Title : Please, Don't Leave Me Alone

Genre : Brothership and Family

Rating : Fiction K+

Cast : Kyuhyun, Super Junior member, Jungwon, Yoon Shi Yoon, Kim Bum, Lee Hong Ki, Onew, Song Jong Ki

Disclaimer : All them belong to themselves and GOD. I own only the plot.

Warning : Not YAOI. It's pure friendship, brothership, and complicated family relationship.

Summary :Dua tahun kemudian... "Selamat Datang di G&H!"

Chapter Bonus Part 1

Flashback

"Aku pergi.." ucap Kyuhyun dengan sopan.

"Ayo Kyunie.." ajak Jungwon di sampingnya.

"Jungwon-ah.. aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.." ucap Dae Hee pada Jungwon.

"Nde?" ucap Jungwon dengan wajah heran pada Dae Hee.

"Pergilah appa.. biar aku pergi duluan" ucap Kyuhyun sambil mengambil alih tasnya yang masih dipegang oleh sang appa, "Nanti aku akan menghubungimu, appa.." kata Kyuhyun dengan senyuman.

"Tapi Kyuhyun.." cegah Jungwon. Ia terlihat sedikit khawatir membiarkan sang anak pergi seorang diri, "Kau akan ke tempat Tae Jun kan? Appa akan segera menyusulmu.." ungkap Jungwon pada Kyuhyun.

"Ani.. Aku tidak akan ke rumah Tae Jun ahjussi, appa.." ungkap Kyuhyun dengan senyuman bahagia.

"Mwo? Kau akan ke mana?" Jungwon terlihat semakin cemas.

"Aku akan pulang ke rumah.." Senyum Kyuhyun semakin lebar. Di balik jendela taksi, Kyuhyun memberikan amplop coklat yang tadi dibacanya.

Jungwon yang masih berdiri menatap kepergian taksi yang membawa sang anak entah ke mana, akhirnya membuka dengan cepat amplop yang ada di tangannya. Ia berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya yang sudah terjadi. Ia akhirnya mengerti apa yang membuat sang anak tersenyum dengan riang beberapa waktu yang lalu.

'SM. ENTERTAINMENT DAN SEMUA JAJARAN STAFF MEMBATALKAN PENGELUARAN CHO KYUHYUN SEBAGAI MEMBER SUPER JUNIOR. SETELAH KONDISI KESEHATAN YANG BERSANGKUTAN SUDAH PULIH, DIHARAPKAN DAPAT MAMPU MELANJUTKAN AKTIVITASNYA BERSAMA SUPER JUNIOR. TERTANDA TANGAN : DONATUR UTAMA, CHOI KIHO'

Jungwon menatap Dae Hee dengan wajah tak percaya.

"Kau tidak percaya dengan isi surat itu kan? Aku pun begitu.." Dae Hee berkata dengan enteng, "Ayo kita ke kafe dekat sini.. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu" Dae Hee pun melangkahkan kakinya terlebih dahulu meninggalkan rumah sakit. Jungwon pun mengikuti di belakangnya.

Flashback end

.

Di Caffe dekat Rumah Sakit

"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Jungwon sedikit dingin pada Dae Hee.

"Aku ingin memberikan ini padamu.." Dae Hee memberikan selembar kertas pada Jungwon.

"Apa ini?" Jungwon membaca dengan serius isi dari kertas tersebut, "Ini... Kau memberikan ini padaku?" Jungwon menatap Dae Hee tak percaya.

"Hmm.." Dae Hee mengangguk sambil membalas tatapan Jungwon.

"Aku.. Aku tak bisa menerimanya.." Ucap Jungwon sambil memberikan kembali kertas yang berupa cek sejumlah uang tersebut pada Dae Hee. Ia pun beranjak berdiri untuk meninggalkan Dae Hee.

"Jungwon-ah.. Kau bisa membangun usaha dengan ini... pikirkan baik – baik!" Dae Hee menahan lengan Jungwon agar kembali duduk.

"Beginikah cara kau menatap kami saat ini?" Jungwon bertanya pada Dae Hee dengan tatapan sedih, "Tatapan penuh kasihan dan rasa bersalah?" terlihat ekspresi kecewa pada wajah Jungwon, "Kami memang miskin dan tidak memiliki uang sebanyak suamimu itu! Tapi.. bukan berarti kau bisa memperlakukan kami seperti ini..", lanjut Jungwon sedih, "Benar kata Kyunie... Sekarang kau sudah berbeda.." Bisik Jungwon pelan.

Dae Hee menangis mendengar penuturan Jungwon. Ia merasa tertampar. Ia baru menyadari bahwa dirinya tampak seperti itu dimata Jungwon dan anaknya.

"Dibandingkan dirimu, aku juga bukan orang tua yang baik untuk Kyunie.. tapi aku melihat dengan mataku sendiri bagaimana anak itu tumbuh.. Ia tumbuh semakin tinggi dan semakin tampan, walaupun dengan kehidupan yang sulit" Jungwon mencoba menerawang ke masa lalu, "Ia bekerja siang dan malam untuk memenuhi kehidupan kami, dikejar oleh renternir setiap saat karena hutang – hutangku, belajar dengan giat karena harus mempertahankan beasiswanya agar bisa tetap sekolah.. Namun apa kau tahu? Dia selalu tersenyum dan tak pernah mengeluh.. Bahkan walaupun aku sering memukulnya.." Mata Jungwon sedikit merah, "Kau tahu kenapa dia selalu tersenyum? Karena dia paling benci dikasihani.." ucap Jungwon pasti.

"Kalau begitu, jangan beritahukan hal ini pada Kyunie.." bisik nyonya Dae Hee dengan penuh harap, "Bangunlah suatu usaha yang layak dengan uang ini, tapi jangan beritahukan pada anak kita bahwa aku yang memberikan modal atas usaha yang kau bangun.." Dae Hee berbicara dengan nada memohon.

"Sikapmu yang seperti ini justru akan menyakiti hatinya.." ucap Jungwon dengan halus, "Dia tidak butuh kekayaanmu.. Dia tidak mengejar seorang Nyonya Dae Hee yang kaya, anak itu hanya sedang mencari sosok eomma yang 14 tahun lalu selalu membelai rambutnya, menemaninya tidur, mengecup dahinya, dan juga mendekapnya erat.." lanjut Jungwon, "Bukan ini yang dia butuhkan.." ungkap Jungwon dengan datar sambil menunjuk kertas yang sudah kembali di hadapan Dae Hee.

Tetesan air mata semakin banyak menetesi pipi putih Dae Hee.

"Aku tidak bisa kembali padamu Jungwon-ah.. Aku tidak mungkin meninggalkan Siwon dan Kiho begitu saja seperti yang pernah kulakukan dulu padamu dan Kyunie.." ucap Dae Hee dengan suara paraunya, "Tapi, aku juga tak ingin meninggalkan kalian dalam kondisi ekonomi seperti ini.." Dae Hee menatap Jungwon dengan tatapan sayu, "Kumohon, terima dan tanda tangani saja kertas ini.. dan bantu aku untuk mengurangi rasa bersalah yang sudah hampir membuatku gila.." mohon Dae Hee pada Jungwon.

"Dae Hee – ah.." Jungwon berniat ingin memberikan penolakan kembali, namun Dae Hee kembali memutus perkataan Jungwon.

"Kyuhyun juga bercita – cita ingin membuat sebuah perusahaan untukmu kan? Dia ingin melihatmu menggunakan pakaian dan sepatu bagus, serta menjadi bos di perusahaanmu sendiri kan?" tanya Dae Hee dengan wajah semangat, "Mari kita buat impian anak kita tercapai, Jungwon-ah.. Mari kita lakukan ini semua untuk Kyunie.." pinta Dae Hee.

Jungwon terlihat sedikit berpikir dengan kata – kata yang baru saja diucapkan Dae Hee.

"Kumohon... demi Kyuhyun..." mohon Dae Hee dengan lirih.

"Baiklah.." Ucap Jungwon pasrah, "Tapi aku ingatkan kembali padamu, bukan ini yang Kyunie inginkan... Tetap utamakan untuk menjadi sosok ibu yang ia rindukan selama ini.. Kau harus selalu berada di sampingnya saat ia sedang membutuhkanmu.. Kumohon.. Dia sudah terlalu sakit karena kehilanganmu... Mulai sekarang kau harus membayar itu dengan waktumu untuk selalu bersamanya.." Ucap Jungwon dengan wajah serius.

"Aku akan selalu berada di sampingnya walaupun ia tak membutuhkanku.. Aku berjanji padamu, Jungwon-ah.." Dae Hee berkata dengan tulus, "Lagi pula.. masih banyak hal yang ingin kulakukan untuk Kyunie.." lanjut Dae Hee dengan senyuman lembut.

.

2 tahun kemudian

"Selamat Datang di G&H Caffee! Apa ada yang bisa kubantu?" tanya seorang lelaki dengan ramah.

"Apa minuman favoritmu, oppa? Aku ingin memesan minuman yang oppa suka.." ucap seorang pengunjung dengan wajah tersipu malu.

"Hmm.. Bagaimana dengan caramel machiato? Apa kau suka?" tanya lelaki itu kembali dengan ramah.

"Nde! Aku akan memesan caramel machiato yang Kyuhyun oppa sukai.." ucap wanita tersebut dengan sumringah.

"Baiklah.. Ini nomor orderannya.." ucap Kyuhyun sambil memberi sebuah papan nomor kecil pada sang pelanggan, "Silahkan tunggu di sana dan terima kasih telah berkunjung ke G&H caffe.." Kyuhyun tersenyum sambil menundukkan kepalanya singkat pada sang pelanggan.

"Nde oppa.." ucap sang pelanggan dengan senyum lebar sambil memberikan sebuah bingkisan pada Kyuhyun, "Kau sangat tampan, oppa.. aku ingin memberikan hadiah untukmu.. Ige.." ucap sang pelanggan masih dengan senyum lebarnya.

"Oh? Kamsahamnida..." Kyuhyun menerima hadiah tersebut dan tersenyum ramah pada sang pelanggan.

.

"Kyunie, sudahlah... Biar appa saja yang mengurus caffe ini.. Kau bersiap – siaplah dengan schedule mu selanjutnya.. Bukankah kau ada jadwal rekaman 3 jam lagi?" ucap sang appa sambil mengelus lembut punggung Kyuhyun yang masih setia berjaga di depan kasir.

"Aku ingin membantumu, tuan CEO.." ucap Kyuhyun dengan wajah memelas.

"Ck.. berhenti memanggilku seperti itu!" ungkap Jungwon dengan wajah tak nyaman.

"Appa harus terbiasa dengan sebutan itu.." Kyuhyun memandang sosok appa di hadapannya sambil merapikan kemeja appanya, "Kau sangat tampan appa.. Kemeja dan sepatu ini sangat cocok untukmu.. Aku sudah memesan jaket tebal untukmu, mungkin beberapa hari lagi akan ada yang mengantar kemari.." ucap Kyuhyun lembut sambil terus mengusap kemeja sang appa.

"Tidak perlu, Kyunie... Kau sudah membelikan appa terlalu banyak pakaian.. Belilah beberapa baju dan jaket tebal untuk dirimu sendiri.." ungkap sang appa dengan sayang.

"Aku sudah punya banyak di dorm, appa.." ucap Kyuhyun lembut, "Lagi pula, aku bisa meminta pakaian hyung – hyungku.. Mereka memiliki banyak pakaian baru yang belum terpakai di dorm.. hahahaha" ucap kyuhyun dengan tawa usilnya.

"Dasar anak nakal! Bersikap baiklah pada hyung – hyungmu.." Jungwon memukul pelan lengan sang anak, "Kau juga harus merawat dirimu dengan baik, Kyunie.." Ungkap appa khawatir.

"Aku sangat bersyukur bahwa kita bisa membangun usaha yang layak sekarang.. Aku tidak tahu bahwa sisa uang yang kuberikan pada appa dapat digunakan sebagai modal untuk membangun caffee ini.. Bukankah sisa uang yang tersisa hanya sedikit? Aku menggunakan hampir setengahnya untuk membayar biaya rumah sakit, bukan?" Kyuhyun masih penasaran dengan cara sang appa dalam membangun G&H caffee miliknya.

"Tidak perlu terlalu kau pikirkan, Kyunie.. Yang penting sekarang kita berdua bisa hidup dengan baik seperti yang kau impikan, bukan? Appa sudah memakai kemeja dan sepatu hitam mengkilat seperti yang pernah kau bayangkan, lalu appa juga memiliki caffee sendiri dengan nama 'G&H Caffee' seperti yang kau inginkan.. Semua mimpimu sudah terwujud, Kyunie.. Kau senang kan?" ungkap Jungwon dengan senyum bahagia.

Kyuhyun mengangguk dengan mata memerah karena rasa syukur yang tak terhitung besarnya.

"Aku akan bekerja keras untuk menghasilkan banyak uang untukmu, appa.. Kau akan hidup dengan baik sekarang.." bisik Kyuhyun sambil menunduk dan menghindari tatapan appanya karena tidak ingin terlihat menangis.

"Annio.. Appa tidak ingin uangmu, nak.. Appa hanya ingin kau sehat dan bahagia, kyunie.." Jungwon meraih pundak Kyuhyun dan merangkulnya dengan sayang, "Hiduplah dengan bahagia setiap harinya, nak.. Appa mohon.." bisik Jungwon pada telinga sang anak.

"Aku bahagia sekarang, appa.. Aku memilikimu yang selalu berada di sisiku, sekarang.." ungkap Kyuhyun dengan senyuman sambil melepas pelukan sang appa dan kemudian mengalihkan perhatiannya pada pintu masuk. Seorang wanita berkulit putih baru saja masuk sambil mengangkat sebuah bingkisan untuk menunjukkan pada Kyuhyun.

"...dan aku juga memiliki eomma" lanjut Kyuhyun dalam bisiknya sambil tersenyum, "Eomma!" ucap Kyuhyun sedikit keras dan berlari menghampiri Dae Hee dengan wajah gembira.

"Aku membawakan makanan untukmu, Kyunie.." ucap Dae Hee sambil mengelus rambut coklat Kyuhyun.

"Wah gimbap!" Kyuhyun membelalakkan matanya dengan wajah senang, "Eomma duduk dulu saja.. biar aku buatkan kopi untukmu"

Dae Hee mengangguk dengan senyuman sambil berjalan menuju tempat duduk yang terletak di pinggir jendela.

.

"Sudahlah.. Biar appa saja yang buatkan minuman untuk eommamu" saran sang appa yang melihat Kyuhyun kebingungan saat membuat kopi.

"Andwae.. Aku ingin eomma meminum minuman buatanku.." ungkap Kyuhyun sambil tetap memfokuskan perhatiannya pada mesin pembuat kopi dihadapannya.

"Tapi kau belum pernah membuat kopi sebelumnya.." ungkap sang appa cemas.

"Aku sudah pernah melihatmu melakukannya, appa.. Aku rasa itu tidak susah.. Aku bisa membuatnya..." ungkap Kyuhyun tanpa melihat sang appa.

Sang appa hanya tersenyum sambil mengelus bagian belakang kepala Kyuhyun.

.

"Eomma.. ini hot capuccino buatanku.." ungkap kyuhyun dengan nada ragu, "cobalah..." ungkap Kyuhyun sambil menggigit bibir bawahnya.

Dae Hee menyicipi minuman buatan Kyuhyun dengan pelan, lalu tersenyum, "Capuccino buatanmu enak, kyunie.. hanya saja sedikit pahit.." ungkap sang eomma dengan wajah tak enak.

"Benarkah? Kalau begitu biar kubuatkan lagi yang baru eomma.." ungkap kyuhyun.

"Tidak per.." ucapan sang eomma terputus karena Kyuhyun dengan segera pergi untuk membuat minuman yang baru.

Dae Hee menatap sang anak yang sibuk dengan mesin pembuat kopi. Ia memencet beberapa tombol dengan ragu, dan setelah itu menunggu mesin tersebut bekerja sambil menggigit kukunya. Setelah gelas terisi oleh kopi pekat, ia menuangkan air panas dari sebuah teko aluminium dengan hati - hati. Tanpa disengaja, seorang pegawai yang membawa sebuah nampan menyenggol lengan sang anak. Air panas pun mengenai tangan Kyuhyun.

"Akh.." Kyuhyun sedikit meringis karena air panas mengenai kulit tangannya.

"Maaf.. Maafkan saya, tuan.. Maaf kan saya.. Saya benar – benar tidak sengaja.." ucap sang pegawai dengan takut.

"Tidak apa – apa.. Aku tidak apa – apa, ahjussi.." Ucap Kyuhyun dengan senyuman, "Apa kau terluka?" Kyuhyun justru mengamati lengan sang pegawai dengan teliti.

"Tidak tuan.. saya tidak apa – apa.." ucap sang pegawai sungkan, "Tapi tangan anda.." ungkap sang pegawai sambil memperhatikan tangan kiri Kyuhyun yang memerah karena luka bakar.

"Tidak apa – apa.." ucap Kyuhyun sambil menyembunyikan lengannya di belakang tubuhnya, "Silahkan lanjutkan pekerjaanmu, ahjussi.." ungkap Kyuhyun dengan senyuman.

Dae Hee menatap kejadian itu dengan wajah khawatir bercampur bangga. Dia mengelus dadanya sambil bergumam, 'terima kasih Tuhan karena Kyunie ku tumbuh menjadi orang yang sangat baik.. Terima kasih..'. Setelah itu, Dae Hee memusatkan perhatiannya pada tangan kiri Kyuhyun yang semakin memerah.

Dengan hati – hati, Kyuhyun membawa gelas kopi tersebut pada sang eomma dengan tangan kanannya. Kyuhyun masih setia menyembunyikan tangan kirinya di belakang tubuhnya.

"Eomma.. ini kopinya.." Kyuhyun meletakkan gelas tersebut di atas meja, lalu duduk di hadapan sang eomma.

Dae Hee meminum kopi tersebut dan tersenyum tulus, "enak.. sangat enak, kyunie.." ucap Dae Hee lembut dengan mata memerah.

"Benarkah?", Kyuhyun membalas senyum Dae Hee dengan senang.

"Kau makanlah dulu gimbap ini.." Dae Hee membuka bungkus makanan yang dibawanya, lalu meletakkan di hadapan Kyuhyun, "Ada sesuatu yang tertinggal di mobil.. Eomma ingin mengambilnya dulu sebentar.." ucap Dae Hee sambil mengelus rambut Kyuhyun.

Kyuhyun hanya mengangguk dan menatap gimbap yang dibawa eomma nya. Ia memakan gimbap tersebut dengan perlahan. Tidak perlu menunggu waktu lama, sang eomma telah kembali dengan membawa bingkisan lain di tangannya. Kyuhyun menatap sang eomma dengan heran.

"Mana tanganmu?" pinta Dae Hee tanpa basa – basi.

Kyuhyun dengan bingung meletakkan gimbap yang berada di tangan kanannya, setelah itu memberikan tangan kanannya pada Dae Hee.

"Bukan tangan yang ini, tapi tangan kirimu.." ucap Dae Hee sedikit tegas.

Kyuhyun menunduk dan terdiam cukup lama. Ia baru menyadari bahwa sang eomma tahu bahwa tangan kirinya terluka.

"Berikan tangan kirimu pada eomma, Kyunie.." lanjut Dae Hee dengan nada suara yang lebih lembut.

Kyuhyun perlahan mengangkat tangan kirinya yang sedari tadi selalu ia sembunyikan di bawah meja.

"Aku tidak apa – apa, eomma.." gumam Kyuhyun pelan.

Tanpa basa – basi, Dae Hee menarik tangan kiri Kyuhyun dan melipat kemeja sang anak dengan pelan.

"Kenapa kau selalu menyembunyikan lukamu?" tanya Dae Hee dengan sangat pelan dan mata yang mulai berair.

"Akh..." ringis Kyuhyun saat Dae Hee mulai mengolesi obat luka bakar pada kulitnya yang sudah memerah.

"Apa sangat sakit?" tanya Dae Hee cemas sambil menangis

"Ani eomma.. Aku tidak apa – apa.. sungguh.." ucap Kyuhyun dengan senyuman menahan sakit, "Uljima.." ungkap Kyuhyun sungguh – sungguh, "Kenapa appa dan eomma jadi sering menangis saat sedang bersamaku? Aku tidak suka melihatnya.." ucap Kyuhyun sedih.

"Mianhe.." Dae hee menghapus air matanya dan kembali menunjukkan senyum indahnya pada Kyuhyun. Setelah itu, ia kembali merapikan lengan kemeja Kyuhyun dengan hati – hati. "Bagaimana gimbap nya? Kamu menyukainya?" tanya Dae Hee dengan wajah gembira yang dibuat – buat.

"Iya.. aku menyukainya.." jawab Kyuhyun dengan anggukan.

"Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan berkuliah di jurusan musik?" sang eomma bertanya dengan antusias.

"Nde.. Aku suka dengan pelajaran – pelajarannya! Aku mendapat banyak pengetahuan musik yang tidak kuketahui sebelumnya, eomma.." jawab Kyuhyun dengan semangat.

"Lalu bagaimana kabar teman – teman SMA mu itu? Mereka sempat memusuhi eomma karena sikap eomma padamu dulu hahaha.. Mereka teman – teman yang sangat baik.." ungkap Dae Hee dengan tawa.

"Kami masih terus berhubungan.. Jong ki mengatakan ingin menjadi Picasso.. sekarang ia menggeluti jurusan seni lukis di universitas yang sama denganku, dia kadang menunjukkan hasil lukisan abstraknya padaku saat istirahat makan siang" kyuhyun terkikik geli mengingat kelakuan aneh sahabatnya, "Onew dan Shi Yoon juga sedang belajar menjadi chef, mereka mengatakan bahwa akan segera mengirimkan surat pengajuan sebagai chef di sini setelah lulus nanti hahaha.." Kyuhyun kembali tertawa, "Sedangkan Hongki.. Ia melanjutkan kuliahnya di Jepang, dia mengajariku bahasa jepang dan mengirim beberapa komik jepang favoritku beberapa hari yang lalu.." cerita Kyuhyun dengan antusias.

"Lalu Kibum.." Kyuhyun menerawang sejenak memandang lalu lalang mobil di jendela sampingnya sambil tersenyum tipis, "Anak itu melanjutkan sekolahnya di bidang kedokteran.. Bidang itu memang cocok untuk anak serius seperti dia.. hahaha.. Dia mengatakan bahwa akan segera mengambil pendidikan spesialis di bidang paru – paru karena ingin menyembuhkanku..", Kyuhyun menundukkan wajahnya sambil menghela napas, "Aku merindukan mereka eomma.. sangaaat.." ungkap Kyuhyun sambil memanyunkan sedikit bibirnya.

"Eomma paham perasaanmu.. Mereka juga pasti merindukanmu, Kyunie.." ucap Dae Hee sambil membelai sayang pipi putih Kyuhyun, "Eomma senang kau memiliki teman - teman yang sangat baik seperti mereka, sayang.." ucap Dae Hee dengan senyuman lebar, "Oh iya.. Karena kau membicarakan tentang paru – paru, eomma jadi ingat tentang terapi pernapasanmu.." Wajah Dae Hee berubah menjadi serius seketika, "Bagaimana dengan terapi mu? Kau tidak pernah melewatkan jadwal setiap minggunya, bukan?" tanya Dae Hee dengan penuh selidik.

Kyuhyun yang mendengar pertanyaan tersebut langsung mengalihkan perhatiannya ke jendela. Ia berusaha menghindari tatapan tajam sang eomma.

"Dia sudah melewatkan jadwal terapinya dalam tiga minggu ini, Dae Hee-ah.." celetuk Jungwon dari meja kasir.

"Appa!" teriak Kyuhyun dengan wajah kesal pada sang appa. Rahasianya terbongkar karena ungkapan sang appa.

"Benarkah Jungwon-ah?" tanya Dae Hee dengan wajah tak percaya. Jungwon pun hanya menggangguk enteng membalas pertanyaan Dae Hee.

"Eomma.. bukan seperti tu.." Kyuhyun berusaha membela dirinya. Tapi tatapan penuh selidik yang diberikan Dae Hee mengintimidasi dirinya. "Baiklah.. Aku mengaku bahwa sudah melewatkan jadwal terapiku selama tiga minggu.." ungkap Kyuhyun pasrah.

"Wae? Kau tahu sendiri bahwa kau harus selalu melakukan terapi itu secara rutin.. Kau bahkan sudah mendengar penuturan dokter mengenai kondisi paru – parumu, nak.." ungkap Dae Hee dengan wajah khawatir.

"Iya, aku tahu.. Tapi.." Kyuhyun menundukkan kepalanya sambil berpikir mengenai cara untuk menjelaskan pada sang eomma, "Terapi itu sangat menyakitkan eomma..." bisik Kyuhyun pelan, "Aku selalu merasa seperti boneka rusak setelah melakukan terapi... Aku tidak berdaya melakukan apapun.. Sakit, eomma.." lanjut Kyuhyun lirih sambil menunduk.

"Kyunie..." bisik sang eomma dengan tetesan air mata yang tak terasa sudah membasahi pipi putihnya.

"Tidak banyak perubahan yang terjadi dengan kondisi paru – paruku.." ucap Kyuhyun yang mulai mengangkat kepalanya, "Dokter juga sudah mengatakan sejak awal bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan kondisi paru – paruku pada usiaku saat ini..." lanjut Kyuhyun dengan menatap lurus Dae Hee.

"Tapi.. kita harus tetap berusaha, nak.." lirih Dae Hee, "Eomma ingin kau sembuh.. Eomma tidak ingin kau terus menerus merasa sakit.." tangis Dae Hee.

"Aku sudah tahu batas tubuhku..." ucap Kyuhyun dengan senyum tipis yang ditujukan untuk menenangkan sang eomma, "Aku hanya perlu menjaga tubuhku agar tidak terlalu lelah, iya kan?.. Dengan begitu, aku tidak akan merasa sakit.." ungkap Kyuhyun kembali.

"Tapi, nak.." sanggah Dae Hee.

"Aku justru terus kesakitan setiap minggunya jika terus menerus melakukan terapi itu..." senyum di bibir Kyuhyun kembali memudar, "Aku lelah, eomma.. Mari kita hentikan terapi itu, hmm?" rajuk Kyuhyun dengan wajah sayu, "Kumohon..." lirih Kyuhyun.

Melihat tatapan sang anak, Dae Hee langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kursi sang anak dan memeluknya dengan erat.

"Arasseo.. arasseo.." bisik sang eomma sambil mengecup puncak kepala Kyuhyun, "Mianhae.. mianhae karena sudah membiarkanmu kesakitan sangat lama... mianhae.. mianhae..." ungkap Dae Hee dengan air mata yang tak kunjung henti membasahi wajahnya.

Kyuhyun hanya bisa menenggelamkan wajahnya pada tubuh Dae Hee dan meluapkan rasa sakitnya selama ini. Anak itu menangis.

'Cling' Suara lonceng pintu masuk berbunyi. Pertanda bahwa ada pelanggan yang masuk.

"Selamat datang di..." Jungwon sudah bersiap menyambut pelanggan yang menutupi wajahnya dengan masker dan topi, "Oh.. kau datang Siwon-ah.." sapa Jungwon dengan senyuman.

"Hmm.. appa.." Siwon menggangguk berjalan mendekati Jungwon dan memeluknya, "Aku datang untuk menjemput Kyuhyun.. Kami ada jadwal bersama siang ini.. Bagaimana kabarmu, appa?" tanya Siwon sambil mengusap lembut lengan Jungwon.

"Baik.. sangat baik.." ucap Jungwon sambil menepuk pelan punggung Siwon, "Bagaimana kabar appa mu? Apakah dia sudah pulang dari perjalan bisnisnya di Jepang?" tanya Jungwon penasaran.

"Appa sedikit stress dengan bisnisnya di Jepang, dan ia mengatakan padaku bahwa ingin segera bertemu denganmu dan minum bersama.." Ungkap Siwon, "Tunggu saja.. Dia pasti akan segera menghubungimu.." Ucap Siwon dengan senyuman.

"Hmm.. arasseo.." Angguk Jungwon, "Kau ingin minum apa? Coffee Latte seperti biasa?" tanya Jungwon pada Siwon.

"Nde, appa.. Tapi aku tidak akan lama karena harus segera menuju ke lokasi shooting bersama Kyuhyun, jadi tolong dikemas dalam cup saja ya, appa.."jawab Siwon dengan anggukan.

"Baiklah, akan appa buatkan... Sekarang tangani saja adikmu dulu.." ucap Jungwon sambil menggerakkan dagunya ke arah tempat duduk kyuhyun dan Dae Hee.

"Oh? Dia sedang menangis? Wae?!" tanya Siwon dengan mata yang melebar. Jungwon hanya menjawab dengan senyuman. Karena tidak mendapat jawaban yang jelas, akhirnya Siwon pun segera mendatangi tempat duduk Kyuhyun dan eommanya.

"Yak?! Ada apa Kyuhyun-ah? Kenapa kau menangis?" tanya Siwon sambil memegang wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya.

"Hyung.." ucap Kyuhyun sambil mengusap matanya yang basah oleh air mata.

"Eomma.. kenapa kyuhyun menangis?" Siwon masih berusaha mendapatkan jawaban.

"Dia merajuk pada eomma untuk menghentikan terapi pernapasannya.. Dia tidak tahan dengan rasa sakitnya.." ucap Dae Hee dengan senyum tipis.

"Kyuhyun-ah.. Tapi bukankah lebih baik jika kau tetap.." perkataan Siwon terputus. Kyuhyun sengaja memasukkan satu potong gimbab ke mulut hyung nya agar berhenti bicara.

"Masita, hyung?" tanya Kyuhyun sambil tertawa. Dae Hee hanya bisa tertawa saat melihat kelakuan jahil anak bungsunya.

"Yak!" Siwon berteriak kesal dengan kelakuan adiknya, "Eomma.. lihat kelakuannya pada.." rajukan Siwon kembali terputus karena lagi – lagi Kyuhyun memasukkan satu potong gimbap ke mulut Siwon dan terkikik geli setelahnya.

Dae Hee yang melihat Kyuhyun tertawa dengan keras, justru merasa terharu. Matanya kembali memerah karena rasa bahagia melihat wajah Kyuhyun yang dipenuhi tawa. Selama ini, ia lebih sering melihat wajah sedih, takut, atau tawa palsu di wajah putra bungsunya. Namun, melihat tawa lepasnya hari ini.. hatinya terasa sangat hangat.

Dae Hee justru membelai lembut rambut coklat Kyuhyun. Ia bahkan mengacuhkan wajah kesal Siwon yang dijahili oleh putra bungsunya.

"Ini minumanmu Siwon-ah.. lebih baik kau berangkat sekarang karena kudengar jalanan cukup padat hari ini.." Saran Jungwon pada Siwon.

Siwon pun segera menerima minuman tersebut dan menarik tangan Kyuhyun menuju pintu keluar. "Kami pergi.." ucap Siwon dengan mulut masih penuh dengan gimbap.

Kyuhyun yang melihatnya masih tertawa geli. "Kami pergi eomma appa.. Sampai jumpa di Jeju nanti malam.." teriak Kyuhyun dengan tawa sumringah di ujung pintu.

.

"Aku senang melihatnya tertawa seperti itu.." gumam Dae Hee.

"Tawa yang langka untuk Kyuhyun.. Semoga dia semakin sering menunjukkan tawanya yang seperti itu.." jawab Jungwon dengan senyum tipisnya, "Mengapa Kiho tidak ikut kemari?" tanya Jungwon.

"Dia masih tidur saat aku pergi, sepertinya dia kelelahan.." jawab Dae Hee sambil kembali meneguk kopi buatan Kyuhyun, "Jungwon-ah.. apa Kyuhyun masih phobia pada kembang api?" tiba – tiba Dae Hee bertanya dengan wajah yang tampak serius.

"Tampaknya masih.. dia selalu menghindari pasar malam dan perayaan yang dihiasi kembang api.. Leeteuk juga pernah bercerita padaku bahwa Kyuhyun selalu izin meninggalkan panggung lebih cepat saat harus menghadiri acara yang menampilkan kembang api.." jawab Jungwon dengan nada sedikit khawatir.

Dae Hee menghela napas sedih. "Kyunie ku yang malang... Ketakutannya pada kembang api adalah salahku.. Ingatan buruk saat aku meninggalkannya di pasar malam 16 tahun yang lalu selalu terngiang saat ia melihat kembang api.." Dae Hee merasa bersalah.

"Dengan kau selalu bersamanya saat ini, kurasa ketakutannya pada kembang api dapat berkurang.." ucap Jungwon, "Kau tidak boleh pergi darinya lagi, Dae Hee – ah.." ungkap Jungwon serius.

"Aku tidak akan pernah meninggalkannya lagi. Tidak akan." Ucap Dae Hee yakin.

"Aku pegang kata – katamu.." ucap Jungwon dengan senyum lembut, "Kau akan berangkat ke Jeju dengan Kiho?" tanya Jungwon.

"Nde.. Ia sengaja memadatkan jadwal bisnis di Jepang agar bisa ikut serta dalam acara anniversary Super Junior di Jeju.." ungkap Dae Hee, "Kau juga ikut kan?" tanya Dae Hee kembali.

"Tentu.. Kyuhyun terus memaksaku untuk ikut sejak dua bulan yang lalu.." ucap Jungwon sambil tertawa geli.

"Kalau begitu, kita berangkat bersama saja.." saran Dae Hee dengan tawa lebar, "Aku dan Kiho akan mampir kemari sebelum berangkat ke Jeju nanti sore.. Bagaimana?" tanya Dae Hee senang.

"Ide yang bagus.." Angguk Jungwon setuju.

.

Di lokasi shooting

"Terima kasih atas kerja kerasnya" teriak setiap member pada para staff yang sudah membantu di lokasi shooting.

"Ini minuman kalian.." Teriak manager pada para member.

"Nde!" jawab para member serentak. Setiap member pun langsung berkumpul di dekat cool box untuk mengambil minuman.

Kyuhyun yang melihat seluruh hyungnya berdesakan mengambil minum, akhirnya mengalah dan memilih duduk di lantai sudut ruangan untuk mengatur napasnya yang masih terengah – engah setelah menari selama 1 jam tanpa henti untuk video klip terbaru super junior. Kyuhyun yang bermandikan keringat berusaha mengatur napasnya sambil memejamkan mata.

Saat Kyuhyun sedang berusaha mengatur napasnya, tiba – tiba sesuatu yang dingin terasa di lehernya. Hal itu membuat Kyuhyun kaget dan segera membuka matanya.

"Gwenchana?" tanya salah satu hyungnya dengan wajah khawatir sambil menyodorkan satu botol air mineral pada Kyuhyun.

"Hmm.. gwenchana, Leeteuk hyung" jawab Kyuhyun dengan senyuman, "Gomawo, hyung" ucap Kyuhyun sambil mengambil botol minuman dari tangan Kyuhyun.

"Kau seharusnya tidak menghentikan jadwal terapimu.." ungkap Leeteuk khawatir.

"Hyung mengatakan hal yang sama seperti eomma.." ucap Kyuhyun dengan wajah yang sedikit kesal.

"Aku hanya ingin kau sembuh, kyu.." ucap Leeteuk dengan wajah sedih.

"Lagi?! Kau lagi – lagi mengatakan hal yang sama seperti eomma!" ucap Kyuhyun dengan mata lebar karena rasa tak percaya, "Eotokhe?! Bagaimana bisa hyung mengatakan hal yang persis sama dengan eomma? Apakah kalian bertelepati?!" tanya Kyuhyun sambil memutar – mutar telunjuknya di atas kepala.

"Yak! Aku sedang berbicara serius!" ucap Leeteuk kesal.

"Aku bosan mendengar kalian selalu menanyakan keadaanku, hyuuuuung~~.." ungkap Kyuhyun sambil memanyunkan bibirnya dengan wajah kesal, "Aku baik – baik saja.. Kalian terlalu berlebihan.." jelas Kyuhyun dengan wajah marah yang menggemaskan, "Aku juga sudah tidak ingin membicarakan terapi itu lagi.. Rasa sakit saat terapi itu selalu terbayang jika aku membicarakannya.. berhentilah bertanya mengenai itu, hyung.." ungkap Kyuhyun sambil berusaha membuka botol minumnya.

Leeteuk menghela napas dari mulutnya, lalu menggigit bibirnya. "Arra.. arasseo.. mianhae.." ungkap Leeteuk penuh sayang sambil membelai rambut kyuhyun sekaligus poni coklatnya yang basah oleh keringat.

Kyuhyun hanya merespon leeteuk dengan anggukan sambil tetap serius membuka botol minumnya yang tampaknya sedikit susah untuk dibuka. Namun, tiba – tiba ada seseorang yang mengambil alih minuman kyuhyun dan menggantinya dengan minuman baru yang sudah terbuka.

"Oh?! Susu coklat!" teriak Kyuhyun senang, "Terima kasih, donghae hyung!" ungkap Kyuhyun dengan tawa lebarnya.

"Hmm.. Uri aegi.." ucap Donghae sambil mencubit pipi Kyuhyun gemas.

"Aissh!" teriak Kyuhyun kesal sambil menghindari cubitan donghae. Leeteuk yang melihat tingkah laku kedua dongsaengnya hanya bisa tertawa.

"Ayo semua bersiap – siap! Kita akan segera berangkat ke Jeju!" teriak manager dari arah pintu.

"Yeay!" teriak semangat beberapa member karena setelah sekian lama akhirnya super junior bisa merasakan liburan sejenak.

.

Pulau Jeju

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dua buah van tiba di halaman parkir sebuah rumah besar yang sengaja disewa untuk mereka menginap bersama. Rumah tersebut terletak tidak jauh dari pantai, sehingga pemandangan pantai tampak menghiasi rumah tersebut.

"Haaah.. akhirnya sampai juga.." gumam Donghae sambil merenggangkan tubuhnya sesaat setelah turun dari mobil.

"Eoh? Mengapa sudah ada mobil yang terparkir di sini? Apakah ada yang datang kemari selain kita?" tanya eunhyuk bingung saat melihat ada sebuah mobil sedan hitam mewah yang sudah terparkir terlebih dahulu di halaman rumah.

"Appa dan eomma ku juga datang kemari bersama appa kyuhyun. Mereka ingin membantu mempersiapkan makan malam kita hari ini.." ucap Siwon yang baru saja turun dari van, "Mereka hanya akan ikut menginap hari ini" Siwon pun akhirnya berjalan memasuki rumah besar itu.

"Yohooo! Berarti kita akan makan enak malam ini!" teriak Eunhyuk senang.

"Sudah sudah.. ayo cepat masuk!" perintah Leeteuk pada para member nya.

Kyuhyun yang baru saja turun dari van hanya tersenyum tipis melihat mobil eomma nya yang sudah terparkir di halaman. Ia pun memasuki rumah sambil menguap beberapa kali. Maknae super junior itu tampak baru saja bangun tidur.

.

"Oh kalian sudah datang?" Sambut Appa Kyuhyun dari ruang tengah.

"Nde ahjussi.. Kalian tiba di sini jam berapa?" tanya Leeteuk dengan ramah.

"Kami tiba satu jam yang lalu.. Apakah perjalanan kemari lancar?" tanya appa Kyuhyun kembali.

"Iya.. sangat lancar ahjussi.." jawab Leeteuk.

"Dimana appa dan eomma?" tanya Siwon pada appa Kyuhyun.

"Mereka sedang mempersiapkan makan malam di dapur, mungkin kalian bisa membantu mereka" saran Appa kyuhyun dengan senyum hangatnya.

Leeteuk, Siwon, dan beberapa member menyusul ke dapur untuk membantu mempersiapkan makan malam. Jungwon pun hanya tersenyum melihat mereka antusias membantu Dae Hee dan Kiho untuk mempersiapkan makan malam. Jungwon pun berniat untuk ikut menyusul mereka ke dapur untuk membantu, namun seseorang yang sangat dikenalnya baru saja memasuki pintu dengan mata kantuknya. Anak lelakinya hanya berjalan melewatinya sambil menguap beberapa kali, tanpa menyapa.

"Eheem..." Jungwon sengaja berdeham untuk mendapat perhatian dari sang anak. Namun, Kyuhyun tampak masih menghiraukan kehadirannya dan terus berjalan masuk ke dalam rumah.

Pada akhirnya, Jungwon menarik hoodie sang anak, sehingga Kyuhyun hampir terjatuh ke belakang.

"Appa!" teriak Kyuhyun kesal dengan ulah sang appa nya.

"Kebiasaanmu berjalan sambil tidur belum hilang juga hmm?" tanya Jungwon dengan tatapan yang tak kalah kesal, "Kau tidak lihat bagaimana kumpulan fotomu yang bertebaran di internet?! Hampir seluruhnya adalah foto tidurmu sambil berjalan!" ungkap Jungwon dengan nada tinggi sambil memukul kepala Kyuhyun pelan, "Bisakah kau lebih keren sedikit saat fans sedang mengambil fotomu? Appa saja malu melihat foto – fotomu itu!" gerutu Jungwon tak henti pada sang anak.

Namun, kyuhyun tampak acuh sambil merebahkan tubuhnya di sofa dan kembali memejamkan matanya.

"Apakah kau begitu lelah?" ucap Jungwon melembut sambil mengusap pipi Kyuhyun pelan, "Kau tidak menyapa eomma mu terlebih dahulu?" saran Jungwon pada sang anak.

"Ah, benar! Eomma juga sudah di sini.." Kyuhyun pun segera beranjak dari duduknya dan berlari mencari sang eomma. Jungwon yang melihatnya hanya tertawa kecil dengan tingkah kekanak – kanakan sang putra semata wayangnya.

.

"Eomma!" teriak Kyuhyun sambil berlari kecil dan langsung memeluk punggung Dae Hee yang sedang mencuci beberapa sayuran, dan meletakkan dagunya di bahu sang eomma.

"Oh uri Kyunie.." jawab sang eomma sambil memiringkan kepalanya sehingga keningnya dan sang anak saling bersentuhan.

"Bagaimana kabarmu, nak?" tanya Choi Kiho pada Kyuhyun yang masih memeluk sang eomma.

"Baik, appa.. Perjalanan bisnismu menyenangkan? Appa bawa oleh – oleh untukku dari Jepang?" tanya Kyuhyun dengan senyum lebarnya.

"Nde.. Jepang adalah tempat yang indah.." jawab Kiho sambil mengangguk, "Appa belikan komik kesukaanmu.. Akan appa berikan nanti saat kita pulang ke Seoul" ucap Kiho sambil menepuk lembut punggung Kyuhyun.

"Yeay.. Gomawo appa.." ucap Kyuhyun senang.

"Aish.. ingat usiamu sudah 20 tahun, kyu.." celetuk Siwon yang sedang memotong beberapa sayuran.

"Wae?! Aku tetap seorang maknae di sini.. hahaha.." jawab Kyuhyun bangga, "Ada yang bisa kubantu?" tanya Kyuhyun sambil memperhatikan beberapa hyungnya yang sibuk menyiapkan makan malam.

"Tolong ambilkan garam di plastik dekat kakimu, kyu" ucap Ryeowook yang tampak sedang memasak sesuatu.

"Chakkaman.." ucap Kyuhyun sambil mengambil bungkusan kecil dari dalam plastik tersebut, "Ige, ryeowook-ah.." ucap Kyuhyun sambil menyodorkan bungkusan tersebut pada Ryeowook.

"Haah..." Ryeowook menerima bungkusan tersebut sambil menghela napas, "Pergilah, Kyu... Kka.." ucap Ryeowook dengan wajah kesal bercampur sedih melihat bungkusan yang berada di tangannya. Ia tidak habis pikir bahwa dongsaeng terkecilnya bahkan tidak mampu membedakan gula dan garam.

"Wae?! Apakah ada yang salah?!" tanya Kyuhyun tidak terima karena diusir secara halus oleh Ryeowook.

"Kau pikir aku akan membuat sup dengan ini?!" tanya Ryeowook sambil menunjukkan bungkusan gula yang Kyuhyun berikan padanya, "Aku akan membuat sup bukan manisan, pabboya!" Ryeowook pun berjalan menuju plastik belanjaan yang berada di lantai dan mencari garam yang dimaksud, "Kau bahkan tidak bisa membedakan gula dan garam eoh?! Ini yang namanya garam!" teriak Ryeowook kesal sambil mendekatkan bungkusan garam pada wajah Kyuhyun.

"Mianhe..." ucap Kyuhyun setengah hati dengan wajah murung, "Ya sudah, kalau begitu aku akan melihat pantai saja.." ucap Kyuhyun sambil beranjak menjauhi dapur, "Kabari aku kalau makan malam sudah siap!" teriak Kyuhyun dari pintu keluar.

"Shireo!" jawab Ryeowook kesal pada Kyuhyun yang sudah meninggalkan rumah.

Sejak tadi, Kiho dan Dae Hee menyimak pertengkaran Ryeowook dan Kyuhyun dengan wajah bingung.

"Kejadian seperti ini selalu terjadi setiap hari, ahjumma ahjussi.. Kalian jangan memasang wajah bingung seperti itu.." jelas Leeteuk, "Justru kalau kyuhyun tidak membuat ulah seperti tadi, kita harus waspada apakah dia sakit atau sedang ada masalah lain.." ungkap Leeteuk sambil terus mengupas bawang di tangannya. Leeteuk yang mendengar pertengkaran kedua dongsaengnya tadi, hanya bisa menggelengkan kepala sambil tertawa kecil.

"Hahaha.. aku memiliki anak yang nakal rupanya..." ucap Dae Hee dengan tawanya, "Baiklah.. mari kita bakar daging – daging ini di luar!" ajak Dae Hee pada para member.

.

"Ayo kemari! Aku sudah siapkan tempat pembakarannya.." panggil Jungwon yang sedang mengipaskan kobaran api tempat membakar daging.

"Wah.. kita benar – benar akan makan enak hari ini!" ungkap Shindong senang.

"Siwon-ah.. ayo bantu eomma membakar daging – daging ini.." pinta Dae Hee pada Siwon, "Eunhyuk –ah, bisa bantu eomma ambilkan sayur serta bawang yang sudah dipotong Leeteuk di dapur?" pinta Dae Hee pada Eunhyuk.

"Oke, ahjumma.. aku ambilkan.." jawab Eunhyuk.

"Wah.. bau dagingnya benar – benar membuatku lapar.." ucap Donghae sambil menatap intens daging yang sedang dibakar oleh Siwon.

.

'DUAR DUAR DUAR' langit indah pulau Jeju tiba – tiba dihiasi oleh tebaran kembang api karena terdapat festival tak jauh dari rumah yang mereka sewa.

"Eoh? Kembang api? Apakah ada pesta kembang api malam ini?" tanya Eunhyuk yang baru saja kembali dengan membawa potongan sayuran dan bawang.

"Hmm kudengar ada festival kembang api di dekat sini.." jawab Sungmin.

"Waaah.. indah sekali.. Kita beruntung ke Jeju hari ini.." ungkap Donghae menatap langit dengan senyuman. Namun, senyuman itu seketika sirna dan tergantikan dengan wajah tak tenang donghae. Matanya menyisiri setiap sudut ruangan di sekitarnya, seakan sedang mencari seseorang.

"Siwon-ah, cepat balik daging yang..." ucapan Dae Hee terhenti, "Chakkaman..." wajah Dae Hee berubah serius dan menatap sekelilingnya dengan wajah khawatir, "Di mana Kyuhyun?!" teriak Dae Hee tiba – tiba, "Di mana Kyuhyun?!" teriak Dae Hee kembali.

"Bukankah dia menyusulmu tadi ke dapur, Dae Hee – ah?" tanya Jungwon dengan wajah yang tenang.

"Anio, appa... Dia tadi bertengkar dengan Ryeowook.. hahaha" ungkap Siwon sambil tertawa kecil, "Dia kesal dan memutuskan untuk bermain ke.." ucapan Siwon terputus oleh suara ledakan kembang api lain di langit.

'DUAR DUAR DUAR'

"...pantai seorang diri" lanjut Siwon dengan wajah yang berubah serius seketika.

"Cepat susul dia Jungwon-ah!" ucap Dae Hee dengan wajah khawatir yang semakin kentara.

Jungwon segera meninggalkan rumah dan berlari menuju pantai tanpa berpikir panjang.

"Kyuhyun – ah.." gumam Dae Hee sambil memegang dadanya yang bergerumuh cemas, "Cari adikmu, Siwon-ah... Bantu appamu mencari adikmu.. ayo cepat.." ungkap Dae Hee dengan mata yang sudah mulai memerah.

Siwon dan para member lain pun segera berlari meninggalkan rumah dan mencari keberadaan Kyuhyun.

.

Di pantai

"Kau sudah temukan kyuhyun, appa?" tanya Siwon pada Jungwon.

"Belum, Siwon-ah.." Ucap Jungwon dengan wajah cemas, "Dimana kau, kyunie?" gumam Jungwon dengan suara bergetar karena rasa khawatirnya, "Kau cari sebelah sana, dan appa akan mencari di sebelah sini.." perintah Jungwon pada Siwon.

"Arasseo" jawab Siwon sigap.

Siwon pun segera berlari menuju bagian pantai sebelah kanan bersama Donghae, sedangkan Jungwon dan Leeteuk mencari di bagian pantai sebelah kiri.

"Kyuhyun-ah!" teriak Siwon di tengah larinya. Udara semakin terasa dingin karena waktu sudah semakin malam. Bahkan udara berwarna putih sangat kentara dari mulut Siwon saat berteriak, "Kyuhyun-ah! Kau dimana?! Aissh!" teriak Siwon putus asa.

"Siwon-ah.." panggil Donghae dengan suara tercekat sambil melihat paparan air laut yang mulai pasang dengan gelungan ombak yang meninggi.

"Hmm?" jawab Siwon tanpa menatap donghae karena sibuk menyisiri keberadaan Kyuhyun di sekitar pantai.

"Igo..." ungkap Donghae dengan tatapan takut sambil menunjuk bagian tengah pantai dengan gulungan ombak yang tampak tinggi, "Itu bukan Kyuhyun, kan?"

To Be Continued

Hai... Setelah dua tahun, akhirnya baru bisa nepatin janji untuk memberikan chapter bonus untuk FF ini. Maaf, maaf, maaf.. Kesibukan kuliah memang tetap jadi prioritas utama.

Chapter Bonus hanya akan ada dua chapter. Kemungkinan chapter bonus part 2 akan diupdate bulan depan.

Terima kasih banyak yang masih mengikuti FF ini sampai sekarang. Aku usahakan untuk segera update chapter bonus berikutnya dan juga chapter selanjutnya dari 'Life is a Promise'. See ya!