu mau sesuatu maka kyu harus mengusahakan sesuatu juga," ucap Leeteuk lagi.

"Haruskah hyung?" tanya Kyuhyun sambil mengerjap polos.

Leeteuk mengangguk pasti membuat Kyuhyun kembali tertunduk lemas.

"Jadi?"

"Syaratnya yang mudah ya, hyung?" Kyuhyun menatap Leeteuk dengan ekspresi memelas.

"Ini adalah sebuah permainan," ucap Leeteuk sambil tersenyum.

Kyuhyun membenarkan posisi duduknya agar bisa lebih nyaman dan serius mendengar setiap ucapan yang akan di serukan oleh hyungnya. Leeteuk terdiam sambil memperhatikan gerak gerik Kyuhyun terlebih dahulu. Memantapkan hati untuk memutuskan hal yang sudah di pikirkannya sejak tadi.

"Kita beri saja nama hmm…" Leeteuk mengetuk-ngetuk dagu dengan terlunjuknya, terlihat memikirkan sesuatu.

Setelah mendapat ide bagaikan lampu terang di atas kepalanya, Leeteuk kembali tersenyum puas, "Namanya… Permainan lima detik."

Kyuhyun mengerutkan dahinya mendengar nama permainan yang di buat oleh hyung nya itu.

"Lima detik? Apa maksudnya, hyung?" tanya Kyuhyun bingung.

Leeteuk menarik napas dalam sebelum berucap, "Dalam permainan ini, kau hanya boleh bertatap muka dan berbicara denganku dalam waktu lima detik."

"MWOOO?"

Pekikan kaget Kyuhyun itu seakan menggema di bukit kecil ini, membuat beberapa burung yang bertengger di di pohon maple terlonjak kaget dan terbang pergi.

"Hyung!" sentak Kyuhyun tidak terima.

"Waeyo? Kyu mau menyerah sebelum mencoba eoh?" goda Leeteuk.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya, "Shireo! Aku tidak mau melakukan itu!"

"Teuki hyung keterlaluan," lirih Kyuhyun dengan ekspresi sedih.

Leeteuk tersenyum getir, "Ini Akan mengajarkanmu sebuah pengorbanan, Kyunie."

"Selama ini kita selalu bersama. Kita semakin dekat setiap harinya. Bahkan kau tidak tahan jika tidak bertemu denganku kan?" kekeh Leeteuk pelan. Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kita tidak akan bersama selamanya. Kita harus belajar untuk tidak terlalu dekat," lirih Leeteuk.

Kyuhyun memiringkan kepalanya dan menatap hyungnya bingung, "Apa maksud, hyung? Kyu tidak mengerti."

Leeteuk menggelengkan kepalanya dan tetap tersenyum melihat kepolosan adiknya itu, "Aniyo," ucapnya sambil mengelus kepala Kyuhyun lagi.

"Apa aku berharga untuk Kyu?" tanya Leeteuk.

Kyuhyun langsung mengangguk mantap, "Teuki hyung sangat berharga untuk Kyu karena Teuki hyung adalah hyung Kyunie," jawabnya riang sambil tersenyum lebar.

Leeteuk tersenyum dan menatap Kyuhyun haru. Hatinya semakin bergelut dengan pemikirannya sendiri. Apa mungkin ia bisa menjalani hidup seperti biasa saat Kyuhyun tidak berada di sampingnya lagi? Kehadiran Kyuhyun sudah merubah hampir seluruh kehidupannya selama ini.

"Saat kita mampu mengorbankan suatu yang berharga maka akan terlihat seberapa besar keinginan kita akan sesuatu," ucap Leeteuk.

Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hyung jangan bicara yang berat-berat. Kyu tidak mengerti!"

Leeteuk menghela napasnya. Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli melihat ekspresi Kyuhyun yang kebingungan.

"Intinya, apa Kyu mau mengorbankan suatu yang berharga bagi Kyu untuk membuktikan seberapa besar keinginanmu untuk jam itu," ucap Leeteuk.

Kyuhyun terdiam dan mencerna ucapan hyungnya. Beberapa saat kemudian, Kyuhyun mulai menganggukkan kepalanya paham.

"Tapi Kyu tidak mungkin bisa jika tidak bertemu dengan Teuki hyung," keluh Kyuhyun.

Leeteuk menangkup kedua pipi gembul Kyuhyun. Ia menunjukkan angelic smilenya. Senyuman yang menjadi kesukaan Kyuhyun. Melihat itu, Kyuhyun mulai ikut tersenyum.

"Kyu pasti bisa jika berusaha."

"Tapi Kyu pasti merindukan Teuki hyung."

"Hyung juga akan merindukan Kyunie."

Mereka saling berpandangan sesaat. Onyx coklat itu menatap ke dalam manik caramel. Seolah saling mencari sesuatu di dalam mata itu. Leeteuk tersenyum lalu menepuk-nepuk kepala Kyuhyun pelan.

"Waktu adalah uang. Hyung ingin mengajarkan Kyu bagaimana cara menghargai dan menggunakan waktu dengan baik," Leeteuk kembali bersuara.

"Jika Kyu hanya punya lima detik dalam sebuah situasi. Apa yang akan Kyu lakukan? Baik itu situasi tenang maupun dalam keadaan bahaya. Berpikir dengan cepat dan memutuskan dengan baik. Itu tidak mudah. Hyung ingin mengajarkan hal itu padamu."

Kyuhyun menundukan kepalanya mendengar ucapan Leeteuk, "Bisa batalkan saja? Kyu tidak mau jam itu lagi."

"Kyu benar-benar menyerah? Ah, hyung kira Kyu itu anak yang pantang menyerah. Ternyata tidak. Hyung jadi kecewa," keluh Leeteuk setengah mengejek.

Kyuhyun mengangkat wajahnya. Ekspresinya menunjukkan bahwa anak itu tidak terima dengan ucapan Leeteuk.

"Kyu itu pantang menyerah. Teuki hyung tidak boleh kecewa pada Kyu!" tegas Kyuhyun sambil menatap Leeteuk dengan sorot mata tajam penuh keyakinan.

Leeteuk pun tersenyum, "Jadi?"

Kyuhyun ingin langsung menjawab, ya aku terima… Tapi jika mengingat bahwa satu hari hanya bisa bertemu dengan Leeteuk selama 5 detik. Andwae! 5 detik itu sangat cepat! Bagaimana mungkin bisa? Kyuhyun menghela napasnya.

Leeteuk memperhatikan Kyuhyun dengan seksama. Ia mengerti dan bisa menebak apa yang tengah di pikirkan oleh dongsaengnya itu.

"Bagaimana jika dua kali bertemu?" seru Leeteuk membuat Kyuhyun mengernyit bingung.

"Kita akan bertemu setelah pulang sekolah dan sebelum tidur. Tapi masing-masing hanya selama lima detik saja. Bagaimana?" ucap Leeteuk memberi penawaran baru.

"Sampai kapan, hyung?" tanya Kyuhyun dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Leeteuk terkesiap melihat mata itu. Dengan cepat, di alihkan pandangan dari mata Kyuhyun menuju arah lain. Leeteuk tidak berani dan tidak sanggup melihat mata berair itu. Ia pasti akan luluh jika melihatnya lebih lama lagi.

"S-satu minggu," ucap Leeteuk sedikit terbata.

"3 hari saja bagaimana?" tawar Kyuhyun sambil menatap hyungnya polos namun penuh harap.

"10 hari."

"Mwo? Hyung! 5 hari saja ya?"

"2 minggu."

"Teuki hyung!" sentak Kyuhyun kesal. Leeteuk terkekeh pelan mendengar kekesalan sang dongsaeng.

"Kyu pilih yang seminggu saja. Hyung memang menyebalkan," ucap Kyuhyun dengan nada tidak rela.

"Baiklah. Kita sepakat?"

Leeteuk menunjukkan jari kelingkingnya. Meminta Kyuhyun untuk berjanji agar memenuhi semua persyaratan dari permainan lima detik ini. Kyuhyun memandang jari Leeteuk selama beberapa saat. Dengan berat hati, Kyuhyun mengangkat tangannya dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan milik Leeteuk. Perjanjian sudah di lakukan.

Kyuhyun tertunduk lemas. Tangan kirinya yang terbebas sedikit meremas unsoo yang ada dalam pelukannya.

"Apa yang akan Kyu lakukan tanpa hyung?" lirih Kyuhyun.

"Bermainlah. Jangan terus memikirkan aku. Bermainlah bersama anak-anak yang lain maka kau tidak akan kepikiran. Waktu akan berjalan dengan cepat, Kyu. Banyak hal yang bisa kau kerjakan. Percayalah pada hyung."

Kyuhyun tidak membalas ucapan Leeteuk. Ia langsung memeluk unsoo dengan begitu erat. Jujur, ia ingin menangis. Dalam hatinya, ia menggumamkan dua nama. Jung Soo dan Leeteuk… Dia merasa takut jika membayangkan apa yang terjadi nanti. Hanya bertemu dengan Leeteuk selama 10 detik dalam sehari? Uh… Permainan ini lebih sulit daripada lima langkah yang pernah di lakukan olehnya dulu.

Tak hanya Kyuhyun yang sedih. Leeteuk pun merasa sangat sedih juga bersalah. Dia terpaksa melakukan ini. Melalui permainan lima detik ini, ia berharap bahwa Kyuhyun bisa belajar untuk berjauhan dengannya.

Leeteuk menarik Kyuhyun dan memeluk bocah itu dengan erat. Kyuhyun hanya menurut bahkan membalas pelukan hyung nya.

"Hyung sangat menyayangi Kyu," Leeteuk berbisik.

"Kyu harus ingat kalau hyung benar-benar sayang padamu, arrachi?"

Kyuhyun menganggukkan kepalanya dalam pelukan Leeteuk. Matanya terpejam menikmati kehangatan dari pekukan kakak yang di sayanginya.

Mereka terdiam selama beberapa saat hingga Leeteuk menghela napas pelan.

"Permainan lima detik… Akan kita lakukan mulai besok."

.

.

.

Tik… Tok… Tik… Tok…

Pandangan seorang bocah yang memeluk boneka lobak itu terfokus pada jam dinding yang ada di ruangan bermain. Tak di pedulikannya teman-teman yang sedang bermain, membuat kegaduhan di ruangan tersebut. Kyuhyun hanya fokus memperhatikan detik jarum jam. Hatinya bahkan mendengungkan bunyi detikan jam yang terdengar teratur itu.

"Lama sekali sih," gerutu Kyuhyun dengan pandangan mulai lesu.

Sudah hampir 30 menit dirinya berada di bawah jam dinding untuk memperhatikan jarum jam itu. Kegiatan yang membosankan dan tidak berguna bagi orang lain. Namun bagi Kyuhyun, itu sangat berguna. Ia tidak sabar menunggu jarum jam menuju angka 2 di siang hari ini.

"Jam 2!" seru Kyuhyun kegirangan membuat perhatian semua anak di ruangan itu tertuju padanya.

Anak-anak lain menatap Kyuhyun bingung. Kyuhyun tak mempedulikan hal itu. Anak itu langsung berlari kencang keluar dari ruangan itu bersama dengan unsoo yang di peluknya erat.

"Unsoo-ya, akhirnya kita bisa bertemu Teuki hyung. Aigoo… Aku senang," seru Kyuhyun di tengah acara berlarinya menuju bukit kecil di belakang panti ini.

Napas Kyuhyun cukup memburu namun ia tetap bersemangat untuk berlari. Tiga menit di butuhkan untuk Kyuhyun sampai di tempat itu. Pandangannya mengedar di seluruh penjuru bukit. Hingga senyuman lebar terpantri saat melihat sosok Leeteuk yang sudah berdiri menghadap pohon maple.

Tap!

Ekor mata Leeteuk melirik ke belakang saat menyadari orang yang di tunggunya sudah berada di sana. Mereka terdiam sejenak. Leeteuk masih setia membelakangi Kyuhyun. Pertemuan pertama dari permainan lima detik ini akan berlangsung.

"Kyu, sudah siap?" tanya Leeteuk tanpa menoleh ke belakang.

"Heum!" Kyuhyun bergumam penuh semangat.

Leeteuk menarik napas dalam dan mulai membalikan badannya. Dua orang itu pun saling berhadapan. Mereka saling menatap wajah masing-masing dengan senyuman.

"Satu…"

Kyuhyun tercengang saat Leeteuk berhitung. Ia mengerjapkan matanya bingung.

"Dua…"

"Tiga…"

Kedua alis Kyuhyun semakin bertaut saat Leeteuk berhitung angka 3. Entah mengapa, ia baru menyadari bahwa mereka hanya akan berhadapan seperti ini selama 5 detik.

"Empat…" Leeteuk tetap menghitung seakan memberitahu detik jam pada Kyuhyun. Sebenarnya tidak sesuai dengan detik juga karena hitungannya bahkan lebih lambat dari detikan jam. Leeteuk seperti berhitung hingga angka 5 tapi untuk lebih mudahnya ia menamakan permainan ini sebagai lima detik.

"Lima."

Kyuhyun harus menelan ucapan yang ingin di lontarkannya karena Leeteuk sudah menghitung angka 5. Mulutnya yang terbuka namun tanpa suara itu kembali terkatup. Leeteuk tersenyum melihat hal itu. Permainan ini memang tidak mudah.

Puk!

Leeteuk langsung berjalan ke arah Kyuhyun. Di tepuknya kepala Kyuhyun satu kali lalu melenggang pergi begitu saja tanpa berucap apapun lagi.

Kyuhyun langsung berbalik dan memandang punggung Leeteuk yang sudah menjauh dengan mata berkaca-kaca. Setengah hari ia tidak melihat dan berbicara dengan Leeteuk untuk memenuhi persyaratan dalam permainan ini. Namun dengan bodohnya ia membuang waktu lima detik itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kepala Kyuhyun tertunduk. Di tatapnya bonek lobak yang di genggamnya dengan sendu.

"Kita gagal unsoo," gumamnya dengan nada sedih.

Kyuhyun mulai melangkahkan kakinya untuk kembali ke panti dengan langkah lesu, tanpa semangat sedikit pun.

.

Setelah berkumpul bersama anak-anak lain di ruangan belajar, Kyuhyun langsung kembali ke kamarnya. Dia bergegas untuk berganti piyama tidur. Di pakainya piyama berwarna baby blue dengan motif teddy bear itu dengan cepat bahkan karena tidak teliti, Kyuhyun tidak sadar bahwa pakaian atasnya terbalik.

Tak peduli dengan hal itu, Kyuhyun langsung menyambar unsoo dan kembali berlari keluar kamar.

"Kyu, jangan berlarian. Ini sudah malam."

Kyuhyun hanya menyengir saat mendapat teguran dari salah satu suster pengasuh. Ia tersenyum lalu mengangguk. Namun setelah suster pengasuh itu pergi, Kyuhyun kembali berlari.

Ruangan di sebelah tangga. Itu yang ingin di tujunya. Pertemuan kedua dari hari pertama permainan lima detik. Dengan semangat, Kyuhyun berlari untuk segera bertemu dengan hyung nya. Haaahh, baru hari pertama tapi rasanya Kyuhyun sudah lelah dengan permainan ini.

Tap!

Kyuhyun menatap Leeteuk yang sudah duduk di sebuah kursi dengan intens. Leeteuk segera berdiri setelah Kyuhyun datang. Mereka kembali berhadapan. Kyuhyun bertekat tidak akan mengulangi kesalahannya seperti tadi siang.

"Satu…" Leeteuk mulai berhitung, "Dua…"

Tapi sepertinya apa yang di rencanakan Kyuhyun meleset lagi. Saat menatap dalam onyx coklat milik Leeteuk, Kyuhyun jadi kehilangan kata-katanya. Dia juga bingung harus berbicara apa dalam waktu lima detik.

"Tiga… Empat…" Leeteuk terus berhitung. Tak sekalipun di putusnya kontak mata dengan Kyuhyun.

"Li—"

"Teuki hyung!"

"—ma."

Leeteuk berjalan mendekati Kyuhyun setelah selesai menghitung, "Jaljayo, Kyunie," bisiknya lalu langsung berlalu pergi.

Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal. Kakinya menghentak lantai untuk menyalurkan kekesalannya itu. Bagaimana bisa dia hanya berucap 'Teuki hyung'? Dalam satu hari, Kyuhyun hanya mengeluarkan suara mengucapkan hal itu pada Leeteuk padahal biasanya tak terhitung berapa kalimat yang terucap dari mulut Kyuhyun. Ia juga masih ingin bercerita banyak pada hyung nya itu.

"Waktu…" gumam Kyuhyun pelan, "Kenapa cepat sekali? Tidak bisakah aku memperlambat waktu?"

Lagi-lagi, dengan lesu ia meninggalkan ruangan itu. Kakinya berjalan pelan menuju kamarnya sendiri. Waktu memang sudah masuk dalam jam tidur. Anak-anak panti sudah kembali ke kamar masing-masing.

Kyuhyun mendudukan dirinya di atas ranjangnya. Dia menerawang jauh ke depan. Terlihat sekali anak itu tengah memikirkan sesuatu.

Leeteuk hyung tidak main-main dengan permainan ini. Itu yang terpikirkan oleh Kyuhyun. Kenapa bisa berpikir begitu? Itu karena hari ini dia dan Leeteuk benar-benar hanya bertatap muka kurang lebih 10 detik. Selain jadwal pertemuan, Leeteuk jarang sekali terlihat dari pandangan mata Kyuhyun. Hyung nya lebih banyak membantu suster pengasuh hingga tak bermain dengan anak-anak lain. Selain itu, saat makan malam… Biasanya Leeteuk duduk di sebelah Kyuhyun tapi hari ini, Leeteuk pindah menjadi cukup jauh dari Kyuhyun. Kyuhyun sendiri tak bisa menatap wajah hyungnya karena Leeteuk enggan menatapnya sedikit saja.

Kyuhyun menghela napas berat, "Teuki hyuuuunnnggg~" teriaknya cukup entah pada siapa di kamarnya itu. Tidak peduli bahwa teriakannya terdengar hingga keluar kamar.

Kesal, bingung dan sedih… Semua perasaan itu bercampur menjadi satu dalam pikiran Kyuhyun.

"Permainan bodoh," gerutunya lagi sambil menggembungkan pipinya sendiri.

"Unsoo~" Kyuhyun menatap bonekanya itu, "Otthoke? Aku harus bagaimana? Aku tidak yakin bisa bertahan selama seminggu. Masih ada 6 hari lagi," ceritanya.

Sudut bibir Kyuhyun tertarik membentuk sebuah senyuman senang. Sangat puas dengan ide yang baru saja melintas dalam benaknya. Walaupun tidak bisa berbicara tapi jika bisa melihat wajah Leeteuk saja, sama seperti kejadian lima langkah itu… Kyuhyun sudah senang.

Dua jam berlalu sejak Kyuhyun mendapatkan ide yang menurutnya cukup bagus itu. Malam semakin larut namun bocah itu tak kunjung terlelap. Sejak tadi yang di kerjakan Kyuhyun hanya memandang langit-langit kamarnya, sesekali bercerita pada boneka lobaknya.

Kyuhyun langsung bangkit dari acara tidur-tidurannya. Dia loncat dari kasurnya dan segera keluar dari kamar. Suasana panti yang sepi cukup membuat Kyuhyun bergidik. Tapi Kyuhyun tidak peduli. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru panti, memastikan tidak ada suster pengasuh yang berkeliling lagi.

Kaki Kyuhyun berjalan mengendap menuju arah tangga. Matanya tetap waspada memperhatikan keadaan sekitar. Merasa keadaan sudah aman, Kyuhyun langsung berlari kecil menapaki setiap anak tangga.

Hingga akhirnya ia tiba di depan pintu sebuah kamar. Kamar yang sering ia datangi. Bahkan bisa di katakan kamar ini menjadi kamar kedua Kyuhyun. Tak jarang Kyuhyun tidur di sana dan sekarang bocah itu berniat untuk tidur di kamar Leeteuk lagi. Dengan begini, Kyuhyun bisa menatap wajah hyung nya itu sepanjang malam. Leeteuk pun tidak akan tahu karena Kyuhyun sengaja menunggu agar waktu yang aman dan pasti Leeteuk sudah tidur, pikirnya.

Tangan Kyuhyun langsung memegang handle pintu. Di tekannya handle itu untuk membuka pintu dengan sangat perlahan.

"Eoh?" Kyuhyun mengerjapkan matanya bingung.

Pintunya tak bisa di buka. Pintunya terkunci? Beberapa kali Kyuhyun berusaha membuka pintu berwarna putih itu namun tak kunjung bisa di bukanya.

"Teuki hyung tidak pernah mengunci pintu," gumam Kyuhyun sedikit tidak percaya jika Leeteuk benar-benar mengunci pintu kamarnya.

Ekspresi senang yang tadi di tunjukkan Kyuhyun pun hilang seketika. Ia kembali tertunduk lesu. Di pandanginya pintu itu sesaat sebelum matanya menyipit untuk melihat sebuah kertas yang tertempel di depan pintu kamar hyungnya. Tangan Kyuhyun beralih mengambil kertas. Di pandangi setiap huruf hangul dalam kertas itu.

Jeongjighaji malla! Neo-ui bang-e gaseo, ppalli!

(Jangan curang! Kembalilah ke kamarmu, cepat!)

Kyuhyun tercengang memandang kertas di tangannya. Matanya mengerjap tidak percaya. Leeteuk sudah bisa menduga hal ini?

"Aish… Teuki hyung menyebalkan!"

Duk!

Karena terlalu kesal, Kyuhyun berteriak cukup keras di depan pintu kamar Leeteuk. Kaki kanannya pun menendang pintu yang tak bersalah itu.

"Appo," lirih Kyuhyun saat merasakan kakinya yang berdenyut karena ulahnya sendiri.

Wajah Kyuhyun bukannya berubah ceria seperti bayangannya sebelumnya, sekarang Kyuhyun justru menekuk wajahnya. Ekspresi cemberut di tunjukkan dengan jelas oleh Kyuhyun.

Bingung harus bagaimana lagi, Kyuhyun memutuskan untuk pergi. Kertas yang di tulis Leeteuk untuk pesan itu sudah di remas. Kaki Kyuhyun menghentak lantai dan menuruni tangga dengan penuh kekesalan.

Tanpa Kyuhyun sadari, pintu berwarna putih itu terbuka saat Kyuhyun menuruni tangga. Leeteuk berdiri bersandar di ambang pintu. Pandangannya tertuju pada bocah yang ada di tangga. Senyuman geli terpantri di wajahnya. Tingkah Kyuhyun cukup membuatnya tertawa di dalam kamar tadi.

Leeteuk menghela napasnya. Senyum geli itu mulai memudar dan menampilkan ekspresi sedih.

"Mianhae, Kyunie… Aku terpaksa melakukan ini."

.

.

.

-To be Continued-

.

Entah kenapa jadi buat sequel dari OS Lima langkah kemarin ahaha

Lye lagi kangen aja sama TeuKyu~

Dan seperti requestan dari ClavilKyu88, nandaa92 dan Angelika Park yang meminta sequel lima langkah ini hehee

Tadinya mau di buat OS lagi, tapi karena sepertinya terlalu panjang jadilah Lima detik ini jadi twoshoot.

Thanks untuk semua readers yang sudah membaca ini.

Sign,

-LyELF-