Muerte~

-a Changkyu fanfiction by WinterTsubaki-

Pairing : Changkyu (Changmin x Kyuhyun)

Genre : Angst

Rate : M (for suicidal theme)

Disclaimer : I only own the plot and idea, ChangKyu belongs to each other

Warning : Character death

A/N : If you are against this pairing please refrain yourself from reading my fic. Constructive critics are welcome but do not bash the character or the author^^


Mata bulat dengan iris sekelam malam itu membuka perlahan saat matanya yang masih sensitive dengan cahaya itu terkena pantulan cahaya matahari yang menyusup dari balik tirai jendela kamarnya yang memang tak tertutup dengan rapat. Butuh waktu sekitar dua menit sebelum akhirnya Changmin benar-benar sadar dari rasa kantuknya. Ia melirik jam yang ada di dekat tempat tidurnya, jam digital itu menunjukkan angka 7.25 dan ia baru tidur tiga jam saja.

"Kyu…"

Bisiknya pelan, mengingat semua rasa yang baru disadarinya tadi malam. Kenyataan bahwa ia juga telah jatuh cinta pada sang sahabat sejak lama tetapi terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Changmin menggeram, salah satu tangannya menjambak rambut pendeknya yang kali ini dicat cokelat terang. Rasanya ia ingin membenturkan kepalanya ke tembok saat menyadari betapa bodoh dirinya sendiri. Menyadari sesuatu yang penting saat sesuatu itu telah pergi darinya.

Changmin mencoba bangkit dari posisi tidurnya yang melihat ke sekeliling kamarnya yang bernuansa hitam dan ungu itu. Di tempat ini…begitu banyak kenangan akan Kyuhyun. Seperti saat Changmin melihat sofa kecil berwarna ungu tua yang berada dekat jendela kamarnya, sofa itu hadiah dari Kyuhyun saat Changmin baru saja pindah ke apartemen ini.

Tangan Changmin meraba sisi bantalnya dan mendapati smartphonenya disana, sambil menggenggam benda berwarna hitam itu Changmin beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan kearah sofa ungu yang hanya muat diduduki dua orang itu.

Changmin duduk disana, merasakan hangat cahaya matahari menerpa punggungnya. Matanya menatap kearah smartphone yang ia genggam dan entah sejak kapan tangan Changmin mengetikkan nomor handphone Kyuhyun disana. Nomor yang bahkan lebih ia ingat daripada nomor telefonnya sendiri.

Changmin menekan tombol 'call', jantungnya berdegup sangat kencang dan tangannya mulai bergetar. Entah apa yang diharapkan Changmin dengan menelefon Kyuhyun, sudah jelas Kyuhyun tak akan menjawab panggilannya…Kyuhyunnya telah tiada bukan?

Mungkin handphone Kyuhyun masih aktif karena saat ini Changmin bisa mendengar suara 'tuut' 'tuut' khas telefon yang tersambung. Mungkin ini adalah harapan tergila yang pernah terpikir oleh Changmin tetapi pria bertubuh kelewat tinggi itu sangat berharap suara Kyuhyun akan menyapanya sesaat lagi.

'Annyeonghaseyo…ini Cho Kyuhyun, saat ini aku sedang tidak dapat menerima panggilan. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi 'beep''

Tubuh Changmin bergetar, tangannya menggenggam erat smartphone yang tertempel di telinganya. Suara itu…Kyuhyunnya…caramel machiatto nya…carbonaranya…

'beep'

'Kyu? Apa kau menerima pesanku? Maafkan kebodohanku selama ini. Aku mencintaimu, tolong kembalilah padaku…'

Dan untuk yang kesekian kalinya Changmin meneteskan airmatanya.

"Kyu…saranghae…"

.

.

.

"Hyung aku ingin pergi ke makam Kyuhyun…"

Ucap Changmin, saat ini smartphone hitamnya tengah menempel di telinganya. Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi tetapi Changmin sudah tampak rapi dengan kemeja putih dan celana jeans biru yang begitu pas di tubuhnya.

"Apa maksudmu?"

Tanya suara di ujung sambungan telefon itu. Saat ini Changmin sedang menghubungi Yunho yang memang tak tinggal serumah dengannya lagi. Changmin berjalan menuju meja kecil disamping tempat tidurnya, mengambil buku bersampul biru safir yang selalu ia bawa kemana-mana. Jurnal milik Kyuhyun.

"Karena aku ingin ke makam Kyuhyun jadi aku libur hari ini"

Jawab Changmin final sambil memutus sambungan telefon secara sepihak. Ia tau konsekuensi yang harus ia hadapi. Yunho pasti akan memarahinya, belum lagi manajer dan pihak manajemennya, Changmin mungkin akan dipaksa kerja rodi untuk menutupi kerugian yang ia timbulkan karena membolos satu hari ini tetapi semua itu tak lagi ia perdulikan, yang paling penting adalah ia ingin menemui Kyuhyun. Walaupun hanya makamnya saja.

Keluarga Kyuhyun memang tidak meng-kremasi jenazah Kyuhyun seperti yang biasa dilakukan keluarga di Korea lainnya, mereka memilih untuk memakamkan Kyuhyun di sebuah pemakaman umum yang berada di luar kota Seoul. Butuh waktu lebih dari satu jam untuk sampai ke pemakaman tersebut dan Changmin ingin cepat-cepat sampai kesana.

Dengan sedikit tergesa-gesa Changmin keluar dari kamarnya dan begitu pintu bercat putih itu tertutup dengan rapat sesosok tubuh tembus pandang tampak duduk diatas sofa berwarna ungu tempat dimana Changmin duduk beberapa saat yang lalu. Sosok itu tersenyum sambil menatap pintu yang tertutup tersebut, kulit seputih porcelain dan pipi chubbynya terlihat indah saat cahaya matahari menembus tubuh tak kasat mata itu.

'Saranghae…Minnie-ah…'

Dan sosok itu menghilang bersamaan dengan bauran cahaya matahari yang masuk kedalam kamar tersebut.

.

.

.

"YAH SHIM CHANGMIN!"

Jerit Yunho saat sang magnae memutuskan sambungan telefon mereka secara sepihak. Yunho mencoba untuk menelefon Changmin kembali tapi ia malah terhubung langsung ke mailbox, tampaknya Changmin telah mengalihkan seluruh panggilan masuk ke mailboxnya.

Yunho menggeram sambil mengacak rambutnya kasar. Ia kesal. Bukan karena Changmin yang tiba-tiba meminta izin mendadak tetapi lebih karena ia tak bisa mengerti kemana jalan pikiran Changmin sebenarnya. Sudah belasan tahun mereka saling kenal tapi tampaknya Yunho masih sulit mengerti Changmin.

"Yunnie? Ada apa dengan Changmin?"

Pria bertubuh langsing, berkulit putih dan berwajah lebih cantik dari wanita itu berjalan kearah Yunho yang tampak duduk sambil meremas helaian rambutnya. Pria bernama Kim Jaejoong itu memilih untuk duduk disamping sang kekasih yang tampak bingung dan gusar.

"Ada apa dengan Minnie?"

Tanyanya lembut. Jaejoong tau kalau perubahan sikap Changmin setelah kematian Kyuhyun benar-benar membuat Yunho kelabakan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk Yunho bisa memahami Changmin yang dulu dan sekarang Changmin telah berubah menjadi sosok yang bahkan lebih tertutup daripada sebelumnya.

"Ia minta izin dari kegiatan kami hari ini"

"Izin?"

Yunho mengangguk. Ia menolehkan kepalanya untuk menatap wajah Jaejoong, berharap dengan menatap wajah sang kekasih sedikit perasaan cemasnya akan berkurang.

"Changmin bilang dia mau pergi ke makam Kyuhyun"

"Sendirian?"

Dan Yunho mengangguk lagi.

"Terpaksa hari ini aku harus menghandle seluruh schedule kami sendirian dan mungkin aku pun harus menggantikan Changmin menyelesaikan schedule pribadinya"

Jaejoong tersenyum, sebelah tangannya meraba jemari panjang Yunho dan menggenggamnya erat.

"Aku tau kau mampu melakukannya. Kau kan seorang leader sejati"

Ucap Jaejoong dan Yunho tampak tersenyum menanggapi perkataan Jaejoong.

"Tapi aku merasa khawatir, Jae…"

Yunho mengeratkan genggaman Jaejoong ditangannya.

"Perasaanku mengatakan aku tak akan melihat Changmin lagi…"

.

.

.

Jam di pergelangan tangan Changmin menunjukkan pukul sepuluh saat akhirnya ia menemukan tempat dimana Kyuhyun dimakamkan. Pria tinggi tersebut berjongkok disamping sebuah gundukan tanah yang telah tertutup rapi oleh rumput yang dipangkas pendek. Di pusara tersebut tertulis nama Cho Kyuhyun serta tanggal lahir dan tanggal kematiannya.

Changmin meletakkan buket mawar yang sengaja dibelinya sebelum pergi ke pemakaman itu tepat disamping pusara Kyuhyun. Jemarinya menelusuri ukiran nama Kyuhyun dan lagi-lagi ia merasakan perasaan sesak itu.

"Maafkan kebodohanku selama ini, Kyuhyun-ah…"

Ucap Changmin, matanya mulai memerah menahan tangis. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis saat mengunjungi makam Kyuhyun. Ia bahkan sudah melatih kata-kata apa saja yang akan ia ucapkan begitu sampai di tempat peristirahatan Kyuhyun tersebut.

"Aku terlalu bodoh untuk bisa menyadari perasaanmu dan juga perasaanku padamu"

Changmin menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan, mencoba mengatasi rasa sesak yang memenuhi dadanya. Perasaan bersalah benar-benar mengisi seluruh dadanya.

"Aku baru menyadari semuanya saat aku membaca isi jurnalmu. Maafkan ketidaksopananku yang membuka jurnalmu tanpa izin tapi kalau aku tak menemukan jurnal itu mungkin sampai saat ini aku tak akan menyadari semuanya dan hidup dalam ketidaktahuan…"

Mata Changmin menatap lekat ukiran nama Kyuhyun, satu-satunya yang tersisa dari sang sahabat adalah makam ini. Tempat terakhir Kyuhyun.

"Aku mencintaimu…Cho Kyuhyun"

Angin seketika berhembus menyentuh pelan pipi Changmin seakan-akan ingin mengatakan pada pria itu kalau Kyuhyun mendengarnya.

Changmin tersenyum

"Aku sangat ingin menyatakannya langsung padamu. Aku ingin bertemu denganmu, menyentuhmu, memelukmu dan membisikkan kata-kata cinta itu kepadamu. Aku merindukanmu, Kyu…"

Sekali lagi sosok itu tampak berdiri disana, tepat di depan Changmin. Sosok tak kasat mata yang terlihat menatapi Changmin dengan senyuman lembut mengembang di wajah manisnya.

'Aku disini, Changmin-ah…aku mendengarmu…'

Angin kembali menyentuh pelan sosok Changmin yang masih setia berjongkok disamping makam kyuhyun. Changmin menutup matanya perlahan, meresapi belaian lembut angin yang menerpa wajahnya.

'Saranghae Changmin-ah…aku akan menunggumu disini…'

Sosok Kyuhyun itu membelai pelan kedua pipi Changmin, menangkupnya dengan tangan putih tembus pandang miliknya. Sosok Kyuhyun itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Changmin sampai kedua ujung hidung mereka bersentuhan.

'Aku menunggumu…'

Bisiknya pelan sebelum kembali menghilang bersamaan dengan angin yang kembali menerpa tubuh Changmin.

.

.

.

Matahari sudah hampir tenggelam saat Changmin mengendarai mobilnya, saat ini ia sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul. Pikirannya kembali ke saat-saat indahnya dengan Kyuhyun, bagaimana pria itu akan tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu, bagaimana bibirnya akan mengerucut lucu setiap kali Changmin dengan sukses mengalahkannya dalam game, bagaimana suara Kyuhyun selalu bisa menenangkan dan membuatnya merasa damai, bagaimana pelukan Kyuhyun yang bertubuh lebih kecil darinya selalu bisa membuatnya merasa aman.

Ia merindukan Kyuhyun, sangat merindukan sosok sahabat yang dicintainya itu.

Tangan Changmin meraba jok disebelahnya, mengambil smartphone hitamnya yang ia letakkan asal disana. Dengan satu tangan memegang stir Changmin kembali mendial nomor seseorang yang sangat ia rindukan.

Sengaja Changmin memasang smartphone nya dalam mode speakerphone agar ia bisa mendengar suara itu dengan lebih jelas.

'Annyeonghaseyo…ini Cho Kyuhyun, saat ini aku sedang tidak dapat menerima panggilan. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi 'beep''

'beep'

Pria bertubuh tinggi itu mematikan telefonnya dan mendial kembali nomor telefon milik Kyuhyun, mengulang berkali-kali sebaris kalimat yang diucapkan Kyuhyun dengan suara selembut caramelnya, suara yang sangat disukai Changmin.

'Annyeonghaseyo…ini Cho Kyuhyun, saat ini aku sedang tidak dapat menerima panggilan. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi 'beep''

'beep'

Alih-alih menekan tombol end call Changmin malah meninggalkan pesan disana.

"Kyuhyun-ah…cintaku…tunggulah, akan tiba waktunya kita kembali bertemu dan jika saat itu datang aku akan menyatakan perasaanku secara langsung sambil menggenggam erat kedua tanganmu dan tak akan melepaskanmu lagi"

Changmin membelokkan mobilnya kearah Olympic Bridge saat tiba-tiba smartphone hitam tersebut terjatuh dari tangannya. Sang magnae TVXQ mencoba menggapai smartphone yang terjatuh tepat disamping pedal gas dan tak melihat kalau mobil yang ia kemudikan telah berbelok terlalu jauh dan melewati pembatas jalan.

Semua berlalu begitu tiba-tiba dan Changmin benar-benar dalam posisi tidak siap saat sebuah truk mendekat kearahnya dari arah depan. Sesaat Changmin seperti mendengar suara Kyuhyun dari speakerphone handphonenya yang saat ini digenggam erat oleh Changmin.

'Aku akan selalu mencintaimu, Changmin…saranghae'

.

.

.

"Kyuhyun-shii? Kemana saja kau seharian ini?"

Tanya sosok berbaju putih dan bersayap putih itu ketika ia melihat Kyuhyun berjalan kearah jembatan pemisah dunia dan alam baka.

"Aku menemui seseorang"

Jawab sosok Kyuhyun yang saat ini berbalut baju putih serta celana panjang berwarna putih, wajahnya terlihat cerah dan bahagia dengan senyuman lebar yang tak henti-hentinya terukir di wajah manisnya.

"Lalu apa yang ingin kau lakukan disana?"

Sosok malaikat itu kembali bertanya tatkala Kyuhyun terlihat melangkahkan kakiknya semakin dekat kearah jembatan penyambung dua alam itu.

"Aku akan menunggu orang itu disana"

Malaikat itu tersenyum seperti mengetahui siapa orang yang ditunggu Kyuhyun itu.

Malaikat yang bernama Ren itu memang malaikat yang menuntun Kyuhyun saat pemuda itu tersesat begitu ajal menjemputnya. Kyuhyun bercerita semua yang ia alami di dunia pada Ren dan malaikat itu juga tau kalau Kyuhyun sangat mencintai seorang manusia bernama Changmin, pria yang selama Kyuhyun berada di alam baka ini selalu diperhatikan olehnya. Di dunia setelah kehidupan ini terdapat sebuah kolam dimana para arwah yang telah meninggal dapat melihat kehidupan orang-orang yang masih hidup di bumi dan Ren selalu menemukan Kyuhyun duduk dipinggir kolam itu, terkadang terlihat menangis tetapi juga tak jarang ia terlihat tersenyum sambil menatap sosok pria tinggi dengan senyum yang membuat matanya terlihat lebih kecil sebelah dipantulkan oleh air kolam.

"Akhirnya penantianmu terobati, kalian akan segera bertemu"

Kyuhyun mengangguk, senyuman tak pernah lepas dari wajahnya.

"Baiklah, selamat bertemu dengan pujaan hatimu"

Ucap Ren yang dibalas oleh pukulan ringan di lengannya oleh Kyuhyun. Tampaknya sifat evil yang berada pada Kyuhyun selama ia masih hidup tetap melekat padanya.

Setelah puas mengerjai Ren, Kyuhyun pun langsung menuju tujuan awalnya. Bridge of the death. Ia masih ingat beberapa hari yang lalu saat dirinya pertama kali sampai di ujung jembatan itu. Ia merasa bingung dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Alam baka yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang disebutkan orang-orang di buku, alam baka yang dilihat Kyuhyun adalah sebuah desa yang asri dengan pemandangan hijau dari daun dan pohon serta bunga dimana-mana. Ia seperti sedang berada di sebuah pedesaan kecil di daerah Eropa. Saat itu diujung jembatan ia bertemu dengan Ren yang memberitahukan kalau dirinya telah meninggal dan saat ini sedang berada di dunia baka. Ren sangat banyak membantunya selama ini dan ia seperti menemukan keluarganya di diri Ren.

"Ah? Kyuhyun-shii?"

Sapa sosok malaikat lain yang saat ini juga sedang berdiri di ujung jembatan. Kyuhun membalas sapaan tersebut dengan anggukan pelan.

"Sedang menunggu orang yang kau kenal?"

Tanya malaikat itu dan Kyuhyun mengangguk.

"Pasti manusia yang sering di sebut-sebut Ren"

Ren dan mulut bocornya yang setara dengan Leeteuk hyung-Keluh Kyuhyun dalam hati.

"Hei…aku bisa mendengar isi hatimu loh"

Malaikat yang ada di depan Kyuhyun mengingatkan dan Kyuhyun mau tak mau jadi tertawa malu dibuatnya.

"Tenang saja, sebentar lagi ia akan sampai"

Ujar malaikat yang bertubuh lebih tinggi dari Ren itu.

Dan benar saja, Kyuhyun bisa melihat sosok pria yang sangat dirindukannya berjalan menapaki jembatan tersebut. Mata mereka bertemu dan Kyuhyun tak kuasa untuk menahan tangisnya. Tubuh Kyuhyun sudah bergetar hebat saat akhirnya Changmin berdiri tepat di depannya.

"Aku datang, Kyu"

Bisik pria bertubuh lebih tinggi itu sambil menarik Kyuhyun kedalam pelukan hangatnya.

"Maaf telah membuatmu menunggu begitu lama. Kali ini aku berjanji, kita akan selalu bersama…selamanya"

.

.

.

Tubuh Yunho mendadak lemas saat televisi yang berada di dalam ruang tunggunya menampilkan sebuah berita kecelakaan yang baru saja terjadi.

Sang announcer terlihat terburu-buru dan gambar yang diambil pun sangat goyang karena terlalu sibuk berlari kesana kemari, mengikuti langkah orang-orang berbaju putih yang diketahui berasal dari salah satu rumah sakit terkenal di Seoul.

"Kami baru saja sampai di tempat kejadian, pemirsa telah terjadi kecelakaan mobil di Olympic Brigde. Kecelakaan ini melibatkan anggota boyband terkenal TVXQ-Max Changmin. Mobil yang dikendarai Changmin bertabrakan dengan truk dari arah berlawanan, menurut saksi mata mobil yang dikendarai Changmin oleng dan melawan batas markah jalan sehingga truk yang melaju kencang dari arah berlawanan tidak dapat menghindar. Saat ini jenazah Shim Changmin telah berhasil dikeluarkan dari dalam mobilnya"

Kaki Yunho kehilangan tenaganya, ia jatuh terduduk di lantai dan tubuhnya terasa lemas luar biasa saat siaran itu menampilkan gambar di lokasi kejadian dan sebuah tubuh yang telah berlumuran darah diangkat keatas tandu. Tubuh yang ia yakini sebagai tubuh Changmin-magnae kesayangannya.

"Sebelumnya pada tahun 2007 pernah terjadi kecelakaan tepat di tempat ini, kecelakaan yang menimpa anggota boyband Super Junior tersebut menyebabkan almarhum Cho Kyuhyun koma selama beberapa hari. Cho Kyuhyun sendiri merupakan sahabat dari Shim Changmin yang tewas dalam kecelakaan mobil ini"

Salah seorang stylish berusaha membantu Yunho untuk duduk tetapi tubuh Yunho tetap terpaku di tempatnya dan tak bisa bergerak.

"Yunho, aku tau ini sulit tapi kau tidak boleh seperti ini…"

Seolah ditulikan Yunho tak lagi mendengar apa-apa, ia bahkan tak lagi menyadari keadaan sekitarnya yang mendadak heboh serta panik. Dunianya serasa berhenti berputar dan nafasnya terkecat. Changmin telah pergi, mengejar Kyuhyun.

"Hyung, aku telah bertemu kembali dengan Kyuhyun. Tak ada yang aku sesali lagi, Hyung…kami bahagia disini"

-THE END-


Finally ff ini tamat juga~ yahoooo! *dancing in glee* gimana? Udah terpenuhi kan bittersweet endingnya. Ehehe…saya ngerjain ini dalam waktu 3 jam…padahal harusnya saya belajar buat UTS ntar senin tp malah ngetik ff -.-" jadi kalo hasilnya kurang memuaskan saya minta maaf, abisnya pikiran terbagi antara belajar ato ngetik ff*alesan*

Okie dokie…akhir kata, terima kasih untuk semua yang udah mereview, favorite dan follow fanfic ini. Saya bener-bener ga nyangka ternyata banyak yang mau baca ff saya T^T*terharu*

Lotsa love and thanks for my reviewer in the previous chapter :

Hana Ajibana, 1013, alvianaasih_susanti, iloyalty1, Kim Eun Seob, Augesteca, gyu, Deluc33, adette, riyuri, xoxoxo, tiaraminkyu, BLUEFIRE0805, VoldeMIN vs KYUtie, Cho-i-chahyun, ukekyushipper, UMax18, shakyu, 182203, Gaemgyu315, anne, Yuuka Shim, Carla, Jmhyewon, Deer Panda, FiWonKyu0201, kkyu32, yoo, shin min hyo, rikha-chan, riekyumidwife

Terima kasih juga untuk semua yang jadi silent reader, semoga d ff saya berikutnya kalian ga silent lagi yaa^^

Btw I'd like to take a poll for my next fanfic with ChangKyu as a main character…

Here's the summary :


Fall In Love With Me Again

Summary : sebuah kecelakaan yang menimpa Kyuhyun dan Changmin tiga bulan lalu meninggalkan tak hanya luka fisik bagi keduanya tetapi juga luka jiwa yang mendalam terlebih bagi Changmin saat akhirnya sosok sang istri yang terbangun dari koma selama tiga bulan itu tak lagi mengingat siapa dirinya

/"Kyu, bagaimanapun caranya, berapa lamapun waktunya aku akan membuatmu mencintaiku lagi"/

/"Jangan paksa aku mengingatmu, aku mohon. Kau tak tahu bagaimana rasa sakitnya saat aku harus memaksakan diriku mengingat semua tentangmu yang telah terlupakan"/

-incognito-

Summary :

/"Minnie, kau kan sahabatku dan kau juga satu-satunya orang yang saat ini paling dekat dengan Yunho hyung, jadi…bantu aku mendekati Yunho hyung, jebal!" mohon Kyuhyun sambil menggenggam tangan Changmin erat. Wajahnya menunjukkan ekspresi ala puss in boots keahliannya dan Changmin hanya mendesah pasrah-kalah/

/"Yunnie…maafkan aku, kumohon…aku tidak bisa kalau tidak denganmu" air mata membasahi wajah cantik Kim Jaejoong saat ia memohon sambil memeluk kaki Yunho, tetapi sang pria bertubuh jangkung menatapnya dengan tatapan kecewa sambil bergumam "Kau telah terlalu menyakitiku, Jae-ah"/

/"Minnie-ah…sampai kapan kau tahan hanya menjadi 'sahabat'nya?" Tanya Sungmin yang tak pernah habis pikir dengan kesabaran Changmin tapi pemuda dengan julukan lord Voldemin itu hanya tersenyum, senyum pedih yang mungkin tak pernah diperlihatkannya di depan orang lain "Dia menyukai Yunho hyung…" jawabnya lirih, bukan jawaban sebenarnya tapi sebuah pernyataan untuk mengingatkan dirinya sendiri kalau 'sesuatu' yang dirasakannya ini tak kan berbalas/

/Yunho mengusap wajah-lebih tepatnya foto wajah Jaejoong yang selama ini selalu menjadi wallpaper smartphonenya "Kenapa kau setega itu Jae?" jemari panjangnya bergerak untuk mengganti wallpaper yang selama bertahun-tahun selalu dipenuhi oleh wajah seorang Kim Jaejoong/


So? Which story should I post next? You decide!^^

p.s : kalo bisa bener-bener pilih salah satu, kalau kalian pilih dua-duanya ga masuk itungan yah :p