Chapter 4 - The Secret Behind the Flowing Time

-author pov-

.

Ryeowook terus menggeliat-geliat tak nyaman di kasur nya. Meskipun jarum jam sudah menunjukan pukul setengah satu malam, tetapi Ryeowook masih enggan untuk sekedar bisa memejamkan mata nya. Entah sejak kapan kamar nya saat ini jadi terasa berkali-kali lipat lebih panas dari biasanya. Jantung nya tak bisa bekerja dengan normal sampai sekarang. Tubuh nya juga nyaris di penuhi oleh keringat nya sendiri. Ia merasakan nya lagi.

Perasaan tak tenang yang ia rasakan bila mendapat suatu firasat yang buruk.

'Oh Tuhan.. apalagi sekarang sih?.. kenapa aku tak bisa merasakan ketengangan lagi dalam hidup ku sejak aku bertemu dengan namja yang ku kutuk itu?..'. Batin Ryeowook resah.

Dengan menghela nafas ia mencoba bangun dari kasur nya dan menatap namja yang tidur di samping nya. Aissh.. bahkan namja pecinta kura-kura itu tak terbangun sedikitpun meskipun dari tadi Ryeowook menggeliat tak karuan, padahal mereka tidur di kasur kecil yang sama. Jangan bayangkan kalau kamar mereka adalah kamar luas yang terdapat dua kasur bersebrangan untuk mereka, karena itu salah besar. Dorm mereka adalah tempat sisa yang tak terlalu besar, toh mereka juga mendapatkan nya secara cuma-cuma hanya dengan beasiswa. Meskipun begitu kamar mereka tak bisa di bilang sangat kecil juga karena standar dorm universitas elit ini memang sudah bagus, hanya saja teknis nya kamar ini hanya di huni oleh satu orang, maka nya hanya ada satu single bed di sini. Lalu kamar lain yang seharus nya di tempati untuk dua orang malah di tempati untuk tiga orang, yaitu kamar nya Eun-Shin-Hae, lalu kamar nya Han-Chul-Kibum, dan kamar nya Zhou-Ry-Siwon. Lalu kamar yang hanya berdua adalah Kang-Teuk, Kyu-Min, dan Ye-Wook. Jadi hanya ada enam kamar di dorm itu dengan penghuni limabelas orang. Kasian.

Baiklah, sekarang kembali lagi ke Yewook.

Ryeowook keluar perlahan dari kamar nya dan menutup pintu nya pelan-pelan, berusaha agar tidak membangunkan hyung tercinta nya yang tidur pulas di dalam yang kelihatan nya bahkan bila Ryeowook keluar dengan membanting pintu nya sekarang, maka namja yang terlelap di dalam itu tak akan bangun juga. Yesung seperti nya telah kelelahan belajar sehingga ia jadi seperti macan tertembak peluru bius begini. Ryeowook mengulas senyum nya sekilas sebelum ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air untuk menenangkan nya.

Langkah nya gontai sambil sesekali menumpu tubuh nya ke dinding, tak jauh berbeda dengan orang yang sedang mabuk berat. Nafas nya mulai memburu. Suasana gelap di sekitar nya terasa mencekik nya. Seperti inilah bila Ryeowook sedang memiliki firasat buruk. Sifat nya jadi aneh dan di kepala nya mulai berputar imajinasi yang berlebihan sehingga seringkali membuat nya stress sendiri dan tak dapat merasakan betul apa yang akan terjadi padanya. Sesampainya di dapurpun ternyata juga sama saja gelap nya, meskipun tak bisa sampai di bilang gelap gulita juga dengan sedikit cahaya bulan yang menerobos dari jendela. Ryeowook Menghela nafas sambil mengambil sebotol air dari kulkas dan menuangkan nya ke gelas nya sambil melamun.

Ryeowook bahkan sampai tak menyadari ketika air yang ia tuangkan ke gelas nya tumpah karena kepenuhan. Pikiran nya kosong, namun perasaan nya sangat gelisah. Ia merasa ia akan menemui masalah besar tak lama setelah ini, dan parah nya ia merasa ia tak punya celah sedikitpun untuk lari dari hal ini. Ryeowook menggigit bibir bawah nya sebal. Ah tidak, tak bisa di katakan sebal juga sebenar nya, melainkan takut.

Sampai terdengar sebuah suara mengagetkan nya.

"Ryeowook-ah. Apa yang kau lakukan di sini?".

Tubuh Ryeowook seolah membeku seketika. Tak ada satupun organ tubuh nya yang bekerja pada detik itu, dan sedetik kemudian jantung nya terasa berdenyut sampai nyaris pecah. Ia membalikan tubuh nya secepat yang ia bisa.

Hanya ada Siwon yang berdiri di ambang pintu dapur sambil menyilangkan lengan nya di depan dada.

"H..h..h..h..hyung!.. kau mengagetkan ku tahu!". Seru Ryeowook spontan mengomeli nya. Sedikit ada rasa lega terselip di hati nya ketika melihat ada hyung nya yang datang dan bicara dengan nya di saat Ryeowook sangat membutuhkan orang lain untuk menghibur nya.

"Justru kau yang mengagetkan ku tahu! Kau pikir seseram apa bila selarut malam begini aku tiba-tiba mengdengar suara air kecil yang tumpah dari arah dapur yang nyaris gelap gulita ini? Ternyata hanya kau. Kenapa kau tak menyalakan lampunya dulu juga lagipula?..". Timpal Siwon.

"A..ah?.. tumpah?". Heran Ryeowook setelah melihat ada genangan air kecil di bawah kaki nya, apalagi itu karena ulah nya sendiri. Sejak kapankah ia menumpahkan air pikir nya.

"Sudahlah, kau juga mengagetkan ku karena kau tak lansung berbalik saat ku panggil tadi. Apalagi saat kau berbalik dan memperlihatkan wajah mu, kau malah tampak sangat-sangat pucat. Kau semakin membuat ku takut saja. Duduklah dulu sana..". Ucap Siwon sambil menunjuk sebuah kursi meja makan yang terdekat dengan Ryeowook.

Tapi Ryeowook tak lansung merespon kata hyung nya itu. "Kau sendiri sedang apa hyung?". Tanya Ryeowook.

"Aku?". Siwon menunjuk diri nya sendiri. Kemudian ia tersenyum di salah satu ujung bibir nya sambil mendekati Ryeowook. "Tentu saja menemui mu". Jawab nya sambil mendekatkan wajah mereka dengan jarak yang terlalu dekat.

'nah.. ini bukan Siwon hyung yang biasa nya..'. Batin Ryeowook kacau tanpa bisa melakukan apapun. Pikiran aneh tentang hyung nya sendiri ini mulai berkelana liar di kepala nya.

"Sudah ku bilang duduklah dulu". Perintah Siwon lagi sambil menggenggam kedua lengan kecil Ryeowook dengan tangan besar nya dan mendudukan nya di kursi yang tadi ia tunjuk.

Ryeowook hanya bisa terdiam sambil menatap Siwon dengan wajah melongo yang tampak agak bodoh, tapi juga sangat manis di saat yang bersamaan. Sementara Siwon balik menatap nya dengan tatapan yang seperti, err.. terlalu 'bernafsu'.

Firasat tak enak Ryeowook mulai memancing pikiran nya untuk memikirkan yang 'tidak-tidak' tentang hyung nya ini.

Siwon duduk di samping Ryeowook tanpa melepaskan lengan Ryeowook, serta menatap namja manis itu dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

Tubuh Ryeowook terasa semakin merinding saja.

"A..apa hyung?.. apa yang hyung inginkan dengan ku?..". Tanya Ryeowook terbata-bata sambil berusaha mati-matian untuk menepis pikiran negatif yang meresahkan nya sendiri.

Tapi siapa juga yang tak akan berpikiran negatif bila berada di posisi Ryeowook sekarang?. Dalam satu ruangan yang gelap hanya berdua, lalu kau duduk bersebelahan dengan namja yang menatap mu aneh dengan kedua lengan mu yang digenggam oleh nya seolah ia tak akan membiarkan mu kabur dari nya. Lalu di tengah malam seperti itu, siapa juga yang akan terbangun bila toh Siwon benar-benar melakukan 'sesuatu' dengan Ryeowook di sini juga? Bila Ryeowook berteriak pun juga belum tentu ada yang bangun bila mengingat kebiasaan tidur hyung-hyung nya yang memang menyaingi kebo kekenyangan.

Tapi apakah namja se-alim Siwon akan melakukan sesuatu yang sehina itu pada dongsaeng nya sendiri seperti yang Ryeowook pikirkan?

Ya.. sepotong kalimat itulah yang di gunakan Ryeowook untuk menguatkan iman nya demi mengusir jauh-jauh pikiran kacau nya itu.

"Aku hanya ingin…". Siwon sedikit menjeda kalimat nya dan malah meraih kaki kiri Ryeowook dan meletakan nya di atas paha nya sendiri, lalu mengelus punggung kaki kecil itu dengan lembut sambil semakin bergerak ke atas seolah sedang mengagumi keindahan nya.

'Ah mungkin saja! Mungkin saja! Mungkin saja! Mungkin sajaaaa!... setahu ku dia tak se-alim itu jugaa!...'. Pekik Ryeowook dalam hati. Sekarang perasaan nya sungguh di selimuti oleh pikiran negatif tak terkendali. Tantu saja Siwon tak pernah melakukan kontak fisik semacam ini dengan nya.

"Ti.. tidak! Jangaan!..". Jerit Ryeowook dengan suara tenor nya tanpa perduli bila semua hyung-hyung nya akan bangun.

"Menyembuhkan mu. Memangnya kenapa?..". Jawab Siwon ringan.

Sekarang seketika Ryeowook merasa menjadi orang bodoh sejati. Jangan lupakan kalau kemampuan Siwon adalah penyembuh. Lagi pula kaki nya yang di angkat Siwon ini adalah kaki nya yang terluka dan terbalut perban. Lalu apa yang barusaja ia teriakkan tadi?..

"E..eh?..". Ryeowook tak bisa berkata-kata. Bila saja suasana ruangan itu tidak gelap, Siwon pasti sudah bisa melihat semburat merah di pipi mulus Ryeowook karena malu.

"Tadi Leeteuk hyung menyuruh ku untuk segera menyembuhkan Sungmin dan kau setelah pulang dari ujian tadi siang. Tapi akhir nya aku malah lansung ketiduran setelah pulang dan baru bangun dan ingat sekarang". Jelas Siwon tanpa di minta oleh Ryeowook sambil membuka perban yang membalut perkgelangan kaki Ryeowook dengan hati-hati.

Ryeowook baru ingat! Bila saja Siwon akan menyembuhkan luka nya maka otomatis ia pasti tahu kalau kaki Ryeowook terluka bukan karena terkilir atau berngkak seperti yang ia katakan pada hyung-hyung nya, melainkan karena pedang orang itu.

Oh.. ternyata Ryeowook kita baru menyadari kalau masalah besar yang dari tadi ia rasakan adalah kedatangan hyung nya sendiri. Bila ia tak datang ke dapurpun, Siwon pasti akan mencari nya karena Siwon bilang ia sudah disuruh oleh Leeteuk, bukan?. Kalau Ryeowook mau kabur dari sebelum nya pun malah akan menimbulkan kecurigaan serta masalah lain lagi, karena itu bagaimanapun cara nya ia tak punya celah sedikitpun untuk kabur dari masalah yang satu ini.

Ya.. ini sungguh masalah besar.

Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Leeteuk bila sampai Siwon memberitahukan semua tentang Ryeowook pada nya. Maka pasti Leeteuk dan hyung yang lain akan khawatir setengah mati dan bersama-sama bertekad mencari orang yang akan meneror Ryeowook itu. Sungguh Ryeowook samasekali tak ingin merepotkan orang lain. Dan ia samasekali tak ingin bila hal itu sampai terjadi.

"Ja..ngaa…". Gumam Ryeowook tak jelas. Ia pikir kalau ia menghentikan nya pun juga pasti Siwon akan memaksa nya untuk menceritakan apa alasan nya dan apa yang ia sembunyikan. Jadi sebenar nya pasti percuma saja. Ia tak punya satu katapun yang tepat untuk bisa membelanya sendiri saat ini.

"Padahal tadinya aku ingin menemui Sungmin dulu, tapi belum sempat aku masuk ke kamar nya barusan, Kyuhyun sudah mengusir ku mentah-mentah. Padahal aku datang dengan damai, dengan sopan pula lagi. Dia bilang dia sedang sibuk di tengah kegiatan berhubungan intim, makanya tak bisa di ganggu, haha.. konyol sekali. Setahu ku sih Sungmin tak pernah mau di dekati sedikitpun oleh Kyu, jadi mana mungkin bila Sungmin mau melakukan hubungan seperti itu dengan nya. Daripada repot jadi aku mencari mu saja, dan kau juga tak ada di kamar mu, ternyata kau malah di sini..". Lanjut Siwon lagi seolah tak mendengar gumaman Ryeowook tadi.

Ryeowook hanya bisa memejamkan mata nya pasrah. Berharap ada keajaiban datang untuk nya.

"Huh?.. Ryeowook-ah? Kenapa diam saja? Kenapa kau tegang sekali? Santai saja kok, lagipula aku adalah tipe orang yang bisa menjaga rahasia, jadi sekarang giliran mu yang cerita. Bisa kau jelaskan kenapa bisa ada luka sayat dikaki mu?..".

.

.

*On Kyuhyun's side -Kyuhyun pov-

.

Di mana aku?

Apa yang ku lakukan di sini?

Kenapa aku ada di sini?

Berdiri di tengah hamparan padang rumput (bisa dibilang padang bunga-bunga liar) yang menyebar luas sampai keujung mata memandang. Bukit-bukit kecil menghiasi pemandangan eksotis tempat ini. Langit berwarna keunguan di atas yang masih agak gelap itupun dilengkapi dengan awan-awan seperti kapas yang memantulkan cahaya keemasan lembut yang berasal dari benda terang besar yang baru muncul sebagian kecil nya dari arah timur. Sekarang pasti masih pagi, matahari baru terbit serta suasana masih segar dan sejuk. Cahaya keemasan matahari yang hangat dan lembut, namun tidak menyilaukan itu juga memantulkan cahaya kecil dari bulir-bulir embun yang menempel pada permukaan bunga-bunga yang membawa aroma segar bersama angin pagi yang bertiup ramah. Tempat ini bahkan terlalu sulit dijelaskan dengan kata-kata, namun sejauh yang ku temukan di kamus ku kata yang paling mendekati untuk tempat ini adalah.. Indah.

Tapi masalah nya kenapa aku bisa ada di sini? Kenapa aku bisa tidak tahu apapun, dan tiba-tiba aku berdiri di tengah dataran misterius yang bahkan tak bisa ku lihat ujung nya ini?

Mata ku sendiri terus bergerak menyapu setiap detil dari tempat di sekitar ku ini, namun samasekali bukan untuk menikmati pemandangan nya. Aissh.. bahkan entah kenapa aku merasa aku terlalu sibuk bahkan hanya untuk meluangkan waktu ku sejenak menikmati suasana yang luarbiasa cantik ini. Mata ku seolah bergerak sendiri mencari sesuatu tanpa ku mengerti apa sesuatu yang ku inginkan.

Oh! Bahkan tanpa ku sadari kaki ku dari tadi sedang bergerak dengan sendiri nya menelusuri jalan setapak yang daritadi menuntun ku entah kemana. Semua yang tubuh ku lakukan seolah tanpa mendapat perintah dulu dari otak ku. Semua bergerak dengan sendiri nya, dan aku tak bisa berbuat apa-apa selain hanya menyaksikan nya dan terus bertanya-tanya penasaran. Aku merasa hanya menjadi boneka yang di perintahkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

Ck. Ini aneh.

Apa aku kerasukan oleh sesuatu sebelum nya ya? Memangnya apa yang terjadi dengan ku sebelum nya? Dan lagipula setan apa juga yang berani merasuki biang setang seperti ku?. Ah sudahlah, lupakan saja pertanyaan yang terakhir itu.

Cih! Ini sungguh aneh!..

Semakin lama langkah ku semakin cepat tak beraturan. Aku tak terlalu perduli tepatnya sudah berapa lama aku berlari kecil seperti ini, tapi akhirnya mata ku menangkap bayangan seseorang dari sangat kejauhan. Seorang mengenakan dress putih polos panjang dengan rangkaian bunga yang dibuat melingkar seperti semacam mahkota di kepala nya. Ia hanya duduk di pinggir danau kecil sambil tampak serius membuat sesuatu di tangan nya.

Kejauhan membatasi pandangan ku sehingga aku tak terlalu yakin siapa orang itu.

Tapi lagi-lagi entah apa yang terjadi bibir ku terkembang dengan sendiri nya membentuk sebuah senyuman lebar penuh kebahagiaan, yang bahkan aku belum pernah menggunakan senyuman semacam ini sebelum nya. Hati ku juga seketika jadi kacau tak karuan antara merasakan kebahagiaan, semacam perasaan puas, perasaan lega, perasaan rindu yang terbayarkan, atau perasaan terharu sampai ingin menangis, namun juga perasaan sedih, perasaan bersalah, perasaan malu dan menyesal yang sangat besar di saat bersamaan. Terlalu sulit untuk diceritakan, namun juga terlalu sulit untuk dirasakan.

Seolah tak mau repot-repot memikirkan nya, reflek kaki ku justru lebih memilih untuk mendekati orang itu secepat yang ku bisa. Aku berlari kepadanya dengan kecepatan yang melebihi rekor lari ku seumur hidup. Seolah tak perduli kaki ku akan copot atau apa, yang jelas aku merasa benar-benar tidak sabar untuk melihat orang itu dari dekat, menyentuh nya, kemudian memeluk nya tanpa melepas nya dan memastikan nya selalu aman dalam pelukan ku. Astaga! Aku seperti mau meledak sekarang juga! Walaupun sulit, tapi sepertinya karena melihat keberadaan orang itu perasaan bahagialah yang paling mendominasi hati ku sehingga aku sampai mengabaikan apapun demi secepat nya datang ke sisi nya.

Aku berhenti pas sekali di samping nya sehingga membuat nya sedikit tersentak kaget karena kedatangan ku yang nyaris secepat kilat. Ia menatap ku dengan tatapan lembut sambil tertawa pelan. "Astaga, hyung.. tak perlu terburu-buru begini. Seterlambat apapun kau, aku pasti akan tetap menunggu mu di sini".

Dia.. orang yang sampai mambuat ku berlari sedemikian jauh dengan kecepatan penuh sampai membuat ku terjatuh beberapa kali karena tersandung tanaman liar itu.. adalah belahan hati ku sendiri, Lee Sungmin.

"Biar saja.. aku tak akan membuat mu menunggu barang sedetik pun, Min..". Jawab ku dengan nafas masih tersengal-sengal. Entah apa yang ku pikirkan, lagi-lagi kata itu keluar begitu saja dari mulut ku. Nah.. tapi setidak nya aku setuju dengan kata-kata ku barusan.

Lagi-lagi ia hanya tertawa pelan. Ia sedikit bergeser seolah memberikan isyarat untuk ku duduk di samping nya. "Jangan berdiri dan menginjak tumbuhan lemah itu terlalu lama, hyung. Mereka bilang kau sangat berat lho, hehehe.." Aku lansung menuruti nya tanpa lepas menatap nya lekat-lekat, seolah aku sendiri masih belum percaya kalau aku barusaja menemukan orang yang ku cari.

Perasaan-perasaan negatif yang ada di hati ku dari tadi mulai berangsur menghilang. Membuat ku entah kenapa merasa kalau saat ini adalah saat yang paling bahagia salam hidup ku. Ya.., aku sangat lega melihat nya baik-baik saja, apalagi ketika ia menunjukan senyum nya untuk ku. Bahkan ia sempat tertawa. Ia juga tampak sangat manis hari ini. Aku tahu ia sebenar nya memiliki sisi feminine yang biasanya tak pernah mau ia tunjukkan di depan ku, tapi kali ini ia menunjukan nya tanpa malu-malu sedikitpun dengan dress putih yang ia pakai itu. Aku suka ia yang lebih terbuka dengan ku. Dan kuharap ia akan terus seperti ini seterus nya.

"Apa kau benar-benar bisa mendengar perasaan semua tumbuhan, Min? Apa kau tak pusing mendengar mereka yang sangat banyak ini bicara di sekitar mu?". Tanya ku dengan sendiri nya tak lepas dari topik yang ia bicarakan tadi. Ck. lagi-lagi aku tak sempat memikirkan dulu apa yang akan ku katakan. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut ku tanpa izin dari otak ku.

Tapi oh iya.. aku ingat sedikit sebelum nya.

Aku ingat kalau sebelum nya ia pernah bilang dalam hatinya kalau ia samasekali tak berguna daripada orang lain karena kemampuan nya yang menurut nya terlalu sepele. Tapi menurut ku itu samasekali tak benar. Justru kalau bisa aku sangat ingin bertukar kemampuan dengan nya. Dari dulu aku memiliki sedikit masalah pada pendengaran ku karena aku terlalu sering main game dengan volume full menggunakan headset pula. Tapi dia bahkan bukan nya bisa peka saja terhadap apapun suara di sekitar nya, tetapi ia juga bisa mendengar dan mengerti bahasa tumbuhan, juga bisa mengobrol dengan mereka. Menurut ku itu kemampuan yang luarbiasa. Bahkan saking akrab nya dengan para tumbuhan, Sungmin sampai bisa mengendalikan mereka dengan kekuatan sihir nya untuk pertahanan dan serangan nya bila terjadi sesuatu yang mengancam bagi nya. Lagipula selain sihirpun, ia juga sangat-sangat ahli dalam beladiri.

Bagi ku dia bahkan lebih dari sempurna. Lalu apa yang membuat nya sempat berpikir kalau ia tak berguna? Apa yang membuat nya berpikir kalau ia hanya bisa merepotkan saja? Dan juga apa yang membuat nya sempat-sempat nya berpikir bahwa tak ada seorangpun yang membutuhkan nya?

Dan bahkan, ada satu hal yang belum ia ketahui tentang ku bahwa.. Akulah orang yang paling membutuhkan nya.

Sangat-sangat membutuhkan nya sampai aku tak bisa hidup tanpa melihat dan memikirkan nya barang sedetik pun. Aku telah gila karena nya. Aku mencintai nya lebih dari yang ia tahu. Ya, dia tak mengerti kalau aku tertalu mencintai nya. Dia tidak mengerti, makanya ia selalu menyangkal nya dan menganggap perasaan ku itu hal yang mustahil karena kami sama-sama namja. Bahkan saking membutuhkan nya aku sampai tak memerlukan akal ku lagi dan hanya perlu mengandalkan kekuatan cinta ku dan dijadikan radar untuk mendeteksi keberadaan nya. Aku tahu kalau dari tadi aku hanya mengandalkan naluri ku untuk ingin bersama nya sehingga membawa ku sampai ke sini.

"Tentu! Apa kau masih belum percaya pada kemampuan ku? Mereka tak membuat ku pusing kok. Mereka itu menyenangkan, dan aku sangat menyukai mereka. Tempat ini sangat sempurna! Aku juga suka di sini". Jawab nya semangat sambil meletakan sesuatu di kepala ku. Saking sibuk nya mengagumi wajah nya aku sampai lupa kalau dari tadi ia sedang membuat sesuatu di tangan nya. Ia membuat rangkaian bunga yang sama dengan yang di pakainya di kepala nya.

"Huh?.. ini apa?..". Tanya ku spontan sambil melirik sesuatu yang bertengger di kepala ku ini.

"Itu adalah symbol. Yah, anggap saja begitu. Anggap saja kalau ini adalah mahkota, dan kita akan menjadi raja di tempat ini. Tak ada orang lain di sini selain kau dan aku. Dan seluruh tumbuhan di sini juga setuju mengangkat kita jadi raja mereka. Aku ingin tinggal di sini saja..". Jawab nya lagi-lagi membuat ku tersenyum.

"Kau ratu nya kan? Kau yang akan menjadi ratu untuk ku?". Tanya ku tanpa ku pikir dulu membuat ku ingin sekali menggampar mulut ku sendiri. Ck! Dia bisa membenci ku kalau aku bicara begini! Lihat saja, setelah ini aku pasti akan mengamputasi mu, dasar mulut pabo!.

"Tentu, chagiya!~ karena itu berjanjilah pada ku untuk datang lagi ke sini ya..".

Mwo?

'chagiya'?

Apa aku baru saja salah dengar barusan? Ia benar-benar baru saja memanggil ku chagi kan?

Aissh!.. aku pasti sudah gila sekarang! Mana mungkin Sungmin mau memanggil ku dengan sebutan sesayang itu. Tetapi setidak nya aku tak terlalu menyesal bila aku benar-benar gila sekarang. Setidak nya aku bisa terus mengimajinasikan hal mustahil yang sangat manis sebanyak yang ku mau.

"Ya, aku berjanji". Jawab ku yakin sambil menatap nya dalam. Aku bahkan samasekali belum sempat memikirkan kalimat tadi untuk ku katakan pada Sungmin karena saking sibuk nya mengagumi panggilan manis darinya barusan. Dan sekarang aku mulai menyadari suatu hal.. apa yang sebenar nya sedang ku bicarakan dengan Sungmin dari tadi? Entah kenapa aku benar-benar tidak mengerti..

Ia tersenyum pada ku dengan matanya yang berbinar. Terpancar kebahagiaan besar dari tatapan manis itu hanya dengan mendengar sepotong kalimat singkat dari ku yang mungkin bermakna sungguh besar bagi nya. Aku sendiri mulai menggenggam tangan nya dengan erat. "Dan ingatlah, di saat suatu hari aku datang lagi untuk mu, aku akan melamar mu saat itu juga. Jadi percayalah kalau aku pasti datang, karena aku sangat mencintai mu, chagi. Saranghae, Sungminnie..".

Ucap ku penuh keseriusan sambil menarik tangan Sungmin yang ku genggam mendekati wajah ku dan mencium punggung tangan nya penuh cinta.

Mwoya?

Apa yang baru saja ku katakan tadi?

Bukankah aku baru saja menyatakan perasaan ku pada nya?

Aissh! Ini seharus nya menjadi yang pertama kali bagi ku untuk menyatakan perasaan ku pada nya, juga melamar nya pula, tapi kenapa bisa-bisa nya aku mengatakan hal itu dengan mudah nya?. Apa aku sudah gila?

"Be..benarkah?..". Tanya nya dengan suara yang mulai bergetar. Airmata nya mulai menggenangi pelupuk mata nya. Pertanyaan nya di jawab dengan anggukan ku yang penuh keyakinan.

"...hiks.. kalau begitu.. aku.. aku pasti akan menunggu mu, Kyu.. aku berjanji akan menunggu mu datang ke sini lagi.. dan aku juga pasti akan menerima mu saat itu juga.. karena itu ingatlah selalu pada janji mu, Kyu! Datanglah lagi kesini untuk melamar ku..". Ucap nya dengan air mata haru yang mengalir di pipi nya.

Seorang Lee Sungmin telah menangis untuk ku.

Ia adalah namja yang sangat kuat selama ini. Ia tak pernah menangis untuk apapun di depan orang lain, tetapi bukan karena ia tak punya perasaan, hanya saja ia tak pernah ingin menunjukan airmata nya pada orang lain. Tapi sekarang, bahkan untuk yang pertama kali nya, ia menangis untuk ku. Dan itu adalah airmata kebahagiaan nya.

Ya Tuhan! Sambarlah aku dengan petir terbesar mu sekarang juga! Atau tidak kirimlah malaikat Mu untuk memukul ku dengan palu neraka agar aku bangun sesegera mungkin! Tolong beritahu aku kalau aku tidak sedang bermimpi sekarang! Tolong yakinkan aku kalau aku tidak sedang berimajinasi seperti biasanya! Dan tolong buktikanlah pada ku kalau ini semua kenyataan! Lee Sungmin.. manusia yang Kau ciptakan paling manis dari seluruh makhluk mu sejagad itu telah menerima perasaan ku!..

Tapi tidak juga. Walaupun ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku supaya aku bisa terus menikmati perasaan bahagia terbesar ku seumur hidup ini dan biarkan aku gila dengan perasaan ku sendiri. Jujur ini adalah pertamakali nya aku benar-benar memohon untuk sesuatu hal yang sangat-sangat ku inginkan, jadi.. Oh Tuhan, tolonglah untuk menjadikan ini semua kenyataan..

Reflek tangan ku bergerak dengan sendiri nya untuk mengelap air mata yang membasahi wajah nya itu penuh kasih sayang. "Minnie-ah.. jangan menangis. Jangan pernah menangis lagi walaupun itu untuk ku. Aku tak ingin melihat mu menangis, karena membuat mu menangis adalah penyesalan terbesar dalam hidup ku..".

Nah.. sekarang aku kembali tak mengerti dengan hal yang entah kenapa ku bicarakan. Dan aneh nya lagi Sungmin juga mengerti apa yang ku bicarakan padahal aku sendiri bingung tak karuan. Diakan sedang menangis karena bahagia. Lalu kenapa aku harus menyesal?..

Ia mengangguk. "Ne, Arraseo. Tak akan lagi. Karena setelah ini kita akan hidup bahagia selamanya. Tak akan ada lagi yang bisa memisahkan kita, dan percayalah kalau kita akan selalu bersama selamanya..".

"DONGSAENGDEUL IRREONAAAA!...".

Tiba-tiba terdengar suara keras setara dengan Guntur dari langit ke tujuh yang menyambar telinga ku tanpa ampun sehingga memaksa ku untuk membuka mata ku.

Ini hanya kamar ku.

Barusan itu adalah suara teriakkan Leeteuk hyung.

Dan berarti yang barusan terjadi itu benar-benar hanya mimpi..

Hahh.. ternyata Tuhan memang benar-benar masih menyayangi ku ya sampai ia lansung menjawab doa ku dengan mengirimkan Leeteuk hyung sebagai malaikat neraka yang menyadarkan ku dari mimpi ku dengan suara maut nya. Tapi positif thinking. Ku rasa setidak nya aku harus bersyukur karena Tuhan baru saja menghiburku dengan mimpi yang jauh lebih indah daripada segala mimpi basah ku itu.

"Ahh.. apaan sih hyung pake acara teriak-teriakan segala pagi-pagi? Tahu saja kau kalau aku sedang mimpi indah..". Keluh ku sambil mengulet-ngulet malas.

"Acara teriak-teriakan bagaimana?! Kau pikir sudah jam berapa sekarang, hah?! Apa kau mau terlambat di hari ujian mu?!". Bentak nya sambil lansung berlalu keluar dan beralih ke kamar sebelah, seperti nya untuk melakukan hal yang sama kriminal nya dengan yang baru saja ia lakukan pada ku.

Aku mengalihkan pandangan ku ke jam kecil di meja sebelah kasur ku. Masih menunjukan pukul setengah enam pagi. "Dasar hyung SIALAAN! Kau pikir jam berapa sekarang hah?! Kau kepagian!". Protes ku sekencang yang aku bisa sambil mengikuti nada ia membentak ku dengan kalimat yang hampir sama tadi.

"Kau pikir kau tak perlu waktu untuk sarapan?! Sudah, tak perlu banyak protes! Bangun saja sanaa!..". Balas nya lagi walaupun sudah berada di dimensi yang berbeda, eh maksud ku di kamar yang berbeda.

Aissh.. dasar hyung. Tak ada gunanya juga kan melawan sesosok 'ibu' itu? toh aku pasti akan kalah juga dengan kekeras kepalaan nya.

Tiba-tiba Sungmin yang dari tadi tertidur dengan tenang nya di samping ku lansung terbangun dan duduk bersila di kasur. Wajah merona nya ditekuk sedemikian rupa dengan tatapan kosong super kesal dari mata nya yang masih sangat merah juga. Berbeda sekali dengan ku, sepertinya dia baru saja mendapat mimpi buruk dari tidurnya tadi. Senyum ku muncul begitu saja ketika memperhatikan nya. Melihatnya bangun di pagi hari ku rasa cukup untuk menjadi pembangkit semangat ku setiap hari. Aissh.. ku rasa aku lebih membutuhkan nya daripada sarapan pagi ku sebelum ke kampus.

"Apa liat-liat?". Tanya nya cepat dengan bibir nya yang semakin di poutkan kesal. Menggemaskan.

"Hehe.. gwaenchanayo? Apa kau barusaja mendapat mimpi buruk, Min? ada dosen yang mencium mu ya?". Tanya ku sengaja memancing amarah nya seperti biasa.

"Lebih dari mimpi buruk. Karena kau yang mencium ku". Jawab nya datar sambil lansung turun dari kasur nya dan keluar kamar.

Otak ku yang sekerika menjadi idiot ini sepertinya masih membutuhkan beberapa detik untuk mencerna kalimat yang sebenarnya cukup simple itu dari nya sehingga meninggalkan ku yang terdiam cengo di kasur dengan bodoh nya.

Tiba-tiba ia kembali lagi sambil masih berdiri di ambang pintu. "Tapi hyung.. uhh.. aku bingung apa yang ingin ku katakan tapi.. gomawo telah menepati janji mu.. sepertinya kau benar-benar belajar dengan baik semalam. Aku juga sudah sembuh, hyung". Kata nya malu-malu sambil menunjuk tumpukan buku berserakan di sekitar ku, lalu lansung pergi lagi secepat yang ia bisa sebelum aku sempat merespon apa yang ia katakan.

Ia tersenyum?.. Ia baru saja tersenyum sekilas untuk ku?.. Oh ya Tuhan.. kenapa bisa-bisa nya Kau menciptakan makhluk semanis dia?. Ia baru saja berterimakasih hanya untuk hal semacam itu? Ck.. sepertinya aku harus bertemakasih pada buku-buku yang tak sempat ku rapikan ini. Baiklah lihat saja nanti, aku pasti akan lebih rajin lagi membaca kalian.

.

.

"Ryeowook-ah.. bisakah kau lebih cepat sedikit? Sepertinya hyung-hyung mu ini membutuhkan penyemangat secepatnya..". Kata Leeteuk hyung menatap iba pada dongsaeng-dongsaeng nya yang tampak tak jauh dari zombie yang telah mengelilingi meja makan. Sepertinya semuanya telah menjadi korban penarikan paksa dari alam mimpi mereka masing-masing, sama seperti yang ia lakukan pada ku tadi pagi. Tuh kan benar seperti yang ku bilang.. dia kepagian.

"Ne, tunggu sebentar lagi, hyung!~". Sahut Ryeowook yang sedang sibuk di dapur entah membuat apa, yang jelas pasti sarapan untuk kami.

Baiklah, daripada repot-repot ku jelaskan tentang bagaimana menyedihkan nya wajah-wajah manusia yang mengelilingi meja makan ini, lebih baik ku perjelas saja semua tentang kami.

Di mulai dari Leeteuk hyung, aku yakin kalian semua sudah bisa menebak kalau dia adalah yang tertua di dorm ini maka nya dia yang jadi leader kami dengan umur nya yang sudah 22 tahun. Bila ia lulus di ujian ini, maka ia akan menjalani tahun terakhir nya di universitas ini untuk bisa benar-benar lulus. Eh tapi tidak juga sih, setahu ku dia sudah jarang mendapat materi berupa teori lagi setelah ini, mungkin ia hanya tinggal banyak praktek-praktek saja untuk lulus, tapi aku tak mengerti juga sih, setelah ujian ini saja aku baru akan naik ke tahun kedua di sini. Dia adalah orang yang sangat baik sampai ia mendapat gelar 'special angel'. Tapi jangan salah lho, kadang ia juga bisa berbalik 180 derajat bila ia sedang menggunakan kemampuan untuk melihat masalalu nya. Bisa di bilang dia adalah tipe orang berkepribadian ganda dimana yang sisi jahat nya itu kami sebut dengan 'Park Jungsoo', nama masa kecil nya.

Eh tapi tunggu dulu, apakah sebelumnya aku sudah pernah menjelaskan kalau mereka semua berasal dari panti yang sama dan di besarkan bersama sempai sekarang makanya mereka bukan orang yang mampu? Seingat ku belum. Orang tua ku adalah orang yang sangat kaya sehingga mereka membangun sebuah panti asuhan di dekat rumah ku. Mereka mengumpulkan banyak sekali anak-anak yatim piatu dari berbagai daerah untuk dirawat di sana. Saat itu umur ku masih sekitar 3 tahun, aku suka bermain ke sana untuk mencari teman, dan karena tak terlalu banyak anak-anak yang seumuran dengan ku waktu itu, makanya aku hanya bisa dekat dengan beberapa anak di panti itu dan berteman baik dengan mereka sampai berakhir di dorm yang sama dengan mereka sekarang. Dan di saat aku masih sekecil itu, aku juga pernah pergi bermain sendiri terlalu jauh sampai aku tersesat saking kejauhan nya dari rumah. Aku sangat ketakukan saat itu karena aku tak pernah main jauh-jauh, apalagi sampai berakhir ke pinggiran kota tengah malam begitu, tapi ternyata kejadian itu justru membawa berkah untuk ku. Kejadian itu ternyata justru mempertemukan ku dengan jodoh ku, eh maksud ku Sungmin yang sedang tak sadarkan diri di dekat sebuah tempat sampah besar. Jadi dengan susah payah aku membawa nya pulang dan memohon pada orang tua ku untuk mengizinkan nya tinggal di rumah ku. Appa ku sih tidak keberatan, tapi dengan tidak sudi nya akhirnya eomma ku mengizinkan juga. Sungmin ternyata juga yatim piatu karena sejak sebelum aku menemukan nya di tempat sampah itu, ia sudah di kurung dalam sebuah kotak oleh appa nya dan di buang yang jauh. Ia hanya berbeda setahun lebih muda dari ku, dan aku juga sudah tinggal selama belasan tahun sampai sekarang aku sudah berumur 19tahun selalu dengan kamar yang sama dengan nya, jadi bukan hal yang mustahil kan kalau lama-kelamaan rasa sayang ku dengan nya semakin berubah menjadi cinta?. Tapi sayangnya karena terlalu dekat nya kami, sikap protektif ku sebagai hyung nya justru membuat nya menganggap ku sebagai kakak kandung nya makanya ia tak pernah menganggap perasaan ku sungguhan. Menyedihkan. Aissh.. kenapa lama-lama kita jadi membicarakan soal Minnie ya? Baiklah, kita kembali ke Leeteuk hyung saja.

Dulu saat ia masih tinggal di panti, lebih tepat nya sebelum ia mengenal kami, dia tidak pernah merasakan sedikitpun kebahagiaan. Hidup nya terus di hantui oleh masa lalu nya yang pahit, apalagi di saat ia melihat bayangan nya sendiri di cermin karena ia masih belum bisa mengendalikan kemampuan melihat masalalu orang. Setiap ia melihat wajahnya sendiri di cermin, ia seolah merasa sedang melihat rekaman ulang bagaimana keluarga nya bisa terpecah dan membuat nya tak punya siapapun lagi. Orang tua nya bercerai karena hal yang belum ia mengerti, eomma nya pergi dengan noona nya dan tak pernah memberikan kabar lagi sementara Leeteuk sendiri ikut dengan appa nya. Sayang nya tak lama setelah itu appa Leeteuk meninggal karena jatuh sakit, sehingga Leeteuk hyung tak punya satupun anggota keluarga lagi sampai para pesuruh appa ku menemukan nya dan mengajak nya untuk tinggal di panti. Ia selalu beranggapan kalau hanya dialah anak yang nasib nya paling buruk dari pada siapapun.

Hingga akhirnya suatu hari Kangin hyung juga datang ke panti itu karena ia kehilangan kedua orangtua nya karena desa nya terkena bencana gempa. Padahal sebenarnya gempa itu sendiri adalah karena ulah Kangin yang mengamuk dengan sihir elemen tanah nya karena tidak di izinkan untuk main ke tempat yang di inginkan nya. Kangin sebenarnya tahu itu salah nya, dan sebenar nya ia sangat menyesali hal itu, tetapi dia yang memang sifat nya santai begitu tak terlalu mempermasalahkan pengalaman pahit nya itu sehingga membuat Leeteuk begitu terinspirasi oleh nya. Merekapun berteman dengan baik sampai membuat Leeteuk berubah menjadi anak yang sangat bersemangat, dan memutuskan untuk menjadi orang yang berbeda dengan nama baru yang di berikan oleh Kangin, yaitu 'Leeteuk' yang berarti special. Kangteuk pun hidup bahagia selamanya.., eh tidak, maksud ku sampai sekarang.

Sekarang kita beralih ke Yesung hyung. Meskipun kelihatan nya ia hanya namja yang polos, tapi dia sebenarnya sudah pernah merengut nyawa seseorang dengan tangan nya sendiri. Dan sadis nya lagi orang itu tidak lain adalah orangtua nya sendiri. Kisah nya tak jauh berbeda dengan Kangin yang tak mampu mengendalikan kekuatan nya. Yesung terpengaruh oleh bisikan-bisikan iblis di sekitarnya untuk melepas semua elemen kegelapannya. Kejadian itu adalah hal yang paling disesali nya seumur hidup, tetapi ada satuhal yang dapat membuat nya kembali bersyukur atas hal yang terjadi dengan nya itu, yaitu karena musibah itu menjadi jembatan penghubung yang mempertemukan nya dengan kami. Maka sejak saat itu ia bersumpah untuk tak akan terpengaruh untuk menggunakan sihirnya lagi kecuali untuk melindungi orang-orang yang dia sayangi.

Heechul hyung satu tahun di bawah Yesung, Kangin, dan Leeteuk hyung. Dari dulu ia sudah selalu menjadi orang yang mampu menarik perhatian siapapun, makanya ia tak pernah nya terlihat sangat mudah dengan kemampuan feromon nya karena pasti selalu di bantu oleh orang lain, tetapi sebenarnya ia juga tetap memiliki hal yang buruk dalam hidup nya, yaitu karena orang tua nya tak punya cukup banyak biaya untuk membiayai nya sehingga orang tua mereka menitipkan nya di panti. Menyedihkan. Tapi setidaknya cara nya berpisah dengan orang tua nya adalah yang paling baik daripada yang lain. Hangeng dan Eunhyuk juga kurang lebih bernasib sama dengan nya, tetapi cerita Hangeng sepertinya bisa di bilang sedikit berbeda. Karena Hangeng adalah anak berkebangsaan Cina asli yang orang tua nya sangat miskin sehingga harus menitipkan nya pada teman orang tua nya di Korea. Tetapi sepertinya teman nya itu sedikit keberatan untuk menerima nya, sehingga orang itu malah menyuruh Hangeng pergi lagi ke panti kami. Berbagai kesamaan, terutama umurnya yang sama membuat Heechul merasa sangat cocok dengan Hangeng sehingga mereka bisa sangat akrab dan menjadi couple yang baik. Ah.. happy couple.

Lalu kalau Zhoumi adalah pendatang gelap. Dia juga seumuran dengan Hangeng, Heechul, dan Siwon, tetapi aneh nya ia tiba-tiba datang tanpa sebab tak seperti anak-anak lain. Dulu saat ia ditanya apa yang terjadi dengan nya sebelum dating ke panti, ia selalu menjawab kalau ia tak ingat apapun seolah dia mengalami amnesia. Padahal dari dalam pikiran nya aku tahu kalau ia datang ke panti waktu itu adalah untuk pelarian nya karena orang tua nya sedang di cari oleh sekelompok orang misterius yang ia memang tidak tahu dari mana asal-usul nya. Sejak kecil ia sudah menjadi pembohong yang baik serta orang yang sangat pintar berbicara untuk meyakinkan orang lain. Selalu berhasil menyembunyikan apapun dengan sangat rapi, kecuali dengan ku. Pantas saja ia memiliki cita-cita untuk menjadi MC dengan mulut bawel nya itu..

Kalau Siwon, dia adalah anak yang memang sudah di asuh di gereja dekat rumah ku karena ia memang tidak memiliki orang tua sejak dulu entah karena apa. Tapi ketika melihat ada kami di panti itu, entah kenapa ia malah lansung berubah pikiran dan memutuskan untuk tinggal bersama kami saja dan berteman dengan kami. Mungkin takdirlah yang menuntun nya menuju kami, buktinya sampai sekarang ia tampak selalu senang di sini. Yahh.. tak selamanya kehidupan di panti itu menyedihkan selama kami masih memiliki teman dan selalu bersama. Ah tidak, bukan hanya 'teman', tetapi kami sudah menganggap kalau kami adalah satu keluarga karena mereka semua sama-sama tak punya orang tua. Kadang aku sering merasa terasingkan dari mereka karena hanya aku sendiri yang memiliki segalahal yang lengkap dalam hidup ku, mulai dari keluarga sampai harta yang berlimpah pun juga orang tua ku punya. Tapi mereka tetap menganggap ku satu dari mereka, makanya bagi ku mereka sungguh orang-orang yang penting..

Lalu yang satu tahun di bawah Siwon lagi adalah Eunhyuk, Donghae, dan Shindong di mana umur mereka adalah 20. Aku dan Kibum masih satu tahun di bawah Eunhyuk. Sungmin dan Ryeowook masih 18 tahun, sementara maknae kami yang sebenar nya adalah Henry yang masih 17 tahun, tetapi berhubung Henry yang paling terakhir bergabung dengan kami, maka Ryeowook yang terbisa di manjakan hyung-hyung nya tak ingin menyerahkan gelar maknae nya pada Henry begitu saja karena takut kehilangan perhatian dari para hyung nya. Dan Henry pun tak terlalu mempermasalahkan nya, maka nya Ryeowook lah yang tetap di anggap sebagai maknae disini. Dasar anak kecil..

Oh iya bicara tentang Ryeowook.. dia adalah korban amnesia yang sebenar nya. Aku melihat isi kepalanya benar-benar kosong saat appa ku menemukan nya dan menjadikan nya anggota dipanti juga. Appa ku bilang orang tua nya telah dibunuh dengan tragis nya di rumah nya sendiri oleh pembunuh misterius yang sampai sekarang masih menjadi buronan polisi. Appa hanya memberitahu soal hal ini pada ku, ia juga bilang jangan sampai Ryeowook mengetahui nya, karena takutnya nanti Ryeowook yang polos itu bisa tumbuh menjadi seorang anak yang pendendam dan tak berperasaan. Kasihan.

Sudahlah, aku tak ingin lagi lebih banyak membahas soal hal yang tidak mengenakkan ini. Lagipula aku juga baru sadar kalau Ryeowook baru datang dengan membawa sepiring besar roti bakar dan meletakan nya di tengah meja makan yang tengah kami kelilingi ini. Seketika wajah-wajah lesu mereka berubah segar seketika melihat ada sarapan datang ke depan mata mereka. Secepat kilat semuanya lansung menyambar roti yang bahkan masih panas itu dengan rakus. Haha.. inilah ritual pagi kami. Pasti setiap hari kami harus berebut sarapan demi menyiapkan diri untuk memulai hari dengan perut yang terisi penuh. Merepotkan memang, tapi juga menyenangkan. Bagi ku inilah cara agar kami bisa merasa semakin merasa dekat dengan satu sama lain.

.

.

*TBC

Author : entah cuma perasaan saya aja atau chapter4 ini emang lebih sedikit daripada chapter-chapter sebelum nya ya?.. yasudahlah, terimakasih banyak ya bagi yang sudah bersedia untuk meluangkan waktu membaca cerita ini, dan mohon review nya ya sodara-sodara sekalian..~ :D

Oh iya!, plus saya kan sekarang lagi mau nyoba survey, tolong tulis satu bias kalian dari member super junior di review nya yaa.. :D please~ pleasee~ soalnya saya cuma pengen tau aja siapa member yang paling di sukain banyak orang, dan member yang paling banyak kepilih itu nantinya mau ku jadiin tokoh utama di cerita yang baru pengen ku buat lagi.. :3 hehehe. Kalo engga, kalian bisa tolong masukin saran aja ya siapa yang paling cocok buat di jadiin tokoh utama buat fanfic baru yang bakal aku tulis ini, soalnya genre nya horror lho.. o_o hehe

Okee, mohon review nya yaa!..~ :D sekali lagi terimakasih banyak!~