"Bagus sekali, sepertinya ada yang mencuri tempatku,"Sindiri Yunho sinis saat kakinya baru menapak di atap sekolah, orang yang disindir menoleh menatap Yunho tajam

"Kenapa sinis begitu,"Balas Yunho santai, ia berjalan mendekat

"Apa kau merindukanku hah?"Lanjutnya lagi, ia tersenyum menggoda

"Aku tidak percaya mengatakan ini, tapi aku tidak suka kau tidak mengabariku saat kau pergi,"orang itu Jaejoong akhirnya mengeluarkan keresahannya

"Jangan marah dulu Jaejoongie, aku sama sekali tak bermaksud, sungguh,"Yunho dengan tampang gelagapannya mencoba menjelaskan, sementara Jaejoong masih menatapnya sadis.

"Sudah kumaafkan?Jaejoong dengan santainya meninggalkan tempat itu, menyentak bahu Yunho kuat dengan bahunya seakan musuh yang menyatakan perang, Yunho hanya menggeleng pelan, tahu jika kekasihnya itu sangat marah.

Jaejoong menatap datar dan lurus saat melewati koridor ramai yang berbisik kagum memandangnya, fansnya seperti biasa selalu mengeluarkan ultimatum kepemilikan mereka keatas jaejoong mereka mendeath glare hampir semua yeoja dan namja yang mencoba berkontak fisik dengan Jaejoong dan bahkan beberapa diantaranya mengancam terang-terangan, Jaejoong seperti dijaga bodyguard lain di dalam sekolah.

Sementara itu Yunho hampir memejamkan mata dengan tentram setelah bel masuk berbunyi, sebelum sebuah SMS mampir ke ponselnya.

From: Kim Jaejoong

"Yunho-shii kembali ke kelas" isi pesan singkat itu berdampak cukup besar bagi kelangsungan hidup Yunho, sambil tertatih-tatih menahan kantuk, tanpa membuang waktu Yunho segera kembali ke kelas. Bagaimanapun juga ia sudah berjanji untuk menuruti Jaejoongnya. Perjanjian tak tertulis yang bagaimanapun juga bagi seorang Jung Yunho itu menyangkut kepercayaan Jaejoong padanya.

Ooooo

Masih di hari yang sama, tapi di waktu yang berbeda, di jam pulang sekolah saat yang tepat untuk menyatakan perasaan menurut sosok satu ini. Dikelas yang masih ramai oleh para sunbae, seorang hoobae nekat, masuk ke kelas Jaejoong, dipelototi tidak senang oleh para sunbaenya, namun yeoja itu tetap memberanikan diri. Ia menghampiri Jaejoong dengan langkah kecilnya. Matanya memancarkan kekaguman yang luar biasa. Para fans Jaejoong yang sekelas dengannya menatap tajam hoobae manis itu.

"Oppa..."Seorang yeoja sangat manis dan imut menghampiri Jaejoong yang tatkala itu sedang membereskan buku-bukunya, Jaejoong menoleh menatap sang hoobae dengan mata bulatnya yang indah, sang Hoobae langsung bersemu merah saat bertatapan langsung dengan Jaejoong.

"Oppa... huhuhu..."Tanpa di duga-duga sang Hoobae itu terisak sedih, Jaejoong membelalakkan matanya kaget, sungguh ia tidak melakukan apa-apa, ia tak membentak apatah lagi menyentuh yeoja itu dan beberapa rekan sekelasnya yang saat itu juga masih di kelas menatap penasaran ke arah Jaejoong, jika di kalkulasikan mungkin ini bukan yang pertama atau bahkan bukan hal aneh saat melihat seorang yeoja menangis di depan Jaejoong, tapi tetap saja hal seperti itu selalu mengundang tanda tanya dan rasa penasaran.

"Maaf, kau kenapa?"Tanya Jaejoong sopan, sang Hoobae mendongakkan wajahnya mengusap air matanya, menatap Jaejoong dengan mata sembabnya. Tanpa buang waktu ia menghambur memeluk Jaejoong erat, Jaejoong yang tak siap hampir terjungkang dibuatnya, untungnya berat si Hobae tidak seberapa.

"Oppa aku sungguh menyukaimu, bagiku kau seperti bidadari, aku tidak mau oppa segera lulus, aku takut tak mempunyai semangat hidup lagi jika tidak ada oppa di sekolah ini lagi,"Ungkapnya tulus, ia masih menangis tersedu-sedu teman-teman sekelas Jaejoong hanya menggeleng –geleng sambil tersenyum menggoda. Jaejoong bingung harus bagaimana, ia menggerakkan tangannya berat, membalas pelukan sang hoobae dan mengelus rambutnya pelan, membuat beberapa fans dan bukan fans lainnya yang melihat itu membelalak terkejut dengan perlakuan tak biasa Jaejoong itu.

"Jangan menangis,"katanya kaku

"Oppa, berbahagialah, hiduplah lebih ceria oppa,"Sang Hoobae sudah tak menangis lagi, dan kini ia mendongak menatap Jaejoong yang cukup tinggi untuk ukuran tubuh mungilnya, Jaejoong tersenyum hampir lembut.

"Oppa apa kau tau, oppa sangat manis saat bersama Yunho oppa, dan hanya bersama Yunho oppa aku bisa melihat Jaejoong oppa yang berbeda, oppa segeralah menikah, kalau kalian mengundangku aku akan datang paling awal,"cerocosnya super semangat, ia kini sudah tak terlihat sedih lagi. Jaejoong kini benar-benar tersenyum hangat padanya

"Siapa namamu?"tanya Jaejoong kemudian, sang Hoobae mengerjapkan matanya lucu

"Lee Ji eun iminida oppa, tapi aku biasa dipanggil IU," IU menunduk 90 derajat, menunjukkan betapa ia sangat memuja seseorang di depannya ini.

"Aku akan mengundangmu IU-shii pasti, dan setelah ini carilah oppa lain,"Ujar Jaejoong santai, IU menggeleng cepat

"Tidak, aku tidak mau, selamanya hanya ada oppa yang ada dihatiku,"Jawab IU cepat, Jaejoong tidak menjawab hanya sekali lagi tersenyum lembut, IU balas tersenyum lembut.

"Oppa aku pulang dulu..."Ucap IU lemah, namun kemudian dengan gerakan cepat, ia berjinjit, menggapai pipi Jaejoong dengan bibirnya, dan seketika bibir itu sudah mendarat mulus di pipi Jaejoong.

"Oppa saranghae..."Setelah meneriakkan itu IU berlari keluar, tak sedikit yang melihat IU dengan pandangan iri dan cemburu, dan beberapa diantaranya malah kelihatan berusaha menahan diri untuk tidak segera menelan IU bulat-bulat, Jaejoong hanya mengelus pipinya ringan, dan hampir tertawa sebelum sosok yang lain muncul di balik pintu. Dan untuk seketika kelas itu mendadak sepi, beberapa diantaranya tersenyum kecut, beberapa lagi menatap penuh cinta, dan beberapa dari mereka segera menyingkir pulang, dalam hitungan detik hanya tinggal Jaejoong yang tersisa di dalam kelas. Jaejoong memutar bola matanya malas, ia berusaha tak menatap ke arah sosok tampan itu.

"Kau kenapa?"tanya sosok itu heran, ia mendekat ke arah Jaejoong,

"Tidak, kenapa kau belum pulang?"Jaejoong balik tanya, sosok itu hanya mengedikkan bahu.

"Ayo, ikut aku, kita coba sekali lagi,"Tanpa komando lagi Yunho menarik tangan Jaejoong.

"Kita mau kemana Jung?"Tanya Jaejoong sambil berusaha mengimbangi langkah panjang Yunho.

"Kerumahku,"Jawab Yunho singkat, Jaejoong terdiam, ia tak menolak meski dalam hati berteriak takut, ia berusaha mempersiapkan diri untuk kejutan lainnya.

Bodyguard Jaejoong sudah siap dengan mobil untuk membawa Jaejoong pulang, namun dengan santai Yunho menawarkan diri untuk mengantarkan sendiri Jaejoongnya, dan bodyguard itu jelas tidak membantah, karena mereka tahu siapa Yunho itu.

Melewati beberapa menit perjalanan dengan kondisi saling terdiam, mereka akhirnya berhenti di rumah megah ala eropa yang mengingatkan Jaejoong kembali dengan semua penolakan itu. Yaps mereka kembali ke rumah keluarga Jung, bergaya Eropa klasik, dingin, dan megah. Jaejoong tetap saja selalu bergidik jika kembali ke tempat ini, berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat gugup ia malah merangkul lengan Yunho, Yunho tersenyum simpul tahu jika kekasihnya ini pasti gugup. Ia menenangkan Jaejoong dengan menepuk punggung tangan Jaejoong pelan sambil tersenyum hangat, meski Jaejoong tak membalasnya dengan senyuman yang sama.

Yunho kini menuju taman belakang, tempat ia pertama kali mengenalkan Jaejoongnya pada orang tuanya. Mereka sudah sangat dekat, Jaejoong bahkan sudah bisa membaca setiap kata dari koran yang dibaca appa Yunho, juga bahkan bisa melihat dengan jelas motif gelas yang dipegang umma Yunho. Umma Yunho segera menyadari kehadiran mereka dan dengan pelan menyentuh lengan suaminya.

"Appa Umma," Yunho dan Jaejoong sama-sama membungkuk dengan sopan, beberapa detik kemudian mereka terdiam, sebelum Yunho akhirnya bersuara.

"Aku..."Yunho menghentikan ucapannya,sedikit terkejut dengan ekspresi appanya sepertinya air muka appanya berbeda saat ini, tak lagi penuh kebencian seperti dulu, sekarang jauh lebih hangat, dan bahkan berani sumpah ekspresi appanya saat ini seperti seseorang yang mencoba menahan tawa.

"Appa... maafkan aku, ini adalah permohonanku yang kesekian kali, tapi aku tetap takkan berhenti memohon padamu untuk merestuiku, aku mencintainya appa, sungguh,"Ucap Yunho tulus, Yoorin menatap putranya penuh harus, Sooman diam bergeming berusaha mengekspresikan wajahnya sewajar mungkin. Jung Sooman memasang tampang serius, melihat keheningan yang diciptakan putranya lagi, ia pun akhirnya bersuara.

"Aku sudah memutuskan.." Ia mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan

"aku tetap tidak mengubah keputusanku untuk mengatakan salah terhadap hubungan ini, tapi paling tidak aku sudah tidak ingin menghalangi kalian lagi,"Ia menatap Yunho dan Jaejoong satu-satu. Jaejoong berkedip polos seperti boneka, dan konyolnya lagi Yunho juga mengikuti hal yang sama hanya saja Yunho tak terlihat seperti boneka sama sekali.

"Appa,"Cicit Yunho hampir tak terdengar

"Aku sudah tua, aku rasa aku akan bahagia jika kau bahagia Yunho, aku tidak ingin membuang waktuku untuk memikirkan kebodohanmu, dan malah membuat kita tidak bahagia,"Jelas appa Yunho bijaksana

"Tapi janji tetaplah janji, kau harus menyelesaikan studymu di Amerika, menjadi penerusku, dan nikmatilah semuanya,"Ujar Jung Sooman lagi, Yunho memandang Appanya tak percaya, sementara Yoorin tersenyum tulus, ia memegang tangan Jaejoong lembut

"Ini lucu, tapi sepertinya dalam hubungan kalian Jaejoong adalah sang wanita, karena itu umma hanya ingin berpesan, umma titipkan Yunho, lakukan apa saja yang kau bisa untuk membahagiakannya,"Umma Yunho tersenyum sangat lembut, Jaejoong dengan canggungnya mengangguk pelan. Aura di sekeliling mereka terasa berbeda, Jaejoong dan Yunho harus bersyukur untuk keajaiban ini. Jung Sooman tidak memutuskan ini secara cepat banyak hal yang membuatnya luluh, hampir kehilangan putra semata wayangnya membuat pintu hati Sooman terbuka, kehilangan harta tidaklah seberapa di banding kehilangan putra semata wayang, dan ketika ia tahu diantara mereka apa dan siapa yang terpenting, maka keputusan inlah yang bisa ia buat, dan tak pernah ia menyangka jika keputusan ini begitu membuatnya lebih lega. Ia harus berterima kasih pada Yoorin yang menyadarkannya akan banyak hal, belum pernah ia benar-benar merasa sendiri karena Yoorin selalu berada disisinya dalam keadaan apapun.

"Ayo, kita minum teh bersama, sudah sejak lama umma tidak melihat Yunho sedekat ini,"Sindir sang Umma pada Yunho yang memang selalu jarang di rumah, mendengar itu Yunho merasa bersalah

"Umma, kau pikir aku kemana,"Desah Yunho putus asa, tapi sang Umma, appa dan Jaejoong hanya tertawa menanggapinya, ini bukan hal serius sebetulnya. Hari keberuntungan itu perlu di rayakan, perjuangan cinta mereka kini menemui titik terang, kini hanya tinggal mereka yang menahkodai hubungan mereka hingga ke titik akhir, ini tantangan yang jauh lebih sulit dari memohon doa restu Jung Sooman. Kisah cinta ini adalah rumit mereka tidak hanya harus menentang keluarga tapi juga harus menentang semua norma aturan yang berlaku di sekeliling mereka. Tapi sekali melangkah mereka tidak akan pernah berbalik lagi, kini langkah semakin lebar, semakin jauh, dan semuanya pasti akan baik-baik saja.

Masih di hari yang sama, di waktu yang berbeda malam harinya Yunho yang saat itu sudah berjanji akan mengantar Jaejoong, tidak dalam kondisi memaksakan diri tapi dengan tulusnya langsung menemui orang tua Jaejoong. Di ruang keluarga rumah Jaejoong, Jaejoong dan Yunho duduk berhadapan dengan Kibum dan Siwon, Yunho sudah membicarakan perihal Jung Sooman yang sudah merestui hubungan mereka, dan seketika itu...

"Hu hu hu hu..."Terdengar tangis pilu seorang Kibum yang mendadak melankolis setelah beberapa menit yang lalu ia habis memaki seseorang lewat ponselnya.

"Bummie, jangan menangis begini, kau ini ada-ada saja,"Siwon geli sendiri dengan sang mantan istri, tapi Kibum langsung mendeath glare Siwon dengan sudut matanya

"Kau Siwonnie, siapa yang tanggung kalau mereka nanti menikah? Siapa yang tanggung kalau nanti joongie tidak menyayangiku lagi? Hu hu hu..."Kibum kembali menangis, Siwon hanya geleng-gelang kepala di buatnya.

"Mama, mana mungkin aku tidak menyayangimu lagi, lagipula siapa yang akan menikah, itu masih sangat lama..."

"Siapa bilang!"Potong Yunho memprotes, tapi Yunho meneguk ludah ngeri saat di pelototi dengan sadis oleh Jaejoong dan calon ibu mertuanya Kibum

"Huaaa. Kau dengar kan Woonnie, mereka akan menikah, mereka akan pergi jauh..." Kibum semakin kencang menangis, tidak tega dengan kondisi ini, Jaejoong mendekatkan diri pada mamanya, membawanya ke pelukannya, menenangkan mamanya yang histeris sejadinya.

"Mama adalah orang yang paling kusayangi, jadi jangan pernah berpikir kalau aku tidak akan menyayangi mama lagi, karena itu adalah hal yang paling tidak mungkin dalam hidupku,"Jelas Jaejoong sekarang, sangat dewasa, Kibum menghentikan tangisnya, menatap putranya dengan mata sendu.

"Emmm, Jongie janji ya,"Ucap Kibum manja, Jaejoong hanya mengangguk pelan sambil tersenyum manis, merasa tergugah dengan event itu Yunho juga akhirnya mendekat. Menyentuh pelan pungguh tangan Kibum.

"Jika saya bisa membuat Jaejoong tidak menyayangi mamanya lagi, maka itu juga adalah hal yang paling tidak mungkin dalam hidup saya,"Ucap Yunho tulus, kini posisi mereka seperti sedang bersimpuh memohon restu. Kibum tersenyum sangat cerah, Siwon tersenyum hangat melihat moment itu. Seketika mereka tertawa bahagia, dan Kibum bukanlah tipe yang sulit di rayu sebetulnya.

Hari ini sungguh luar biasa, entah keberuntungan apa yang mereka dapatkan dalam sekelip mata hubungan mereka yang hampir porak poranda itu akhirnya menemui titik terang, titik yang amat sangat terang. Dan kini baik Yunho maupun Jaejoong bisa dengan leganya menjalani kebersamaan mereka kedepannya. Kembali merajut cinta yang lebih kokoh dari sebelumnya dan tanpa perlu khawatir akan restu kedua orang tua mereka.

Ooooo

4 tahun kemudian

Mongolia

Mongolia Utara Danau Huvsgul adalah danau air tawar terbesar kedua di Asia setelah Baikal dan merupakan tempat yang bagus untuk memancing, berperahu dan hiking melalui pemandangan yang indah dari darat untuk mengeksplorasi flora dan fauna. Pasangan sejoli itu sedang menikmati liburan romantis mereka dengan hiking di sekitar danau Huvsgul, Yunho berjanji akan menunjukkan pemandangan indah yang bisa dinikmati dari puncak gunung, dan Jaejoong merengek mengatakan sangat lelah namun Yunho masih memaksanya untuk ikut dengan alasan mereka tidak akan punya banyak waktu sebanyak ini jika sudah menikah, karena appa Yunho berwasiat akan mewariskan semua perusahaannya pada Yunho setelah ia menikah, hingga Jaejoong mau tak mau mengikuti kemauan Yunho.

"Yunho... kakiku sangat sakit,"Keluh Jaejoong, ia melihat Yunho sudah mendahului didepan dengan super semangat, mereka tidak sendiri ada beberapa pendaki lain yang bersama mereka. Yunho memandang kebelakang.

"Hah, istriku yang cantik ini,"Yunho menghampirinya, mengelap keringat yang menetes di pelipis Jaejoong dengan mesra, membuat segenap mata para pendaki yang berasal dari negara yang berbeda dengan mereka memandang heran pada kemesraan dua pria yang tak biasa itu. Ada beberapa yang tersenyum menggoda, dan beberapa lainnya tampak iri.

"You guys look great together ha ha ha, like a real couple" Seorang turis nyeletuk, sedikit bercanda

"Oh yeah, he's my wife anyway, truly..." Jawab Yunho serius, dan tawa di turis itu seketika hilang.

"O..oh I am sorry, I didn't mean to..." Sang turis segera meminta maaf

" its okay, its great to hear someone say that we look great together," Jawab Yunho sambil tersenyum, sang turis balas tersenyum

"I am Dawson," I mengulurkan tangannya

"I am Yunho, and my wife Jaejoong" Yunho dan Jaejoong menjabat tangan si bule

"Hell No.. u gotta be fucking kidding me, Are you Jung Yunho? From Korea? Owner of Jung's Royale?"tebak Dawson membabi buta, Yunho memandang Jaejoong sekilas, kemudian memandang Dawson sambil tersenyum biasa saja.

"Gosh, You are... my boss, glad to meet you sir, I am working in one of your company, not in high position of course, but still its awesome to see you this close"Dawson menjabat tangan Yunho semangat, dari usia Dawson jelas terlihat lebih muda. Yunho membalasnya.

"Iam so sorry sir, I really have no intention to insulting you, and your wife, but of course you guys really look good together, he's so beautiful," Dawson tak henti memuja, merasa akhirnya ia bertemu calon bosnya kelak.

"Thank you, don't worry about that, you hadn't insulting us at all," Yunho menjelaskan pada Dawson bahwa ia sama sekali tak merasa tersinggung, apalagi Jaejoong yang tak mengerti sama sekali, mungkin jika bahasa Jepang Jaejoong bisa membantu tapi tidak dengan bahasa Inggris, bahkan ketika ke tempat neneknya di Kanada ia terus menutup mulut dan bicara dengan perantaraan mamanya, tidakkah itu konyol. Mereka mengobrol asyik dan tiba di puncak gunung dengan sumringah, rasa capek yang mendera tergantikan dengan pemandangan luar biasa di depan mata. Jaejoong tak berhenti mendecak kagum, Yunho merangkul pudaknya dengan mesra.

"Ini keren Yunho, terima kasih banyak,"Ucap Jaejoon berbinar-binar, Yunho tersenyum sambil mengeratkan rangkulannya seposesif mungkin, Jaejoong dengan manjanya merebahkan kepalanya di bahu kekar Yunho menyalurkan segenap rasa cinta dan terima kasihnya yang mendalam pada calon suaminya ini.

"Apa kau sudah puas? Apa kita harus kembali ke Korea? Sebentar lagi kita akan menikah aku takut kau kelelahan,"Ucap Yunho setengah berbisik, dalam diam Jaejoong mengangguk mengiyakan,sudah beberapa bulan ini mereka melakukan perjalanan tak biasa hampir ke seluruh negara kecil melakukan petualangan ke tempat-tempat dengan pemandangan indah, hanya berdua. Yunho dan Jaejoong belum menikah, mereka akan menikah 2 minggu lagi, dan saat semua orang sibuk menyiapkan pesta pernikahan, mereka malah asyik berlibur, Jaejoong menyerahkan semuanya pada mamanya Kibum, begitu juga Yunho ia juga menyerahkan segalanya pada Yoorin. Mereka sudah lulus SMA sejak 4 tahun lalu, perpisahan mengharu biru itu membuat banyak para fans mereka menangis pilu karena kehilangan sosok idola yang tak bisa lagi mereka lihat setiap hari, dan itu terjadi selama beberapa tahun kedepan, namun seiring pergantian tahun dan para siswa, semua itu sudah menjadi tidak penting lagi. Setelah memutuskan untuk kuliyah di Amerika Yunho tak sekonyong-konyong pergi begitu saja, ia berusaha keras untuk membawa Jaejoong ikut bersamanya, tapi Kibum dengan tegas layaknya seorang bodyguard melarang keras, ia tak ingin kebersamaannya dengan putranya menjadi begitu singkat. Setelah negosiasi yang panjang Yunho akhirnya menyerah pada Kibum. Tapi ia tak begitu saja pasrah, ia bertekad menyelesaikan kuliyahnya lebih awal, menikahi Jaejoong dan hidup bersamanya. Dan disinilah mereka sekarang, cinta yang terjalin sudah benar-benar kokoh bahkan sangat sulit di goyahkan, dan untuk mencapai sampai bahtera rumah tangga mereka jelas tidak gentar lagi. Meraka saling merangkul bahagia dan kebahagiaan yang dulu diimpikan kini menjadi nyata.

They lived happily ever after...

Ooooo

NB : ...

8 tahun kemudian

"Moonbin lihat banyak sekali gadis cantik di sini kan,"

"Em.."jawab Moonbin dingin, Yunho langsung mendecak putus asa

"Hah anak ini membuatku gila, Jung Jaejoong kau benar-benar mewarisinya sifat dinginmu,"Keluh Yunho

"Kau juga mewarisinya sifat temperamentalmu,"Jaejoong tak mau kalah meski nada bicaranya tampak biasa saja

"Kalau begini bagaimana mungkin dia bisa mendapat pacar,"Keluh Yunho lagi,

"Dia masih 7 tahun,dan jangan samakan putra kita dengan sifat burukmu"Sindir Jaejoong dingin, Yunho hanya memutar bola matanya putus asa. Moonbin hanya diam, sama sekali tak tertarik untuk menimpali. Keluarga kecil itu tiba di parkiran sekolah, keluar dari mobil mewah mereka, berjalan beriringan dengan kerennya melewati keramaian yang memandang mereka penuh kekaguman. Sedikit informasi, Jung Moonbin adalah putra tunggal Jung Yunho dan Jung Jaejoong. Begitu tiba di koridor sekolah yang ramai, seketika pandangan para gadis-gadis cilik tertuju pada Moonbin.

"Kyaaaa, Moon Moon..."gadis-gadis kecil yang seharusnya belum mengerti apa-apa kini menjerit kagum, memandang sosok Moonbin. Yunho dan Jaejoong saling pandang tak percaya

"Well, sepertinya yang satu ini juga terwariskan," Ucap Yunho santai, Jaejoong hanya tersenyum tipis. Dan Jung Yunho sepertinya tak perlu khawatir Moonbin tidak akan mempunyai pacar.

Ooooo

"Umma, appa,bagaimana kalau Moonbin nanti jatuh cinta dengan namja?"ucap Moonbin di suatu waktu

"TIDAK!" dengan serempak Jaejoong dan Yunho menjawab, Moonbin hanya tersenyum dingin

"Cuma Bercanda..."Jawab Moonbin sok dewasa

OOOOO

Akhirnya aku tak lagi menulis TBC di akhir paragraf, ini FF pertamaku yang selesai, sekaligus cerita panjang yang berhasil kuselesaikan, terima kasih (bow 90 derajat) ini semua berkat kalian, terima kasih banyak ya

Dan juga Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalani, dan jika dalam FF ini ada kesalahan kata atau menyinggung salah satu pihak mohon di maklumi ya..

Terima kasih