Hai, ini adalah fic kedua saya. Cerita ini terispirasi dari sebuah novel yang pernah saya baca dengan berbagai ubahan. Semoga fic ini tidak mengecewakan. Happy reading.

Masashi's Chara was Borrowed by Cecil Hime

SasuHina

.

.

.

xx Hyuuga Kingdom xx

Taman itu tampak riang. Seorang anak kecil manis dengan rambut indigo sebahu sedang mengejar-ngejar kelinci putihnya. Dari air mukanya tampak rasa bahagia yang kentara karena tidak henti-hentinya ia menyunggingkan senyum manisnya. Bermain bebas seperti ini tidaklah selau didapatkan dengan mudah tiap harinya karena pasti tidak akan diizinkan oleh Tou-s-

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan Hinata?"

Eh?

Dan mungkin lain kali ia harus ingat bahwa Tou-sama bisa pulang kapan saja dari kunjungannya ke kerajaan lain.

.

.

.

Sepuluh tahun kemudian

xx Uchiha Kingdom xx

"Apa yang kau pikir sedang kau lakukan?" tanya seorang pria gagah kepada seorang gadis cantik.

"Aku hanya membakar semua surat-surat tidak penting ini"

"Tapi itu kan hak si Teme membakarnya atau tidak. Dan itu bukanlah surat-surat tidak penting. Itu adalah surat lamaran yang datang hari ini."

"Dasar cerewet! Sasuke-kun juga tidak akan mau menerima satupun. Jadi tidak ada bedanya aku yang membakarnya atau Sasuke-kun yang membuangnya. Sama saja."

Eh?

"Sakura-chan, tunggu!" teriak pemuda berambut kuning itu.

"Huh, berhentilah mengejarku baka! Aku sedang mencari Sasuke-kun."

"Untuk apa kau mencarinya, dia sudah pasti ada di ruang kerja sambil memelototi peta kerajaan-kerajaan tidak berguna itu."

"Aa, benar juga." Ucap gadis berambut pink itu.

.

.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu tidak menghentikan gerakan onixnya memperhatikan setiap detail peta kerajaan di depannya. Sudah sejak tiga hari yang lalu ia menemukan peta kuno itu di ruang kerja Tou-sannya, dan tibalah ia di halaman terakhir. Awalnya dia tidak terlalu mempercayai penglihatannya melihat warna hijau mecolok dalam peta itu. Tentu saja mencolok karena kerajaan-kerajaan di sekitarnya menampakkan warna coklat yang menandakan sedikitnya alam hayati disana, bahkan ada kerajaan yang hanya diisi oleh gurun pasir tandus, Suna Kingdom misalnya. Dia sempat menyesal karena baru seminggu ini ingin mengetahui keadaan kerajaan dunia sehingga ia melewatkan hal yang penting.

Dia pun mulai membaca data 'Kerajaan Hijau' yang terbilang sedikit itu. Disaana hanya tertulis:

Hyuuga Kingdom.

Kerajaan dengan hubungan luar kerajaan paling sedikit.

Selalu menduduki peringkat tiga besar dalam pendapatan kerajaan tertinggi.

Terkenal akan kekuatan pertahanan di dalam maupun luar kerajaan.

Itu saja data yang dapat dijelaskan oleh –bahkan- buku sejarah lengkap dunia kerajaan setebal 10 cm itu.

"Sasuke-kun, kau harus beristirahat."

"Teme, berhentilah melakukan hal sama dan membosankan tiap harinya. Apakah yang kau pikirkan hanya memperluas kerajaan ini saja?"

"Hn"

"Hah, percuma saja bicara padamu."

"Sakura, kau adalah panglima luar kerajaan dan kemampuanmu mencari informasi dan membina hubungan baik dengan kerajaan lain yang belum ada tandingannya. Dan kau adalah panglima perang yang belum pernah gagal Dobe"

Sakura langsung blushing mendengan perkataan Sasuke, cinta pertamanya. Sedangkan Naruto hanya mengangkat sebelah alisnya. 'Pasti ada sesuatu' pikirnya

"Apa yang bisa ku lakukan untukmu Sasuke-kun?" tanya Sakura semangat dengan pipi yang masih memerah.

"Apa yang kalian ketahui tentang Hyuuga Kingdom?"

"..."

"..."

"Eh?" dou panglima itu-Sakura dan Naruto- serentak ber'eh'-ria dan langsung berpandangan tak nyaman dengan pikiran masing-masing.

"Hn?" ucap Sasuke lagi

"Hyuuga Kingdom. Rajanya adalah Hyuuga Hiashi yang istrinya sudah lama meninggal. Memiliki seorang putri. Hyuuga Hinata. Hyuuga Kingdom merupakan satu-satunya kerajaan yang dapat dikatakan mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya tanpa memerlukan bantuan dari kerajaan lain. Hal ini dikarenakan kekayaan alam yang beraneka ragam, baik dari letak strategis wilayah kekuasaan maupun dari keadaan flora dan faunanya. Disamping itu, mereka termasuk kerajaan tertua sehingga memiliki budaya daerah yang sangat beragam dan unik. Kau akan sulit percaya jika kukatakan berapa uang yang harus dikeluarkan kerajaan lain jika ingin melihat keanekaragaman budaya mereka. Hanya itu yang ku tahu, Sasuke-kun." Jelas Sakura

"Artinya mereka adalah aset berharga, eh?"

"Tentu saja. Tapi, jangan pernah berpikir untuk menaklukkan kerajaan itu karena tak satupun kerajaan yang mampu menandingi kekuatan mereka karena mereka dikenal dengan Byakugan Death. Jurus itu mampu melumpuhkan lawan sekuat apapun. Bahkan keinginan menaklukkan kerajaan itu sudah sejak satu abad yang lalu dilupakan." Sambung Naruto

"Berarti mereka benar-benar 'aset berharga' dan sebentar lagi akan jatuh ke dalam kekuasaan Uchiha" gumam Sasuke sambil menampakkan seringainya, walaupun sedikit. Tapi tentu saja kedua panglima itu dapat melihatnya dengan jelas karena mereka sudan berteman dalam waktu yang sangat lama. Mereka bahkan sudah seperti saudara. Walaupun mungkin 'tidak' bagi Sakura. Dia tidak ingin hanya sebagai saudara.

"Tapi, Sasuke-kun, seperti yang Naruto katakan kerajaan itu tidak mungkin dikalahk-"

"Aku tidak pernah mengatakan akan menyerang kerajaan itu" potong Sasuke

"Tapi tadi kau mengatakan bahwa k-"

"Aku memang mengatakan akan menguasai kerajaan itu."

"Teme, jelaskan apa maksudmu, aku mulai tidak suka dengan arah pembicaraan ini."

"Aku akan menguasai kerajaan itu dengan jalan yang paling aman." Tegas Sasuke

Sebagai seorang panglima yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, termasuk dalam kemampuan analisa, kedua panglima itu hanya bisa menganga dan menahan air mata. Untuk kalimat 'menahan air mata' hanya ditujukan pada satu-satunya gadis disitu. Hati gadis itu seolah berteriak 'JANGAN LANJUTKAN'. Tapi...

"Siapkan lamaran untuk Tuan Putri Hyuuga Hinata"

.

.

xx Hyuuga Kingdom xx

Di aula latihan pedang itu tampak seorang gadis cantik berambut panjang yang berusaha mengimbangi jurus pedang lawannya, Tou-samanya, Raja Hyuuga Kingdom. Ya, gadis itu adalah sang tuan putri Hinata Hyuuga. Gadis kecil yang dulu hanya bisa bermain dengan kelinci kini sudah tumbuh besar menjadi gadis belia yang cantik dan anggun. Rambut pendek sebahunya kini telah memanjang mencapai pinggangnya yang ramping.

PRANG!

"Cukup Hinata."

"Hah, hah, hah, Hai, Tou-sama." Ucapnya

"Jurusmu semakin lama semakin sempurna. Kelak kau akan bisa melindungi dirimu dari apapun. Kau tidak boleh lemah. Apa kau mengerti?"

"Hai, Tuo-sama."

"Aku akan mengurus beberapa hal ke kerajaan tetangga. Tapi bukan berarti aku tidak mengawasimu. Seperti biasa kau tidak boleh melangkahkan kakimu dari istana ini. Bahkan ke taman belakang itu. Siapapun dapat melihatmu dari sana karena taman itu begitu terbuka. Kau boleh pergi."

Sang putri hanya bisa menganggukkan kepala dan bergegas pergi karena hal ini sudah terbiasa untuknya. Dia bahkan tidak mengenal bagaimana keadaan rakyatnya. Dia tidak pernah diizinkan keluar. Bahkan sekalipun. Dia tidak tahu apa tujuan ayahnya. Setiap ia bertanya hanya akan mendapatkan jawaban yang sama 'Dunia luar tidak bagus untukmu dan sangat berbahaya'.

Sang raja tersebut hanya bisa memandangi punggung putri tunggalnya itu. Ya, Hinata harus bisa melindungi dirinya sendiri. Dia tidak boleh mengalami hal yang sama dengan ibunya.

"Semua ini kesalahanku" ucapnya lirih.

Flashback

17 tahun yang lalu

Hyuuga Hiashi hanya bisa menahan air matanya ketika pemakaman itu dilakukan. Istri yang dicintainya –tepatnya yang baru sadar ia cintai- kini telah bergabung dengan tanah kecoklatan itu. Ia sangat menyesal mengapa ia baru menyadari bahwa ia sesungguhnya sangat membutuhkan dan sangat mencintai istinya itu.

Semua ini diawali oleh sikap bodohnya.

Hyuuga Hitomi waktu itu adalah seorang gadis cantik yang diidam-idamkan semua pangeran kerajaan untuk dijadikan istri. Rasa sombong membuatnya ingin menaklukkan Hitomi agar kerajaan lain tahu siapa yang paling hebat. Dengan cepat ia melamar Hyuuga Hitomi yang memang sudah menyukainya sejak lama. Dan dimulailah kehidupan istrinya yang tidak bahagia. Memang semua kebutuhannya dipenuhi, tapi tak sekalipun Hiashi menunjukkan perhatiannya padanya. Sampai akhirnya istrinya itu hamil. Dia mulai memperhatikan istrinya walaupun secara diam-diam. Egonya yang tinggi lah menyebabkan hlal itu. Sampai akhirnya istrinya melahirkan anak pertama mereka dan meninggal.

Flashback off

Hatinya miris mengingat kejadian itu. Dan dari kejadian itulah ia berjanji akan menikahkan putrinya dengan seseorang yang benar-benar mencintainya. Dan bukan karena kecantikannya. Makanya, sejak kecil Hinata tidak pernah diizinkan meningggalkan istana satu langkahpun. Dia memang terkadang kasihan melihat putrinya itu, tapi tekadnya sudah bulat. Dengan tidak menunjukkan wajah cantik putrinya, pangeran dari kerajaan lain tidak akan ada yang berani mengambil resiko melamar putrinya. Siapa yang akan melamar putri yang tidak diketahui rupanya? Mereka pasti berpikiran wajah Hinata amat sangat buruk sehingga sang Raja menyembunyikan putrinya. Dan orang yang berani melamar putrinya berarti orang yang tidak memperdulikan kecantikan sehingga kemungkinan dialah orang yang tulus mencintai putrinya. Dia tidak akan membiarkan putrinya bernasib sama dengan istrinya.

.

.

.

xx Uchiha Kingdom xx

"Aku tidak setuju dengan keputusanmu Sasuke-kun"

"..."

"Mungkin Putri itu bukan jodohmu. Dia tidak cocok untukmu. Kau berhak mendapatkan orang yang lebih baik."

"..."

"Lagipula, kau tidak mencintainya kan? Dia pasti tergila-gila dan langsung jatuh cinta padamu. Tapi kau tidak akan bisa mencintainya."

"..."

Karena tidak mendapatkan satupun respon dari Sasuke, Sakura akhirnya mengatakan hal yang sudah berusaha ia sembunyikan.

"Hyuuga Kingdom itu kerajaan yang aneh. Apalagi tuan putrinya. Dia bahkan tidak pernah menampakkan wajahnya pada rakyatnya."

"Apa maksudmu?"

'Aaa. Akhirnya aku didengarkan juga' pikirnya

"Dia pasti seorang putri yang sangat buruk rupa sehingga dia menyembunyikan wajahnya dari semua orang. Sanga raja juga tidak keberatan dia tidak pernah keluar istana. Artinya, Raja sendiri pun malu jika wajah jelek putrinya diketahui orang banyak."

"Lalu?"

"Aku tidak mau jika nanti Sasuke-kun menyesal karena kau adalah raja yang sangat tampan dan masih muda. Masih banyak orang lain dan putri kerajaan yang sangat cantik dan ingin kau menikahinya."

"Tapi aku sudah bertekad menaklukkan kerajaan itu Sakura."

"Kau bisa melakukannya dengan perang seperti biasa."

"Bukankah kalian yang mengatakan pikiran menaklukkan kerajaan itu dengan perang sudah lama dilupakan?" tanya Sasuke

"..." Sakura tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Hn?"

"Tapi... Tapi, aku mencintaimu Sasuke-kun." Ucap Sakura pasti.

"Kau juga tahu aku menganggapmu hanya sebagai teman. Kau dan Naruto adalah sahabat terbaikku."

"Aku ingin lebih dari seorang sahabat untukmu. Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu Sasuke-kun."

"Diamlah."

Bahkan aku sudah mencintaimu sejak kecil."

"Diamlah! Dengar, aku tidak akan megubah keputusanku." ucap Sasuke dan meninggalkan gadis cantik yang sedang menagis itu.

Sedangkan di belakang dinding sana, sepasang mata Shappire memandang gadis cantik itu dengan mata sendu.

.

.

Makan malam kali ini tidak disertai dengan suara-suara canda seperti biasa karena Sakura tidak ada di tengah-tengah mereka.

"Teme, ku rasa kau harus mengubah pikiranmu lagi tentang Hyuuga Kingdom itu karena apa yang Sakura katakan ada benarnya juga. Tuan Putri Hinata mungkin saja tidak cantik."

Sasuke sudah menduga bahwa Naruto lah yang tadi mencuri dengar pembicaraannya dengan Sakura.

"Kau tahu jawabanku, Dobe."

Ya, sebagai seorang sahabat Naruto tahu jika sahabatnya ini sudah menginginkan sesuatu dan menekadkannya, tak seorang pun bisa mengubahnya, bahkan almarhum Fugaku-sama.

"Tapi, kau tahu sendiri bagaimana perasaan Sakura padamu."

"Dan kau juga tahu aku hanya menganggapnya sahabat"

"Tapi—"

"Dan aku juga tahu bagaimana perasaanmu padanya."

"..."

"Lusa kiata akan mendatangi Hyuuga Kingdom dan mengajukan lamaran secara langsung karena aku yakin Hiashi-sama adalah orang yang keras. Aku tidak mungkin hanya mengirim utusan untuk lamaran putri tunggalnya."

"Baiklah"

.

.

xx Hyuuga Kingdom xx

"Hyuuga-sama, raja dari Uchiha Kingdom sedang ada di depan gerbang meminta izin untuk menemui Hyuuga-sama."

Setelah mengatasi rasa terkejutnya, sang raja kemudian berkata "Biarkan mereka masuk. Suruh temui aku di ruang sayap kiri istana."

.

.

Sepanjang perjalanan Sasuke tidak dapat menghentikan matanya menikmati keindahan kerajaan ini. Rakyat kerajaan ini tampak sederhana, namun sangat jelas terlihat makmur. Wilayahnya memang tidak lebih luas jika dibandingkan dengan Uchiha Kingdom yang sudah sering menaklukkan banyak kerajaan, tapi kerajaan ini merupakan kerajaan terindah yang pernah ia lihat. Kemanapun onixnya memandang akan tampak warna hijau. Hutan. Tanaman. Sangat indah dan memanjakan mata.

Kekagumannya bertambah saat melihat istananya. Sungguh indah, unik, anggun dan artistik. Bahkan Naruto hanya bisa menganga melihat istana di depannya.

Lima menit kemudian mereka telah sampai di sayap kiri istana. Istana itu dipenuhi dengan barang-barang berharga dan bersejarah. Sungguh istana yang penuh dengan nilai sejarah yang artistik. Desain ruangannya saja baru pertama kali ia lihat. Sungguh berbeda dengan istana kebanyakan.

Sasuke dapat melihat Hyuuga Hiashi yang memandangnya tajam seolah sedang menilai. Dari caranya memandangnya saja Sasuke tahu dia sedang berhadapan dengan raja yang tidak mengenal rasa takut.

"Saya adalah Sasuke Uchiha, Hyuuga-sama. Raja dari Uchiha Kingdom. Dan ini adalah Naruto Uzumaki, panglima terbaik Uchiha Kingdom"

"Hn. Duduklah."

Suaranya datar dan berwibawa. Sosok pemimpin yang tegas dan tenang.

"Apa yang kau inginkan?"

Tanpa basa-basi. Seorang raja yang cepat bertindak.

"Saya ingin melamar putri anda, Hyuuga-sama. Melamar Tuan Putri Hyuuga Hinata."

Dan untuk pertama kalinya sejak Sasuke memasuki ruangan ini melihat satu ekspresi di wajah Huuga Hiashi.

.

.

Tbc

Hah,,, akhirnya saya berhasil membuat Chapter yang cukup panjang. Semoga reader menyukainya. Dan maaf jika reader/s menemukan 'some typo'. Saya ingin tahu apakah fic ini layak dilanjutkan atau tidak. So,

One last word

R

E

V

I

E

W

Please