Title : It's Okay Daddy [Let's Play Games!]

Pairing : KyuMin [Kyuhyn x Sungmin]

Side Chara : Sandeul and others to come

Type : Alternative Universe

Genre : Family; Hurt & comfort; Romance;

Disclaimer : Sadly, I own none of them but the plot T_T But… I do believe that KyuMin belongs to each other :p

Warning : Older!Kyuhyun ; OOC ; Yaoi ; Typos

Summary : Kyuhyun tahu keputusannya ini tidak adil untuk Sandeul. Sedangkan Sandeul suka bermain game dan Kyuhyun tidak pernah kalah dalam bermain game. Tapi, semua rencana Kyuhyun berantakan begitu Sandeul berhubungan dengan seseorang yang dikenal sebagai Vincent, laki-laki yang ditakuti oleh banyak orang disekitaran kota Seoul.

By : Zen~

.

.

.

Setiap hari selalu seperti ini. Pria itu berlari kencang menembus beberapa kerumunan para pekerja kantor yang berpakaian resmi. Kemeja berbagai merk yang mereka gunakan terlindung sempurna oleh jas hitam yang digosok licin. Celana hitam dan pantovel yang mengkilap itu menambah sempurna penampilan mereka.

Kyuhyun. Cho Kyuhyun untuk lebih pastinya, adalah salah satu dari para pekerja kantor itu. Tapi alih-alih berada pada kerumunan yang berdiri teratur menunggu ruanga untuk mengangkut mereka keatas – menuju tempat dimana mereka akan menghabiskan waktu selama delapan jam kedepan- pria itu justru mengambil arah yang berlawanan dengan mereka.

Pintu kaca otomatis itu terbuka setelah membaca sensor panas dari tubuh Kyuhyun yang nampak sekali terengah karena harus berlari disepanjang koridor-koridor yang mengilingi lobi gedung itu. Sedikit peluh sudah terlihat dipelipis kanannya dan rambut cokelat gelap yang dengan susah payah disisirnya kini berantakan tertiup angin yang dibuatnya sendiri.

Begitu alarm mobil Porsche putih itu berbunyi dan membuka kunci otomatisnya, Kyuhyun langsung menempatkan dirinya dibelakang kemudi. Dilihatnya jam tangan yang melingkar sempurna dipergelangan tangannya sejenak kemudian mengumpat pelan ketika dia menyadari dia terlambat lagi.

Tapi Kyuhyun tidak peduli, karena kali ini dia harus memberikan anak itu pelajaran. Apapun yang akan terjadi.

.

.

.

Ruangan besar itu terlihat ramai dengan orang yang berlalu-lalang. Meskipun setiap meja dibatasi dengan sekat-sekat hampir setinggi punggung namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk saling berdiskusi diantaranya.

Bunyi printer usang terdengar begitu berisik ditelinga Kyuhyun dan aroma kopi hitam yang baru saja diseduh dengan air panas mengganggu indra penciumannya. Untungnya tidak ada satu orangpun diruangan ini yang merokok walaupun awalnya bau asap tembakau lah yang paling Kyuhyun hindari dalam hidupnya.

"Disebelah sini, tuan." Tegur seorang pria berbadan tegap dan kekar kepada Kyuhyun dengan sukses membawanya kembali pada kenyataan bahwa dia tidak sedang berada disini untuk mengamati lingkungan. Pria dengan rambut hitam pekat itu membawa Kyuhyun kesebuah ruangan berukura meter disudut ruangan besar tadi.

Dari design ruangannya, Kyuhyun yakin ruangan itu pasti dibuat kedap suara. Dalam perjalanan mereka menuju ruangan itu, Kyuhyun bisa melihat pria itu tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya. Membuat lensung pipi yang tadi tidak terlihat kini nampak sedikit mengganggu dimata Kyuhyun.

Kyuhyun yakin rambut hitam pria itu ditata dengan menggunakan banyak sekali gel rambut, jika tidak mana mungkin rambut pria itu bisa berdiri kaku seperti rambut karakter kartun yang tidak sengaja ditontonya. Apa namanya? Ah… Ace Ventura?

Tiga menit setelah pria itu meninggalkannya diruangan, Kyuhyun baru tahu nama pria itu adalah Choi Siwon, Chief Officer di kantor polisi distric Gangnam ini. Tapi jika dipikirkan lagi, Kyuhyun tidak peduli dengan nama dan jabatan pria itu. Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana caranya keluar dari bangunan ini secepatnya sebelum meeting pentingnya dimulai jam tiga sore nanti.

.

.

.

Kyuhyun menatap sosok dihadapannya dengan wajah yang dia buat sedingin mungkin. Rasa iba yang ada didalam hatinya sudah berusaha dia singkirkan karena dia yakin sosok dihadapannya ini tidak akan pernah mau belajar dari kesalahannya sejak dulu. Tidak, kali ini Kyuhyun tidak ingin mengalah lagi dengan makhluk ini.

"Sandeul," Mulai Kyuhyun. Nada suaranya yang dingin itu nyaris saja membuat dirinya sendiri merinding, tapi dia harus melakukannya. "Bisakah sekali saja kau tidak membuat masalah?" Tambah Kyuhyun. Matanya menatap lurus kedalam manik mata sosok dihadapanya. Sedangkan sosok yang ada dihadapannya hanya memandangnya dengan tatapan yang sama. Dingin dan tidak ada emosi sama sekali.

"Aku sedang berbicara padamu, Sandeul-ah!" Tambah Kyuhyun lagi. Mulai tidak sabar, Kyuhyun melipat kedua tanganya didada dan menaikan sebelah alisnya untuk mendapatkan jawaban yang dimintanya tadi.

"Oh, jadi sekarang kau memutuskan untuk peduli padaku, Mr. Cho?" Balas sosok itu dengan nada yang sama dengan yang dikeluarkan Kyuhyun tadi. Satu detik, dua detik, Kyuhyun terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sosok dihadapannya.

Jadi selama ini orang ini berfikir bahwa Kyuhyun tidak peduli padanya? Perlahan, Kyuhyun memijat pelipis kanannya sambil memejamkan matanya sejenak. Harus dengan apa lagi dia membuat Sandeul percaya bahwa Kyuhyun benar-benar peduli padanya?

"Kau benar-benar membuat aku sakit kepala!" Keluh Kyuhyun masih sambil memijat pilipisnya. Kali ini pelipis sebelah kirinya, namun matanya menatap tajam wajah sosok dihadapannya dengan tatapan yang agak menakutkan. Bahkan Sandeul bisa merasakan bulu halus dibelakang lehernya agak sedikit berdiri menegang.

Namun dengan sekuat tenaga Sandeul mencoba terlihat untuk tidak bergeming. Tapi sepertinya Kyuhyun sudah menangkap perubahan raut wajah Sandeul –meskipun hanya sepersekian detik saja- yang agak tersentak dengan tatapannya.

"Kali ini aku benar-benar tidak main-main denganmu Sandeul-ah!" Mulai Kyuhyun setelah menghela nafas lelah untuk yang kesekian kalinya hari ini. "Audi hitam kebanggaanmu itu akan ditarik untuk sementara waktu sampai kau mengakui kesalahanmu dan berhenti berkelahi lagi dijalan. " Tambah Kyuhyun dengan nada final.

Sedangkan Sandeul hanya memandangnya tanpa ekspresi yang berarti. Tepat seperti yang aku pikirkan, pikir Sandeul. Sudut bibirnya sedikit terangkat begitu Kyuhyun memilih untuk meninggalkan kamarnya.

Baru saja Sandeul ingin menghembuskan nafas yang entah sejak kapan ditahannya, Kyuhyun berhenti sejenak dihadapan pintu yang dicat hitam mengkilap itu. Tangan kanannya yang semula sudah siap memutar kenop pintu kini terhenti sejenak sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya kearah Sandeul.

"Ah, aku lupa mengatakannya. Mulai minggu depan kau akan pindah ke Seoul International Highschool agar aku lebih mudah mengawasimu. Lalu, semua akses keuanganmu akan dihentikan untuk sementara waktu sampai aku memutuskan bahwa kau sudah berubah. Jadi, mulai sekarang carilah pekerjaan partime yang bisa membiayai kehidupanmu untuk beberapa waktu kedepan. "

Setelah sukses mengatakan hal itu, Kyuhyun meninggalkan Sandeul yang nampak sangat terkejut dengan hal yang baru saja didengarnya. Dan begitu pintu kamar itu tertutup Kyuhyun tidak bisa lagi menahan senyum lebarnya.

Kali ini dia yakin Sandeul akan benar-benar membencinya. Terlebih saat dia mendengar bunyi keras tepat dibalik pintu kayu kamar Sandeul yang masih menjadi tempatnya bersandar saat ini. Tapi setidaknya, Kyuhyun tahu inilah yang terbaik yang bisa dia lakukan untuk Sandeul. Ya, hanya inilah yang bisa dia lakukan agar anak itu bisa belajar sesuatu yang bernama tanggung jawab.

.

.

.

Sandeul menatap kesal pintu kayu hitam itu. Seolah-olah jika dia menatapnya lebih lama, benda itu akan terbakar dengan sendirinya. Setelah menyadari bahwa hal yang dilakukannya kali ini sia-sia, Sandeul mengambil jam berbentuk dadu kuning disebelah tempat tidurnya dan melemparkannya kearah benda itu hingga menghasilkan suara yang keras dan membuat jam itu hancur terbelah menjadi beberapa bagian.

Marah mungkin bukanlah emosi yang saat ini menguasainya. Tidak, Sandeul tidak pernah membiarkan emosi kemarahan merusak system kerja otaknya yang sempurna ini. Kesal mungkin emosi yang tepat untuk menjelaskan keadaan jiwa Sandeul saat ini.

Dari beberapa orang yang sudah dikenalnya sejak dia kecil, harusnya Kyuhyunlah yang paling tahu alasan kenapa Sandeul memilih cara yang sering dilakukannya. Tidakkah lima belas tahun belakangan tidak cukup untuk orang itu memahami emosi yang sedang dirasakan Sandeul?

Tapi jika Sandeul pikir ulang, pria sombong itu memang tidak pernah sekalipun menunjukan emosinya dihadapan siapapun. Dan hari ini adalah pencapaian terbaik Sandeul hingga membuat pria itu memilih untuk menjemputnya ke kantor polisi daripada menghadiri meeting yang dianggapnya penting itu.

"Cih, ternyata kau sudah memutuskan untuk memulai permainan ini, ayah?" bisik Sandeul pada dirinya sendiri. Kemudian Sandeul mengangkat sudut bibirnya ketika dia menyadari ada sesuatu yang kosong dibalik rencana ayahnya ini.

Well, kau memang genius, Sandeul-ah! Puji Sandeul pada dirinya sendiri. Satu detik kemudian, dia bergegas untuk mengambil laptop biru kesayangannya untuk mencatat semua hal yang dia alami hari ini. Setelah selesai dia memasukan semua jadwalnya kedalam tablet kesayanganya.

Dan entah mengaparasa kesal yang tadi dirasakan Sandeul kini teralihkan begitu saja ketika dia melihat sesuatu yang terpampang jelas pada layar laptopnya. Sesuatu yang sudah sejak lama diimpikannya.

You'll regret this, dad! Because you finally entering my trap. Let's just see, who's gonna win this game.

.

.

.

A.n :

1. Hello…?

2. Maaf ya sudah lama gak muncul disini karena satu dan lain hal, tapi Zen usahakan akan update cerita ini setiap hari minggu. (Kalau inet lagi bagus ya :p)

3. Buat yang nunggu kelanjutan CS, Zen mohon maaf untuk sementara CS akan di-hiatus-kan dulu. Y_Y Tapi kalau nanti sudah muncul lagi idenya, Zen akan lanjutin. ^_^v

4.Oia, Kyuhyun disini berumur 35 tahun, Sungmin berumur 30 tahun dan Sanduel berumur 15 tahun

See you on the next chapter ^_^v Pyong~