Disclaimer : Semua karakter disini milik Tuhan YME, author cuma pinjem nama

Rate : M (Yadong to the max! not for children under 17, respect me please)

Genre : Romance, humor, drama

Warning : BL, YAOI, MPreg, Pedophil,Typos, Sex under ages, cerita pasaran, OOC (mungkin ),jadi mohon dengan sangat sebelum membaca dibaca dulu bagian warning ini, tidak menerima bash kecuali kritik membangun, so please

DON'T LIKE DON'T READ

CASTS

Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

.

Note : Fanfiction ini murni hasil karya saya selaku author, saya tidak rela dan tidak ikhlas jika hasil karya saya ini di plagiatkan oleh orang - orang yang tak bertanggung jawab, dalam bentuk apapun!

Mohon di check typo(s) nya...karena saya ini ratu typo, dan yang tidak suka dengan Yaoi dan pairing-nya harap tekan tombol kembali, tinggalkan ff ini...gomawo:), bagi yang merasa bosan harap tidak usah membaca ff ini, daripada menyiksa diri sendiri dan menghina penulisnya.

TANPA EDIT!

.

.

SUMMARY

Keluarga Jung hanya memiliki satu anak yaitu Jung Yunho yang sudah berumur 23 tahun dan hampir menyelesaikan kuliahnya, keinginan Mrs Jung untuk memiliki anak lagi sangatlah besar, selain itu ia juga ingin memberikan Jung Yunho seorang teman agar ia tidak merasa kesepian sendiri.

Apakah keputusan mereka memungut Kim Jaejoong yang baru berumur 14 tahun dari sebuah yayasan sosial untuk menjadi 'teman' Jung Yunho anak semata wayang mereka itu menjadi keputusan yang tepat dan berguna? karena sepertinya yang dibutuhkan seorang Jung Yunho adalah 'teman' dalam arti lain. XD

.

.

End previous chap

Jaejoong mendorong perlahan daun pintu dihadapannya hingga bergeser menjadi setengah terbuka, perlahan ketiga remaja itu melongokan kepalanya kedalam ruangan luas tersebut dan mencari keberadaan seorang Jung Yunho.

Namun apa yang mereka lihat sama sekali diluar pengharapan seorang Kim Jaejoong.

"Nah Yunnie, sekarang kau sudah tampan dan rapi, seperti biasa aku pamit dulu...cup"

Klontang~

"Joongie"

Sontak wajah manly namja yang tengah duduk disebuah sofa bersama seorang wanita yang baru saja selesai memperbaiki dasinya dan menyisiri rambutnya itu terlihat kaget setengah mati setelah menyadari siapa yang berada diambang pintu ruangannya dan baru saja menjatuhkan wadah bekal makan siangnya hingga isinya berhamburan mengotori karpet mahal lantai ruangan luas itu.

"Yunnie tega, hiks...Joongie benci Yunnie"

Secepat kilat tubuh mungil Jaejoong berbalik 180 derajat kemudian berlari meninggalkan pasangan Yunho dan Ahra yang masih terbengong-bengong mencerna apa yang baru saja terjadi.

Ahra memperbaiki dasi Yunho, merapikan wajah dan rambutnya dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan sosok Jaejoong yang tengah terperangah membelalakkan mata indahnya.

Lalu tiba-tiba makhluk cantik alami tersebut meninggalkan tempat itu dengan hati yang terluka tentunya.

Loading please...

"Yah Joongie, Chakkaman, tunggu akuuuuu!"

Giliran Yunho yang berlari kesetanan setelah menyadari apa yang terjadi, ia berlari menyusul Jaejoong yang sudah berlari entah kemana, tujuannya hanya satu, menjelaskan kesalah pahaman ini, bahwa apa yang terlihat oleh kedua mata Jaejoong bukanlah sebuah adegan perselingkuhan.

Sementara Jaejoong terus berlari tak tentu arah dengan dibuntuti oleh kedua sahabatnya, melupakan keadaannya yang tengah berbadan dua. Serta merta Jaejoong teringat kata-kata umma mertuanya yang tiba-tiba hadir kembali dipikirannya.

'Apa Joongie mau jika orang lain yang merapikan dasi yunnie, menyisir rambut Yunnie, menyiapkan pakaian Yunnie?'

'Andwae...'

.

.

.

.

NAE JOONGIE

.

.

.

.

Jaejoong berlari dan secepat mungkin menyetop taksi yang melintas didepannya, tujuannya sekarang adalah pulang kerumah secepatnya, ia bahkan tak peduli lagi dengan nasib kedua sahabatnya yang terus mengejarnya dibelakang. Saat ini Jaejoong telah berada didalam taksi, syukurlah ia selalu mengingat alamat rumahnya supaya sisupir bisa mengantarkannya dengan selamat sampai ketujuan.

Sementara didalam kantor, setelah usahanya mengejar Jaejoong tak berhasil Yunho memutuskan untuk kembali saja keruangannya meneruskan pekerjaannya kembali. Jung Yunho dan Go Ahra keduanya tampak terdiam membisu akan kejadian yang baru saja terjadi secara tiba-tiba tanpa mereka harapkan sama sekali, disaat bersamaan keduanya terlihat dalam posisi cukup intim, dan sungguh kebetulan yang amat sangat indah.

Hhhhh...

"Yun ottokhe? kita sepertinya telah membuat seseorang terluka, istrimu pasti akan sangat membenciku"

Ahra mulai mengeluarkan jalan pikirannya yang sedari tadi berkecamuk didalam kepalanya, hatinya was-was memikirkan istri sahabatnya yang sedang dalam keadaan hamil berlari tergopoh-gopoh seperti yang dilihatnya tadi, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan kandungannya.

Sedangkan sahabat tampannya ini hanya terdiam membatu tanpa ada usaha mengejar kembali sang istri.

"Yun, kau tidak mengejar istrimu? kalian harus membicarakan masalah kalian ini, dan aku akan dengan senang hati membantu menjelaskan kepadanya tentang kesalah pahaman ini"

Ahra semakin tak mengerti saat melihat Yunho yang semakin terlihat tak bersemangat dengan tatapan mata kosongnya, pemilik mata musang itu malah kembali duduk dikursi kerjanya, mengusap wajahnya kasar.

Melihat gelagat sahabatnya yang seperti itu membuat Ahra memutuskan untuk memberi waktu kepada Yunho untuk sendiri.

"Baiklah Yun, sepertinya kau butuh sendiri, kebetulan aku ada janji dengan Yoochun saat ini, semoga rumah tangga kalian tidak menemui jalan buntu dan...hhh, memang ini salahku, walau bagaimana-pun kau telah memiliki istri, tak seharusnya aku sembarangan menyentuhmu, mianhe..."

Ahra mengayun langkahnya menuju pintu ruangan tersebut meninggalkan sang sahabat yang hanya menatapnya lesu dari kursi kerjanya tanpa sedikitpun beranjak dari sana. Tampaknya Yunho akan menjalani sisa harinya dengan pikiran yang kalut.

.

.

.

"Aku pulang"

"Kau sudah pulang Yun? mandilah dan ajak istrimu untuk makan malam bersama, kebetulan appa-mu juga baru saja tiba"

"Ne, umma"

"Istri mu sedari tadi siang tidak menampakkan batang hidungnya sedikit-pun, umma sedikit khawatir, kalian baik-baik saja kan? umma sama sekali tidak melihatnya membawa wadah bekal kosong yang diantarkannya siang tadi kekantormu"

"Yunnie yang membawa wadahnya umma, ada didalam tas"

"Oh, baiklah kalau begitu"

Sepulang kerja Mrs Jung merasa sedikit heran melihat raut tak bersemangat putra tunggalnya saat memasuki kediaman mereka. Yunho hanya menjawab sepatah-sepatah pertanyaan yang keluar dari bibirnya. Demikian juga yang dirasakannya pada prilaku Jaejoong yang sedari siang tadi sama sekali tak menampakkan tubuh mungil dan senyum cerianya dirumah itu.

Krieett~

Bunyi derit pintu kamar yang dibuka Yunho dari luar dilongokan kepalanya mengecek keadaan didalam kamar tidurnya bersama sang istri, tak tampak tubuh Jaejoong diatas ranjang, itu berarti Jaejoong tidak tengah tidur.

Perlahan tubuh tegap Yunho memasuki kamar bernuansa putih tersebut, wangi vanila secara langsung menyergap indera penciuman Yunho yang reflek langsung memejamkan kedua matanya menikmati bau khas tubuh yang sudah lama tak dinikmatinya itu. Kamar berukuran tak begitu luas itu memang didominasi harum wangi khas tubuh Jaejoong, entah parfum apa yang dipakai sicantik tersebut.

Perlahan Yunho mendudukkan tubuh penatnya dipinggir ranjang mereka, sepertinya Jaejoong tengah berada dikamar mandi, ahh ia tidak peduli, bukankah ia tengah kesal terhadap istri remaja itu? begitu juga sebaliknya Jaejoong yang siang tadi telah salah paham melihat keintimannya bersama Ahra yang jelas-jelas adalah sahabatnya sendiri.

Yunho cepat-cepat memperbaiki posisinya saat didengarnya pintu kamar mandi mereka terbuka, menandakan Jaejoong telah selesai mandi. Tubuh mungil itu berjalan keluar dari kamar mandi dan sedikit tersentak saat dilihatnya Yunho telah terduduk diatas ranjang tanpa menoleh sedikitpun kearahnya, perlahan tubuh putih mulus itu kembali memasuki kamar mandi beberapa lamanya dan keluar kembali.

Baik Jaejoong maupun Yunho tak ada satupun diantara mereka yang mengeluarkan suaranya. Yunho tetap pada posisinya, masih berpakaian kerja lengkap duduk dipinggir ranjang mereka berpura-pura tengah mengotak-atik ponselnya yang sama sekali tidak ada apa-apanya. Begitu-pun jaejoong, remaja tersebut hanya melintas didepan sang suami dengan bibir membisu, terkatup rapat.

Jaejoong membuka lemarinya mencari-cari piyama yang akan dipakainya malam itu. Jaejoong senang sekali memakai piyama bercorak binatang dan karakter kesukaannya, gajah dan hello kitty.

Gawatnya remaja belia berwajah androgini dengan tubuh mulus bersinar itu membiarkan saja handuk putihnya terlepas begitu saja, hingga membuat tubuh telanjangnya terekspos bebas didepan mata sang suami yang masih berpura-pura berkonsentrasi dengan ponselnya. Sungguh tak ada niat untuk menggoda sama sekali, sudah menjadi kebiasaan Jaejoong yang membiarkan tubuh polosnya saat tengah berpakaian sehabis mandi. Tahukah ia jika seseorang tak jauh disana tengah berkeringat menahan hasrat alamnya?

Srett~

Baru akan memakai celana dalamnya, benda berbahan kain halus itu tiba-tiba terjatuh dari genggaman Jaejoong sehingga mau tidak mau tubuh berperut buncit itu harus merendahkan tubuhya menjadi posisi menungging untuk memungut celana itu sebelum berusaha memakainya.

Ahhh...

Glek~

Wajah tampan namun mesum itu terperanjat bukan kepalang saat melihat pemandangan menakjubkan didepannya, bibir hati itu seakan-akan ingin segera menggigiti kulit putih mulus dua bongkahan pantat nan sekal milik istrinya saat itu juga. Namun yang hanya dapat dilakukan Yunho hanya mendesah berat dan menelan salivanya dengan masih berpura-pura mengotak-atik ponselnya.

Bagaimana tidak menyebabkan sang suami kehabisan nafasnya saat ini, posisi menungging Jaejoong benar-benar menciptakan pemandangan surga, bahkan hole pink yang sudah lama tak dimasuki belalai besar langganannya itu tampak jelas berkedut-kedut nakal, seolah memanggil beruang egois yang tengah sok tak butuh kepada istri malangnya tersebut.

Namun sifat egois hanya membuat Yunho menelan ludahnya dengan susah payah, sementara Jaejoong istrinya telah berpakaian lengkap sekarang mangacuhkan sosok beruang yang tengah megap-megap menahan perubahan ukurang benda yang berada diselangkangannya.

Umhhh...

'Sial...benar-benar disaat yang tidak tepat' batin Yunho saat merasakan bagian depan celananya telah menggembung keras, pertanda makhluk penghuni boxernya telah berubah menjadi monster. Bibir hatinya melenguh pelan menahan desahannya.

Ahhh..

Jaejoong sontak menoleh saat mendengar suara aneh yang berasal dari arah belakangnya, saat ini namja yang semakin mengeluarkan aura cantiknya itu tengah duduk didepan meja riasnya memakaikan krim malam pada wajahnya dan menyisir surai hitam mengkilatnya, tak lupa bibir chery merah itu dipoles lipgloss rasa strawberry kesukaan suaminya. Rasa manis strawberry yang biasa disesap Yunho saat ia tengah mencumbui bibir merekah itu.

Mmpphhh...

BRAKK!

Jaejoong terkaget setengah mati saat mendengar pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbanting keras, sementara tubuh sang suami telah menghilang dibalik pintu tersebut. Sepertinya Yunho mesti bermain solo demi memuaskan monster didalam celananya yang mendesaknya untuk mengeluarkan cairannya, lagi-lagi sikap egoisnya telah merugikan dirinya sendiri.

Didalam kamar mandi saat tengah menuntaskan hasrat alamnya, Yunho baru menyadari jika Jaejoong telah menyiapkan air panas untuknya mandi malam itu. Hal yang belum pernah dilakukan sang istri.

Sementara diluar sana Jaejoong tengah sibuk memilih-milih baju milik Yunho didalam lemarinya, meski dalam hatinya masih sangat kesal kepada suami yadongnya itu, namun tekad bulatnya untuk menjadi istri yang sempurna sesuai dengan nasihat sang mertua mampu membuatnya sedikit lupa dengan rasa cemburunya. Saat ini ia telah meletakkan sepasang baju dan celana traning untuk dipakai sang suami sehabis mandi, hal yang belum pernah dilakukannya selama ini.

Sewaktu meletakkan baju Yunho diatas ranjang Jaejoong mata bundar Jaejoong tak sengaja melihat ponsel milik suaminya yang tergeletak begitu saja diatas ranjang mereka. Penasaran dan disertai rasa cemburunya, Jaejoong meraih benda berlayar sentuh itu bermaksud hendak memeriksa isinya siapa tahu ada yang tidak wajar didalamnya, sms mesra sang suami dengan yeoja mungkin saja.

Hhhh...

Jaejoong mendesah keras dan menggeleng pelan saat mendapati kenyataan jika ponsel tersebut dalam keadaan mati, sepertinya habis baterenya karena beberapa kali ia mencoba memencet tombol 'on' masih tidak bisa hidup juga. Ternyata sedari tadi suaminya hanya mengotak-atik ponsel mati.

Jaejoong melangkah meningggalkan kamar mereka menuju ruang makan dimana kedua mertuanya telah menunggu sedari tadi.

Yunho keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega namun rasa tak puas masih menghantui otak yadongnya dikarenakan keterpaksaannya melakukan solo karier dikamar mandi tanpa merasakan lubang hangat milik sang istri yang menurutnya amat sangat tidak peka akan keinginannya untuk diperhatikan, dimanja dan diurus sebagaimana seorang suami.

Sesaat akan membuka lemari pakaiannya mata musang Yunho mendapati sesuatu tergeletak diatas ranjang, sepasang baju dan celana training lengkap dengan underwear miliknya. Dengan wajah heran Yunho meraih baju yang biasa dipakainya diwaktu malam tersebut dan mulai memakainya dengan pikiran yang berkecamuk.

'Tadi air mandi, dan sekarang baju-ku, apakah ia sengaja menyiapkan ini untukku? hhhh..."

Yunho menarik nafas singkat, kemudian bergegas melangkah keluar kamar menuju ruang makan dimana ketiga anggota keluarga telah memulai makan malam mereka tanpa menunggunya lagi karena ia yang sedikit agak lama didalam kamar mandi sedangkan yang lain sudah sangat kelaparan.

Keluarga Jung menghabiskan makan malam mereka dalam keheningan, tak sedkitpun diantara mereka yang berusaha mencairkan suasana, mungkin pengaruh capek sehabis melakukan aktifitas mereka seharian, terlebih pasangan YunJae yang tengah dirundung masalah.

Meski menyadari ketegangan diantara anak dan menantunya Mrs Jung tetap bersikap seolah-olah ia tidak mengetahuinya, biarlah kali ini mereka sendiri yang menyelesaikan masalahnya.

Dan sisa malam itu dilewati Jaejoong dan Yunho dengan penuh kekakuan, tak ada peluk hangat dari sang suami, tak ada elus sayang diperut buncit sang istri, yang ada hanya posisi membelakangi satu sama lain mempertahankan ego masing-masing.

Yah, pasangan yang kerap bermain gajah-gajahan ini menghabiskan malam mereka dengan saling memunggungi.

.

.

.

Pagi harinya tampak Yunho yang sudah sibuk hilir mudik didalam kamar yang dihuninya bersama sang istri yang sayangnya masih tergolek diatas tempat tidur mereka tanpa terusik sedikitpun dengan tingkah suaminya yang menciptakan keributan kecil karena sedikit terburu-buru mempersiapkan dirinya kekantor.

Yunho sedikit lebih sibuk dari biasanya dikarenakan pagi ini ia harus mengikuti meeting bulanan, dan kali ini ia yang ditunjuk sebagai presentator meeting yang membahas mengenai kinerja karyawan selama sebulan ini.

Seperti biasa, Yunho yang terburu-buru dengan rambutnya yang terlihat kusut, baju yang belum dimasukkan kedalam celananya yang belum terpasang ikat pinggang sama sekali sedangkan salah satu tangannya sudah sibuk memegang makalah laporannya dan sebelah tangan yang lainnya memegang tas kerjanya. Lupakan keadaan istrinya yang sedang terbuai mimpi indahnya diranjang empuk mereka.

Eunghh...

Akhirnya bibir cherry itu melenguh pelan pertanda alam mimpi mulai berganti dengan alam sadarnya seiring terbukanya kedua bola mata besarnya dengan perlahan, mengerjap-ngerjap sesekali membiasakan cahaya matahari memasuki retina-nya, disusul tubuh mungil berperut buncitnya yang sedikit kesusahan mengambil posisi duduk, masih diatas ranjangnya.

Seakan tak melihat dan mendengar pergerakan Jaejoong, Yunho terus berkutat dengan kesibukannya sendiri, saat ini ia masih berusaha memasukkan segala keperluan rapatnya kedalam tas tentengnya yang berbentuk persegi.

Lembar demi lembar Yunho memasukkan file-file yang sudah dipelajarinya sejak kemarin, tentu saja ia tidak mau dianggap tidak profesional pada saat rapat nanti, meski ia melalui cara yang cukup mudah untuk berada diposisinya sekarang mengingat Go Ahra anak pemilik perusahaan tersebut adalah sahabat akrabnya.

Perlahan tubuh mungil Jaejoong beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk menyikat gigi dan dengan sedikit kesusahan karena perut buncitnya semakin menekan selangkangannya menyebabkan ia kesulitan untuk berjalan cepat. Sayangnya tak ada niatan Yunho sama sekali untuk membantu istrinya itu, dan Jaejoong-pun tidak berusaha untuk meminta tolong kepada suaminya sedikitpun, ingat ia masih kesal terhadap mantan kakak angkatnya tersebut.

Selama beberapa menit Jaejoong dikamar mandi, disaat keluar sepasang doe eyes-nya memicing heran atas apa yang sedang dilakukan suaminya didepan kaca meja riasnya.

Yunho tampak berkonsentrasi penuh memasangkan dasi dilehernya, sepertinya ia dibuat kerepotan dengan aksesoris tersebut, maklum pada hari kerja biasa ia tak pernah memakai dasi karena tak ada aturan khusus yang memaksakan karyawan tempatnya bekerja untuk memakai dasi, hanya sesekali saja dan itu ia akan dibantu Ahra memakainya.

Jaejoong mengerenyitkan dahinya sembari melangkah ketempat Yunho berada, Yunho sama sekali tak menyadari keberadaan Jaejoong yang sudah berada dibelakangnya hingga lengan mungil itu membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan wajah cantik istrinya yang sedikit kesusahan mengambil alih letak dasinya karena perbedaan tinggi mereka yang sangat jauh, ingat istrinya itu baru memasuki usia 15 tahun.

Merasa kesusahan karena terlalu mendongakkan lehernya, Jaejoong 'menggiring' Yunho kearah ranjang mereka dan mendudukkan tubuh tegap Yunho dipinggir ranjang sehingga perbedaan tinggi mereka hampir sama, menjadikan Jaejoong hanya beberapa senti lebih tinggi dari suaminya.

Wajah cantik putih bersih itu berkonsetrasi penuh dengan benda berbahan kain digenggamannya, menghapal bagaimana menyimpulkan dasi tersebut agar terpakai sempurna pada kerah kemeja sang suami yang sedari tadi hanya menatapnya dalam penuh arti. Bibir hati itu terkatup rapat melihat usaha sang istri memasangkan dasi dilehernya, sejenak matanya dimanjakan pemandangan menggemaskan dimana bibir merah itu mengerucut frustasi karena lagi-lagi membuat kesalahan saat menyimpulkan dasinya.

Terlalu asyik menatap benda merah basah mengkilat yang kerap mengeluarkan gerutuannya membuat Yunho melupakan waktu meetingnya semakin dekat.

"Umm...mengapa selalu begini jadinya" wajah menggemaskan itu menggumam frustasi saat kembali menemui kesalahan saat menyimpulkan bahan dasi yang melingkar dileher Yunho.

Sedangkan mata musang itu terus menatap wajah frustasi dihadapannya yang berusaha semampunya agar penampilan sang suami menjadi sempurna. Yunho menjadi sedikit merasa iba menatap wajah frustasi Jaejoong yang terus mangalami kesalahan.

"Boo, cukup...biar aku minta tolong kepada umma saja memakainya" Yunho berusaha menghentikan gerakan tangan Jaejoong dengan mencekal pergelangan tangannya dengan pelan, rasa kesal kepada sang istri entah menguar begitu saja setelah melihat usaha keras Jaejoong pagi ini, dan Yunho telah kembali memanggil nama kesayangannya kepada sang istri.

"Ani, biar Joongie yang memakaikannya, ahhh mengapa Joongie bisa lupa..." Jaejoong sama sekali tak mengindahkan ucapan Yunho dan terus berusaha menyimpulkan dasi dikerah baju Yunho hingga bulir keringat bermunculan didahinya.

"Boo, jangan memaksakan diri, biar umma yang..."

"ANI! biar Joongie yang memasangkannya, Joongie hanya lupa...umm, sepertinya ini kesini, lalu yang ini kesini, aishh...kenapa bisa salah lagi"

Yunho kian menatap wajah cantik jaejoong yang kian bertambah frustasi saat kembali menemukan jalan buntu, sementara genggaman tangannya pada untaian dasi itu semakin kuat, terlihat wajah Jaejoong yang menahan airmatanya dari kelopak matanya yang berkaca-kaca. Yunho semakin merasa iba dan merasa bersalah atas kejadian salah paham kemarin yang berujung saling mendiamkan diantara mereka.

"Boo..."

"Ani Yun, Joongie pasti bisa, biarkan Joongie yang memasangkan dasi ini, Joongie ingin menjadi istri yang berguna, hiks...Joongie bisa" Jaejoong terus berusaha dengan airmata yang mulai mengaliri kedua sisi wajahnya, membuat wajah tampan dihadapannya kian merasa bersalah.

"Boo..."

"Joongie bisa, hiks...kenapa bisa salah lagi ya, hiks...seperti ini mungkin, salah lagi...hiks, maafkan Joongie, hiks...J-Joongie tidak b-bisa merawat Yunnie, hiks..."

Akhirnya kedua tangan Jaejoong terkulai lemas, kemudian menutupi wajahnya yang sudah basah oleh airmata, ia merasa benar-benar tidak berguna sebagai seorang istri, bayangan suaminya yang kemungkinan akan meminta tolong dipakaikan dasi kepada teman wanitanya terus berkecamuk didalam otaknya saat ini, dan itu cukup membuatnya sangat khawatir, ia tidak ingin suaminya dekat dengan yeoja manapun, Jaejoong merasa sangat cemburu sekarang.

"Boo, berhenti menangis, aku minta maaf" secepatnya Yunho menarik tubuh Jajeoong hingga tenggelam kedalam pelukan eratnya dan mengecup puncak kepalanya dengan penuh perasaan. Sungguh sejak semalam Yunho sudah menahan rasa rindu terhadap makhluk menggemaskan dipelukannya yang tengah menangis keras karena kegagalannya melayani suaminya pagi ini.

"J-Joongie janji Joongie akan belajar cara memasangkan dasi, secepatnya...tapi Joongie mohon jangan meminta kepada siapapun untuk memasangkannya, hiks..." Jaejoong terus menyalahkan dirinya meminta maaf atas ketidak berdayaannya sebagai seorang istri.

Kembali, sepertinya Yunho harus terus diingatkan jika Istrinya hanyalah seorang remaja berusia 15 tahun yang seharusnya masih menikmati masa indahnya bersama teman-temannya diluar sana, bukan untuk melayani dan mengurus suami.

"Arraso boo, aku tidak akan memintamu lagi memasangkan dasi ini, aku bahkan tidak akan memakai dasi ini lagi kekantor, uljima jebbal, melihatmu menangis seperti ini membuatku mengutuk diriku sendiri dan ingin menghukum diriku sendiri." ujar Yunho penuh pengertian seraya menggigit kecil ujung runcing hidung mancung istrinya dengan gemas.

"Hiks...hiks, n-ne Yun, hiks...tapi tolong jangan lagi mengabaikan Joongie seperti kemarin, Joongie sangat tersiksa, hiks..."

"Tidak akan lagi."

"Yaksokhe?"

"Yaksok."

Perlahan ibu jari Yunho menghapus jejak airmata Jaejoong yang tersisa dipipinya yang berwarna kemerahan akibat menangis barusan. Keduanya merasa sangat lega seiring janji yang terucap dibibir hati Yunho barusan untuk tidak mengabaikan Jaejoong sedetikpun.

Dan pagi itu meski harus melewatkan sarapannya Yunho setidaknya merasakan beban berkurang dipundaknya, apalagi melihat Jaejoong yang semakin menunjukkan kepedulian kepadanya. Terbukti pagi itu Jaejoong membawakan tas kerjanya hingga kedalam mobilnya, menyuapinya sandwich karena tak sempat sarapan sedikitpun. Hal yang belum pernah Jaejoong lakukan untuk sang suami.

Akhirnya meski dipastikan akan sedikit terlambat namja tampan berbibir hati itu berangkat kekantor dengan perasaan lega walaupun tak sempat memakai dasi, biarlah dia akan menjelaskannya pada saat rapat nanti.

.

.

.

"Jae hyung..."

"Jae hyung..."

"Jae hyung..."

Siang hari dikediaman Jung disaat Jaejoong bersama mrs Jung yang baru saja selesai makan siang dan membereskan meja makan mereka ketika terdengar suara melengking lumba-lumba milik sahabat Jaejoong yang bernama Kim Junsu bersama seorang namja imut berbadan tinggi lurus terus memanggil-manggil menyebut nama Jaejoong berkali-kali, sepertinya siang hari sepulang sekolah adalah jadwal mereka 'menyatroni' rumah hyung kesayangan mereka.

Jaejoong bergegas membuka pintu rumah mereka, kedua sahabat badungnya itu-pun menghambur masuk kedalam rumah tanpa malu-malu.

"Junsu ya, Changmina" Jaejoong mengabsen kedua sahabatnya itu, jujur saja kedua sahabatnya ini adalah penghibur hatinya disaat merasa tengah bosan seperti saat ini, Junsu dan Changmin adalah obat pelipur laranya, meski memang terkadang kedua makhluk nakal itu membuatnya sedikit kerepotan.

"Jae hyung, kami merindukanmu." ujar Junsu dibarengi anggukan setuju Changmin yang matanya sudah jelalatan mencari-cari jika ada sesuatu yang bisa dimangsanya

Jaejoong membawa kedua sahabatnya duduk disofa empuk mereka diruang keluarga, dihadapan sebuah layar besar televisi yang berada didalam ruangan tersebut.

"Jaej hyung, gwenchana?" Junsu tampak khawatir dengan keadaan Jaejoong yang terakhir dilihatnya kemarin saat ia menangisi suaminya meraung-raung sesaat memergoki Yunho yang tengah dekat dengan Ahra noona, tentu saja mereka mengenal sahabat Yunho sejak kuliah itu.

"Gwenchana Junsu ya, malah Joongie merasa sangat senang hari ini, umm...kita nonton saja, ottokhe? Joongie punya DVD film terbaru" tawar Jaejoong kepada kedua sahabatnya.

"Nonton? boleh juga hyung."

"Tunggu sebentar, eoh?" Jaejoong beranjak menuju kamarnya hendak mengambil kaset film yang dimaksudnya tadi, ia begitu ingin menonton untuk melepaskan stressnya.

Tak berapa lama Jaejoong kembali dengan beberapa kaset DVD ditangannya kemudian memamerkannya kepada kedua sahabatnya yang tampak sudah tidak sabar lagi untuk menonton film tersebut.

"Kalian pilih saja filmnya, nanti Joongie putarkan" dengan penuh semangat Junsu dan Changmin memilih-milih film apa yang akan mereka tonton.

Setelah memilih-milih akhirnya Junsu menyodorkan sebuah DVD untuk mereka tonton, Jaejoong sedikit mengerenyitkan dahinya, saat melihat judul film tersebut yang ternyata bergenre horror.

"Sadako? kalian yakin?" tanya Jaejoong ragu-ragu saat membaca judul disampul depan DVD yang dipilih Junsu barusan.

"Ne hyung, sekalian uji nyali kita, hehehe" gurau Changmin cengengesan tak melihat raut cemas Jaejoong saat itu.

"T-Tapi Joongie tidak berani menontonnya" ucap Jaejoong terbata, ia memang tak pernah menonton film horror, apalagi ini adalah film yang berasal dari negara sakura yang kabarnya horrornya tak tanggung-tanggung, bisa membuat orang yang mengidap penyakit jantung dengan cepat menghadap sang pencipta.

"Jae hyung tenang saja, ada aku disini, hyung bisa memelukku kapan saja, hehehe" Changmin tertawa licik saat diotaknya telah terekam bagaimana Jaejoong yang akan terus memeluknya disepanjang waktu mereka menonton nanti.

"Baiklah."

Jaejoong beranjak perlahan memasukkan film pilihan sahabatnya kedalam DVD player dan kembali duduk diantara kedua sahabatnya diatas sofa empuk yang nyaman. Mrs Jung sejak tadi tidak terlihat karena sedang keluar mengunjungi temannya yang berada dirumah sakit sehabis makan siang tadi. Tinggallah Jaejoong bersama kedua sahabatnya yang tengah menonton film uji nyali tersebut.

Musik pengantar film yang diperankan oleh hantu yang sangat terkenal di Jepang itu mulai terdengar begitu mencekam. Jaejoong menggigit bibir bawahnya saat menonton adegan demi adegan yang sangat menegangkan, Jaejoong menggigit bantal yang dipegangnya sejak tadi, sesekali ia merapatkan tubuhnya pada Changmin yang semakin memanfaatkan kesempatan tersebut, Jaejoong memiliki aroma tubuh yang sangat harum, Changmin sangat menyukainya.

Dan hari semakin beranjak sore saat film yang ditonton oleh ketiga remaja tersebut semakin terasa kian menegangkan dan menakutkan, saat ini Jaejoong terlihat semakin mendekatkan dirinya kepada Changmin, bahkan tak ada jarak lagi diantara mereka, sesekali Jaejoong menyembunyikan kepalanya didada Changmin yang dengan senang hati menerima perlakuan Jaejoong, sedangkan Junsu hanya dapat memejamkan matanya saja saat merasakan ketakutan karena posisi Jaejoong yang semakin mencondong kearah Changmin.

"Aaaahhh, itu hantunya, itu hantunya! Joongie takut, hiks...Changminah Joongie takut, hiks...hentikan saja filmnya, Joongie takut"

"Tenang hyung aku disini"

Changmin berusaha menenangkan Jaejoong yang tengah memeluknya erat tatkala pemeran utama film tersebut muncul dalam keadaan yang sangat menakutkan, hantu yang menyerupai kuntilanak dengan rambut tergerai panjang menutupi seluruh wajahnya itu bergerak seolah menuju kearah mereka, mengingat film tersebut menggunakan efek 3D.

Jaejoong terus memeluk Changmin menenggelamkan kepalanya didada sahabatnya yang terus mengusap kepalanya berusaha menenangkan. Jaejoong sama sekali tak menyadari jika posisinya bersama Changmin sangatlah berbahaya mengingat hari telah beranjak sore, waktu seseorang pulang dari kantornya.

Benar saja...

"Aku pulang...mwo? YAH APA YANG KALIAN LAKUKAN!"

Yunho yang berstatus sebagai suami sah Jaejoong memasuki ruang depan rumahnya yang dalam keadaan tidak terkunci, langsung saja ia memasuki ruang keluarga tempat istrinya berada bersama kedua sahabatnya dan mirisnya ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri keadaan dimana sang istri tengah berada dalam pelukan sahabatnya yang terus mengusap surai hitamnya penuh perhatian.

Sebagai suami yang normal tentu saja pemandangan tersebut mampu membuat telinga Yunho memerah mengeluarkan asapnya, sementara ketiga makhluk tak berdosa itu telah tertunduk ketakutan seakan nyawa mereka telah berada diujung tanduk.

"Pulang sekarang, atau kucincang kalian sekarang juga, PPALI!" Yunho menunjuk kedua sahabat Jaejoong dengan wajah penuh aura setannya.

"Jae hyung kami pulang dulu"

Junsu dan Changmin-pun segera kabur menyelamatkan diri mereka masing-masing meninggalkan sahabat mereka sendiri yang tengah gemetar ketakutan. Kalau boleh jujur aura Yunho saat ini melebihi aura horror film yang baru saja mereka tonton, bahkan film itu belum habis.

Dibandingkan hantu Sadako sepertinya Jaejoong malah lebih takut kepada makhluk tinggi besar dihadapannya yang tengah menatapnya tajam penuh rasa cemburu.

"Masuk."

"Yunnie..."

"MASUK SEKARANG!"

"Hiks...arraso"

Lagi-lagi rasa cemburu membutakan akal pikiran namja dewasa yang terlihat begitu mengerikan saat ini. Tubuh mungil Jaejoong bergetar menahan takut setengah mati saat melangkah tertatih membawa beban perutnya yang terasa kian berat saja. Dengan wajah tertunduk menahan airmata Jaejoong melangkah menuju kamar mereka, entah apa hukuman yang akan diberikan suaminya kali ini.

Brakkk!

Yunho mambanting pintu kamar mereka, kemudian menghampiri tubuh istrinya yang terduduk dipinggir ranjang mereka, masih menunduk menyembunyikan airmata yang mulai menetes membasahi pipi pucatnya. Baru saja Jaejoong merasakan bahagia saat suaminya mengucapkan janjinya untuk tidak mengabaikannya, dan kini Yunho malah kembali bersikap kasar kepadanya.

"Buka" Jaejoong mendongakkan kepalanya melihat Yunho memberi isyarat dengan menunjuk kearah kemeja yang dipakai Jaejoong.

"Yun..."

"Aku bilang buka sekarang" Jaejoong mulai membuka satu persatu kancing kemejanya dengan tangan bergetar, sementara Yunho sudah merendahkan posisinya tepat berhadapan dengannya masih menatap jari jemari Jaejoong yang bergerak membuka kancing kemejanya.

"Ahhh..."

Belum semua kancingnya terlepas Jaejoong menghentikan gerakannya saat tangan besar Yunho telah menangkup dan meremas salah satu bongkahan dadanya yang terasa berubah ukuran semenjak ia hamil. Jaejoong tak kuasa meneruskan kegiatannya saat merasakan gerakan tangan Yunho yang sedikit kasar, meremas dadanya.

"Nghhh...aahhh"

Jaejoong mengerang keras saat gerakan sebelah tangan Yunho semakin kasar, bahkan ia merasakan putingnya yang tertarik dan terpelintir menyebabkan bibir cherry-nya terus mengeluarkan erangan, sementara tangan Yunho yang bebas meneruskan membuka sisa kancing-kancing kemeja Jaejoong hingga kemeja tersebut melorot menyisakan tubuh atasnya yang polos.

Eummhhh...

Bibir cherry itu semakin hilang kendali saat sebelah tangan yang berada didadanya malah berganti dengan bibir hati milik suaminya, sementara tangan yang lainnya terus bermain didadanya yang terasa kian membengkak. Jaejoong merasa nyeri dan nikmat bersamaan disaat bibir Yunho mulai menyedot kuat puting susunya.

Sruuutt...sruuuttt

Bibir hati itu terus bergerak pada tonjolan berwarna pink dipuncak dada istrinya layaknya bayi yang tengah menyusu kepada ibunya, sementara Jaejoong semakin tak kuat menahan bobot tubuhnya yang semakin merasa nikmat pada kedua benda didadanya berupaya menekan kepala sang suami agar lebih merapat kedadanya dan terus memberikan kenikmatan.

Slurrpp...mcckkk

"Yunniee, aahhh j-jangan terlalu keras, sshhhh" Jaejoong menggigit bibirnya saat dirasa sedotan pada putingnya terasa kian keras dan ia merasakan dadanya berdenyut sakit.

"Ini hukuman karena Joongie kembali membuat Yunnie cemburu" Yunho berujar disela-sela sedotan kerasnya pada dada ranum Jaejoong.

"AAAhhhh Yunniee, appoo" jerit tertahan Jaejoong saat bibir hati itu malah menggunakan giginya menyedoti puting menegangnya.

"Mmmhh, lihatlah boo, sepertinya hisapanku membuat air susumu mulai keluar" Jaejoong menunduk menatap salah satu dadanya yang habis dihisap Yunho, benar saja dari putingnya menetes cairan putih kental, jatuh membasahi perut buncitnya.

"Ssshh...Yunnie ottokhe, cairannya terus menetes keluar" Jaejoong terlihat panik saat memperhatikan cairan yang terus menetes membasahi perut dan pahanya.

"Joongie ingin Yunnie membersihkannya?" tanya Yunho yang telah memasang wajah yadong seperti biasanya.

"Ne, hisap saja terus...ssshhh." Jaejoong membusungkan dadanya tepat didepan wajah yadong suaminya dengan cairan putih yang masih menetes dari putingnya yang menegang keras.

"Arraso, sebelum aegya menghisapnya, appa duluan yang merasakannya"

Dimulai dari ujung lidah Yunho yang menyapu cairan kental berwarna putih yang terus menetes dari puting Jaejoong, kemudian bibir hati itu mulai mengecupi ujung putingnya dan mulai menghisap keras cairan yang berada didalamnya seperti tak ada hari esok lagi

Tubuh Jaejoong menegang sempurna, kepalanya mendongak merasakan rasa nikmat akibat hisapan keras didadanya. Barbie hidup itu yakin sebentar lagi suaminya akan mengajaknya bermain gajah-gajahan.

Dengan ikhlas dan lapang dada jaejoong harus menjalani hukumannya yang dipastikan tak akan berakhir hingga matahari bersinar besok.

.

.

.

END!

twitt : peya_ok

FB : Mano Shinki

IG : peya_mano

.

Palembang, 6/18/2014

~MBJ~