Kim Kyuna Present

A YAOI KyuMin Fiction

Room(Soul)Mate

Cast:

Super Junior

Pairing KyuMin and 5 other official OTP

Rate: T

.

.

As always this chapter is belong to you bb, quint_pumpkin

.

.

Chapter 4

.

.

.

Heechul sangat menyayangkan waktu membacanya harus diinterupsi oleh panggilan Teukie sore itu, baru saja dia memulai aktivitas santainya seperti biasa sewaktu Teuki memintanya untuk memanggil Kyuhyun dan Sungmin agar segera masuk juga makan malam bersama. Sudah sebulan ini sesuai permintaan Hyukjae, Kyuhyun menjalani hukumannya setiap sore hari sampai hampir waktu makan malam tiba tapi entah mengapa hari ini sudah hampir malam dan mereka belum kembali. Well, mereka yang disebutkan tadi adalah Kyuhyun dan Sungmin. Heechul sangat menyayangkan hal ini karna Sungmin lebih memilih menemani Kyuhyun membersihkan halaman belakang dibanding membaca buku dan minum teh bersamanya di sore hari.

"AAAK"

BRUK!

Heechul mempercepat langkahnya ketika dia mendengar suara yang mirip seperti debuman yang berasal dari arah tempat pembakaran sampah, namun langkahnya terhenti sewaktu dia melihat Sungmin yang tersenyum penuh rasa bersalah pada Kyuhyun.

Semuanya lalu berputar, daun-daun kering berubah menjadi tumpukan salju. Lorong-lorong asrama yang tertata rapi dengan banyak hiasan pita-pita, kado-kado natal berserakan di atas meja, para member yang sedang berbagi tawa, lampu itu agak redup ketika Heechul berdiri tepat di depan kamar 1307. Pintu itu terbuka sedikit dan Heechul melihatnya. Dua tubuh yang saling menyatu,penuh peluh, tanpa suara namun ada air mata yang menggenang hampir jatuh di sana.

Bentuk empat dimensi yang pernah dia rasakan sebelumnya. Setiap babak dari penglihatannya berubah dengan cepat, potongan-potongan kejadian berlalu membentuk sebuah satu urutan.

Kyuhyun..

Sungmin..

Heechul tengah berteriak keras, memohon agar dia keluar dari kepingan menyakitkan. Partisi-partisi itu kemudian pecah. Menarik Heechul kembali ke dalam alam sadarnya. Nafas yang beradu cepat, air mata yang terhambur dengan sendirinya.

Ya Tuhan..

Tidak mungkin..

Tubuhnya mendadak lemas, hampir terjatuh sewaktu seseorang menahan tubuhnya. "Hyung, kau tidak apa-apa?"

Tidak ada jawaban. Heechul hanya menatap dua orang yang kini ada di depannya. Sungmin yang kini tampak bertanya-tanya dan Kyuhyun yang nampak sedang memikirkan sesuatu.

"Kau melihat apa Hyung?" tanyanya. Refleks Heechul menggeleng pelan, menggapai air mata yang masih tersisa di sana.

"Aku tidak apa-apa Minnie, Kyunie.. kajja kita makan"

Heechul berjalan lebih dulu meninggalkan keduanya dengan penuh pertanyaan. Sungmin menyikut Kyuhyun pelan.

"Hei, Heechul Hyung kenapa?"

"Entahlah, tidak biasanya dia sampai menangis."

Sungmin tetap menggeleng tidak mengerti "Maksudmu?"

"Sudahlah, lihat! Wajahmu hitam terkena asap"

Kyuhyun berlari meninggalkan Sungmin yang lalu mengejarnya dengan sebal.

.

.

Makan malam yang berlalu seperti biasa. Teuki memimpin doa dan semuanya lalu mulai melahap santapan malam buatan Wookie. Kyuhyun sesekali menoleh ke arah Heechul yang tidak menyentuh makanannya sama sekali, matanya menangkap foxy Heechul yang sesekali menatapnya dengan sendu, tersenyum tipis lalu kembali melihat ke arah makan malamnya.

"Kalian benar-benar hobi membakar sampah ya sekarang? sampai lupa waktu makan" celoteh Teuki dengan sindiran khasnya.

"Mianhae Hyung, sampah yang dibakar memang banyak. Ini juga ulah kalian yang sama sekali tidak mengerti Go Green Program"

"Heh magnae! Justru karna kami mendukung program itu, makanya kami membuang sampah dan kau yang membakarnya"

"Apa kau bilang?"

"Kau juga Sungminie! Mengapa kau membantunya? Kau memang sejak awal sudah tahu kalau Kyuhyun sering membawa yeoja ke kamar bukan?"

Sungmin mendengus sebal "Apa tidak ada hal lain yang bisa dibahas selama kita makan?"

Mendadak Hyukjae menutup mulutnya lalu kembali makan. "Heechul Hyung, mengapa sejak tadi tidak makan?" tanya Sungmin.

"Heechul Hyung marah padamu Minnie, karna kau lebih memilih membakar sampah daripada menemaninya minum teh"

"Aku?" Sungmin menunjuk dirinya sendiri dan Kangin memberikan jawaban 'iya' dengan anggukannya.

"Sudahlah Kangin-ah, tidak Minnie. Aku tidak marah padamu. Aku memang tidak nafsu makan"

"Chullie, kau ke kamar saja. Nanti akan kuhangatkan makan malamnya untukmu"

"Aku ingin Hannie pulang.."

Lalu semuanya refleks berhenti dari aktivitas makannya, beralih memandang Heechul. Terlebih untuk Teuki, namun dia menepuk bahu Heechul dengan lembut.

"Kau melihat apa Chullie-ah?"

"Aku hanya ingin Hannie pulang."

BEEP!

"Ada tamu, biar aku saja yang membuka pintu"

Yesung bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah ruang tamu untuk membukakan pintu, menyambut dengan salam hangat orang yang berdiri di depan dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam.

"Sungminie, ada tamu untukmu"

"Selamat malam, sepertinya aku mengganggu kalian"

"Selamat malam"

Sungmin menoleh ke arah lelaki yang berdiri di belakangnya. "Siwon-ah, kau datang?"

"Hmm, aku berfikir untuk mengajakmu makan malam tapi sepertinya kau sudah makan"

"Kalau begitu kau bergabung saja dengan kami."

"Ah ya, Hyung dan teman-teman yang lain. kenalkan ini Choi Siwon. "

Beberapa saling berpura-pura seperti baru pertama kali melihat Siwon, beberapa menahan tawanya karna mereka dengan jelas masih mengingat bagaimana mereka mengintip Sungmin dan Siwon malam itu.

"Benar, kau bergabung saja dengan kami. Wookie-ah, bisa kau ambilkan piring untuk Tuan Choi?"

"Nde, Teuki Hyung"

"Ah, panggil aku Siwon saja. Terima kasih sebelumnya"

"Silahkan duduk kalau begitu"

BRAK!

"M-maaf, aku harus ke kamar sekarang"

Suasana menjadi sedikit beku terlebih untuk Sungmin dan Siwon. Heechul berlalu begitu saja tanpa menoleh atau berkata apapun setelah beberapa saat menatap ke arah Siwon.

"Maaf, Heechul Hyung memang sedang tidak enak badan. Lanjutkan saja, aku akan menemaninya sebentar"

Teuki mengangguk ke arah Kyuhyun dan mempersilahkan Siwon untuk duduk di kursi kosong yang ditinggalkan oleh Kyuhyun.

.

.

"Hannie-ah, pulang sekarang"

"Hei, apa yang terjadi? Kau sakit?"

"Pulang Hannie-ah, kumohon. pulang sekarang"

"Tentu, tapi ini sudah malam. aku akan memesan tiket untuk penerbangan besok pagi"

"Tidak! Sekarang! Aku benci padamu!"

"Heenim-ah, apa yang terjadi?"

Dengan cepat Heechul menekan tombol 'end call' membiarkan Hankyung yang tengah kebingungan di ujung sana. Memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa berat.

"Hyung, kau baik-baik saja?"

Kyuhyun maju selangkah untuk duduk di samping Heechul, melihat wajah Hyung nya yang terlihat kacau.

"Apa yang terjadi Hyung?"

"Aku tidak tahu Kyuhyun-ah, aku.."

"Apa itu tentang aku?"

Perlahan Heechul mengangguk lemas. Kyuhyun membalasnya dengan senyuman tipis. "Tidak apa-apa Hyung, jangan terlalu dipikirkan."

"Aku sangat menyayangimu Kyuhyun-ah. Kau tahu itu bukan?"

"Aku juga menyayangimu Hyung, aku pun tidak ingin tahu apa yang kau lihat. Biarkan semua terjadi apa adanya dan kumohon padamu apapun yang terjadi, kau tidak perlu berfikir terlalu banyak. Apa yang kau lihat, mungkin bisa saja terjadi. Well, sebagian besar yang sudah kau lihat memang terjadi. Aku hanya ingin saat semua itu terjadi, aku bisa bertahan. Kau istirahatlah Hyung"

Kyuhyun bangkit dan refleks Heechul menahan lengannya "Tapi kalian berdua akan sangat terluka.."

Kyuhyun tahu benar, arah cerita Heechul. Namja Brunette itu tersenyum jahil "Benarkah? Apa aku akan terkena luka tembak hyung?"

"Jangan melucu magnae, hatimu yang akan banyak terluka."

Mereka berdua terdiam sebelum Heechul melanjutkan kata-katanya. "Kau harus tetap bertahan, sebanyak apapun lukamu nanti, kau akan sembuh karna kalian adalah belahan jiwa"

.

.

.

Makan malam itu ditutup dengan bincang-bincang di ruang santai. Sungmin tampak sedang membantu Wookie merapikan cucian piring dan menghangatkan makanan untuk Heechul. Kyuhyun belum kembali, entah namja itu ada dimana. Sejak kembali dari kamar Heechul wajahnya medadak penuh banyak pikiran, meski sangat terlihat jika dia sedang menutupinya.

"Terima kasih sudah menerima Sungmin di sini." Ucap Siwon membuka percakapan.

"Tentu saja kami sangat senang Sungmin menjadi bagian dari anggota keluarga kami" jawab Kangin sambil merangkul Teuki dan Teuki menyetujui ucapan kekasihnya barusan.

"Kupikir awalnya pasti akan sulit untuk Sungmin berbaur karena dia benar-benar seorang introvert" kata Siwon lagi.

"Ah ya, awalnya memang begitu tapi Kyuhyun banyak membantunya untuk menyesuaikan diri. Mungkin sekarang sudah mulai terbiasa melihat tingkah kami."

"Kyuhyun?"

"Ah, dia adalah magnae kami. tidak ada di sini, sedang di kamar mungkin. Teman sekamar Sungmin, mereka terlihat dekat akhir-akhir ini. Kurasa Sungmin banyak bercerita padanya begitu juga Kyuhyun." jelas Teuki, sejenak Siwon masih terlihat tidak percaya.

"Benarkah?"

"Jangan khawatir Siwon-ssi, kupastikan Sungmin akan baik-baik saja. Dia juga taat dengan peraturan asrama" Yesung menambahkan.

"Kalau begitu aku sangat berterima kasih, akan kusampaikan secara langsung kepada Kyuhyun-ssi nanti"

.

.

Keduanya berjalan perlahan. Sungmin menganta Siwon hingga ke tempatnya memarkir mobil. Siwon masih tersenyum senang melihat Sungmin-nya sudah semakin banyak berubah.

"Terima kasih atas makan malamnya, sangat enak"

"Katakan pada Wookie kalau begitu, dia yang memasak makan malam tadi" jawab Sungmin dengan cengirannya

"Kau tidak suka aku datang?" tanya Siwon sendu

"Tidak, hanya terkejut. Kukira kau sendiri yang bilang kalau kau akan datang akhir minggu ini"

"Ayolah Hyung, besok adalah akhir minggu"

Sungmin tertawa lebar "Aku hanya bercanda Siwon-ah"

"Memangnya tidak boleh merindukanmu? hmm?" tanya Siwon lagi, kali ini dia mengelus pipi Sungmin dengan lembut.

Wajah Sungmin sedikit memerah "Aku tidak bilang begitu"

"Sepertinya kau juga merindukanku, apa boleh buat" Goda Siwon sambil mengerling ke arah Sungmin. Sungmin menatapnya sebal lalu berjalan mendahuluinya.

"Percaya diri sekali"

"Bukankah memang begitu?"

"Baiklah, sudah malam. sampai jumpa"

"Kau belum menjawab aku Hyung" tuntut Siwon dengan manja.

"Iya, aku merindukanmu. Jangan terlambat makan dan hati-hati di jalan" ucap Sungmin dengan pelan. Menatap Siwon dengan lembut.

"Hyung.."

"Hmm?"

"Apa aku boleh memelukmu?"

"Ah ya, tentu"

GREB~

"Aku senang sekali malam ini Hyung, semoga kau mimpi indah. Saranghae"

Sungmin tersenyum dalam pelukan hangat Siwon. Perasaan nyaman yang akhir-akhir ini dia dapatkan entan darimana. Mungkin karena terbiasa melihat member asrama yang saling menyayangi. Namun entah, jika menyebut ini cinta, Sungmin merasa itu bukan jawaban yang benar. Nyaman. Hanya nyaman.

.

.

.

Sungmin baru saja membuka matanya pagi itu, ketika Wookie mengetuk pintu dan membangunkan untuk sarapan pagi. Mengusap wajahnya dengan kantuk yang masih menggantung.

"Kyuhyun, sarapan pagii.. Kyu.. eh? kemana anak itu?"

Dengan masih mengusap matanya Sungmin beranjak ke ruang makan, terdengar ramai sekali. Sungmin melihat Kyuhyun sedang memeluk seseorang dengan erat. Wajahnya tampak sangat senang sekali.

"Selamat pagi" salam Sungmin ke semua orang yang ada di sana dan refleks mereka menoleh ke arah Sungmin termasuk orang dengan wajah yang baru pertama kali Sungmin lihat.

"Kau pasti Sungminie?"

"Ah, iya aku Lee Sungmin"

"Minnie, ini Hankyung kekasih Heenim. Dia baru datang pagi pagi buta tadi, yang menempati kamarmu dulu" kata Teuki mengenalkan.

"Annyonghaseyo"

Sungmin membungkuk memberi salam dan begitu juga Hankyung. "Kajja, kita sarapan bersama"

Mereka duduk di tempat masing-masing, ada satu kursi yang kosong. Heechul tidak ikut sarapan pagi ini.

"Apa benar kau akan kembali tinggal di sini?" tanya Teuki

"Kurasa begitu Hyung, aku khawatir dengan Heenim. Sepertinya lebih baik aku tinggal di sini saja. Beasiswaku akan habis bulan ini kebetulan"

"Geurae Hyung, kau kembali lagi ke sini. Heechul Hyung sangat menjadikan kami korban minum teh santai-nya" sungut Hyukjae dengan mimik sebal.

Beberapa tertawa renyah "Ah, kau juga kena Hyukjae-ah?"

"Tentu, begitu juga Sungmin Hyung. Iya kan Hyung?"

Sungmin yang saat itu sedang memperhatikan tersenyum canggung. "Aku senang bicara banyak dengan Heechul Hyung"

"Terima kasih Sungminie" ucap Hankyung dengan senyuman ramah.

"Mengapa kau juga memanggilku Sungminie?" gerutu Sungmin sebal.

"Setiap menceritakanmu di telpon, pasti dia menyebutmu Sungminie"

"Ahh begitu" jawab Sungmin akhirnya. Sudahlah, semua orang kini memanggilnya dengan sebutan Minnie dan dia pun hampir terbiasa dengan itu.

.

.

.

"Sungmin Hyung!" Sungmin menoleh ke arah orang yang melambaikan tangan ke arahnya. Wookie dengan beberapa buku ditangannya.

"Oh Wookie-ah, sudah pulang?"

"Hmm, kau masih ada kuliah Hyung?" tanya Wookie

"Tidak, aku harus membantu Kyuhyun membakar sampah"

"Ah ya kau benar."

"Wookie-ah, aku benar-benar tidak mengerti. Apa Heechul Hyung baik-baik saja? Mengapa sudah dua hari ini dia tidak keluar kamar?" tanya Sungmin serius.

"Heechul Hyung memang selalu begitu setelah dia melihat sesuatu. Hanya Hankyung Hyung yang tahu apa yang selama ini Heechul Hyung lihat dan sepertinya kali ini tentang Kyuhyun. namja itu banyak berdiam diri akhir-akhir ini. di kampus pun biasanya dia tidur, kali ini dia membaca buku di perpustakaan. Apa Kyuhyun bercerita sesuatu padamu Hyung?"

Sungmin menggeleng "Tidak, aku juga jarang bicara dengannya semenjak Heechul Hyung melihat sesuatu. Mengapa terdengar aneh sekali sih?"

"Kasihan Heechul Hyung, dulu sewaktu Ibu Kangin Hyung akan meninggal karena kecelakaan dia bahkan hampir seminggu tidak keluar kamar. Hanya menangis karena tidak bisa bercerita pada siapapun"

"Benarkah?" Sungmin menatap tidak percaya.

"Hmm, Kangin Hyung tidak menyalahkannya tentu bahkan menurutku Kangin Hyung lah yang membuat Heechul Hyung kembali ceria. Cerita tentang Hankyung Hyung lebih menyedihkan lagi"jelas Wookie lagi.

"Rumit sekali. Semoga Heechul Hyung baik-baik saja" ucap Sungmin akhirnya.

.

.

.

Sore ini Sungmin dan Kyuhyun kembali membakar sampah. Beberapa hari lagi masa hukuman Kyuhyun akan habis. Akhir-akhir ini Sungmin merasa jarang bertemu dengan Kyuhyun, semenjak Heechul tidak keluar dari kamarnya, Kyuhyun pun bagai hilang di telan bumi. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku? " tanya Kyuhyun memastikan.

"Iya, kau sangat sibuk sekali" sindir Sungmin. Kyuhyun tersenyum geli.

"Tidak juga, kita masih bertemu saat sarapan dan makan malam bukan? Hei, bahkan hari ini aku masih membakar sampah"

"Bukan itu maksudku, kita memang bertemu tapi tidak saling bicara"

"Ah itu.." gumam Kyuhyun pelan

"Apa yang Heechul Hyung katakan padamu? Wookie bilang dia melihat tentangmu"

Kyuhyun menghentikan aktivitasnya, lalu berkacak pinggang dengan mimik kesal. "Anak itu mencuri dengar lagi rupanya!"

"Kau tidak memberitahuku" sungut Sungmin sebal

"Bukan begitu Hyung, aku sendiri tidak tahu apa yang harus kulakukan. Baru kali itu aku melihat Heechul Hyung begitu kacau." Jawab Kyuhyun sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lalu kau percaya dengan apa yang Heechul Hyung katakan?"

"Dia tidak pernah mengatakan apapun Min, tidak pernah. Maka itu dia rela menahan sakitnya seorang diri dan akupun tidak ingin tahu"

Min..

Sungmin menoleh ke arah Kyuhyun memastikan kalau apa yang tadi didengarnya tidak salah. "Kau memanggilku Min?"

"Ah benarkah? Mianhae hehe"

"Tidak sopan!"

"Yah, memangnya aku sengaja"

"Tetap saja! Darimana kau mendapat panggilan itu?"

"Kurasa itu lebih baik dari panggilan 'Minnie' yang sekarang kau sukai itu" Kyuhyun dengan cepat mengambil alat pengeruk sampahnya lalu pergi.

"Mwo? Yah! Jangan lari kau!"

Sungmin menarik kaus Kyuhyun lalu memukul namja itu berulang-ulang, mencubit perutnya dengan gemas

"Ah baik, aku menyerah. Sudah Hyung" Kyuhyun mengangkat kedua tangannya dan memasang ekspresi 'menyerah'.

"Apapun yang terjadi kau harus bertahan Kyuhyun-ah. Jangan menyerah! Semua masalah diciptakan karna pasti sudah ada jalan keluarnya"

"Katakan pada dirimu sendiri Hyung, siapkan dirimu untuk menikah dini"

"Yah!"

.

.

.

"Kau belum tidur?" sapa Hankyung begitu melihat Sungmin sedang berdiri sendirian di balkon asrama.

"Ah, Hyung.. belum.. aku sedang menunggu Kyuhyun" jawab Sungmin dengan senyuman yang terulas lembut dari bibirnya.

"Menunggunya?"

"Hmm, Kyuhyun sedang membeli Teopokki di luar"

"Kalian sangat dekat" gumam Hankyung pelan.

"Tidak juga. Kyuhyun seperti adikku sendiri" jawab Sungmin.

DEG

Sesuatu yang seperti menepuk kepalanya, Hankyung tersenyum lagi. "Oh, benarkah?"

"Tentu, dia sangat menyebalkan namun juga selalu menghiburku."

"Kyuhyun dulunya sangat pendiam, hanya Teuki dan Heechul mungkin juga aku yang biasa bicara dengannya. Ah ya, kau sendiri? Bagaimana kau betah di sini?"

"Tentu Hyung, tentang kamarmu.. aku.."

"Pakai saja, itu sudah menjadi kamarmu sekarang. aku bisa tinggal bersama Chullie"

"Bagaimana keadaan Heechul Hyung?" tanya Sungmin cemas.

"Demamnya sudah turun dan dia sudah mau makan"

"Heechul Hyung terkena demam?"

"Dia memang selalu begitu setelah bercerita apa yang dia lihat. Demam dan terus mengigau"

"Kasihan Heechul Hyung"

"Tidak apa-apa Minnie, sejak dulu Heechul sudah begitu. Kali ini yang dia lihat sepertinya benar benar membuatnya terpukul maka itu dia ingin aku pulang. Biasanya dia hanya bercerita melalui sambungan telpon atau skype"

"Dulu sewaktu dia melihat aku pergi dari asrama pun begitu. Setiap malam hanya menangis karna dia tidak tahu apa yang membuatku akan pergi, yang dilihatnya hanyalah potongan-potongan gambar, seperti masuk ke dimensi lain tapi dia sama sekali tidak bergerak. Maka itu, banyak hal yang lahir dari pemikirannya sendiri dan itu menyiksanya. Termasuk untuk yang satu ini.

Sebelum mengenalku, dia terus mengurung diri di kamar dan setelah aku menjadi kekasihnya dia mulai terbuka tentu saja setelah bercerita dia akan sakit"

"Apa Heechul Hyung hanya bercerita padamu Hyung?"

"Hmm, dia hanya percaya padaku mungkin. Heenim tidak akan mau orang lain melihat wajah jeleknya ketika sakit dan menangis"

Sungmin tertawa tipis "Apa kali ini benar-benar tentang Kyuhyun?"

Hankyung tidak menjawab, dia mengelus kepala Sungmin dengan lembut. "Apapun yang terjadi nanti. Kepada siapapun sebenarnya itu akan terjadi, percayalah semua akan baik-baik saja. Kau juga harus bertahan."

"Aku? Apa Heechul Hyung juga melihatku?"

"Geurae, dia melihatmu tersungkur ke sebuah lubang lalu semua orang menertawakanmu"

"Yah Hyung! Aku serius"

"Kau pikir aku bohong?"

"Sungmin Hyung.."

Baik Sungmin dan Hankyung menoleh ke arah satu suara yang memanggilnya. Sungmin tersenyum lebar dan Hankyung tersenyum karena hal lain yang seakan seperti menjawab semua hal yang dilihat Heechul "Oh? Kyuhyun-ah"

"Hyung, ayo makan Teopokki bersama. Aku juga membelikan untuk Heechul Hyung"

.

.

.

Pagi hari, Heechul membuka matanya yang masih sedikit sembab. Beberapa hari ini dia jarang sekali bicara. Demannya tidak kunjung turun. Biasanya hanya dua hari tapi kali ini sampai empat hari. Hari ini dia merasa tubuhnya lebih ringan.

"Bagaimana keadaanmu Chagi?" tanya Hankyung dengan lembut sambil mengusap kepalanya.

"Lebih baik, kepalaku sudah tidak terlalu berat"

Hankyung berdiri lalu mengambil sebuah mangkuk di atas meja nakas "Sungmin membuatkanmu bubur pagi tadi, aku suapi ya?"

"Sungmin?" tanya Heechul

"Hmm, malam tadi Kyuhyun membelikan bahan-bahan ke pasar dan pagi ini Sungmin yang membuatnya untukmu"

"Hannie.." panggil Heechul dengan suara yang tercekat. Hankyung mendekat lagi ke arah kekasihnya.

"Kau akan menjadi penghalang mereka?"

"Tidak, tentu saja tidak akan"

"Jadi biarkanlah semua terjadi apa adanya Heenim-ah, walaupun kau sudah lebih dulu tahu apa yang akan terjadi, biarkan mereka juga mengetahui sendiri. Kurasa itu yang paling bijak dan kita harus mendukung mereka. Arrachi?"

Heechul mengagguk lalu dengan lembut menarik Heechul ke dalam pelukannya "Saranghae Hannie-ah. Gomawo"

"Aku akan turun ke bawah sebentar, sepertinya Sungmin lupa meletakkan sendok untukmu"

Heechul mengangguk pelan seiring Hankyung beranjak keluar dari kamarnya. Matanya tersenyum melirik ke arah semangkuk bubur yang masih mengepul.

TAP!

Heechul terkejut sewaktu melihat ke arah seekor kucing bewarna abu-abu yang baru saja masuk ke dalam itu menatapnya dengan tatapan aneh. Heechul tersenyum sebal.

"Yah, berani sekali kau menatapku begitu! Kemari sini!"

Kucing itu menolak, berbelok dan melenggang begitu saja meninggalkan Heechul. Namja cantik itu tertawa geli, perlahan mengikuti kemana kucing itu pergi hingga..

DAR!

"Ommo!"

Heechul tersentak sewaktu banyaknya confeti jatuh lalu menimpa kepalanya diiringi suara riuh dari semua orang yang kini berdiri di depannya.

"Yeee! Heechul Hyung sudah sembuh!" koor hampir semua orang berbarengan. Heechul menatap mereka satu persatu. Mulai dari Teuki, Wookie, Yesung, Kangin, Hyukjae yang tampak terganggu waktu tidurnya, Sungmin, Kyuhyun dan kekasihnya, Hankyung. Mereka semua berdiri dengan wajah terbaiknya menyambut Heechul yang sudah sembuh.

"Selamat kembali Heechul Hyung" kata Sungmin dengan ceria

"Kalian.."

Kyuhyun maju untuk menyerahkan seekor kucing abu-abu yang menyebalkan tadi. Heechul menggendongnya dan langsung menarik telinganya.

"Namanya Heebum, untukmu dari aku dan Sungmin"

"Kau yang mencarinya Kyu, bukan aku" protes Sungmin.

"Kau yang menambahkan uangku sebanyak 23 persen" balas Kyuhyun.

"Tetap saja kau yang mempunyai ide" kata Sungmin lagi.

"Tapi kau yang memberikan namanya" sungut Kyuhyun tidak mau kalah. Mereka semua hanya memandang dengan sebal dan bosan.

"Yah! Sampai kapan kami harus melihat kalian bertengkar?"

Heechul tersenyum haru, mendekat ke arah keduanya lalu memeluk dengan erat. "Terima kasih Kyuhyun, Sungmin. Aku benar-benar menyayangi kalian"

"Kami juga Hyung, senang melihatmu sudah kembali sehat"

Sungmin-ah, Kyuhyun-ah, apapun yang terjadi nanti. Aku akan mendukungmu. Kami semua akan mendukung kalian. Jangan pernah menyerah Kyuhyun-ah, mungkin kau akan terluka banyak. Begitupun Sungmin. tapi kalian saling mencintai, itulah apa yang disebut belahan jiwa.

.

.

.

Banyak hari yang berlalu, daun-daun yang sudah tidak lagi berguguran. Sampah-sampah yang kini sudah tidak lagi menjadi bagian dari hukuman sore seseorang, tidak, dua orang. Musim dingin hampir sampai dengan banyak cerita yang akan datang.

"Kau mengikuti mata kuliahku Kyuhyun?" Sungmin awalnya ragu saat dia menoleh ke belakang dan Kyuhyun sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Memangnya tidak boleh? Aku sangat bosan di kelasku. Banyak yeoja yang hanya memperhatikanku, menyebalkan" jawab Kyuhyun malas.

"Cih, gayamu sok sekali. Benar juga, kasihan mereka suka pada namja yang salah"

"Apa maksudmu Lee Sungmin? aku lebih kasihan padamu, terjebak pada orang yang salah hahaha"

Sungmin mencubit lengan Kyuhyun dengan kesal "Aish! Kau menyebalkan!"

"Kau lebih menyebalkan!"

"Memangnya kau mengerti materi kuliahku?"

"Apa bedanya dengan materi kuliahku?"

"Sudahlah, bicara denganmu menyebalkan" Sungmin hendak pergi sewaktu Kyuhyun menarik tangannya.

"Hei, hei, jangan marah Hyung, bagaimana kalau kita makan jajangmyeon malam ini? aku traktir"

"Kau punya uang? Bukankah uangmu habis untuk membeli Heebum? Bahkan kau berhutang padaku" goda Sungmin dengan sengaja.

"Uangku sudah banyak! Kajja! Akan kubuktikan kalau uangku lebih banyak!"

Kyuhyun menarik tangan Sungmin agar berjalan bersamanya. Sungmin terkekeh geli, anak ini sangat keras kepala.

"Sungmin Hyung"

"Oh, Siwon-ah.."

Dan refleks, kedua tangan yang bertaut itu terlepas. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku menjemputmu untuk makan siang" jawab Siwon sambil sedikit mengangguk ke arah Kyuhyun, Kyuhyun membalas dengan anggukan pula.

"Oh begitu, aku baru saja akan makan bersama Kyuhyun. kau mau bergabung?"

"Boleh saja"

"Ah tidak, kalian makan bersama saja. Aku harus pulang karna hari ini jadwalku membantu Wookie memasak." Tolak Kyuhyun halus.

"Cih, jika tidak ada Siwon kau pasti akan bolos membantunya lagi"

"Tidak juga. Sudah sana" Kyuhyun mendorong tubuh Sungmin agar menjauh darinya. Sungmin terkekeh.

"Sebentar, bukuku tertinggal. Siwon-ah, sebentar ya"

"Hmm"

Keduanya memperhatikan Sungmin hingga kembali ke dalam kelas "Sudah lama aku tidak melihatnya tersenyum dengan ceria dan banyak bicara lagi. Teuki Hyung bilang semua ini berkat kau. terima kasih Kyuhyun-ssi"

"Tidak juga, siapapun akan menjadi akrab jika masuk ke asrama barat, kau juga merasakannya kan?"

"Benar, kuharap kau bisa menjadi adik yang baik untuknya dan kau juga bisa menjaganya sewaktu aku tidak ada" Ucap Siwon dengan senyum tulusnya.

"Aku akan menjadi adik yang baik, tenang saja"

"Ah, sudah ketemu! Kajja! Kau jangan lupa pulang" Sungmin kembali datang dengan beberapa buku di tangannya.

"Iya, sudah sana!"

"Kekeke sampai nanti Kyu, hati-hati di jalan"

Sungmin melambaikan tangannya ke arah Kyuhyun dan namja itu membalasnya. Sepertinya ada seseorang yang tidak sadar kalau hatinya sudah mulai tersesat.

.

.

.

TBC-

.

.

Hai, kim kyuna hadir membawa chapter 4. Selamat membaca dan terima kasih atas review dichapter sebelumnya. Tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga chapter ini memuaskan.

Dan dengan berat hati saya harus bilang, kalau saya gak bisa lagi mengakses ffn dengan seliar seperti biasa. Jika hambatan ini berlanjut, saya akan lanjut ke wordpress saja.

Untuk sementara masih bisa update di akun ini, Alhamdulillah. Jika sudah tidak memungkinkan, saya akan memberitahu alamat blog saya yang baru.

Semoga teman teman bisa memahami.

Terima kasih atas semua semangat dan dukungannya selalu.

Kim Kyuna,

Sign.