You Are My Everything
(Remake)

.

Presented by ChoJH

.

Cast :

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Lee Hyukjae

Shim Changmin

Kim Young Duk (Jay Trax)

.

Genre : Gerderswitch - Comedy - Romance

.

Rate : T

.

Chapter : 1/?

.

ChoJH's Note : FF ini adalah Remake dari komik berjudul sama, You Are My Everything karangan Hwang Mi Ree. Cerita ini milik Hwang Mi Ree tapi tulisan ini murni milik saya. The casts belong to God and their family. Please dont read this fanfict if you dont like this couple/pair or this genre.

.

.

.

SUNGMIN POV

Aku Sungmin. Lee Sungmin lengkapnya. Harusnya hari minggu seperti ini aku menghabiskan waktu untuk membaca komik tanpa diganggu siapapun. Tapi rencanaku berantakan karena saat ini ada sosok manusia yang merusak kegiatanku itu. Yah tidak sepenuhnya merusak sih, karena walaupun dia tidak berhenti bicara dari tadi, konsentrasiku membaca tetap tidak akan pecah. Tapi itu hanya sementara, sampai aku mendengar suara…

"LEE SUNGMIN!" teriaknya dan tiba-tiba saja buku komikku sudah berpidah ke tangannya.

Aku melotot sebal ke arahnya, "apa-apaan ini?! Sini bukunya!", ucapku sebal.

PLAK! PLAK!

"YA! APA-APAAN KAU MEMUKULKU LEE HYUKJAE!", bukannya memberikan komik itu padaku, dia malah memukul kepalaku yang brilian ini. Aishh! Bagaimana kalau otakku bergeser.

Tanpa rasa bersalah dia malah berkata, "setiap hari kau mengurung diri di kamar hanya untuk membaca komik romantis seperti ini! Pantas saja sampai saat ini kau belum punya pacar!" ejeknya.

"Apa?" aku memang belum punya pacar tapi bukan berarti aku tidak laku, hanya saja belum ada yang cocok denganku. "memangnya kenapa dengan komik romantis? Kenapa kamu urusin hobi orang lain sih?!" aku berusaha menggapai komikku yang masih berada di tangannya.

"usia kita 17 tahun Minnie, masa komik romantis seperti ini lebih seru dari pada punya pacar!" dia melirik sinis ke arah komikku yang sedang dia pegang. "aku tau ini hobimu, tapi apa tidak terlalu berlebihan?!"

BETS

''ngga sama sekali!" ujarku sambil mengambil komik itu secepat mungkin dari tangannya. Eunhyuk hanya bisa menghela nafas melihatku. "menyebalkan, padahal aku lagi terharu dengan adegan ciuman itu." Aku mulai mengerucutkan bibirku. "harus baca dari tengah lagi deh!" gerutuku.

Lee Hyukjae atau yang biasa dipanggil Eunhyuk menyilangkan tangannya di dada, "semua yang ada di situ hanya khayalan Min. Kamu kira pacaran seperti itu ada di dunia nyata?" dia menghela nafas sebentar lalu melanjutkan perkataannya lagi, "itu semua cuma strategi penulis biar komiknya laku, dengan memanfaatkan para gadis yang memimpikan pangeran gagah yang menunggang kuda putih. Saat kau terpesona dengan kisah tersebut, saat itu juga mereka sedang menertawai kebodohan orang yang membeli komik ini!"

Aku memberikan deathglare ku yang lebih terkesan imut , mungkin. "diam! Aku ngga mau dengar perkataan dari orang yang ngga tahu nilai sesungguhnya dari komik romantis!" Eunhyuk hanya menatap tidak percaya dengan apa yang kuucapkan. Sungguh ekspresi mukanya saat itu membuatku harus menahan tawaku. Aku tidak mungkin tertawa di saat aku sedang melancarkan serangan untuk membela komik romantis yang aku punya ini, bukan? "lihat saja nanti! Aku pasti akan menemukan cowok yang lebih keren daripada tokoh utama di komik, dan akan berhasil dalam kisah cinta yang romantis." Aku menujuk muka Eunhyuk yang masih memamerkan wajah bodohnya. "aku akan buktikan bahwa cerita di komik bukan mimpi!" ujarku dengan semangat berapi-api.

Eunhyuk seperti tersadar akan wajah bodohnya. Dia sedikit membenarkan letak kacamatanya. "terserah kamu saja deh. Semoga kamu memperoleh cinta romantis seperti yang kamu harapkan Min."

Aku tersenyum mendengar penuturan Eunhyuk, aku memang pandai dalam meyakinkan orang hahaha. Tentu saja, siapa yang bisa mengalahkan Lee Sungmin. Seketika aku memperhatikan Eunhyuk…

"LEE HYUKJAEEE!" Eunhyuk langsung menutup telinganya rapat-rapat.

Ia mendengus kesal mendengar teriakanku, "ya! Apa lagi Lee Sungmin?! Bukankah aku sudah menyerah beradu mulut denganmu?! Kenapa meneriakiku seperti itu hah!?"

Aku tak meperdulikan perkataannya, "kenapa kau memakai baju seperti itu?! Buka sekarang juga! Apa kau bodoh mau memakai baju seperti itu hah?!" aku benar-benar tak habis pikir dengannya. Bagaimana bisa dia memakai dress yang panjangnya 15 cm di atas lutut. Apalagi dress itu menunjukan belahan dadanya.

Eunhyuk langsung cemberut mendengar perkataanku, "jadi dari tadi kamu ngga melihat apa yang kupakai?"

"Jawab saja pertanyaanku Hyuk!" aku menatapnya dengan wajah kesal.

Eunhyuk berkata dengan tenangnya, "ini kan kencan pertamaku Min, tentu saja aku harus memakai dress ini. " ujarnya sambil memamerkan gummy smilenya yang menurutnya imut itu. Masih imutan juga senyum kelinciku ini.

Aku menautkan alisku. Aku benar-benar bingung dengan perkataannya. "apa hubungannya baju itu dengan kencan pertamamu?" tanyaku sambil memiringkan kepalaku sedikit.

Eunhyuk malah tertawa mendengar perkataanku. "saat pertama bertemu, aku merasa dia suka tipe cewek sexy Min, dan bukankah dress ini sexy Min? " aku hanya mengerjapkan mataku tak percaya atas ucapannya itu.

PLAK

Aku melemparkan komik yang sedari tadi aku pegang ke arahnya. Komik itu mendarat cantik di keningnya. Sungguh aku tak mengerti jalan pikiran temanku yang bodoh itu. "bukannya kau harusnya menghindari cowok seperti itu Hyuk?! Dan sebenarnya dimana kau bertemu dengan cowok brengsek seperti itu hah?!" dia yang tadinya kesal karena timpukanku barusan tiba-tiba berubah gugup.

"i…itu sih.. tentu saja itu.."

"jangan bilang kau dugem lagi dan bertemu cowok itu di sana!"

"BINGOO!" serunya. Dan jangan lupakan tepuk tangan yang berasal dari dirinya sendiri.

Uh! Aku benar-benar sebal mendengar kata-katanya itu. Aku tidak begitu suka bila Eunhyuk sering - sering mampir ke tempat kumpulan orang-orang tak berguna itu. "kamu ngga bosan Hyuk?"

Dan lagi-lagi Eunhyuk membetulkan kacamatanya. "kamu sendiri ga bosan baca komik?" dia malah balik bertanya.

"itu kan hobi, Hyuk!"

"dugem juga hobiku Min." ucapnya dengan santai. Apa dia bilang? Ke dugem itu hobinya. Kalau saja ada komik lagi di sampingku, aku yakin sudah melemparnya dengan sekuat tenagaku. "tenanglah Min, sepertinya aku dapat cowok yang benar. Badannya tegap, wajahnya tampan, sudah gitu dia sopan dan humoris. Benar –benar tipe idealku Min" wajahnya bersinar-sinar saat mendeskripsikan cowok itu. "Kamu pernah lihat cowok sempurna kan Min?"

Huh! "berapa umurnya?" lontarku tiba-tiba.

Dia memoleskan bedak di pipinya yang sudah putih itu. "dia berumur 18 Min, lebih tua setahun dari kita. Tepat untuk diandalkan sebagai kakak dan bisa jadi teman juga, bukan?" dia pikir aku tak tahu apa jalan pikirannya. Kalau senang dianggap kakak, kalau kesal dianggap teman, dan kalau naik pitam tidak dianggap siapa-siapa! "yah.. namanya memang agak aneh Min, tapi itu tidak penting. Ngga ada manusia yang sempurna." Tadi dia bilang sempurna, sekarang dia bilang engga. "heran! Kok orangtuannya bisa memberi nama seperti itu ya? Hahaha"

Aku segera berdiri menghampiri Eunhyuk, "memangnya namanya siapa sih?" aku jadi penasaran gara-gara Eunhyuk tidak berhenti tertawa.

"itu…" ucapnya sambil berbisik ke telingaku.

"Kim Young Duk?" ulangku.

Eunhyuk tertawa lagi, "hahaha, lucu sekali bukan? Aku saja tertawa terbahak-bahak saat mendengar nama itu pertama kali hahaha."

Walau aku tidak suka dengan cowok yang akan dikencani Hyuk, tapi tetap saja aku masih bisa mengesampingkan rasa tidak sukaku. "kamu tertawa di depannya? Keterlaluan!"

Dia bukannya berhenti tertawa tapi malah tetap melanjutkan tawanya. "lalu aku harus bagaimana Min? kau tau sendiri kalau aku sudah tertawa akan susah berhentinya." Aku sungguh tak menyangka Eunhyuk masih hidup. Kalau itu aku, aku akan langsung membunuhnya di tempat.

"ngga dipukul?" tanyaku spontan.

Dia mengibaskan rambut pendeknya itu, "dia malah terpesona denganku Min. Dia bilang, dia menyukai cewek yang jujur seperti aku ini." Ternyata cowok itu sama ngga beresnya dengan Eunhyuk. Dia melihat jam dipergelangan tangan kirinya. "ah! Aku bisa telat! Minnie, aku pergi dulu ya!"

"ya! Pergilah sana ke Kim Young Duk yang kau cintai itu" usirku sambil memungut komik yang tadi aku lemparkan ke dia.

"ngomong-ngomong, aku pinjam sepatumu ya Min!" teriaknya. Apa? Apa tadi aku tidak salah dengar.

Aku langsung berlari ke luar kamar. "jangan! Aku baru memakainya sekali karena sayang.." dan belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, Eunhyuk sudah berlari kecil dan naik ke taxi yang sudah dia pesan sebelumnya. "LEE HYUKJAEEE! Jangan pergi kamu!" dan taxi itu melesat pergi, sungguh sebelum taxi itu berlalu aku sempat melihat Eunhyuk menjulurkan lidahnya kepadaku. "AAHHH! Menyebalkan kamu Lee Hyukjaeee! Awas saja kalau kau merusak sepatuku!"

.

.

Setelah tidur seharian, aku merasa lebih tenang. Walau sebenarnya aku masih mengkhawatirkan sepatu kesayanganku itu. Aku akan mengikatnya di tiang jemuran kalau sampai ada apa-apa dengan sepatuku.

Aku berjalan menuju ruang tamu, aku melihat Lee Changmin, adikku yang beda setahun denganku sudah pulang. Tidak biasanya dia pulang jam segini. "Changminnie, ada angin apa sampai kau pulang jam segini?"

"jangan mendekat noona, mulutmu bau" JLEB! Kalau aku punya pistol, aku yakin dialah orang pertama yang akan kutembak. Untung saja Korea Selatan melarang senjata berbahaya dimiliki secara pribadi. Tapi korea kan sudah mengijinkan sistem hukuman mati, bagaimana kalau dia kubunuh saja. Ngga! Ngga boleh! Aku ngga boleh merusak hidupku demi orang seperti dia. Oh Tuhan, jangan biarkan aku masuk ke nerakaMu! Ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. Berusaha mengusir ide aneh yang masuk ke otakku yang bersih ini. "ya! Noona! Kenapa kau menggerakkan kepalamu seperti itu! Ketombenya terbang tuh!" Oh Tuhan, dia sungguh menguji kesabaranku sekali. "Hentikan show-nya Noona, dan siapkan aku makanan. Aku lapar sekali."

Aku langsung menatap bingung, "umma?" dan saat itu juga Changmin melempar selembar surat yang terlipat-lipat ke arahku. "Appa tugas ke luar kota. Kalian jaga rumah ya! With love, umma". Begitulah kira-kira isi surat itu. Selalu saja begini, setiap Appa tugas ke luar kota, Umma pasti ikut. Walau dia bilang alasannya ngga bisa hidup terpisah tanpa Appa, tapi aku tahu alasan sebenarnya. Umma pasti hanya ingin belanja saja. Kali ini mama bawa barang mahal apa lagi ya? "aku malas masak, bagaimana kalau kita delivery saja Min?" Changmin diam saja. Hhh..pasti dia ingin masakanku lagi. "baiklah kalau kamu tak mau, aku akan masak dulu. Tunggu sebentar ya.." aku mulai bangkit dari tempat dudukku.

"kalau mau pesan, ya pesan saja Noona." Ucapnya tiba-tiba. Aku tersenyum mendengarnya. Walau kadang menyebalkan, aku tahu dia sangat menyayangiku. Dan ketika saat seperti ini datang, aku benar-benar merasa dialah adik terbaik di dunia ini.

"mau sushi ?"

Dia menjawab tanpa melihat ke arahku, "boleh."

.

.

Eunhyuk menyebalkan. Katanya dia mau mengirim sms padaku tiap satu jam sekali. Sepertinya dia asyik sekali dengan Kim Young Duck. Mungkin dia benar-benar terpesona dengan Kim Young Duk itu.

"Kim Young Duk..Kim Young Duk..Kim Young Duk.. Terpesona yah?" gumamku. Aku penasaran sekali dengan rupa Kim Young Duk itu, sampai Eunhyuk yang pemilih itu bisa terpesona padanya.

"kenapa?" aku langsung tersadar dari lamunanku. Changmin menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. "jangan-jangan noona stress ya karena ngga terpenuhi?" bisa-bisanya dia berkata seperti itu! Tenang., tenang. Aku mengambil air minum dan cepat-cepat meneguknya untuk meredamkan emosiku yang mulai naik. "noona terus menyebut nama Kim Young Duk, Kim Young Duk, Kim Young Duk!"

"uhuk!" hampir saja aku tersedak karena perkataannya. "apa katamu tadi?!"

Dia balas menatapku dengan tenang, "kau menyebut namanya terus dari tadi, padahal kita sedang makan. Apa wajahnya seperti sushi?" ngga terpenuhi? Stress? Apa dia pikir aku sedang jatuh cinta?

"jangan cerewet Min! Diam saja dan makan sushi mu! Atau kau lebih ingin kupukul?!" ancamku sambil mengarahkan kepalan tanganku ke arahnya. I got a boy meotjin, I got a boy chakhan, I got a boy handsome boy nae mam da gajyeogan. Aku sedikit melantunkan lagu terbaru SNSD untuk menghilangkan emosiku. Aku melihat Changmin bangkit dari duduknya dan masuk ke kamarnya. Hhh.. mungkin itu lebih baik dari pada dia terus memancing emosiku.

PLUK

Aku menoleh ke arah benda yang jatuh itu. "apa ini?" Tanyaku pada Changmin. Dia ternyata hanya mengambil sesuatu di kamarnya.

"kalau stress nya tambah berat, nanti yang ada noona sakit. Lebih baik nonton itu saja biar ngga stress." Aku masih memasang tampang bingung sambil melihat kaset dvd yang dilempar Changmin. "jangan malu-malu kucing seperti itu noona. Itu kumpulan adegan luar biasa, aku yakin kau tak akan kecewa menontonnya.

"jadi maksudmu aku nonton ini untuk apa?" tanyaku lagi.

"itu film seni yang luar biasa noona. Film this and that." HAH? Film luar biasa? Film this and that? Jadi..ini… Ng…Ah…Oh…

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAA !" aku melotot tajam ke arah Changmin. Anak menyebalkan itu kurang ajar sekali! "ja..jadi..ini..ini..suara menjijikan dari kamarmu setiap pagi?" aku sungguh shock. Aku tak menyangka adikku menyimpan video yadong seperti ini.

"ngga usah malu, nafsu seksual adalah naluri setiap makhluk di bumi. Kalau ngga merasakannya malah memalukan." Nafsu... Seksual... Kenapa kamu adikku dan aku kakakmu, ya? Aku benar-benar tidak tahan ingin memukulnya. "ngomong-ngomong, noona hebat ya. Bisa merasakan dengan membayangkannya saja. Coba katakan padaku bagaimana rasanya?" Tuhan, ampunilah aku! Melihat wajahnya yang tanpa rasa bersalah itu membuatku benar-benar bisa hilang kendali. Hari ini aku akan membuat masalah besar dengannya!

DAK! Bugh! Bugh!

Kotak bekas sushi tadi sukses mengenai dahi bocah itu. Aku langsung menindih badannya yang terjatuh dan tak lupa melayangkan tinjuku padanya. "coba katakan sekali lagi hah?! Coba ngomong lagi?!"

Bugh! Bugh!

"apa? Nafu seksual? Mera..sakan? rasakan ini!"

Bugh!

"berani sekali kau mengucapkan kata-kata kotor seperti itu pada noona mu hah?! Kamu memalukan! Jahat! Jahat!"

Kringgggg…

"yoboseyo?!" Sial! Mengganggu saja! Tapi, kenapa tak ada yang berbicara juga? "aku matikan kalau ini cuma telepon main-main!"

"Minnie…"

Suara ini..kan.. "Eunhyuk? Suaramu kenapa.."

"tolong…"

.

.

Drap! Drap! Drap!

Aku berlari sambil mengusap peluh di kening dengan punggung tanganku. Aku langsung reflek berlari saat menerima telepon Eunhyuk tadi. Aku sungguh tak tahu apa yang terjadi. Tapi aku tahu kalau ini buruk. Pasti ada hal yang buruk yang terjadi pada Eunhyuk.

"Eunhyuk! Hyuk kamu dimana?" Aku mengalihkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, mencari sosok sahabat baikku tersebut. Aku masuk ke toilet dekat stasiun kereta tersebut, berharap ada Eunhyuk di sana. "Hyuk! Kalau kamu ada di sini jawablah!" tiba-tiba salah satu pintu kamar mandi terbuka. Aku langsung masuk dan wajahku berubah pucat.

Eunhyuk terlihat berantakan. Lengan bajunya sobek dan ada beberapa memar di wajahnya. Aku terpaku melihatnya. Perlahan aku melangkahkan kakiku menghampiri Eunhyuk. "siapa yang melakukannya?" aku benar-benar tak bisa menutupi nada marah yang tersimpan di setiap kalimat yang kulontarkan. Eunhyuk hanya diam menatapku. Dia memelukku dengan erat. "ngga apa-apa. Sekarang menangislah. Aku di sini." Eunhyuk langsung menangis dengan terisak-isak. Aku ngga akan memaafkan.. Siapa pun dia, aku akan memukulnya!

.

.

"Kim Young Duk pelakunya?" Eunhyuk terdiam. Badannya terlihat gemetar. Aku takut bertanya lagi. Aku takut mendengar jawaban yang tidak kuinginkan. "apa kau..dikerjai olehnya?" Eunhyuk masih diam. Dan ini membuatku makin ingin memukul lelaki sialan itu. Tapi..

"HAHAHAHA! Dasar babbo! Kau kira aku akan dibegitukan? Kau ini polos sekali Min.." Aku masih berusaha buat memahami keadaan ini. Kenapa Eunhyuk tertawa? Bagaimana bisa dia tertawa dengan keadaan kacau balau seperti itu?

Aku mengepalkan kedua tanganku, "melihat pakaianmu dan wajahmu yang babak belur itu tentu saja aku jadi berpikir begitu!"

Eunhyuk membalikkan badannya ke arah cermin di samping kanannya, "ah, ini? Ini akibat karena aku berantem tadi." Eunhyuk mengusap pelan memar yang ada di pipinya.

"berantem?" tanyaku dengan wajah super polos.

Eunhyuk tiba – tiba menggeram marah. "Aku sudah bilang ngga mau, tapi dia tetap memaksa menyentuhku! Menyebalkan! Aishh, kalau ingat lagi aku jadi kesal!"

"jadi?"

"jadi apa?" Eunhyuk bertolak pinggang mendengar pertanyaanku. "Aku menamparnya sekali lalu dia marah sekali dan mengejarku. Reflek aku langsung memukul kepalanya dengan high heels lalu kabur." Eunhyuk menjelaskan kejadian itu seakan – akan tau apa yang ada di pikiranku. Tapi tunggu dulu! Tadi dia menyebut apa? High heels?

"high heels?"

"ah itu… Minnie… mianhae.." Oh tidak! Aku mempunyai firasat buruk tentang ini. Dan BINGO! Eunhyuk mengambil sesuatu dari dalam toilet itu dan menunjukkannya kepadaku dengan wajah menunduk. High heels ku. "Dengan alasan yang aku katakan tadi, high heels mu jadi seperti ini. Gimana ya?"

Aku hanya bisa terdia melihat high heels ku –entah apa masih bisa dibilang high heels dengan keadaan hak yang hampir lepas tersebut- . High heels ku.. High heels ku yang mahal dan baru aku pakai sekali.. Seandainya aku tahu akan begini, aku akan memakainya sampai kakiku lecet dan bosan memakainya.

"Min.. Minnie.." Eunhyuk mencoba mendekatiku. "Jangan terlalu bersedih, berkatnya aku selamat loh.." Aku langsung melotot tajam mendengar perkataannya. Dan dia hanya tersenyum miris menanggapinya.

"Lalu kenapa?" tanyaku sambil meletakkan high heels ku di dekat wastafel.

"Kenapa apanya?"

"Kalau kau memang berhasil selamat dengan high heels ku, kenapa kau malah mengurung diri di kamar mandi dan menangis?" saat mengatakan kata high heels, aku sedikit melirikkan mataku ke arah high heels ku yang tak mungkin bisa terpakai lagi, tanpa menyadari wajah Eunhyuk berubah pucat karena kata – kata ku barusan.

"Itu.. Se..sebenarnya.. Sebenarnya aku takut dia mati." Aku melihat Eunhyuk gemetaran sambil menggigit bibirnya, dan ya Tuhan! Apa aku tak salah dengar? Apa katanya tadi? Kim Young Duk? Mati?!

.

.

.

TBC