YUNJAE DESTINY

CAST :

YunJaeYooSuMin as Themselves

Just wanna say Happy reading readers, don't be SR ne coz even one sentence it mean a lot for author :D

.

.

.

*EROTIC PUB *

"Jadi bagaimana…deal?"

"Hmmm…namja ini memiliki wajah yang tidak biasa, dia benar-benar luar biasa untuk sebuah harga yang luar biasa juga, bisa kau tambahkan beberapa won?"

Namja bertubuh gempal itu terlihat berfikir sejenak, menghitung berapa lembar won lagi yang harus ia keluarkan ralat tapi uang yang TUANnya keluarkan.

"Apa dia begitu istimewa sehingga kau menjualnya lebih tinggi dari harga biasa?"

"Hahahaha…Shindong~shi, kau tidak akan pernah menyesal dengan namja satu ini, dia begitu sempurna untuk ukuran namja, uang yang tuanmu berikan tidak akan terbuang sia-sia untuk namja ini…aku jamin" pria yang ada dihadapan namja bernama Shindong itu terlihat tertawa lebar lengkap dengan asap rokok yang keluar dari mulutnya.

"Arraso arraso…aku hanya ingin ini semua cepat selesai, uangnya akan aku tambahkan dan dikirim seperti biasa kan?"

"Yup….kau masih ingat nomor rekeningku ?"

"Tentu saja, baiklah…besok akan aku transfer uangnya dan ingat jam 7 malam di Shilla Milenium resort, ok?"

"Tenang saja…setelah kau kirim uangnya aku pastikan namja sempurna itu akan menjadi milik tuanmu…senang bertransaksi denganmu "

"Hahaha kau harusnya berterima kasih pada tuanku karena dialah yang memiliki lembaran uang untuk dibayarkan kepadamu…"

"Ne, sampaikan salamku untuk tuanmu yang kaya raya itu lain kali mainlah kesini biar dia bisa memilih secara langsung…"

"Dia terlalu sibuk untuk hal sepele seperti ini, baiklah…aku pergi dulu tuan Lee besok aku akan menghubungimu setelah uangnya aku transfer…"

"Ok…"

.

.

*SHILLA MILENIUM RESORT *

"Sudah sampai….kau masuklah kedalam, bilang kau harus langsung menuju kamar 1226, dia menunggumu disana"

"Uhm!Hyukie~ah….bagaimana penampilan namja itu?apa dia sudah tua?wajahnya eotte?" tanya namja cantik tanpa cacat itu yang terlihat gugup

"Tenang saja, aku tidak akan membiarkan lelaki yang tua dan jelek untuk mendapatkanmu Joongie…namja ini bisa dibilang sempurna, dia tampan dan kaya raya ralat tapi sangat kaya, hanya dia yang terlihat cocok denganmu…."

"Jinjjayo?...eung lalu…apa dia….gay?kenapa dia menginginkan namja bukan yeoja?"

"Jika dia menginginkan namja berarti dia gay, sudahlah kau tidak usah banyak tanya lagi…ingat kau harus mendapatkan uang untuk pengobatan Umma-mu kan?Ppali temui dia, ingat dikamar 1226 arraso?"

"Ndeee…"

"Oya…besok kau pulang sendiri ya, aku tidak bisa menjemputmu"

"Arra…"

BLAM!

Namja yang memiliki wajah luar biasa indah dan sempurna itu ternyata bernama Kim Jaejoong. Sebenarnya Jaejoong hanyalah namja biasa yang bekerja di sebuah bar, usianya baru 19 tahun namun beban keluarga memaksa dirinya untuk terus bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan ke bangku Universitas, Ummanya mengidap penyakit Jantung koroner dan masih koma hingga saat ini, terlebih dia juga harus menjaga sang adik yang masih duduk dibangku kelas 2 SMA, kalau bukan dia yang menjaga siapa lagi yang akan menopang kehidupan keluarganya, karena sang kepala keluarga sudah meninggalkan mereka saat Kim Umma mengandung Junsu.

Jujur saja, siapa yang mau bekerja menyerahkan tubuhnya hanya demi lembaran uang?yeah mungkin ada…tapi tidak untuk Kim Jaejoong, hanya saja kondisi Umma-nya yang mengharuskan dia melakukan hal itu, Umma Kim harus segera di operasi dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena itulah namja berkulit seputih susu itu mau menerima pekerjaan rendah tersebut, dan namja yang akan ditemuinya kali ini adalah ' pelanggan' pertamanya, Hyukjae manager serta pemilik pub tempat ia bekerja yang secara langsung memilihkan 'pelanggan' untuk Joongie, karena menurut Hyukjae hanya namja yang benar-benar sempurna dimatanya yang bisa membobol keperjakaan(?)Jaejoong, dan dari puluhan namja kaya serta tak kalah tampan, pilihan Hyukjae jatuh kepada seorang namja tampan, kaya raya, serta memiliki track record yang baik dalam dunia bisnis, sifatnya juga terkenal ramah namun tegas, itulah kenapa Hyukjae yakin bahwa Jaejoong akan menyukai namja pertamanya ini.

Setelah beberapa menit mencari kamar bernomor unik tersebut, Jaejoong tiba di depan kamar dan menekan tombol bel, tak berapa lama pintu kamar tersebut terbuka.

"Ah…Jaejoong~shi..anda sudah tiba, mari masuk…"

"A…Anyeong…"

"Hahaha tidak usah sungkan begitu, masuklah…"

Dengan langkah gugup Jaejoong masuk kedalam President Room berinterior sangat mewah, kamar itu sangat luas membuat Jaejoong berdecak kagum melihat keindahan dan kemewahan yang ada dikamar itu.

"Duduklah Jaejoong~shi…kau mau minum apa?"

"Ah…itu…Orange Juice saja…"

"Hm?Orange Juice?kau tidak mau….euumm wine atau semacamnya…?"

"Ani, aku tidak suka minuman beralkohol…" #Boong bgt =.=

"Aaahh..arraseo sebentar ne…"

Jaejoong terus memperhatikan namja bertubuh gempal itu hingga menghilang dibalik ruangan yang kemungkinan adalah pantry, yah…kamar ini adalah kamar President Room dimana terdapat pantry kecil untuk tamu, yang ada di pikiran Jaejoong saat ini adalah "Apakah dia orangnya?kata Hyukie dia tampan tapi orang itu…."

"Jaejoong~shi ini minuman anda…" sahut namja itu sambil menyerahkan segelas Orange Jus dan membuyarkan lamunan Jaejoong

"Gomawo eumm…."

"Panggil saja aku Shindong…"

"Ah…Shindong~shi…gomawo"

"Ne, hahaha ternyata benar kata Hyukjae, kau begitu berbeda…pantas saja mahal…"

"Eh?"

"Ne Jaejoong~shi…anda begitu sempurna sebagai seorang namja, saat pertama kali melihat fotomu di pub aku pikir kau seorang yeoja tapi ternyata namja….dan saat tuanku tau mengenai dirimu anehnya dia langsung meng-iyakan…"

"Eh?Tu…tuan?" tanya Jaejoong bingung

"Ndee…tuanku, dialah yang membelimu, ah…aku harus pergi kau tunggu saja disini nanti tuanku akan datang…mungkin sebentar lagi karena beliau sedang menghadiri rapat…"

"Ne…" ucap Jaejoong pelan, dia sedikit bersyukur bahwa bukan namja yang sedang duduk dihadapannya inilah yang akan 'menidurinya' malam ini.

"Oya….kalau kau mau membersihkan diri dulu kau bisa pakai kamar mandinya, bathrobenya ada di lemari kamar mandi, anggap saja rumahmu sendiri nee, galge…"

"Nde…gomawo Shindong~shi" ucapnya sambil membungkuk sopan.

Selepas Shindong menghilang dari kamar mewah tersebut, Jaejoong melemaskan tubuhnya dan membanting dirinya ke sofa, beberapa kali ia menghembuskan napas, ia benar-benar gugup sekarang…di pikirannya terlintas hal untuk kabur, tapi sepertinya dia tidak bisa karena ia yakin bahwa namja 'pelanggannya' ini adalah namja yang cukup berpengaruh bisa dilihat dari mewahnya kamar yang namja itu sewa, belum lagi jumlah yang sangat besar yang dibayarkan hanya agar bisa bercinta dengannya, dan Jaejoong….tidak mau mengambil resiko untuk kabur, dia harus professional, menurutnya.

"Hfffttt…apa yang harus aku lakukan sekarang?apa mandi dulu saja ya agar lebih segar?hmmm…. arraso! aku mandi saja dulu"

Dengan langkah ringan sambil bersenandung kecil, Jaejoong masuk kedalam kamar mandi yang juga tak kalah mewah, semuanya bercorak emas, karena penasaran Jaejoong bahkan mengigit keran air yang ada di wastafel kamar mandi tersebut dan seperti dugaannya, ternyata benar semuanya belapis emas. Jaejoong membuka kemeja merah dan tubuh mulusnya ter-ekspose, tak ingin menunggu lama dia membuka keran air bathup dan menaruh foam untuk membuat busa sehingga sekarang bathup seukuran tubuhnya itu penuh dengan busa, Jaejoong sangat suka bermandikan busa ia meniup-niupnya hingga membuat kamar mandi bercorak gold itu sedikit berantakan.

Hampir 30 menit dirinya bermandikan busa, dan saat dirasa cukup Jaejoong membilas tubuhnya dan keluar hanya dengan hanya menggunakan bathrobe berwarna putih gading saja, rambut hitam se-lehernya yang basah membuatnya semakin 'berkilau'. Ia tidak langsung memakai baju melainkan memilih melihat-lihat lukisan serta barang-barang mewah lainnya yang ada disana, terlebih terdapat patung Gajah berukuran kecil yang lagi-lagi ia yakini pasti terbuat dari emas, ia mengambil patung tersebut antusias tanpa ia sadari seseorang telah berdiri di belakang tubuh mungilnya.

"Ehem…" suara bass itu berdehem cukup keras sehingga membuat Jaejoong membalikan tubuhnya cepat.

Mata keduanya saling bertemu.

Jaejoong berkedip sekali

Namja itu tidak berkedip

Lalu….

"Ehem Kau Kim…."

"A…anyeong…nae….Kim Jaejoong imnida…" karena gugup yang entah kenapa, suaranya jadi terdengar seperti seorang tentara yang sedang mengenalkan diri.

Namja tampan yang ada dihadapan Jaejoong sekarang melihat dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Merasa diperhatikan begitu intens membuat Jaejoong menundukan kepalanya, malu.

"Aku lapar….bisa kau buatkan aku sesuatu yang bisa aku makan?" namja berkulit tan seksi itu membuka jas hitam serta menggulung lengan kemejanya hingga siku, dan dia memilih duduk di ruang tamu sambil menyalakan tivi.

"La…lapar?anda…anda mau makan?"

"Uhm! Kau bisa masak kan?" tanya namja itu yang terlihat sedang memilih-milih acara televisi.

"B…Bisa…" meski sedikit aneh karena ia pikir ia akan langsung menuju ranjang untuk menunaikan(?)tugasnya, namun namja itu malah menyuruhnya masak, tapi apa boleh buat Jaejoong tak bisa membantah, namja itulah yang 'membeli' dirinya jadi dia harus mau menuruti semua perkataan 'tuannya'.

Dia berjalan menuju pantry sambil memiringkan kepalanya, sejak tadi dia terus berpikir kenapa namja tampan yang sekarang sedang tertawa karena menonton kartun Beruang itu malah menyuruhnya masak?bukankah namja itu membelinya untuuuukkk…..Sadar ia berpikiran mesum Jaejoong menggeleng-gelengkan kepalanya, tak mau terus larut dengan pikiran 'kotornya' Jaejoong memilih mencari bahan masakan di dalam kulkas, semua bahan yang ada di kulkas bisa dibilang cukup lengkap, dia tersenyum sambil mengambil beberapa bahan untuk ia masak hari ini, ia mulai mencuci, memotong, menggoreng, Jaejoong sangat senang memasak, karena dirumah ia sering membantu Ummanya memasak saat sebelum Umma tercintanya jatuh sakit. Sambil membolak-balikan daging ia bersenandung kecil dan kembali tanpa sadar bahwa ada yang sedang berdiri di belakangnya, menatapnya penuh kekaguman.

"Ternyata benar kau bisa memasak…"

"Ah..ne…" Jaejoong terkejut dia membalikan badannya cepat, tangan kanannya memegang spatula ditambah wajahnya yang begitu polos saat terkejut, membuat namja tampan di hadapannya terkekeh kecil melihat tingkahnya.

"Wa…waeo?" tanya Jaejoong gugup melihat namja bertubuh atletis itu, "tampan" pikir Jaejoong.

"Aku belum pernah melihat seseorang memasak untukku…"

"Eh..?"

Namja tampan itu menatap Jaejoong intens, dan Jaejoong lehernya seolah tertahan gips sehingga membuatnya tidak bisa berpaling sama sekali dari namja bermata kecil itu.

"Dagingnya gosong….aku sudah lapar cepat sediakan di meja…" namja berwajah kecil itu itu berbalik dan kembali keruang tamu sedang Jaejoong panik karena daging sapinya sedikit menghitam.

"Aish gosong…ettokeee…"

Hampir 45 menit kegiatan Jaejoong di dapur, kini setelah semuanya siap dia membawa masakan-masakan lezatnya menuju meja makan dan memanggil namja 'pelanggannya' yang sedang asyik menonton tivi untuk makan.

Jaejoong mengambilkan nasi dan beberapa potong daging serta sayur untuk namja yang menurutnya sangat amat tampan itu, wajah kecil dengan tubuh tinggi tegap sempurna, ditambah tatanan gaya rambutnya yang sedikit berantakan membuat dada Jaejoong menghangat setiap memandangnya. Entah kenapa adegan itu Jaejoong merasa bahwa ia seperti seorang 'istri' yang sedang melayani suaminya, senyum kecil menghias wajah cantiknya.

"Aku tidak suka wortel bisa kau singkirkan wortelnya?"

"Tapi wortel baik untuk mata…"

"Aku bilang tidak suka ya tidak suka, singkirkan!"

Jaejoong mempoutkan bibirnya….ia mengambil wortel dari tumpukan daging dan memberikan piring itu kepada namja yang bahkan belum ia tau namanya, yang ia tau adalah bahwa ia merasa nyaman dan aman bersama namja yang ada di hadapannya kini, ia hanya berdiri sambil memperhatikan namja chubby itu mencoba masakannya, mendadak ada rasa gugup dan khawatir saat namja itu mulai mengunyah bulgogi buatannya.

"E…Eottoke?"

"Hm?"

"Eottoke?bagaimana rasanya?" tanya Jaejoong sambil memainkan ujung tali bathrobenya.

"Makanan ini bisa kumakan…." Jawab sang namja manly sambil terus mengunyah(?)

"Eh?maksudku…apa itu enak atau tidak?"

"Yang penting bisa aku makan…"

"Mwo?" Mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan bayangannya membuat Jaejoong kembali mengerucutkan bibirnya.

"Jangan manyun begitu kau seperti yeoja…"

"M…Mwo?" tanya Jaejoong lagi, kali ini ia sedikit kesal, hey…meski ia cantik ia tetaplah namja.

"Kau tidak makan?" namja tampan berambut brunet itu tidak melihat kearah Jaejoong, tangannya sibuk menyuapkan makanan-makanan itu masuk kemulutnya

"Ani, anda makanlah yang banyak…"

"Aku sudah kenyang…"

Dilihatnya piring itu sudah bersih seperti sedia kala, Jaejoong berpikir bahwa namja itu bukanlah manusia tapi robot karena mampu menghabiskan makanan dalam waktu cepat

"Eeeehhh?cepat sekali…."

Tanpa berkata apapun tangan Jaejoong langsung ditarik oleh namja tampan tersebut menuju kamar, Jaejoong disudutkan di tembok dengan kedua tangan namja bersuara bass itu berada di samping kepalanya mengurung tubuh itu.

Keduanya saling menatap.

Menatap penuh kekaguman lebih tepatnya.

"Tampan…"

"Cantik…"

Tidak ada suara dari keduanya

GLEK~

Jaejoong menelan salivanya, gugup eoh?

"Namamu….Kim Jaejoong?"

"N…Nde…"

"Kim…Jaejoong…Jaejoongie…aku lebih suka memanggilnya seperti itu,bolehkah?"

Jaejoong tak menjawab ia hanya mengangguk sebagai tanda bahwa namja tampan itu boleh memanggilnya apa saja.

Perlahan, Yunho mulai mendekatkan wajahnya ke telinga Jaejoong

"Jaejoongie…." bisik suara bass itu pelan, bahkan mungkin lebih mendekati desisan.

DEG!

"Aku….tidak akan berhenti…" namja tampan itu berucap sambil membelai leher putih Jaejoong lembut, membuat gerakan naik turun dan membuat mata indah Jaejoong terpejam.

Dia, sang namja tampan masih melakukan belaian lembut pada leher Jaejoong, sambil terus memfokuskan tatapannya pada bibir merah cherry milik Jaejoong dan dengan perlahan ia mencium bibir menggoda yang pernah ia temui, lembut. Ia kulum bibir yang terbuka itu, asin...?itulah yang namja tampan itu rasakan, ia terkejut saat mendapati air mata Jaejoong ikut membasahi ciuman lembut mereka.

Namja itu melepas pagutannya

"Jaejoongie…." Panggilnya lembut

Jaejoong membuka matanya perlahan, dan bisa ia lihat mata Jaejoong memerah.

"Mi…Mianhe…ini….ini yang pertama bagiku….aku…"

"Aku tidak akan memaksa kalau kau tidak mau"

"Ani…aku….aku hanya gugup…" Jaejoong tertunduk, bohong jika ia tidak ingin berhenti sekarang juga, tapi di dadanya ada rasa hangat saat namja yang lebih tinggi darinya itu mencium bibirnya.

Namja itu menjauhkan dirinya dari Jaejoong, ia mendudukan tubuhnya di kasur sambil membuka jam tangannya yang sejak tadi belum ia lepas., sedang Jaejoong?ia masih berdiri kaku di sudut kamar itu.

"Aku mau mandi…bisakah kau siapkan air hangat?"

Jaejoong mengangkat wajahnya, ia mengerjap, menghapus jejak air matanya dan mengangguk.

Tak berapa lama, Jaejoong kembali dan menghampiri namja itu yang hanya memakai bathrobe seperti dirinya.

"A…Airnya sudah siap…"

Namja itu tidak menjawab, ia segera bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Bingung dengan apa yang harus ia lakukan, Jaejoong hanya duduk di samping tempat tidur sambil merutuki dirinya sendiri.

"Pabo! Pabo! Pabo! Kenapa aku harus menangis?! Aish…bagaimana kalau dia marah padaku?lalu melaporkannya pada Hyukie lalu Hyukie tidak membayarku?lalu operasi Umma?aaarrrggghh Kim Jaejoong paboya! Uhm! Aku harus melakukannya…demi Umma…demi Suie! Hhfffttt tapi….aku benar-benar gugup berada disampingnya….hueeeee eottokeeee?"

Sambil terus merutuki dirinya, Jaejoong tanpa sadar membaringkan tubuhnya di kasur, mulutnya masih terus berkomat-kamit "Aku bisa! pasti bisa!"

Hingga 30 menit kemudian

KLIK~

Pintu kamar mandi itu terbuka dan mendapati namja tampan yang saat ini hanya menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya keluar dengan rambut basah, semakin membuatnya seksi. Namja itu mendekati Jaejoong yang berbaring membelakangi dirinya.

"Eh?"

Namja itu tampak membulatkan matanya, ia terkejut…bagaiamana mungkin orang yang ia bayar untuk 'melayaninya' kini malah tertidur pulas bak malaikat. Namja itu hanya bisa tersenyum, sungguh…ia ingin membangunkan namja cantik dihadapannya itu sekarang tapi melihat ada gurat kelelahan di wajah cantik itu membuat dirinya tidak tega untuk membangunkannya. Ia menarik kursi ke samping tempat tidur hanya untuk melihat namja yang panggil Jaejoong itu tidur, entahlah….ia merasa senang melihat namja 'bayarannya' tidur dengan tenang seperti itu.

Pagi menjelang….keadaan diluar masih belum terang sempurna, sisa-sisa hujan semalam membawa udara pagi itu terasa lebih sejuk di musim penghujan kali ini. Jaejoong yang memang terbiasa bangun pagi mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba mengingat apa yang terjadi dalam hidupnya.

Perlahan Jaejoong bangun dari tidurnya, mengusap wajahnya dan melihat kearah samping tempat tidur megah itu, tak ada siapapun, suasana juga sedikit sepi, ia terduduk di samping kasurnya dan menepis selimut tebal yang melindungi dirinya dari dinginnya hujan semalam, ia segera keluar dari kamar, mata doe-nya memandang sekeliling seperti mencari seseorang, yah….dia mencari namja tampan itu.

"Kemana dia?aish…naneun paboya! Kenapa kau harus ketiduran Kim Jaejoooonnggg pabo!" Jaejoong mengetuk-ngetuk pelan kepalanya.

"Hfffftttt….sudahlah…nanti akan kujelaskan pada Hyukie, sekarang aku harus mandi dan pulang…Suie pasti sudah menungguku…"

Saat dirinya akan menuju kamar mandi ia mendapati sebuah surat di atas nakas samping tempat tidurnya.

"Terima Kasih untuk semalam, Oke…lebih tepatnya terima kasih untuk masakannya semalam, mianhe aku tidak sempat berpamitan karena aku harus berangkat ke New York pagi ini juga….senang berkenalan denganmu Jaejoongie…aku harap kita bisa bertemu lagi…di atas meja makan sudah ada sarapan untukmu jangan pergi sebelum kau sarapan! Oya ada sesuatu untukmu aku harap kau menyukainya, bye…."

Jung Yunho

"Jadi namanya Yunho….?" gumam Jaejoong pelan

"Eh…Ige mwoya?" Jaejoong mengambil kotak kecil disamping surat tersebut

Jaejoong membuka kotak kecil itu dan ia terkejut saat menemukan sebuah cincin yang bertengger indah di dalamnya.

"Apa dia melamarku?kenapa dia memberikanku cincin?apa cincin ini mahal?berapa harganya kalau aku jual?" Jaejoong terlihat mengigit cincin berwarna silver tersebut, lagi untuk memeriksa keaslinya.

"Hmm…ini asli…eh Cartier?ini….ini merk CARTIER?" Jaejoong melongo saat tahu bahwa cincin tersebut adalah keluaran brand ternama dunia, tidak pernah ia membayangkan bahwa ia akan mengenakan salah satu brand cincin favorit keluarga kerajaan Inggris tersebut.

"Omo…Omo…Cartier?cincin ini kan?Omo…" Jaejoong masih memandang cincin itu tanpa bisa berkata apapun, di pikirannya adalah, "Berapa lembar won yang akan aku terima jika ini ku jual"

Jaejoong tersenyum 'indah'

"Gomawo….Yunho~ya…"

.

.

*One Years Latter *

"Appa…Appa…."

"Ndeee?"

"Appa lihat gambalan Minnie, kemalin ibu gulu membeli lima bintang untuk gambal Minnie…"

"Jinjja??anak Appa hebat…."

"Ish…Appa! Lihat dulu gambalan Minnieeee…" anak kecil itu terlihat kesal dan menarik jas kerja Appanya yang sedari tadi masih mematutkan diri di depan cermin.

"Ndeeee…anak Appa yang paling tampan, mana gambarannya coba Appa lihat…" sang Appa tersenyum dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungil sang anak

"Hihiiiiii….ige…."

"Whoaaaa ini bagus sekali Minnie, Min gambar pemandangan pantai ya?Aigooo anak Appa pintar…" sang ayah mengacak rambut anaknya pelan, membuat si empunya rambut mengerucutkan bibirnya kesal.

"YA! Appa jangan pegang lambut Minnie….lambut Minnie acak-acakan lagi kaaaaannn.." teriaknya dengan suara cempreng miliknya membuat sang Appa sedikit meringis.

"Ahahahha arra arra mianhe ne, Jja kita berangkat sekarang nanti terlambat…."

"Ndeee…"

"Hyuuuuuuunnggg….aku ikut sampai kampus ya…." entah darimana datangnya tiba-tiba seorang namja yang tak kalah tampan menyembul begitu saja dari balik pintu kamar sang kakak

"Aish kau ini, dimana mobilmu?"

"Hehehe di bengkel hyung…" jawab namja bersuara husky itu sambil terkekeh.

"Bengkel?kau pasti membalap lagi?"

"Biasa hyuuunngg jiwa anak muda…."

"Kalau kau merasa berjiwa anak muda berangkatlah dengan sepeda atau bus…"

"Aish hyung, kalau aku naik bus atau sepeda nanti aku terkena debu, asap kendaraan dll aku kan punya asma hyung…bagaimana kalau asmaku kambuh huh?"

" -_- "

"Hehehehe aku nebeng ya hyuuuunnggg…."

"Ck arraso…Kka kita berangkat, aku sarapan di kantor saja Min sudah sarapan tadi, kau sudah sarapan?aku tidak mau menunggumu sarapan lalu aku terlambat kerja dan Min terlambat mausk sekolah"

"Arraseoaku sarapan dikampus saja karena pasti yeoja-yeoja itu sudah membuatkan sarapan pagi yang lezat untukku hahaha…"

PLETAK!

"YA! HYUNG….Appo…"

"Chuunie ahjucci…."

"Yah….Changminnie sudah aku bilang berapa kali jangan panggil aku ahjussi, panggil aku hyung ok?"

"Tapi memang Chunnie ahjucci itu kan pamannya Min, jadi Min halus panggil Chunnie ahjucci bukan hyung…."

"Iyaaa…tapi kalau ahjussi itu rasanya aku menjadi terlalu tua…"

"Chunnie ahjucci memang cudah tua, Min yang macih muda…"

"MWO?YAK! Kau setan kecil...berani menyebutku tua?awas kau ya…kemari kau huh…"

"Whuahahahaa…hahahha ampun Chunnie ahjucci Min geli whuahahah hahahah…ampun ahjucci…"

"Panggil aku Hyung atau aku akan tetap menggelitikimu…"

"Chiluuhh hwhwhwaahahah….ahjucci ampuunn hwahahaha…"

"AH!…ah..ah…hyung aaahhh appo…yah…hyungie appooo…."

"Kita sudah telat dan kau masih bisa bercanda?! Aish kau ini…bawa Min ke mobil…PPALI!"

"Ish gara-gara kau setan kecil…Hyung tidak bisakah kau berhenti untuk menjewer kupingku aku benar-benar bisa seperti pixie kalau kau terus menariknya hyung"

"Kau memang pixie bedanya pixie telinganya panjang sedang kau jidatnya yang panjang hahahaha…" tawa sang kakak membahana sambil menuruni tangga menuju ruang tamu, tak kalah si kecil Jung ikut mentertawai ahjussi tercintanya itu.

" -_- bapak dan anak sama-sama evil…aku duluan ke mobil BERUANG hyung"

"MWO?YAK AWAS KAU JUNG YOOCHUN!"

"Hihihi Appa beal…." Kekeh si anak beruang(?)

.

.

Sementara itu di tempat lain….

"Suie~ah…hari ini sibuk tidak? Beberapa bahan makanan habis dan aku harus membelinya, kalau aku sendiri akan sedikit kerepotan, kau bisa membantuku?"

"Hmmm…hari ini aku tidak ada jadwal les hyung jadi aku bisa membantu di café, nanti aku akan pulang cepat dan langsung kesana…"

"Ani…jangan ke café bagaimana kalau kita bertemu di Jalgachi Fish Mart?jadi kita bisa langsung belanja…"

"Oke hyungie, Jjah…Suie berangkat dulu neee…"

"Nde…hati-hati…"

"Hmmm…sebaiknya aku cepat-cepat ke café dan mencatat apa saja bahan makanan yang habis…arra yosh Kim Jaejoong fighting!"

Apa sebenarnya yang terjadi dengan Kim Jaejoong selepas malam itu? baiklah…mari kita lihat flashbacknya.

.

Flashback

Pagi itu setelah Jaejoong mengalami 'tragedi' ketiduran, dirinya tidak langsung pulang dia ditelpon teman sekaligus bossnya, Hyukjae untuk segera datang ke pub. Di pagi buta seperti ini pub masih belum buka, suasana juga tidak seramai jika malam hari. Jaejoong dengan gugup dan perasaan tidak tenang masuk kedalam ruangan kantor pribadi Hyukjae.

"Hyukie~ah…"

Panggil Jaejoong pelan dan melihat Hyukjae yang sedang asyik berkutat di depan laptopnya.

"Jaejoong~ah..masuklah…."

BLAM

Jaejoong menutup pintu dan duduk di sofa di samping meja Hyukjae, sang bos bertubuh kurus itu memutar kursinya kearah Jaejoong.

"Aku tidak mau berlama-lama karena aku harus ke Bali siang ini, nah Jaejoong~ah…apa yang kau lakukan semalam?" tanya Hyukjae serius

"Engh?eung….itu…" terlihat wajah Jaejoong memucat takut, di pikirannya sibuk mencari berbagai macam alasan mengapa dirinya bisa tertidur dan bukan melaksanakan 'tugasnya'.

"Hmmm?" tanya Hyukjae semakin menyelidik

"Itu….itu…aish jinjja mianheo Hyukie~ah aku juga tidak tau akan begitu semalam, tiba-tiba saja aku berjalan kekasurnya dan terjadilah…aku juga tidak mau begitu, bukannya aku mau melalaikan tugasku aku hanya…."

"Yah yah yah….stop! racauanmu membuatku pusing! Ck….sudahlah aku tidak mau tau permainan apa yang kau gunakan semalam hingga membuat namja bermarga Jung itu puas…"

"Eeehh?P…Puas?" kali ini alis Jaejoong mengkerut bingung

"Uhm, dia mengatakan dia menyukai pelayananmu jadi…." Hyukjae menggantung kalimatnya dan mengambil sesuatu seperti sebuah kartu dari laci lemari kerjanya.

"Ini…tadi Shindong~shi kesini pagi pagi sekali, dia menitipkan ini untukmu dari Tuan Jung…ambilah…"

"Eh..?ini…." Jaejoong melangkah mengambil sebuah kartu bertuliskan Hyundai Bank, yah…itu adalah kartu ATM.

"Yap…dia memberikan 'bonus' untukmu, yah…Jaejoong~ah kau benar-benar hebat…kalau dalam sehari kau bisa mendapatkan sebuah ATM yang aku yakin isininya lebih dari jutaan Won, bagaimana kalau sebulan?aigooo….sepertinya aku bisa membeli pulau pribadi…" sahut Hyukjae dengan gummy smilenya.

Jaejoong hanya menatap kartu ATM itu diam, seingatnya semalam ia tidak melakukan apapun, pelayanan apa?yang ia lakukan hanya memasak dan menyiapkan air hangat untuk 'pelanggan' kayanya itu, tapi….

"Aish sudah jangan diam seperti itu, ambilah dan gunakan untuk menambah biaya operasi Umma-mu…bayaranmu yang sudah ditransfer tuan Jung kemarin akan aku tambahkan ke rekeningmu siang ini sebelum aku pergi ke Bali….Ah iya aku hampir lupa, ini ada surat juga tadi surat itu diantar Shindong~shi bersama ATMnya…"

Jaejoong mengambil surat itu dan menyimpannya di saku celana, tidak berniat membacanya di depan Hyukjae.

"Hm…tugasku selesai…kau bisa pulang hari ini dan beristirahatlah besok kau kembali bekerja…aku harus pergi…ah…buttmu sakit tidak?kau…masih sanggup berjalan huh?"

"Hm?ah…itu…Uhm! aku…aku masih bisa berjalan…" senyum Jaejoong kikuk.

"Ah arraseo…aku pergi Jaejoong~ah, jangan lupa kau tutup pintu kantorku ne…"

"Bersama saja, aku juga akan pulang…"

Jaejoong memutuskan untuk naik bis ia menolak Hyukjae mengantarnya sampai rumah, ia hanya ingin duduk didalam bis dan menikmati indahnya pagi, sambil berjalan menuju halte Jaejoong membuka surat yang ia yakini dari Yunho, namja yang semalam baru ia temui.

"Berhentilah bekerja di Pub itu dan gunakan uang ini untuk membuka restoran, masakanmu semalam benar-benar lezat, Jaga dirimu baik-baik Jaejoongie, Pin ATM itu 040687"

Jung Yunho

"Masakanku lezat?benarkah?tapi semalam dia bilang makananku bisa dimakan tidak bilang enak atau tidak…ish…namja aneh…"

Jaejoong mengerucutkan bibirnya sebal, sikap yang selalu ia tunjukan jika merasa tidak senang, namun tak lama bibirnya tersungging sebuah senyum, entahlah ia hanya merasa senang bisa bertemu dengan Yunho, dalam hatinya ia benar-benar berharap akan bertemu lagi dengan namja yang sedikit banyak sudah mengambil hatinya itu.

Dan seperti yang readers tau, bahwa dengan uang yang diberikan Yunho, Jaejoong kini telah membuka sebuah café resto sederhana di daerah Myeongdong, pusat wisata belanja kota Seoul, restoran yang Jaejoong berinama "Bear Resto" itu sangat ramai, khususnya di waktu-waktu jam makan siang, selain tempatnya yang nyaman dan bersih, masakannya juga sangat enak belum ditambah harganya yang murah, tak heran bukan hanya pengunjung asli warga Korea saja yang senang makan disana tapi juga para wisatawan dari berbagai Negara, menurutnya semua kesuksesannya ini berasal dari seorang namja bernama Jung Yunho.

Flashback End

Jaejoong tersenyum mengingat kejadian setahun lalu, tahun yang membuatnya bahagia dan juga bersedih, karena sekitar 8 bulan lalu saat baru merintis usaha cafenya, Kim Umma meninggal meski sudah dilakukan operasi namun tetap, nyawanya tidak bisa tertolong. Dan kini…tugasnyalah untuk menjaga Kim Junsu, adik semata wayangnya, keluarga satu-satunya yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMA.

.

.

*CASSIOPEIA KINDERGARTEN *

"Changminiiiieee….." teriak namja manis berkulit putih pucat sambil berlari menuju seorang anak kecil yang duduk di sebuah ayunan, nampak anak itu sedang menunggu seseorang.

"Minnie tidak pulang?" tanya namja manis itu duduk di ayunan sebelahnya

Anak tampan bernama Jung Changmin itu hanya menggeleng, sesekali kakinya ia gerakan untuk membuat ayunan itu bergerak.

"Minnie mau pulang baleng Kyu?Umma Kyu akan jemput cebental lagi…"

"Shiluh Appa Min pacti jemput…mungkin lagi dijalan Kyu"

"oooo…allaso…"

"Kyunie chagiii…."

"Umma?!...Ummaaaa…."

"Aigooo…Kyunie sudah menunggu lama eoh?mianhe ne tadi macet sekali jadi saja Umma agak terlambat…"

"Gwaenchana Umma…"

"Jja…kita pulang sekarang?"

"Uhm!...Minnie….Minnie benal tidak mau ikut Kyu?"

"Anyeong Changminnie…Appa belum menjemputmu sayang?"

"Anyeong Cho Umma, Appa akan menjemput Minnie cebental lagi…Minnie mau tunggu dicini caja…" sahutnya sambil berdiri dan membungkuk sopan.

"Hmmmm….Jinjjayo?tapi..…" Cho Umma melihat langit yang sedikit mendung, dipastikan tak lama lagi akan turun hujan.

"Gwaenchana Cho Umma, Appa pacti jemput Minnie…."

Cho Umma berfikir sejenak, dia tersenyum lembut dan mengusap pipi chubby anak bermarga Jung itu lembut.

"Uhm…kalau begitu Cho Umma dan Kyu pulang ne…Minnie hati-hati, kalau hujan masuk saja kedalam TK arraseo?"

"Allaceo Cho Umma…"

"Bye Minnie campai jumpa becoookk…"

"Bye Kyunieee…"

Changmin kembali duduk di ayunan di iringi mulutnya yang mengeluarkan napas berat, dilihatnya jam tangan Batman yang melingkar indah di tangan mungilnya.

"Appa dimana cih?! Minnie lapaaaalll~~~~~~~~"

TES

TES

TES

"Omo…hujaaann…."

Changmin bergegas masuk kedalam halaman TK tempatnya belajar yang saat ini sudah tidak ada siapapun, hanya ada dua orang penjaga TK yang terlihat sedang asyik menonton televisi di ruang jaga. Si kecil Jung mengintip langit dan dilihatnya langit itu begitu gelap, hujan-pun semakin deras.

"Hfffttt…Kalo Minnie menunggu dicini Appa tidak akan melihat Minnie, heuummm…apa Minnie tunggu di depan cekolah caja ya?" anak tampan itu terlihat begitu imut saat sedang melakukan pose berfikir.

"Uhm! Allaceo…Minnie menunggu di depan caja, ugh ujan…"

Tanpa mempedulikan dirinya yang terguyur hujan, Changmin terus berlari menuju depan gerbang sekolahnya, dia berfikir bahwa Appanya akan melihatnya kalau ia berdiri di depan gerbang.

*15 MENIT SEBELUMNYA*

DDDDDRRRRRTTTTT DDDDDRRRRTTTT

"Yeoboseo Hyung…"

"Chunnie…kau dimana?bisa tolong kau jemput Changmin?aku tidak bisa keluar karena ada rapat penting yang tidak bisa kutinggalkan…"

"Ck…semua rapat juga hyung bilang tidak bisa ditinggalkan -_- baiklah aku akan menjemput Changmin"

"Agak cepat karena diluar mendung, jemput dia sebelum hujan…"

"Nde…nde…"

KLIK

*15 MENIT SESUDAHNYA*

Jung Changmin masih berdiri di depan gerbang, tubuhnya sudah sangat basah, bukan hanya baju dan topi TKnya tapi tas, sepatu dan kanvas putih lukisan hasil karya yang rencananya akan ia tunjukan pada sang Appa hari ini juga ikut menjadi korban air hujan yang begitu deras mengguyur Seoul, tubuh mungilnya mengigil tanda bahwa ia sangat kedinginan.

Saat anak tampan nan mungil itu sedang menunggu tiba-tiba….

"Yah…kau, kenapa berdiri disini?kau tidak tau hujan sangat deras huh?kemana orang tuamu?kau belum dijemput?"

Seorang namja imut berdiri di hadapan Changmin sambil memegang payung berbentuk bebek(?). Changmin tidak menjawab, ia hanya mengigil dan…..

"Kyaaaaaaa…yah…yah…kau kenapa eoh?aish anak ini pingsan…"

TBC