Naruto © Masashi Kishimoto

Summary: Semua yang hilang takkan sepenuhnya hilang. Bisa saja semua itu akan muncul lagi. Namun prosesnya tidak mudah. Mampukah Naruto dan Hinata mengembalikan kisah mereka?

Genre: Romance/Hurt/Comfort/Tragedy

Pairing: Naruto U./Hinata H.

Warning: AU, OOC, typo's, minim describe, bahasa kadang baku kadang nggak etc


a/n:

Hai! Chaki kembali lagi, minna-san ^^

Kali ini Chaki akan publish fic multichap setelah hiatus lumayan panjang~

Inspirasinya banyak sih, dari denger lagu galau, denger cerita temen sampai pengalaman pribadi ^^'

Mohon maaf kalau misalnya isi ceritanya masih pendek. Soalnya Chaki mau tau respon dari minna-san. Makanya Chaki minta reviewnya ya xP

Oke deh daripada Chaki banyak omong lagi, langsung aja Chaki mulai ya chap 1 nya. Happy reading, don't forget to review and please don't flame ^^'

Gak suka? Tinggal cancel/close aja kok repot xP

Chaki no Utau, In~

.

Aku berjanji akan berusaha mengembalikan semuanya. Meskipun tak mudah, aku harus terus berusaha demi kita. Kisah ini masih bisa dipertahankan kalau kamu juga ikut mau mempertahankannya.


Kisah Kita

By: Chaki No Utau

Chapter 1: Kembali


Bandara Narita, 5 Februari…

"Attention. This plane had entered the airport. To all passenger, please check your items before you get off the plane. Thank you."

Suara khas prmugari terdengar di pesawat tujuan Paris-Tokyo itu. Para penumpang yang mendengarnya langsung memeriksa barang bawaan masing-masing, memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal. Setelahnya, para penumpang turun dari pesawat dan menaiki bus airport yang sudah tersedia.

Puluhan penumpang pun turun dari bus dan memasuki wilayah bandara. Mereka langung mengurus imigrasi dan akhirnya bisa dengan tenang keluar dari sana.

Seorang gadis berambut indigo panjang tengah menarik koper hitamnya. Dia juga menenteng tas kecil berwarna lavender polos dengan tali putih panjang. Gadis itu menyebarkan pandangannya untuk melihat siapa yang menjemputnya kali ini.

Sambil berjalan diatas escalator, ia merogoh saku celana katunnya dan mendapatkan selembar foto yang menunjukkan dirinya dan seorang pemuda berambut blonde tengah tersenyum bersama dengan langit senja di pantai sebagai latarnya. Dalam foto itu, pemuda itu merangkulnya dan tangan satunya membentuk pose peace. Sedangkan dirinya juga ikutan berpose sama seperti pemuda yang merangkulnya. Seketika pandangannya jadi sendu melihat senyum sang pemuda yang sangat ia rindukan.

"Tadaima, aku kembali ke jepang. 3 tahun aku berusaha melupakan semuanya tapi kamu masih jelas ada di dalam otakku. Apa kamu merasakan hal yuang sama?" gumamnya lirih dengan tetap memandangi senyum pemuda yang sangat ia sayangi hingga kini.

Tanpa sadar, tiba-tiba foto iyu terjatuh ke lantai. Gadis bernama Hinata ini langsung menunduk untuk mengambil foto itu, namun pandangannya malah menangkap tangan outih yang duluan mengambiknya. Lalu Hinata mendongak dan melihat sejenak sosok gadis bermbut merah marun panjang dengan mata sapphire. Reflek Hinata berdiri.

"Gomennasai,"ucap gadis berambut merah itu dengan sopan. Ia juga mengembalikan foto itu pada Hinata.

"Iie, daijoubu. Arigatou gozaimasu," balas Hinata seraya menerima foto itu dan tersenyum padanya. Mereka sempat bertukar ssenyum ebelum akhirnya gadis berambut merah marun itu pamit pergu dan Hinata juga merasa ada yang memanggilnya.

Hinata melihat ada 2 orang yang sedikit berlari ke arahnya. Seorang pemuda berambut oanjang dengan mata yang sama dengannya serta seorang gadis kecil yang juga memiliki cirri yang sama. Hinata tersenyum pada mereka.

"Nee-chan!" Tanpa ragu si gadis kecil memeluk sosok 'Nee-chan'nya. Hinata tersenyum lalu membalas pelukan sang adik.

"Okaeri, Hinata-sama," ucap sang pemuda dengan nada sopan.

"Ah, iya. Neji nii-san dan Hanabi-chan sudah lama menunggu? Gomen ne," tanya Hinata sambil melepaskan pelukan sang adik.

"Iie, kami juga baru sampai," jawab Hanabi. "Oleh-oleh yang kupesan dibawa semua 'kan, Nee-chan?" Tanya Hanabi dengan antusias.

"Hanabi-sama," Neji geleng-geleng melihat tingkah sang adik sepupu. Hanabi tak peduli dan malah melacarkan tatapan mautnya dan parahnya Neji malah membalasnya juga.

Hinata yang melihat mereka seketika panik, "Sudah-sudah. Aku membawa semua yang kamu pesan, Hanabi-chan. Tapi dibuka kalau kita sudah sampai rumah ya?" Hinata mencoba menenangkan suasana. Tidak lucu kalau 2 orang keluarga Hyuuga terlibat pertengkaran di bandara ini.

Hanabi mengangguk lalu menggandeng tangan Hinata agar segera meninggalkan gedung. Neji makin geleng-geleng melihat tingkah Hanabi dan mengikuti mereka berdua sambil menyeret koper milik Hinata.

~oOo~

Hinata sudah keluar dari gedung bandara. Ia sedang berdiri menunggu Neji yang sednag mengambil mobil serta Hanabi yang sedang membeli minum. Sambil memainkan ponselnya, ia terus setia menunggu 2 orang yang sangat disayanginya ini.

Mobil sedan hitam telah tiba di depan. Hanabi juga sudah kembali dengan membawa 2 botol air mineral. Hanabi langsung memanggil Hinata dan menaiki mobil. Sedangkan Hinata masih saja memainkan ponselnya sambil berjalan menuruni tangga.

Keasikan memainkan ponselnya, Hinata jadi kehilangan keseimbangan ketika menuruni tangga. Dan untungnya ada seseorang yang menolongnya. Ia pun membuka kedua matanya ketika merasa badannya ditangkap seseorang. Seketika mata lavendernya membulat sempurna.

Hinata kaget, sangat kaget. Pemuda yang menolongnya juga demikian. Mereka bertatapan lama. Hinata sangat tidak asing dengan ciri-ciri ini. Seorang pemuda berambut pirang acak, bermata sapphire, memiliki 3 guratan di kedua pipinya serta kulit tan. Pemuda itu juga tak asing dengan Hinata. Sebelum akhirnya mereka tersadar dan Hinata langsung memasuki mobil tanpa bilang terima kasih pada si pemuda. Pemuda itu juga segera menjauh dan menyambut seseorang yang datang.

'Dia… apa dia benar-benar…'

"Nee-chan, ini minumnya," ujar Hanabi pada Hinata yang masih menoleh ke luar mobil.

"Ah, iya. Arigatou, Hanabi-chan," Hinata sadar akan lamunannya dan menerima botol minum pemberian Hanabi sambil membalas senyum. Ia meneguk minumannya dan terus berpikir apakah pemuda yang menolongnya tadi benar-benar sosok masa lalunya.

'Kalau itu benar-benar dia, kenapa tadi dia biasa saja? Apa dia melupakanku?' pikirnya setelah meneguk minumannya. Hinata mencoba untuk melupakan ingatan itu karena ia masih mengakami jet lag. Ia pun mengeluarkan i-pod nya dan memasangkan earphone di kedua telinganya. Dan terdengar lagu bernuansa galau di indra pendengarannya. Kini lagu itu sudah memasuki reff. Hinata mencoba bersenandung.

Baby, why'd you leave me

Why'd you have to go

I was counting on forever, now I'll never know

I can't even breathe

It's like I'm looking from a distance

Standing in the background

Everybody saying he's not coming home now

This can't be happening to me

This is just a dream

(Just a Dream – Carrie Underwood)

~oOo~

Disisi lain pemuda berambut pirang itu masih terdiam setelah Hinata masuk dan pergi menggunakan mobil sedan hitam. Apa benar gadis itu benar Hinata? Apa benar gadis itu adalah sosok masa lalunya yang hilang? Pertanyaan-pertanyaan memusingkan itu kembali hadir setelah kejadian tadi berlangsung.

"Tadaima!" seru seorang gadis dengan antusiasnya. Pandangan si pemuda beralih ke sosok gadis yang tadi dibelakanginta. Ia melihat gadis berambut merah marun dengan mata sapphire tengah tersenyum padanya.

"Okaeri," jawab si pemuda lalu memeluk gadis itu. Tak lama kemudian melepaskannya.

"Sudah menunggu lama?" Tanya si gadis.

"Tidak, aku baru saja datang." Si pemuda menjawab sekadarnya. "Masuklah, tou-san dan kaa-san menunggumu di rumah," ajak si pemuda sambil mengambil alih koper hitam di tangan si gadis.

"Ha'i!" jawab si gadis lalu segera memasuki mobil berukuran sedang berwarna hitam. Sementara sang pemuda yang sudah memasuki koper kedalam bagasi lalu memasuki mobil dengan pertanyaan masih memenuhi kepalanya.

'Apa benar itu kamu, Hinata?'

To be continued

Chaki no Utau, Out~