Light The Dark

Judul : Light The Dark

Author : aninkyuelf / aninsj13.

Main Cast : Cho Kyuhyun and Choi Siwon.

Genre : Romance, Hurt, Drama.

Warning : Yaoi, Typos, OOC.

Pairing : WonKyu.

Ratting : PG15

Disc : Kyuhyun punya saya. Siwon punya saya. Iya deh iya, mereka milik kita bersama. Tapi Cerita FF ini asli punya saja. Tidak sedikitpun plagiat atau nyontek. Saya enggak suka nyonyek FF tapi kadang nyontek saat ulangan.

Sumarry : Kyuhyun orang paling sinis, sombong dan keras kepala di dunia. Siwon orang yang baik, lembut dan rajin menolong. Bisakah Siwon merubah sifat Kyuhyun yang begitu gelap dengan cahaya yang dimilikinya?

.

.

Chapter 1

Kyuhyun POV

Panas! Padahal AC café ini sudah menyala tapi tetap saja rasanya gerah. Majalah pembohong! Katanya café ini café nyaman yang menenangkan. Bah! Apanya yang nyaman dan menenangkan. Sudah berisik, panas, ramai pula.

Aku menyedot Es Caramel Tea-ku dengan malas-malasan. Kata majalah sialan itu, teh caramel disini rasanya menyegarkan dan manis. Segar sih, sampai-sampai gigiku jadi nyilu. Manis sih, saking manisnya aku harus ke rumah sakit setelah ini karena terkena diabetes.

"Chagi, lihat! Langit sangat cerah ya" suara penuh nada manja terdengar dari seorang yeoja berseragam pramugari di meja tepat di samping mejaku sambil bergelanyut di lengan namja di sampingnya.

Iya, yeoja centil langit memang cerah. Mataku jadi sakit menatap langit yang disinari matahari norak. Tidak kan kau menyadari kesilauannya yang keterlaluan centil?

"Ne chagi. Bagaimana kalau setelah ini kita ke taman? Kau kan baru pulang dari Shanghai jadi pasti sangat merindukan kencan bersamaku" ajak namjachingu yeoja pramugari.

Taman? Kalian mau melakukan apa disana? Makan angin? Please deh! Tidak bisakah kalian mencari tempat kencan yang lebih masuk akal? Lagipula aku tak yakin yeoja pramugari itu tidak bermain api dengan penumpang pesawatnya. Aku bahkan berani bertaruh 5 dolar.

"Jjinja? Aku sudah tak sabar kencan denganmu" jawab sang yeoja semangat. Alah! Paling Cuma semangat palsu. Pasti di dalam hatinya dia berteriak ingin cepat lepas dari namja itu.

Tunggu, kenapa aku peduli tentang apa yag dilakukan pasangan bodoh itu? Aissh! Pasti karena suasana mengerikan di café ini sampai-sampai membuat otak cemerlangku jadi melenceng. Lebih baik aku melanjutkan buku yang sudah setengah kubaca. Sebuah buku dengan judul 'Setan dalam Hati Manusia'. Awalnya buku ini lumayan menarik. Tapi setelah sampai halaman 135 aku merasa bosan. Kenapa sih tak ada buku yang bisa membuatku tertarik untuk membacanya sampai akhir. Semua buku yang pernah kubaca paling hebat membuatku bertahan hanya sampai halaman 203.

Aku mendengus kesal sambil menutup buku bersampul merah tua itu. Cih! Benar-benar menggelikan. Aku kembali menatap sekeliling mencoba mencari objek menarik. Tapi lagi-lagi hasilnya nihil. Semua yang ada di dunia –kecuali game- hanyalah sampah. Mengerikan mengingat aku harus berbagi dunia dengan sampah-sampah itu.

"Per..permisi…" sebuah suara –cicitan- seseorang di dekatku membuatku menoleh.

Aku menaikkan alisku tanda bingung. Ada apa gerangan yang membuat 2 yeoja tak kukenal mendatangi mejaku. Seorang yeoja berambut panjang terurai terlihat menundukkan kepalanya seolah malu. Bisa kulihat semburat merah di wajahnya. Seorang lagi adalah yeoja tomboy yang memandangku angkuh.

"Begini, temanku menganggap kau tampan dan dia ingin berkenalan denganmu" yeoja tomboy itu berkata saat aku tak mengatakan apapun. Cih! Sok berkuasa sekali dia di depanku. Sudah pakaiannya norak, sok keren pula. Ckckck dia perlu disekolahkan di sekolah bernama 'tata krama'.

"Amber! Kenapa kau mengatakannya terlalu detail" yeoja berambut panjang itu mencubit lengan temannya yang tomboy.

"Aissh! Aku kan sudah membantumu Crystal. Dasar tidak tahu terima kasih" protes si tomboy.

Crystal –yeoja berambut panjang- menatapku malu-malu "Annyeonghaseo, Crystal imnida, aku…"

"Aku tidak berminat" jawabku malas. Aku sedang tidak butuh 2 orang baru perusak hariku.

"M..mwo?" Crystal terlihat akan menangis. Aigo dasar yeoja. Merepotkan dan cengeng.

"Yak!" Amber –si tomboy- menatapku marah "Apa kau gila?"

"Aku waras. Karena itu aku tidak berminat pada kalian" jawabku sambil menyedot es teh–kelebihan gula-ku tanpa memandang mereka.

"Mi..mianhae…" aku bahkan bisa mendengarkan Crystal sedikit terisak. Tuh kan cengeng.

"Kenapa kau yang minta maaf Crystal! Namja sombong inilah yang harusnya minta maaf padamu!" suara keras Amber rupanya menarik perhatan pengunjung café yang ramai ini "Cepat minta maaf atas sikap kasarmu pada temanku?"

"Apa kau punya cermin di rumah? Kalau iya. Cobalah bercermin. Kau jauh lebih kasar dariku Nona setengah" jawabku sinis.

"Kau!" Amber berteriak marah. Crystal bahkan sampai harus menahan lengannya yang sepertinya gatal ingi menonjokku.

"Maaf, ada apa ini?" seorang namja berjas –sepertinya manajer café ini- mendatagi kami.

"Dia namja sombong yang sudah melecehkan temanku" jawab Amber berapi-api. Wow! Selain sok dan norak, dia juga pemitnah ulung.

"Bagaian mana dari kata-kataku yang melecehkan?" tanyaku santai. Hal seperti ini sudah biasa kualami. Memang susah jadi orang tampan yang tanpa sadar membuat semua orang terpesona "Apa aku pernah menyinggung tentang dadamu yang rata atau pakaian temanmu yang seperti kekurangan kain sampai-sampai dia hanya seperti memakai celana dalam saja?"

"Brengsek!" Amber melayangkan tinjunya tepat ke wajahku. Ayolah! Aku bukan orang bodoh. Aku hanya perlu mengangkat sebelah tangan untuk menahannya.

"Berhentilah berlagak pahlawan dan bersikap sok ksatria. Itu membuatku muak" aku menghempaskan tangannya "Apa Anda manager disini?" aku bertanya pada laki-laki berjas tadi. Dia mengangguk "Apa kalian ingin membuat pelanggan kalian diabetes? Gula dalam es ini sangat banyak. Atau ini gula buatan murah yang bisa menyebabkan kanker lambung? Jika iya, tak lama lagi kalian akan gulung tikar karena bangktrut" lalu tanpa menatap seorangpun aku beranjak menuju pintu keluar café itu.

"Ah, Tuan. Tunggu sebentar…" aku merasakan seseorang berada di belakangku saat aku sudah membuka pintu keluar café itu.

Aku berbalik dan memang ada seorang pelayang berdiri di belakangku dengan tangan kanannya terulur memegang buku bersampul merah tuaku.

"Buku Anda ketinggalan Tuan" ucapnya sopan.

Aku melirik sekilas pada buku membosankan di tangan pelayan itu lalu memberinya senyum meremehkan "Aku tidak butuh sampah seperti itu. Kau bisa membuangnya jika mau" dan aku melanjutkan langkahku tanpa menunggu jawaban darinya.

_ WonKyu _

Author POV

Itulah Cho Kyuhyun. Putra bungsu dari Guru Besar Cho yang memiliki banyak sekolah terakreditasi A yang tersebar di seluruh Asia bahkan sampai ke Eropa. Wajah Tuan Muda Cho yang manis membuatnya menjadi incaran yeoja dan para seme bahkan ada pula uke. Tapi sikap sinis dan sombongnya mampu membuat mereka lari tunggang langgang. Tak ayal kesinisan tingkat dewa membuat Kyuhyun mempunyai banyak musuh. Dari orang-orang yang tolaknya dengan tidak halus sampai keluarga orang yang tersinggung dibuatnya.

Bagi Kyuhyun semua orang –kecuali keluarganya- adalah manusia tak berguna yang merepotkan. Dia tidak membutuhkan siapapun. Apalagi teman dan kekasih. Dia cerdas, tampan –manis sebenarnya, tapi dia tak mau mengakuinya-, kaya dan mempesona. Jadi dia tak butuh apapun lagi kan?

Minatnya pada game hampir setara dengan minatnya pada science. Pada usianya yang baru 20 tahun dia sudah hampir lulus di Universitas Seoul jurusan MIPA. Tak sedikit penemuan hebat yang dia sumbangkan. Tapi dari semua kekuatan supernya, menurut Kyuhyun, kekuatan paling super Kyuhyun adalah dia mampu menemukan kejelekkan orang lain hanya dalam waktu 5 detik.

Tidak sulit bagi namja berambut cokelat kemerahan itu untuk mendeskripsikan kelemahan orang lain. Bahkan orang paling keren sekalipun akan takluk dengan kata-kata pedas dari namja manis itu. Memang tidak cocok. Wajah manis, suara merdu, mata cokelat indah dengan kata-kata pedas nan sadis yang tiap saat keluar dari bibir plum Kyuhyun.

Yah, tapi itulah Cho Kyuhyun. Manusia dengan kegelapan yag membelenggunya. Seorang namja yang menutup hatinya untuk siapapun. Apakah dibalik itu semua dia sebenarnya menunggu seseorang mencairkan kutup es penuh kesinisan dalam hatinya?

_ WonKyu _

Siwon POV

Aku menatap pemandangan indah di sekelilingku dengan senyum merekah. Seoul! Aku sungguh merindukanmu! 10 tahun tinggal di Swiss tak bisa membuatku melupakan indahnya kota kelahiranku sendiri. Banyak hal yang berubah, tapi kealamian Seoul tak pernah berubah.

Aku menghirup udara manis yang hanya bisa kudapat dari Seoul. Kaki-kakiku berjalan santai di sepanjang trotoar menikmati cerahnya langit. Suasana indah yang sagat kusukai.

"Pencuri! Kejar dia! Dia mencuri rotiku!" aku melotot kaget tatkala aku mendengar suara teriakan orang di belakangku. Aku sontak berbalik dan langsung terjatuh karena ditabrak sesuatu.

"Anda tak apa-apa Tuan?" seseorang menepuk bahuku.

"Aku baik-baik saja" jawabku.

"Akhirnya kau tertangkap!" seorang namja berseragam bak penjual roti menarik kasar lengan seorang anak berpakaian lusuh. Sepertinya bocah itulah yang menabrakku tadi.

"Ampun! Aku sangat lapar dan adikku hampir mati kelaparan. Aku hanya meminta roti ini untuknya" anak itu bersikeras tak membiarkan roti di tangannya diambil.

"Pembohong! Kau hanya anak gembel yang selalu mencuri. Kau sudah berkali-kali mencuri rotiku sebelum ini!" penjual roti itu kini menyeret bocah lusuh itu "Sekarang aku akan membawamu ke polisi biar kau jera"

"Andwae! Jebal jangan bawa aku kesana. Adikku akan mati jika aku tidak memberinya makan. Jebal tuan… jebal…" bocah itu kini menangis dan memberontak sekuat tenaga.

"Tolong lepaskan dia" aku yang tak tahan melihat bocah itu menangis akhirnya angkat bicara.

"Maafkan aku tuan, dia sudah sering mencurri rotiku. Aku akan membawanya ke polisi" penjual roti menjawabku dengan sedikit kesal.

Aku mengeluarkan dompetku dan memberinya beberapa lembar uang seratus ribu won "Apakah ini cukup untuk membayar kerugianmu karena anak ini? Aku berjanji dia tidak akan mencuri lagi"

Sang penjual roti terdiam dan menatapku bingung. Tapi dia segera mengangguk dan mengucapkan terima kasih padaku. Setelah penjual roti pergi, sudah tak ada lagi orang-orang yang sedari tadi menonton adegan penangkapan bocah kecil itu.

"Jeongmal khamsahamida Tuan…" bocah itu menatapku dengan matanya yang penuh air mata "Aku tak akan bisa membalas kebaikanmu Tuan"

"Hyung" ralatku padanya sambil mengusap rambut hitamnya yang berdebu "Panggil aku hyung. Siapa namamu?"

"Jinki. Lee Jinki" jawabnya. Dia terlihat kaget dengan perlakukanku.

"Nama yang bagus" aku berlutut untuk memegang kedua bahunya yang kecil. Usia anak ini sepertinya baru 10 tahun "Bagaimana keadaan adikmu? Apa sakitnya parah?"

"Omooo! Taeminnnie! Dia pasti sekarang sangat lapar! Bagaimana ini?" Jinji terlihat cemas.

"Bagaimana kalau kita belikan adikmu makanan. Aku ingin menjenguknya. Bolehkah?" aku kembali berdiri dan mengacak rambutnya.

"Jjinja? Hyung mau membelikan Taemin makanan?" matanya berbinar-binar penuh harap.

"Tentu saja" aku menggandeng tangan kurusnya "Kkaja! Kita akan memborong banyak makanan untuk kalian"

Perlu waktu setengah jam untuk berbelanja dan menuju rumah Jinki dengan mobilku. Akupun harus memarkir mobilku cukup jauh karena rumah Jinki dalam dan sempit. Jujur saja, aku baru tahu ada kawasan sekumuh ini di Seoul. Saat aku menatap Jinki yang berjalan –berlari kecil- di sampingku, rasanya aku ingin menangis. Bocah sekecil dia harus tinggal disini tanpa orang tua. Jinki meneritakan padaku tentang ibunya yang sudah meninggal dan ayahnya yang lari karena hutang.

"Minnie... lihat hyung bawa makanan enak nih" Jinki membuka pintu rumah –entahlah apa bisa tempat itu disebun rumah- dengan pelan sambil memanggil adiknya.

Tak ada jawaban. Yang ada hanyalah sesosok tubuh kecil yang tergeletak dengan mata tertutup di lantai tanah rumah yang hanya terdiri dari sebuah ruangan serba guna itu.

"Ommooo! Taeminnie!" Jinki membuang tas plastik di tangannya dan segera menghampiri tubuh adiknya. Dia mengguncang-guncangnya tubuh kurus itu "Minnie, bangun! Minnie!

"Stop jangan digerakkan" aku menahan tangan Jinki.

"Siwon hyung. Bagaimana ini? Apa yang terjadi pada Taemin? Dia tidak mati kan?" Jinki dengan berlinang air mata menatapku panik.

Aku mengecek nadi dipergelangan tangan Taemin. Lemah "Taemin masih hidup. Tapi kita harus membawanya ke rumah sakit" aku segera menggendong tubuh Taemin yang seringan kapas. Hal itu lagi-lagi membuatku ingin menangis. Jinki mengikutiku di belakang sambil menangis memanggil nama adiknya.

Aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Aku menelepon seseorang yang bisa membantuku menyelamatkan Taemin "Leeteuk hyung, aku dalam perjalanan ke rumah sakitmu. Ada seorang anak dalam keadaan sekarat. Dia harus segera ditangani. Tolong bantu aku Teukki hyung"

Tanpa menunggu jawaban dari dokter sekaligus sepupuku, aku menutup telepon agar bisa berkonsentrasi menyetir.

"Hyung, Taemin akan selamat kan?" Tanya Jinki memohon.

Aku mengangguk. Menatapnya sekilas "Tentu saja. Hyung akan melakukan apapun untuk menyelamatkan Taeminnie. Kau tenang saja Jinki-ya"

_ WonKyu _

Author POV

Itulah Choi Siwon. Anak tunggal dari CEO Perusahaan Choi yang tersebar di seluruh dunia. Wajah Tuan Muda Choi yang sangat tampan membuatnya menjadi incaran yeoja dan uke bahkan para seme akan menjadi uke bila berhadapan dengannya. Apalagi sikapnya yang ramah dan baik membuat para pemujanya makin silau. Tak ayal sifat selembut malaikatnya membuat banyak orang rela melakukan apapun untuk mendapatkannya. Tapi tak sedikit juga yang iri akan kesempurnaannya sehingga membuat mereka ingin menghancurkan hidup Siwon.

Bagi Siwon semua orang –bahkan orang yang tidak dia kenal sekalipun- memiliki sifat baik walaupun tersembunyi di dalam relung terdalam hatinya. Mereka hanya butuh seseorang untuk memanacing kebaikan hati itu keluar. Atau seseorang yang bisa menghancurkan tembok kokoh tempat diri mereka yang sebenarnya tersembunyi. Dan Siwon yakin dengan bersikap baik seperti yang diajarkan ibunya dia bisa membantu orang-orang itu. Itu tujuan yang mulia kan?

Minatnya pada kegiatan sosial setara dengan minatnya mempelajari teknik perusahaan guna meneruskan pekerjaan ayahnya kelak. Pada usianya yang mendekati 23 tahun dia tak lama lagi akan lulus dari kuliahnya dijurusan bisnis walaupun sekarang dia harus pindah kampus ke Universitas Seoul. Tak sedikit hal hebat yang sudah dilakukannya untuk membantu Perusahaan Choi semakin besar. Tapi dari semua kehebatannya, menurut Siwon sendiri, kekuatan paling ingin Siwon kembangkan adalah dia harus mampu menolong orang-orang yang terjebak dalam belunggu hidupnya sendiri tanpa berani untuk lepas dari sana.

Tidak sulit bagi namja berambut hitam lebat itu untuk menolong orang jika yang dibutuhkannya adalah materi. Bahkan dia pernah rela memberikan seluruh uang bulanannya untuk membantu pemerintah Swiss kala itu saat flu burung mewabah. Memang jarag ada orang sepertinya di zaman ini. Wajah tampan, suara lembut, mata hitam berkharisma dengan sifat baik hati bak malaikat yang tak pernah ragu untuk menolong orang walaupun itu merugikan Siwon sendiri.

Yah itulah Choi Siwon. Manusia dengan cahaya terang dalam hidupnya. Seorang namja yang membuka hatinya untuk siapapun. Apakah seluruh kelembutan hatinya itu mampu menolong semua orang bahkan orang dengan kesinisan dan hati sedingin es di kutup?

_ WonKyu _

Kyuhyun menghela nafas kesal. Bisa-bisanya Park Leeteuk meninggalkannya begitu saja setelah mendapat telepon tentang pasien darurat. Dokter muda itu bahkan belum memberinya resep obat. Kyuhyun mendelik kesal pada kursi kosong yang dari sejam lalu ditinggalkan Leeteuk.

"Ini ni sifat buruk Leeteuk hyung selain pelit, pelupa, cerewet, berisik dan lain-lain. Dia tidak bertanggung jawab" omel Kyuhyun "Aissh peduli gila dengan obatku. Kalau aku mati aku akan menghantui Teukkie hyung sampai dia nangis darah!"

Kyuhyun berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal menuju pintu keluar. Tapi belum sempat Kyuhyun memegang gagang itu, pintu kayu itu sudah terbuka lebar.

_ WonKyu _

Siwon menghembuskan nafas lega. Taemin hanya terkena typus dan kekurangan gizi. Setelah berhasil membujuk Jinki untuk makan, Siwon menelepon Sungwoon ajussi selaku sekertaris keluarganya. Dia tidak mungkin membiarkan Jinki dan Taemin hanya hidup berdua. Dia akan mengurus segala keperluan kedua Lee bersaudara itu.

"Tolong ambilkan map ungu di ruanganku Siwonnie. Aku memerlukannya untuk memngurus Taemin" Leeteuk berkata pada Siwon. Namja berlesung pipi sebelah itu sedikit mengerutkan dahinya seolah melupakan sesuatu.

"Ada lagi hyung yang bisa kubantu?" Tanya Siwon melihat kerutan di dahi Leeteuk.

Leeteuk menggeleng. Siwon segera berjalan menuju ruangan Leeteuk yang berada cukup jauh dari ruang tempat Taemin sekarang dirawat. Entah kenapa dia merasakan sesuatu yang aneh. Seolah akan terjadi hal yang mengubah hidupnya.

Tangannya terjulur memutar gagang pintu kayu itu dan membukanya lebar. Mata hitamnya terpaku melihat pemandangan di depannya. Sepasang mata indah cokelat caramel balas menatapnya.

^_^ TBC ^_^

I know. Harusnya saya belajar buat UTS, tapi kenapa begitu buka laptop bukannya belajar analitik, saya malah ngetik FF baru? I don't know.

Meski begitu, saya enggak nyesel memperkenalkan FF WonKyu baru saya disini.

Saya suka karakter Kyuhyun yang keras kepala, sinis, sombong. Dan karakter Siwon yang kebalikannya.

Jika Lovely Reader juga suka, silahkan like dan tinggalkan jejak ya. Tapi dilarang menghina apalagi mengaku-ngaku saya pencuri FF ya.

Walau saya enggak janji update cepat hehehe _V

Gadis yang tengah mencari nafsu belajarnya yang menghilang

Anin :3

Ps: buat FF yang belum dilanjut, jangan bosan menunggu ya. Sungguh susah menghilangkan rasa malas ini.