"1 minggu..." Gumam Sungjae.

clup!

Minhyuk kembali melempar kerikil ke danau.

"Kenapa cepat sekali?" Gumam Sungjae(lagi).

"Mwo? Kau mengatakan sesuatu?" Tanya Minhyuk.

"Ti...tidak.." Sungjae menggelengkan kepalanya.

'Tinggal 1 minggu ya, kenapa cepat sekali? Perasaan baru kemarin aku dan Minhyuk jadian. Kena-Astaga! Ada apa denganmu Yook Sungjae? Bukankah kau menginginkan untuk cepat berakhir dengan Minhyuk? Tapi, kenapa sekarang...' batin Sungjae.

"Kaja kita pulang, sudah jam setengah 4 sore.." Ajak Minhyuk.

.

.

Love Really Hurt © Reza C Warni

Pair : MinJae, HoonSik, MinHoon

Genre : Hurt/comfort(maybe), romance(maybe)

Type : Shounen-ai, BL

Warning : Typo bertebaran, GaJe, Ide pasaran, dll

Happy reading~

Namja manis itu mengerjap-ngerjapkan matanya. Cahaya menusuk ke matanya. Kesadarannya telah pulih, ia mengerutkan keningnya. Dimana aku?, pikir namja manis itu.

"Kau sudah bangun, jagi?" Namja manis itu kaget. Ia segera menoleh ke samping kirinya. Seorang namja sedang tersenyum manis ke arahnya

"I..Ilhoon...?"

"Hn" namja manis itu melihat ke sekililingnya. Ini di mobil, pikirnya.

Ilhoon keluar dari mobil. Ia kemudian berjalan ke sisi kanan mobil, membukakan pintu untuk Hyunsik-namja manis-. Hyunsik menatap Ilhoon dengan tatapan bingung.

"Kita di mana?" Tanya Hyunsik.

"Di mana saja boleh" jawab Ilhoon.

"Aw!" Ilhoon memegang lengannya yang telah dicubit oleh Hyunsik.

"Aku serius" ucap Hyunsik kesal.

"Sakit, jagi" rengek Ilhoon. Hyunsik memutar bola matanya malas. Ia mendorong tubuh Ilhoon-yang menghalangi jalannya- lalu keluar dari mobil. Hyunsik memandang sekeliling.

"Ini di mana?" Pertanyaan itu kembali terlontar dari bibir Hyunsik.

"Tempat rahasiaku" ucap Ilhoon, "kaja" ia menarik tangan Hyunsik lalu berjalan ke arah pohon yang tidak terlalu jauh dari mereka.

"Wow" gumam Hyunsik sambil memandang kota Seoul yang terlihat jelas dari tempat ini. Ya, Hyunsik dan Ilhoon sekarang berada di bukit.

"Indah, bukan?" Tanya Ilhoon. Mereka segera duduk di bawah pohon.

"Ini indah sekali!" Ucap Hyunsik antusias. Senyum manis terpampang jelas di wajahnya. Ilhoon tersenyum.

"Oh ya, kau tahu dari mana tempat seindah ini?" Tanya Hyunsik.

"Uhm... Dari Minhyuk" jawab Ilhoon sambil memperhatikan raut wajah Hyunsik. Ia hampir saja tertawa terbahak-bahak saat air muka Hyunsik berubah murung, namun ia menahan tawanya.

"Di sini tempat pertama kali aku dan Minhyuk kencan" Ilhoon kembali memanas-manasi Hyunsik. Hyunsik terlihat menghela napas, seperti menahan emosi atau cemburu mungkin?

"di sini tempat aku dan Minhyuk pertama kali ciuman" ucap Ilhoon.

Oh, Jung Ilhoon! Hentikan bualanmu! Apa kau ingin 'bom' kemarahan Hyunsik 'meledak', eoh?

Hyunsik menoleh ke arah Ilhoon, menatap tajam 'kekasih'nya itu.

"Shut up, boy!" Ketus Hyunsik, ia berdiri dari duduknya, "jika kau mengajakku ke sini hanya untuk mengenang kencanmu bersama Minhyuk, lebih baik aku pulang!" Hyunsik segera berjalan meninggalkan Ilhoon.

Ilhoon terkekeh melihat kelakuan Hyunsik, ia segera berdiri lalu mengejar Hyunsik.

Grep!

Hyunsik merasakan sepasang tangan sedang memeluk tubuhnya dari belakang. Tentu saja ia tahu tangan ini milik siapa.

"Kenapa mengejarku? Bukannya kau masih mengenang kencanmu bersama Minhyuk? Ah! Mengapa tadi kau tak ajak Minhyuk saja ke sini? Kenapa kau me-" Ilhoon membalik tubuh Hyunsik dan...

Chu~

Bibir Ilhoon mendarat tepat di permukaan bibir Hyunsik. Hyunsik membulatkan matanya.

"Huumm... Kenapa tidak dari tadi saja aku menciummu? Jika dengan menciummu kau bisa berhenti mengomel" ucap Ilhoon. Wajah Hyunsik memerah mendengar ucapan Ilhoon. Mereka terdiam sesaat, tiba-tiba...

Pletak

Satu jitakan melayang ke kepala Ilhoon.

"Kya! Kau hobi sekali menyiksaku" gerutu Ilhoon.

"Makanya jadi orang jangan menyebalkan!" Ucap Hyunsik lalu berjalan ke arah pohon tadi.

"Tapi kau menyukainya kan?" Tanya Ilhoon sambil mengikuti langkah Hyunsik.

"Menyukai? Menyukai apa?" Tanya Hyunsik sambil duduk di bawah pohon tadi. Ilhoon duduk di samping Hyunsik kemudian merangkul pundak 'kekasih'nya itu. Hyunsik segera menepis lengan Ilhoon.

"Jangan sentuh aku!" Ucap Hyunsik ketus.

"O-oh! Sepertinya Hyunnie cemburu, ne? Kekeke~" Ilhoon mencubit kedua pipi Hyunsik sekilas. Hyunsik tak menjawab, hanya mengerucutkan bibirnya.

Chu~

Ilhoon kembali mengecup bibir Hyunsik, singkat memang. Namun, dapat membuat pipi Hyunsik merona...hihihi

"Yang kukatakan tadi tidak benar. Aku hanya ingin membuatmu cemburu. Oh, dan tentu saja rencanaku berhasil...hahahaha" Ilhoon tertawa. Hyunsik menoleh, menatap tajam Ilhoon.

"Ya! Aw! Sakit! Aw! Ya!...he..hentikan...aw!" Ilhoon berusaha menghentikan Hyunsik yang terus menghujaninya dengan cubitan. Hyunsik tak menghiraukan teriakan kesakitan Ilhoon, ia terus mencubitinya hingga...

Bruk!

Entah bagaimana, sekarang Hyunsik sedang menindih Ilhoon. Mereka saling memandang, dan entah siapa pula yang menghapus jarak di antara mereka, kini bibir mereka kembali bertemu.

Ouh! Betapa so sweetnya mereka ini! Berciuman dengan background matahari terbenam. Ah~ author juga pengen _ *cipok namjachingu author*plaak

~oOo~

Hari kesepuluh

"Minhyukkie, pulang sekolah kami akan ke cafe biasa. Kau mau ikut?" Ajak Peniel.

Minhyuk nampak berpikir sejenak, baru ia ingin menjawab, sebuah suara telah membuat Minhyuk menelan jawabannya.

"Mian, pulang sekolah nanti Minhyuk akan menemaniku ke toko buku" begitulah kira-kira bunyi suara itu. Yaa, Minhyuk tahu itu suara siapa, Yook Sungjae.

"Eh? Ah, baiklah. Huumm~ rupanya kalian berteman dekat.." Ucap Peniel.

"Uhm?" Minhyuk mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Tentu saja, kami kan teman sekelas. Jadi, harus saling mengakrabkan diri" sahut Sungjae. Peniel hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya. Minhyuk menghela napas lega.

~oOo~

"Chingudeul, aku lapar~" ucap Minhyuk dengan tampang memelas.

"Lalu?" Tanya Eunkwang. Minhyuk menatap Eunkwang kesal.

"Kita ke kantin!" Ketus Minhyuk.

"Hahaha... Kaja" ucap Peniel sambil mengacak-acak rambut Minhyuk.

"Hyunsik~ah, Sungjae~ah, kalian tidak mau ikut?" Ajak Minhyuk. Hyunsik dan Sungjae segera berdiri lalu mereka berjalan ke kantin.

At Kantin

"Huumm~, ini enak sekali, beda dari biasanya" ucap Peniel sambil mengunyah makanannya.

"Jinjja? Coba aku rasa" ucap Minhyuk. Peniel menyendokkan makanannya lalu mengarahkan sendoknya di depan Minhyuk. Minhyuk segera membuka mulut, menerima suapan dari Peniel.

"Huuumm~ ne, ini enak" ucap Minhyuk setelah mengunyah makanannya, "lagi" ucap Minhyuk. Peniel tersenyum lalu kembali menyendokkan makanan, namun saat ia akan menyuapi Minhyuk, Sungjae merebut sendok itu lalu mengarahkannya di depan Minhyuk. Minhyuk terdiam-mengerjap-ngerjapkan matanya, ia tersenyum lalu menerima suapin dari Sungjae. Peniel, Eunkwang, Changsub, dan Hyunsik terkejut melihat Sungjae yang-secara kasar- mengambil sendok dari tangan Peniel.

"Peniel~ah, kau pesan makanan lagi saja, ini untuk Minhyuk" ucap Sungjae sambil menyuapi Minhyuk.

"Eoh? Ti..tidak, aku sudah kenyang" jawab Peniel sambil meminum jus alpukat pesanannya. Changsub, Eunkwang dan Hyunsik kembali makan.

"Eh, Ilhoon kemana? Biasanya dia sudah lama berada di sini?" Tanya Eunkwang, ia kemudian meraih jus mangganya.

"Uhm? Tadi dia sms, katanya dia ada urusan dengan ketua osis" jawab Minhyuk. Ia baru saja menghabiskan makanan-Peniel-nya.

"Apakah kau sering menyuapi Minhyuk?" Tanya Sungjae sambil melirik Peniel.

"Hahaha... Jika sifat manjanya Minhyuk kambuh" jawab Peniel. Sungjae mengangkat sebelah alisnya.

"Tadi kau kenapa? Tiba-tiba merebut sendok dariku. Kau cemburu ya?" Tebak Peniel.

Deg!

O-oh! Sepertinya tebakan Peniel tepat sasaran! Lihatlah gelagat Yook Sungjae yang salting mendengar ucapan Peniel.

Changsub, Eunkwang, Minhyuk, dan Hyunsik langsung memandang Sungjae.

"Ce..cemburu?" Tanyanya. Minhyuk tersenyum lalu mengangguk dengan semangat.

"Iya. Apa kau cemburu?" Tanya Minhyuk. Sungjae terdiam. Peniel yang memang duduk di samping Sungjae langsung merangkul Sungjae.

"Kuperingatkan, kau jangan menyukai Minhyuk! Karena bagaimanapun juga Minhyuk telah menjadi milik Ilhoon" ucap Peniel.

'Begitukah?' Batin Sungjae. Seringaian terlihat jelas di wajah tampannya, 'aku akan memberitahu kalian siapa sebenarnya pemilik Lee Minhyuk, tapi tidak sekarang' lanjut batin Sungjae.

~oOo~

"Kau serius mengajakku ke toko buku?" Tanya Minhyuk. Sungjae nampak berpikir.

"Tidak" jawab Sungjae.

"Ya sudah, aku pulang duluan. Ilhoon menungguku di gerbang. Aku pulang, annyeong" Minhyuk baru mau melangkah, namun tangannya ditahan oleh Sungjae. Minhyuk menoleh.

"Ada apa?" Tanya Minhyuk.

"Kita... Uhm..." Sungjae menggerak-gerakkan matanya gelisah, "kencan" lanjutnya. Minhyuk mengerjap-ngerjapkan matanya, menambah kesan imut padanya yang sudah memangnya imut *plaak

"Kapan?" Tanya Minhyuk antusias.

"Tahun depan" jawab Sungjae ketus. Minhyuk manyun.

"Tahun depankan kita tidak bersama lagi" jawab Minhyuk lesu. Sungjae mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?" Tanya Sungjae bingung. Minhyuk menghela napasnya.

"Kau memang pelupa-" Sungjae ingin marah saat mendengar Minhyuk mengatakan itu, namun diurungkannya saat mendengar ucapan Minhyuk, "ingat! Kita hanya 16 hari, hari ini hari kesepuluh"

"Kaja," Sungjae langsung menarik tangan Minhyuk, meninggalkan kelas yang sudah kosong.

~oOo~

"Kita mau kemana lagi?" Tanya Hyunsik. Ilhoon hanya tersenyum, ia masih fokus dengan jalanan. Hyunsik memutar bola matanya malas.

"Aku tak butuh senyumanmu tuan Jung" jawab Hyunsik malas. Benarkah Lim Hyun Sik? Tapi kenapa tiap malam kau selalu membayangkan senyum seorang Jung Il Hoon, eoh?

"Jinjja?" Tanya Ilhoon sambil fokus dengan jalanan.

"Hn. Jawab aku, kita mau kemana?" Tanya Hyunsik kesal.

"Aku lapar~, temani aku makan" ucap Ilhoon seraya memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran mewah.

"Kenapa tidak makan di rumah saja?" Tanya Hyunsik.

"Sirheo! Kita makan di sini saja, sekalian kencan" Ilhoon mengedipkan sebelah matanya ke arah Hyunsik lalu keluar dari mobil. Membukakan pintu mobil di bagian Hyunsik.

"Silahkan keluar, jagi" ucap Ilhoon sambil membungkuk hormat. Hyunsik mendelik. Wajahnya memerah, ia segera keluar dari mobil.

Hyunsik bernapas lega saat menyadari bahwa tak ada orang yang melihat Ilhoon berusan.

"Kaja" Ilhoon menggenggam tangan kanan Hyunsik, menariknya memasuki restaurant.

.

.

"Kau pesan apa?" Tanya Ilhoon yang memperhatikan Hyunsik yang sedang melihat-lihat menu makanan yang ada di buku menu itu.

"Uhm, aku pesan Spaghetti dan orange juice" ucap Hyunsik. Pelayan yang sejak beberapa menit yang lalu berdiri di samping mereka segera mencatat pesanan Hyunsik.

"Aku pesan salad dan juice avocado" ucap Ilhoon. Pelayan itu segera mencatat pesanan Ilhoon lalu berkata, "pesanan tuan akan segera datang, permisi" pelayan itu membungkuk lalu meninggalkan Ilhoon dan Hyunsik.

Mereka berdua terdiam. Tak ada yang mau memulai percakapan. Ilhoon sibuk mengutak-atik ponselnya sementara Hyunsik sibuk memainkan jari-jarinya. Keadaan hening menemani mereka hingga seorang pelayan yang membawa pesanan mereka menghampiri mereka.

"Permisi, pesanan tuan telah datang" ucap pelayan itu seraya menaruh pesanan Ilhoon dan Hyunsik di atas meja. Setelah itu pelayan itu mengatakan "selamat menikmati, permisi" membungkuk sejenak lalu meninggalkan meja nomor 7 itu.

"Selamat makan" ucap mereka bersamaan. Keadaan kembali hening, hanya bunyi sendok dan garpu yang saling beradu dengan piring. Ilhoon yang memang terbiasa dengan keadaan hening saat makan menganggap hal itu adalah hal yang wajar sementara Hyunsik bergelayut dengan pikirannya. Ia tak suka keadaan hening, tapi ia juga tak tahu harus memulai percakapan dengan topik apa.

.

.

Setelah makan Hyunsik dan Ilhoon segera membayar makanan mereka di kasir lalu keluar dari restaurant itu. Mereka memasuki mobil Ilhoon.

Selama di perjalanan keadaan di sekitar mereka kembali hening, hanya suara mesin mobil dan mobil-mobil yang berlalu lalang. Keadaan itu berlangsung tak cukup lama karena ponsel Hyunsik berdering. Hyunsik segera mengangkat telpon tersebut.

"Yeobeoseyo" sapa Hyunsik. Ilhoon melirik Hyunsik sekilas lalu kembali fokus dengan jalanan.

"..."

"Di mana?"

"..."

"Ah, baiklah. Aku akan menjemputnya"

"..."

"Bye~"

Tuut~ tuut~

Sambung terputus.

"Siapa?" Suara Ilhoon terdengar.

"Eomma-ku" ucap Hyunsik.

"Ada apa?" Tanya Ilhoon.

"Beliau menyuruhku menjemput Hyunra di taman" ucap Hyunsik. Hyunra adalah adik perempuan Hyunsik, umurnya 14 tahun.

"Di mana?" Tanya Ilhoon.

"Di taman xxx" ucap Hyunsik.

"Baiklah"

~oOo~

"Untuk apa kita ke sini?" Tanya Minhyuk sambil mendudukkan pantatnya di kursi panjang bercat putih itu. Sungjae duduk di samping Minhyuk. Mereka sekarang berada di taman. Di situ dipenuhi oleh anak-anak SMP yang entah sedang apa mereka di sini, yang jelas mereka sedang bersama guru pembimbing.

"Ada yang kukatakan" ucap Sungjae.

"Apa?" Tanya Minhyuk penasaran.

Sungjae tiba-tiba menjadi gugup. Keringat dingin mengalir di tubuhnya, dada berdetak secara tak beraturan. Iris matanya bergerak gelisah.

'A...aku harus memantapkan hatiku dan menjujurkan perasaan yang sebenarnya aku rasakan. Ta...tapi... A...aku masih bingung dengan perasaanku sendiri. Aku tak tahu kebenaran hatiku' batin Sungjae.

Ia melirik ke arah Minhyuk sekilas sementara Minhyuk terus menatap Sungjae.

"Katakanlah" suruh Minhyuk. Sungjae menghela napas. Sungjae menghadapkan tubuhnya ke arah Minhyuk. Ia menatap mata Minhyuk, Minhyuk membalas tatapan Sungjae. Mereka saling bertatap cukup lama, tenggalam dalam iris mata lawan tatapnya.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Minhyuk, tatapannya tak pernah lepas dari iris kelam Sungjae.

'Aaarrrggghhttt~!' Batin Sungjae.

Sungjae menarik kepala Minhyuk agar mendekat ke arahnya dan dengan secepat kilat bibir Minhyuk dan Sungjae bersatu. Minhyuk membulatkan matanya, ia masih shock dengan perlakuan Sungjae yang tiba-tiba. Sementara Sungjae menutup kedua matanya, melumat bibir Minhyuk, merasapi bibir manis-menurut Sungjae- itu. Minhyuk mulai menutup matanya dan membalas ciuman Sungjae. Mereka saling melumat. Bersyukurlah, murid-murid SMP tadi telah pergi ke bagian taman yang lain, taman ini begitu luas.

~oOo~

"Kau tunggulah di sini. Aku akan mencari Hyunra" ucap Hyunsik lalu keluar dari mobil Ilhoon. Ia berlari memasuki taman itu, mencari-cari sosok adik perempuannya. Ia berlari ke bagian barat taman, namun ia tak melihat sosok adiknya. Ia kembali berlari ke bagian timur taman, namun hasilnya sama, ia tak menemukan adiknya. Tapi ada satu hal yang membuat Hyunsik mematung di tempatnya. Matanya menajam sosok sepasangan kekasih yang tengah bercumbu itu. Matanya membulat saat menyadari bahwa sepasangan manusia itu adalah teman sekelasnya, Minhyuk dan Sungjae.

"Ya! Lim Hyun Sik! Aish! Haah...haah...haah... Kau...ternyata cepat juga berlari. Aku sampai tak bisa...haah...mengejarmu..." Ilhoon mengatur napasnya. Ilhoon mengerutkan keningnya melihat Hyunsik yang berada di depannya masih mematung, 'ada apa dengannya?' Batin Ilhoon. Ilhoon segera mengikuti arah pandang Hyunsik. Matanya membulat, astaga! Apa yang ia lihat sekarang ini adalah kenyataan? Minhyuk menghianatinya, oh tidak mungkin!

Dengan penuh amarah lelaki bermarga Jung itu berjalan ke arah Minhyuk dan Sungjae. Ia berdi tepat di depan bangku yang di duduki Minhyuk dan Sungjae.

"Ehem! .Hyuk" ucap Ilhoon penuh penekanan. Minhyuk segera mendorong tubuh Sungjae lalu menoleh. Matanya membulat kala menemukan sosok namjachingu-nya yang menatap penuh amarah ke arahnya. Sungjae ikut memandang Ilhoon, ia tak mengeluarkan ekspresi apapun-datar.

"Hoo...Hoonie..." Ucap Minhyuk. Ilhoon menyeringai.

"Jadi begini kelakuanmu saat aku tak bersamamu?" Tanya Ilhoon sinis dengan smirk-nya.

"Hoonie~ah, I...ini..." Minhyuk kelabakan, otaknya berfikir keras, mencari kata-kata yang tepat.

"Cih! Aku tak menyangka kau akan menghianatiku" ucap Ilhoon, "sudah berapa lama kau dengannya?" Tanyanya. Minhyuk menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. Ilhoon menarik napas kesal.

"Aku tanya! Sudah berapa lama kau dengannya?" Bentak Ilhoon. Minhyuk terkejut, semarah-marahnya seorang Jung Il Hoon, ia takkan pernah membentak.

"Jangan membentaknya!" Balas Sungjae. Ilhoon menatap remeh ke arah Sungjae.

"Cih! Kalian berdua benar-benar! Argh!" Ilhoon menendang angin lalu pergi dari hadapan Minhyuk dan Sungjae. Sepeninggal Ilhoon, Minhyuk mulai menangis. Minhyuk menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya, bahunya bergetar. Ia tak menyangka akan kedapatan seperti ini.

"Sudahlah, uljima" Sungjae memeluk bahu Minhyuk. Berusaha menenangkan 'kekasih'nya itu.

Hyunsik melihat semua kejadian itu, ia tak bergeming dari tempat. Ia lebih baik melihat kejadian itu daripada turut campur dalam masalah ini. Jujur saja ia sendiri cukup terkejut saat mengetahui Minhyuk ternyata menduakan Ilhoon. Ia pikir hanya Ilhoon yang berpaling, ternyata Minhyuk juga. Aaah~ sekarang ia sangat bingung!

"Lebih baik aku mencari Hyunra saja" gumam Hyunsik.

.

.

"Shit!" Ilhoon memukul stir mobil-nya. Ia tak pernah membayangkan seorang Lee Minhyuk akan menghianatinya. Ia bersandar pada sandaran mobil, mengusap wajah dengan gusar menggunakan kedua tangannya.

"Aarrggh!" Teriakan frustasi keluar dari mulut Ilhoon. Kenapa setengah hati-nya merasa sakit? Ah, dilain sisi hatinya Ilhoon mencintai Minhyuk dan di sisi lain hatinya Ilhoon juga mencintai Hyunsik. Hati yang mencintai Minhyuk sekarang sakit, hancur berkeping-keping, aaarrggh!

Ilhoon berharap Hyunsik takkan menduakannya! Orang akan berpikir bahwa Ilhoon adalah lelaki yang lemah atau Ilhoon seperti uke, tapi apa kalian lupa bahwa seorang seme juga memiliki hati dan hatinya itu bisa saja seperti hati Ilhoon-terbagi antara Hyunsik dan Minhyuk-. Adakalanya sisi lemah seorang seme akan terlihat disaat-saat seperti ini.

Kau pikir hanya kau yang merasakan itu Jung Ilhoon? Cih! Lambat laun Minhyuk juga akan merasakannya dan itu juga karena dirimu Jung Il Hoon! Apa kau lupa, eoh? Sekarang kau juga sedang menduakan Minhyuk.

~oOo~

Isakan tangis terus keluar dari namja itu. Kejadian yang membuatnya terkejut dan merasa menyesal itu terjadi 3 jam yang lalu. Dan namja manis itu telah menangis selama 3 jam. orang tua-nya bahkan kekasihnya-Sungjae- telah membujuknya untuk berhenti menangis.

Pikiran namja itu kini kacau. Perasaannyapun serupa dengan pikiran. Ia merasa sedih, menyesal, terkejut, dan bingung. Bingung untuk memilih mengakhiri hubungannya dengan Sungjae atau Ilhoon..

"Hiks...hiks..." Isakan memilukan itu mampu membuat orang yang mendengarnya turut merasakan perasaan namja itu.

Jung Ilhoon dan Yook Sungjae- ia harus memilih diantara kedua namja itu. Dan itu merupakan pilihan yang berat, ia mencintai Jung Ilhoon dan ia juga mencintai Yook Sungjae.

~oOo~

Minhyuk berjalan di koridor sekolah dengan kepala tertunduk. Keadaannya sekarang sangat kacau, matanya sembab karena menangis, matanya yang semula sipit menjadi tambah sipit.

"Yo! Morning, bro" Peniel merangkul pundak Minhyuk dari belakang.

"Pagi~" dua orang namja menghampiri Minhyuk dan Peniel. Changsub mengerutkan keningnya melihat Minhyuk yang tertunduk. Sementara Eunkwang bercanda bersama Peniel.

"Minhyukkie, apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Changsub. Peniel dan Eunkwang segera menoleh ke arah Minhyuk. Minhyuk tak menjawab, ia tetap berjalan ke arah kelasnya disusul oleh ketiga sahabatnya.

"Ada apa dengannya?" Tanya Eunkwang.

"Molla" jawab Changsub.

~oOo~

Murid-murid di kelas itu menatap ke arah Minhyuk yang berjalan ke bangkunya. Murid-murid merasa ada yang terjadi pada Minhyuk, tidak biasanya anak seceria Minhyuk murung seperti itu. Hyunsik yang bersikap seolah-olah tak mengetahui yang terjadi pada Minhyuk segera bertanya.

"Minhyuk~ah, gwaenchana? Apa sesuatu terjadi padamu?" Tanya Hyunsik. Minhyuk menggeleng lemah dengan gumaman "nan gwaenchana". Sungjae menoleh ke arah Minhyuk-yang duduk di belakang Sungjae-, menatapnya lekat lalu mengalihkan pandangannya.

Minhyuk menghela nafas, menyenderkan kepalanya di meja. Pikirannya sangat kacau. Memilih adalah hal yang paling sulit ia lakukan. Apalagi memilih antara Sungjae dan Ilhoon, itu sangat sulit.

'Seharusnya aku tak memulai semua ini, seharusnya aku tak menghianati Ilhoon, ah, aku memang bodoh' batin Minhyuk.

~oOo~

"Ayo kita ke kantin" ajak Changsub sambil meraih tangan Minhyuk.

"Mian, aku tidak bisa ikut" jawab Minhyuk. Matanya terfokus pada lembaran putih bukunya, ia menarik tangannya dari genggaman Changsub, "kalian pergilah" suruh Minhyuk.

Peniel, Changsub, dan Eunkwang saling pandang. 'Ada apa dengannya?' Itulah arti dari pandangan mereka.

Mereka yakin, pasti ada sesuatu yang terjadi. Hey! Mereka berteman sejak SD. Itu bukan waktu yang singkat untuk mereka mengenal sosok seorang Lee Minhyuk. Segala bentuk perasaan Mnhyuk, mereka akan tahu hanya dengan melihat wajahnya. Begitupula kali ini, mereka tahu Minhyuk sekarang sedang sedih dan menyembunyikan sesuatu hal.

"Kau benaran tidak mau ikut?" Tanya Peniel sambil memandang Minhyuk.

"Tidak" jawab Minhyuk.

"Baiklah, kami ke kantin. Annyeong" mereka bertiga segera meninggalkan kelas dengan perasaan khawatir.

Hyunsik memandang Minhyuk dengan tatapan yang sulit diartikan. Hyunsik sedikit merasa bersalah pada Minhyuk, namun ia tak mau ikut campur dalam masalah ini. Ia hanya melihat kejadian ini dari layar belakang tanpa turut ikut dalam kejadian ini.

Drrttt~ Drrttt~

Ponsel Hyunsik bergetar, hal itu membuat Hyunsik segera meraih ponselnya.

'Temani aku di atap sekarang'

Itu adalah pesan dari Ilhoon. Hyunsik segera berdiri lalu keluar kelas.

"Minhyuk~ah" panggil Sungjae. Minhyuk yang sedang menunduk segera mendongak.

"Wae?" Tanya Minhyuk dengan suara yang lemah.

"Apa kau, eumh, baik-baik saja?" Tanya Sungjae seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Uhm" gumam Minhyuk. Sungjae mengerutkan keningnya.

'Tidak biasanya Minhyuk seperti ini? Apa yang-Ah, apa mungkin karena masalah kemarin? Ah, apa aku dan Minhyuk akan berakhir? Ah, andwae! Kita 'kan masih 11 hari! Masih tersisa 5 hari' batin Sungjae.

~oOo~

Murid-murid berkeluaran dari kelas, bel pulang baru saja berbunyi. Namja itu tetap berada di dalam kelasnya, tak berniat memasukkan buku dan penanya ke dalam tas. Ketiga-Peniel, Changsub, dan Eunkwang- sahabatnya saling berpandangan.

"Minhyukkie, kau belum mau pulang?" Tanya Peniel yang sudah selesai memasukan buku beserta penanya ke dalam tas-bahkan ia telah menyandang tasnya.

"Kalian duluan saja" ucap Minhyuk.

"Minhyukkie, kau kenapa? Apa kau ada masalah? Ceritalah pada kami" ucap Peniel dengan mimik khawatir. Changsub dan Eunkwang hanya mengangguk menyetujui perkataan Peniel.

"Aniyo, aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir" ucap Minhyuk seraya memaksakan senyumnya. Peniel mendengus kesal mendengar ucapan Minhyuk.

"Lee Minhyuk! Kami bersahabat dengan sejak kecil, aku tahu kau sedang berbohong. Jujurlah, siapa tahu kami dapat membantu menyelesaikan masalahmu" ucap Peniel sedikit kesal. Minhyuk menarik napas, ia mulai menceritakan kejadian kemarin. Peniel, Changsub, dan Eunkwang mendengarkan dengan seksama.

"MWO?! Ka...kau.. Dan Sungjae? Astaga! Lee Minhyuk" reaksi Peniel setelah mendengar cerita Minhyuk. Minhyuk hanya tertunduk, air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Minhyuk~ah, kau bercanda 'kan?" Tanya Changsub yang shock. Minhyuk semakin tertunduk.

"Minhyuk~ah, bagaimana bisa kau menghianati Ilhoon? Astaga" Eunkwang memegang kepalanya.

"Hiks..." Pasukan air mata merembes keluar dari mata Minhyuk. Peniel yang memang tak suka melihat orang nangis, segera memeluk dan menenangkannya.

"Sudahlah. Uhm, jangan menangis. Aku ingin tanya, apa kau masih mencintai Ilhoon?" Tanya Peniel. Minhyuk mengangguk.

"Dan apakah kau mencintai Sungjae?" Minhyuk tak menjawab. Ia sibuk memikirkan perkataan Peniel.

'Apakah aku mencintai Sungjae?' Batin Minhyuk.

TBC

Mian lanjutannya lama dan kependekan, author lupa password ffn.-. Dan maaf pula klu cerita'y makin gaje u,u

Balas review :

ryeonggie : cengengesan? Idiot? Lol

Gomawo udah review, chap 3 udah update, mian lama :)

Kim Mika : iya mrk masama selingkuh hihihi

Ah, nggak ada apa" kok ma thu angka.. Yaa 16 'kan tanggal lahir author trus 1+6=7 angka kesukaan author... Wkwkwkwk

Mian ya udah buat chingu kepo ma thu angka...

Gomawo udah komen :D

nichochokenji : makasih udah komen :D

.onewhae : mian, author nggak bisa buat panjang, kalau panjang entar post kelamaan...:(

Iya thu si Sungjae mau tapi malu...wkwkwk

Riyoung Kim : oke, chap 3 update :) gomawo udah komen :D

Guest : hahahaha, ne, selingkuh smua xD gomawo udah komen :D

Nononono : oke, gomawo udah komen :)

KyuMinHyuk1019 : annyeong sunbae :)

Sunbae author ff Ego 'kan? Kya! *teriak gaje* aku suka ff sunbae yang itu :D aku pertama kali suka MinJae gegara baca ff'y sunbae :D please lanjutin itu ff sunbae *puppyeyes* makasih sunbae udah mau baca ff abal-abal ini *bow* gamsahamnida :D

MinJae : gomawo udah komen :D chap tiga udah update :D

Devilblood : oke, lanjutan'y udah update :) gomawo udah komen :D

BunnyPoro : Kagak tahu thu, mrk lebih seneng umpet-umpetan kali xD gomawo chingu :D