HANDSOME APPA!

.

YUNJAEYOOSUMIN

.

Sankyu buat review, saran&kritiknya, miaaann ff ini bertaburan typo GJ dll. Loveya readers#sundulsayang

.

.

Sejak peristiwa ulang tahun Yunho, Jaejoong sedikit menjadi orang yang berbeda.

Ia jauh lebih pendiam sekarang.

TOK TOK TOK

"Nugu?"

"Joongie ini aku, apa aku boleh masuk?"

Namja cantik itu menghela napasnya, ia membenarkan posisi tubuhnya menjadi bersender pada ranjang besarnya.

"Masuklah Appa, pintunya tidak dikunci"

CKLEK

"Aku ada tamu untukmu"

"Tamu?"

"Joongie~ah"

"HALMONI?"

Jaejoong sontak berdiri, dia berlari kecil memeluk neneknya yang sudah lama tidak ia temui, rindu? Tentu saja.

"Halmoni, halmoni sama siapa kesini? Kenapa tidak mengabari Joongie dulu eoh?"

"Kalau aku mengabarimu dulu itu bukan kejutan namanya, Yah kenapa kau menangis?"

"Hikss Joongie kangen sama halmoni"

"Aigoooo bayi besar! Halmoni sudah ada disini yah berhentilah menangis"

Jaejoong semakin mengeratkan pelukannya pada sang nenek.

"Umma, aku harus kembali ke kantor kutinggal kalian berdua gwaenchana?"

"Hum, tidak apa-apa kau pergilah bekerja"

Yunho tersenyum, ia meninggalkan cucu dan nenek Kim itu dikamar Jaejoong.

Jaejoong menarik neneknya untuk duduk di kasurnya yang empuk.

"Omo, kamarmu besar sekali Joongie, kau pasti suka tinggal disini ne?"

"Joongie lebih suka tinggal bersama halmoni"

"Jinjja? Kalau begitu halmoni akan menculikmu kembali ke Chungnam, eotte?"

"Culik saja, Joongie memang ingin kembali ke Chungnam setelah ujian"

Bermaksud untuk menggoda cucunya, tapi ia justru merasa ada yang tidak benar dengan Jaejoong, cucunya sedikit berbeda dari biasa.

"Joongie chagi, apa Appamu tidak berlaku baik padamu? Apa ada orang yang menjahatimu?"

"Ani¸ Appa sangat baik, semua orang yang ada disini dan teman-teman disekolah Joongie juga baik"

"Benarkah? Keunde kenapa mata ini begitu redup?"

Halmoni Kim mengusap lembut kelopak mata cucunya.

"J-Joongie hanya kurang tidur halmoni"

"Mencoba membohongi nenekmu sendiri eoh? Sejak kecil kau tinggal bersamaku jadi aku tahu apa yang kau sembunyikan Kim Jaejoong"

Jaejoong menghela napasnya, haruskah ia menceritakan perasaannya pada sang nenek? Perasaan yang seharusnya tidak boleh ia tumbuh kembangkan.

"Kenapa diam? Ada yang Joongie sembunyikan huh?"

"Halmoniiii, Joongie baik-baik saja! Joongie lapar, halmoni juga pasti lapar ne? kajja kita makan ppalii Joongie rindu masakan halmoni~"

Jaejoong menarik-narik lengan halmoni Kim menuju dapur, wajahnya begitu ceria meski hatinya ada perasaan sakit yang sulit dijelaskan. Dan sang nenek tahu itu.

.

.

Ujian kelulusan Jaejoong akan dilaksanakan lusa untuk mempertajam ingatannya, Jaejoong mengajak Changmin dan Junsu belajar bersama dirumahnya. Meski Changmin berada satu tahun dibawah duo Kim, tapi dengan otaknya yang luar biasa pintar ia bisa membantu mengajari Junsu dan Jaejoong.

"Su, aku tidak mengerti bagian ini"

"Aku juga tidak"

Keduanya saling berpandangan, mereka lalu menatap Changmin yang sedang memeluk sebuah toples sambil menikmati isinya.

"Jangan menatapku seperti itu, aku sudah ribuan kali mengajarkan kalkulus pada kalian, masa tidak mengerti juga?"

Duo Kim menggeleng imut dengan mata merajuk seperti anak kucing minta susu.

"Ck, coba kerjakan dulu nanti kalau benar-benar tidak mengerti baru kujelaskan lagi"

"Kami benar-benar tidak bisa Changmin~ah, ini sulit sekali" rengek Junsu

"Itu mudah asal kalian mau berusaha mencari rumusnya yang benar, ppali kerjakan!"

"Uh, Minnie kejam"

"Jangan cerewet Jaejoong, kerjakan soalnya"

Duo Kim merajuk sambil mempoutkan bibirnya imut.

Jika sudah begitu mereka terlihat seperti anak kembar.

"Tadaaaaa, ini dia roti special buatan halmoni, belajarnya sudah dulu ne sekarang waktunya makan camilan"

"Yaiiiyyy makaaannn" ucap Junsu senang.

"ANDWE! Kalian harus bisa mengerjakan soal yang kuberikan dulu baru boleh makan"

"Aish Shim Changmin!" protes Jaejoong.

"Wae? Apa kau mau tidak lulus di mata pelajaran Matematika eoh?"

"Keunde Joongie lapar"

"No no no, kerjakan dulu soalnya dan kau Kim Junsu berhenti memakan roti! Simpan rotinya!"

Changmin merebut roti yang baru saja akan dimakan namja manis itu.

Halmoni Kim tersenyum melihat tiga sekawan yang tidak bisa diam sedaritadi, cucunya benar semua orang tidak ada yang menjahatinya, lalu ada apa dengan mata bening itu?.

"Aku pulang, omo ramai sekali"

Jung Yuchun baru saja tiba dari kantor tempatnya bekerja, ia sudah tidak bekerja di kantor Jung lagi, sekarang ia adalah composer untuk SMEntertaiment.

Dibelakangnya mengekor Yunho dan Sooyoung.

Wajah Jaejoong kembali sendu melihat Appanya nampak mengobrol sambil tertawa gembira bersama gadis cantik itu.

"Yuchun hyung Yunho hyung Sooyoung noona anyeoong"

"Hi Su" jawab Yunho di ikuti anggukan Sooyoung.

"Anyeong seksi" goda Yuchun membuat Junsu merona hebat.

"Changmin kau disini juga" tanya Yunho.

"Ne hyung wae? Apa aku tidak boleh kesini?"

"Jangan terlalu sering kesini, persediaan kulkas kami menipis setiap kau datang kemari" ejek Yuchun.

"Aish hyung!"

Yunho terkekeh, dilihatnya Jaejoong yang sejak tadi terus menundukan wajahnya, namja cantik itu bahkan belum menyapa dirinya.

"Joongie~ah anyeong" sapa Sooyoung ramah.

"Anyeong" jawab si cantik Kim itu singkat.

"K-Kau, kau bukankah?" tanya Kim halmoni yang berjalan mendekati Sooyoung.

"Umma? Kim Umma? B-benarkah itu anda?"

"Sooyoung, Choi Sooyoung? Aigooo saat kau kerumah halmoni dulu kau masih setinggi ini dan sekarang? Kau sudah besar dan cantik sekali"

Halmoni Kim dan Sooyoung saling berpelukan.

Dulu saat Siwon dan Heechull masih berpacaran, Sooyoung yang memang selalu mendukung kakaknya itu sering bermain dirumah Heechull sebelum keluarga Kim itu pindah ke Chungnam, membuat Sooyoung menjadi cepat akrab dengan keluarga Kim. Sooyoung bahkan memanggil Kim halmoni dengan panggilan Umma sama seperti Yunho.

Namun hal itu justru menambah kadar kebingungan di pikiran Jaejoong.

"Umma, aku baru mendengar dari Yunho Oppa kalau Heenim Oppa sudah tidak ada, mian Umma" ucap wanita cantik itu sedih.

"Ish, anak nakal kenapa kau baru muncul kembali setelah bertahun-tahun eoh? Kau tidak rindu pada Umma?"

"Umma aku mencari kalian kerumah yang lama keunde tidak ada yang mengetahui keberadaan kalian"

Kim halmoni menghela napasnya, ia duduk di sofa yang tidak jauh darisana.

"Kami semua pindah untuk menghindari keluargamu Soo, kami tahu kalau Choi sajangnim tidak akan pernah mengampuni kami, sajangnim begitu membenci kami karena Siwon mencintai Chullie dan memilih pergi bersamanya"

Sooyoung menggeleng, dia memeluk pundak Kim halmoni.

"Umma, Appa memang tidak menyukai Heenim Oppa tapi saat dia tahu bahwa Heenim Oppa mengandung keturunan Choi, Appa sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi, ia bahkan menyuruhku untuk mencari kalian, ia ingin bertemu dengan cucunya"

"B-benarkah?"

"Hum, Appa ingin meminta maaf pada Umma dan Heenim Oppa meski kami...terlambat"

Sooyoung menghapus air mata yang keluar dari sudut mata indahnya.

"Maafkan aku juga Umma, karena aku tidak sempat menahan Siwon Oppa saat kecelakaan itu terjadi, kalau saja saat itu aku menahannya untuk tidak keluar rumah saat hujan besar, Oppa tidak akan pergi meninggalkan kita"

"Semuanya sudah kehendak Tuhan Soo, ini bukan salah siapapun, saat mendengarnya aku juga sangat terpukul dia pergi begitu cepat, Bahkan Heechull sempat mengurung diri di kamar beberapa hari setelah mendengar kabar uri Wonnie kecelakaan"

"Hikss Umma mianhe maafkan keluargaku Umma hiksss"

Yeoja cantik itu kembali memeluk Kim halmoni, menumpahkan seluruh rasa sesak yang selama ini ia tahan. Mereka semua menatap sendu kecuali Jaejoong, yang sejak awal tidak mengerti apa yang terjadi.

"Chakkaman, ada apa ini?" tanya Jaejoong memberanikan diri "Bagaimana halmoni bisa mengenal Soo noona?"

Yunho, Yuchun, Sooyoung, Kim halmoni bahkan Changmin saling berpandangan, seolah berkata –apa-yang-harus-kukatakan-.

"Joongie, ada yang ingin halmoni katakan padamu sayang, sebuah rahasia yang kami sembunyikan selama ini"

"Umma, apa ini waktu yang tepat?" cegah Yunho.

"Kita harus mengatakannya sekarang Yun, Umma rasa Joongie sudah saatnya tahu tentang kebenaran ini"

Jaejoong mengerutkan alisnya bingung.

"Joongie duduklah, halmoni ingin bicara"

Jaejoong berjalan pelan dan duduk di samping neneknya, hatinya entah kenapa berdebar tak jelas.

"Joongie, halmoni ingin mengatakan sesuatu padamu tapi sebelumnya maukah kau memaafkan halmoni karena menyembunyikan kenyataan ini begitu lama?"

"Halmoni ada apa? Kenapa Joongie jadi merasa takut?" Jaejoong menyentuh dadanya sendiri, ia sungguh membenci perasaan berdebar ini.

Halmoni Kim menarik napasnya.

"Joongie, Yunho...Yunho bukanlah Appa kandungmu, dia hanya Appa baptismu sayang"

Jaejoong tidak merespon, otaknya masih meloading perkataan neneknya.

"Appamu yang sebenarnya adalah, Choi Siwon dan dia...dia sudah-"

Halmoni Kim tidak sanggup melanjutkan penjelasannya.

"Joongie, Appamu sudah tidak ada sayang dia sudah pergi sejak kau masih sangat kecil karena kecelakaan" ucap Sooyoung lembut.

"M-mwo? Tunggu dulu, ada apa ini? Apa yang kalian bicarakan? Joongie tidak mengerti?"

"Joongie, Yunho bukanlah Appamu dia hanya Appa baptismu"

"Yah, kau bicara apa Minnie? Dan oh Tuhan kenapa kau bisa tahu huh?"

"Aku juga baru tahu beberapa bulan yang lalu saat kejadian kau hampir diperkosa"

Jaejoong berdiri bingung.

"K-Kalian, apa yang kalian ingin katakan sebenarnya? Ke-kenapa Yunho Appa bukanlah Appa Joongie? Dan siapa Choi Siwon?"

Kim halmoni menceritakan seluruh kejadian yang sebenarnya pada Jaejoong, dan namja cantik itu sedikit sulit menerima kenyataan bahwa ia dan Yunho tidak memiliki hubungan apapun, melainkan sekedar anak dan ayah baptisnya.

"Kenapa semuanya membohongi Joongie? Dan apa itu? Mafia apa? Kenapa Kakek Choi begitu membenci Umma Joongie? Hiksss memangnya apa salah Umma Joongie? Hiksss"

"Jaejoong~ah"

"DIAM! Noona juga jahat hiksss kenapa saat itu Umma tidak menahan Appa? Kenapa noona tidak mencegahnya keluar saat hujan!"

"Joongie, saat itu kau demam tinggi dan Siwon Oppa pergi keluar mencarikan dokter untukmu, aku juga tidak tahu kalau Appa menyuruh orang untuk mengikuti Siwon Oppa, tapi yang dipikirannya hanya ada kau, dia tidak ingin anaknya sakit lebih lama dan saat itu Oppa mengemudikan mobilnya terlalu kencang, selain untuk menghindari orang-orang suruhan Appa, Oppa juga sangat mengkhawatirkan keadaanmu" jelas Sooyoung.

Jaejoong menggelengkan kepalanya frustasi.

"Joongie, kumohon maafkan kami hikss aku...aku yakin saat itu Appa tidak bermaksud untuk membuat Oppa kecelakaan, dia hanya ingin bertemu Siwon Oppa"

"Nde, dan itu membuat aku tidak memiliki Appa sejak usia dua tahun" ucap Jaejoong pelan.

"Joongie kumohon jangan seperti ini, semuanya hanya kesalahpahaman" bujuk Yunho.

"Diam, kau tidak berhak menasehatiku! Kau hanya Appa baptisku, kau juga merahasiakannya dariku"

"Joongie ini semua bukan salah Yunho Oppa, dia hanya membantu menjaga amanah Siwon Oppa agar dia menjagamu saat usiamu tujuh belas tahun, dia ingin melindungimu dari Appaku karena takut Appa akan menyakitimu"

"Aku tidak mendengar apapun, aku tidak mendengar apapun! Kalian semua jahat hiksss"

Namja cantik itu berlari menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam sambil menangis tersedu.

Di sudut hatinya ia benci dibohongi dan sulit menerima kenyataan yang ada, tapi ada satu sudut lain yang terasa bahagia, karena ia lega bahwa Yunho bukanlah Ayahnya.

"Bagaimana ini? Joongie nampak terpukul sekali, seharusnya kita tidak menceritakan hal ini dulu" cemas Sooyoung.

"Aish ini salahku! Harusnya aku bisa menceritakannya nanti, lusa dia akan ujian sekolah bagaimana kalau dia tidak lulus gara-gara masalah ini"

"Umma tenanglah, kita akan membujuk Jaejoong lagi nanti" ucap Yunho mencoba menenangkan Kim halmoni.

"Dia tidak akan apa-apa, kalian tenang saja" ucap Changmin santai "Jaejoong itu, meski terlihat lemah tapi dia kuat, dia hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa dia dibohongi, beri dia sedikit waktu"

Semuanya saling menyalahkan diri, berbeda dengan Junsu yang sejak tadi hanya diam sambil berpikir, ia juga bingung karena Yunho ternyata bukanlah Appa Jaejoong, namja manis itu bergulat dengan pikirannya sendiri.

"Hey kenapa kau diam?" tanya Yuchun mendekati Junsu.

"Ani, ini seperti di dalam drama hyung, aku tidak menyangka bahwa kejadian seperti ini ada di kehidupan nyata"

"Hum? Yeah begitulah, kehidupan keluarga kami sedikit rumit huh?"

"Aaaahh Joongie pasti sangat sedih sekarang, keunde dia juga harusnya bersyukur"

"Eoh? Bersyukur?"

"Hum, karena akhirnya ia bisa menyukai Yunho hyung tanpa ada halangan apapun"

Yuchun mengerutkan keningnya.

Menyukai Yunho? Jaejoong?.

Changmin berjalan menuju kamar Jaejoong, dia tahu bahwa namja cantik itu sekarang pasti sedang menangis dan mengunci diri, kebiasaannya yang tidak pernah berubah saat ia sedang marah atau merajuk.

Namja berambut jamur itu hanya duduk bersender pada pintu kamar Jaejoong, tidak berniat untuk meminta Jaejoong membukakan pintu untuknya.

"Hei, kau mendengarku Kim?"

"Pergilah Shim, aku tidak ingin bertemu denganmu atau siapapun!" teriak Jaejoong dari dalam kamar.

"Aku akan tetap bicara meski kau tidak mau bertemu atau bahkan mendengar suaraku"

"Kau menyebalkan, sama seperti yang lainnya! Kau merahasiakannya dariku, kau bukan temanku"

"Aku memang bukan temanmu, kau yang memaksaku untuk berteman denganmu kau lupa?"

"AISH SHIM CHANGMIN!"

Changmin terkekeh.

"Kami hanya ingin melindungimu Joongie" lanjut namja bermarga Shim itu.

"Tapi aku kecewa, sakit sekali"

"Kau pikir hanya kau yang tersakiti?"

"Aku korban disini"

"Baiklah kau memang korban, tapi apa kau tidak ingat bahwa Umma Appamu juga korban dari semua kejadian ini? Mereka adalah korban utama, tapi mereka masih mau berkorban untuk melindungimu"

Hening, tidak ada jawaban.

"Mereka khawatir kalau keluarga Siwon hyung masih menaruh dendam pada keluargamu, karena itu mereka menyembunyikan identitas dirimu dan menitipkanmu pada Yunho hyung"

Masih hening.

"Dan jujurlah padaku Kim, bukankah ini yang kau harapkan? Kau berharap bahwa Yunho hyung bukanlah Appamu kan?"

"Apa maksudmu?"

Changmin menyeringai, Jaejoong menjawab pertanyaan terakhirnya.

"Kau menyukai Yunho hyung, ah bukan sepertinya kau mencintainya Jaejoongie"

Hening kembali.

"Sepertinya tebakanku benar, kau harusnya bersyukur karena ternyata Yunho hyung bukanlah Appa kandungmu jadi kau bebas menyukainya sebanyak yang kau mau"

Masih hening.

"Dan Sooyoung noona, aish kenapa kau tidak menyukai noona itu eoh? Apa kau berpikir dia akan menikah dengan Yunho hyung? Ck, aku tahu apa yang kau pikirkan Joongie~ah, semua orang mungkin bisa kau bohongi tapi tidak denganku"

CKLEK

Mendadak pintu kamar itu terbuka, menampilkan sosok cantik dengan wajah yang memerah dan mata yang sembab.

"Joongie bingung Minnie~ah"

Changmin tersenyum, dia langsung berdiri dihadapan namja cantik itu sambil menyeka bulir air mata yang tercetak jelas di pipinya yang putih.

"Apa yang kau bingungkan?"

"Joongie ingin marah tapi tidak bisa, keunde Joongie sangat kecewa karena mereka membohongi Joongie"

"Wajar kalau kau kecewa, tapi mereka melakukan itu karena mereka memiliki alasan Joongie dan lagi mereka sudah meminta maaf kan? Sejak kapan sahabatku ini menjadi pendendam eoh?"

"Joongie tidak dendam, Joongie hanya kecewa"

"Ne ne kau kecewa"

"Lalu Joongie harus bagaimana?"

"Kau harus kembali menjadi Kim Jaejoong yang dulu, ceria dan selalu tertawa, kau tidak sadar akhir-akhir ini kau banyak berubah? Meski yeah kau dan Junsu sangat berisik, tapi aku menyukainya"

"Ish, habis Joongie sebal Appa selalu dekat-dekat Soo noona"

"Aaaaah dan kau cemburu?"

Jaejoong mengangguk imut.

Changmin mengacak gemas rambut si cantik Kim.

"Aigooo kekanakan sekali, yah mulai sekarang kau bisa bebas mendekati Yunho hyung, goda dia tunjukan pesonamu dan jangan panggil Yunho hyung Appa karena dia bukanlah Appamu sekarang, kau mengerti?"

"Huh? Apa tidak apa-apa? Tapi umur kami berbeda jauh Minnie~ah, dan lagi Joongie tidak tahu Appa eung maksudku Yunnie menyukai Joongie atau tidak"

Hmp.

Yunnie? Panggilan yang manis.

"Hanya berbeda delapan belas tahun tidak masalah, soal Yunho hyung menyukaimu atau tidak kau cari tahu saja sendiri, tapi aku hanya ingin mengatakan padamu satu hal"

"Apa itu?"

"Tidak ada yang bisa menolak pesonamu Kim Jaejoong, percayalah bahwa Yunho hyung juga memiliki perasaan yang sama denganmu"

Namja cantik itu berkedip, mata beningnya bergerak lucu.

"Kka sekarang kita turun, aku lapar! Kau tahu kan sejak tiga jam lalu aku belum bertemu nasi, ayam, daging, ikan-"

"Aish yang ada diotakmu hanya makanan Shim!"

"Eiiii tidak hanya makanan, ada Kyunie juga"

Jaejoong terkekeh, Changmin memang sahabatnya yang paling bisa mengerti dirinya, kalau Junsu selalu menghiburnya dengan membuatnya tertawa, maka Changmin selalu bisa memberinya saran yang menenangkan, ah bersyukurnya ia memiliki dua sahabat yang sangat menyayanginya, dan ia juga sangat menyayangi mereka.

"Eung, Minnie~ah sekarang apa Joongie harus merubah marga Joongie jadi Choi Jaejoong?"

"Sebenarnya, aku lebih suka Kim Jaejoong"

"Hum, Joongie juga"

Keduanya tertawa bersama, beban yang ada dipundak Jaejoong seakan lepas.

Ia sepertinya bisa memaafkan orang-orang yang telah membohonginya, karena ia tahu mereka melakukan itu demi melindungi dirinya.

*NEXT DAY*

Hari ini seluruh keluarga akan mengunjungi makam Siwon, ini adalah pertama kalinya untuk Jaejoong. Ia juga telah menemui Choi halboji¸ bahkan Choi halboji meminta maaf pada Jaejoong sambil menangis karena telah menyusahkan Umma dan Appanya, dan karena ke-egoisan dirinya Jaejoong sempat menderita.

"Hey Choi, apa kabarmu kawan? Aku membawa putera cantikmu kemari" ucap Yunho "Joongie, ucapkan salam pada Appamu"

"A-Anyeong Appa, Kim Jaejoong imnida"

"Aku sudah melunasi janjiku padamu dan Heechul untuk menjaga Jaejoong saat dia berusia 17 tahun, maafkan aku kalau aku bukan Appa yang baik untuknya"

Jaejoong melirik Yunho, ia melihat wajah Yunho begitu sendu.

"Oppa aku datang, aku membawa kabar baik untukmu, Umma dan Appa sudah memberi restunya untuk kalian yah meski terlambat tapi lebih baik daripada tidak sama sekali kan? Appa juga sudah meminta maaf pada Joongie, kau tahu Oppa uri Joongie manis sekali, dia mirip dengan Heechull Oppa keunde matanya sangat mirip denganmu" ucap Sooyoung.

"Joongie, apa kau ingin mengucapkan sesuatu?" tanya Kim halmoni.

Jaejoong terlihat ragu, namun dengan genggaman erat Yunho pada tangannya membuat dirinya sedikit lebih berani.

"A-Appa anyeong, mian Joongie terlambat mengenal Appa, dulu Umma sangat cerewet kalau sudah bercerita tentang Appa dan itu membuat Joongie sedikit bisa mengenal Appa"

Semua yang berada di pemakaman hanya diam mendengar ucapan Jaejoong.

"Appa, Joongie berjanji Joongie akan menjadi anak yang bisa membanggakan Appa, kita memang belum pernah bertemu keunde Joongie menyayangi Appa, gomawo sudah berkorban banyak untuk Joongie"

Tubuh kecil itu sedikit bergetar, air matanya perlahan jatuh.

Yunho semakin mengeratkan genggamannya, mencoba menguatkan namja yang sudah mencuri hatinya itu.

Pemandangan yang cukup sendu di musim gugur.

*TIGA TAHUN KEMUDIAN*

"Yah Jaejoong kenapa kau tidak mau menjadi pacarku eoh?"

"Aish Kim Hyun Joong, kau ini pemaksa sekali! Joongie tidak menyukaimu"

"Tapi aku menyukaimu, sangat"

"Aish"

Jaejoong berjalan cepat keluar dari kampusnya untuk menghindari namja yang sejak pertama kali mereka masuk Universitas sudah menyatakan rasa sukanya pada si cantik Kim.

Yap, Jaejoong saat ini sudah kuliah di SUNHWA mengambil jurusan Post Modern Music tingkah akhir, hanya tinggal setahun lagi ia akan meraih gelar sarjananya.

"Yah, kenapa kau menolaku terus huh? Apa karena Changmin?"

Jaejoong menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya berhadapan langsung dengan namja bersenyum manis itu.

"Kau gila? Changmin sudah berpacaran dengan Kyu bahkan mereka akan bertunangan sebentar lagi"

"Lalu kenapa kau menolaku terus? Kau kan tidak punya pacar Joongie"

Si cantik Kim menarik sudut bibirnya, tersenyum penuh arti.

"Huh? Kata siapa aku tidak memiliki pacar? Aku bahkan sudah mempunyai calon suami Hyun Joong~ah"

Hyun Joong mengerutkan dahinya bingung.

"Jaejoongie"

Jaejoong menolehkan wajahnya saat dari kejauhan ia melihat seseorang sedang berdiri di samping mobil.

Seseorang yang telah mencuri hatinya sejak pertama kali mereka bertemu.

Seseorang yang dengan beraninya menyatakan rasa sukanya pada Kim halmoni setahun lalu.

Seseorang yang pernah dianggapnya Appa.

"Yunnie~ah"

Jaejoong berlari kecil menemui kekasih tampannya, mengacuhkan namja yang dari wajahnya kini terlihat kecewa.

"Hei cantik, sudah selesai?"

"Aish kenapa Yunnie suka sekali memanggil Joongie cantik eoh?"

"Tapi itu kenyataan sayang, kau sangat cantik bahkan dari hari kehari kau semakin terlihat cantik"

"Ish ahjussi mesum"

"Tapi kau suka kan?"

Wajah itu merona manis dengan bibir yang mengerucut imut.

"Kajja, kita ke rumah sakit sekarang?"

"Eoh? apa Soo noona sudah melahirkan?"

"Sepertinya belum, Seunghyun belum memberi kabar"

"Aigoooo anak Soo noona pasti akan sangat sempurna, Soo noona begitu cantik dan Seunghyun hyung juga sangat tampan"

"Eiiii kau memuji eoh? Tiga tahun lalu kau tidak menyukai Sooyoung karena kau cemburu padanya"

"Aish Yunnie kenapa masih membahas hal itu!"

"Hehe aku senang melihat wajah cemburumu Jaejoongie"

Jaejoong mencebilkan bibirnya, ia mencubit pinggang Yunho gemas.

"Ah ah appo Joongie appo~"

Namja cantik itu terkekeh senang.

Yunho menggandeng lengan kecil kekasihnya masuk kedalam mobil, menelusuri Seoul yang beranjak sore.

Saat tiba di Rumah Sakit Sooyoung rupanya sudah melahirkan, hampir seluruh keluarga berkumpul untuk menjenguk cucu kedua dari clan Choi.

"Yunho, kau datang?"

"Anyeong Appa"

Yunho membungkuk sopan pada kakek Jaejoong yang sudah dianggapnya Ayah, pria tua itu menepuk pundak namja yang kini berstatus sebagai kekasih cucunya.

"Noona! Bagaimana bayinya? Aku punya sepupu yeoja atau namja? Noona apa kau baik-baik saja?" celoteh Jaejoong.

"Hei hei, harusnya kau memberi selamat dulu kepada kami Joongie" ucap Seunghyun yang kini berdiri disamping istrinya yang baru saja melahirkan.

"Hehe mian hyung aku terlalu senang chukkae Soo noona, Choi family sekarang bertambah lagi satu orang keunde aku tidak hanya ingin satu sepupu, berikan aku sepupu yang lucu dan banyak noona, tiga sepertinya tidak masalah"

"Yah, kau pikir istriku mesin pembuat bayi? Kau yang harusnya segera menikah dan buatlah bayi yang lucu-lucu untuk menemani anak kami nantinya"

"Aish kan biar rumah kita semakin ramai hyung" pout namja cantik itu dengan wajah memerah karena digoda kakak iparnya.

"Ada kau dirumah saja sudah sangat berisik, apalagi kalau kedua temanmu itu Changmin dan Junsu menginap, aigoooo rumah kami seperti panti asuhan ramai sekali" goda Seunghyun.

"Mwo? Jadi Joongie tidak boleh lagi membawa Suie dan Minnie main kerumah? Halboji Seunghyun hyung tidak menyayangiku lagi hiksshiksss" adunya pada sang kakek dengan wajah yang dibuat sedih.

Sejak kejadian tiga tahun lalu, Jaejoong kini tinggal dengan keluarga Choi, dan Kim halmoni tetap tinggal di Chungnam, usaha rotinya masih harus tetap diawasi. Awalnya Jaejoong menolak dan memilih tinggal dengan neneknya, tapi dia harus meneruskan pendidikannya ke jenjang Universitas dan dia harus tinggal dengan keluarga Appanya, tidak mungkin kalau Jaejoong masih tinggal dengan Yunho. Terlalu berbahaya(?).

"Yunho"

"Nde Appa?"

"Kapan kau akan melamar uri Joongie? Kau tidak sadar usiamu?"

Namja tampan itu tersenyum kikuk, ia mengelus tengkuknya gugup.

Tahun ini Yunho menginjak 38 tahun, usia yang sangat cukup untuk berkeluarga.

"Aku menunggu Joongie lulus kuliah dulu Appanim"

"Shiruh! Itu masih setahun lagi dan terlalu lama, Joongie tidak mau menunggu! Yunnie~ah apa kita harus mengatakan hal yang sebenarnya?" ucap Jaejoong sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

Junsu dan Yuchun yang juga berada disana menatap pasangan YUNJAE bergantian, Junsu merasa bahwa ada yang mereka sembunyikan.

"Huh? Sepertinya aku mencium aroma kebohongan disini" ucap Junsu sambil melirik Yunho.

"I-Itu aku dan Joongie-"

Yuchun tiba-tiba melebarkan matanya, ia menatap horor Yunho.

"Damn! Oh Tuhan, hyung jangan bilang kalau kau-"

"Yuchun~ah aku-"

"Eung semuanya, Joongie ingin mengatakan sesuatu pada kalian" ucap Jaejoong.

"Jaejoongie"

"Hehe tenang saja Yunnie"

Jaejoong berdehem santai.

Ia tersenyum penuh arti.

"Semuanya, Joongie sekarang sedang hamil tiga bulan, ini aegya Yunnie dan Joongie hehehehe"

Sementara namja cantik itu terkekeh, semua yang berada diruangan itu justru shock dengan wajah terkejutnya masing-masing.

"B-Bagaimana mungkin?" sahut Junsu tak percaya.

"Kapan kau melakukannya Jung?!" desis Yuchun.

"YAH! Berani sekali kau membuat uri Joongie yang polos hamil" pekik Seunghyun.

"Hiksss Wonnie Oppa hiksss aku tidak bisa menjaga anakmu hiksss" sendu Sooyoung.

"Jung Yunho! Kau harus segera menikahi Jaejoong!" bentak Choi Appa.

"Eiiiii kenapa semuanya histeris eoh? Tidak ada yang memberi Joongie selamat?" tanya Jaejoong polos.

"Memberi selamat kepalamu! Kau hamil diluar nikah Kim" jawab Junsu sambil menoyor jidat sahabatnya.

"Aku akan bertanggung jawab untuk menikahi Jaejoong, tapi karena Joongie masih harus fokus pada semester akhirnya, aku menundanya dulu"

"Yah! Kau gila? Kalau harus menunggu selama itu perut Joongie sudah membesar dan dia akan segera melahirkan" sahut Seunghyun.

"Nde itu benar, kau harus segera menikahi Joongie hyung! Aku tidak mau tahu, sebelum anak kalian lahir kau harus sudah menjadi suaminya" saran Yuchun.

Yunho melirik Jaejoong seolah meminta pertolongan, tapi namja cantik itu hanya terkikik melihat kekasihnya dengan wajah memelas.

"Yunho, bagaimana kau bisa menghamili Joongie? Apa kau tidak bisa menahan dirimu sampai pernikahan kalian?"

"I-Itu karena-"

"Aish halboji jangan bersikap seperti itu sama Yunnie, ini semua salah Joongie, Joongie yang memasukan obat perangsang di minumannya Yunnie"

"M-mwo? Obat perangsang?" bingung Sooyoung dan yang lainnya.

"Hum, habis Yunnie fansnya banyak! Waktu di Paris bahkan ada yang berani mencium Yunnie, Joongie kesal!" poutnya imut.

"Dimana kalian melakukannya?" tanya Yuchun antusias.

"Di Paris hyung, waktu kita berlibur kesana beberapa bulan yang lalu hehehe"

"Oh Tuhan apa yang ada di otakmu Joongie, kenapa kau jadi mesum begini eoh?" Junsu menatap Jaejoong tajam.

"Ish itu karena Yunnie terlalu ramah pada semua orang, tidak namja tidak yeoja dan itu membuat Joongie cemburu! Jadi Joongie mengikuti saran Minnie"

"S-saran Minnie? Apa yang dikatakan namja Shim itu padamu?" tanya Yuchun.

"Minnie bilang kalau Joongie tidak mau kehilangan Yunnie, Joongie harus jadi milik Yunnie seutuhnya, masalahnya biarpun Joongie memaksa Yunnie, Yunnie tetap tidak mau bercinta dengan Joongie, jadi satu-satunya cara ya hanya itu, obat itu juga Joongie dapat dari Minnie"

Junsu menepuk jidatnya, Yuchun tertawa bingung sedang keluarga Choi mengerutkan alisnya seolah berkata –Kenapa-Jaejoong-bisa-berteman-dengan-Changmin-

Yunho yang melihat keadaan mulai kacau menarik tangan Jaejoong untuk keluar dari kamar rawat Sooyoung.

"Aish Yunnie sakit" rengek Jaejoong saat keduanya sudah berada diluar kamar.

"Joongie, kenapa kau menceritakannya sekarang? Kita kan sudah berjanji akan mengatakan pada mereka nanti"

"Wae? Yunnie tidak suka?" poutnya imut.

Yunho menghela napasnya, kalau Jaejoong sudah merajuk seperti ini ia tidak akan bisa berkutik lagi. Ia menarik kekasihnya dan memeluknya.

"Bukan begitu sayang, tapi aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya pada mereka"

"Tapi Joongie sudah tidak sabar ingin menjadi istri Yunnie, biar yeoja atau namja fansnya Yunnie berhenti untuk menggoda Yunnie! Jung Yunho hanya milik Kim Jaejoong seorang!"

"Aigooo cemburumu itu parah sekali"

"Hum, karena Joongie sayang Yunnie"

Yunho menarik bibirnya keatas.

Ia selalu suka ungkapan-ungkapan cinta dari Jaejoong.

Namja cantik itu selalu terbuka padanya.

"I love you"

"Love you too Boo"

*ENAM BULAN KEMUDIAN*

"Yunnie!huuufffttt huuufffttt huuuffttthhh"

"Jo-Joongie tahan sebentar, sakit aniya?"

"Hikss appo Yunnie, perut Joongie appo hiksss"

Pasangan YUNJAE sudah tiba di Rumah Sakit untuk proses kelahiran bayi mereka, Yunho memapah namja cantik yang lima bulan lalu telah resmi menjadi istrinya itu menuju kursi roda yang telah disiapkan suster.

"Nyonya Jung terus hembuskan napas anda, tuan Jung maaf anda hanya bisa menunggu disini"

Yunho mengenggam tangan Jaejoong kuat.

Dia mencium kening istrinya lembut sebelum Jajeoong dibawa masuk keruang operasi.

"Kau harus kuat Joongie"

"Ne Yunnie huffftt hufffttt appo hiksss hueeeeeee ini sakit! Kenapa membuatnya sangat nikmat tapi melahirkan begitu sakit hueeeeeeeee Yunnieeee" Jaejoong kontraksi, perutnya seperti diremas dari dalam.

Yunho tersenyum kecil, istrinya ini masih sangat polos aniya?

"Kau bisa sayang kau pasti bisa" Yunho melepas genggaman tangan Jaejoong saat suster itu membawa istrinya masuk keruang operasi.

Namja Jung itu segera menelpon keluarganya dan mengabari bahwa Jaejoong akan segera melahirkan.

Tak berapa lama hampir seluruh keluarga Jung dan Choi tiba di Rumah Sakit.

"Yunho, bagaimana Jaejoong?"

"Sudah didalam Appanim sepertinya mereka sudah melakukan operasi"

"Kapan Joongie kontraksi? Kenapa kau tidak membawanya ke Rumah Sakit sejak kemarin?" tanya Sooyoung.

"Dia tidak mau Soo, kau tahu kan Joongie benci bau Rumah Sakit"

"Hikss Joongie~ah fighting kau pasti bisa" ucap Junsu yang juga datang bersama Yuchun yang sekarang telah resmi menjadi kekasihnya.

"Dia akan baik-baik saja baby"

"Hikss Suie cemas Chunnie~ah"

"He'll be fine" Yuchun memeluk pundak Junsu, mencoba menenangkannya.

"Aku akan mengabari Minnie"

"Huh? Anak itu sudah kembali dari London?"

"Ne Chunnie, Minnie mengisi liburan musim panasnya disini katanya dia bosan di Inggris eukyangkyang"

"Aigoooo anak jenius itu benar-benar hebat, dua tahun kuliah disini lalu mendapatkan beasiswa penuh di Inggris dan kudengar dia belum lulus saja sudah banyak yang 'meminang' dia untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar" sahut Seunghyun.

"Hum, uri Minnie memang sangat pintar, saking pintarnya dia berhasil meracuni pikiran polos Joongie untuk memasukan obat perangsang di minumannya Yunho hyung, uh aku jadi merindukannya"

Semua yang mendengarnya tertawa mendengar celoteh namja bebek itu.

"Kau harus berterima kasih padanya Yun, karena dia yang membuatmu bisa segera menikahi Joongie"

"Neee dia benar-benar membantu Joongie dengan saran bodohnya itu" ucap Yunho.

"Tapi saran bodohnya membuat kalian bisa cepat memiliki anak aniya?" goda Sooyoung.

Yunho tersenyum.

Yah, berterima kasih pada namja Shim itu sepertinya tidak ada salahnya.

Setelah melalui proses kelahiran cesar yang cukup lama, dokter cantik bername tag Kim Taeyeon itu keluar sambil membuka maskernya, ia tersenyum pada semua keluarga yang menunggui namja cantik itu.

"Chukkae, bayinya laki-laki"

Dua keluarga begitu gembira, terlebih Yunho ia bahkan hampir menangis.

"Lalu istriku dok?"

"Dia baik-baik saja dan sudah dipindah ke kamar rawat, hanya belum tersadar dari pengaruh obat biusnya"

"Benarkah? Joongie baik-baik saja? Gomawo dokter gomawo"

"Nee sekali lagi selamat, saya permisi dulu"

Yunho dan keluarga besarnya menjenguk Jaejoong yang masih tertidur bak putri tidur, raut wajahnya terlihat begitu lelah tapi dia masih begitu cantik.

"Terima kasih sayang, kau telah melahirkan bayi laki-laki tampan untuk-ku" Yunho mengecup kening Jaejoong dan membuat namja cantik itu mengeluh pelan.

"Eungh~"

"Kau sudah sadar Joongie?" tanya Sooyoung.

Jaejoong membuka matanya perlahan, ditatapnya satu persatu keluarga yang sangat dikenalnya. Dia tersenyum saat melihat Yunho yang berdiri disampingnya sambil mengelus poni lurusnya.

"Yunnie~"

"Ne sayang aku disini"

"Bayi kita?"

"Dia sehat dan tampan sayang, kau hebat gomawo ne"

Jaejoong masih terlalu lemah, ia hanya tersenyum membalas jawaban Yunho.

"Hoeeeeee hoeeeeeee"

Terdengar suara tangis bayi yang kini sudah berada dikamar rawat Jaejoong, seorang suster membawanya dengan dorongan bayi dan menaruhnya di sisi tempat tidur Jaejoong.

"Permisi Tuan Jung Nyonya Jung, ini bayi anda"

Yunho menatap bayi laki-laki itu takjub.

Sungguh perasaannya saat ini sulit untuk dijabarkan.

Bayi laki-laki yang akan menjadi penerus keluarga Jung, Yunho mengambil bayinya dan menggendongnya. Ia mengecup kening bayi lucu itu dan memperhatikan jari-jari tangannya, semuanya lengkap dan sempurna.

Sungguh, inilah hartanya yang paling berharga selain Jaejoong istrinya.

"Aigooo lucu sekali, bibirnya mirip dengan Joongie" ucap Junsu gemas.

"Ish, matanya masih terpejam aku ingin tahu bentuk matanya seperti apa? Mirip dengan uri Joongie atau Yunho" celoteh Seunghyun.

"Pipinya gembul sekali neee, mirip Joongie waktu bayi" Kim halmoni ikut tersenyum melihat bayi YUNJAE itu tertidur pulas dalam gendongan Appanya.

"Haaahh aku sudah menjadi seorang buyut sekarang, semakin bertambah tua saja" sahut Choi Appa.

"Siwon Oppa, kau lihat? Joongie sudah menjadi Umma sekarang" ucap Sooyoung

"Yunnie, Joongie ingin melihatnya"

Yunho memberikan bayi mereka pada Jaejoong, Ummanya.

Namja cantik itu menatap tak percaya bahwa dia bisa melahirkan seorang bayi, ia membelai pipi anaknya lembut, mengecup wajah dan keningnya beberapa kali, Jaejoong menangis haru.

"Yunho, kau sudah memutuskan akan memberinya nama?" tanya Choi Appa.

"Jung Moonbin, namanya Jung Moonbin Appa"

"Hmmm nama yang bagus, anyeong Binnie~ah ini kakekmu, cepatlah besar agar aku masih sempat untuk mengajakmu bermain"

"Halboji akan memiliki waktu yang banyak bersama baby, halboji belum mengajarkan baby Joongie bela diri jadi halboji harus sehat ne"

Choi Appa tersenyum, dia mengangguk.

Ia jadi sedikit merasa bersalah, kalau saja dulu ke-egoisannya tidak menjadi juara dihatinya, mungkin saat ini Siwon dan Heechul ada bersama mereka.

Tapi dia akan menebusnya, dia akan memanjakan dan menyayangi Moonbin karena dulu ia tidak sempat memanjakan cucunya saat masih bayi.

"Anyeoonng kami datang"

"Minnie? Kyunie?" pekik Junsu senang.

"Hai bebek, apa kabarmu? Semakin montok saja huh"

"Aish kau!"

"Anyeong Junsu hyung"

"Kyunieeeee kyaaaa aku merindukanmu"

"Benarkah? Aku tidak" ucap Kyuhyun

"YAH! Kau sama saja dengan kekasihmu"

Changmin mendekati ranjang Jaejoong.

Wajah tampannya semakin tampan sekarang, rambut jamurnya sudah tidak ada lagi melainkan berubah menjadi sedikit bergelombang (inget MV Winter Rose)

"Hai cantik"

"Hai tampan"

Changmin terkekeh.

"Chukkae ne, mian aku baru sempat menjengukmu"

"Ndee kau sahabat yang jahat Shim, pernikahanku saja kau tidak datang"

"Hehehe saat itu aku sedang ujian Joongie, tapi ada Kyunie yang mewakiliku"

"Hum, hiksss Joongie merindukan Minnie"

"Aish kau masih saja sama seperti dulu eoh?"

"Hiksss peluk"

Changmin tertawa kecil, dia memeluk sahabat manjanya itu.

"Ehem" Yunho berdehem, ia sedikit tidak suka melihat keakraban JaeMin.

"Hi hyung, apa kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat Shim"

Changmin menepuk pundak orang yang sudah dianggapnya kakak itu.

"Kka bagaimana kabar keponakan-ku? Aigoooo tampannya, sepertinya ketampanannya menurun dariku hyung"

Changmin melihat gemas bayi yang sedang digendong Yunho, Jaejoong sudah memberikannya pada Yunho karena dirinya masih terlalu lemah.

"Yah yah bagaimana bisa dia mirip denganmu? Dia anaku, tentu dia mewarisi ketampanan-ku, aku kan Appa yang tampan"

"Oh please hyung" jengah Changmin.

"Omo omo dia membuka matanya, siapa namanya Joongie?" tanya Kyuhyun

"Moonbin, Yunnie yang memberi nama itu"

"Anyeong Binnie~ah nae Cho Kyuhyun imnida anyeooongg" gemas Kyuhyun sambil mencubiti pelan pipi gembul Moonbin.

"Kyaaaaaa Moonbin~ah kau lucu sekali eukyangkyang"

"Moonbin~ah kau nanti memanggilku Max Hyung ok?"

"Anyeong Moonbin~ah nae Park Yuchun imnida, hyung tertampan setelah ayahmu"

"MWO?" sahut Junsu dan Changmin kompak.

"Aku tidak setuju" sahut Changmin

"Aku juga tidak" Junsu ikut menimpali.

"Yah, kalian berdua!" protes Yuchun.

Junsu dan Changmin tertawa.

Namja manis itu mendekati kekasihnya.

"Eukyangkyang, kau tampan Chunnie bahkan saaaaangat tampan" goda Junsu sambil mencubit pipi chubby Yuchun.

"Yah yah berhenti bersikap mesra dihadapanku! Disini ada Moonbin dia masih terlalu kecil melihat ke-mesuman kalian" Changmin memutar bola matanya jengah.

Jaejoong dan Yunho tertawa melihat sikap konyol mereka, kedua sahabatnya benar-benar tidak berubah aniya?

Sementara semuanya sibuk dengan baby Moonbin yang kini digendong Kyuhyun, Yunho berdiri semakin dekat dengan kekasihnya, pemilik seluruh hatinya.

"Gomawo Joongie, kau selalu memberiku kebahagiaan yang tidak pernah aku bayangkan"

"Ne Appa yangtampan, Yunnie juga selalu membuat Joongie bahagia gomawo ne"

"I Love You Kim"

"Love You Too Jung"

Yunho menarik dagu Jaejoong.

Ia mencium bibir manis istrinya itu lembut, semakin lama semakin intens, lengan Jaejoong bahkan sudah melingkar indah di leher Yunho.

Mereka yang ada disana melirik pasangan YUNJAE yang sedang saling melumat mesra itu sambil tersenyum.

"Aish, kenapa kamar ini begitu banyak adegan dewasa, Binnie~ah tutup matamu ne" cibir Changmin yang kini menutup mata Moonbin dengan tangannya.

Waktu akan terus berjalan.

Ini bukan akhir, melainkan awal.

YUNJAE dan lainnya akan kembali memulai waktu mereka.

Waktu yang akan membawa mereka menuju kedewasaan.

Meski waktu sempat membuat mereka menangis tapi waktu jugalah yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan.

Chukkae YUNJAE.

END

Sekali lagi sankyu ne buat dukungan ff ini :) next ff is 'Loving You' silahkan dibaca.

SANKYUUUUU~