hanna

dul

set

"lalu setelah itu setelah mereka semua mati apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Jaejoong mengambil pisau itu dengan tangan gemetar

"aku tentu saja akan membiarkan kau hidup karena aku ingin memilikimu" jawab Yoochun melirik kearah Changmin yang sedang memainkan pisaunya

"jika begitu kau tidak akan mendapatkan aku sampai kapanpun"

Blash

Jaejoong menusukan pisau tajam itu pundak kirinya hingga mengeluarkan darah dan mengotori bajunya. Jaejoong terjatuh kelantai kotor itu. siwon dan Yunho berusaha teriak meski mulut mereka disumpal. Mereka panik melihat aksi Jaejoong yang lebih memilih melukai dirinya sendiri. Begitu juga dengan Yoochun yang panik dan segera merangkul Jaejoong.

"Jaejoong-ah kenapa kau melakukannya? Apakah bersamaku begitu menakutkan untukmu? Sehingga kau memilih untuk melukai dirimu?" Yoochun peluk tubuh Jaejoong yang terluka parah dibahunya

Jaejoong yang memang masih sadar segera mengambil kesempatan untuk merebut pistol yang terselip dicelana Yoochun. Lalu menodongkan pistol itu kedahi Yochun

"kau bilang sangat menyukaiku. Apakah kau sudah mengenalku dengan sangat baik?" Jaejoong terus menekan pistol itu didahi Yochun dan menyuruhnya untuk berdiri dengan tangan yang lain menekan luka untuk menghentikan pendarahannya

Changmin ikut panik saat melihat keadaan berubah. Jaejoong kini memegang kendali dan menguasai Yochun.

"brengsek apa yang kau lakukan?" teriak Changmin menghampiri Siwon dan menempelkan pisaunya dileher Siwon

"kau ingin mati rupanya" Jaejoong arahkan pistol itu kearah Changmin lalu

"Bang"

Changmin ambruk dengan darah mengalir dari perutnya setelah timah panas menembus perutnya.

"sekarang kau buka ikatan mereka! Atau aku akan menembakmu" perintah Jaejoong kembali menodong Yoochun

"kau ternyata tidak main – main dengan pistol itu" ujar Yochun berdiri lalu membuka ikatan yang membelenggu Yunho dan membuka sumpal yang menutup mulut Yunho

"Jaejoong-ah!" Yunho menatap Jaejoong memelas setelah dia terbebas dari ikatan

"tugasmu untuk membuka ikatan Siwon! lakukan sekarang" perintah Jaejoong pada Yunho dan masih menodongkan pistol kearah Yoochun

"baiklah!" Yunho bergegas membuka ikatan Siwon

"diam disitu!" bentak Jaejoong mengarahkan pistolnya semakin dekat dengan kepala Yochun saat melihat Yoochun mulai bergerak

"bantu aku mengikatnya!" teriak Jaejoong pada Yunho dan Siwon terbebas dari ikatan

"baiklah!" jawab keduanya bersamaan segera menyeret Yoochun diatas kursi tempat Yunho diikat

.

.

Yoochun sudah terikat dengan mulut yang juga disumpal. Begitu juga dengan changmin yang masih hidup dan merintih kesakitan karena luka tembak diperutnya terikat dikursi tempat Siwon terikat.

"Jaejoong-ah gwencana?" tanya Yunho dan Siwon mengkhawatirkan Jaejoong yang masih menekan luka dipundaknya

"gwencana" jawab Jaejoong tanpa ekspresi yang menggambarkan dia tengah kesakitan

"apa yang akan kita lakukan sekarang? Apakah kita akan menghubungi polisi?" tanya Siwon cemas saat menatap Jaejoong

"kita buat kesepakatan untuk menutup mulut kita! Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengubur pengacara itu disekitar sini" jawab Jaejoong menoreh kearah Taeyang yang sudah tidak bernafas

"miane atas apa yang sudah hyung lakukan padamu Jaejoong-ssi" Yunho menatap Jaejoong lirih

"gwencana! Aku seharusnya mengikuti perintahmu untuk membunuhnya dulu. Jika saja aku melakukannya hal itu tidak akan terjadi" jawab Jaejoong membalas tatapan Yunho

"lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Siwon melirik kearah Changmin dan Yoochun yang terikat

Jaejoong hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban.

"kuburkan dia!" perintah Jaejoong melepaskan ikatan Taeyang menatap Siwon

"Jaejoong-ah" Siwon mengerutkan dahinya menatap Jaejoong ragu

"aku sudah menyelamatkan nyawamu, jika saja aku tidak melukai bahuku kau pasti sudah mati saat ini, karena kaulah yang aku pilih untuk aku habisi Siwon-ssi. sekarang lakukan perintahku!" ujar Jaejoong menatap Siwon dingin

"baiklah!" jawab Siwon mengangkat jasad Taeyang dipundaknya lalu membawanya keluar

Yunho masih terdiam ditempatnya berdiri saat ini. Lalu memandang wajah Jaejoong dengan ekspresi sedikit canggung

"wae? kenapa kau tidak memelukku? Tidakkah kau merindukanku?" Jaejoong bersikap manja masih memegang pistol ditangannya

"aku sangat merindukanmu Jaejoong-ssi" ujar Yunho memeluk Jaejoong

Yoochun memandangi apa yang Yunho dan Jaejoong lakukan dengan tatapan benci dan penuh amarah. Ketika Siwon sibuk menguburkan Taeyang diluar rumah tua itu, Yunho dan Jaejoong sama – sama sibuk didalam rumah tua itu dihadapan Changmin dan Yoochun melepaskan kerinduan masing – masing.

.

.

.

Siwon kembali masuk kedalam rumah tua itu lalu melemparkan skop keatas lantai dengan wajah yang merah.

"aku sudah melaksanakan apa yang kau perintahkan. Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Siwon memandang Jaejoong

"kita pergi dari tempat ini kembali ke Seoul" jawab Jaejoong merapihkan bajunya

"lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Yunho juga merapihkan bajunya

"kita akan meninggalkan mereka seperti itu. mereka akan mati karena rasa haus dan lapar mereka. Aku yakin tempat ini adalah tempat yang sangat terpencil sehingga tidak akan ada orang yang akan menemukan tempat menyeramkan seperti ini" jawab Jaejoong mulai melangkah keluar

Yunho dan Siwon saling berpandangan dan memikirkan apa yang baru saja Jaejoong katakan.

"apa yang kalian lakukan? bukankah seharusnya kalian ikut bersamaku!" teriak Jaejoong dari luar

Siwon segera melangkah keluar meninggalkan Yunho yang masih berdiri memandangi Changmin dan Yoochun. Menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kembali, Yunho ikut keluar meninggalkan tempat itu.

Dari luar rumah itu, Yunho dan Siwon kembali mendapat tugas dari Jaejoong untuk menutup rapat pintu juga kaca jendela dengan potongan kayu yang dipaku. rumah itu benar – benar terisolasi dan tertutup sehingga tampak dari luar rumah itu memang berpenghuni.

Dengan menggunakan mobil Changmin mereka bertiga pergi meninggalkan rumah tua itu hingga kejalan besar. Setelah sampai dijalan besar, mereka bertiga meninggalkan mobil itu begitu saja untuk menghapus jejak Changmin yang merupakan pemilik mobil itu.

Menumpangi sebuah truk yang lewat melintasi mereka untuk dapat kembali ke Seoul. mereka berpura – pura mereka adalah korban kecelakaan karena darah dan luka yang mereka dapat saat disekap Yoochun dirumah tua itu.

.

.

.

Flash back to the past

Brak

Seorang namja tua dan sangat gagah menggebrak meja kerjanya lalu melemparkan barang yang ada diatas meja itu pada Yoochun. Namja tua itu adalah tuan Choi appa dari Yoochun

"jika kau berani meninggalkan rumah ini dan memilih untuk tinggal bersama chingu yang seorang gay itu, kau tidak akan mendapatkan warisanku" teriak tuan Choi pada Yoochun

"appa! Aku hanya ingin menetap dirumah itu! apa salahnya? Dia memang seorang gay, tapi aku tidak. Aku hanya peduli padanya dan ingin melindunginya. Sejak kematian orang tuanya, dia menjadi begitu lemah dan selalu terluka. Dia menjadi korban bully orang disekitarnya appa" Yoochun mengutarakan alasannya

"dia seorang namja dia seharusnya bisa membela diri dan melindungi dirinya. apakah melindunginya adalah kewajibanmu? Kau bukan keluarganya" tuan Choi kembali membentak

"aku memang tidak memiliki kewajiban untuk melindunginya. Aku hanya tergerak saja karena dia adalah sahabat terbaik yang aku punya appa" jawab Yoochun dengan wajah yang tegas

"kau harus ingat Yoochun-ah! aku bukanlah orang yang tidak dikenal massa di Korea ini. Apa yang akan mereka bicarakan saat mengetahui puteraku tinggal serumah dengan seorang gay? Jaejoong memang anak yang baik dan manis. Tapi dia bisa membawa pengaruh yang buruk padamu dan merusak nama baik kita. Kau harus ingat aku baru saja dilantik menjadi kepala polisi dinegara ini" tuan Choi berusaha keras untuk membuka hati putera sulungnya itu.

.

.

.

Yoochun dengan tiga tas besar ditangannya turun dari mobil mewah yang mengantarnya didepan sebuah rumah besar namun sudah tua.

"hyung! apa kau yakin akan melakukan ini? Kau masih memiliki kesempatan untuk merubah niatmu. Appa tidak main – main dengan ancamannya" Seunghyun ikut turun dari mobil dan berusaha membujuk Yoochun hyungnya

"Seunghyun-ah aku akan baik – baik saja berada ditempat ini. Aku sudah mandiri dan memiliki pekerjaan yang layak tanpa mengharapkan bantuan dari appa. Kau pulanglah dan jadilah anak yang baik untuk appa" Yoochun menepuk bahu Seunghyun

"aku menjadi sangat penasaran sehebat apa chingu-mu itu hyung sehingga kau bersikukuh untuk tinggal bersamanya" ujar Seunghyun memandangi rumah tua itu

"dia adalah orang yang sangat baik. Dia pintar memasak. Pasakannya mampu membuat rasa rinduku pada eomma terobati Seunghyun-ah. dia memang seorang namja. Tapi kelembutannya mampu mengingatkan aku pada kelembutan dan kehangatan yang dimiliki eomma" jawab Yoochun terharu

Hubungan persaudaraan Yoochun dan Seunghyun memang semakin dekat dan intim sejak eomma mereka pergi. Mereka saling bergantung dan saling mempedulikan satu sama lain.

'eomma sudah lama pergi hyung. kenapa kau masih selalu mengingatnya'

.

.

.

Diam – diam Seunghyun selalu mengawasi rumah yang kini ditinggali Yoochun bersama dua chingu-nya. Hampir setiap malam dengan motor barunya, Seunghyun selalu mengawasi rumah milik Jaejoong.

Jaejoong baru saja keluar dari rumahnya bersama Junsu untuk bekerja di club malam itu.

Seunghyun dengan langkah pelan namun pasti mengikuti kemana Jaejoong dan Junsu pergi hingga sampai diclub khusus kaum gay dan lesbian.

'gila! Dia mendatangi club menjijikan ini. Benar – benar kumpulan orang sakit jiwa'

Umpat Seunghyun menghina Jaejoong dan Junsu.

'aku coba masuk saja untuk dapat mengenal namja itu dengan lebih baik'

Seunghyun melanjutkan langkahnya menuju tempat masuk menuju club itu.

'kau tidak bisa masuk jika tidak membawa pasanganmu nona! Kau bukan anggota ditempat ini kan?' dari tempat Seunghyun berdiri dia melihat seorang penjaga menegur seorang yeoja yang ingin masuk kedalam club itu

'aku hanya ingin mencari tunanganku saja. Aku hanya ingin membuktikan apakah dia benar – benar seorang gay?' yeoja itu berkata

'sial! Bagaimana bisa aku masuk kedalam sana jika aku tidak membawa serta seorang namja'

Seunghyun melangkah mundur mengurungkan niatnya masuk kedalam club itu. melangkah kembali menuju motornya yang dia parkirkan tidak jauh dari rumah Jaejoong.

"hai tampan! Apakah kau namja penyuka anus? Kencani aku kau akan terpuaskan' seorang pelacur namja dengan dandanan yang normal menggoda Seunghyun yang baru akan meninggalkan tempat berkumpulnya orang – orang aneh

Seunghyun menghentikan langkahnya lalu menoreh kearah namja yang baru saja menggodanya.

"kau punya tarif?" tanya Seunghyun dengan wajah yang dingin menatap jijik pada namja itu

"tentu saja! Aku adalah pelacur yang sangat lihai dalam memuaskan tamunya" jawab namja itu

"temani aku masuk kedalam club itu! kau akan aku bayar" ujar Seunghyun kembali melangkah menuju club

"baiklah aku akan menemanimu" namja itu mengikuti langkah Seunghyun

.

.

Seunghyun sudah berada didalam club dimana puluhan pasangan sejenis sedang bersenang – senang. Meninggalkan begitu saja pelacur yang membawanya masuk kedalam club setelah membayarnya.

Seunghyun memperhatikan sekitar untuk mencari Jaejoong juga Junsu yang dia ikuti dari rumah tempat tinggal Yoochun saat ini.

Suara merdu Junsu sedang menghibur para pengunjung club. Lagunya mengiri puluhan pasangan sejenis itu berdansa mesra.

'jadi dia seorang penyanyi. Sebenarnya yang mana yang bernama Jaejoong? Dia atau namja yang satunya?'

Seunghyun kembali mencari dan melihat sekitar. Dia lalu menemukan namja yang satunya dimeja bar sedang asyik meracik minuman dengan shakernya. Seunghyun melangkah menuju bar untuk memesan minuman.

Obrolan singkat antara dirinya dengan bertender cantik itu membuahkan hasil. Seunghyun akhirnya tahu Jaejoong adalah namja yang menjadi bartender diclub itu. karena namja cantik itulah Yoochung sang kakak lebih memilih untuk meninggalkan rumah mewahnya.

'aku harus bisa mendapatkan hati namja cantik ini. Aku harap dengan begitu hyung akan terluka dan memutuskan untuk kembali kerumah. Karena aku yakin hyung tidak semata merindukan eomma demi mendekati namja ini. Aku tahu kau jatuh cinta pada namja ini hyung'

.

.

.

Satu kelemahan Jaejoong, dia selalu mudah terbuai oleh tampilan fisik seorang namja yang memiliki fisik tinggi, gagah dengan 6 kotak diperut dan tampan. Karena kelemahan itulah Jaejoong dengan begitu mudah masuk dalam perangkap Seunghyun. Namja tampan dan normal yang berpura – pura merupakan seorang gay untuk dapat memanfaatkannya.

Malam itu Yoochun sudah membulatkan tekad untuk mengutarakan perasaan cintanya pada Jaejoong. Chingu yang mampu mengingatkan kerinduannya pada eomma yang sudah lama pergi meninggalkannya.

Dengan perasaan berdebar Yoochun menunggu saat Jaejoong kembali dari pekerjaannya. Yoochun yang seorang pialang memilih untuk tidak pergi kekantornya hari itu demi mengutarakan cintanya pada Jaejoong.

Terdengar suara motor besar berhenti didepan rumah Jaejoong. Dari jendela kamarnya, Yoochun mengintip siapa pemilik motor besar itu.

Blash

Jantung Yoochun seperti dituduk belati saat melihat Jaejoong turun dari motor besar itu lalu berciuman dengan seorang namja yang jelas terlihat dia adalah Seunghyun dongsaeng yang sangat dicintainya

'Seunghyun? Apakah dia juga menyukai seorang namja? Bukankah dia sedang menjalani hubungan dengan mahasiswi asal Jepang?'

Yoochun berfikir keras melihat dongsaengnya yang begitu santai mencium namja yang dicintainya.

Hari itu juga Yoochun mengurungkan niat untuk menyatakan cintanya karena saat Jaejoong masuk kedalam rumah dan menemui dirinya, Jaejoong membuat pengakuan bahwa dia tengah menjalin hubungan dengan dongsaengnya.

.

.

.

Waktu berlalu, Yoochun masih setia menjadi pendengar yang baik mendengarkan keluh kesah Jaejoong yang mengeluhkan dongsaengnya yang sering berbuat kasar padanya.

Suatu malam, Jaejoong menunjukan luka lebam dididadanya dan membuat pengakuan jika luka itu disebabkan Seunghyun yang selalu ringan tangan saat mereka bertengkar.

Tidak kuat dengan kondisi itu, Yoochun akhirnya menegur dongsaeng yang selama ini sangat disayanginya

"aku tidak pernah memukulnya hyung! aku bahkan tidak pernah menyentuhnya. meskipun aku menjalin hubungan dengannya, aku belum bertindak sejauh itu!" Seunghyun membela diri

"aku tahu kau Seunghyun-ah! aku tahu kau memang sangat temperamental" Yoochun kembali berdebat dengan dongsaengnya

"aku rasa dia sakit jiwa hyung! dia sakit jiwa" teriak Seunghyun menatap Yoochun penuh emosi

Bukk

Yoochun hantamkan bogem mentahnya kewajah Seunghyun dongsaengnya. Dongsaeng yang selama ini tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar darinya.

"kau memukulku demi namja itu hyung? kau memilih untuk melukaiku demi namja itu?" bentak Seunghyun mendorong Yoochun

Kedua hyung dan dongsaeng itu berkelahi mempertahankan harga diri masing – masing dikarenakan seorang namja cantik bernama Kim Jaejoong.

Sejak kejadian itu, Seunghyun yang menaruh dendam pada Jaejoong merencanakan sesuatu yang buruk bagi Jaejoong. Satu malam Jaejoong yang sedang bekerja dijemput paksa oleh Seunghyun yang memang sudah mabuk berat untuk pergi bersamanya.

Malam itu Seunghyun menyewa sebuah kamar dihotel kelas murah yang biasa disewa pasangan mesum untuk melepaskan hasrat sex-nya. Malam itu didalam kamar hotel itu Seunghyun menyodomi Jaejoong hingga berkali – kali dengan kasar dan meninggalkan luka disekitar tubuhnya.

Seunghyun pergi meninggalkan Jaejoong yang lemah didalam kamar itu dan tidak pernah kembali lagi.

.

.

.

Jaejoong membuat pengakuan pada Yoochun tentang apa yang dilakukan Seunghyun terhadap dirinya. Jaejoong memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Seunghyun yang belakangan Yoochun ketahui pergi ke Jepang bersama kekasihnya.

.

.

.

Hari demi hari berlalu. Yoochun mengumpulkan kembali keberaniannya untuk mengutarakan cintanya pada Jaejoong. Keberanian itu akhirnya berkumpul dan Yoochun memutuskan untuk mengutarakannya sepulang kerja.

Sebelum pulang menuju rumah Jaejoong, Yoochun mampir kesebuah toko jam yang menjual jam mewah dan super mahal untuk menghadiahi Jaejoong sebuah jam tangan mahal dan berharap jam itu akan mengingatkan Jaejoong pada waktu ketika dia menyatakan cintanya.

Yoochun tersenyum riang dengan sebuah kado ditangannya. Jam Leopard seharga puluhan juta adalah kado untuk Jaejoong.

Junsu yang sedang asyik menonton diruang tv diam – diam memperhatikan tingkah aneh Yoochun lalu menggodanya

"apakah kau sudah menemukan teman kencanmu? Kau tertawa sendirian" goda Junsu terkekeh

"aku akan mendapatkannya malam ini juga!" jawab Yoochun berlari menaiki anak tangga menuju kamar Jaejoong

Yoochun sudah didepan kamar namja yang sangat dicintainya itu. wajahnya memerah seketika saat mendengar suara rekitan ranjang Jaejoong juga suara desahan dari dalam kamar itu.

'apakah dia sedang berkencan? Siapa namja yang kali ini kembali mendahuluiku?'

Yoochun jatuhkan kado ditangannya lalu masuk kedalam kamarnya membawa amarah yang luar biasa.

Namja yang sedang berkencan dengan Jaejoong malam itu belakangan diketahui bernama Choi Siwon. seorang pengusaha muda yang juga seorang putera konglomerat adalah kekasih baru Jaejoong.

Lagi dan lagi Yoochun terpukul karena kejadian itu. Yoochun yang kalap dan tidak bisa melampiaskannya secara langsung pada Jaejoong, memiliki rencana untuk membuat bangkrut club dimana Jaejoong bekerja.

Dengan bantuan chingudeulnya yang bekerja didinas pajak, Yoochun menuntut club itu dengan tuntutan penggelapan pajak dan penyalahgunaan ijin membuka usaha.

Awalnya club itu dibuka bukan untuk kaum penyuka sesama jenis. Tapi seiring berjalannya waktu, club itu membentuk dirinya menjadi club khusus untuk tempat berkumpulnya kaum yang masih tidak diterima masyarakat umumnya. Walhasil club itu bangkrut sehingga Jaejoong dan Junsu menganggur.

Beberapa waktu kemudian club itu kembali dibuka dengan kepemilikan yang baru juga management yang baru. Club itu merekrut mantan pegawai lama untuk kembali bekerja dan menambah seorang bartender baru bernama Shim Changmin.

"kau harus ingat! Tugas utamamu adalah mengawasi seorang bartender bernama Kim Jaejoong. Awasi dia dan semua namja yang mendekatinya. Aku akan menghilang dan membiarkan dia berfikir aku memang benar – benar hilang dari kehidupannya. Aku ingin tahu apa yang dia rasakan saat aku tidak lagi ada disampingnya. Lakukan tugasmu dengan benar maka aku akan membayarmu sangat mahal" ujar Yoochun yang kini menjadi pemilik club dimana Jaejoong bekerja kembali

"baik boss! Serahkan padaku. Aku akan mengawasi namja itu bahkan hingga dia buang air besar" jawab Shim Changmin kaki tangan Yoochun yang sangat dipercayainya

Menghilangnya Yoochun memang membuat Jaejoong terpukul dan merasa kehilangan. Changmin melaporkan hal itu juga pada bossnya termasuk usaha Jaejoong yang menyebarkan foto Yoochun kesemua tempat. Namun tetap saja Yoochun kecewa karena lagi – lagi, Jaejoong kembali berkencan dengan Siwon meski mereka sudah berpisah ditambah datangnya Yunho dalam kehidupan Jaejoong dan membuat Jaejoong jatuh cinta padanya. Yoochun kembali terluka hingga akhirnya dia memutuskan untuk menculik semua namja yang berada disekitar Jaejoong termasuk Taeyang pengacara yang baru masuk dalam kehidupan Jaejoong.

.

.

.

Back to present

Jaejoong, Yunho dan Siwon sudah tiba di Seoul. yunho segera membawa Jaejoong kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dari lukanya. Sementara Siwon memilih untuk kembali keapartemen Kyuhyun kekasih yang sudah lama dirindukannya.

Jaejoong sudah mendapatkan perawatan atas lukanya. Dia mendapatkan 5 jahitan dipundaknya karena pisau yang dia hujamkan sendiri ketubuhnya.

Kejadian kelam dirumah tua itu menjadi rahasia yang tidak pernah terungkap kepermukaan dan disimpan dalam dan rapat oleh ketiga namja tampan itu.

Junsu sadar dari komanya. Dan memilih untuk pulang kekampung halamannya didesa Goyang untuk melupakan pengalaman kelamnya saat tinggal di Seoul.

.

.

.

One year later

"ahhh ahhhh ahhhhh Jaejoong-ah hmmm" Yunho mendesah terlentang dimana Jaejoong begitu lincah bergerak naik turun diatas tubuhnya

"hmmm kau menyukai posisi ini bukan?" Jaejoong mendesah menatap binal pada Yunho

"tentu saja chagiya! Kau hebat berada disana" jawab Yunho memainkan vital Jaejoong yang mengangur diatas pusarnya

"ahhh ahhh hhhh" Jaejoong mendesah cepat sambil terus menggerakan bokongnya naik turun

"lebih cepat chagia ahh lebih cepat" Yunho remas bokong Jaejoong dan membantu menekan bokong Jaejoong lebih dalam

Lalu

Croooot

Keduanya mencapai orgasme dan memuntahkan lendir yang memiliki bau yang khas disekitar dinding anus Jaejoong sementara sperma Jaejoong mengotori perut Yunho.

"kau memang hebat chagiya! Saranghae" Yunho raih tengkuk Jaejoong kemudian mengecup keningnya

"tentu saja aku hebat yeobo! Aku tidak ingin kau menyesal karena memutuskan untuk menikahiku. Melakukan pernikahan gay dinegeri kincir angin dan tidak ada satupun orang yang datang menyelamati kita" jawab Jaejoong melumat bibir Yunho.

.

.

.

Bukk bukk bukk

Terdengar suara seperti seseorang sedang dipukul samar samar ditelinga Yunho. Dengan mata yang amat berat, Yunho membuka matanya dan betapa terkejutnya dia tidak mendapati Jaejoong yang disampingnya.

Yunho bangun dan dia lebih syok lagi saat mendapati Jaejoong istrinya sedang sibuk melukai tubuhnya sendiri. Memukuli wajah cantiknya, dadanya dengan bogem mentahnya sendiri hingga meninggalkan luka lebam juga memar.

"chagiya apa yang kau lakukan?" tanya Yunho dengan ekspresi ketakutan

"inilah aku yeobo istrimu! Aku memang senang melakukannya. Apa kau masih mencintaiku?" jawab Jaejoong tersenyum manis lalu mengarahkan pisau kepahanya

The end

annyeong!

miane jeongmal miane vai update telaaaaaat

soalnya lagi anteng ngerjain yang the sculptor

jadi buntu dehh buat beresin ff ini #plak

gmn sama endingnya?

mengejutkan bukan?

ternyata selama ini jaejoong memang suka melukai dirinya sendiri

byk loh org yg punya penyakit kaya gtu!

endingnya gantung sengaja krn triller kan klo ending begitu

review yahh

gomawo udh setia mantengin ff ini

saranghaeeee

annyeong