OH... MY DONGSAENG

Pairing : Chanhun (Chanyeol, Sehuuuuuuun)

Genre : yaoi, incest, romance, humor tralalala

Length : Twoshoot

DEPO LDH

BRAAAAAK, BRUUUUK

"HYUUUUUNG" teriakan seorang namja yang kira-kira tingginya sekitar 180-an tak mampu membuat namja lainya bergerak dari tempat tidurnya. "Hyuuung cepat bangun! Eomma dan appa sudah menunggu di bawah" karena tak ada respon akhirnya namja yang sedari tadi berteriak kini mendudukkan tubuhnya dengan kasar di atas tubuh Hyungnya yang masih tidur.

"ughhhhh..." erang Hyungnya kesakitan

"Chanyeol Hyuung..hyuuuuuuung...cepatlah atau kau ingin Sehuun cium dulu?" karena mendengar ancaman yang begitu menggelikan, akhirnya namja yang dipanggil Chanyeol itu terduduk dengan susah payah karena dongsaenya Oh Sehuun tak mau menyingkir dari atas tubuhnya.

"jika sekali lagi kau mengancam akan menciumku, maka nyawamu tak akan selamat mulai detik itu juga" ancam Chanyeol sambil mendorong tubuh Sehuun hingga telentang dengan gaya tidak elit, sehingga seragam sekolah yang sudah dipakainya menjadi kusut.

"benarkah Hyuuung? Padahal waktu kecil kau senang sekali menciumku, apalagi di bibir. Ughh...bibirku sudah tak suci lagi" mendengar ejekan dongsaengnya, Chanyeol semakin geram dan melempar barang-barang yang ada di dekat kamar mandi ke arah Sehuun yang masih tidur-tiduran.

"aku paling benci jika kau sudah mengungkit hal itu" geram Chanyeol yang sedikit terderam suara air yang mulai mengucur dari Shower.

"tapi Sehuun senang...LA LALALALAALALALA" ucap Sehuun sambil melangkahkan kakinya keluar kamar Chanyeol.

...

"bisakah kau melepas gandengan tanganmu?" ucap Chanyeol kesal saat dongsaengnya Oh Sehuun mengapit lenganya dengan erat saat perjalanan ke sekolah. Yah...Sehuun memang selalu begitu setiap harinya.

"Sehuun tak mau, Sehuun kan takut menyebrang jalan, jadi harus digandeng. Berhubung Hyung tak mau menggandeng Sehuun, jadi Sehuun yang berinisiatif terlebih dahulu. Pintarkan?

"aku paling sebal jika kau sudah menggunakan kata Sehuun untuk menggantikan kalimat aku, pasti ada maunya" gerutu Chanyeol. Sehuun bisa mendengarnya namun telinganya cukup di tulikan "lagi pula sekolah kita kan tak perlu menyebrang, tinggal berjalan lurus dan sampai"

"Sehuun tak mendengar...Sehuun tak mendengar...LALALALALALA" Chanyeol hanya bisa memutar bola matanya malas saat melihat tingkah Sehuun yang senang sekali mengucapkan LALALALALA di akhir kalimat.

...

"sepertinya si Sehuun semakin manja padamu?" ucap seseorang yang lebih pendek sedikit dari Chanyeol saat si namja jangkung itu memasuki pintu kelas dan berhasil lepas dari cengkraman dongsaengnya.

"kau bisa lihat sendiri kelakuanya" ucap Chanyeol malas-malasan sambil melempar tasnya asal ke bangku

"kurasa di cukup manis" ketika namja berkulit tan itu mengatakan manis, maka secepat yang Chanyeol bisa kepalanya di tolehkan dan menatap tajam pada teman sebangkunya itu

"apa kau gila Kai?"teriak Chanyeol semakin kesal saat pertanyaanya di jawab dengan sebuah gelengan kepala saja "jangan bilang dongsaengku adalah sasaran berikutnya? Aku tak akan merestuimu sampai kapanpun" Kai hanya tergelak menahan tawa.

Alasan Kenapa Chanyeol langsung melarang Kai dengan ekstrim agar tidak mendekati dongsaengnya adalah, Kai adalah seorang playboy. Dan tanpa sadar Chasnyeol sedikit protektif pada namja yang mendekati dongsaengya, apalagi playboy macam Kai.

...

Seorang namja yang tampan dan memiliki kulit seputih susu terlihat sedang menunggu seseorang di depan kelas. Sebuah bekal berada di pelukanya, dan dengan riang ia menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kiri dan kekanan seperti anak kecil.

Sesaat setelah seorang songsaenim keluar dari dalam kelas, Sehuu langsung memasukkan kepalanya untuk melongok ke dalam. Saat namja bernama Kai itu keluar, ia langsung menyapa Sehuun.

"pasti mencari Chanyeol" ucapnya sok akrab, dan Sehuun hanya menganggukkan kepalanya antusias "OH CHANYEOL...DONGSAENGMU YANG CANTIK SEDANG MENUNGGUMU"Chanyeol yang mendengarnya hanya mengusap wajahnya dengan malas.

"kau tak perlu berteriak, aku bisa tahu dari jarak 1 km jika Sehuun sudah ada di dekatku" Chanyeol melangkah mendekati Kai dan Sehuun.

"benarkah?"Tanya Sehuun dengan wajah cerah ceria

"tentu saja. Baumu yang mirip bayi itu sudah tercium" tiba-tiba Chanyeol sudah menggenggam jemari Sehuun dan berbalik menatap Kai tajam "dan kau jangan sekali-kali merayu dongsaengku dengan tatapan mesum seperti itu. Meskipun kau sahabat baikku"

"ahahahahaha" Kai hanya tertawa saat melihat Sehuun dengan senang hati di seret oleh Hyungnya.

...

Kini terlihat sepasang namja yang berstatus sebagai saudara tengah memakan bekal dengan santai di bawah pohon yang rindang. Sesekali Sehuun mencuri pandang ke arah Hyungnya yang tampan.

"kenapa dari tadi kau menatapku seperti itu?" Tanya Chanyeol tanpa mengalihkan pandanganya dari bekal yang ada ditangan.

"aku hanya terlampau senang karena Hyung menjagaku dengan " senyuman polos Sehuun berhasil membuat Chanyeol mengalihkan tatapanya dari bekal buatan eomma mereka. Di tatapnya Sehuun dengan lembut dan di usap kepalanya sebagai bukti bahwa ia sebenarnya menyayangi Oh Sehuun.

"ada nasi di bibirmu, ternyata Oh Sehuun masih seperti bayi. Makan saja belepotan" bukanya membersihakan sisa nasi tersebut, Sehuun malah mengerucutkan bibirnya kesal karena di sebut seperti bayi.

"tolong bersihkan bibir Sehuun, Hyuuuuung" Sehuun mendekatkan kepalanya dan entah mengapa ia malah menutup mata. Chanyeol yang melihat hal tersebut hanya geleng-geleng kepala dan menghilangkan sisa nadi dari bibir dongsaengnya.

"cepat buka matamu! Apa kau berniat tidur sambil makan?" dengan segera si putih itu membuka matanya dan mencium kilat pipi Chanyeol.

"gommawo Hyuuung" Sehuun tak menyadari bahwa Chanyeol sekarang sedang diam mematung, karena tak mampu bereaksi terhadap apa yang barusan terjadi. Hingga bel tanda masuk berbunyi dan sekarang giliran Sehuun yang menarik lengan Hyungnya agar segera masuk ke kelas "cepatlah Hyung!...setelah ini aku ada pelajaran matematika dari Choi Songsaenim, jika sedetik saja terlambat maka tamatlah riwayatku"

Segera Chanyeol sadar dari keterpukauanya dan mulai membereskan bekal yang belum habis itu untuk diserahkan pada Dingsaengnya yang membawa bekal kesekolah. cukup mudah bagi Chanyeol untuk menyamakan langkahnya dengan Sehuun, karena mereka sama-sama tinggi.

Dengan berat hari Sehuun melepas genggaman tanganya pada Chanyeol dan beranjak pergi ke kelasnya sendiri. Si putih itu masih sempat melambai-lambaikan tanganya dengan semangat.

...

Saat bel pulang sekolah, Chanyeol dengan sabar menunggu Sehuun di pintu gerbang. Meskipun ia terkadang kasar pada dongsaengnya, namun tak jarang Chanyeol terlihat terlalu protektif. Hanya saja ia sedikit tak suka jika orang melihat betapa banyaknya perhatian yang diberikan Chanyeol untuk Sehuun.

Dari kejauhan terlihat seorang namja yang lebih tinggi dari Chanyeol sedang memakaikan jaket pada dongsaengnya. Sedikit geram Chanyeol mulai menatap mereka denga tajam. Setelah cukup dekat Sehuun terlihat berpamitan dengan namja tinggi dan pirang itu, lalu berlari mendekati Hyungnya.

"Hyuuuung..."teriak Sehuun dan tanpa aba-aba ia langsung menghempaskan tubuhnya di pelukan Chanyeol. Namja jangkung itu merasakan sebagian bajunya basah karena sesuatu. Setelah di perhatikan ternyata Sehuun yang menyebabkan semua itu. Entah kenapa bajunya basah kuyub, dan dengan tega ia membaginya pada Chanyeol.

"kenapa kau basah kuyub?" Tanya Chanyeol sambil melepaskan pelukan dongsaengnya.

"Sehuun tersiram air bekas pel" ucapnya manja. Dan sekali lagi ia ingin memeluk Chanyeol, tapi dengan sigap Chanyeol mencegahnya "untung ada ketua osis yang mau meminjamkan jaketnya padaku. lihat!" Sehuun menunjukkan jaket yang lenganya terlalu panjang saat dipakainya.

"siapa yang menyirammu?" Tanya Chanyeol sedikit curiga

"i-itu...tadi ada seorang yeoja yang dihukum Choi songsaenim saat hendak membuang air sisa mengepel, ia terpeleset dan saat itu aku lewat. Sehuun basah deh" masih saja Chanyeol menatap Sehuun dengan tatpan tidak percaya. Ia sebenarnya tahu bahwa Sehuun sedang berbohong, tapi ia tak mau mendesak agar Sehuun menceritakan hal yang sebenarnya.

"baiklah ayo pulang!" saat Chanyeol menarik lengan Sehuun, ada seseorang yang memanggil namanya

"CHANYEEEEOLL" Chanyeol menoleh dan dahinya mengerenyit. "BERHENTI DISANA OH CHANYEOL" Chanyeol sedikit kesal karena ada namja sok akrab yang tiba-tiba meneriakkan namanya.

"kau siapa?" Tanya Chanyeol enteng

PLETAAAK

"awww...Apppo...kenapa seenaknya menjitak kepalaku? Lagipula aku tak mengenalmu. Jadi jangan sok akrab" namja yang sangat pendek itu mengerucutkan bibirnya dan memandang kesal pada Chanyeol.

"kau lupa padaku? dasar brengsek..."maki si pendek itu tak tanggung-tanggung "aku Luhan, temanmu ketika masih sekolah dasar dulu" wajah si jangkung itu mendadak sumringah dan dengan cepat ia melepaskan genggaman tanganya dari Sehuun dan malah mengangkat namja bernama Luhan tadi.

"ahhh...Xi Luhan yang cengeng itu. Ahahahah apa sekarang kau masih cengeng?" Chanyeol malah asyik sendiri memutar-mutar tubuh Luhan yang amat ringan.

"kyaaa...turunkan aku. Aku sudah tak suka menangis lagi, jadi berhenti menjahiliku OH CHANYEOL" Chanyeol dan Luhan tertawa bahagia dan melupakan Sehuun yang sudah memasang muka suntuk dan kedinginan.

"Hyuuung...kapan kita pulang?" rengek Sehuun menghentikan aksi temu kangen Luhan dan Hyungnya "Sehuun kedinginan" lengan Chanyeol di goyang-goyangkan, merengek agar keinginanya di turuti.

"sebentar Oh Sehuun, hyung sedang ingin mengenang masa lalu sebantar dengan Luhan" dan Sehuun diabaikan begitu saja, tanpa diajak untuk ikut berinteraksi dalam lingkaran dua orang itu. Dengan malas Sehuun menendang-nendang kerikil yang ada dihadapanya.

"HATSYYYYIIIIM" dan perhatian dua orang itu teralihkan pada namja yang sedang bersin "eumm...teruskan saja pembicaraan kalian. Anggap saja aku tak ada" karena merasa rishi terus diperhatikan, akhirnya Sehuun mengalihkan pandanganya ke tempat lain.

"sebaiknya nanti kita lanjutkan lagi. Aku harus membawanya pulang" Sehuun sedikit senang saat hyungnya lebih memilih pulang dari pada melanjutkan obralan yang sama sekali tidak ia mengerti.

"kenapa tidak dilanjutkan saja?" Tanya Sehuun saat mereka sudah meninggalkan Luhan dan sudah dekat dengan rumah mereka.

"aku tak senang jika kau mendengar pembicaraan kami" jawab Hyungnya santai

"Hyuung jahat, Sehuun sakit hati" saat mengucapkanya, Sehuun melemparkan tas yang ada dipunggunya tepat ke arah Chanyeol. Kemudian ia berlari dengan kencang tanpa menghiraukan Hyungnya lagi

...

Sesampainya di rumah, Chanyeol mendapatkan tatapan tajam dari sang eomma. Namun ia hanya memutarkan bola matanya malas, tahu bahwa jika eommanya kesal berarti hal tersebut tak bisa jauh-jauh dari masalah dongsaengnya.

Dengan langkah malas Chanyeol naik ke kamar atas, dimana kamar Sehuun dan kamarnya bersebelahan. Saat gagang pintu itu diputar ternyata terkunci. Chanyeol menghela nafasnya dan beralih ke kamarnya sendiri dengan tas Sehuun di tanganya.

Dihempaskan tubuh tingginya itu ke atas ranjang, dan tak butuh waktu lama matanya sudah terpejam.

...

Tubuh jangkung itu menggeliat pelan, saat dirasakan pergerakanya terhambat, barulah ia membuka mata dari tidur siangnya. Saat di lihat ada seseorang yang memeluk pinggangnya dengan erat, sedangkan lengan kirinya digunakan oleh seseorang tadi sebagai bantal.

Bau bedak bayi yang menguar sampai ke hidung mancung Chanyeol, membuat ia bisa memastikan siapa yang sedang asyik memeluknya sekarang. Ditatapnya wajah Sehuun yang tengah bergelung nikmat di ketiaknya. Ada sisa air mata yang masih tercetak jelas di wajah pucat miliknya, suhu tubuh yang agak sedikit panas milik Sehuun begitu terasa dan menggelitik tubuh Chanyeol. Di sibaknya dengan lembut poni yang menutupi dahi dongsaengnya, dirasakan sebentar dan benar-benar telat sekali reaksi Chanyeol saat mengetahui Sehuun demam.

"huun...heeei..cepat bangun!"Chanyeol mengguncang-guncangkan badan Sehuun , tapi Sehuun hanya melenguh pelan dan semakin merapatkan kepalanya pada badan Chanyeol. Saat si jangkung itu hendak keluar dari kamar untuk mengambil peralatan kompres, tapi handphone nya berbunyi nyaring, membuat kakinya kembali mencari handphone yang ada di sebelah Sehuun.

"yeobseo...ada apa Lu?" bisa dipastikan jika orang yang meneleponya adalah namja yang memiliki inisial Lu, atau Luhan.

"..."

"baiklah, kita bertemu di café yang dekat dengan pertigaan itu" dengan semangat Chanyeol menutup teleponya dan segera berlari ke bawah.

"eomma...Sehuun demam, tolong rawat dia" ucapnya sambil berlarian kecil mencari handuk yang ada di tempat jemuran.

"memangnya kau terburu-buru mau kemana?" Tanya emmoanya sambil mencari sebuah baskom dan handuk

"aku ada janji dengan teman lama, Sehuun ada di kamarku"

Setelah eommanya mengompres Sehuun, Chanyeol keluar dari kamar mandi dengan bau harum sabun yang menyeruak di hidung. Mau tak mau dongsaengnya itu terbangun dan mengerjapkan mata.

"Hyuuuung" panggil Sehuun lemah. Sang eomma hanya menatap putranya yang sedang berganti baju "Hyuuung mau kemana?"

"Hyung mau keluar, ada janji dengan Luhan"

"Sehuun ikuuut" Chanyeol dan nyonya Oh langsung menatap Sehuun dengan pandangan "jangan macam-macam Oh Sehuun"

"kau di rumah saja, nanti Hyung akan membawakan sesuatu untukmu" bujuk Chanyeol yang tengah asyik menyemprotkan parfum di seluruh badanya.

"Sehuun ingin ikut. Eommmmaaa..." kini Sehuun memasang Puppy eyes agar eommanya memberi ijin agar diperbolehkan untuk ikut dengan Hyungnya yang tampan.

"Oh Chanyeol...tak bisakah kau dirumah saja dan merawat Dongsaengmu?" Chanyeol menggelengkan kepala dan buru-buru mengambil handphone miliknya.

"tak bisa eomma, aku sudah janji. Sehuun cepatlah sembuh, Hyung akan membawakan buble tea dan cokelat kesukaanmu" setelah itu Chanyeol menutup pintu diiringi suara langkah kaki yang keras karena menapaki tangga dengan cepat.

"Hyuuung...hiks...Hyuuung...Sehuun ingin ikuuuut" rengekan Sehuun kini sudah berubah menjadi tangisan. Nyonya Oh hanya mengusap lengan putranya dengan sayang dan memasang muka geram saat mengingat putranya yang lebih tua.

...

Sekitar pukul 1 malam Chanyeol sudah sampai di depan rumahnya. Matan bulat miliknya hampir keluar saat melihat Sehuun sedang duduk di depan pintu dengan menekuk kedua lututnya dan wajahnya di tenggelamkan disana. Dengan cepat Chanyeol menghampiri Sehuun dan mengguncang-guncangkan tubuhnya pelan.

"apa yang kau lakukan disini? Seharusnya kau tidur di dalam" ucap si jangkung Chanyeol sambil menepuk-nepuk pipi Dongsaengnya.

"Hyung sudah pulang" senyum bodoh dan suara lemah menjadi sebuah tamparan tersendiri bagi Chanyeol saat melihat keadaan Dongsaengnya yang semakin memburuk. Tanpa ba bi bu lagi, ia mengangkat tubuh Sehuun untuk di bawanya masuk ke kamar.

Langkahnya terhenti saat melihat eomma dan appanya ada di ruang tengah.

"mengapa eomma membiarkan Sehuun di luar?"

"pintar sekali kau Oh Chanyeol, menuduh eomma yang tidak-tidak" eommanya sudah kesal sekali saat meliaht putranya yang satu ini pulang "kau kira kami tega membiarkan Sehuun di luar, dari tadi ia menunggumu dan tak mau dibujuk untuk masuk kedalam. Kau malah bersenang senang di luar sana, berilah Dongsaengmu sedikit perhatian! Ia sangat menyayangimu Oh Chanyeol" karena perkataan eommanya yang tebilang cukup keras, mau tak mau Chanyeol tertunduk dan kembali membawa Sehuun ke kamarnya dalam diam.

Sesampainya di kamar. Dengan pelan Chanyeol merebahkan tubuh Sehuun yang semakin lemah. Jemari putih Sehuun terasa amat dingin, membuat perasaan Hyungnya semakin bersalah.

"Hyuuung...jangan tinggalkan Sehuun! Sehuun ingin Hyung disini saja" dalam keadaan mata terpejam si namja pucat itu mengatakanya

"cepatlah sembuh! Hyung rindu dengan nyanyian LALALALALA-mu di setiap akhir kalimat jika sedang senang"

"Se-huun sayang Oh Chanyeol LA-LA-LALALA" dengan nada terputus-putus, Sehuun mengatakan sebuah kalimat dan diakhiri kata LALALALA seperti keinginan Hyungnya. Mau tak mau Chanyeol tersenyum dan mengusap pipi yang selembut bayi itu.

Tak ada suara yang terdengar lagi dari bibir Dongsaengnya, dengan amat pelan Chanyeol merebahkan diri di samping Sehuun dan memeluknya posesif.

"selamat malam Oh Sehuun, SARANGHAE" Chanyeol mengecup pelan bibir merah Sehuun. Sesuatu yang seharusnya tak boleh dilakukan oleh sepasang saudara

...

SEHUUN Pov

Eummm...kepalaku pusing. Eh...Chanyeol Hyung sedang tidur, wajahnya sungguh tampan, aku iri. Tapi aku juga tak kalah tamapan Hihihi...karena aku paling senang menjahili Hyungku, akhirnya kutelusuri wajahnya mulai dari dahi, turun ke hidung dan sampai di bibir merahnya.

Eh...aku teringat sesuatu tentang bibir, benarkah ada yang menciumku semalam? Apa itu Hyung? Apa bibir ini yang menciumku? Atau aku Cuma bermimpi?. Huuuft...mana mungkin Hyung mau menciumku, apalagi di bibir. Lalu siapa yang mengucapkan SARANGHAE padaku? pasti Cuma mimpi...iyah pasti mimpi.

Semalam Hyung pergi berkencan dan membiarkanku dirawat eomma, aku tak senang. Apalagi ia berani meninggalkanku dirumah dan merengek seperti semalam.

"kau jahat Hyung"

"siapa yang kau bilang jahat, hah?" eh...Hyung ternyata sudah bangun. Pabbo...aku tadi tak sadar jika mengucapkan kalimat tersebut dengan keras.

"Hyung sudah bangun? Kenapa diam saja?" aku gugup, takut Chanyeol Hyung semakin membenciku.

"jangan mengalihkan pembicaraan Oh Sehuun?" kenapa Hyung masih mendesakku sih? Lebih baik kupalingkan saja wajahku ke arah lain "lihat aku!" ehh...kenapa pipiku ditangkup seperti ini? Apalagi Hyung menatapku dengan intens, apa ia mau menciumku?

"Hyung...apa kau mau menciumku?" kulihat matanya kini hampir keluar, hihihi sungguh lucu. Tiba-tiba tanganya dilepaskan dari pipiku, eummm...aku tak suka. Aku lebih senang jika tanganya memegang pipiku agar lebih hangat.

"apa kau sudah baikan?" jelas sekali kalau ia mengalhkan pembicaraan

"Sehuun masih pusing, Sehuun tak mau sekolah dulu" memang benar kepalaku masih pusing, tapi aku hanya mendramatisisr keadaan dengan merengek.

"baiklah kau tak perlu ke sekolah, nanti Hyung akan bilang ke eomma dan appa"

"gommawo Hyung. Eh...tapi Hyung harus menemani Sehuun disini, jebaaaal"

"Baiklah"

Sehuun Pov end

...

Seharian ini Sehuun ditemani oleh Hyungnya. Apapun yang diinginkan Sehuun pada hari itu semuanya dikabulkan oleh Chanyeol. Keadaan Sehuun mulai membaik, dan kepalanya sudah tak pusing lagi. Hanya saja dari tadi ingusnya terus-terusan ingin keluar, namun dengan sigap Chanyeol mengusapnya dengan tisu.

Saat malam tiba dan Chanyeol belum masuk kedalam kamar, Sehuun menekuk lututnya dilantai, tanganya ditangkupkan dan sikunya menjadi tumpuan di atas ranjang, sedangkan matanya terpejam. Posisi ini mengingatkan kita kalau dia sebenarnya ingin berdoa.

"Tuhaan terimakasih karena memberikan Sehuun keluarga yang lengkap, eomma dan appa yang baik, meskipun appa sering sibuk diluar. Untung saja Tuhan memberi Sehuun, Hyung yang tampan. Meskipun kadang Hyung sering kesal jika Sehuun mulai merengek, itu karena Sehuun tak mau kehilangan Chanyeol Hyung. Kadang Sehuun takut jika Chanyeol Hyung marah, Sehuun takut dibenci. Semoga semakin hari Chanyeol Hyung semakin mencintai Sehuun, seperti Sehuun mencintai Chanyeol Hyung. Amiin"

GREEEB

Seseorang memluk tubuh Sehuun dari belakang, sedangkan Sehuun sendiri tidak tahu siapa yang memeluknya karena matanya masih terpejam.

"Hyung tak pernah membencimu, SARANGHAE Oh Sehuun" barulah Sehuun membuka matanya saat merasa familiar dengan suara bass milik Chanyeol.

"Hyuung..."panggil Sehuun pelan saat merasakan Chanyeol meletakkan kepalanya di bahu bidang miliknya "apa kita boleh melakukan ini? bukankah ini salah?" maka dengan cepat Chanyeol melepaskan pelukanya dan berdiri menjauh dari tempat Sehuun.

"maafkan Hyuung, lupakanlah apa yang tadi aku ucapkan"

BLAAAM

Pintu di tutup dengan kasar, meninggalkan Sehuun dalam keheningan kamar.

"Hyuuung..."rintih Sehuun pelan sambil melihat ke arah pintu.

BERHENTI DITENGAH

Dilanjut chap 2

Horeeee...akhirnya FF CHANHUN pertama saya kelaaar. Huffft...(tumpengan bareng Lee soman)

Akhirnya impian saya bikin ff Chanhun terlaksana. Makasih buat sari pangaribuan, waktu itu kita share ide cerita...eh akhirnya tertarik deh bikin cerita incest.

Saya g maksa buat kalian suka sama pairingnya, tapi jika uda baca jangan lupa di-like sama di ...selanjutnya Kaibaek...Kaibaeik...(lupa...skripsi dulu...skripsi dulu) LALAALALALA