.

.

Dua buket mawar putih dan lili putih tergeletak diatas makam Jaejoong. Kyuhyun dan Yunho memejamkan matanya sebentar, kemudian membukanya lagi. Mereka hanya sekedar menyapa orang yang dicintai, yang telah lebih dulu pergi.

Keduanya lalu melihat Heechul yang sedang menggoda Wonhyun, membuat bocah itu mengejar Heechul yang membawa sekotak cupcake. Bibir-bibir itu saling mengulas senyum lucu kala melihat Heechul yang tertawa lebar sambil berlari.

Rasanya seperti mimpi sekarang. Seluruh keluarganya berkumpul disini. Kyuhyun pun bisa merasakan, Jaejoong sedang duduk bertopang dagu, tersenyum melihat kedua orang yang tengah tertawa lepas.

"Apa ada sesuatu yang membuatmu senang, Kyu?"

Ucapan Yunho barusan membuat Kyuhyun tersentak lantas merundukkan kepalanya. Bagaimana ayahnya bisa tahu?, batinnya.

Yunho tersenyum. "Kau tidak ingin berbaginya denganku, heum? Apa kau sudah tidak menyayangi laki-laki menyedihkan ini?"

"Ah, aniyo, Appa..." sergah Kyuhyun cepat.

"Lalu?"

Kyuhyun tampak bingung. Dia sendiri tidak tahu harus memulai dari mana cerita yang belakangan terangkai dalam catatan hidupnya. Dengan perlahan, tangannya terjulur dan Yunho bisa melihat cincin putih polos melingkar dijari manis putranya.

Bibir tebal itu kembali mengulas senyum, "Sepertinya banyak hal yang terjadi selama kau di Kediaman Choi..." goda pria musang itu.

Kyuhyun semakin menundukkan kepalanya saat mengingat lagi terakhir dia berada dikediaman mewah itu. Rasa panas yang menjalar dikedua pipinya membuat wajahnya semakin padam merona.

"Apa Wonhyun sudah tahu?"

Kini keduanya tengah berjalan ringan menyusuri taman dengan rumput hijau yang halus. Pemakaman khusus yang dibuat oleh Heechul untuk adik kesayangannya. Membuat makan itu tidak terlihat mengerikan dan mereka menganggapnya hanya taman, dan Jaejoong selalu menunggu disana.

Kali ini kepala yang tertunduk itu menggeleng.

"Mwo? Wonhyun belum tahu?"

Pemuda itu berhenti dan diam mendengar lontaran Yunho barusan. Sejujurnya dia bingung untuk mengatakannya pada Wonhyun, mengingat putranya itu sama sekali tidak menyinggung dimana dan siapa ayah kandungnya karena posisi 'Ayah' diisi oleh Yunho dan Changmin selama ini.

"Jja! Tangkap ini! Hahaha!" Heechul berlari kebelakang Kyuhyun dengan tangan yang masih mengacungkan kotak kearah Wonhyun.

"Chullie Samcheon~ jebal~ Hyunnie mau cupcake-nya, Umma~" bocah kecil itu berlari kearah Kyuhyun, berharap Sang Umma mau meminta pada Heechul untuknya.

"Hyung... Apa tidak lelah menggoda Hyunnie terus?"

"Aish! Arraseo!" pria cantik itu berdecak karena Kyuhyun mulai ikut campur. Dia berjongkok disamping Kyuhyun dan perlahan tawa dibibirnya menghilang saat melihat seseorang yang kian mendekat.

Matanya yang seperti kucing itu menajam ketika seorang Choi Siwon berjalan kearah mereka. "Apa yang kau lakukan disini?!" tanya Heechul, sarkastik.

"A-aku yang memintanya datang, Hyung..."

Tatapan tajam Heechul langsung beralih pada Kyuhyun. "Kau..."

"Won-jussi?" terlihat Wonhyun mendekati Siwon yang lantas berjongkok, menyamakan tingginya pada bocah tampan, putra kandungnya.

"Annyeong, Hyunnie..." Siwon memberikan kantong kecil yang dibawanya pada Wonhyun.

Heechul lagi-lagi berdecak. Perasaannya seperti terulang kemasa dimana dia tahu bahwa adik laki-lakinya menjalin hubungan dengan rekan kerjanya sendiri. Mungkin sedikit berbeda karena sebenarnya Heechul tidak benar-benar menentang hubungan Yunho maupun Jaejoong karena mereka saling mencintai.

Beda halnya dengan Siwon yang sejak awal sudah menyakiti keponakan kesayangannya yang selama ini dia jaga dengan sangat baik. Rasa benci yang tertanam seolah sudah bertunas, tumbuh semakin subur yang berujung pada buah kebencian yang siap dipetik.

"Hyunnie, bolehkah jussi mendengarmu memanggil 'Appa'?"

"Ya!" suara teriakan Heechul membuat Kyuhyun maupun Yunho menghela nafas.

"Mwo? Appa?"

"Nde." Siwon mengelus rambut ikal kehitaman bocah tampan didepannya. "Appa merindukanmu, Hyunnie-ya..."

Bocah didepan Siwon perlahan mundur. Mungkin bagi orang dewasa, Wonhyun memang anak yang masih kecil, tapi sepertinya mereka lupa jika anak itu memiliki otak yang cerdas.

"Aniyo, Won-jussi. Appa Hyunnie sudah disurga dengan Jae Halmeoni." Wonhyun malah beringsut kekaki jenjang Yunho.

Pria bermarga Jung itu segera mengangkat cucunya dalam gendongan dan menepuk punggung Wonhyun sembari sesekali mengecup puncak kepalanya.

"Yun-boeji, Appa disurga, nde? Appa bersama Jae Halmeoni... Won-jussi bukan Appa Hyunnie..." sepasang tangan mungil Wonhyun melingkar erat dileher Yunho.

Yunho beranjak pergi karena sepertinya Wonhyun sedikit terguncang. Dan lagipula, anak kecil mana yang akan langsung percaya jika ada laki-laki asing yang tiba-tiba mengatakan bahwa dia adalah ayahnya.

Mungkin anak lainnya bisa langsung percaya, namun tidak dengan Wonhyun, yang sejak lahir hanya ada Yunho dan Changmin yang berperan sebagai sosok yang selama ini dia contoh.

"Wonhyun..."

Heechul segera berjalan kehadapan Siwon, yang seperti ingin menyusul Wonhyun, dengan tangan yang terlipat depan dada dan dagu yang terangkat angkuh. "See? Inilah buah yang dulu kau tanam, Choi."

"Chullie Hyung..."

"Diamlah, Kyu!" potong Heechul tanpa melihat kearah keponakannya. Mata hitamnya seolah ingin menikam kuat tepat dijantung pria tampan didepannya. "Meski aku tidak percaya pada Tuhan, tapi aku masih percaya adanya karma. Kalau begitu, selamat menikmati buah yang kau tanam, Tuan Choi."

Heechul menggeret tangan Kyuhyun menuju mobil yang mereka gunakan untuk kemakam. Dia tidak perduli pada Kyuhyun yang memberontak pelan, yang jelas, sakit dihatinya sulit hilang meski dulu dia pernah berjanji untuk merestui hubungan antara Siwon dan Kyuhyun.

...

...

...

"Berhenti membicarakannya! Aku muak!"

Kepala Kyuhyun tertunduk takut saat mendengar bentakan Heechul. Dia hanya ingin meyakinkan Heechul bahwa Siwon sudah berubah, hanya saja sepertinya sulit bagi pamannya untuk menerima keberadaan laki-laki yang dia cintai.

"Hyung, kau tak perlu membentaknya." Yunho yang baru saja keluar dari kamar Wonhyun setelah bocah itu tertidur, berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri Kyuhyun dan Heechul.

"Ini bukan urusanmu, Jung!"

"Urusanku karena kau membentak putraku, Kim!"

Dari balik poninya Kyuhyun bisa melihat Heechul tengah beradu pandang dengan Ayahnya. Entahlah, meski selama ini dia belum pernah melihat Ayahnya marah, tapi kali ini dia bisa merasakan aura Yunho sangat mengerikan.

Heechul berdecak kesal. "Kalian berdua sama saja! Walaupun kau sudah mengizinkan Siwon, tapi maaf, aku masih belum menerima pria brengsek itu!"

"Chullie Hyung..." desis Kyuhyun. Pemuda manis itu meremas ujung kemeja hitam yang dia pakai.

"Chullie-ya, ini sudah lima tahun, dan Siwon sudah membuktikannya padaku..."

Heechul kembali mendelik kearah Yunho. "Mwo?! Heh! Kau tidak tahu bagaimana rasanya, Jung? Ketika orang yang selama ini kau sayangi, saat itu diperkosa dengan tidak wajar sampai mengalami trauma. Kemudian mendapati kenyataan bahwa dia tengah mengandung, nasip sama seperti adik yang begitu kujaga. Mengandung tanpa adanya suami. Kau bisa merasakannya? Aku sendirian saat itu, menjaga adik dan juga keponakanku. Tidak ada kau, juga laki-laki brengsek itu!"

Selepas mengatakan hal yang terus mengganjal dihatinya setelah sekian tahun lamanya, Heechul melangkah menuju kamarnya. Dia lelah dan butuh istirahat.

Yunho tercenung mendengar perkataan Heechul. Begitu pula dengan Kyuhyun. Keduanya sama-sama bungkam. Disini Heechul bukanlah pihak yang salah, tapi setelah dipikir, keduanya seolah menyudutkan posisi pria itu.

...

...

...


Annyeong~ ^o^/

Kita ketemu lagi, Readerdeul~ Saya tahu kalian bosen dgn Author amatir ini _ _)v

Saya lupa bilang kalo Angel ada Epilognya :D *digebukin rame2

tapi Epilog hanya bakal saya post di WP, gwenchana, ne? *innocent smile

Yang ingin berkunjung kerumah sederhana saya, silahkan ke .com ^^v

Terima kasih

Annyeong~ ^^~