Chapter 7

- Don't Share Your Smile –

Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Choi Siwon, Kim Ryeowook

Kyumin, Simin

Drama, Romance, little!Angst, Hurt/Comfort

Rating T

Typo(s), YAOI, Boy Boy, MPREG

All casts belong to themselves, I do not own them, but I own this story exactly. Yah, although my fic is not as great as another author's but the story originally come from my mind. So, do not try to say this fanfiction is yours!

Once again, DON'T LIKE DON'T READ!

.

.

.

.

.


Sungmin terus menunduk diam, dan pikirannya hanya fokus pada dirinya dan 'sesuatu' dalam dirinya. Sampai-sampai Sungmin tidak menyadari bahwa dirinya menuju ke depan pintu untuk membukanya. Ia tidak peduli suara bel yang terus-terusan menggema dan suara seseorang yang memanggil namanya dari luar. Sungmin tidak tahu itu siapa. Dirinya tidak fokus. Ya, itulah penyebab Sungmin bersikap seperti itu sekarang.

Diputarnya knob pintu depan dan tampaklah seorang namja yang tidak bisa dijelaskan bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Sedangkan Sungmin yang awalnya hanya menunduk, langsung terbangun dari ketidakfokusannya. Yah, itu semua karena suara itu. Suara seorang namja yang sangat ia kenal betul. Sungmin tidak menyangka ia akan datang ke tempatnya. Sekarang.

"Sungmin!"

"S-Siwon.." lirih Sungmin. Siwon langsung memeluk Sungmin kedalam dekapannya ketika ia melihat Sungmin membukakan pintu untuknya. Dia sangat khawatir dengannya.

"Ya! Min, kemana saja kau, chagiya? Mengapa kau tidak mengangkat teleponku? Kau juga tidak memberiku kabar sama sekali. Aku mengkhawatirkanmu, Min," diusapnya lembut rambut dan punggung Sungmin.

'Bagaimana aku bilang padamu, Wonnie-ah. Kalau.. kalau kemarin aku- Ah, kau tidak pantas mengkhawatirkan kekasihmu ini. B-Bahkan aku sekarang tidak pantas kau sebut kekasih lagi, Won..' batin Sungmin sendu.

Karena disadarinya tidak ada jawaban apapun dari kekasihnya ini, Siwon pun mengkerutkan alisnya bingung. Apa Sungmin marah dengannya? Itulah yang dipikirkan Siwon saat ini.

"Min, apa kau marah denganku karena aku tidak mengantarmu pulang kemarin? Kalau iya, aku minta maaf, Min. Bukankah sudah aku bilang kalau aku ada perlu dengan ayahku. Mianhae, Min.." Siwon berkata seperti itu seraya mengatupkan tangannya di kedua pipi Sungmin. Karena Sungmin tidak meliriknya sekalipun.

Namun karena Sungmin sama sekali tidak meliriknya, Siwon pun mulai mengkerutkan keningnya sebagain tanda bahwa ada yang disembunyikan oleh namjachingunya ini. Tanpa basa-basi lagi, Siwon segera memperkecil jarak antara dirinya dengan Sungmin.

Dengan perlahan, Siwon mendekatkan bibirnya ke bibir pinkish milik Sungmin. Ia mulai memejamkan mata menikmati lembutnya bibir Sungmin. Sedangkan Sungmin yang awalnya menunduk, tak dapat dipungkiri untuk mulai membalas bibir yang dirindukannya ini.

Bibir mereka mulai menyatu. Awalnya kegiatan itu hanyalah sebuah kegiatan kecil saling menempelkan bibir diantara keduanya. Namun, lama-kelamaan ciuman itu semakin dalam. Hawa panas pun menghampiri keduanya.

Baru Sungmin akan membalas cumbuan Siwon di bibirnya, ingatan buruk itu pun datang menghampiri Sungmin. Ingatan tentang kejadian yang Kyuhyun lakukan dan terlebih lagi ingatan tentang kemungkinan Sungmin akan mengandung buah hati dari Kyuhyun. Haha, tunggu dulu. Apakah pantas bayi itu disebut sebagai buah hati? Buah hati adalah anak yang dihasilkan dari penyatuan yang dilakukan dengan kasih sayang, dengan cinta diantara keduanya. Sedangkan Sungmin? Apa yang dialami Sungmin bukanlah karena cinta, tapi karena nafsu semata. Dan mungkin memang anak tersebut kurang pantas disebut buah hati.

Tapi bukankah itu semua hanya kemungkinan? Bisa saja hal tersebut tidak terjadi. Bisa saja Sungmin kelak tidak akan mengandung anak dari Kyuhyun. Ya, itu yang ada dipikiran Sungmin.

'Andwae.. andwae. Tidak, aku tidak pantas menerima ini semua. Aku sudah tidak pantas mendapat kelembuatan dari Siwon. Aku juga tidak pantas lagi disebut sebagai namjachingu olehnya.'

Belum sempat Siwon memasukkan lidahnya ke dalam mulut Sungmin, Sungmin sudah mendorongnya sekuat tenaga hingga tak dipungkiri bahwa Siwon hampir terjungkal kebelakang apabila ia tidak behasil memegang dinding di sebelahnya.

"Sungmin.. Min? K-Kau? Hei, ada apa denganmu, Min? Seperti yang kukira, kau tidak baik-baik saja saat ini. Ada apa Min? Semenjak kemarin kau aneh sekali! Katakan padaku, Lee Sungmin!" suara Siwon pun naik satu oktaf dan dapat dilihat bahwa dada Siwon naik-turun karena kesal melihat Sungmin yang berbeda dari biasanya. Tetapi belum ada semenit Siwon menyadari ia telah membentak Sungmin tadi.

'Shit, bodoh! Kenapa kau malah membentaknya, Choi Siwon! Aish.'

"Ah, a-ani Min, m-maafkan aku. Aku tadi tidak bermaksud untuk membentakmu. Ayolah, Min. Katakan aja padaku ada ap—"

"…lah, pergilah Siwon. Tolong kau segera pergi dari sini. Aku sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa saat ini. Keluarlah," Sungmin memotong perkataan Siwon dan segera menghampiri pintu keluar serta membukanya sebagai tanda bahwa Sungmin benar-benar serius dengan perkataannya. Sungmin menundukkan kepalanya tidak berani melihat Siwon.

Siwon yang tidak bergeming dari tadi, hanya menatap Sungmin tidak percaya.

"Min.. kau—"

"Jebal.." Sungmn terus menundukkan kepalanya. Ia takut kalau Siwon melihat air matanya yang hendak jatuh ke lantai. Sebenarnya ia tak ingin membuat Siwon khawatir dan bingung dengan keadaannya saat ini. Sungguh, Sungmin sebenarnya ingin sekali mengatakan masalahnya ini kepada Siwon, karena ia memang sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi di dunia ini. Namun, karena ketakutannya bahwa Siwon tidak akan menerima apa yang akan dikatakan oleh Sungmin nantinya, niat Sungmin pun sirna sudah.

Siwon yang memang tidak bisa berbuat apa-apa lagi terhadap kekasihnya ini, hanya bisa diam melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Mungkin Sungmin kelelahan dan ia butuh istirahat. Yah, itu yang dipikirkan Siwon saat ini.

Dilihatnya Sungmin sebentar untuk sekedar mendapatkan kesempatan siapa tahu Sungmin berubah pikiran. Tetapi karena tidak ada tanda-tanda Sungmin berubah pikiran -bahkan Sungmin tidak melihatnya sedikitpun- akhirnya Siwon pun benar-benar pergi dari apartemen sederhana Sungmin.

'Mianhae, Siwon-ah. A-Aku telah m-membuatmu kecewa..urrgh.'

Tubuh Sungmin pun dengan perlahan merosot ke lantainya yang dingin. Ia merasakan bahwa dingin ini lebih dari sekedar dingin yang dirasakan sebelumnya. Haha, mungkin ini efek dari keadaan Sungmin saat ini. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menangis sesenggukan.

Menangis. Yah, Sungmin akhirnya bisa menangis.. lagi. Mata Sungmin memang dari awal sudah berkaca-kaca saat bersama Siwon tadi. Dan ia tidak mungkin menunjukkannya kepada Siwon sedikit pun. Ia tidak ingin membuat Siwon bertambah bingung bila melihat Sungmin dalam keadaan menangis. Dan sekarang pun Sungmin hanya bisa menangis sendirian di balik dinginnya dinding apartemen sederhana Sungmin.


.

.

.


Seminggu sudah Sungmin tidak masuk sekolah sampai hari ini. Tidak ada kabar, tidak ada ijin, tidak ada siapapun yang mengetahui keadaan Sungmin, termasuk Siwon, kekasihnya sendiri. Dan jangan lupakan juga untuk Cho Kyuhyun. Ia bahkan tidak bisa menemukan Sungmin kemana pun, baik dengan usahanya sendiri maupun dengan bantuan orang lain.

Keadaan Sungmin yang seperti ini tak dipungkiri membuat Kyuhyun khawatir dengannya. Ia merasa bersalah dan juga kecewa baik pada dirinya sendiri maupun pada Sungmin. Ia menyesal telah memaksa Sungmin. Ia menyesal telah memperkosa Sungmin. Ya, ia menyesal.. sekarang. Kita tidak tahu bagaimana kedepannya.


.

.

.


Kyuhyun yang menyadari bahwa sudah seminggu ini Sungmin tidak masuk sekolah, merasa tidak enak dengan perasaannya saat ini. Bagaimana tidak, Sungmin, seseorang yang telah memenuhi pikirannya akhir-akhir ini tidak ada kabar sama sekali. Kyuhyun sudah berusaha mencarinya dengan menyuruh kaki tangannya, namun tidak berhasil. Dan Kyuhyun pun juga turun tangan untuk mencarinya sendiri. Namun apalah daya, ia tidak juga menemukan dimana keberadaan Sungmin saat ini. Kyuhyun sudah mencarinya kemana-mana. Baik ke rumah orang tuanya dahulu, maupun ke rumah orang-orang terdekat Sungmin. Tetapi Kyuhyun tetap tidak dapat menemukannya.

Langit sudah menunjukkan tanda bahwa senja mulai datang. Suasana sekolah pun mulai sepi dari para murid yang telah pulang, kecuali beberapa murid yang masih berkutat dengan urusannya masing-masing di sekolah. Dan salah satunya adalah Kyuhyun.

Kyuhyun masih terus berjalan melewati koridor sekolah. Entah itu hanya sekali ataupun lebih dari satu kali ia melewati koridor itu. Kyuhyun memang tidak punya urusan yang berlebih di sekolahnya. Dan Kyuhyun tidak sedang bertugas piket maupun dipanggil ke ruang guru untuk diceramahi. Hell, begini-begini Kyuhyun adalah siswa terpilih yang dapat sekolah disini tanpa susah payah. Peyebab Kyuhyun terus berjalan tanpa berhenti itu karena seseorang yang sudah seminggu—ah atau bisa dibilang semenjak Kyuhyun menjadi siswa pindahan di sekolah ini. Dia Lee Sungmin.

Kyuhyun terus berjalan hendak menuju ke parkiran sekolah. Kyuhyun melewati koridor dimana banyak jendela terbuka di samping-samping koridor tersebut. Angin malam pun mulai datang memasuki jendela. Hal tersebut membuat beberapa helaian rambut Kyuhyun melambai-lambai layaknya menyapa angin yang behembus. Dan itulah yang menambah intensitas ketampanan seorang Cho Kyuhyun. Haha. Jangan lupakan juga bisikan-bisikan yang datang dari para namja yang ada disana.

Walaupun Kyuhyun dikenal dingin terhadap siapapun, tetapi hal tersebut tidaklah langsung membuat ketampanan Kyuhyun menghilang begitu saja. Bahkan, hal itu yang membuat pesona Kyuhyun bertambah dimata para murid yang ada di sekolah. Okay, mari kita lanjutkan kembali apa yang dilakukan Kyuhyun disana.

Baru saja Kyuhyun berjalan melewati tikungan koridor, didepan ia melihat ada Siwon berjalan kearahnya. Kyuhyun mengernyit heran dengan pikirannya yang menuduh Siwon bahwa ia yang menyembunyikan Sungmin darinya. Entah kenapa ia bisa berpikiran seperti itu. Namun, Kyuhyun kembali melihat Siwon.

Wajah itu, ekspresi itu, Kyuhyun tahu semua. Itu bukanlah ekspresi seorang namjachingu yang tidak khawatir dengan kekasihnya. Malahan ekspresi itu adalah ekspresi yang menggambarkan kekhawatiran yang sangat terlihat dari wajah Siwon. Berbeda dengan ekspresi yang dimiliki Kyuhyun. Mungkin Kyuhyun memang khawatir dengan Sungmin, namun hal itu tak tampak di wajah Kyuhyun. Pintar sekali ia menutupinya.

"Ah, Kyuhyun-ssi!" Siwon melambaikan tangannya berniat untuk menghampiri Kyuhyun. Kyuhyun yang melihat dan mendengar itu langsung memberhentikan langkahnya. Kyuhyun terus menatap Siwon dengan datarnya.

"Apa kau ta-"

"Lee Sungmin, maksudmu? Kalau iya, aku tidak tahu," potong Kyuhyun.

Sedangkan Siwon yang pertanyaannya dipotong dan niatnya bertanya tentang Sungmin memang benar, hanya dapat menganggukkan kepalanya saja.

"Oh iya, Siwon-ssi.. aku ingin bertanya kepadamu tentang satu hal. Mengapa kau selalu bertanya padaku tentang Lee Sungmin? Aku bukan temannya, kau tau kan?" Kyuhyun bertanya pada Siwon dengan tampang flat-facenya tapi tidak menghilangkan nada serius didalamnya.

"Ah, itu.. aku juga tidak tahu mengapa aku selau ingin bertanya padamu tentang Sungmin. Mungkin aku merasa kalau kau adalah orang yang paling dekat dengannya setelah aku tepatnya, Kyuhyun-ssi. Tapi kau bilang kau bukan temannya. Yah, Sungmin memang tidak mempunyai teman yang akrab dengannya. Sebagai kekasihnya aku sendiri juga kurang tahu."

Kyuhyun yang mendengar itu hanya tersenyum seadanya, ah- atau malah menyeringai? Aku tidak tahu. Hanya Kyuhyun yang tahu apa maksud dari itu semua.

'Haha. Kau memang tidak pantas menjadi namjachingu Sungmin.' batin Kyuhyun.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Kyuhyun-ssi. Maaf telah mengganggumu," Siwon sedikit menganggukkan kepalanya sebagai tanda ia mau pamit dari hadapan Kyuhyun. Yah, itulah gesture seorang Choi Siwon, pemuda yang terhormat.

"Ne," jawab Kyuhyun seraya ia melanjutkan kembali langkahnya menuju ke parkiran sekolah. Dan jangan lupakan juga senyuman- ah bukan, tepatnya smirk yang menghiasi wajah tampan Cho Kyuhyun.


.

.

.


Terlihat sebuah rumah sederhana berdiri di tengah kebun kecil, tetapi cukup sebagai penghias rumah itu. Ketenangan dan kesunyian pagi ini sangatlah bertolak belakang dengan suasana yang ada di kota Seoul. Ya, distrik Yongsan memang jauh dari keramaian ibukota Korea Selatan itu.

"Hyung! Bangun, hyung! Aish.. jinjja." Terdengar suara melengking yang menggelegar suasana pagi saat itu. Terlihat namja petite yang tengah sibuk membangunkan seseorang yang berada di atas tempat tidur. Namja petite itu, Kim Ryeowook, tengah sibuk menghempaskan selimut yang digunakan namja yang sedang tidur dengan damainya, siapa lagi kalau bukan Lee Sungmin. Disaat Ryeowook menghempaskan selimutnya, Sungmin kembali mengambilnya kembali dan menutupi tubuh hangatnya.

"Aish, hyung! Cepat bangun. Bukankah kau sudah janji akan membelikanku bahan-bahan untuk membuat kue nanti? Ayolah, hyung," Ryeowook berkata sambil mengerucutkan bibirnya sambil menggoyang-goyangkan badan Sungmin. Yah, walaupun tidak seimut Lee Sungmin ketika mempoutkan bibirnya.

Begitu mendengar Ryeowook berkata seperti itu, Sungmin langsung bangun dari tidurnya dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Walaupun bila dilihat sudah bangun, tetapi tidak dengan matanya. Mata Sungmin masih saja terpejam, enggan untuk membuka sedikit saja untuk pagi yang cerah ini.

Sedangkan Ryeowook yang melihat Sungmin segera bangun dari tidurnya, mengulas senyum kepuasan tatkala omongannya sukses membuat Sungmin bangun. Ia pun segera membalikkan badannya untuk kembali berkutat dengan dapur kesayangannya. Namun, belum sempat ia menyentuh knob pintu, Ryeowook mengernyitkan keningnya.

'Aneh, mengapa tidak ada suara ribut seperti orang terburu-buru? Jangan-jangan..' Ryeowook segera membalikkan badannya kembali guna membuktikan bahwa dugaannya salah. Atau jangan-jangan malah sebaliknya.

Begitu Ryewook bertemu pandang dengan sosok yang ada didepannya ini, ah atau tepatnya hanya Ryeowook yang memandangi sosok didepannya ini, hanya bisa diam menundukkan kepala dan mendesah memegangi dadanya. Bagaimana tidak, sosok yang ada didepannya ini bukannya bangun dari tempat tidur dan melanjutkan aktivitasnya, tetapi Lee Sungmin malah menidurkan kembali badannya dan mengambil kembali selimut yang awalnya jatuh tak berdaya di bawah tempat tidur. Yah, itulah sosok lain dari Lee Sungmin yang harus kalian ketahui. He's a slumber, guys.

Ah, dan jangan lupa untuk menu—

"YAH, LEE SUNGMIN PABBOYA! BANGUN ATAU KAU TIDAK AKAN MELIHAT BARANG-BARANG PINKMU ITU DARI SINI!"

-tup telinga kalian.. haha, tapi sepertinya terlambat.


.

.

.


Suasana pagi yang indah sangatlah menyenangkan bagi namja yang sekarang sedang menggosokkan giginya di kamar mandi. Dialah Lee Sungmin. Namja yang bukan seperti namja pada umumnya. Namja yang kekar dan berotot ataupun ber-abs di perutnya. Tidak. Lee Sungmin bukanlah orang seperti itu. Bahkan semua kebalikan dari hal-hal diatas bisa kita berikan padanya.

Sungmin adalah namja, dan dia juga tampan. Namun yang berbeda darinya adalah ia sangatlah indah untuk seorang namja pada umumnya. Kulit putih bersih, mata foxynya, lengannya yang tidak berotot namun juga tidak bergelambir, perutnya yang sedikit gembul namun tidak menghilangkan keindahan seorang Lee Sungmin dan jangan lupakan bibir M-shapednya yang kissable.

Okay, cukup sekian pendeskripsian dari Lee Sungmin karena tokoh utama kita ini sedang asyik-asyiknya mempoutkan bibirnya yang menggiurkan itu. Dia memang suka dengan suasana pagi, tetapi sepertinya tidak untuk hari ini. Dan itu semua karena namja petite yang bernama Kim Ryeowook. Karena Ryeowook, bangun tidurnya yang nyaman jadi menghilang diterkam gelombang suaranya yang nyaring itu.

"Aish, dashar Khim Rhyeowoohk! Banghun paghiku jhadzi thidhak nyhamhan ghara-ghara dhia," protes Sungmin tidak jelas yang diselingi dengan pasta giginya yang hampir keluar dari mulutnya itu.

Setelah dirasa sudah cukup bersih giginya, Sungmin pun berkumur untuk membersihkan sisa-sisa pasta gigi yang ada di mulutnya itu. Sehabis itu pun Sungmin segera melanjutkan aktivitasnya yang lain di kamar mandi.


.

.

.


"Hyung! Turunlah ke bawah. Sarapan sudah siap. Sebaiknya kau sarapan terlebih dahulu, hyung. Yah, tetapi habis itu kau harus tetap memenuhi janjimu itu. Ingat itu, hyung!" teriak Ryeowook dari bawah bertubi-tubi layaknya ibu-ibu arisan.

Sedangkan Sungmin, yang dipanggil bertubi-tubi pun hanya bisa tertawa tertahan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar sahabatnya yang sudah dianggap sebagai namdongsaengnya sendiri itu.

"Ne!" jawab Sungmin berusaha menyaingi suaranya dengan Ryeowook walaupun ia yakin tidak akan bisa senyaring milik namja dengan tinggi 173 sentimeter itu. Sungmin pun langsung menuruni tangga karena memang Sungmin sudah selesai dan siap untuk memulai kegiatannya di pagi hari.

Terdengar suara langkah kaki Sungmin yang dengan jelas membuktikan bahwa Sungmin sedikit berlari untuk menuruni tangga. Ia sama sekali tidak takut terjatuh dari tangga itu dan itu semua karena Lee Sungmin seorang yang lincah layaknya anak kecil yang ingin cepat-cepat mendapatkan makanan yang disukainya. Ryeowook hanya bisa tersenyum dan membatin mendengar suara itu. Haah.. really like a kid. Namun ia tahu bahwa kondisi hyung-nya itu jauh dari kata anak kecil. Kondisi yang membuat ia seperti orang yang jauh dari kata normal.

Begitu sampai di depan meja makan yang ada dihadapannya, Sungmin langsung membulatkan matanya yang indah itu dan membuka sedikit M-shaped lipsnya itu. Sungmin kaget bukan main karena semua makanan favoritnya tersedia di atas meja makan itu. Perlahan bibirnya yang berbentuk 'O' tadi mulai mengatup dan membentuk senyuman manis yang hanya dimiliki seorang diri oleh Sungmin.

"Aa, kau memang tahu saja apa yang kusuka, Wookie-ah," ujar Sungmin sambil mengangkat tinggi-tinggi sumpitnya yang ada di sebelah mangkuk nasinya itu. "Ah, tapi tunggu dulu. Atau jangan-jangan kau memang sengaja membuat ini semua untuk menyuapku supaya aku tidak menolak untuk kau suruh-suruh. Benar begitu, Wookie-ah?" kata Sungmin seraya memicingkan matanya kearah Ryeowook. Sedangkan yang dipicingkan matanya pun hanya dapat tersenyum kecil menanggapi omongan hyungnya yang seperti anak kecil itu.

"Aniyo. Aku memang sengaja membuat ini semua untukmu sekaligus untuk Jongwoon hyung. Sudahlah, cepat kau makan itu semua dan segera belikan aku apa yang sudah kau janjikan kemarin, hyung," balas Ryeowook telak. Sungmin yang mendengar penjelasan itu semua dari Ryeowook hanya bisa mempoutkan bibirnya saja. 'Itu tidak mungkin,' batin Sungmin disela-sela kunyahannya.

Sungmin sedang memasukkan makanan ke mulutnya saat ia mendengar suara langkah seseorang dari arah ruang tamu. Mulut Sungmin yang tadinya sedang sibuk-sibuknya mengunyah langsung berhenti ketika ia mendengar suara langkah itu semakin mendekat ke arah ruang makan. Enatah mengapa jantung Sungmin berdetak kencang memikirkan bahwa langkah itu semakin mendekat. Telapak tangannya pun berkeringat secara tiba-tiba. Hal ini mengingatkannya pada kejadian mengerikan yang pernah dialaminya dulu. Langkah yang hampir sama dengan langkah orang itu, orang yang sudah mengambil sesuatu yang berharga bagi Sungmin.

Jantung Sungmin semakin berdetak kencang seiring bertambah dekatnya suara langkah itu. Ia bingung sekaligus takut. Ia terus menatap mangkuk nasi yang tidak berdaya semenjak Sungmin mengacuhkannya beberapa menit yang lalu. Keringat yang awalnya hanya muncul di telapak tangannya, sekarang mulai muncul dan mengalir di pelipis kanan Sungmin.

Sungmin.

Lee Sungmin.

Minnie-ah.

Suara itu. Suara orang itu. Ia takut. Takut.. takut sekali. Ingin rasanya memanggil dan menghampiri Ryewook dibelakang sana untuk kemari menemaninya di ruang makan itu. Namun apa daya, suara Sungmin tidak keluar dan bahkan bibir Sungmin bergetar. Rasanya untuk mengucapkan satu kata saja susahnya bukan main. "W-Woo-o-" Sungmin mengulang kembali satu kata itu, "W-Wook-k-k-"

Sedangkan suara langkah itu semakin dekat dan Sungmin hanya bisa menatap siluet Ryeowook dari kursi dan bergantian menatap kearah ruang tamu. Terus, terus menatap dua hal itu secara bergantian. Airmata Sungmin sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia berharap suara langkah itu berhenti disana, namun sepertinya apa yang diharapkan Sungmin tidak tercapai. Suara itu semakin mendekat dan hingga akhirnya muncullah sosok pemilik suara langkah tersebut.

"Ssst.." tanda diam diberikan kepada sosok itu pada Lee Sungmin saat ia memasuki ruang makan.

Begitu Sungmin melihat sosok yang datang itu, perasaannya yang semula takut langsung sirna begitu saja. Tangan dan pelipisnya yang berkeringat, perlahan berkurang keringatnya. Bahunya yang semula menegang karena ketakutan langsung lemas dan lega begitu mengetahui bahwa yang datang bukanlah orang itu, melainkan Jongwoon, namjachingu Ryeowook yang memang sudah ia kenal dengan baik dan memang direncanakan akan datang, yah.. walaupun lebih awal. Dan itu semua sebagai bagian dari surprise yang akan diberikan Jongwoon pada Ryeowook.

Sedangkan Sungmin yang disuruh diam hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia tersenyum melihat Jongwoon yang sedang berusaha mengendap-ngendap supaya tidak ketahuan oleh kekasihnya. Setelah dirasa cukup dekat untuk mengagetkannya, Jongwoon pun langsung mengarahkan jemarinya untuk menutup mata Ryeowook dari belakang. Ryeowook yang kaget pun berjengit dan langsung membalikkan tubuhnya kebelakang.

"SURPRISE!" teriak Jongwoon kepada Ryeowook diikuti cengiran khas seorang peyanyi terkenal. Ya, Jongwoon adalah seorang penyanyi terkenal yang dikenal sebagai Yesung, The Art of Voice.

"Hyung! Aish.. jinjja. Kenapa kau cepat sekali yang datang? Kau bilang kau datang jam 11 nanti," gerutu Ryeowook yang hanya dibalas pelukan Jongwoon padanya.

'Mereka terlihat romantis sekali,' batin Sungmin melihat itu semua dari awal. Hal ini mengingatkannya pada namja yang dari dulu sampai sekarang mengisi hatinya, Choi Siwon. Ya, Sungmin tentu saja masih ingat dengan nama itu, karena namja itu sangatlah special di hatinya sampai saat ini. Namun karena suatu hal, Sungmin berusaha melupakan semua orang yang ada di masa lalunya itu. Harus. Ya, Sungmin bertekad seperti itu untuk masa depannya yang lebih baik. Tetapi itu yang dipikirkan Sungmin, kita tidak tahu seperti apa kedepannya.

Setelah dirasanya cukup, Sungmin pun segera membersihkan sisa-sisa piring kotor dan meletakkannya di tempat cuci piring. 'Ah, biar Wookie saja yang membersihkannya.' Diambilnya hoodie baby-bluenya yang tersampir di sofa dan segera mengambil catatan serta uang yang tadi pagi sudah Ryeowook siapkan untuknya.

"Wookie-ah, aku per-" pamit Sungmin pada Ryeowook namun hal itu sepertinya batal dikarenakan ia melihat teman yang sudah dianggap sebagai dongsaengnya itu, sedang berciuman mesra dengan kekasihnya. 'Aish, dasar Ryeowook. Kau juga, Jongwoon hyung.'

Bunyi pintu tanda ditutup terdengar di kedua telinga baik telinga Ryeowook maupun Jongwoon. Mereka pun sama-sama melihat ke arah pintu keluar dan saling tersenyum menatap wajah masing-masing.

"Aa, sepertinya Sungmin sudah lebih baik daripada seperti saat kau menceritakannya padaku, chagi," kata Jongwoon sambil mengalungkan tangannya ke pundak Ryeowook. Sedangkan yang dirangkul hanya bisa menganggukkan kepalanya dan tersenyum sedih mengingat kembali kondisi pertama kali Sungmin datang ke rumahnya ditemani hujan deras pada saat itu.

.

.

.

.

.

TBC


Tadah! Saya kembali sekitar 4 bulan lamanya XD Tapi emangnya ada yang nunggu yee? *kagak* Yasudahlah kagak ape, yang penting saya sudah berusaha update buahahha. Jujur, alasannya itu salahkan pada WB ditambah mood ditambah tugas-tugas ditambah lurking di tumblr ahhaha. Oiya alasannya yg paling utama itu malah saya keseringan baca ff Kyumin dimanapun berada, jadinya pengennya cuma baca doank, kagak nulis XDD Dan berhubung sepertinya ff Kyumin jarang di ffn, jadinya saya balik lagi deh ahahah.

Buat cerita ini, mian kalo jelek, lambat, datar, gak penting dan aneh. Karena memang itulah kelebihan sayaaaa kkk. Terus.. kalo yg masih ngikutin saya harap tolong sabar yee, soalnya saya seperti ini teheee~

Yaudah deh gini aja, makasih buat yg udah repiew, mollow, ngefavorite dan menjadi silent reader haha. Mian belum ane sebutin satu-satu, tapi ane udah baca kok semuaaaaaanyaaaa okee. Haha udah pada tau kan yg dateng siapa? Oiya, ni Happy Ending kok tenang aja :) Seneng deh liat responnya chingu semua, sumpah ketawa-tawa aku liatnya /flying kiss/

Repiew lagi, boleh donk? mehehe dadaaaa hokya-hokya!