BEHIND YOU

.

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Other Cast

.

Rated : T

.

Warning : GS| Abal | Typo(s) |OOC| Membosankan | Ide cerita yang pasaran | Tidak sesuai EYD

Semua cast milik diri mereka masing masing, orang tua dan Tuhan YME. Dan saya hanya meminjam nama mereka saja. ^^

^^ Happy Reading^^

.

.

Drrrtt… Drrrtt…

"Yeobseo".

"…"

"Ne, saya sendiri".

"…"

"Jeongmal? Ne, saya segera kesana, kamsahamnida, jeongmal kamsahamnida".

Flipp~

1

2

3

"Kyaaaaaa~". Teriak riang memenuhi kedai ramyun sederhana pinggir kota seoul. Semua orang yang berada disana otomatis menatap aneh kesumber suara. Namun sang pelaku sama sekali tak memperdulikan tatapan aneh itu. Hatinya benar benar meletup senang sekarang.

"Ya! Noona! Jangan berteriak seperti itu!". Tegur seorang namja yang duduk persis di depannya. Ia pun sedikit membungkukkan kepalanya seraya tersenyum canggung meminta maaf pada orang di sekeliling mereka. "Aish.. Sungmin Noona, kau membuatku malu saja". Gerutunya lagi.

"Minho-ya, kau tahu? Aku mendapat panggilan kerja". Jawab Sungmin – nama yeoja - itu sedikit berteriak tertahan, oh jangan lupakan senyum lima jari yang menghias di wajah manisnya itu.

"Jeongmal? Chukkae noona… aku ikut senang". Ujar Minho – sahabat yang sudah Sungmin anggap sebagai adiknya sendiri. Namja berseragam sekolah itu sangat senang mendengarnya. Pasalnya Sungmin memang sangat membutuhkan pekerjaan saat ini. Walau setiap bulannya yeoja itu akan mendapat kiriman uang dari orang tuanya, namun itu semua tak cukup. Mengingat kebutuhan di ibu kota Korea Selatan ini tidaklah murah.

Sungmin bukanlah yeoja dari kalangan keluarga kaya, ia terlahir dari pasangan pemilik kedai Jjajangmyon sederhana di kota Mokpo.

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan di kota seoul tak lain adalah paksaan dari sang Eomma. Eomma Sungmin sangat menginginkan anaknya sukses kelak. Terlebih Sungmin mendapat beasiswa untuk itu, jadi sangat rugi jika mengabaikan dan malah membantu berjualan di kedai jjajangmyon.

Beruntunglah Sungmin memiliki sahabat seperti Minho, yang selalu mendukungnya. Tak jarang namja yang masih duduk di bangku tingkat ketiga SMA itu membantunya dalam urusan materi. Toh itu tak seberapa jika mengingat kejadian naas beberapa tahun lalu yang menimpa Minho. Jika saat itu Sungmin tak cepat membawanya ke rumah sakit, mungkin namja bermarga Choi itu sudah tewas setelah dikeroyok gerombolan preman. Dan semenjak itulah mereka menjadi sahabat.

"Gomawo, aku senang sekali Minho-ya". Ucap Sungmin penuh semangat.

"Ne Nonna, sekali lagi chukkae ne". Sahut Minho tak kalah semangat.

"Minho-ya, aku harus pergi, mereka memintaku kesana sekarang, kau tak apa ku tinggal?". Tanya Sungmin.

"Aku bukan anak kecil, tentu saja tak apa, cepatlah pergi, kalau Noona terlambat, pekerjaan Noona itu bisa pindah ketangan orang lain". Jawab Minho dengan gerakan seakan mengusir.

Sungmin tersenyum dan mengangguk mantap, sebelum pergi, tak lupa ia berikan pelukan hangat pada sahabatnya itu. "Aku pergi dulu ne, doakan Noonamu ini, saranghae".

"Nado saranghae noona, fighting!".

.

.

.

.

Disinilah Sungmin berada, dirumah mewah bernuansa elegan yang dipenuhi barang barang mewah, dan sudah dipastikan semua barang yang ada di sana tak bisa dibilang murah.

Di edarkannya mata bulat itu menatap setiap sudut ruangan itu, dan sebuah foto namja mungil telah menarik perhatiannya.

"Apa itu anak yang akan ku asuh nanti?". Tanya Sungmin entah pada siapa. Selang beberapa menit, sosok yeoja paruh baya menghampirinya. Penampilannya benar benar anggun, terlihat sekali bahwa dirinya adalah seorang bangsawan.

"Anyeong haseyo…". Sapa Sungmin sesopan mungkin. Ia pun kembali mendudukan tubuhnya setelah yeoja paruh baya itu memberi isyarat seraya tersenyum manis padanya.

"Kau yang bernama Lee Sungmin?". Sungmin mengangguk gugup sebagai jawaban. "Tak usah gugup seperti itu, santai saja. Aku Nyonya Cho, yang menelpon mu tadi". Lanjut yeoja yang memperkenalkan dirinya sebagai Nyonya Cho. Sungmin kembali menganggukkan kepalanya.

"Apa kau sudah siap bekerja?".

"Ne Nyonya".

"Ah, baiklah, kau sudah bisa bekerja mulai besok, dari informasi yang ku baca, kau juga seorang mahasiswa, jadi kau akan bekerja paruh waktu. Begitu?".

Sungmin Nampak was was, ia takut jika kembali di tolak seperti sebelumnya, karena tak mampu full time dalam bekerja. Ia memang butuh pekerjaan dan uang, namun pendidikan juga sangat penting untuknya.

"N-ne…".

"Tak masalah, karena aku memang membutuhkan siang hingga malam saja".

Yeoja bermata kelinci itu menghela nafas lega, penuturan Nyonya Cho barusan sangatlah menguntungkan untuknya.

"Ada yang ingin kau tanyakan?". Tanya Nyonya Cho lagi.

"Ah itu, emm… apa itu anak nyonya yang akan ku asuh nanti?". Tanya Sungmin sembari menunjuk foto anak kecil yang berjejer rapih di atas nakas. Nyonya Cho tertawa geli mendengarnya. Asuh?

"hahaha… jadi kau menyebut dirimu pengasuh?".

Sungmin menautkan alisnya bingung. Apa salah jika Sungmin menyebut dirinya sebagai pengasuh? Bukankah pekerjaannya adalah menjaga anak keluarga Cho? Seperti itulah info yang ia dapat.

"Haha… jangan memasang wajah bingung seperti itu Sungmin-ssi, ne itu memang foto anakku, tapi itu diambil saat umurnya lima tahun, sekarang umurnya sudah 21 tahun, sama seperti mu". Lanjut Nyonya Cho memberi penjelasan atas tatapan tanya Sungmin.

Mata kelinci itu mebulat sempurna, terkejut, ah bukan, sangat terkejut tepatnya. Umur 21 tahun tak seharusnya untuk dijaga bukan? Tidak tidak. Mungkin itu kakak dari anak yang akan diasuhnya nanti.

"Ne, dia anak yang akan kau asuh nanti". Sambung Nyonya Cho masih tertawa geli.

Bukan hanya mata Sungmin yang melebar, mulutnya pun menganga tak percaya, bagaimana mungkin namja berusia 21 tahun lah yang akan ia asuh nanti. Benar benar di luar dugaanya.

"Mianhamnida, apa saya tak salah mendengar?". Tanya Sungmin setelah tersadar dari keterkejutanya.

"Aniyo, biar kupanggilkan". Nyonya Cho tersenyum "Kyuhyunie…". Panggil Nyonya Cho setengah berteriak.

Kyuhyunie? Namanya Kyuhyunie? Apa mungkin namja itu mempunyai keterbelakangan mental sehingga membutuhkan pengasuh untuk menjaganya?.

Mata Sungmin tak berkedip sedikit pun saat manik matanya menangkap sosok namja berjalan kearah mereka. Wajahnya yang tampan, tubuhnya yang tinggi, penampilanya yang modis, benar benar jauh dari kata keterbelakangan mental seperti yang ia pikirkan tadi. Bahkan namja yang ada di hadapannya kini secara fisik sangat mendekati sempurna.

"Waeyo?". Tanya Kyuhyun – namja itu - dengan nada ketus.

"Kau ini, aku ini Eomma mu, tak bisakah kau sopan sedikit bocah!" jawab Nyonya Cho tak kalah ketus.

Sungmin mengerjap matanya tersadar, dan kembali bergelayut pada pertanyaan yang menumpuk dikepalanya.

"Dia Lee Sungmin, mulai besok dia yang akan menjagamu, jadi bersikap manislah padanya. Arrachi?".

Kyuhyun menatap Sungmin sekilas, sedetik kemudian memalingkan wajahnya seraya berdecak tak suka.

Oh, selain tampan, dia juga angkuh.

"Anyeong haseyo, Lee Sungmin imnida". Ucap Sungmin memperkenalkan dirinya.

"Eomma, aku akan pergi bersama Donghae hyung, mungkin pulang malam". Kyuhyun mengalihkan pembicaraannya mengacuhkan salam perkenalan Sungmin.

"Jangan menghamburkan uang lagi, dan mulai besok, kemanapun kau harus ditemani Sungmin".

"Terserah Eomma saja". Jawab Kyuhyun tanpa menolehkan wajahnya. Ia kini sudah berjalan keluar dengan kunci mobil di tangannya. Oh ayolah… bahkan namja itu mampu mengendarai mobil, jadi untuk apa seorang pengasuh?.

Sungmin tak peduli dengan sikap dingin Kyuhyun, pikirannya masih sibuk dengan setumpuk pertanyaan di kepalanya.

"Sungmin-ssi, gwenchana?". Tanya Nyonya Cho mengintrupsi lamunannya. Sungmin hanya bisa tersenyum kikuk merutuki kebodohanya.

"Ah, Mianhamnida Nyonya".

"Aku tau, kau pasti bingung bukan?". Sungmin mengangguk pelan". Baiklah, akan ku jelaskan".

.

.

.

.

Berkali kali Sungmin menendang kerikil yang ia temui saat berjalan. Berkali kali pula ia menghela nafas panjang. Sungguh, saat ini kepalanya benar benar dipenuhi dengan penjelasan Nyonya Cho tadi.

"Anakku memang terlihat seperti namja pada umumnya, namun psikisnya terganggu. Ia seorang kleptomania, kau tau kan? Jadi aku sangat butuh orang untuk mengontrolnya, menjaganya agar tak berulah karena penyakitnya itu".

"Ia akan bersikap sebagai klepto jika ia sedang sendiri, maka dari itu aku memperkerjakan mu untuk selalu disampingnya. Berkali kali kami memintanya melakukan therapi agar dia sembuh, tapi selalu saja menolaknya. Entahlah, anak itu sangat keras kepala".

"Aku berharap besar padamu, mungkin saja kau juga dapat membujuk Kyuhyun untuk melakukan therapi, aku sangat ingn ia lepas dari penyakitnya itu".

"Ah, aku tidak memaksamu untuk menerima pekerjaan ini, kau juga bisa meolaknya. Namun, datanglah besok jika kau menyanggupinya. Aku akan membayarmu mahal untuk itu".

Lagi lagi Sungmin menghela nafasnya panjang. Ia tak habis pikir dengan itu. Disatu sisi ia memang membutuhkan pekerjaan dan uang, tapi disisi lain, menjaga yang seperti apa untuk namja yang seumuran dengannya, dan terlebih lagi dia adalah seorang kleptomania.

"Lee Sungmin, anggap saja ini sebagai tugas mulia, dan uang adalah imbalannya. Tak ada salahnya kau menerima pekerjaan ini, kau juga tak dirugikan". Gumam Sungmin meyakinkan dirinya sendiri.

Sungmin mengepalkan tangannya kuat, memantapkan keputusan yang diambilnya saat ini. "Semangat Sungmin, kau pasti sanggup. Fighting!".

.

.

.

.

"Nyonya Cho bilang,dia selesai kuliah jam dua, mengapa dia belum juga keluar, harusnya kelas kyuhyun sudah berakhir 30 menit yang lalu bukan ?"

Ya. Sungmin memang menerima tawaran Nyonya Cho. Saat ia mengunjungi kediaman keluarga Cho, beliau menyuruhnya untuk menemui kyuhyun dikampus. Universitas dimana kyuhyun menuntut ilmu adalah Universitas nomor satu di Seoul, jadi tak sulit bagi Sugmin mencarinya.

"Kyuhyun-ssi .. ".Teriak Sungmin saat melihat kyuhyun berjalan kearah tempat parkir. Tanpa babibu, ia pun berlari mendekati kyuhyun yang menoleh kearahnya.

"Kau kemari? apa kau menerima pekerjaan dari Eomma ku? ". Tanya Kyuhyun sinis setelah Sungmin berdiri tak jauh darinya.

"Seperti yang kau lihat ". Jawab Sugmin datar.

"Ehemm~" suara dehaman membuat Kyuhyun dan Sungmin menoleh kearahnya. seakan tau maksud dari itu, dengan malas Kyuhyun memperkenalkan Sungmin pada namja dan yeoja disampingnya.

"Hyung, Noona, dia Sungmin, yeoja yang Eomma ceritakan semalam" Ujar Kyuhyun ogah-ogahan(?). Sungmin membungkuk hormat dan tersenyum pada mereka.

"Kau yang bernama Lee Sungmin? aku Lee Hyukjae, kau bisa memanggil ku Hyukie, senang berkenalan dengan mu Sungmin-ah". Hyukjae memeluk tubuh Sungmin.

Nyonya Cho memang sudah menceritakan tentang Sugmin pada mereka. Dan seperti yang yeoja paruh baya itu katakan, menurut Hyukjae, Sungmin memang gadis yang manis.

Dipeluk yang baru ia kenal membuat Sungmin sedikit canggung, dan tentu saja Hyukjae menyadari itu. "Tak usah canggung seperti itu , mulai sekarang kita adalah teman , jadi bersikaplah sebiasa mungkin. Arraseo!" lanjut Hyukjae yang dibalas anggukan Sungmin.

"Aku Lee Donghae, senang berkenelan dengan mu Sungmin-ah". Kini giliran namja bernama Donghae memperkenalkan dirinya.

"Senang berkenalan dengan mu Donghae-ssi". Jawab Sugmin.

"Panggil Donghae saja, bukankah kita seumuran?". Sungmin menganggukan kepalanya- lagi. Kemudian memamerkan senyum manisnya.

Amat sangat berbeda dengan kyuhyun.

Kyuhyun memutar bola matanya malas melihat adegan tiga orang di depannya. "Jadi pergi tidak?"

"Tentu". Jawab Hyukjae antusias. "Sungmin-ah, kau ikut dengan kami bukan?"

"Ne,aku memang dibayar untuk itu"

Donghae dan Hyukjae terkikik geli mendengar jawaban Sungmin. Entahlah, rasa canggung Sungmin sudah menguap sepertinya..

.

.

.

.

Minuman bewarna serta beberapa potong cake menemani sore mereka di café milik Donghae . dan pastilah perlakuan istimewa dari para pelayan mereka dapatkan.

Sesekali mereka tertawa di tengah percakapan mereka, walaupun Sungmin tak tau pasti, setidaknya ia sedikit mengerti apa yang sedang mereka tertawakan.

Apa yang harus aku jaga, dia terlihat seperti biasa saja, sama dengan yang lain.

Drrrtt… Drrrtt…

Getaran ponsel berwarna pink milik Sungmin menghentikan obrolan mereka. Seketika pasang mata menatap benda kecil itu. Setelah tersenyum kaku, jemari Sungmin menekan tombol hijau disana.

"Yeobseo".

"…".

"Aku sudah mulai bekerja sekarang, sepertinya pulang malam".

"…".

"Ne, nado saranghae".

Flip~

"Pacarmu?". Tanya Hyukjae langsung. Merasa pertanyaan itu untuknya, Sungmin pun menoleh kearah Hyukjae.

"Ne?".

"Iya, apa yang menelponmu tadi itu pacarmu?". Sungmin tersenyum malu, sedikit salah tingkah dibuatnya. "Ne, dia pacarku".

"Bisa kau ceritakan sedikit tentangnya Min. Aku penasaran namja seperti apa yang bisa mendapat hati yeoja manis seperti mu". Puji Hyukjae tak tanggung tanggung, membuat pipi yeoja penyuka pink itu memerah.

"Kau berlebihan Hyukie-ah". Sungmin memberi jeda. " Namanya Kim Jungmo, dia satu kampus dengan ku, hanya berbeda fakultas saja". Hyukjae dan Donghae mengangguk paham. Kyuhyun? Tentu saja namja itu tak mendengarkan perkataan Sungmin, ia lebih memilih bergulat dengan ponselnya.

"Eh mengapa jadi bercerita tentangku. Oh iya apa kalian sepasang kekasih?"

"Hahaha… ne Min, yeoja cantik ini adalah kekasihku". Jawab Donghae merangkul mesra Hyukjae. Jika tadi pipi Sungmin yang memerah, sekarang pipi yeoja penyuka pisanglah yang merona merah.

"Jangan menggodaku Hae-ah". Sungut Hyukjae menutupi rasa malunya.

Sraakk~

Kyuhyun mendirikan tubuhnya cepat. "Aku ke toilet". Ucapnya dingin dan langsung melangkah pergi. Sungmin sedikit bingung melihat tingkah Kyuhyun, tak ingin ambil pusing, ia pun kembali menikmati orange juice miliknya.

Ia akan bersikap sebagai klepto jika sedang sendiri

Sraakkk~

Tak beda jauh dengan Kyuhyun, Sungmin mendirikan tubuhnya cepat. Raut cemas menyelimuti wajah manisnya kala perkataan Nyonya Cho terngiang di kepalanya.

"Hey! Tenanglah Min, dia tak akan melakukan itu di café ku". Ujar Donghae yang memahami gelagat Sungmin.

"Ne?".

"Duduklah Min, Donghae benar, penyakitnya itu tak mungkin ia lakukan disini, percayalah". Hyukjae ikut menyakinkan Sungmin. Ditariknya tangan itu agar Sungmin kembali terduduk.

"Kalian mengetahuinya?". Tanya Sungmin penasaran. Ditatapnya lekat dua orang yang kini tersenyum geli padanya.

"Kami sudah mengenal Kyuhyun belasan tahun, tentu saja kami tahu yang kau maksud Sungmin-ah". Jawab Hyukjae.

Sungmin mengangguk paham. Ia melupakan sesutau bahwa Donghae dan Hyukjae adalah sahabat Kyuhyun sejak kecil, padahal baru saja mereka membahasnya. Dan tak mungkin juga mereka tak tau tentang 'penyakit' Kyuhyun, mengingat mereka sangat lah akrab.

"Dan jika ia melakukannya di café ku, aku tak segan segan menjebloskannya ke penjara, dan uang tebusan Cho ahjumma tak berlaku untukku". Tambah Donghae dengan tawanya di ikuti Hyukjae.

Sungmin tersenyum tipis melihatnya, dan lagi lagi setumpuk pertanyaan bergelayut dikepalanya.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?".

"Tentu saja, dan kami sudah mempersiapkan semua jawaban dari pertanyaanmu nanti Min".

.

.

.

.

TBC/DELETE

Anyeong….. *lambaitangan

Huaaa… author kembali dengan FF Abal bin ngga jelas ini.

Doakan author biar nggak buntu ditengah jalan, karena belum kepikiran mau diterus seperti apa FF ini. Konflik dan Kyumin momentnya belum keliatan, mungkin mulai chapter selanjutnya, itupun kalo chingudeul masih bersedia membacanya.

Jeongmal Mianhae, Kyuhyun oppa author buat sebagai kleptomania, walaupun konflik utamanya bukan itu. entahlah… tiba tiba kata kata 'kleptomania' melintas di otak author, dan ngedorong author untuk nulis FF. sekali lagi jeongmal mianhae *bow

Author mohon reviewnya ne, karena review chingudeul adalah semangat dan ide author buat nulis next chapter.

GOMAWO…..

Mind to Review?