Disclaimer: I own the plot. I do not own the characters.

A/n: Sorry for taking much time for updating this fic. I have tried my best! Enjoy!


Summer Additional Learning

by

Oh Yeonmi


'Ding dong!'

Itu dia, pasti Joonmyun yang datang.

"Kyungsoo! Tolong bukakan pintunya! Eomma sedang di kamar mandi!"

"Malasnya…"


'Kriet..'

"Selamat malam," Joonmyun terlihat membawa ransel. Niat sekali.

"Malam. Silakan masuk."

"Sepertinya aku datang tepat waktu, hm?" Tepat saat Joonmyun masuk, hujan turun dengan derasnya.

"Mungkin kau beruntung?" Balasku dengan penuh ketidakminatan.

"Yeah… Oh, kau mau mulai belajar sekarang? Dimana? Aku ingin cepat pulang," Joonmyun menguap begitu lama seperti baru menjalani hari yang susah, padahal hanya menjadi pembimbing amatir paruh waktu. Begitu susahnya mengajariku tadi siang?

"Mengapa tidak pulang saja?" tanyaku dengan ketus. Lagipula untuk apa ia datang ke rumahku hanya untuk mengeluh dan tidak berniat untuk membimbingku. Menyebalkan.

"Diluar hujan. Dan aku punya tanggungjawab, jadi tidak mungkin aku meninggalkannya hanya untuk kepuasan sendiri," Dan lagipula, kalau terpaksa untuk mengajariku, aku dan Eomma bisa mencari pembimbing lain.

"Baguslah. Kita belajar di ruang tamuku saja, kamarku berantakan. Ruang kerja ayahku di sana. Siap-siap saja dulu, aku mau ke dapur dulu," Aku menunjuk ke arah jam sepuluh sebelum beranjak ke dapur.


"Ah, Eomma? Sudah selesai?" Aku terkaget melihat Eommaku di dapur, cepat sekali mandinya.

"Shush… Sekarang buatkan pembimbingmu minuman dan bawakan kue keringnya. Itu tamumu, jadi kamu yang harus melayani. Eomma mau menyelesaikan dokumen kerja. Jangan terlalu berisik, ya, Kyung," Eomma berbisik pelan kepadaku, lalu Eomma beranjak ke kamarnya di lantai atas. Ya ampun, Eomma, hanya ke bawah untuk melihatku, pikirku.

Daripada memakan waktu lama, aku segera membuat dua minuman. Ini resep Eomma, entahlah, setiap ada tamu, kami berdua harus menyuguhkan ini. Minuman ini terbuat dari sirup melon dan sedikit air perasan jeruk Mandarin. Kombinasinya memang cukup aneh, tapi rasanya sungguh enak dan menyegarkan. Setelah selesai, aku meletakkan dua gelas dan satu teko sedang untuk isi ulang dan satu toples kue kering buatan ibuku di atas nampan. Sebenarnya, aku tidak mau untuk melayaninya seperti ini, mengingat perkara siang tadi. Aku meletakkan nampan di atas meja kerja ayahku.

"Kyungsoo, tidak usah repot-repot. Lagipula aku hanya sebentar disini," Kata-kata Joonmyun terdengar seperti penolakan. Dia bilang, hanya sebentar? Agak berlebihan rupanya.

"Duh, sudahlah, aku sudah membuatnya. Lagipula, kalau Eomma melihatku tidak menyuguhkan apapun, pasti Eomma akan marah. Sudah, diminum saja, tidak kuberi racun, kok," Dia malah tertawa kecil, seperti menganggap kata-kataku sebagai candaan. Memang aneh. Tadi siang, dia begitu ketus terhadapku. Sekarang, seperti kerasukan malaikat entah darimana.

"Kyungsoo! Nanti Eomma panggil jika makan malam sudah siap, jangan lupa ajak pembimbingmu!" Eomma berteriak dari kamarnya. Memalukan! Mukaku pasti merah sekarang. Aku seperti melihat senyuman di muka Joonmyun, atau itu seringai? Mungkin salah lihat.

"Eommamu terlalu baik, padahal aku baru sekali ke rumahmu, haha."

"Memang Eomma baik, sangat baik. Bahkan setiap appaku dipanggil untuk melakukan perjalanan kerja, Eomma hanya bisa tersenyum manis dan menyiapkan segala kebutuhan Appa. Dan ditinggal berbulan-bulan," Diingatkan seperti itu membuatku frustasi. Teringat Appa dan Eomma saat aku masih kecil. Aku tersenyum hambar.

"Kok aku jadi bercerita, ya? Ayo dimulai. Aku masih tidak paham soal trigonometri yang ini."


"Kyungsoo! Makan malam sudah siap!" Eommaku berteriak dari dapur. Aku belum paham trigonometri, Eomma, jeritku dalam hati.

"Sebentar, Eomma!"

"Eh, cepat sekali?" Joonmyun menutup bukunya dan merapikan buku-bukunya dengan menumpukkannya di meja.

"Sudahlah, jangan komplen. Ayo, ke dapur." Aku menarik tangan kiri Joonmyun agar ia tidak berbicara lagi dan mengikuti ke dapur.

"Silakan duduk,—"

"Joonmyun, ahjumma," Sopan sekali ia malam ini, berbeda dengan siang tadi. Aku duduk lebih dulu sebelum Eomma dan Joonmyun.

"Hush! Kyungie, tidak sopan!" Eomma berbisik lumayan keras, sampai Joonmyun tertawa kecil. Mukaku memerah lagi!

"Eomma~" Aku merajuk dengan bisikan agar Eomma berhenti mempermalukanku di depan Joonmyun seperti ini.

"Baik, kita mulai makan. Berdoa dulu," Eomma memulai doa sebelum makan.

"Selesai—"

"Itadakimasu!" Seperti biasa, aku berteriak dalam Bahasa Jepang sebelum melahap makan malam buatan Eomma. Tapi, sepertinya aku salah waktu. Ada tamu disini.

"Aduh, Kyungsoo, ada tamu kamu masih seperti ini juga? Mohon maklum ya, Joonmyun-ssi," Eomma tersenyum karena malu melihatku seperti ini. Aku 'kan memang seperti ini.

"O-oh, tidak mengapa, adikku juga seperti ini, ahjumma," Joonmyun tersenyum lebar, sampai terlihat bersinar—menurutku. Eh, dia menyamakanku dengan adiknya! Menyebalkan sekali! Tapi senyumannya itu…


Setelah makan malam, aku dan Joonmyun melanjutkan belajar trigonometri selama setengah jam sampai Joonmyun izin untuk pulang.

"Aku pulang dulu, ya, ahjumma, Kyungsoo, terima kasih makan malamnya!" Di luar masih hujan. Joonmyun berjalan keluar rumahku dengan payung. Payung biru kesayanganku. Eomma memaksakanku agar meminjamkannya, padahal sudah kutawarkan payung yang lain.

"Duh, Eomma! Mengapa harus payung kesayanganku?" Aku protes saat pintu sudah aku kunci. Eomma aneh sekali.

"'Kan bisa beli lagi, Kyungie. Lagipula meminjamkan itu bukan hal berat. Kamu harus latihan."

"Latihan apa? Aku juga sering seperti itu, tapi untuk Joonmyun, tidak," Aku melihat raut wajah Eomma berubah murung. Aku mengabaikannya dan pergi ke lantai atas. Lebih baik tidur.

'Oyasuminnasai…' Kegelapan menyelimutiku.

.

.

Bersambung…


A/n: Maaf kalau pendek lagi! Aku mau ganti POV hehe. Karena sayang waktu kalau diulang lagi. Maaf ya, aku masih belum bisa menuhin request kalian dulu :( Makasih untuk review, follow, dan favorite dari kalian semua! Aku jadi semangat karena review kalian! Ayo review! Hehehe.