Urara : Makasih ^^ cincinnya masih ada di tempat mereka bertiga :3 kecuali Daemon yang nanti akan dijelaskan ^^


Jazebeth : Memang saya dapet ide dari cerita semacam itu di ffic bahasa inggris, tapi bukan berbased dari Their Boss saja, lagipula yang saya lihat selama ini di Their Boss tidak terjadi Tsuna yang amnesia dan Primo Guardian tidak muncul secara nyata di cerita ^^

Kalau hanya cerita para guardian yang menjauh karena Tsuna melakukan pembunuhan memang terdapat based dari cerita itu, tetapi saya membuatnya setelah membaca beberapa cerita sejenis seperti itu ^^


DarkLidyaNuvuola Del Cielo : Terima kasih ^^ dan maaf G27nya mungkin hanya akan slight dan lebih ke parental!Gio daripada Couple ._. Untuk pertanyaan anda :

Reborn dalam keadaan Adult, Hibari hanya mengatakan 'Akanbo' karena dia sudah terbiasa memanggilnya seperti itu :)

Untuk Hibari dan Mukuro akan tetap menjadi guardian Tsuna, dan masalah Spade dan Alaude akan dijelaskan pada chapter ini ^^

Akan dijelaskan di chapter ini. karena para guardian Primo bukan hanya 'menghapus' ingatan dari para Guardian Decimo :)


Rin-X-Edden : terima kasih ^^ dan akan saya usahakan untuk tamat, karena ffic ini tidak akan berchapter terlalu banyak ^^


Mamitsu27 : daripada dihapus, ada kata yang lebih tepat yaitu 'dikunci'.


LalaNur Aprilia : Makasih ^^


Rinastico del Cielo


Angst/Friendship

Pairing : 692718, D18, slight Allx27

Warning : Shounen Ai, Typo, Alur ga jelas ._.

Katekyo Hitman Reborn © Amano Akira


Chapter 2, The Explanation


"Siapa kalian?"

Tsuna tampak menatap kearah Gokudera dan juga yang lainnya—selain Mukuro dan Hibari yang tampaknya cukup shock dengan pertanyaan darinya. Dengan segera Gokudera dan juga yang lainnya berjalan dan sang tangan kanan tampak memegang kedua bahu Tsuna dan sedikit menyentakkannya.

"J—Juudaime, apa yang anda katakan aku adalah Gokudera Hayato!"

"E—eh, kau memang mirip dengan G-san tetapi aku tidak mengenalmu," tampak sedikit kaget dan juga waspada saat Gokudera mendekatinya. Seolah ia memang tidak mengenalinya dan Gokudera hanyalah orang asing di matanya.

"Tsuna, kau tidak sedang bercanda bukan? Karena ini sama sekali bukan waktu yang tepat—" Yamamoto mencoba untuk tenang dan tetap tersenyum, walaupun tentu saja ia sama kacaunya dengan Gokudera saat ini.

"Tsuna-nii, Tsuna-nii sudah Lambo-sama anggap sebagai kakak Lambo-sama. Tidak mungkin Tsuna-nii melupakan Lambo-sama bukan?" Lambo tampak panik dan mencoba untuk mendekati Tsuna juga. Sementara Ryouhei dan juga Chrome tampak mendekatinya juga.

"B—Bossu…"

"Sawada! Candaanmu sama sekali tidak EXTREME! Apakah kau lupa dengan onii-sanmu ini?!"

Tsuna tampak benar-benar terkejut dan tubuhnya tampak gemetar. Ia adalah Decimo Vongola, tetapi entah kenapa ia sama sekali tidak berkutik walaupun ia tahu ia bisa saja melukai orang-orang asing di sekitarnya saat ini.

"Te—tetapi aku benar-benar tidak mengenali kalian…" kali ini ia benar-benar takut, bukan karena keberadaan orang-orang itu saja tetapi ada rasa sakit yang ia rasakan di dadanya saat itu.

"J—Juudaime...aku—" baru saja Gokudera akan mengatakan sesuatu lagi saat tiba-tiba sebuah tangan tampak berada di depan tubuh Tsuna. Seolah sedang melindunginya dari Gokudera yang ada di depannya. Tampak juga cincin Storm Vongola yang terpasang di jarinya. Cincin yang seharusnya milik Gokudera namun menghilang beberapa hari yang lalu.

"Apakah kau tidak melihat kalau ia ketakutan? Jangan dekati Tsunayoshi…" mata hijau itu bertemu dengan iris merah yang hampir sama dengan rambut pemuda di depannya itu. Mata Gokudera membulat, sebelum tubuhnya bergerak dan mencengkram kerah G dan mendorongnya ke samping.

"G-san!"

"Apa yang kalian lakukan pada Juudaime! Dan kenapa Vongola Ring ada pada kalian?!" Gokudera tampak benar-benar marah dan menatapnya tajam. G yang tampak tenang dan menatap balik pemuda itu hanya diam dan tidak menjawabnya.

"Ugetsu-san, kenapa kalian bisa berada disini? Dan apa yang terjadi pada Tsuna?" Yamamoto yang kali ini menoleh pada Ugetsu yang saat itu tidak memakai Kinagashi dan Eboshinya dan hanya memakai jas hitam dengan kemeja biru. Di tangan Yamamoto sudah tampak pedang kayunya yang terpegang erat olehnya.

"Kami tidak melakukan kesalahan Yamamoto-dono, karena kalianlah yang melakukan kesalahan—" Ugetsu menatap Yamamoto dengan tatapan kecewa dan hanya menghela nafas. Baik Ryouhei, Lambo, maupun Chrome juga tampak melihat para generasi pertama itu.

"Kau—"

"Hentikan!" suara yang datar dan juga dalam itu terdengar dari sang Vongola Decimo yang sekarang sudah berada dalam Hyper Dying Will Mode. Yang lebih mengejutkan adalah tangannya yang sudah diselimuti oleh flame dan juga glovenya itu kini berada beberapa centi dari leher Gokudera yang masih mencengkram kerah G.

"J—Juudaime…"

"Aku tidak tahu siapa kalian, dan walaupun Intuisiku berkata untuk tidak melukai kalian—" tatapannya tampak tajam dan juga dingin, "—tetapi kalau kalian melukai atau mengancam keluargaku, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian…"

"Tidak apa-apa Tsunayoshi," G yang tampak merasakan cengkraman Gokudera melemah segera menepis tangannya dan mendekati Tsuna. Menurunkan tangannya sebagai isyarat untuk menghentikan Hyper Dying Will Modenya, dan Tsuna hanya menurut dan menonaktifkannya, "lagipula aku tidak mungkin mati begitu saja hanya karena itu."

"Tentu saja, memangnya Giotto-nii mempercayai G-san sebagai tangan kananku tanpa alasan? Giotto-nii sendiri yang pada akhirnya memutuskan untuk berhenti menjadi pemimpin Vongola dan menyerahkan semuanya padaku," tersenyum lega dan tertawa pada akhirnya.

"Apa?" Tsuna menoleh pada Gokudera yang tampak terkejut mendengar semua itu, "siapa tangan kananmu Juudaime?"

"Eh? G-san adalah tangan kananku, semenjak Giotto-nii memutuskan untuk keluar dari Vongola G-san dan juga yang lainnya menjadi guardianku—ah, kecuali Hibari-san dan Mukuro," jawabnya sambil memikirkannya.


Reborn tampak berada di lift menuju ke ruangan latihan. Semuanya terasa kacau saat kedatangan dari Guardian Vongola Primo dan juga hilangnya ingatan dari Tsuna tentang semua guardiannya. Pintu lift terbuka dan menunjukkan sosok semua guardian yang tampak berkumpul disana termasuk Hibari dan juga Mukuro.

"Kalian terlihat menyedihkan—" ia bisa merasakan bagaimana shock dan juga tertekannya Tsuna saat kenyataannya sang langit sama sekali tidak mengenali mereka. Tidak ada sama sekali respon dari perkataan Reborn, "kenapa kalian berdua ada disini?"

"Kufufufu, Tsunayoshi menyuruh kami untuk menemani 'tamu' dari guardiannya," jawabnya membuat semua guardian selain Hibari menatapnya dengan tatapan tajam—kecuali Chrome walaupun ia juga menatap Mukuro.

"Kau mengetahui semuanya?"

"Hn—Karnivora itu sudah memberitahukannya sebelum mereka muncul," Hibari tampak tidak acuh dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menutup matanya.

"Kalau begitu ceritakan pada kami!" Gokudera menatap Hibari yang membalas tatapannya seolah mengatakan 'aku-tidak-perlu-menurutimu-herbivore' dan kembali memalingkan wajahnya, "—teme…"

"Ia memang tidak perlu mengatakan apapun pada kalian," suara yang terdengar tiba-tiba itu membuat semua guardian menoleh kearah lift yang terbuka dan menampakkan G serta Ugetsu dan juga Spade. Kombinasi yang aneh, tetapi memang seperti itulah yang ada dihadapan mereka.

"Kalau begitu apakah kalian bisa menjelaskan kenapa Tsuna seperti itu?" Yamamoto menatap ketiga Guardian Vongola yang ada di depannya saat ini. Ugetsu hanya menghela nafas dan menutup matanya.

"Ini karena kalian membiarkan sang langit terus tenggelam dalam kegelapan Yamamoto-dono," menatap kecewa dan juga sedih pada sang penerus, Ugetsu hanya menghela nafas berat.

"Aku tidak akan membiarkan Vongola hancur hanya karena orang-orang lemah seperti kalian," Spade menatap tajam pada semua guardian Vongola selain Mukuro dan juga Hibari, "dan sepertinya hanya aku dan Alaude yang memilih orang yang tepat bukan?"

Kali ini G menatap tajam Spade yang bisa-bisanya masih mencari masalah dengannya pada saat seperti ini.

"Apakah salah kalau kami takut padanya? Saat tiba-tiba Tsuna-nii berubah seperti itu?" suara Lambo yang memecahkan jeda pendek dari keadaan itu tampaknya membuat suasana semakin tertekan, "Tsuna-nii, Tsuna-nii yang Lambo-sama kenal tidak akan membunuh orang semudah itu!"

"Itulah sebabnya aku tidak ingin bocah ini menjadi guardian Decimo," suara itu tampak membuat semuanya menoleh dan kali ini tampak Lampo bersama dengan Knuckle keluar dari lift itu sambil menggaruk kepalanya, "ia hanya melihat apa yang dilihat olehnya…"

"Apa maksudmu?"

"Seharusnya kalian tahu bukan siapa Tsunayoshi," G menatap Gokudera yang tampak menatap bingung dirinya, "Giotto tidak akan memilih orang sembarangan, ia tidak akan memilih seseorang yang bisa membunuh orang lain dengan mudahnya!"

"Kalau kalian mengatakan Tsunayoshi-dono tidak akan semudah itu membunuh orang lain, yang harus kalian lakukan adalah mencari tahu kenapa ia melakukan itu, bukan menjauhinya…"

"Kalau kalian ingin tahu apa yang dilakukan oleh Tsunayoshi saat kalian tidak ada," Knuckle melihat kearah Mukuro dan juga Hibari, "sebaiknya kalian tanyakan pada kedua guardian itu. Bagaimana ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya, bagaimana ia menyalahkan dirinya atas apa yang ia lakukan. Meskipun itu ia lakukan bukan atas keinginannya sendiri…"

Gokudera dan juga yang lainnya tidak bisa mengatakan apapun saat mendengarnya. Kenapa mereka meninggalkan boss mereka, yang mereka tahu tidak akan melakukan itu dengan alasan yang tidak jelas.

"Kalian tidak bisa mengerti apa yang dirasakan oleh boss kalian, dan apakah itu membuat kalian pantas menyebut diri kalian sebagai Guardian Vongola?!" G tampak meninggikan suaranya dan membiarkan jeda yang panjang karena tidak ada seseorangpun yang bisa menjawabnya.

"Kami yang memilih kalian sebagai pemilik cincin ini—karena itu, kegagalan kalian juga merupakan tanggung jawab kami," Ugetsu yang merasa G benar-benar akan meledak kalau berbicara sedikit lagi tampak menepuk pundak G dan menyuruhnya berhenti, "maaf Yamamoto-dono, tetapi kami tidak bisa mempercayakan lagi Tsunayoshi-dono pada kalian…"


"Tsunayoshi—" Tsuna yang berada di ruangannya tampak melihat kearah pintu depan dan menemukan G yang tampak membawa beberapa laporan di tangannya. Tanpa memberitahu apa tujuannya ke ruangan Tsuna tentu saja ia sudah tahu.

"Tidak laporan lagi G-san…"

"Maaf tetapi aku sudah mengurangi setengah laporan ini—" G tampak tertawa dan menaruh tumpukan itu. Tsuna baru saja akan mengatakan sesuatu lagi saat matanya menangkap sosok Gokudera yang tampak berdiri di belakang G.

"Ah, kalau tidak salah G-san bilang kau adalah sepupunya bukan?" Tsuna tersenyum kearah Gokudera. Bukan senyuman yang selama ini ia berikan tetapi lebih pada senyuman canggung yang biasanya diberikan pada orang yang baru dikenal.

"Y—ya, Juu—Decimo," selain para guardian—lebih tepatnya Gokudera, memang semua anggota harus memanggil sang boss dengan Decimo walaupun mereka berada di Jepang sekalipun.

"G-san bilang ia sudah pernah menceritakan tentangku tetapi aku akan memperkenalkan diri lagi, namaku adalah Sawada Tsunayoshi—" jawab Tsuna masih dengan senyuman di wajahnya, "—sebenarnya kau boleh memanggilku Tsuna atau Tsunayoshi kok. Entah kenapa semua orang memanggilku Decimo…"

"A—aku tidak akan berani…"

"Eh, ayolah—G-san saja bisa memanggil namaku. Tidak apa-apa!"

"Ka—kalau boleh," Tsuna menatap kearah Gokudera yang tampak menundukkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya, "aku ingin memanggil anda—" Gokudera bahkan tidak bisa memintanya untuk memperbolehkan dirinya memanggil Juudaime.

"Memanggilku apa?"

"T—tidak," memaksakan senyumannya dan menghela nafas, "bagaimanapun saya tidak bisa memanggil anda dengan nama anda Decimo…"

Tsuna menatap bingung dan sedikit terkejut sebelum menoleh pada G yang ada di dekatnya.

"Walaupun Gokudera-san memiliki wajah yang mirip dengan G-san ternyata ia lebih baik daripada G-san ya," menunjuk kearah Gokudera sambil menatap G yang tampaknya kesal karena dikatakan seperti itu.

"Maaf saja kalau aku tidak seramah bocah ini," jawabnya sambil memukul kepala Tsuna dengan cukup keras. Mengaduh pelan, Tsuna tampak cemberut dan menatap kearah G, "apa?"

"Mana ada tangan kanan yang suka memukuli bossnya! Giotto-nii juga sering dipukul oleh G-san bukan?" Tsuna tampak protes pada G dan akan marah, tetapi karena memang suasana sedang tidak serius membuat G malah tertawa karena Tsuna terlihat imut saat marah.

"Benarkah?"

"Benar kok, tanya saja pada Gokudera-san—" Tsuna yang secara tidak sadar mengatakan itu tampak menghentikan perkataannya. Menutup mulutnya dengan sebelah tangan, tidak mengerti kenapa G harus menanyakan pada Gokudera.

'Kenapa G-san harus menanyakannya pada Gokudera-san…?'

"Juudaime—" Gokudera yang tampak bergumam dengan suara berbisik sehingga Tsuna tidak mendengarnya. Ia menatap dengan tatapan sayu, berharap kalau pemuda itu mengenalinya. G yang melihat itu segera menatap Tsuna dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kau tahu, lagi-lagi dia melakukan hal itu—" Tsuna yang sedang bingung tampak menoleh dengan segera kearah G.

"Lagi?!"


Reborn tampak berada di ruangan bersama dengan seseorang yang duduk berhadapan dengannya. Seorang pria berambut kuning dengan mata berwarna biru hanya duduk di kursi dengan menggunakan kemeja putih dan juga syal berwarna biru langit.

"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi…" Reborn menautkan kedua tangannya dan meletakkannya di atas meja, "ada apa dengan dame-Tsuna—Primo?"

"Aku hanya membuat memori sementara untuknya," Giotto yang tampak duduk santai tersenyum kearah Reborn, "mengunci memorinya tentang semua kenangan bersama guardiannya, dan membentuk sebuah memori baru yang ditanamkan dalam kepalanya."

"Maksudmu seperti, memanipulasi ingatan?"

"Dengan bantuan dari Mare Ring dan juga Pacifier Sky—serta kekuatan dari sang pencipta, aku bisa melakukan itu walaupun dalam waktu yang terbatas dan kompensasi yang tidak sedikit," Giotto memangku kakinya dan menaruh kedua tangannya yang terkait diatas lututnya, "tubuhku sendiri terkena kompensasinya karena aku yang memiliki kehendak atas Vongola Sky Ring…"

"Jadi itulah sebabnya—"

"Memori yang tertanam di Tsunayoshi adalah aku sebagai Giotto Taru Sawada adalah kakaknya yang menjadi Vongola Nono. Sebelum berhenti karena tubuhnya yang lemah dan memintanya menggantikan posisiku dengan guardianku sebagai guardiannya," Giotto tersenyum dan menatap Reborn. Ia mengerti, ia merasakan kalau tubuh yang didiami oleh sang Vongola Primo tidak terlihat kuat, "untuk Alaude, ia menjadi ketua CEDEF—yang sudah kuminta kerja samanya melalui pemegang pacifier Lal Mirch dan untuk Daemon… sebut saja ia menggantikan posisi Mukuro dan Mukuro berada pada posisi Chrome Dokuro…"

"Kenapa kau mau melakukan sampai seperti ini?" Reborn yang sepertinya mengerti sesuatu tampak menatap Giotto yang tampak tertawa pelan.

"Itu karena—"

"Giotto-nii!" suara Tsuna menghentikan perkataan dari Giotto dan membuatnya menoleh untuk menemukan sang 'adik' bersama dengan G dan juga Gokudera, "kenapa kau kemari?"

"Tidak bolehkah aku menemui adikku tersayang ini?" Giotto tampak tersenyum dan mengacak rambut Tsuna.

"Tetapi harusnya kau beristirahat bukan, dan kalau kau pergi sendirian tentu saja akan berbahaya bagaimana kalau—" Giotto menaruh tangannya dan mengisyaratkan Tsuna untuk berhenti berbicara.

"Aku tidak apa-apa, Alaude tadi mengantarkanku sebelum ia kembali ke CEDEF, dan aku masih bisa melawan kalau hanya musuh biasa Tsuna," menghela nafas melihat bagaimana Tsuna yang sangat protective padanya.

"Ah ya Giotto-nii, kau sudah pernah bertemu dengan sepupu G-san? Dia sangat mirip dengannya bukan? Aku benar-benar kaget saat mendengarnya—" Tsuna tampak benar-benar senang saat mengatakan hal itu. Giotto tampak menoleh kearah Gokudera, senyuman lembutnya tampak berubah menjadi dingin dan juga tajam yang membuat Gokudera tampak bergidik melihatnya.

"Aku sudah pernah mendengarnya, Gokudera Hayato bukan?" G yang merasa kalau Giotto akan bertindak terlalu jauh segera kembali mengalihkan pembicaraan dengan memukul kepala Tsuna.

"I—ittei, untuk apa lagi itu G-san!"

"Tentu saja Giotto tahu kalau Hayato adalah sepupuku, memangnya aku tidak pernah menceritakan apapun pada Giotto?"

"Tetapi kau tidak pernah menceritakannya padaku," Tsuna mengerucutkan bibirnya dan tampak memalingkan wajahnya. Reborn yang menatap pada Gokudera dan juga Tsuna hanya bisa diam sebelum Leon berubah menjadi sepucuk pistol.

"Kerjakan tugasmu lagi dame-Tsuna…"

"HIEEE! Baiklah Reborn!" Tsuna segera berlari menuju ke ruangannya sendirian meninggalkan yang lainnya dalam keheningan. Reborn menatap kearah Gokudera yang tampak memalingkan wajahnya dengan tatapan sedih.

"Apapun yang kau rasakan sekarang Gokudera—itulah yang ia rasakan saat kalian meninggalkannya…" Gokudera hanya diam, ia tahu kalau yang dikatakan oleh Reborn itu adalah benar. Tetapi apakah semua ini harus dilakukan?

"Gokudera Hayato—walaupun kami berada disini dalam waktu yang tidak lama, sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan kalian mendekatinya lagi," perkataan Giotto benar-benar menusuk Gokudera saat itu, "meski seberapapun penting kalian dimata Tsunayoshi…"


To be Continue


Next Chapter


"Aku tidak mengenalmu," perkataannya benar-benar mengiris jiwa Gokudera menjadi berkeping-keping saat perkataan itu masuk ke telinganya, "tetapi entah kenapa, aku merasa sangat dekat denganmu… Entah kapan…"

.

"Tatapanmu selalu saja terlihat sedih saat melihatku," Tsuna menatap kearah Gokudera yang ada di depannya, "apakah aku melakukan sesuatu yang membuatmu terluka Gokudera-san?"

.

"Bisakah aku meminta sesuatu padamu Decimo—" Tsuna menatap Gokudera yang ada di depannya saat ini. Tersenyum sedih dengan sedikit paksaan yang bahkan tanpa menggunakan Hyper Intuitionnya bisa dirasakan oleh Tsuna, "—bisakah kau memanggilku Hayato, atau Gokudera-kun?"

.

"Aku tidak bisa melakukan ini—" tangannya tampak melingkar erat pada tubuh sang langit. Matanya terpejam erat, meskipun air mata tampak mengalir pada wajah Gokudera saat itu, "—semuanya terlalu menyakitkan untukku. Kau bisa memberikanku hukuman seberat apapun, tetapi aku tidak ingin kau melupakanku seperti ini—Tsuna…"