Kita berjalan. Kadang beriringan kadang juga bersebrangan. Kadang juga tak sejalan. Kadang berhenti. Kadang juga berlari. Kadang beristirahat sebentar di persimpangan. Kadang berlawanan arah. Kadang berputar arah. Kadang berpapasan. Kadang saling menjauh. kadang juga kita saling mengejar. Tapi aku yakin ada satu titik dimana kita akan bertemu. Saat itu aku ingin kau tahu bahwa aku tetap ada untukmu. aku tidak akan mundur dari langkahku. Meski kita tidak akan pernah berlari bersama. Meski perjalanan dan setiap gang di persimpangan tidak memperlihatkan warna kesukaan yang sering kau pakai dan jejak langkah serta bayanganmu. Aku yakin saat itu akan datang, saat dimana kau akan menatapku dengan hatimu. Aku tahu itu. karena kau sebelah dari jiwaku. Karena kau pemilik sebagian lain dari diriku.

Kim Kyuna Present

A YAOI KyuMin Fiction

Room(Soul)Mate

Cast:

Super Junior

Pairing KyuMin and 5 other official OTP

Rate: T

Author's determination : KyuMin, you, and i. Like we are fetched by kyumin, like you and i make them both stronger, like we said they trully real and like they're trully real, like we were meant to be. Kyuhyun and Sungmin are geneticly programmed to find each other.

Fiction is something real within an imagination.

Chapter 1

.

.

Room(Soul)Mate

"Ya! kembalikan padaku! Ya!"

"Hahaha"

"Siapa suruh menaruh barang seperti ini sembarangan"

"Kau! Akan ku laporkan pada Teukki Hyung"

Sebuah majalah dewasa kini sedang di lempar ke sana kemari oleh beberapa namja yang sedang berkumpul di sebuah ruangan besar. Sebagian tertawa, sebagian tersenyum-senyum, sebagian hanya biasa saja, sebagian tidak tertarik, dan sebagian lagi menganggap mereka tidak ada.

"IGE MWOYA?"

Suara yang lumayan keras itu berhasil membuat kegaduhan berhenti dan lemparan terakhir tepat mengenai kaki seseorang yang berada dalam kategori orang yang menganggap mereka-yang membuat-kegaduhan tidak ada.

"Kalian sangat berisik. Yeye akan tes bernyanyi besok dan kau.. ya! kemarikan benda itu"

Empat orang yang membuat kegaduhan masih berdiri dengan sedikit menunduk, sedangkan namja yang tadi dengan cueknya memberikan majalah dewasa itu pada orang yang meminta.

"Lagi-lagi Eunhyuk-ah, kali ini terpaksa aku harus membatasi akses mail post untukmu"

"Hyung.. andwae Hyung, itu bukan milikku"

"Itu milikmu karena kau menandainya dengan beberapa corak yang sama seperti dengan majalahmu yang kemarin. Dan majalah ini ada di tumpukan pakaian kotormu. Kau membawanya saat mandi huh?"

Semua yang ada di ruangan tergelak. "Kyu-na, kau tetap detektifku yang terhebat"

"Ya! belum tentu itu punyaku Hyung"

"Sudahlah Eunhyuk-ah, mengaku saja. Tadinya aku ingin meminjam darimu tapi kau terlalu pelit"

"Heechul-ah, keumanhae."

"Ini sudah peraturan asrama Eunhyuk-ah, aku sebagai ketua asrama di bagian ini akan tetap melakukan inspeksi dan hukuman bagi yang melanggar"

"Teukki Hyung.."

"Nde, ada apa Wookie-ah?"

"Anggota keluarga baru kita sudah sampai"

Room(Soul)Mate

"Namaku Lee Sungmin. mohon bantuan untuk setahun ke depan"

"Eh? Hanya setahun?"

"Ah ya, aku meneruskan kuliah tingkat terakhirku di sini"

"Baiklah, namaku Lee Teuk, panggil saja Teukki. Kita satu tingkat, aku adalah ketua asrama bagian barat. Dan ini semua anggota keluarga kami"

"Ah, banggapseumida.. "

Sungmin menunduk memberi salam kepada semua namja yang berdiri di depannya. "Selamat bergabung menjadi anggota keluarga kami dan ini kunci kamarmu. 1307"

Dengan satu gerakan kunci itu berpindah ke tangan Sungmin "Dimana letak kamarku?"

"Wookie-ah, antar Sungmin ke kamarnya" kata Teukki ke seorang namja yang berdiri di sebelahnya

"Aish, kemana bocah pemilik kamar itu?"

"Tampaknya SeoHyun sedang merepotkan malam ini" jawab Teukki simpul, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua

"Hyung ikuti saja aku"

Sungmin tersenyum lalu mengangkat barangnya. Wookie dengan refleks membantu membawakan beberapa yang tidak bisa dijangkau Sungmin. mereka meninggalkan ruang keluarga.

"Gomawo" ucap Sungmin

Wookie tersenyum lebar "Gwaenchana, aku senang ada anggota baru di sini. Ah ya, aku panggil kau Sungmin Hyung saja ya? apa jurusanmu Hyung?"

"Ah baiklah Ryewook-ssi, aku.."

"Hahaha Hyung, panggil saja aku Wookie seperti Teukki Hyung tadi"

Sungmin sedikit tersenyum malu "Ah mian. Aku mengambil jurusan Modern Music"

"Huwa, sama denganku! Kau seniorku Hyung" ucap Wookie antusias

"Benarkah? Senang sekali rasanya"

"Kyuhyun juga sama sepertiku"

"Kyuhyun?" tanya Sungmin tidak mengerti

"Ah, Kyuhyun adalah roomatemu Hyung. Hati-hati dengannya. Dia sangat dingin dan galak"

Sungmin mengerutkan keningnya "Jjinja?"

Seketika Wookie tertawa "Aniyeo, dia sangat baik. Hanya saja sulit untuk dekat dengannya. Dia kesayangan Teukki Hyung karena paling pintar dan tidak pernah melakukan pelanggaran."

Sungmin mengangguk-angguk paham "Begitu.."

Kaki Wookie berhenti di depan sebuah kamar. 1307. "Nah, ini kamarmu. Biar aku yang membantumu membukanya"

Sungmin menyerahkan sebuah kunci dan tidak lama Wookie telah membuka pintu kamar itu. Sungmin menatap sekeliling, kamar yang tidak begitu buruk. dia menebak kasur dengan seprei biru bermotif garis-garis adalah milik roomatenya yang bernama Kyuhyun.

Sedikit maju Sungmin duduk di ranjangnya yang empuk "Sepertinya kamar ini sangat menyenangkan. Apakah sebelumnya ada yang tinggal di sini?" tanya sungmin

"Ada, sebelum Kyuhyun datang dan dia.. "

"Dia?"

Wookie tersenyum lagi "Dia sedang pergi mendapat beasiswa ke China, namanya Hankyung. Mungkin beberapa bulan lagi akan kembali"

"Benarkah?"

"Mungkin, yang mengetahui kabarnya hanya Heechul Hyung. Kalau begitu selamat beristirahat Hyung. Semoga kau betah"

"Gomawo Wookie-ah"

"Dan jangan lupa besok pagi kau harus mengikuti tradisi kami"

"Huh? Apa itu?"

"Kau tunggu saja besok pagi. Jaljayeo Hyung"

Pintu tertutup. Sungmin berfikir sebentar "Besok? Tradisi? Entahlah.."

Sungmin bangkit lalu mulai merapikan barang bawaannya, menatanya dengan rapi. Menaruh foto ibunya di meja belajar juga mulai menata baju-bajunya.

KRIETT

Pintu agak berderit sewaktu seseorang masuk ke dalam kamar. Sungmin menoleh, mereka berdua saling menatap. Sungmin menebak pasti namja tinggi berkulit pucat dan berambut ikal hitam kemerahan itu bernama Kyuhyun.

"SeoHyun-ah, bukan seperti itu.. "

Namja itu diam sebentar sambil sesekali menatap Sungmin namun terlihat jelas kepada siapa pikirannya berfokus.

"Mengapa kau harus percaya pada mereka?"

Sekali lagi Sungmin berpura-pura untuk tidak mendengar dan melanjutkan kegiatannya menata ruangan.

"Terserah padamu saja, aku lelah" katanya lagi dengan nada yang dingin dan kali ini dia menutup percakapannya, sedikit melempar ponselnya ke atas kasur. Namja itu berjalan mendekat ke arah Sungmin dan menatapnya lekat-lekat

"Kau.." panggilnya pelan

"Annyeonghaseyeo" Sungmin menunduk memberi salam dengan ramah

Namja di depannya berfkir sebentar "Kurasa kau salah tempat, ini asrama namja"

"Lalu?"

"Bagaimana mungkin kau tinggal di sini, ini asrama namja bukan yeoja"

"Eh?"

Sungmin terkaget mendengar ucapan namja yang ada di depannya "Kau namja?"

"Menurutmu?" tanya Sungmin sebal. Namja yang ada di depannya menggaruk kepala

"Ah, maaf. Aku kira kau yeoja. Cho Kyuhyun"

Mereka berdua mendekat. Perlahan Sungmin menerima uluran tangan Kyuhyun. "Aku Lee Sungmin, Mohon bantuannya"

"Jangan berkata begitu bahkan masalah pun belum datang ke tempatmu"

Room(Soul)Mate

Berkali-kali ponsel itu berdering namun si empunya tetap tidak bergeming dari tempatnya. Terus memainkan benda yang disebut PSP dengan seru. Sungmin yang sedang membaca buku kesukaannya berkali-kali melirik ke arah orang itu, menghela nafas karena dia cukup terganggu namun orang itu tetap tidak mengartikan semua kode-kodenya. Sungmin menutup bukunya dan memutuskan untuk mengambil ponsel itu.

"Kyuhyun-ssi, kalau tidak ingin diangkat tolong non-aktifkan saja ponselmu. Aku sedang membaca, terima kasih" katanya datar lalu kembali ke meja belajarnya. Kyuhyun mendongak lalu mengambil ponselnya yang digeletakkan Sungmin di atas ranjang, jarak terdekatnya.

"Kau dari Seoul?" tanya Kyuhyun hati-hati

Sungmin semoat berfikir ragu apakan pertanyaan itu untuknya mengingat namja itu tidak bicara lagi semenjak perkenalan tawar tadi "Tidak, aku dari Mokpo"

"Mengapa pindah ke Seoul... Emm, maksudku.. "

Sungmin terdiam sebentar, air mukanya berubah menjadi lebih dingin "Tidak ada, hanya ingin pindah saja"

"Oh begitu" jawab Kyuhyun singkat. Setelah me-non-aktifkan ponselnya Kyuhyun kembali berkonsentrasi ke benda lonjong yang ada di genggamannya.

"Kau dari Seoul?" kali ini Sungmin memberanikan diri untuk bertanya

"Ya, aku sejak lahir di Seoul. Kenapa?" jawab Kyuhyun tanpa memandang Sungmin

"Tidak.. hanya saja..."

"Apa?" tanya Kyuhyun lagi dengan cepat agar dia bisa melanjutkan game-nya

"Apakah kau tahu sesuatu tentang tradisi di asrama ini? aku tidak takut, tapi kau tahu.. ini hanya untuk tindakan preventive saja"

Kyuhyun mengernyitkan dahinya "Tradisi? Tidak ada. Memangnya tradisi apa?"

Mata Foxy itu menatap dengan heran "Sebenarnya yang baru datang ke sini aku atau kau? Wookie tadi bercerita seperti itu padaku"

Kyuhyun tampak berfikir sebentar lalu mengangkat bahu, buntu. "Sudahlah, mungkin Teukkki Hyung akan memberimu jadwal piket dan sebagainya. Kau tahu, di sini semuanya sangat sibuk jadi jarang memikirkan hal konyol seperti penyambutan dan segalanya tentang itu" jelas Kyuhyun. kali ini Sungmin menarik nafas lega

"Benarkah?"

"Terserah padamu saja sih" jawab Kyuhyun

Sekali lagi Sungmin menatap dengan heran lalu kembali menghela nafas. Mereka berdua tidak bicara lagi sampai pada akhirnya Kyuhyun mengatakan sesuatu.

"Emm, aku akan memakai kamar mandi jam tujuh pagi. Jika kau memasak dan sebagainya tolong segera dirapikan dan jangan lupa untuk selalu mengunci pintu serta mematikan lampu setiap kau pergi"

"Kau hanya memakai kamar mandi jam tujuh pagi?"

"Benar, jam tujuh pagi dan aku tidak bisa memprediksi kapan aku pulang ke asrama" lanjutnya lagi.

"Sepertinya kau sangat sibuk"

"Tidak, tidur diperpustakaan lebih menyenangkan"

Sungmin mendelik dengan perasaan aneh. 'Apa maksud orang ini?' batinnya. Sejurus kemudian mereka tidak melanjutkan percakapan. Sungmin pun tenggelam dalam bukunya hingga saat dia menoleh lagi , namja itu sudah terlelap di kasurnya.

Room(Soul)Mate

TOK TOK!

Sudah lebih dari tiga kali pintu itu diketuk, namun Sungmin baru terjaga dari tidurnya setelah ketukan ke lima. Mulai menyetujui apa yang dikatakan teman sekamarnya semalam. Rasanya dia baru saja tidur sekitar dua jam yang lalu. Sungmin menoleh ke arah tempat tidur yang ada di seberangnya. Kosong.

CKLEK

DARR!

Sekitar sepuluh balon diletuskan di depan muka Sungmin, sungguh hal biasa untuk penyambutan anggota baru. Namun, tepung yang ada di dalam balon dan kini sudah berpindah ke wajah Sungmin adalah hal yang ada di luar perkiraan Sungmin.

"Yeeee! Selamat Datang di asrama kami Tuan Lee" sambut Ryewook dan beberapa orang lainnya.

Sungmin kesulitan bernafas, dengan gerakan kasar mengusap tepung yang menutupi hidungnya. Rasanya ingin sekali marah, namun semua wajah yang ada di depannya terlihat sangat bahagia dan antusias. Sungmin tampak mencari satu wajah yang kini sangat ingin dia benci. Cho Kyuhyun. namja itu bilang padanya kalau hal seperti ini tidak ada, jelas. Sangat jelas di telinganya. Kyuhyun berbohong dan sekarang dia menghilang.

"Sungmin-ah, selamat datang kuucapkan" kali ini Teukki dan satu orang di belakangnya membawa sebuah ember cukup besar. Sungmin tercenung. Tidak mungkin.

SRET!

Entah siapa yang menariknya keluar kamar. Sungmin tidak kenal semua orang yang ada di sana kecuali Teukki dan Ryewook. Lalu..

BYURR!

"YA!" Sungmin berteriak frustasi. Ini jam 3 pagi dan...

Mereka berputar mengelilingi tubuh Sungmin yang basah terkena siraman air juga daun-daun kering. Namja manis itu memejamkan matanya. Kesal. Namun semua orang yang ada di sana tampak sangat bahagia seolah ini memang tradisi mereka. Tubuhnya mulai menggigil.

"Sungmin-ah, kami memberi waktu tiga hari untuk kau menghapal semua biodata anggota keluarga kita. Kalau gagal, yah terpaksa kami akan menyirammu seperti ini setiap tiga hari sekali"

"Mwo? Keundae.." sentak Sungmin

"Tidak ada penolakan. Selamat datang sekali lagi"

Lalu mereka semua pergi. Sungmin hanya bisa berkedip tidak percaya "Hyung, bagaimana aku mendapatkan biodata itu?" tanyanya setengah berteriak karena Teukki sudah berjalan agak jauh darinya

"Kau harus bertemu dengan mereka dan meminta mereka bercerita. Selamat berjuang"

Lambaian tangan itu. Sungmin muak. Kesal. Namun, melihat mereka tertawa bahagia membuatnya berfikir lagi untuk marah bahkan sedetik setelah air kotor itu mengenai tubuhnya Sungmin bersumpah akan keluar dari kampus ini dan meminta pindah.

Room(Soul)Mate

HATCHII!

Entah sudah berapa kali hidung Sungmin terasa gatal dan bersin-bersin di setiap menitnya. Namja itu berjalan melewati lorong-lorong tempat kuliahnya yang baru sambil sesekali memperhatikan pemandangan yang ada di depannya. Kampus ini sangat indah, nyaman, dan tentu saja terlihat sangat glamour. Kelihatan sekali kalau mereka semua yang ada di sini dari kalangan orang kaya. Sungmin hanya tersenyum miris melihat betapa terlihat perbedaan mereka dan dirinya. Seandainya dia bisa memilih..

"Untukmu Hyung" kata seseorang sambil menyodorkan sebuah sapu tangan kepada Sungmin.

Sungmin menoleh lalu mengambil sapu tangan itu. "Wookie-ah.."

"Kau terlihat flu, apa karena serangan kami tadi pagi?"

"Menurutmu apa lagi?"

Wookie terkekeh melihat ekspresi Sungmin yang sedikit kesal "Aku kan sudah bilang padamu Hyung, kau harus siap-siap untuk acara tradisi kami"

"Apapun itu, menyiram seseorang dengan air yang entah apa campurannya di dalam sana, pukul tiga pagi adalah sebuah tindakan yang sangat tidak manusiawi"

"Hahaha semuanya berkata seperti itu kok, bahkan aku. saat aku pertama datang mereka semua menumpahkan adonan kue kepadaku Hyung"

"Mwo? Hahaha wajahmu pasti sangat berantakan"

"Tentu saja, makanya kau sangat beruntung" kenang Wookie

Sungmin tersenyum tulus. Orang yang ada di depannya saat ini sangatlah baik, belum pernah dalam hidupnya Sungmin bertemu dengan orang-orang seperti mereka yang menyiramnya semalam. Pengalaman pertamanya.

"Kau tidak kuliah Wookie-ah?" tanya Sungmin saat mereka mulai memasuki kantin

"Hari ini dosenku sepertinya tidak jadi masuk, aku akan menemanimu berkeliling saja. Bagaimana?"

"Eh? Benarkah?"

"Tentu, kita makan siang saja dulu Hyung."

Pandangan Sungmin terhenti pada seorang namja yang sedang makan bersama seorang wanita di depannya. Sungmin mendengus frustasi.

"Ternyata anak itu di sini" gumam Wookie pelan. Sepertinya mereka sama-sama melihat ke satu objek yang sedang berada di titik yang sama. "Hyung, kau sudah bertemu Kyuhyun kan?"

"Sudah" jawab Sungmin singkat

"Bagaimana? Apa dia galak? Dingin? Angkuh?" tanya Wookie lagi, kali ini dia terlihat penasaran.

Sungmin berjalan ke dalam sebuah antrian untuk mengambil makan siangnya, Wookie berada di belakangannya.

"Dia anak yang aneh" jawab Sungmin santai, namun nadanya seperti tidak perduli. Siapa yang tidak marah? Jelas-jelas Kyuhyun berkata padanya kalau semua tradisi itu tidak ada dan dia mempercayai namja itu.

"Eh? Kalian tidak saling bicara?"

"Bicara, tapi aku tidak tertarik untuk mengetahui tentangnya lebih banyak"

"Kau harus Hyung, kau ingat tugasmu kan?" Wookie sedikit terkekeh. "Kau harus menemukan semua biodata anggota kami, mencari mereka lalu bertanya sendiri"

Dengan berat Sungmin menghela nafas "Arrayeo.."

Mereka berjalan ke arah sebuah meja yang kosong, meletakkan nampan berisi makan siang yang tampak lezat dan mulai makan.

"Hyung, kuberitahu satu petunjuk untukmu"

Sungmin tampak tertarik dia mendekatkan wajahnya ke arah Wookie "Apa itu?"

"Jika kau ingin mendapatkan biodata itu, datanglah ke tempat dimana kami sering duduk bersama. Tanyakan kepada mereka satu persatu dan jangan membantah apa yang mereka minta"

Sungmin mendelik ragu "Petunjuk macam apa itu?"

"Aku serius dan bersyukurlah kau sekamar dengan Kyuhyun, dari semua member asrama kami hanya dia yang paling sulit dimintai biodata sekalipun kau bersedia melakukan apapun yang dia minta"

"Sudah kuduga, anak itu biang masalah"

Kali ini Wookie tertawa lagi "Bukan seperti itu Hyung. Kyuhyun sangat sibuk karena aktif di kampus, jugaa.."

"Juga?" tanya sungmin sedikit penasaran

"Juga, kekasihnya sangat rewel.. emm.. maksudku pencemburu"

Sungmin tergelak ringan "Jjinja?"

"Kyuhyun terkenal di sini dan tentu saja mendapatkannya sebagai kekasih adalah hal yang sangat membanggakan tapi entahlah mengapa Kyuhyun tetap bertahan dengan yeoja itu. aku saja sudah muak melihat tingkahnya yang kekanakan"

"kau tidak tertarik membicarkan hal itu Wookie-ah, aku ke sini untuk kuliah. Titik."

"Awalnya aku juga seperti itu Hyung, namun karena kita adalah satu keluarga"

Sungmin tidak menjawab. dia meneruskan makannya. Ryewook tersenyum lagi "Kau akan tahu mengapa aku sangat mencintai asrama bagian barat ini. percayalah" kata Wookie dengan percaya diri. Sungmin berhenti menggerakkan sendoknya lalu menatap ke arah Kyuhyun yang sedang berbicara dengan kekasihnya kemudian melihat ke arah Ryewook yang dengan bahagia melahap makan siangnya.

"Haruskah aku percaya?" gumamnya pelan.

Room(Soul)Mate

"Sungmin Hyung!"

GREPP

"Donghae-ah.. lepaskan"

Sungmin dengan susah payah menolak dekapan orang itu. "Donghae-ah, orang lain akan salah paham" kata Sungmin lagi

"Mianhae Hyung, tapi aku memang merindukanmu"

Sungmin menggaruk kepalanya "Apa dia yang memintamu datang melihatku?"

"Ani, emm.. maksudku.."

"Katakan padanya aku baik-baik saja dan dia harus mematuhi janjinya untuk tidak mengawasiku"

"Tentu, aku hanya diminta datang melihatmu dan memang juga aku merindukamu"

Sungmin tersenyum tipis lalu duduk di ranjangnya "Dia mengirimmu untuk kuliah di tempat ini juga?" tebak Sungmin

"Geurae Hyung, aku.."

"Tidak apa-apa, asalkan kau tidak mencampuri urusanku"

Namja yang dipanggil Donghae itu lalu duduk di samping Sungmin, mengelus wajah Sungmin dengan lembut. "Apa sangat melelahkan Hyung?"

"Ani, sekalipun iya aku harus terbiasa"

"Dia sangat baik Hyung, percayalah.."

"Aku tahu itu Donghae-ah"

Dengan satu gerakan Donghae merangkul Sungmin dan mengusap kepalanya dengan lembut "Kau harus selalu bahagia Hyung, dia akan membahagiakanmu."

Sungmin larut dalam rangkulan namja yang ada di sebelahnya, dia memejamkan matanya dengan erat "Aku juga tahu itu Donghae-ah"

"Aku akan selalu membantumu Hyung, aku akan ada di dekatmu selalu"

"Geurae, gomawo"

CKLEK!

Refleks Sungmin melepaskan tautan tangannya dengan Donghae dan memperbaiki posisi duduknya begitu tahu siapa yang masuk ke kamar.

"Mianhae, aku tidak akan mengganggu kalian"

Sungmin menatap Kyuhyun dengan sebal setelah namja itu pergi membawa PSP yang sepertinya tertinggal di kamar. Donghae menatap ke arah pintu yang baru saja ditutup itu dengan ragu.

"Siapa dia Hyung?"

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun, dia adalah roommate-ku"

TBC-

Fic baru, semoga jadi, semoga lancar selama proses, dan semoga juga gak dicuekin..

Aamin..

Ikutin dulu aja, pertanyaan kalian pada akhirnya bakal terjawab sendiri kok~

Semangat

Kim Kyuna,

Sign