LOVE AFTER LOVE

Title: Love After Love

Author : Gia onee-san a.k.a park Young eun

Pairing : Kim Jaejoong, Jung Yunho, Go ara, Sandara Park

Genre : Romantic, Drama, Complicated,

Rated : T

Leigth : Chapter

Happy Reading^^

Love After Love

Giaoneesan

Tampak sebuah limousin berhenti di depan Universitas Chongju. Seorang namja yang bisa dibilang cukup fashionable dengan penampilannya sebuah kaos v neck berwarna putih dipadu denagan jas hitam non formal serta celana jeans. Rambut hitamnya yang menutupi dahi tidak mengurangi pancaran wajahnya yang cukup tampan tapi juga cantik. Dia menggeser langkahnya menyunggingkan senyum di bibiir cherrynya pada seseorang yang ikut keluar dari limousin mewah itu. Tangan namja itu terulur dan disambut oleh seorang yeoja berambut panjang dan cukup cantik. Mereka berjalan bersama menuju kampus dan jangan lupakan berpasang-pasang mata yang menatap kagum pada pasangan paling ideal di Chongju University. Meskipun pada kenyataanya status sosial mereka jauh berbeda.

Namja yang tampan sekaligus cantik itu bernama Kim Jaejoong, putra dari pemilik perusahaan tambang yang terbesar di Asia. Sementara yeoja yang mendampinginya adalah Go Ara, gadis biasa yang cukup cantik dan pintar. Orang tuanya bekerja sebagai supir pribadi keluarga Kim. Beruntung gadis itu bisa mendapatkan hati putra majikannya Kim Jaejoong. Pemuda yang baik hati, perhatian, dan ramah.

"Oppa! Aku lapar, bagaimana kalau kita ke kantin dulu, bukankah kelasmu masih ssetengah jam lagi." Rengek Ara sambil bergelayut di lengan Jaejoong. Namja itu tersenyum melihat tingkah manja yeojachingunya.

"Mwo? Bukankah kau sudah mengambil jatah sarapanku pagi tadi, masih lapar juga? Aigoo..." Ucap jaejoong dan mencubit cuping hidung yeoja yang tertawa dan mengeratkan rengkuhannya di lengan jaejoong semakin memeluknya.

"Oppa! Kau tidak sayang padaku lagi eoh? Gurae... aku akan mencari namja lain yang lebih perhatian padaku. Awas saja kau pasti menyesal oppa." Ara hendak melepaskan rengkuhannya dilengan Jaejoong ketika namja itu menahannya dan tersenyum.

"Arraseo. Apapun yang kau mau pasti terlaksana my princess"

"Kajja, palli-palli" Ara menarik tangan Jaejoong membawanya setengah berlari menuju kantin.

"Oppa, kau cari tempat duduk aku yang memesan eotte?" Tanya Ara mendorong tubuh Jaejoong memasuki kantin sebelum gadis itu melenggang pergi saat menerima anggukan dari namjachingunya.

Jaejoong memutar pandangannya kesegala arah mencari-cari tempat duduk yang sesuai dengan keinginannya pendengarannya menajam saat ada suara yang menyerukan namanya.

"Jae hyung ! Yeogie " Namja bermata does itu tersenyum dan menghampiri sosok yang memanggilnya.

"Ya, Changmin~ah, apa kau tidak bosan setiap hari mengencani kantin eoh? Aku lihat kau tidak pernah absen datang kemari, bahkan melewatkan mata kuliah untuk berkunjung kemari." Namja bernama lengkap Shim Changmin itu nyengir, melihat Jaejoong menghela nafas memperhatikannya sekarang yang dikelilingi hampir semua menu yang ada di kantin kampus.

"Jangan sungkan hyung ayo duduk, tapi pesan makanan sendiri ya. " Jaejoong mendengus dan memutar bola matanya.

"Dimana Junsu? Aku belum melihatnya, bukankah dia masuk hari ini? " Changmin hanya menggeleng dan melanjutkan kencannya dengan beraneka hidangan dihadapanya.

"Oppa. Kenapa memilih duduk disini? Aku lihat banyak kursi yang kosong." Keluh Ara sambil memandang iritasi pada namja bertubuh tinggi dihadapan Jaejoong.

"Yak! Changmin~ah, ck...ck...ck... kau ini benar-benar namja rakus." Seru Ara lagi dan duduk di samping Jaejoong yang tersenyum melihat wajah kekasihnya dipenuhi rasa kesal berbanding terbalik dengan sahabatnya changmin, namja itu seakan tidak pernah mendengar yeoja didepannya mengumamkan kata-kata.

Changmin dan Ara memang tidak pernah akur, Changmin pernah mengatakan pada jaejoong, kalau gadis yang dipilihnya sebagai yeojachingu itu tidak tulus, dan hanya ingin memanfaatkan kepularitas sarta status Jaejoong yang cukup terkenal di Universitas Chongju.

Sementara Ara juga tidak menyukai Changmin. Dan mengatakan kalau namja tinggi ini hanya mau numpang makan gratis padanya. Jaejoong hanya tersenyum menanggapi keluhan sahabat juga yeojachingunya itu, dia tidak ambil pusing hanya berharap suatu hari Changmin akan menerima Ara begitu juga sebaliknya.

"Jaeeee hyuuuuuungggg..." Lengkingan suara lumba-lumba memenuhi kantin, membuat penghuninya menutup telinga mereka rapat-rapat. Nampak namja berambut pirang berlari kearah Jaejoong dan berhambur memeluk namja bermata does itu.

"Yah, Su ie, Musun il-iya eoh? Kau tampak bahagia sekali. " Tanya Jaejoong sembari melihat Ara yang duduk disampingnya melotot sampai bola matanya saja hampir keluar, tak lupa dengan deatglare nya yang mengarah pada Jaejoong. Dia menujuk namja yang sedang memeluk Jaejoong dengan dagunya.

`Cepat lepaskan dirimu dari pelukan namja aneh itu atau aku pergi sekarang juga` bisik Ara menggunakan bahasa bibirnya yang mudah dimengerti Jaejoong. Namja bersuara lumba-lumba atau Kim Junsu lebih tepatnya itu adalah sepupu Jaejoong.

Junsu melepaskan pelukannya begitu melihat jaejoong tercekat menahan nafas, dia duduk di samping changmin dan tidak berhenti tersenyum. Namja berwajah imut itu baru saja akan meneguk jus jeruk yang tersaji di hadapannya, namun tangannya kalah cepat dengan Changmin yang meraih gelas itu sembari menjulurkan lidahnya pada Junsu dan mendapat raut cemberut serta pandangan sebal dari Junsu. Jaejoong menyodorkan minumanya pada namja bersuara dolphin itu dan mendapatkan hadiah senyuman terindah khas Kim junsu tapi tidak melupakan mata Ara yang memelototi Jaejoong. Jaejoong tersenyum dan meraih tangan Ahra mengenggamnya sembari menggelengkan kepalanya seakan berkata tidak apa-apa.

"Hyung, aku membawa berita bagus" Seru Junsu setelah menegak separuh isi gelas Jaejoong.

"Mwoya?"

"Memang berita apa?" sahut Ara yang tampak tertarik melihat Junsu yang penuh semangat. Junsu memanyunkan bibirnya kepada Ahra merasa tidak ikut berbicara dengan yeoja itu. Dari segi menjadi musuh Ara, Junsu dan Changmin memang sangat kompak kecuali kalau Junsu tiba-tiba menyomot makanan Changmin, baru namja tinggi itu akan bereaksi memusuhinya juga. Berbeda dengan dongsaeng Jaejoong yang satu lagi, Park Yoochun yang sampai sekarang belum tercium rayuan gombalnya. Biasanya pagi-pagi dia akan duduk disamping Ara dan memuji Jaejoong yang pintar memilih yeojachingu. Semua teman Jaejoong memang punya sifat yang berbeda-beda.

" Hyung, aku dengar ada beberapa siswa pertukaran dari Jepang." Jaejoong mengankat alis mendengar penuturan Junsu tidak berbeda dengan Ara yang dengan tatapan mengejek dan meremehkan. Baru Jaejoong akan menanggapi apa yang dilontarkan Junsu, Ara sudah mendahuinya.

"Lalu, apanya yang bagus? Paling hanya yeoja yang cupu-cupu dengan bahasa aneh mereka, belum namja mereka yang bermata sipit-sipit itu, pasti membuat pandangan iritasi saja." Sahut Ara yang menyeruput jus yang baru dibawanya.

"Chagiya..." Tegur Jaejoong dan menatap lembut yeojachingunya yang terlihat salah tingkah karena ucapannya barusan, Ahra hanya menunduk dan memandang Jaejoong seperti mengucapkan kata maaf.

"Kau salah besar, ada orang spesial diantara siswa pertukaran itu." Sahut junsu seakan tak mau kalah dengan ejekan Ara.

"Nuguya?" Celetuk Changmin setelah menelan sisa makanan terakhirnya dan menagak jus jeruk yang beberapa menit lalu akan disambar Junsu.

" Teman dunia maya yang kukenal." Sahut Junsu , Ahra mendengus dan mulai menyantap pasta yang baru saja dipesannya. Sementara Changmin sudah beralih melihat Ara yang menggulung-gulung pasta dengan garpunya dan menelan saliva saat yeoja itu memasukan gulungan pasta kedalam mulutnya.

"Oh.. syukurlah, akhirnya kau bisa bertemu dengan teman dunia mayamu itu Su ie" Sahut Jaejoong dan mendapat anggukan bahagia dari namja berwajah imut Kim Junsu itu.

"Oppa! Ayo buka mulutmu aaa...aaa " Yeoja berambut panjang itu menyodorkan garpu dengan pasta di hadapan namja bermata does yang menerima suapannya dengan senang hati.

Love After Love

Giaoneesan

Tampak dua orang namja berjalan di halaman Chongju University. Banyak tatapan kagum dan terpesona yang mereka arahkan pada dua sosok yang sangat tampan dan memikat itu. Bahkan tidak segan ada yeoja yang menabrak tiang dan terjatuh karna menatap kedua namja itu. Mereka berjalan kearah kantin sambil terus mengobrol mengacuhkan banyaknya namja dan yeoja yang menatap mereka.

" Jangan hiraukan mereka hyung, mereka memang norak. Apalagi melihat wajah tampan hyung." Ucap salah satu dari kedua namja itu yang berwajah cassanova, Park Yoochun. Namja manly disampingnya hanya mengangguk. Mendadak langkah namja disamping Yoochun berhenti begitu saja, membuat Yoochun bingung dan memandang kearah namja bermata musang itu.

"Ada apa hyung?" Tanya Yoochun sedikit khawatir.

"Lie, sore wa Kim Junsu wa arimasendeshita ka?" (Tidak, bukankah itu Kim Junsu?) Yoochun mengerutkan kening dan melihat kearah yang ditunjuk namja manly disampingnya itu.

" Benar hyung, dia Kim Junsu, teman dunia maya Yunho hyung kan? Hyung hebat bisa langsung mengenalinya. Ayo kita kesana hyung, aku kenalkan dengan teman-temanku yang lain." Namja yang dipanggil Yunho itu pun mengangguk dan melangkah masuk ke kantin Chongju University.

" Hyung itu mereka..." Seru Junsu tiba-tiba sambil mengacungkan telunjuknya kearah dua orang namja yang berjalan kearahnya.

Changmin, Jaejoong, dan Ahra menoleh dan mengarahkan pandangan mereka pada dua sosok pemuda tampan yang bahkan sekarang bukan hanya menarik perhatian mereka saja melainkan suluruh penghuni kantin.

"Yunho san! " Teriak Junsu dangan lengkingannya, membuat Changmin yang berada di sampingnya menutup telinga rapat-rapat. Laki-laki yang dipanggil Junsu menyunggingkan senyum di bibir berbentuk hatinya, membuat para yeoja yang berada disitu menganga lebar dan jatuh pingsan karna terpesona.

"Ohayo Yunho san, welcome back to Seoul again. " Senyum Junsu dan menjabat tangan namja bermata musang itu.

"Junsu wa anata ni aete yorokonde, ogenki desu ka?" ( Senang bertemu dengan mu Junsu, bagaimana kabarmu? ) Tanya namja tampan itu tanpa mengurangi senyuman yang terlukis disudut bibirnya. Junsu mengerucutkan bibir mendengar namja bernama Yunho itu membalas ucapannya menggunakan bahasa Jepang yang sedikit kurang dimengertinya. Junsu mengerling ke arah Jaejoong yang sedang mengamati pertemuan mereka.

"Jae hyung ayo terjemahkan apa yang dikatakan Yunho san pada ku." Rengek Junsu yang dibalas tatapan heran Jaejoong maupun namja tampan dihadapannya.

"Heeii..? Kenapa aku?" Tanya Jaejoong dengan polosnya, bahkan dia sudah tidak menyadari berpasang-pasang mata yang menatapnya.

"Mwoya?" Tanyanya lagi, masih dengan tampang polosnya.

"Oppa! Bukankah diantara mereka kau yang mengerti bahasa Jepang? Jelas saja kan Junsu meminta bantuanmu." Celetuk Ara jengah melihat wajah polos namjachingunya itu. Jaejoong hanya mengangguk

" Ohayo Yunho san, ore wa, anata to aete ureshi Kim Jaejoong ogenki desu ka." ( halo Yunho apa kabar, aku Kim jaejoong senang berjumpa denganmu)

Seru Jaejoong dan berdiri menjabat tangan namja bermata musang itu, yang tidak berkedip ketika memperhatikan namja bermata does yang sekarang berkenalan denganya. Bahkan Yunho tidak sadar ketika Jaejoong berusha melepaskan jabatan tangan mereka yang belum juga selesai setelah beberapa menit lamanya dan membuat beberapa deheman dari orang-orang disamping mereka.

"Ah, tsumimasen. Jaejoong san, anata wa kawai desu." (ah maaf, Jaejoong anda sangat imut) Ungkap Yunho sambil tersenyum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan jangan lupakan tatapan melotot dari Jaejoong, namja bermata does itu sedikit kesal karna dikatai imut.

Demi apapun dia ini kan seorang namja kenapa dibilang imut. Jaejoong terlihat kesal dengan teman dunia maya Junsu ini terlihat dari ekspresinya yang yang mengerucutkan bibir cherrynya.

"Ano, ore wa moshiwakearimasenga, kono otoko." (maaf, tapi aku ini laki-laki) sanggah Jaejoong yang mendapat balasan senyum lagi dari Yunho.

"Oh. Anata o imi suru bishounen." (berarti kau seorang laki-laki cantik) Simpul Yunho membuat mata does itu membulat seketika.

"Mwo? Yak! Michyeosseo?" Pekik Jaejoong tidak terima,sampai tidak sadar menjawab pernyataan namja tampan itu dengan bahasa Korea.

Ck...Ck...Ck...

Yoochun yang sedari tadi diam bedecak kesal, mejinakkan suasana yang mulai tegang hanya karna kata `kawai` yang di lontarkan hyungnya Yunho barusan.

" Sudahlah, Yunho hyung, Jae hyung, tidak kah kalian menyadari kami yang seperti balita yang menyaksikan pertunjukan drama luar negeri?" Seru Yoochun dan mendapat anggukan kepala dari tiga orang yang menjadi patung sedari tadi mendengar dan melihat perbincangan dua orang dalam bahasa yang sama sekali tidak mereka tau artinya itu.

"Jae hyung. Aku kan meminta mu menerjemahkan, bukan saling berdialog seperti itu." Keluh Junsu pada Jaejoong yang menjadi salah tingkah.

"Mianhe Su ie. Habis dia mengataiku seperti itu. Aku kan jadi kesal." Kilah Jaejoong membela diri.

"Memangnya apa yang dia katakan oppa?" kali ini Ara yang juga tidak mengerti namjachingunya dikatai apa oleh namja bernama Yunho itu ikut penasaran.

"Aniya, gwenchana.." jawab Jaejoong tanpa mengalihkan deatglarenya pada namja bermata musang yang justru tersenyum kepadanya.

"Sudah lah, Yunho hyung. Kenalkan ini semua teman-temanku, itu Changmin, Jaejoong hyung, Ahra, dan kau sudah tau Junsu." Yoochun menunjuk satu per satu orang-orang yang ada dihadapannya.

Changmin yang sudah tenang kembali setelah memesan tiga piring pasta dan sekarang melambaikan tangan kearah Yunho yang membalasnya dengan tersenyum, lalu Ara yang menampakkan senyum terbaiknya dan menjabat tangan Yunho.

"Go Ara imnida bangapsumnida Yunho ssi." Ucap Ahra sambil melirik kearah Jaejoong yang memalingkan wajahnya kearah lain.

"Jung Yunho imnida, mannaseo bangawoyo." (aku Jung Yunho, senang bertemu dengan mu) Ucap Yunho lancar, sontak membuat Junsu, Jaejoong dan Ara terkejut dan Changmin yang hanya mangangkat sebelah alisnya sambil terus menyantap pastanya, tapi tidak untuk Yoochun yang justru tersenyum singkat dan misterius. Pasalnya Yunho dari tadi bicara menggunakan bahasa Jepang, dan sekarang namja tampan itu bicara bahasa Korea dengan sangat lancar.

"Yunho san, k-kau bisa bahasa Korea?" Junsu tergagap menanyai Yunho. Namja tampan itu mengangguk.

"Nde, aku memang orang Korea Junsu~ya, meskipun sudah 10 tahun aku tinggal di Jepang. Tapi Korea tetap tempat tinggalku kan?"

"Itu aku juga tau Yunho san. Tapi kau tidak pernah bilang kau menguasai bahasa Korea juga." Memang selama berinteraksi dengan Yunho, Junsu sering menggunakan bahasa Inggris yang menurutnya bisa dipahami kedua belah pihak, dia tidak pernah menyangka meskipun sudah tinggal di Jepang selama 10 tahun, Yunho masih sangat bagus bicara bahasa negaranya.

"Mianhe Junsu~ya aku tidak memberitaumu dari awal, hanya ingin memberikan sedikit kejutan." Junsu mengangguk dan mengiyakan jawaban teman dunia maya nya itu. Lain halnya dengan namja cantik yang mendengus dan masih setia membuang muka kearah lain.

"Omo! Oppa, bukankah kelasmu dimulai lima menit lagi?" celetuk Ara yang membuat Jaejoong seperti disiram air. Otaknya baru mencerna kalau niatnya kekantin hanya untuk menemani kekasihnya sarapan sementara saja tapi dia malah melupakan tujuan awalnya gara-gara kata `kawai` itu. Jaejoong menepuk keningnya sendiri.

"Babo. Chagiya, oppa pergi dulu nde, nanti oppa tunggu pulangnya kita makan siang bersama. Cuup ... " Ucap jaejoong tergesa-gesa dan tak lupa memberikan kecupan selamat tinggal pada Ara yang mengangguk dan tersenyum malu menunduk menyembunyikan rona merah dikedua pipinya karena kecupan singkat Jaejoong.

" Ngomong-ngomong, apa yang kau katakan pada Jae hyung tadi Yunho san." Ucap Junsu tiba-tiba dan menatap Yunho penuh tanya.

"Aku bilang dia Bishounen."

"Ehh?"

"Hahaha..." Kali ini Yoochun tertawa dan mendapat perhatian Junsu dan Ara. Changmin? Lupakan dia sudah mengambil beberapa snack dan menghambur berlari di belakang Jaejoong. Tentu saja karna Jaejoong dan Changmin memang satu kelas.

"Tidak ada arti khusus, hanya seperti laki-laki tapi cantik." Yunho mengulum senyum mengingat reaksi namja bernama Kim Jaejoong tadi yang sangat tidak terima dipanggil pria cantik olehnya meskipun pada kenyataanya memang seperti itu.

"Namja cantik ya? Tentu saja Jaejoong oppa marah. Dia paling anti di bilang cantik. Dan dia selalu menentang itu, dengan mengatakan dia tampan bukan cantik." Ucap Ara setelah tahu apa yang membuat namjachingunya sempat naik darah tadi.

"Tapi menurutku memang dia cantik kan?" Jawab Yunho polos yang mendapat sikutan dari Yoochun menunjuk Ahra dengan matanya.

"Jangan bicara sembarangan hyung, di sini ada yeojachingunya."

"Ah.. gwenchana Yoochun oppa. Tenang saja aku tidak akan mengadukannya pada Jaejoong oppa."

"Oh.. jadi kau dan namja cantik itu sepasang kekasih?" Tanya Yunho sedikit terkejut tapi dia ingat saat Jaejoong akan pergi tadi, namja cantik itu sempat mengecup pipi gadis dihadapanya ini dan tidak lupa dengan panggilan chagiya yang dilontarkan namja cantik itu.

"Yunho san bagaimana kalau kita berkeliling kampus, aku akan menunjukkan detail Chongju University pada mu." Usul Junsu dan mendapat anggukan dari Yunho.

"Ahra~ya!" Terdengar seruan beberapa yeoja yang memanggil Ara, gadis itu menoleh dan mendapati teman-temannya berdiri tak jauh dari kantin. Mereka melambaikan tangan kearahnya.

" Yunho ssi, Yoochun oppa, aku pergi dulu nde, teman-temanku memanggilku, annyeong" Ara tersenyum sebelum berlari kearah yeoja-yeoja yang mulai berbisik-bisik sambil memperhatikan Yunho dan Yoochun. Junsu hanya mendengus, kesal tentu saja karena hanya namanya yang tidak disebut oleh yeoja yang memang tidak diisukainya itu.

"Kajja Yunho san, Yoochun hyung." Dan suasana kantn menjadi biasa saja setelah wajah-wajah menawan meninggalkan tempat favorit Changmin itu.

Love After Love

Giaoneesan

Jaejoong memegang sebuah sandwich di tangan kanannya dan ponsel di tangan kirinya, tidak lupa dengan earphone yang mengalung dilehernya. Jemari dan pandanganya terfokus pada benda di tangan kirinya sembari sesekali memasukkan sandwich itu ke dalam mulutnya. Dan kecerobohannya adalah dia sama sekali tidak memperhatikan jalanan dihadapannya sibuk dengan kegiatannya sendiri

sampai tubuhnya membentur sesuatu dihadapannya.

Dugh

Namja cantik itu bahkan tidak meminta maaf atau marah, mengangkat wajahnya pun tidak. Dia mundur beberapa langkah dan menggeser tubuhnya kesamping kanan. Ketika hendak melanjutkan langkahnya, tiba-tiba tubuh yang ditabraknya tadi ikut menggeser kekanan mengikuti langkahnya. Masih menunduk, Jaejoong berganti bergeser kekiri tapi tubuh dihadapannya juga ikut bergeser kekiri mengikuti setiap pergerakan tubuhnya. Begitulah beberapa saat sampai namja cantik bermata does itu merasa jengah.

"Soseonghamnida" Seru Kim Jaejoong sambil membungkukkan badannya dihadapan orang yang di tabraknya tadi dan tanpa menolehkan kepalanya, namja cantik itu malah berbalik dan berjalan membelakangi seseorang yang baru saja di mintai maaf olehnya. Tidak lama berjalan, langkah namja cantik itu pun terhenti apalagi setelah mendengar apa yang diserukan orang itu padanya.

"Ya, bishounen." Jaejoong berbalik dan mengangkat wajahnya. Does iyes nya bertatapan dengan manik musang yang sedang memamerkan senyum di bibir berbentuk hatinya.

"Yak! Siapa yang kau maksud bishounen eoh?" Tanya Jaejoong sarkatis dan jangan lupakan tanganya yang menggengam keras sandwich yang tinggal separuh di tangan nya yang siap ia lemparkan pada namja bermata musang di hadapannya itu.

"Tentu saja kau. Memang siapa lagi? Bukan kah Cuma kau yang ada dihadapanku?" Seru namja bernama Jung Yunho itu, membuat namja cantik di hadapannya menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri menyadari memang hanya ada mereka berdua di tempat itu, Jaejoong mendengus dan berjalan mendekat kearah Yunho sampai jarak kaki mereka hanya beberapa senti.

" Yak Jung Yunho, sudah kubilang kan aku namja. Dan aku ini tampan tidak cantik atau imut dan jangan memanggilku bishounen. Chamkan itu !" Jaejoong menunjuk dada Yunho dengan jari kelingking kirinya sembari masih memegang ponsel miliknya. Sementara yang ditunjuk malah menyeringai dan memasang wajah datarnya.

"Tapi kau memang cantik." Ucap Yunho enteng membuat Jaejoong menggeram dan mengerucutkan bibirnya sebal.

"K-kau ... Awas kau!" Ancam namja cantik itu dan menendang sepatu Yunho sebelum berlalu meninggalkan Yunho yang masih saja menyeringai evil. Baru saja melangkah.

Dugh

"Kyaaaa ! ! !"

Kaki Jaejoong terantuk sesuatu sehingga tubuhnya kehilangan keseimbangan. Namja cantik itu tidak mau mengambil resiko melihat dirinya terjatuh dengan tidak elit, Jaejoong memejamkan matanya rapat-rapat dan bersiap wa jah putih mulus dan tampan nya akan menabrak aspal di halaman kampus Chongju. Ponsel dan sandwich berhamburan saat tubuhnya serasa melayang bebas.

Seett

Merasa ada sebuah tangan menarik pergelangan tangannya dan menariknya kuat membuat tubuhnya kembali melayang kearah belakang dan menghantam sesuatu.

Jaejoong membuka matanaya perlahan dan satu persatu, mata doesnya mengerjap tapi yang dilihatnya sekarang bukan aspal jalan di halaman kampus melainkan sebuah kulit. Ya kulit. Tunggu! Kulit? Siapa? Jaejoong mengangkat wajahnya dan seketika mata besarnya membulat sempurna betapa tidak , lihat posisinya sekarang yang berada di dalam pelukan seorang namja dan what the, bibir berbentuk hati namja itu tepat menyentuh keningnya yang untungnya masih tertutup rambutnya yang menutupi dahi.

"Kyaaaaaaa..." Teriak Jaejoong dan mendorong tubuh kekar Yunho menjauh darinya.

"Â, kamisama, anata wa watashi ni kansha shinaide kudasai?" ( Oh Tuhan, kau tidak berterimakasih padaku? ) Jaejoong mendelik, mendengar Yunho berbicara seperti itu.

"Kau pikir aku bodoh, kau kan yang menjegal kaki ku biar aku terjatuh. Begitu kan?" Bantah namja cantik itu tidak terima.

"Kau sendiri yang tidak berhati-hati. Sekarang malah menyalahkan ku. Bukankah kau sendiri yang tadi mengantukkan kaki mu, jelas-jelas kaki ku tidak berpindah tempat." Kilah Yunho dan membuat Jaejoong menerucutkan cherry lips nya membuatnya tampak benar-benar imut.

"Kau ! aku marah padamu!" Simpul namja cantik itu dan melenggang pergi meninggalkan namja tampan bermata musang itu yang mengerutkan kening. Yunho baru akan melangkah pergi ketika tak sengaja dilihatnya sebuah ponsel dan sandwich yang tergeletak begitu saja di atas rerumputan di samping lokasi tempat namja cantik Kim Jaejoong terjatuh dalam pelukannya. Yunho tersenyum dan memungut ponsel itu, memasukkan kedalam saku celananya dan berlalu.

Love After Love

Giaoneesan

"Ah... Eodiga? Sepertinya aku memasukkannya ke dalam tas, tapi kenapa tidak ada." Kim Jaejoong membongkar tasnya. Saking frustasinya di tumpahkan nya sumua isi tasnya di atas kursi taman dan mengacak-acaknya.

"Eopseo." Gumannya lirih dan terduduk lemas di samping barang-barangnya yang berceceran diatas kursi.

"Oppa!" seru seorang yeoja yang berjalan menuju tempatnya. Buru-buru Jaejoong meraup semua barang-barang nya yang berantakan dan memasukkan nya asal kedalam tasnya. Tak lupa namja bermata does itu menyunggingkan senyum di bibir cherrynya.

"Oppa, gwenchana?" Jaejoong mengangguk dan menepuk bagian kosong kursi disampingnya, mengisyaratkan yeoja itu untuk duduk disampinganya.

"Kau benar tidak apa-apa kan oppa? Tapi wajah mu sedikit pucat. Apa oppa sakit?" Jaejoong menggeleng dan meraih tangan yeoja itu kepangkuannya lalu menyandarkan kepalanya di bahu yeoja yang sedikit heran melihat namjachingunya tiba-tiba bertingkah seperti ini.

"Ara~ya, oppa kehilangan ponsel." Ucap Jaejoong lirih.

"Bagaimana bisa, mungkin Jaejoong oppa lupa menarunya, atau mungkin tertinggal di mobil."

"Anya, aku ingat membawanya dan memasukkannya ke dalam tas. Eothokhe?"

"Tenang oppa, coba kau ingat-ingat lagi."

Yunho berbaring di sebuah kursi panjang di atap kampus sembari menyangga kepalnya dengan pergelangan tangannya. Sementara tangan satunya memegang sebuah ponsel touchscreen yang baru saja di pungutnya beberapa saat yang lalu. Ibu jarinya mengeser untuk membuka layar ponsel itu.

`di protect` Yunho menghela nafas dan mencoba iseng menyambungkan garis-garis penghubung untuk membuka layar ponsel itu. Merasa bosan karena sudah kesembilan kali usahanya tidak berhasil, Yunho ingin rasanya memakan ponsel itu.

`Kau, aku marah padamu.` Yunho kembali tersenyum mengingat ucapan namja cantik waktu bertengkar dengannya tadi. Membuat nya tanpa sadar membentuk sebuah garis asal di layar ponsel touchscreen itu.

Gootha!

Yunho menegakkan badannya yang sedari tadi berbaring. Di tatapnya wallpaper ponsel digenggamannya itu, senyum menyungging di bibir hati nya melihat ponsel yang menampilkan foto close up namja cantik yang mengerucutkan bibir cherry nya sembari membentuk sebuah huruf V dengan kedua jari nya diantara does eyes sebelah kanan. Masih betah menatap wajah yang menurutnya `kawai` itu, Yunho mulai membuka menu, kebanyakan isinya game dan beberapa aplikasi. Tangan Yunho beralih mengetuk folder gallery.

"Ommo!" Pekiknya saat membuka salah satu folder foto dalam gallery yang di beri judul 'me' perasaan apa ini?

Deg

Deg

Deg

Glek

Astaga, bisa-bisanya namja cantik itu berpose seperti ini. Yunho menelan ludah, di perhatiaknnya dengan seksama foto di ponsel itu, bagaimana tidak pasalnya Jaejoong yang bertelanjang dada dan tampak rambutnya yang basah dan beberapa bulir air yang jatuh dari ujung-ujung rambut berponinya, mata bulatnya yang menatap sayu dan bibir cherry yang sedikit terbuka.

Yunho menghela nafas dan menggeser layar ponsel itu, begitulah sampai gambar dalam gallery itu sudah menyampai batas, yang kira ada 500 lebih foto namja cantik itu dengan berbagai ekspresi dan pose yang membuat Yunho terus menelan ludah, berulang kali nafas nya tertahan dan jantung nya tiba-tiba bergemuruh tidak karuan. Yunho beralih pada folder lainya dalam gallery itu. 'me n Ara'

Yunho mengangkat sebelah alisnya membaca nama itu, dan dia teingat dengan sosok yeoja yang sempat dikecup pipinya oleh Jaejoong saat di kantin. Merasa bosan melihat foto yang sebagian menurutnya sangat biasa saja untuk foto sepasang kekasih itu, kecuali sebuah foto yang terakhir dimana Ara meniup telinga Jaejoong yang membuat namja cantik itu meringkuk menahan geli.

Yunho berjalan menuju batas pagar di atap kampus dan menumpu kedua tangannya di atas palang pagar, mata musangnya mengarah tepat di sebuah bangku tempat sepasang sejoli sedang duduk bersama, tampak yeoja itu bergelayut mesra di lengan namja disampingnya dan kepala samping mereka saling bertemu dan bertumpu satu sama lain. Tampak mereka sedang menikmati moment-moment kebersamaan,

Yunho menyeringai dan berlalu meningalkan atap kampus tempatnya bersantai beberapa saat lalu.

Tbc