Disclaimer : Semua karakter disini milik Tuhan YME, author cuma pinjem nama

Rate : T - to M

Genre : Romance, hurt, little angst

Warning : BL, YAOI, MPreg, Typos, cerita pasaran, OOC (mungkin ),jadi mohon dengan sangat sebelum membaca dibaca dulu bagian warning ini, tidak menerima bash kecuali kritik membangun, so please

DON'T LIKE DON'T READ

CASTS

Jung Yunho, Kim Jaejoong, Shim Changmin, Park Yoochun, Kim Junsu, Choi Siwon

.

.

.

.

.

MY DESTINY

.

.

.

.

Yunho Pov

.

Kupandang bangunan megah yang berada didepanku, seketika itu juga senyum manis tersungging dibibirku, tak menyangka aku dapat bekerja ditempat yang sangat susah dimasuki oleh masyarakat umum seperti aku. Sebelum memasuki bangunan megah tersebut, kembali kuperiksa keadaanku saat ini, baju seragamku, yang kemarin baru kuambil, setelah perusahaan menelponku memberitahu bahwa aku diterima bekerja disana, dan menyuruhku untuk datang mengambil baju seragam kerjaku.

' SELAMAT DATANG DI TOHOSINKI ENTERTAINMENT '

Kupandangi dengan bangga tulisan besar yang terpampang didinding lobi utama gedung ini, yah, sejak hari ini aku telah bekerja di perusahaan Entertainment yang membawahi artis - artis dan model - model papan atas negeri ini. Memang nama perusahaan ini agak berbau Jepang, dikarenakan sebagian saham perusahaan ini dimiliki oleh orang Jepang, dan juga banyak artis yang berasal dari Tohosinki ini memiliki karier yang bagus di Jepang.

Meski bekerja hanya sebagai office boy, aku tetap bangga bekerja disini, lagipula aku pasti bisa bertemu artis - artis papan atas korea yang sedang naik daun sekarang ini, yang biasanya hanya dapat kulihat dilayar kaca saja. Saat ini aku bersama beberapa orang yang sepertinya karyawan disini juga tengah menunggu didepan pintu lift untuk menuju lantai tempatku bekerja, yaitu lantai 8, gedung ini cukup tinggi, jumlah lantainya ada sepuluh lantai, dan aku ditugaskan memegang pekerjaan pada lantai 8 bersama 9 orang yang lain, setiap lantai mereka menugaskan masing - masing sepuluh orang office boy yang kemudian tugasnya dibagi dalam lima tim, setiap tim beranggotakan dua orang, mereka sudah memberitahukan teman satu timku yaitu namja bernama Park Yoochun, tapi aku belum sama sekali bertemu dengannya, tentu saja aku belum berkenalan dengannya.

TING~

Bunyi pintu lift yang terbuka didepanku, otomatis membuyarkan lamunanku. Sedikit terburu - buru aku masuk kedalam lift tersebut, aku sangat takut terlambat dihari pertamaku bekerja. Sedikit tak sabar, berharap semoga tidak ada yang akan menumpang lift ini dilantai selanjutnya, sehingga aku dapat mencapai lantai delapan dengan mudah. Namun harapanku itu sangat mustahil mengingat aku berada di perusahaan besar yang tentu saja banyak pekerja yang memerlukan jasa lift ini.

TING~

Pintu lift kembali terbuka saat lift tersebut baru mencapai lantai dua, terlihat telah menunggu lima orang namja, eh ani empat orang namja dan seorang yeoja didepan pintu lift ini, beruntung isi lift ini hanya aku dan dua orang yeoja karyawan perusahaan ini. Kelima orang tadi tampak terburu - buru memasuki lift dan namja yang berbadan kekar seperti seorang, atau memang seorang bodyguarg menekan angka 10. Kuperhatikan kelima orang tersebut, namun satu orang yang lebih menarik perhatianku, kulihat wajahnya dari samping, hidungnya yang mancung, kulit putih pucat, mata hitamnya yang besar dan indah, rambut yang berwarna kemerahan, kuperhatikan lagi sosok yeoja itu masih dari arah sampingnya, karena posisiku memang berada agak jauh disamping kirinya, kuarahkan pandanganku kekeseluruhan tubuhnya yang ramping, ketika tatapanku berhenti dibagian atas tubuhnya, sedikit heran, rata. Kuperhatikan lagi dengan seksama bagian tersebut, karena saat ini ia memakai sweater tangan panjang dengan kerah lebar berbentuk V yang mengekspos bagian rata tersebut. Omo, ternyata satu - satunya orang yang kusangka yeoja diantara kelima orang tersebut, adalah namja. Kutelan salivaku, kulihat sosok cantik tersebut tengah sibuk dengan ponselnya. Dan aku menyimpulkan bahwa namja cantik ini pasti salah satu artis Tohosinki Entertainment.

" Su ie, apakah aku ada waktu luang hari ini? aku ingin merawat tubuhku di SPA milik Heebon noona."

Kudengar bibir cherry itu membuka suaranya, aigoo, suaranya pun begitu halus, tampaknya namja berpostur berisi, berbokong ehm, seksi yang berada tepat didepanku ini yang tengah diajak bicara oleh namja cantik tersebut, kurasa adalah manajernya. Tampak ia membawa sebuah buku agenda untuk mencatat kegiatan artis asuhannya itu.

" Aniya hyung, pemotretanmu hari ini saja, akan memakan waktu hingga malam, besokpun jadwalmu sangat padat hyung, mungkin lusa kau baru dapat sedikit waktu luang."

" hhhh...siapa partnerku nanti?"

" Jessica ssi, Tiffany ssi, dan Seunghyun, hyung."

" Ne, aku tidak mau dipasangkan dengan model yang tidak profesional, menyita waktuku saja.."

Kali ini aku agak tersentak mendengar nadanya berbicara, dengan dagu yang sedikit terangkat, suara merdunya mengeluarkan nada datar dan dingin. Angkuh, itulah kesan yang dapat kutangkap saat ini.

" Ne hyung, oh ya, Siwon hyung akan datang juga nanti.." kudengar sipantat bebek itu kembali bebicara, sepertinya memberitahukan sicantik itu akan kedatangan seseorang, namun kulihat mimik wajahnya berubah menjadi dingin saat mendengar nama tersebut."

" Untuk apa datang kemari? bukankah ia tidak ada jadwal? jadwalku bersama Seunghyun eoh? jangan katakan kau merubahnya, akan kupastikan aku tak akan melakukan pemotretan itu."

" Ne hyung, aku mengerti."

Hening sejenak, sementara kulirik dengan sudut mataku sosok cantik itu kini sedang asyik mendengarkan musik yang berasal dari earphone ipodnya, sedangkan sang manajer tengah sibuk dengan agendanya, dan tiga namja yang berbadan kekar lainnya yang kusimpulkan adalah bodyguardnya itu, tetap pada posisinya masing - masing mengelilingi si pemilik mata indah itu.

TING~

Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri, saat tak kusadari bunyi lift yang ternyata sudah berada dilantai delapan, lantai yang kutuju, entah apa yang terjadi padaku saat itu, sedari tadi aku hanya fokus pada sosok cantik yang telah membuatku terkagum - kagum, dan pada akhirnya...

" Jung Yunho?"

" Eh?" aku tersentak saat wajah cantik itu telah berada didepanku, didepan dadaku tepatnya, karena ia sedang membaca name tagku.

Deg!

Rasanya jantungku akan terlempar keluar tubuhku saat dua mata doe bening itu bertemu dengan mataku. Kulihat jelas tahi lalat yang berada dibawah mata kirinya yang menambah manis wajahnya.

" Kau sudah tiba dilantaimu Office Boy, cepatlah keluar.."

JDERRR!

Rasanya seperti disambar petir saat mendengar nada angkuh dan dingin tanpa perasaan itu menyuruhku keluar dari lift, karena sedari tadi liftnya memang sudah berhenti, dan aku hanya terbengong saja ditempatku berdiri. Tanpa pikir panjang lagi segera kulangkahkan kakiku keluar dari lift tersebut, kutundukkan kepalaku agar tak terlihat mukaku yang merah padam menahan malu. Sedangkan bisa kupastikan kelima namja dibelakangku itu pasti akan tertawa terbahak - bahak melihat kelakuanku yang sangat memalukan barusan. Benar - benar awal yang berat, hwaiting Jung Yunho!

.

.

.

.

.

" Fiuhh.." kuseka keringat yang memenuhi dahiku, kulirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku, sudah menunjukkan jam lima sore, saat ini aku sibuk memeriksa tong sampah yang berada dilantai delapan gedung ini, sedangkan Yoochun, teman satu timku sibuk membenahi seluruh ruang dilantai ini, yah, sedari pagi tadi aku sudah berkenalan dengan namja ceria, berjidat lebar, dan bermarga Park itu. Sebentar saja kami sudah merasa cocok, dan akrab.

Saat ini aku tengah memeriksa tong sampah yang berada disebelah pintu masuk lift, kulihat seoarang namja berpostur tinggi, memakai setelan jas, berdiri didepan lift itu, sepertinya ia akan menumpang lift itu, sembari menunggu pintu lift terbuka, ia menyalakan sebatang rokok yang diambilnya dari dalam kotaknya, dan..

Pluk!

Kotak kosong itu dilemparkannya begitu saja kearah tong sampah yang berada dipeganganku, tentu saja lemparannya itu tepat, akan tetapi kotak rokok ringan itu mampir telebih dahulu dibadanku, baru kemudian terjatuh kedalam tong sampah yang sedang kupegang. Kutatap kesal wajah namja yang memang kuakui tampan itu, tersungging senyum tipis yang terkesan meremehkan, menatapku sekilas sebelum kemudian ia bergegas memasuki pintu lift yang sudah berdenting.

" hhhh...ada - ada saja cobaanku hari ini.." aku hanya dapat mendesah pelan sebelum kembali ke basecamp kami, untuk berganti baju dan bersiap - siap pulang.

Kususuri koridor sepi dilantai yang paling tinggi gedung ini, sekarang aku sudah berada dilantai delapan gedung megah ini, waktu sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam, sudah cukup malam untuk pekerja sepertiku ini. Tuan Jisung, bosku tadi memintaku untuk menemaninya membereskan ruang pemotretan yang akan dipakai besok dilantai ini. tak terasa karena asyik dengan pekerjaan yang hanya kami lakukan berdua itu, dalam hati aku mensyukuri kalau Tuan Jisung lebih mempercayaiku dari yang lain untuk menemaninya bekerja lembur, itu berarti aku memiliki nilai lebih. Sedangkan temanku yang lain, sudah duluan pulang.

" Jung Yunho, aku duluan ya..kau tidak apa - apa kutinggalkan disini?"

" Gwaenchana Jisung ssi, aku sebentar lagi selesai kok."

" Arraso, aku duluan ya, eh nanti kalau pulang, tolong sekalian pulangkan kembali tangga yang kita pinjam keruang pemotretan diujung gang itu ya.."

" Ne Jisung ssi..."

" Tak usah memanggilku seperti itu Yun, panggil aku Ahjussi saja eoh?"

" Eh, n-ne, a-ahjussi, hehehe..." sedikit canggung aku memanggil Jisung ssi.

" Nah begitu lebih enak kedengarannya, lebih akrab, arra, aku pulang dulu ne? sampai besok Yun, datanglah pagi - pagi."

" Ne, Jisung ahjussi, anneyong.."

Kulambaikan tangan tangan Jisung ahjussi berpamitan dari jauh, kupandangi punggungnya hingga menghilang dibalik tembok, dan bergegas kurapikan pekerjaanku bersiap - siap hendak pulang juga, oh ya aku teringat, aku harus mengembalikan tangga sesuai perintah Jisung ahjussi tadi.

Kini tibalah aku didepan sebuah ruangan yang ditunjuk Jisung ahjussi tadi, salah satu ruang pemotretan yang berada dilantai paling atas gedung ini, lantai ini memang dipergunakan khusus untuk pemotretan para artisnya. Kulangkahkan perlahan kakiku sambil tanganku menenteng tangga lipat yang cukup ringan bagiku. Namun, sebelum kuteruskan langkahku, kedua telingaku menangkap suara - suara aneh yang berasal dari dalam ruangan tersebut, terpaksa kuurungkan langkahku yang hampir menyentuh ruang tersebut, kuletakkan perlahan tangga tadi disembarang tempat.

Kulongokkan terlebih dahulu kepalaku kedalam ruangan tersebut, dan telingaku semakin mengangkap suara tersebut yang menyerupai suara manusia yang seperti sedang merintih dan memohon, itu yang kutangkap, sedang suara manusia yang satunya lagi, entah seperti bernada mengancam. Dan sepertinya, aku mengenal suara ini. akhirnya aku memutuskan untuk memasuki ruangan tersebut, kulangkahkan kakiku perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan bunyi sedikitpun, kucari arah suara yang semakin jelas itu, sepertinya suara itu berasal dari balik tirai putih dibelakang sebuah panggung mini didalam ruangan ini. Kusibak perlahan tirai tersebut, dan mataku terbelalak sempurna saat melihat pemandangan dibalik tirai tersebut.

Aku melihat namja cantik yang bertemu denganku didalam lift tadi, tengah tersudut dipojok dinding tak jauh dariku, seorang namja yang posisinya membelakangiku, tengah menindih tubuh kecilnya sekarang, sementara namja cantik itu, sepertinya ingin menolak perbuatan namja diatasnya, akan tetapi aku melihat ia seperti lemas tak bertenaga, jadi gerakannya hanya menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan, saat namja diatasnya mencoba menciumi wajahnya, tidak jelas apa yang diucapkan bibirnya, yang jeas itu nada penolakan, dengan cepat aku menyimpulkan, namja cantik itu tengah dilecehkan. Entah mengapa, melihat hal tersebut hatiku mendidih, kudekati mereka yang tak menyadari akan kehadiranku.

BERHENTI! LEPASKAN DIA!

Mendadak kegiatan namja diatas sicantik itu berhenti, dan menolehkan kepalanya, saat mendengar bentakanku.

K-KAU! APA YANG KAU LAKUKAN HAH? KAU MENCOBA MELECEHKANNYA YA?

Tanpa menjawab perlahan namja yang tingginya sepantar denganku itu berdiri dari posisinya, berjalan kearahku, dan..

BUGH!

ARRGGH!

Aku mengerang kuat tatkala bogemnya nyasar dipipiku, aku sedikit terhuyun kebelakang. Kuraba sudut bibirku yang berdarah, dan tanpa menuggu waktu lama lagi, aku segera menyerangnya dengan tehnik Hapkido yang telah kupelajari sejak kecil, kulirik namja cantik disudut dinding itu tampak ketakutan.

Tak berapa lama, aku dapat mendesak namja tinggi berlesung pipi itu, bertubi - tubi tubuhnya menjadi sasaran bogem mentahku, dan akhirnya ia melarikan diri dari tempat itu.

Kudekati sicantik yang tampak pucat ketakutan, baju yang dikenakannya tampak sudah awut - awutan, kujongkokkan badanku sedikit agar aku dapat menatap wajahnya.

" Gwaenchana?"

" G-gwa-aencha-na, g-gomawo, mmmhh..."

Kutatap gerak - gerik tubuhnya yang menurutku seperti orang yang sedang mabuk, saat ini ia hanya memejamkan matanya dan menggigit bibirnya, sepertinya ia sedang menahan sesuatu. Lalu kutepuk pelan pipi pucatnya.

" Hey, kau bisa pulang? apa perlu kuantar?" kuusap pelan peluh yang membasahi keningnya, sedikit heran, ia berkeringat, sedang menurutku, cuaca disini sukup sejuk. Dan betapa terkejutnya aku, saat tiba - tiba tangannya memegang tanganku yang berada dikeningnya saat ini, mata doenya yang terlihat begitu sayu sekarang menatapku lemah, sejenak tatapan kami bertemu, sementara tangannya yang memegang tanganku bergerak menarik tanganku kearahnya, sehingga dadaku saat ini telah menempel dengan dadanya, dengan posisiku yang masih berjongkok dan ia bersandar didinding ruangan yang kupastikan tak ada seorangpun lagi disini saat ini.

Dengan posisi ini, aku sungguh tak dapat menguasai detak jantungku, wangi vanila yang berasal dari tubuhnya begitu nyaman terhisap dihidungku, deru nafasnya yang terdengar memburu, tidak berbeda halnya denganku, jujur, aku memang terpikat dengan wajah malaikat makhluk yang kunilai sangat angkuh itu. Namun saat ini aku tak menemukan keangkuhannya sedikitpun.

" K-kalau k-kau tidak keberatan, m-mari kuantar, k-kajja."

Kali ini aku memberanikan diri menarik tanganku yang masih dalam genggamannya, dan beranjak menjauhkan diriku untuk beranjak dari tempat ini, mengajaknya pulang, kupikir ia sedang mabuk berat saat ini. Namun apa yang diperbuatnya sekarang benar - benar membuatku dapat berhenti bernafas. Melihatku hendak menjauh darinya, tanpa kusadari kedua tangannya telah dikalungkannya dileherku, dan menarik leherku tersebut, sehingga aku terduduk dihadapannya, tepat dihadapannya. Dengan kedua tangannya yang masih dikalungkan dileherku, perlahan bibir cherry itu menggumamkan kata yang membuat mata sipitku terbelalak lebar.

" Aniya, kau hanya perlu menemaniku malam i-nih, ahhh,,,namja brengsekh i-tuh telah memberi obat perangsang kepadaku...jebbal..a-kuu...membutuhhkanhhmu..mmmh.."

" T-tapi, a-aku..."

BRUKK...

Belum selesai aku menyelesaikan kalimatku, tubuhku sudah didorongnya hingga terguling, dengan cepat ia segera menaiki tubuhku. Ya Tuhan, sungguh berat cobaanku dihari pertamaku bekerja.

.

.

.

.

tbc/delete?

need review!