BEHIND YOU

.

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Other Cast

.

Rated : M

.

Warning : GS| Abal | Typo(s) |OOC| Membosankan | Ide cerita yang pasaran | Tidak sesuai EYD

Semua cast milik diri mereka masing masing, orang tua dan Tuhang YME. Dan saya hanya meminjam nama mereka saja. ^^

Don't Like Don't Read

^^ Happy Reading^^

"Oppa".

"Huh?".

"Singkirkan dulu PSP oppa itu".

"Oke, Oke, waeyo chagi?".

"Aku tak bisa yang ini".

"Yang ini? Kau tinggal memasangkan gambar yang sama saja chagi".

"Begitukah? Eum, gomawo oppa".

"Kenapa hanya gomawo? Mana poppo untuk oppa?".

Chu~ "Saranghaeyo oppa".

"Itu baru dongsaeng oppa yang cantik, nado saranghaeyo chagi".

.

.

.

Apa kalian mengenalku? Tentu saja tidak, karena kalian hanya mengenal Dady dan Momy saja. Kenalkan, aku Cho Sehun, putra sulung dari pasangan yang sudah bisa kalian tebak siapa mereka. Dan yeoja cantik yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah itu adalah dongsaengku. Cho Minhyun.

Tap~

Alisku menaut menatap bingung amplop coklat yang baru saja di lempar kepangkuanku.

"Cho Sehun, bisa kau jelaskan kenapa mommy bisa mendapat surat itu? Kau membolos?".

Ya, itu adalah mommy, nyonya Cho Sungmin. Kalian dengar? Suaranya memang lembut, tapi kalian bisa lihat background hitamnya. Mengerikan!.

Hey, semengerikan apapun mommy, dia tetap terlihat cantik. Belum terlihat sama sekali penuaan diwajahnya walau anak sulungnya sudah menginjak tingkat pertama SMA. Tak jarang jika kami sedang jalan berdua, orang mengira kami adalah sepasang kekasih. Entah mereka yang melihat wajah mommy seperti anak remaja, atau malah wajahku yang terlihat tua? Oke. Sepertinya memang wajah mommy yang masih seperti anak remaja.

"Eh? Itu...".

"Kau membolos sayang? Lalu kemana saja kau tiga hari kemari hm?".

Mommy, aku tak bohong, suara lembutmu membuat ku merinding. Bagaimana aku menjawabnya? Jika aku jujur, mungkin mommy akan murka. Oh ayolah~ aku belum mau berpisah dengan PSP dan istri istri ku yang lainnya.

"Ada apa?".

Oh~ thank Dad, kau datang tepat waktu.

Binggo! Lelaki itu adalah Cho Kyuhyun. Kalian tak lupa dengan wajah daddy yang pervert itu kan? Hah~ lihatlah, kedua anaknya berada disini, dengan santainya lelaki itu mencium dan melumat bibir mommy. Dongsaengku yang cantik ini masih tujuh tahun, tak sadarkah mereka akan itu?

"Ish, kau ini".

-Normal POV-

"Ish, kau ini". Decak Sungmin seraya mendorong tubuh suaminya. Lelaki yang baru saja pulang dari kerjanya itu hanya menanggapi dengan kekehan, lalu mengecup pipi istrinya sekilas sebelum menghampiri putri kecilnya yang masih sibuk dengan pekerjaan rumahnya.

"Serius sekali sampai tak menyapa daddy?". Ucap Kyuhyun dengan nada kesal. Tentu saja hanya untuk menggoda anaknya.

"Mian dad, Hyunie sangat sibuk". Jawab sang anak dan mendaratkan ciuman manis di pipi Kyuhyun. Lelaki tampan itu tersenyum geli mendengarnya. Anaknya yang satu ini kadang bertingkah seperti orang dewasa saja.

Sungmin melipat dua tangannya didepan dada, beranjak duduk pada sofa panjang yang tersisa disana. "Ada apa?". Tanya Kyuhyun yang menyadari raut kesal istrinya.

"Anakmu membolos sekolah". Jawab Sungmin.

"Benarkah Cho sehun?". Tanya Kyuhyun. Taulah siapa anak yang dimaksud istrinya itu.

Namja remaja bermarga Cho itu menyingsingkan lengan panjang kemejanya sebatas sikut sebelum menjawab. "Sorry dad".

Dua orang dewasa itu menghela nafasnya. Kyuhyun mengecup pucuk kepala Minhyun sebelum berpindah kesamping Sungmin.

"Wae?". Tanya Sungmin.

"I... itu...".

Minhyun mulai tertarik dengan obrolan kedua orang tua dan kakaknya. Diletakannya pensil mekanik itu, beralih menatap ketiga orang disana. "Oppa mengikuti Luhan eonni mom". Ujar Minhyun polos.

Terlambat memang, tapi dengan cepat tangan Sehun membekap mulut mungil yeoja dengan rambut hitam yang dikuncir dua. "Itu ben- emmmppt". Cepat cepat Sehun membekap mulut itu lagi saat dirasa sang adik akan membeberkan rahasianya lebih banyak lagi.

"Sehunie". Tegur Kyuhyun.

Minhyun membuka mulutnya, meraup rakus oksigen saat tangan sang kakak terlepas dari mulutnya. Sehun menatap orang tuanya salah tingkah sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Luhan eonni? Guru les mandarinmu chagi?". Tanya Sungmin. Minhyun mengangguk, ia memilih duduk dipangkuan Sungmin. Takut jika kakaknya yang sang menyukai bubble tea itu membekap mulutnya lagi.

"Lalu apa hubungannya dengan kau membolos sekolah?". Kyuhyun kembali bertanya.

"Aish dad, Luhan noona itu sangat sulit didekati, jadi aku harus bekerja keras untuk mendekatinya".

"Mengikuti Luhan eonni kesekolah yang tak menggunakan seragam itu dad". Imbuh Minhyun. Langsung saja Sehun melayangkan deathglare super halus untuk adiknya itu.

"Kau mendapatkannya?". Lelaki berkemeja biru muda itu kembali bertanya, mengecup pipi putih Minhyun sebelumnya.

"Almost". Jawab Sehun bangga.

Sungmin memutar bola matanya malas. "Mana mau Luhan berpacaran dengan anak SMA yang sering membolos sepertimu". Ejek Sungmin. Tangannya terulur membantu melepas dasi yang masih bertengger dikerah Kyuhyun.

Sehun mengerucutkan bibirnya. "Tak sering mom, hanya tiga kali".

Sungmin berdecih. "Mommy tak akan merestui kalian jika kau mengulangnya lagi".

Ucapan Sungmin berhasil membuat mata Sehun membulat. Namja berponi itu langsung beruingsut disisi sang ibu, bergelayut manja di lengan itu. Ah~ siapapun yang melihatnya pastilah iri, mereka gambaran keluarga yang sempurna.

"Andwe mom, Luhan noona juga memperingatkanku agar tak bolos, jadi aku tak akan mengulangnya lagi, tapi mommy restui kami ne?". Rayu Sehun.

"Memangnya kalian sudah berpacaran?". Kyuhyun menyindir.

"Almost dad, almost". Jawab Sehun penuh percaya diri. "Mom aku pergi kerumah Kai hyung ne?". Sehun melepaskan pelukannya, mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja dan memasukan ke saku celananya.

"Kerumah Kai oppa? Hyunie ikut ne?". Yeoja berpipi cubby itu mengerjapkan matanya lucu, membuat siapapun tak mampu menolak permintaannya. "Baiklah".

"Yeayy". Pekik Minhyun girang. Perlu diketahui, jika menyangkut namja bernama Lee Jongin yang tak bukan adalah putra Donghae dan Hyukjae, yeoja mungil itu sangatlah bersemangat. Minhyun beranjak dari duduknya, mengikuti jejak sang kakak yang lebih dulu berdiri.

"Hey! Jangan ajak dongsaengmu menggunakan motor, itu bahaya". Ucap Sungmin.

"Ani mom, aku pakai mobil daddy". Sehun mengambil kunci mobil yang kebetulan Kyuhyun letakan dimeja depan mereka.

"Jangan pulang terlalu malam". Kyuhyun memperingati.

"Yes sir!".

Chu~

Kyuhyun menepok bokong Sehun, membuat sang empunya mengaduh lirih. "Ya~, jangan cium bibir istriku". Sungut Kyuhyun kesal. Wanita yang menyandang sebagai nyonya Cho itu terkikik geli melihat tingkah dua lelaki berbeda usia itu.

"Tenang dad, setelah anakmu yang tampan ini mendapatkan bibir Luhan noona, bibir mommy hanya untuk daddy seorang". Ucap Sehun enteng. Tangan kanannya menggandeng tangan kecil sang adik, melangkah beriringan keluar setelah mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Kau tak boleh berciuman sampai kau lulus kuliah nanti". Sungmin setengah berteriak. "anak mu itu mesum sekali".keluh Sungmin.

Kyuhyun tertawa lirih, di peluknya tubuh sang istri, membenamkan wajahnya di ceruk leher mulus itu. "Gomawo". Bisik Kyuhyun.

Dahi Sungmin berkerut samar. "Untuk?".

"Untukmu dan anak anak kita". Kyuhyun mengecup perpotongan leher bahu Sungmin. "Kau sudah menghadirkan Sehun dikehidupanku lagi, dan aku juga mendapatkan bidadari kecil Minhyun". Lanjutnya.

Sungmin tersenyum dipelukan Kyuhyun. "Nado akh...". ucapan wanita itu terpotong desahannya sendiri, tak menyangka jika Kyuhyun akan menggigit kulit lehernya.

"Kenapa digigit pabo!". Gerutu Sungmin. "Cepatlah mandi, tubuhmu itu bau". Protes Sungmin.

Kyuhyun terus mengecup intens, dan semakin menurun pada bagian atas dada istrinya. Salahkan saja Sungmin yang kebetulan memakai dress dengan potongan yang mengekspos dada atasnya.

"Sebentar saja Min".

.

.

.

"Ahjuma~". Teriak Sehun dan Minhyun bebarengan. Inilah kebiasaan buruk mereka, memasuki kediaman Lee tanpa mengucap salam terlebih dahulu, dan sang pemilik sudah sangat memakluminya.

Merasa panggilan itu untuknya, Hyukjae yang tengah menonton TV menengok pada dua sosok yang berjalan kearahnya.

"Hay~". Sapa Hyukjae. Bergantian Sehun dan Minhyun memeluk tubuhnya. Sehun yang sudah terduduk tiba tiba beranjak – bergegas lari keluar.

"Ada apa dengan oppamu chagi?". Tanya Hyukjae pada Minhyun.

"Ponselnya". Jawab Minhyun. "Hyunie benarkan?". Yeoja itu menoleh pada sang kakak yang sudah kembali, tangan kanannya menggenggam benda persegi panjang kecil berwarna putih dengan wallpaper foto author. #abaikan.

Hyukjae tersenyum dan mengacak poni Minhyun. "Ahjumma, Kai hyung mana?". Tanya Sehun setelah mendudukan tubuhnya.

"Menjemput Eunhae, sebentar lagi juga pulang". Jawab Hyukjae. Kakak beradik itu mengangguk paham. Sehun kembali menatap ponselnya, senyumnya mengembang membaca pesan singkat di layar itu, bisa di tebak siapa pengirimnya.

"Apa Donghae ahjussi belum pulang?". Tanya Sehun lagi.

Istri Lee Donghae itu menggeleng pelan. "Penerbangan dari Jepang ditunda besok pagi". Jawabnya. "Kalian hanya berdua?".

Sehun mengiyakan dengan anggukan, sedetik kemudian serempak ketiganya menoleh saat suara gaduh terdengar dari arah pintu. "Ya! Eunhae-ah, bantu hyung membawa ini!". Teriak Kai – putra sulung Haehyuk.

Tangan namja itu susah payah membawa kantong besar berisikan belanjaan. Tunggu! Bukankah Kai pergi menjemput Eunhae. Ya, bukan Lee Hyukjae jika tak memanfaatkannya, mau tak mau namja sexy itu harus mampir berbelanja kebutuhan dapur.

"Oppa". Sapa Minhyun semangat. Ia berlari kecil menghampiri Kai.

"Hay chagi". Sahut Kai tak kalah semangat.

Eunhae berdecih melihat yeoja tiga tahun dibawahnya, selalu seperti itu jika sudah bertemu kakaknya. Ia pun tak berniat menyapa, toh di sekolah mereka selalu bertemu. Ya, Minhyun adalah adik kelas namja kecil yang sangat mengidolakan ayahnya itu. Hyukjae menggeleng pelan melihat tingkah anaknya yang kelewat cuek.

"Hay hyung". Sapa eunhae pada Sehun.

"Hay".

Setelah mencium kedua pipi sang ibu, Eunhae berpamit kekamarnya mengganti baju. Namun sebelumnya memilih berceloteh dengan Minhyun terlebih dahulu.

Minhyun mengerucutkan bibirnya ketika Eunhae menyampaikan salam tipuan dari Yoogeun – putra Minho dan Taemin. Ah~ namja itu memang sering meledek atau tepatnya menjodoh-jodohkan teman sebayanya dengan putri Cho.

Sehun dengan senang hati membantu Eunhae memojokan adik perempuannya, membuat yeoja itu mendelik kesal. Berbalik dengan Kai, namja berstatus kekasih Do Kyungsoo itu malah mencibir jika Eunhae lah yang menaruh hati pada Minhyun, alhasil hadiah deathglare dua bocah itulah yang ia dapat. Membuat semua – kecuali EunHyun terbahak.

.

.

.

"Eugh~". Wanita itu meremas sprei yang sudah tak bisa dibilang rapih lagi. Lelaki yang ia cintai kembali mengeluarkan cairan cinta didalamnya, membuat wanita itu merasa penuh. Ya, ini sudah kali keduanya lelaki itu – kyuhyun klimaks, namun belum ada tanda tanda jika ia akan mengakhiri sesi percintaannya dengan sang istri, Sungmin.

Tak ingin lama berdiam, Kyuhyun kembali mengulum bibir merah Sungmin, melesakkan lidahnya, mengabsen satu per satu semua yang ada di rongga hangat itu. Bisa dilihat Sungmin yang tampak lelah, namun tubuhnya sedikit berhianat. Kedua tangan Sungmin mengalung dileher Kyuhyun, menekan tengkuk lelaki itu agar lebih memperdalam ciuman mereka.

Bosan dengan bibir itu, bibir tebal Kyuhyun merosot di leher Sungmin, hanya mengecup hasil karyanya saja. Perlahan turun pada dada atas Sungmin. Mengecup banyak tanda kemerahan disana. Tak sampai disitu, senyuman nakal terukir di bibirnya ketika menatap kagum benda kesayangannya.

"Ouhh~". Sungmin melenguh ketika Kyuhyun mengecup puncak dadanya. Hanya kecupan, namun berhasil membuat Sungmin melayang.

Kyuhyun tersenyum, ia memposisikan tubuhnya, hendak mengerjai tubuh istrinya lagi. Sebelumnya mengecup sayang kedua mata Sungmin yang terpejam. Demi apapun wajah sayu Sungmin sangat menggoda untuk Kyuhyun. lihatlah mulutnya yang sedikit terbuka dengan nafas yang terengah-ngah.

Sungmin tau tak cukup dua ronde untuk petang ini. petang? Oh ayolah~ jarum jam masih bertengger di angka enam, bukankah masih pantas di bilang petang? Salahkan saja lelaki yang tak sabaran itu, hanya berdua dirumah itu adalah waktu emas untuknya.

"kita bisa melanjutkan nantihh kyuhh~". Ucap Sungmin susah payah.

"Sebentar lagi Min".

Sungmin mempoutkan bibirnya, memainkan jari lentiknya di dada bidang yang sama penuh tanda seperti dirinya. "Kau bahkan belum mandi, main langsung meminta jatah saja".

Kyuhyun tertawa geli. "Aku merindukanmu". ia mengecup bibir Sungmin cepat. "Aku ingin memberikan Minhyun adik".

Sungmin mengerutkan alisnya. "Adik?". Tanya Sungmin.

"Ya, aku merindukan tangisan baby dirumah ini, Minhyun sudah besar, dan sering pergi dengan Sehun, kau tak merasa kesepian hm?".

Senyum lembut terpatri dibibir Sungmin. "Bukankah dua anak itu sudah cukup Kyu?".

Kyuhyun menggeleng pelan, tangan kekarnya menyusup ke punggung Sungmin, memeluk tubuh mungil itu erat dan menyamankan kepalanya di dada wanita bermata kelinci itu . "5 atau mungkin 7? Bagaimana?".

Mata bulat itu mendelik horor. Kyuhyun terkikik geli dalam dekapan Sungmin. Walau ia tak melihat langsung, tapi ia yakin Sungmin tengah kesal dengan ucapannya tadi.

"YA! Apa kau akan membuat club sepak bola?". Bentak Sungmin kesal.

"Club sepak bola itu 11 chagi~, ide bagus, kita buat 11 anak ne?". Goda Kyuhyun.

Sungmin memukul punggung Kyuhyun, oh~ lelaki itu masih setia dengan posisinya ternyata. "jangan bodoh!". Sungut Sungmin.

Kyuhyun mendongak, tak menanggapi ucapan Sungmin, malah mengecup bibir itu lama. "Tapi kita harus menyudahinya Kyu, aku harus memasak, bagaimana jika anak anak pulang, mereka pasti lapar, apa kau tak lapar?". Bujuk Sungmin.

"Aku memakan mu saja". Kyuhyun menegakkan tubuhnya, menyangga dengan kedua sikut di sisi Sungmin.

Sungmin berdecih kesal, membuat Kyuhyun tertawa. Tangan Kyuhyun dengan susah mengambil ponsel hitam yang terletak di atas nakas, ia tak berniat melepas tautan tubuh mereka, tak ayal jika Sungmin mendesah tertahan karena pergerakan Kyuhyun dibawah sana.

"Apa yang kau lakukan?". Tanya Sungmin heran.

Kyuhyun lagi lagi menggeleng. Setelah dirasa menemukan apa yang ia cari, dengan cepat tombol hijau yang terpampang disana ia tekan.

"Yeobseo". Sapa suara yang ada diujung sana. Sungmin semakin dibuat bingung melihat senyuman iblis mengembang dibibir Kyuhyun.

"Sehunie, mobil yang waktu itu kau bicarakan dengan Daddy, apa kau masih menginginkannya?". Tanya Kyuhyun.

"Tentu saja, apa Daddy sudah berniat membeliakannya untukku?". Jawab Sehun dengan nada remeh.

"Baiklah".

Sungmin mendelik kaget mendengarnya. Hey! Anak sulungnya baru menginjak tingkat satu SMA, membelikannya mobil bukankah sedikit berlebihan?.

"Ya~". Sungmin mengintrupsi. Kyuhyun meletakan telunjuk nya dibibir Sungmin, mengisaratkan agar wanita cantik itu tak bersuara.

"Jinjja? Dady tak bohong?". Tanya Sehun tak percaya.

"Tentu tidak". Jawab Kyuhyun. Tangan kanan kepala keluarga itu bergerilnya di tubuh bawah Sungmin. Susah payah Sungmin manahan desahan nya agar tak lolos dan terdengar Sehun. "Jangan pulang sebelum Daddy perintah oke?".

"Ya! Apa maksud Daddy?". Teriak Sehun.

"Akan Dady pastikan mobil itu besok akan terparkir didepan rumah kita, asal kau tak mengganggu Daddy dan Mommy malam ini". Ucap Kyuhyun sombong.

Nyuut~

Cubitan panas bersarang di pinggang Kyuhyun, membuatnya mengaduh tertahan. Sungmin menggeleng heran dengan kelakuan suaminya itu.

"Jaga dongsaengmu. Arraseo?".

Fliip~

Tak menunggu jawaban Sehun, dengan cepat Kyuhyun memutuskan panggilannya, melempar sembarang ponsel itu, dan memulai percintaannya lagi.

"Eungh~". Sungmin mendesah hebat. Tiba tiba saja Kyuhyun bergerak cepat, membuat Sungmin melenguh nikmat dibawah kungkungan lelaki itu.

Sungmin tersenyum dibalik bungkaman bibir Kyuhyun, ia sedikit membayangkan jika ia hamil lagi, akan menyenangkan sepertinya. Tak bohong jika ia juga menginginkan benih cintanya dengan Kyuhyun tumbuh di rahimnya.

.

.

"Ya! Ya! Ya!". Teriak Sehun kesal, ditatapnya garang ponsel itu. Ia berdecak sebelum memasukan kembali ke saku kemejanya. Minhyun yang duduk di bangku sebelah kemudi hanya bisa menatap kakaknya bingung.

"Wae oppa?". Tanya Minhyun.

"Daddy mu sangat mengesalkan chagi~". Jawab Sehun asal.

Minhyun mengerjapkan matanya. "Mwo, itu juga Daddy oppa".

"Hah~". Sehun menghela nafas panjang. "Bagaimana jika kita ketaman hiburan?". Ajak Sehun.

"Eh?". Minhyun menatap lekat Sehun. "Kita tak pulang? Nanti Mommy marah oppa, bukankah kita harus pulang sebelum makan malam?".

Sehun mengacak rambut Minhyun. "Sudah oppa bilang, Daddy itu mengesalkan, tak ada makan malam dirumah, jadi kita makan diluar saja ne?". Ajak Sehun, sesekali menengok adiknya, walau ia lebih fokus dengan jalanan yang tak cukup lengang petang itu.

"Oh, begitukah?". Tanya Minhyun lagi, yeoja kecil itu masih terihat bingung.

"Jadi malam ini Hyunie ingin makan apa?". Sehun kembali bertanya. Minhyun tersenyum lebar, kala kepalanya di penuhi bayangan semakuk besar es krim stroberi dengan bola bola coklat diatasnya.

"Es krim". Jawab Minhyun antusias.

Sehun menggeleng. "Itu bukan makan". Ujar Sehun. Diliriknya sang adik yang tengah mengerucutkan bibirnya imut. "Bagaimana dengan seporsi Pizza ukuran jumbo, dan Milk Shake Strobery?".

Minhyun nampak berfikir sejenak, sedetik kemudian ia mengangguk mengiyakan tawaran kakaknya. "Tak buruk". Ucap Minhyun. "Setelah itu kita ke taman hiburan kan?".

"Ya." Sehun mengangguk. "Kita jemput Luhan noona dulu, oke?". Jujur saja ia sangat di untungkan dengan kesempatan ini.

"Oke". Minhyun mengacungkan jempolnya mantap. Yeoja kecil itu tak keberatan jika perempuan cantik yang di sukai kakaknya berada di tengah tengah mereka, toh Luhan adalah perempuan yang baik, dan Minhyun menyukainya.

.

.

.

.

Sehun menggendong tubuh mungil Minhyun dipunggungnya. Yeoja cantik itu tertidur pulas disana. Setelah lelah bermain di taman hiburan bersama Luhan, Minhyun tertidur pulas di bangku belakang mobil.

Susah payah namja itu membuka pintu utama rumah megah itu. Berjalan tertatih menapaki anak tangga menuju kamar adiknya. Sebenarnya belum ada perintah dari sang ayah untuk pulang, namun jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, sangat gila jika ia masih membawa adiknya bermain di luar, terlebih cuaca malam ini cukup dingin. Mungkin tak masalah jika ia bermain dengan Kai atau mungkin dengan Luhan.

Sehun berdecih menatap pintu tertutup kamar orang tuanya, berlalu melangkah masuk kekamar yang dipenuhi warna merah muda. "Hah~". Sehun menghela nafas setelah membaringkan tubuh Minhyun, memakainkan selimut bergambar kelinci dan mencium kening yeoja itu dan kembali keluar.

"Mom, Dad, apa kalian sudah tidur?". Tanya sehun tanpa mengetuk pintu putih itu. Ia hanya berdiri menatap malas pintu yang tertutup rapat didepannya.

Hening.

Tak ada jawaban dari sana. Sehun mengedikan kedua bahunya, tak peduli apa yang orang tuanya lakukan. Sehun yang sudah beranjak dewasa sangat paham akan hal itu. Namja itu melangkah menuruni anak tangga menuju dapur dan mengambil botol air dingin di kulkas dan mengenggak setengahnya.

Ia merogoh mengambil ponsel disakunya, mencari kontak dengan nama BabyLu. Ia tersenyum lebar saat nada sambung berganti dengan suara yeoja yang membuat jantungnya berdegub seketika.

"Apa kau sudah tidur?". Tanya Sehun basa basi.

.

.

.

Sungmin menyamankan kepalanya bersandar di dada bidang Kyuhyun. Wanita itu menghirup tubuh sang suami yang memabukan baginya. Kyuhyun tersenyum mendapati kelakuan Sungmin, lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya. Setelah berjam jam bercinta tentu saja lelah, dan berdiam berpelukanlah mereka melepas lelah itu.

"Kyu". Lirih Sungmin.

"Hm?". Jawab Kyuhyun dengan dehaman.

"Kau benar menginginkan aku hamil?".

Kyuhyun mengangguk, mengusap sayang punggung polos Sungmin. "Ya, dan aku yakin, sebentar lagi baby akan tumbuh sehat disini". Kyuhyun mengusap lembut perut Sungmin.

Sungmin tersenyum. "Aku telat". Ujar Sungmin.

Dahi Kyuhyun berkerut, menunduk menatap mata foxy istrinya. "Maksudmu?".

"Aku tak yakin, tapi aku sudah terlambat dua minggu dari datang bulanku". Sungmin menjawab. Jemari lentiknya mengusap bibir tebal Kyuhyuh, dan mengecupnya cepat.

"Benarkah?". Tanya Kyuhyun tak percaya. "Gomawo". Ucap Kyuhyun senang.

"Tapi aku belum yakin Kyu". Sungmin menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau itu hamil, percaya padaku". Kyuhyun meyakinkan Sungmin, ia mengusap lembut pipi berisi Sungmin. Sangat percaya diri jika benihnya adalah yang terbaik, dan sudah pasti akan bertumbuh dengan baik juga di perut sang istri.

Kyuhyun bangkit, mendekatkan kepalanya diperut Sungmin, mencium lama dengan penuh rasa sayang. "Wellcome baby, Dady sangat menantimu". Kyuhyun menciumnya lagi.

Sungmin tersenyum. "Kau ini".

.

.

.

.

hahahaha apa ini? saya kembali bawa apa ini? kkk~

lagi rada rada, jadi iseng dah ngelanjut beginian.

bohong banget kalo bilang udahan, taunya ada lagi. *timpukpalasendiri*

pasti jengah? mianhae, ini terakhir, seriusan deh~ *aegyo5000watt

jadi, untuk terakhir kalinya di ff ini. saya mohon review lagi ne?

saya ada niat nulis ff baru, saya mohon semangatnya chingudeul. *ala-alamauUN

GOMAWOYO~ I LOVE YOU~

*cium atu atu, kasih banana milk atu atu*