CLASS 3-X

Chapter 5

written by: wonkyumafias

Main Casts: EXO

Pair: Suho x Everyone!

Ruang Konseling

1st Student: Kai and Sehun

Kai dan Sehun masuk bersama-sama ke ruang konseling. Kyungsoo berjaga di luar dengan membawa seperangkat alat kebersihan untuk memukul anggota geng berandalan kalau-kalau mereka mencoba berbuat aneh-aneh pada Joonmyun.

"Selamat sore," sapa Joonmyun hangat dari balik meja, "silakan duduk."

Kedua pemuda yang paling muda di kelas itu duduk dengan tenang. Mereka sengaja masuk berdua karena punya hal yang sama untuk disampaikan.

"Aku dengar dari Jongdae dan Yixing kalau kau membantu mereka menjadi anggota ekskul tertentu," Sehun angkat bicara, "kalau begitu apa kau bisa bantu kami?"

"Tentu Sehun dan Kai, apakah ada ekskul yang ingin kalian ikuti?"

"Ekskul Dance," jawab Sehun to the point, "aku sangat suka dan ingin belajar lebih banyak soal dance."

"Bagus! Aku akan merekomendasikanmu ke ekskul itu!" sahut Joonmyun semangat.

Sehun menatapnya datar. "Tapi mereka pasti sudah tahu kelakuanku kan," ujarnya pelan, "aku tidak yakin mereka akan menerima begitu saja."

Joonmyun menghela napas dan tersenyum pengertian. Ia menggenggam kedua tangan Sehun yang ada di atas meja.

"Sehun, aku tahu kau bukan anak yang jahat. Kalau kau memang sangat berminat pada dance, pasti kau bisa mempelajarinya. Belajar adalah hak semua murid di sini, meskipun kau pernah berbuat nakal, tidak berarti kau tidak boleh memperbaiki diri kan?"

Sehun terdiam. Genggaman tangan Joonmyun terasa sangat hangat dan menenangkan hatinya. Sementara itu Kai yang berdiri di sampingnya memelototi adegan pegang tangan itu karena iri.

"Sehun, kau dengar aku?" panggil Joonmyun lembut karena tidak ada reaksi dari Sehun. "Kalau kau berhasil diterima di ekskul dance, maukah kau berhenti berbuat kerusuhan?"

Sehun tertunduk. Ia lalu melirik Joonmyun dan akhirnya mengeluarkan eyesmile -nya yang manis.

"Aku mau… Terima kasih Joonmyun-hyung," ucapnya malu-malu. Pemuda berambut pelangi itu lalu tertawa kecil. "YEHET!" soraknya.

Melihat adegan pegang tangan yang tidak kunjung berakhir, Kai akhirnya tidak tahan. Ia menarik lengan Sehun dan membuat genggaman Joonmyun terlepas. Ia lalu ganti menggenggam tangan mungil Joonmyun. Sehun meliriknya sinis.

"Joonmyun," panggilnya, "kau juga harus dengarkan aku."

Joonmyun sedikit kaget karena tindakan Kai yang tiba-tiba. "I-iya, tentu Kai."

"Aku juga suka dance," ujarnya sambil menatap Joonmyun dalam-dalam. "Tapi… tapi kalau dance saja aku sudah bisa… sebenarnya… aku… aku sekarang tertarik pada…."

Joonmyun berkedip polos. Baru ini ia melihat Kai yang malu-malu seperti itu.

"Sebenarnya… aku sedang menyukai…."

Sehun terbatuk. Ia lalu berbisik dengan kesal di telinga Kai, "Menyukai apa maksudmu? Kau tidak bermaksud menyatakan cinta pada Joonmyun kan? Awas kau!"

"AKU SUKA BALET!" Kai akhirnya menuntaskan kalimatnya. "Aku suka balet, Joonmyun. Aku ingin bisa menari balet! Apa kau mau membantuku?"

Wajah terkejut Joonmyun sangat manis. Hampir saja Kai mau menciumnya kalau Sehun tidak menjitak kepalanya.

"Tentu Kai!" jawab Joonmyun berbinar, "tidak masalah; dance ataupun balet, kalau memang kalian tertarik untuk melakukannya, akan kubantu masuk ke ekskul itu!"

Kai yang bahagia sontak berdiri lalu naik ke atas meja untuk memeluk leher Joonmyun dan mau menciumnya.

"Terima kasih Joon—"

GEDUBRAK!

Kai terguling dari meja dan mendarat di lantai karena didorong oleh Sehun.

"Terima kasih banyak Joonmyun," Sehun tersenyum manis pada Joonmyun sebelum menyeret Kai keluar. "Ohorat, ayo kita keluar."

"Sialan kau Sehun," umpat Kai.

2nd student: Tao

Tao memasuki ruangan setelah melemparkan tatapan membunuh pada Kyungsoo. Kyungsoo tidak mau kalah. Ia menatap Tao tajam untuk menakutinya. Berhasil, Tao menjerit dan langsung masuk tanpa basa-basi lagi.

"Tao, ada apa? Kenapa kau menjerit?" tanya Joonmyun.

"Joonmahao, temanmu itu menakutiku!" kata Tao dengan nada ingin menangis.

"Sudah, sudah. Bagaimana, kau pasti sudah dengar dari teman-temanmu kan? Ekskul apa yang ingin kau ikuti?"

Tao terkesiap. "Oh, iya! Duduklah yang manis di situ, akan kutunjukkan kemampuanku."

Tao berdiri dari kursi dan berdiri di tengah-tengah ruangan. Ia lalu memasang kuda-kuda dan mulai mempraktikkan gerakan wushu yang menjadi andalannya.

Joonmyun terpesona melihat gerakan-gerakan itu. Tao melompat, jungkir balik, memukul dan sebagainya. Semua terlihat sangat mengagumkan.

Joonmyun berdiri dan memberikan standing applause untuk Tao. "Hebat sekali, Tao! Hebat!"

Tao menghampiri Joonmyun dengan napas terengah tetapi ia tersenyum bahagia. "Terima kasih, Joonmyun."

Joonmyun mengambil saputangan di sakunya dan menyeka keringat di wajah Tao. "Jangan takut, kalau kau masuk ekskul bela diri, kemampuanmu ini akan dikembangkan untuk hal yang positif. Bela diri bukan untuk berkelahi tanpa alasan dan pamer kekuatan, tetapi untuk melindungi diri sendiri dan orang lain."

Tao terpana mendengar kata-kata Joonmyun yang penuh perhatian.

"Joonmahao, terima kasih, aku janji akan selalu melindungimu! Kalau ada orang yang mau mengganggumu, pasti akan aku bunuh dia!" ucap Tao sambil memegang kedua bahu Joonmyun.

"UH… um… kau tidak perlu sampai membunuhnya," Suho bergidik ngeri.

"Tidak apa-apa, apapun aku rela demi Joonmahao," Tao tersenyum lalu memeluk Joonmyun kuat-kuat. "Joonmahao, aku suka ka—"

"TAO!"

Pintu mendadak terbuka dan menunjukkan wajah marah Kyungsoo. "Sudah selesai kan? Lepaskan Joonmyun. Sekarang keluar!"

"KYUNGSOO-AH, KAMU JAHAT!" jerit Tao seperti cewek SMA yang marah dengan pacarnya.

3rd Student: Kris

Joonmyun menghela napas. Ia duduk kembali di kursinya dan menunggu Kris memasuki ruangan.

Kris menghindari Tao yang meronta-ronta karena diseret oleh Kyungsoo. Pemuda tinggi itu menghampiri Joonmyun dengan membawa sebuah kanvas lukis yang ditutup kain.

"Waaah, apa yang kau bawa itu?" tanya Joonmyun dengan wajah tertarik. Kris tertawa sombong dan menghadapkan kanvas itu ke hadapan Joonmyun.

"Joonmyun, mahakarya ini aku buat khusus untuk pertemuan hari ini," ucap Kris sambil membuka kain hitam yang menutupi kanvas itu. "Ini dia karya seniku!"

Joonmyun terdiam melihat lukisan—lebih tepat disebut coretan—yang ada di kanvas.

Sepuluh detik berlalu. Kris mulai bingung kenapa Joonmyun diam saja.

"Joonmyun?" ia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Joonmyun. "Kenapa diam?"

"Hm? Ehh….," Joonmyun tersadar dan mengedipkan matanya. "Umm… lukisanmu ini… membuatku… speechless…."

Joonmyun dengan otak jeniusnya berusaha mencerna dan memahami apa sebenarnya yang dilukis oleh Kris. Bentuknya seperti makhluk jadi-jadian.

"Aku mencoba memahami arti lukisanmu, Kris," ucap Joonmyun lagi, "tapi… tapi mungkin ini terlalu artistik jadi aku tidak bisa mengerti maksudnya apa…."

"Sungguh?" Kris melongo tidak percaya. "Kau benar-benar berpikir seperti itu?"

Joonmyun berhenti menatap kanvas dan menoleh pada Kris. "Iya. Memangnya kenapa?"

Kris terlihat sangat terharu dengan perkataan Joonmyun. Dengan mata berkaca-kaca ia berlutut di samping Joonmyun dan memegang kedua tangan pemuda itu.

"Terima kasih Joonmyun," ujar Kris lembut, "kau adalah orang pertama yang berkata begitu tentang lukisanku. Ya, lukisan-lukisanku selama ini memang terlalu artistik sehingga tidak ada orang yang bisa memahaminya. Mereka tidak mengerti keindahan dan seni yang ada pada lukisanku. Terima kasih kau sudah mau menghargai hasil karyaku, Joonmyun."

"Ummm… b-begitu ya…," Joonmyun terlihat bingung. Tapi syukurlah kalau Kris berpikir positif akan reaksinya. "Sama-sama Kris… jadi… kau mau mendaftar ke klub lukis?"

Kris mengangguk-angguk. "Tolong bantu aku ya?"

Joonmyun tersenyum lebar. Mata Kris terasa silau.

"Tentu. Akan kukabari begitu kau bisa mulai mengikuti kegiatan mereka," jawab Joonmyun.

Kris menghela napas lega. Ia melepas tangan Joonmyun lalu berdiri.

"Lukisan ini buatmu. Terima kasih Joonmyun," ucap Kris. Joonmyun hanya bisa mengangguk sambil membayangkan bagaimana reaksi orang tuanya jika ia memajang lukisan itu di rumah.

Kris lalu berdiam di depan Joonmyun dan terus melihat pemuda mungil itu sambil senyam-senyum tidak jelas.

"S-sama-sama, Kris, kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Joonmyun, mulai ketakutan.

Kris sepertinya tidak mendengarkan Joonmyun. Ia hanya terus mengamati Joonmyun dengan gemas. Baginya Joonmyun seperti boneka manis yang ingin dia bawa pulang.

"Kris?" Joonmyun terus memanggil. "Kris? Kris?"

Panik, Joonmyun akhirnya berteriak, "KYUNGSOO-AH! TOLONG!"

Mendengar teriakan Joonmyun, Kyungsoo segera masuk dan menyeret Kris keluar ruangan. Ia menyeretnya dengan susah payah—tahu sendiri perbandingan besar tubuh mereka.

-3X-

Joonmyun dan Kyungsoo pergi melapor ke Kepala Sekolah sebelum pulang. Kepala Sekolah sangat senang karena setiap siswa sekarang sudah punya kegiatan lain yang bermanfaat. Mereka berdua juga terus memantau perilaku murid-murid kelas 3X yang semakin hari semakin membaik.

"Dulu waktu pertama ke sini, aku merasa sangat takut. Mereka semua menyeramkan. Tetapi sekarang mereka teman yang menyenangkan," ujar Kyungsoo pada Joonmyun ketika mereka sedang berjalan ke ruang guru untuk mengumpulkan tugas.

"Aku juga berpikir sama," sahut Joonmyun, "rasanya… rasanya aku tidak mau kembali lagi ke kelas 3A. Di 3X suasanya lebih menyenangkan. Belajar jadi tidak bosan, karena ada saja tingkah mereka yang meski kadang mengganggu, tapi kadang juga jadi hiburan. Belajar terlalu serius juga tidak baik."

"Jadi… jadi kau tidak mau kembali ke kelas kita?" Kyungsoo terlihat sedih.

Joonmyun mengangguk. "Itulah yang kupikirkan."

Kyungsoo terhenti di depan pintu ruang guru. Ia terlihat berpikir keras.

"Kyungsoo… apa kau tidak mau ikut denganku menetap di kelas 3X?" tanya Joonmyun dengan puppy eyesnya.

Melihat wajah Joonmyun, Kyungsoo rasanya mau meleleh.

"Di kelas 3X… bersama Joonmyun-hyung….," gumam Kyungsoo, "menemani Joonmyun-hyung…."

Joonmyun terlihat penuh harap. "Kau tidak mau, Kyungsoo-ah?"

"AKU MAU," jawab Kyungsoo spontan. Seketika itu juga Joonmyun tertawa kecil. Kyungsoo langsung ikut senang.

"Terima kasih Kyungsoo-ah," ujar Joonmyun.

"Tidak masalah, Hyung. A-aku senang… b-bisa… bersama… Joonmyun-hyung," sahut Kyungsoo terbata-bata dengan pipi memerah.

Joonmyun hanya membalas dengan senyum. Mereka memasuki ruang guru dan mengumpulkan tugas.

"Kim Joonmyun dan Do Kyungsoo!" seorang guru olah raga memanggil mereka, "aku ada pengumuman untuk kelas 3X."

"Apa itu Pak?" tanya Joonmyun.

"Festival Olah raga tahun ini," jawab Guru OR, "biasanya kan kami melarang kelas 3X untuk ikut karena mereka akan berbuat kerusuhan; tapi melihat situasi sekarang sepertinya kami mengizinkan kalian untuk berpartisipasi tahun ini."

"Sungguh, Pak?" Kyungsoo terbelalak.

"Iya, umumkan ke kelas kalian untuk berlatih dan bersiap. Festivalnya akan digelar 2 minggu lagi!" jawab Guru OR.

Joonmyun dan Kyungsoo saling bertatapan sambil tersenyum. Mereka segera pamit pada sang guru lalu berjalan cepat-cepat menuju kelas.

Festival Olah raga, kami datang!

[to be continued….]

hai teman-teman! apa kabar?

semoga baik-baik saja. kami bingung mau minta maaf seperti apa (?) karena ternyata rencana mengupdate cerita ini molor sangaaaaaat jauh dari yang direncanakan.

terima kasih untuk yang sudah review dan mau menunggu kelanjutan cerita ini.

chapter selanjutnya adalah chapter terakhir.

sampai ketemu lagi! TERIMA KASIH BANYAK!