Title : Day by Day

Pairing : KyuSung (as always) ^^ Slight! YeWon

Cast : Kyuhyun, Yesung, Siwon, and other Super Junior members

Rate : T

A/n : Yosh~! Saya kembali dengan ff KyuSung yang lain. FF saya kali ini terinspirasi dari lagu Haru Haru milik Big Bang. Oh ya, di ff ini ceritanya masih ada uri leader, Leeteuk dan Yesung masih di dorm ya. ^^ Sudahlah, langsung saja ke cerita^^

.

.

.

.

Happy Reading! ^^

.

.

.

.

Liquid bening itu mulai membuat jalan di pipi chubby Yesung. Namja manis itu –Yesung– melihat Kyuhyun, kekasihnya dan benda yang dipegang oleh Kyuhyun bergantian. "Hiks..." isakan itu keluar dari bibir cherry Yesung.

Hey! Tunggu dulu! Apakah ada diantara kalian yang mulai berpikir bahwa Cho Kyuhyun menyakiti seorang Kim Yesung? Oh, ayolah. Menyakiti namja manis itu adalah hal terakhir yang akan Kyuhyun lakukan di dunia ini. Dan namja bermarga Cho itu yakin, jika dia menyakiti Kim Yesung, maka otaknya sudah tidak waras lagi.

Jemari Kyuhyun terulur, menghapus liquid bening yang masih mengalir dari onyx indah Yesung. "Baby, mengapa kau menangis?" tanya Kyuhyun. "Kau tidak suka?"tanya Kyuhyun lagi. Yesung langsung menggeleng cepat.

"Aku terharu... hiks." kata Yesung, masih dengan terisak. "Aku pasangkan ya, baby?" tawar Kyuhyun. Dan namja manis di depannya hanya membalas dengan anggukan. Kyuhyun pun langsung memasangkan cincin berwarna hitam itu ke jari manis Yesung.

"Kyunnie..." kata Yesung pelan setelah Kyuhyun selesai memasangkan cincin berwarna hitam itu ke jarinya. Beberapa tetes air mata masih ada di pipi chubby-nya. "Baby, mengapa kau masih menangis, eoh?" tanya Kyuhyun.

Yesung tidak menjawab, namun langsung mengecup bibir namjachingu-nya singkat. Tetapi belum sempat Yesung menjauhkan bibirnya dari bibir Kyuhyun, Kyuhyun sudah menahan tengkuk Yesung, memperlama ciuman mereka.

Kyuhyun melumat bibir cherry itu cukup lama. Mengajak lidah Yesung untuk bertarung, walaupun sudah jelas bahwa dia akan keluar sebagai pemenangnya. Saliva mereka tercampur dalam ciuman panas itu.

Kyuhyun tersenyum tipis dan singkat dalam ciuman tersebut, tersenyum akan rasa manis yang benar-benar menjadi candu untuknya. Hingga pasokan udara menjadi faktor mengapa ciuman mereka harus dihentikan.

Ketika ciuman mereka terlepas, Kyuhyun langsung membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya, membuat semburat merah muda tipis terlihat di pipi chubby Yesung. "Aku akan melamarmu, baby. Secepatnya. Aku berjanji." kata Yesung sambil mengeratkan pelukannya.

Mata Yesung membulat sempurna, namja manis itu melonggarkan pelukannya pada Kyuhyun. "Jinjja-yo, Kyunnie?" tanya Yesung tidak percaya. "Tentu, baby." ucap Kyuhyun dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya.

Yesung pun kembali memeluk Kyuhyun dengan erat. "Saranghaeyo Kyunnie." ucap Yesung. Kyuhyun tersenyum. "Nado, baby. Nado saranghaeyo,"

Sementara itu, tiga pasang mata tengah melihat kejadian itu dari ruang makan dorm superstar itu. Dan sepasang obsidian melihat kejadian itu dengan pandangan penuh luka. Walaupun pemilik obsidian itu masih mencoba untuk tersenyum. Yang tentu saja, menjadi senyum yang sebenarnya menyembunyikan seribu luka.

"Siwon-ah," panggil Donghae pada Siwon, namja pemilik obsidian yang tengah memandang dua orang yang tengah bermesraan di ruang tengah dorm Super Junior itu dengan pandangan terluka.

Tanpa harus menengok, Siwon pun sudah tahu siapa pemilik suara yang sudah sering dia dengar selama kurang-lebih delapan tahun terakhir ini. "Ne, Donghae-ah?" balas Siwon pada Donghae.

"Apakah kau akan terus membiarkan hal ini terjadi?" tanya Donghae. Siwon tetap pada tempatnya, tidak berminat untuk memutar tubuhnya dan menatap lawan bicaranya. "Dia terlihat begitu bahagia, bukan?" tanya Siwon.

Terdengar jelas bahwa namja perfect itu sedang mencoba untuk mempertahankan suaranya senormal mungkin. Senyum ambigu menghiasi wajah tampannya. "Siwon-ah," panggil sebuah suara yang lain, dan lagi-lagi Siwon tahu siapa yang memanggilnya tanpa harus menengok, Eunhyuk, suara itu adalah suara Eunhyuk.

Siwon tidak membalas, tahu bahwa Eunhyuk belum menyelesaikan kalimatnya.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, Siwon-ah? Berhentilah menyakiti dirimu sendiri." ucap Eunhyuk. Siwon menghela napasnya.

"Apa yang kau maksud? Berhenti untuk melihat mereka berduaan? Mungkin aku mulai mencobanya. Tak bisa kupungkiri rasanya memang begitu sakit." Jeda sejenak. "Namun berhenti mencintai Yesung? Bagaimana aku bisa melakukannya?" tanya Siwon.

Siwon memutar badannya, menatap Eunhyuk dan Donghae yang tengah menatapnya khawatir. Siwon menghela napasnya pelan. "Jangan memintaku untuk berhenti mencintai Yesung hyung, karena kalian bahkan sudah menyadarinya jika aku tidak akan pernah bisa melakukannya." kata Siwon.

Setelah mengatakan hal itu, namja tampan itu pun langsung berlalu meninggalkan Eunhyuk dan Donghae yang menatap fokus ke depan.

Eunhyuk pun mengalihkan pandangannya ke Donghae. "Love is complicated, isn't it?" tanya Eunhyuk. Donghae pun juga mengalihkan pandangannya ke Eunhyuk. Dan Donghae tersenyum penuh arti pada Eunhyuk. Memberikan jawaban yang ambigu. Eunhyuk mengangkat satu alisnya, pertanda menantikan jawaban pasti.

"Yeah." kata Donghae, masih dengan senyum penuh arti yang melekat di wajah tampannya.

"It is."

.

.

.

^chokimlatte15^

.

.

.

Sepasang caramel milik Kyuhyun dan onyx milik Yesung saling bertatapan. Tubuh kekar Kyuhyun pun memeluk tubuh mungil Yesung, menyalurkan kehangatan pada namja yang sedang di peluknya. Kyuhyun sedang membelai suari hitam namja manis yang sedang bersandar di dada bidangnya dengan lembut.

Ah, mereka sangat menyukai posisi ini. Posisi dimana Yesung bisa bermanja-manja pada Kyuhyun, yang dengan senang hati memanjakan Yesung. Kyuhyun mulai mengecupi puncuk kepala Yesung dengan lembut.

Kecupan Kyuhyun mulai turun ke dahi dan pipi chubby Yesung. Membuat wajah Yesung memerah. Kyuhyun pun mulai menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Yesung. Hidung mancungnya dia tempelkan di leher jenjang namjachingu-nya.

Kyuhyun menghirup dalam-dalam aroma vanilla yang menjadi aroma khas Yesung. Dikecupinya leher itu. "Kyu..." keluh Yesung menjauhkan bibir tebal Kyuhyun dari lehernya. Kyuhyun terkekeh kecil melihat betapa merahnya wajah namja yang telah mencuri hatinya tersebut.

Kyuhyun menyukai hal ini, pipi Yesung yang memerah, membuatnya berkali-kali lipat lebih manis dan menggemaskan. Ingin rasanya dia 'memakan' namja di depannya ini sekarang juga.

Namun tiba-tiba suasana romantis itu rusak akibat rasa sakit di kepala mendera Yesung. Namja manis itu pun refleks memegang kepalanya. Rasa sakit yang cukup untuk membuatnya kesakitan, namun terjadi hanya dalam sekejap.

*Yesung's Pov*

Akh! Sial! Lagi-lagi rasa sakit di kepalaku ini mendera, menghancurkan momen romantisku dengan Kyuhyun saja. Namun rasa sakit itu hanya berlangsung sebentar, sekitar sepuluh atau lima belas detik saja.

Akhir-akhir ini aku memang sering merasakan pusing di kepalaku. Sebenarnya rasa sakit itu bisa kutahan, hanya saja datangnya cukup tiba-tiba hingga membuatku kaget. Aku pun sebenarnya tidak terlalu peduli pada hal itu.

Maksudku, rasa sakit ini bukanlah masalah besar. Aku menganggapnya ini mungkin adalah semacam efek samping dari jadwalku belakangan ini yang cukup padat. Intinya, mungkin ini hanya karena aku kelelahan.

Aku pun membuka mataku yang tadi sempat tertutup ketika rasa sakit itu menyerang. Hal pertama yang aku lihat adalah wajah super khawatir dari namjachingu-ku, Cho Kyuhyun. Aku menghela napas. Akibat rasa sakit sekejap tadi Kyuhyun pasti akan jadi overprotective padaku minimal untuk seminggu ke depan.

"Baby!" pekiknya. Benar, kan? Sudah kubilang dia akan menjadi sangat berlebihan-_-.

*End Yesung's Pov*

"Baby!" pekik Kyuhyun ketika Yesung membuka matanya. Sementara namja di depannya hanya memandang Kyuhyun dengan raut wajah bosan. "Kau kenapa?" tanya Kyuhyun.

"Hm? Memangnya aku kenapa?" tanya Yesung sambil memiringkan sedikit kepalanya, berusaha terlihat imut di depan kekasihnya sehingga kekasihnya lupa akan ke-khawatirannya. Namun nampaknya hal itu tidak berlaku untuk Kyuhyun saat ini.

"Baby, serius. Apa yang terjadi padamu?" kata Kyuhyun masih dengan nada paranoid. "Nan gwenchana. Aku tidak apa-apa. Memangnya ada apa?" tanya Yesung. "Stop lying, baby! Tidak mungkin kau baik-baik saja. Kau terlihat sangat kesakitan tadi." selidik Kyuhyun.

"Yak! Kyunnie. Aku baik-baik saja. Mungkin ini hanya karena aku sedikit kelelahan. Hanya dengan tidur semua akan kembali baik-baik saja." kata Yesung. "Kelelahan?"

"Kalau begitu aku akan meminta manager hyung untuk merenggangkan jadwalmu dari sekarang hingga seminggu ke depan. Dan kau harus tinggal di dorm besok." ultimatum Kyuhyun. "M-mwo? Yah! Kyuhyunnie. Aku bisa mati bosan jika hanya berdiam diri di dorm." keluh Yesung.

"Kau tidak akan mati hanya karena diam di dorm, baby. Ini juga demi kesehatanmu. Sudahlah jangan protes." putus Kyuhyun. Yesung mem-poutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya, membuat pipinya terlihat semakin chubby.

Kyuhyun pun tertawa kecil, sebelum akhirnya bibir tebal miliknya melumat bibir tipis Yesung. Yesung pun sebenarnya kaget akan ciuman tiba-tiba dari Kyuhyun, namun Yesung tetap mengikuti alur ciuman dari Kyuhyun.

Ciuman itu hanyalah lumatan singkat, yang hanya di dasari atas rasa cinta satu sama lain. Setelah ciuman itu terlepas, Kyuhyun pun mengecup dahi Yesung sangat lama, membawa tubuh mungil itu ke pelukannya sebelum akhirnya kembali mengecup surai hitam itu berkali-kali, memberikan kenyamanan pada Yesung.

"Aku tahu jika kau berpikir bahwa aku berlebihan, baby." kata Kyuhyun. Yesung mendongak, berusaha menatap caramel Kyuhyun. Yesung hanya terdiam, membiarkan Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya.

"Aku hanya tidak ingin kehilanganmu, baby. Itu saja." jelas Kyuhyun. Kedua sudut bibir Yesung pun tertarik, membentuk senyuman manis. "Ne, arraseyo." ucap Yesung mengerti.

"Saranghae, Kyunnie." lanjut Yesung.

"Aku yakin tanpa aku harus mengatakannya pun kau sudah tahu jika aku benar-benar mencintaimu, baby." balas Kyuhyun seraya mengeratkan pelukannya pada namja yang sangat dicintainya itu.

.

.

.

^chokimlatte15^

.

.

.

Pagi itu, dorm superstar kita –Super Junior– terasa cukup –sangat– ramai. Hal itu adalah karena fakta bahwa para member sedang sarapan, dan seperti biasa, sarapan mereka diwarnai dengan kegaduhan yang membuat leader mereka, Leeteuk pusing karenanya.

Selain karena sekarang adalah jam sarapan, faktor lain yang mendukung kegaduhan ini adalah karena para member yang mempunyai jadwal masing-masing sibuk mempersiapkan segala hal untuk kegiatan mereka pada hari ini.

Dan nampaknya dua orang di meja makan yang merupakan art of voice dan maknae Super Junior semakin membuat kegaduhan dengan perdebatan 'kecil' mereka.

"Kyunnie..." rengek sang namja manis pada sang namja tampan. Sementara si namja tampan masih saja menggeleng tegas.

"Sudah berapa kali kubilang, baby. Tidak boleh. Ingat yang kukatakan tentang tidak boleh terlalu lelah? Ini juga demi kesehatanmu, baby." jelas Kyuhyun. "Tapi, Kyunnie... Hari ini aku harus rekaman OST untuk drama yang akan dirilis bulan depan." kata Yesung memelas.

"Baby, kau sudah beruntung aku tidak meminta manager hyung untuk mengosongkan jadwalmu selama seminggu penuh. Lagipula, kau sendiri bilang bahwa drama itu baru akan dirilis bulan depan. Memang kau tidak bisa menunda waktu rekamanmu, baby?" tanya Kyuhyun.

"Tapi Kyu-" "Sudahlah." Shindong yang baru bergabung di meja makan menghentikan perdebatan Kyuhyun dan Yesung. "Berhentilah berdebat. Apakah kalian tidak melihat member lain yang terganggu dengan perdebatan kalian? Dan kau, Kyu. Berhentilah bersikap berlebihan." kata Shindong.

Baru saja sang maknae akan meledak ketika sang leader buru-buru mengoreksi kalimat Shindong. "Maksud Shindong adalah, ini hanya rekaman OST, Kyu. Rasanya tidak apa-apa. Toh Yesung juga penyanyi yang baik, pasti Yesungie bisa menyelesaikannya dengan cepat." kata sang leader.

"Ne, Kyu. Apa yang dikatakan Teukie hyung benar. Ini hanya rekaman OST yang singkat." imbuh eternal maknae, Ryeowook.

Kyuhyun pun menatap Yesung yang kini sedang memohon kepadanya dengan onyx-nya yang membuat puppy eyes. Kyuhyun pun menghela nafasnya. "Baiklah." kata Kyuhyun pada akhirnya.

"Tetapi, jaga dirimu, baby. Jangan sampai terjadi apa-apa." kata Kyuhyun. Yesung mengangguk. "Arraso, Kyunnie!" kata Yesung yang langsung menghambur ke pelukan Kyuhyun. Member yang lain hanya memutar bola matanya bosan. Sudah terlampau sering pasangan tersebut memberikan drama gratis untuk mereka.

Semua member pun kembali konsentrasi pada makan pagi mereka. Semua, keculi sepasang obsidian dan onyx milik Eunhyuk dan Donghae. Kedua namja itu tengah menatap seseorang dengan pandangan khawatir. Choi Siwon.

.

.

.

^chokimlatte15^

.

.

.

Matahari bersinar begitu menyengat, tentu saja, sekarang tepat pukul dua belas siang. Dorm Super Junior terasa begitu sepi karena hanya ada dua orang di dalamnya.

Yaitu si namja manis, Yesung yang sebenarnya sebentar lagi akan berangkat menuju studio rekaman untuk keperluan OST. Dan satu lagi, secara mengejutkan si namja tampan, Siwon yang memang sedang meliburkan diri dari aktifitasnya yang padat.

"Siwon-ah," panggil si namja manis pada Siwon di ruang tengah. Yang dipanggil pun datang menghampiri namja manis tersebut,Yesung. "Ne, hyung?" tanya Siwon.

"Aku pergi dulu ya, kau tidak apa-apa kan sendiri?" tanya Yesung. Siwon terkekeh kecil. "Tentu saja, hyung." kata Siwon. Yesung pun tersenyum, membuat Siwon lupa caranya untuk bernafas dalam beberapa saat. Namun tiba-tiba namja tampan itu sadar akan sesuatu.

Yesung baru akan keluar dari dorm ketika suara baritone yang tak selembut miliknya itu kembali terdengar di telinganya. "Eh, hyung.." panggil Siwon.

Yesung pun kembali berbalik untuk menatap lawan bicaranya. "Ne? Ada apa, Siwon-ah?" tanya Yesung. "Bukankah mobil hyung sedang rusak?" tanya Siwon. "Yeah, begitulah." jawab si namja manis.

"Kalau begitu aku saja yang mengantarkan hyung ke studio, ya?" tawar Siwon yang dibalas gelengan cepat oleh Yesung. "Tidak perlu, Siwon-ah. Lagipula kau meliburkan diri kan juga untuk bersantai, bukan untuk mengantarkanmu. Aku akan merepotanmu." tutur Yesung.

"Kau tidak merepotkanku, hyung-" Baru saja Siwon akan menyelesaikan kalimat ketika hyung manis-nya itu langsung memotong kalimatnya.

"Aku harus segera pergi. Tetapi terima kasih tawaranmu, Aku pergi dulu, Siwon-ah." kata Yesung, buru-buru keluar dari dorm mereka.

Membuat Siwon mematung di tempatnya untuk beberapa saat. Kemudian Siwon yang sebenarnya baru akan beranjak untuk mengambil kunci mobilnya pun hanya bisa menghembuskan napas berat. Benar-benar hyung yang keras kepala.

.

.

.

.

^chokimlatte15^

.

.

.

Yesung adalah seorang penyanyi profsesional bersuara merdu yang dapat –dengan mudah– menyelesaikan suatu rekaman.

Namun tampaknya hal itu tidak berlaku untuk rekaman kali ini. Ketidak lancaran rekaman ini bukan karena pikiran Yesung yang melayang kemana-mana, kelelahan atau alasan sejenis itu. Yang menyebabkan Yesung harus berkali-kali mengulang rekaman mereka adalah karena rasa sakit itu datang lagi.

Yeah, rasa sakit di kepalanya seperti kemarin. Hanya saja kali ini lebih sakit dan lebih lama menyerang kepalanya.

"Yesung-ssi." panggil Mr. Jang –produser drama yang meminta Yesung bernyanyi untuk OST drama-nya– ketika melihat Yesung sedkit tidak fokus. "Yesung-ssi." ulang Mr. Jang lagi, sambil menepuk bahu namja manis itu.

"A-ah. Ne, sajangnim?" tanya Yesung ketika rasa sakit di kepalanya sudah mulai berkurang. Mr. Jang menghela napasnya, nampak sedikit jengah.

"Yesung-ssi, kita sudah merekam ini berkali-kali. Tetapi masih saja seperti ini." ucap Mr. Jang membuat Yesung menundukkan kepalanya. "Apakah ada yang menganggumu? Atau kau ingin jadwal rekamanmu diundur saja?" tawar Mr. Jang.

"A-aniyo, sajangnim. Mianhamnida." kata Yesung, buru-buru meminta maaf. "Baiklah, kita akan mencobanya sekali lagi. Aku minta kau lebih berkonsentrasi Yesung-ssi." kata Mr. Jang yang disambut dengan anggukan Yesung. Yesung pun meminta maaf lewat tatapan dari onyx-nya.

Yesung pun kembali mengulang proses rekaman tersebut. Untunglah rasa sakit yang tadi mendera kepalanya sudah berkurang, dan di tengah-tengah rekaman, rasa sakit itu pun hilang. Membuat Yesung lega. Namja manis itu berkali-kali bersyukur dalam hatinya.

"Great job, Yesung-ssi! Inilah yang saya tunggu dari tadi," kata Mr. Jang dengan senyum lebar di wajah tuanya ketika proses rekaman itu benar-benar selesai. Dan bibir tipis Yesung pun ikut membentuk sebuah senyuman tipis.

"Ne, mianhamnida atas ke-tidak profesionalan saya tadi." kata Yesung. Mr. Jang berdecak kecil. "Sudah, tidak apa-apa, toh sekarang sudah ada hasil yang lebih dari sempurna," kata Mr. Jang, masih dengan senyuman.

"Baiklah, kamsahamnida, sajangnim. Saya permisi dulu." kata Yesung. "Ah, Yesung-ssi." panggil Mr. Jang. Yesung pun berbalik untuk menghadap sang produser.

"Kau tidak mau makan siang dulu? Yeah, anggap saja sebagai rasa terima kasih saya karena OST ini," ucap Mr. Jang. Yesung membungkuk kecil. "Ah, mianhamnida, sajangnim. Tetapi saya sedang buru-buru, saya makan di dorm saja." balas Yesung.

Mr. Jang pun mengangguk. "Baiklah, syaa bisa mengerti hal itu. Sekali lagi terima kasih, Yesung-ssi." ucap Mr. Jang. Yesung pun mengangguk sopan.

Sang namja manis itu mengambil jaket dan topinya yang dia gunakan untuk penyamaran tentunya, memsangkannya pada tubuh mungilnya. Ia pun membungkuk hormat pada Mr. Jang dan para staff yang lain sebelum akhirnya melenggang keluar dari studio rekaman terama tersebut.

*Yesung's Pov*

Oh tuhan, lagi-lagi rasa sakit itu datang. Rasanya lebih sakit daripada kemarin –walaupun masih bisa kutahan– dan rasa sakit ini tidak datang sekejap, melainkan cukup lama. Aku memang masih bisa menahan rasa sakit ini, namun harus diakui bahwa rasa sakit ini cukup menganggu proses rekaman ini.

Nampaknya Mr. Jang sudah jengah dengan konsentrasiku yang sudah menguap entah kemana. Mr. Jang pun menegurku, dan menanyakan tentang kesiapanku dalam OST ini. Hhhh... memangnya dia kira mudah untuk bernyanyi di bawah rasa sakit yang menyerang kepala.

Untunglah rasa sakit yang mendera kepalaku itu akhirnya mau 'mengalah' dan berangsur-angsur menghilang. Dan akhirnya –setelah berkali-kali mencoba– rekaman ini pun berakhir dengan sangat baik.

Aku lega. Paling tidak aku sudah menyelesaikan rekaman ini dan bisa pulang dan beristirahat di dorm.

Mr. Jang menawariku untuk makan siang. Namun aku menolaknya. Maaf saja sajangnim, tapi aku benar-benar ingin cepat-cepat ke dorm. Setelah membungkuk sebagai asas kesopanan pada Mr. Jang dan beberapa staff studio rekaman tersebut, aku pun berjalan ke luar dari studio rekaman tersebut.

Setelah keluar dari studio rekaman tersebut, hal yang pertama kali kulakukan tentu saja mencari taxi mengingat aku kesini tanpa mobil.

Entah karena apa, aku merasa cukup lelah. Aku pun duduk di sebuah halte bus yang cukup sepi sambil menunggu taxi yang lewat. Aku sebenarnya cukup menyesali keputusanku mengapa menolak ketika tadi Siwon menawarkanku untuk dia antarkan. Tapi, yasudahlah. Hal itu kan juga aku sendiri yang memintanya.

Aku pun duduk di halte bus itu. Sekitar sepuluh menit, masih belum ada taxi yang lewat. Kalau begini sebenarnya repot juga. Apa aku menelfon Siwon saja? Tapi... ah, Kim Yesung! Kau ini tidak tahu malu sekali. Siwon, 'kan sedang meliburkan diri. Seharusnya dia beristirahat, bukannya direpotkan olehku.

Akupun menunggu lagi. Sekitar lima menit, barulah akhirnya ada sebuah taxi yang lewat. Terima kasih ya tuhan.

Tetapi baru saja aku akan berdiri untuk menyetop taxi itu ketika rasa sakit di kepalaku datang lagi. Namun kali ini lebih sakit dari yang pernah kualami. Aku tidak bercanda. Ini sakit, sakit sekali. Dengan refleks tangan kananku kuletakkan di kepalaku dan jemariku mulai meremas surai hitam kelamku.

Aku berharap rasa sakit ini hanya rasa sakit sesaat, namun nampaknya tuhan sedang tidak ingin mengabulkan permohonanku. Rasa sakit ini masih saja terus menderaku. Ya tuhan. Ini benar-benar sakit.

Siwon. Ya, nama Siwon langsung terlintas di benakku. Ingin rasanya aku segera menelpon namja Choi itu jika tubuhku mampu. Bukan, aku tidak kehilangan kesadaranku. Aku masih sadar, hanya saja tubuhku melemas. Nampaknya aku tidak bisa melakukan gerakan lain selain jari-jari tangan kananku yang masih meremas surai hitamku.

Aku bisa merasakan keringat mulai menetes dari pelipisku. Ya ampun, kepalaku benar-benar sakit. Aku tidak bisa berbuat banyak. Selain berusaha agar aku tetap sadar. Aku hanya dapat berdoa semoga ada orang baik yang mengenaliku dan dapat membantuku.

'Seseorang...'

'Tolong aku.'

*End Yesung's Pov*

.

.

.

^chokimlatte15^

.

.

.

Sementara itu, di dorm Super Junior...

Namja tampan itu hanya bisa berjalan mondar-mandir sendirian di dorm yang terasa begitu sepi. Hanya bunyi detak jarum jam dan terkadang desahan putus asa dari namja tersebut yang terdengar.

Obsidian gelap namja tersebut memancarkan ketakutan, namun kekhawatiran lebih mendominasi di sana. Siwon, namja tampan itu berkali-kali melihat jam yang berada di dinding.

*Siwon's Pov*

Aku tidak bisa melepas obsidian-ku dari jam dinding barang sedetikpun. Dari tadi akupun membawa kakiku untuk mondar-mandir di suatu lingkaran semu. Aku gelisah, khawatir, dan juga takut. Semuanya menjadi satu.

Oh ayolah, siapa yang tidak gelisah jika cinta pertamamu, dan mungkin adalah satu-satunya cintamu tidak segera pulang? Yesung hyung, kau benar-benar membuatku gila! Ini sudah sekitar satu jam dari jadwal pulangnya, dan namja manis itu belum juga kembali ke dorm.

Setengah jam lalu aku berpikir bahwa mungkin Yesung hyung mengalami kesulitan dalam rekamannya. Namun hingga sekarang Yesung hyung belum juga datang. Aku pun sudah mencoba untuk menghubunginya. Bisa, hanya saja dia tidak mengangkatnya.

Baiklah, hal itu semakin membuatku berkali-kali lipat lebih gelisah. Yesung hyung, apakah kau baik-baik saja? Aku benar-benar mencemaskanmu.

Kalian boleh berkata bahwa aku berlebihan dan sejenisnya. Siapa peduli? Semua orang berkata bahwa aku adalah namja tenang yang selalu mencoba berpikir rasional. Namun siapapun bisa seolah kehilangan akal sehatnya ketika menyangkut orang yang mereka cintai.

Aku kembali mentap jam dinding. Oh ya tuhan, waktu berjalan terasa sangat lambat jika dihabiskan untuk menunggu sang pujaan hatiku. Aku menatap pintu dorm. Yesung hyung, tidak bisakah kau membuka pintu dorm tersebut dan membuatku bernafas lega?

Aku mengambil iPhone milikku yang berada di meja yang tidak jauh dari tempatku berdiri. Aku meng-unlocknya, dan seketika terlihat wallpaper iPhone-ku, foto Yesung hyung yang kelewat imut nan manis yang tentu saja aku ambil secara diam-diam terpampang indah di sana.

Aku pun kembali men-dial nomor yang sudah hafal di luar kepala, nomor Yesung hyung untuk yang kesekian kalinya hari ini.

"Angkat hyung... angkatlah..." gumamku kecil. Namun sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padaku. Yesung hyung tidak mengangkatnya. Aku pun men-disconnect panggilanku padanya. Aku menghela napasku kasar.

Aku kembali memandang jam dinding. Akh! Aku tidak bisa terus menunggu dan berharap seperti ini.

Sebelum benar-benar menjadi gila, aku pun langsung berlari menuju kamarku dan mengambil kunci mobilku. Aku akan menjemput namja manis itu. Untunglah aku sempat bertanya pada manager hyung di mana letak studio rekaman tersebut.

Setelah mengambil kunci mobil, aku pun berlari keluar dari dorm Super Junior seperti otang yang kehilangan akal. Persetan dengan orang-orang yang menganggapku aneh. Aku benar-benar khawatir pada Yesung hyung, namja yang –ya ampun, haruskah aku mengatakannya lagi kalau aku benar-benar mencintainya?

*End Siwon's Pov*

Setelah mencapai Audi putihnya, tanpa berlama-lama Siwon langsung tancap gas menuju studio rekaman Yesung.

Siwon mengendarai mobilnya dengan ugal-ugalan. Kecepatannya jelas jauh melampaui rata-rata. Bahkan mungkin sekitar setengah lusin lampu merah diterobosnya. Entah faktor keberuntungan atau faktor kebetulan bahwa mobil mewah Siwon tidak dihentikan oleh polisi.

Namja tampan itu keluar dengan begitu buru-buru dari mobil mewahnya begitu mobil mewahnya terpakir seadanya di halaman parkir studio rekaman tersebut. Namja Choi itu hampir saja masuk dan berlari dalam studio rekaman itu seperti orang gila ketika ekor matanya menangkap sesuatu. Sesuatu yang tampak cukup familiar untuknya.

Siwon pun berbalik untuk memperjelas apa yang baru saja ditangkap oleh ekor matanya. Dan obsidian miliknya membulat sempurna ketika melihat sesuatu yang begitu familiar. Nampak tak berdaya di ujung kursi di halte bus.

Siwon masih dapat mengenali sosok itu. Walaupun sosok itu meringkuk dan tertutupi oleh jaket tebal dan topi untuk menyamar. Ya, Siwon tidak pernah salah mengenali orang yang dia cintai.

Sontak, namja tampan itu pun berlari sekuat tenaga menuju halte bis yang sepi tersebut.

"YESUNG HYUNG!"

.

.

.

.

END or AND?

Saya kembali dengan ff lainnya ^^. Saya tidak ingin terlalu panjang bercuap-cuap. Saya hanya meminta pendapat apakah ff ini harus dilanjutkan atau dihentikan saja? Saya sangat mengharapkan review dari kalian. Terima kasih /deep bow/