Chalice : Gomen telat Update (_ _), Chalice bener-bener sedang mengalami Writer block parah QAQ (sampai-sampai LONL, Which one, Neko? Dan Voca high School belum saya update-update TTATT) Oh well, yang penting, semoga senang membacanya XD
Disclaimer : I not Own Vocaloid, Only Yamaha and Crypton Future Media who have Vocaloid.
Warning : Gaje, Abal, aneh, TYPO, Miss TYPO, Tsundere and Kuudere Kaito kaga dapet!, Romance aneh, Lebay, dll.
~Happy Reading~
Siapa yang tidak mengenal Kaito Shion? Pangeran ke empat yang sangat dingin, pintar, 'sedikit' kejam, tidak punya perasaan dan 'jarang' tersesat dimana pun dan kapanpun selalu tersesat, baik sudah sering ketempat itu atau tidak.
Rumornya dia memilih masuk knight dibanding memilih mengatur kerajaan dan membela kerajaan seperti Akaito.
Mengatur strategi seperti, Len
Membantu mengurusin berkas-berkas untuk ditandangin dan membantu Akaito, seperti Dell, dan Gumiya
Gakupo dan Piko? Naah, Gakupo adalah trouble maker walau begitu keahliannya bermain katana tidak bisa di ragukan, dia tidak di ketahui memilih apa, Knight? Kaga jelas, ngurusin berkas-berkas seperti Dell dan Gumiya, Gakupo bodoh, strategi? Apa lagi, Samurai? Kelihatannya.
Piko? Tidak jelas.
Kenapa Kaito memilih menjadi knight?
Alasannya gampang.
Dia melindungin kerajaan ini, melindungin semua orang dan… orang yang ia cintai.
-10year ago-
Terlihat anak perempuan memakai jubah penyihir berjalan pelan di dalam istana menuju singasana ratu dan raja, anak gadis itu di kawal beberapa prajurit.
Gadis ini menampilkan wajah datarnya , dia memiliki rambut teal pendek yang diikat Twintail.
GREEEK!
Mereka masuk kedalam ruangan singasana raja.
Semua prajurit disana memberi hormat kepada sosok yang duduk diatas throne mewah disana.
"Yang mulia, kami membawa renkernasi penyihir terhebat, Miku Hatsune" ucap mereka.
"Bagus, bawa dia ke tempat itu dan bawa semua penyihir untuk mengajarinnya sihir, gadis ini penting untuk melindungin tempat ini dari ancaman yang akan datang" ucap yang di sebut raja itu, berambut kuning dengan wajah tersenyum senang.
"Baik" jawab mereka semua memberi hormat.
"…." Gadis tersebut memilih diam dengan wajah datar dan tatapan kosong
Dan mereka pergi ke suatu tempat
Di balik tiang terlihat anak laki-laki berwajah datar menatap pintu mewah tersebut tertutup.
'Tch, aku tersesat lagi, walau aku lahir dan tumbuh di tempat ini tapi aku selalu tersesat ya? Berbeda dengan saudara-saudaraku…' batin anak laki-laki tersebut kebingungan.
Dia melihat pintu besar yang sangat asing.
'Tempat apa ini ya?' batinnya dan membukanya
CKLEK!
Anak laki-laki tersebut membuka pintu tersebut dan melihat anak gadis berambut teal sedang duduk di atas kursi sambil di terangin sinar matahari yang keluar dari jendela.
Mereka saling menatap dengan wajah kaget,
Yes, That was first time they meet
-Now-
Di sebuah kamar yang serba biru tersebut dan di sebuah kasur King size biru tua dan di sana terlihat pemuda berambut biru sedang tertidur dengan tenang, tanpa suara yang mengganggu…
GUMPRYANG! PRANG!
Ralat… terdengar suara berjatuham di arah kamar pangeran pertama.
BUAK! KYAAAA!
Terdengar suara terdejot di kamar pangeran ke dua dan terdengar teriakan kesakitan Haku.
DUAK! PRANG!
Terdengar suara jatuh dan benda pecah di kamar pangeran ketiga.
Yap, pagi yang sangat 'tenang' yang penyebabnya dari 3 kakaknya yang selalu bangun secara 'tenang'
TOK! TOK! TOK!
"Kaito-sama, apakah anda sudah bangun?" ucap Haku sang Maid dengan halus sambil mengetuk pintu.
Kaito segera bangun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah pintu dengan wajah masih mengantuk.
"Ya," jawab Kaito sambil menguap dan tangan kanannya sedang menutup mulutnya
"Kalau begitu saya permisi untuk membangunkan Len-sama, Dell-sama, dan Piko-sama" ucap Haku memberi hormat dan pergi.
"…" Kaito hanya diam dan berbalik hendak mandi.
Kaito berjalan di lorong kerajaan dengan wajah datar, terdengar suara Gumiya memanggilnya.
"Kaito" panggil Gumiya.
Kaito segera membalikkan badannya dan melihat Gumiya memegang dengan satu tangan 5 lembar kertas yang di cekrekkan, Kacamata hitamnya terlihat dia memakainya
"Ada apa, Gumiya-Aninue?" Tanya Kaito kepada Gumiya.
"Ada tugas untukmu, memberantas penyihir di kerajaan tetangga, Teto Kasane, dan kabarnya penyihir itu hendak mengambil semua kekuatan Miku, aku harap kau cari dia dan aku yakin dia membawa pengawal jadi tangkap orang mencurigakan yang ada di istana ini atau di kerajaan," perintah Gumiya "ini informasi lebih lanjutnya, oh ya sekalian minta Gakupo membantu dalam persoalan ini" ucap Gumiya lagi dan memberikan 5 lembar kertas tersebut.
Kaito segera melihat tulisan-tulisan yang ada di berkas tersebut dengan wajah bosan 'merepotkan' gumamnya
Kaito segera menuju tempat Gakupo untuk meminta bantuan seperti Gumiya minta.
-Library Castle-
CKLEK!
"LUKA-SAAAMAAAA! KENAPA KAU LEBIH MEMILIH MENGAJARIN PIKO DI BANDING BERDUAAN DENGAN KUUUUU! KAU TAHU AKU CINTA DENGANMUU!"
"DIAM KAU, BAKA NASU!"
Kaito membukakan pintu dan melihat adegan yang sering ia lihat.
Gakupo memeluk kaki Luka sambil menangis 'patah hati' sedangkan Luka sedang bermuka memerah sambil memukul kepala Gakupo memakai harisen, terlihat Piko hanya sweatdropped melihat adegan yang sering ia lihat sambil memegang bukunya
"Hei, Gakupo Aninue" panggil Kaito dengan wajah datar.
Gakupo dan Luka menoleh kearah Kaito.
"Kaito ada apa?" Tanya Gakupo
"Ah. Kaito-sama, selamat pagi" ucap Luka sambil memberi hormat, terlihat di pipinya bersemu merah.
Kaito menanggapinnya dengan anggukan, Gakupo yang melihat Luka bersemu merah hanya merasa 'agak' marah.
"Kaito, ngapain kau kesini?! Kau mengganggu acara Lovey-dovey ku dengan Luka-chan?!" omel Gakupo dan berdiri di depan Kaito dengan gaya menantang.
"APA MAKSUDMU LOVEY-DOVEY, BAKA!" umpat Luka dengan wajah memerah dan memukul kepala Gakupo lagi dengan Harisen
"Oh. Aku tidak boleh ke perpustakaan lantaran kau sedang mencoba merayu Luka? Oh, kalau begitu aku permisi dan kau tinggal menunggu hukuman Gumiya karena dia meminta bantuanmu dalam satu kasus bersamaku, selamat pagi dan permisi~" ucap Kaito dengan suara Skartik dan hendak pergi dari ruangan tersebut.
"Eh? Gumiya aninue meminta ku dalam satu kasus… AAAH! KAITO TUNGGUU! JANGAN FITNAH KU BAHWA AKU TIDAK MAU, TUNGGUUU! AKU TAKUT DI HUKUM GUMIYA ANINUEE!" Pekik Gakupo dan berlari mengejar Kaito.
Luka dan Piko hanya bisa sweatdropped.
"Nah, Piko-sama, kita melanjutkan pelajaran kita yang tertunda tadi akibat kakak kalian,"ucap Luka dan di jawab Piko dengan anggukan.
"Jadi, kita mencari pengawal dan penyihir dari Negara musuh?" Tanya Gakupo sambil melihat isi berkas-berkas itu dan membolak-balik halaman kertas-kertas tersebut.
"Benar, kalau sampai Penyihir tetangga mengambil kekuatan Miku, aku takut Negara itu menghancurkan kerajaan ini" ucap Gumiya dengan wajah datar sambil melipatkan tangannya, ia masih tetap memakai kacamatanya.
"Jadi kita mencarinya di istana dan di luar istana kan?" Tanya Gakupo.
"Benar, tumben kau connect , Gakupo-Aninue" ejek Kaito dengan skartiknya.
"Itu bukan pujian bagiku, Kaito…" ucap Gakupo sweatdropped.
"Heh, baru sadar itu bukan pujian" ucap Kaito memalingkan wajah, tetapi dari nadanya Kaito mengejek Gakupo kembali.
"Sudah, sudah, Nah, Kalian cepat panggil beberapa prajurit untuk mencari, terserah kalian, mau diapakan asal jangan di bunuh, tangkap mereka dengan cara apapun yang penting buat rencana mereka gagal" ucap Gumiya dengan wajah datar "Oh, ya, kakak lupa kasih tahu, kalian cari Len dan minta bantuan bantuan pada nya juga, mungkin saja otaknya bisa di pakai" ucap Gumiya,
Kaito dan Gakupo mengangguk mengerti.
"Kalian tidak perlu mencari ku~ aku sudah ada di belakang kaliaaaaaaaan~" ucap Len muncul di belakang Gakupo dan Kaito.
Spontan saja 3 mahluk bermarga Shion itu kaget melihat Len langsung muncul.
"UWAAAA! LEN SEJAK KAPAN KAU DISANA!?" pekik Gakupo kaget.
Kaito hanya tetap membelalakkan matanya karena kaget
Gumiya menutupi kekagetannya dengan membetulkan posisi kacamatanya "Sejak kapan kau berada disana, Len?" tanyanya dengan datar.
"Sejak tadi kau menjelaskan kepada Kaito-aninue dan Gaku-aninue~" ucap Len senang
"Oh, baiklah, aku tidak peduli kenapa kau bisa ada disitu atau gimana, yang pasti aku tidak perlu menjelaskannya kembali" ucap Gumiya datar "saatnya memulai pencarian" lanjutnya
'Apakah kau kaga bingung melihat Aku/ Len muncul secara tiba-tiba, ANINUE?!'batin Len dan Gakupo sambil sweatdropped
Kaito dengan cuek bebek hanya mengangguk mengerti
"Disini di kota, dengan Lenny, dan Rinny, kami kaga menemukan ke anehan" ucap Len sambil duduk di atas kursi, memakai kacamata hitam, memegang Walkie talkie, wait a minute! Di jaman ini ada walkie talkie?! Wa, wait a minute! Jangan pencet back walau nih fic makin ngaco! *panic* apakah bakalan ada hape di jaman ini!? Atau mobil!? Atau motor? Atau perahu boat? A, atau- #ditendang Reader.
Yuna : udah! Lama-lama ntar EYDnya kacau kalau kau tetap ngomong terus, chalice!
Oke, oke, back to the story
"Hei! Namaku bukan Rinny, Len! Namaku Rin, baka Len!" umpat Rin dari atas atap rumah seseorang yang rumahnya berada di depan kursi yang Len dudukin
"Yah, yah, Rinny, apa kah kau melihat ada yang mencurigakan di sini?" Tanya Len kepada Rin.
"Hmm… tunggu sebentar aku akan lihat… kaga ada, aman, dan… HEI! KENAPA AKU SAJA YANG BEKERJA! SEDANGKAN KAU HANYA BERSANTAI! DAN LAGI NAMAKU RIN! BUKAN RINNY!" pekik Rin sambil menipuk Len pakai teropong.
DUAK!
"Ow…" Rintih Len sambil mengelus kepalanya yang sakit akibat timpukan Rin.
"Hmph! Baka Len" umpat Rin sambil membuang mukanya.
"Gakupo-aninue, bagaimana dengan keadaan di hutan?" terdengar Kaito bertanya kepada Gakupo.
"Kaga ada apa-apa, aku dan beberapa prajurit tidak menemukan keanehan" ucap Gakupo kepada Kaito
Gakupo segera mematikan Walkie talkie tersebut.
"Hei, apa yang kalian temukan di situ?" Tanya Gakupo kepada beberapa prajurit di sana
"Aku menemukan sebuah babi hutan"
"Nah, lepaskan"
"Aku menemukan pohon"
"…Are you baka?"
"Aku menemukan bunga, mungkin cocok buat kau menembak Luka-chan, Pangeran Gakupo"
"…Lumayan, thanks"
"…"
"Oh! Oh! Aku menemukan sesuatu yang hebat!"
"Apa itu?!"
"CENDRAWASIH! KEREEEN!"
"…"
Hening…
Disana hanya ada keheningan kecuali lelaki yang memeluk burung indah dengan senangnya sambil teriak-teriak GaJe
"Hei, Aku kembali" ucap wanita berambut bob sambil menarik sebuah ikatan.
Gakupo dan beberapa prajuritnya menoleh.
"Kau kemana saja, Meiko? Bukannya waktu berkumpulnya sudah lewat?" Tanya Gakupo.
"Aku tadi membasmi sesuatu, ini, di duga dari tentara Negara sebelah yang kuyakinin bersama penyihir itu" ucap wanita itu dan melempar sesuatu kepada mereka.
Terlihat 5 atau lebih orang berbaju ala prajurit terikat dan berada di depan mereka dalam keadaan terjatuh akibat di lempar Meiko.
"Wow, Kau hebat sekali, Meiko, walau kau wanita kau sangat kuat.." puji Gakupo kepada Meiko.
"Terimakasih atas pujiannya, Gakupo-sama" ucap Meiko dengan senyuman manis tapi bagi Gakupo dan yang lainnya itu adalah….SENYUMAN IBLIS!
"Tapi, Wanita itu tidak kuat, Gakupo-sama" lanjutnya "Mengerti?"
Semua yang berada di situ hanya mengangguk.
"Nah, Kita apa kan mereka?" Tanya Meiko.
"…."
"Hmm… kalian menemukannya ya?" Tanya Gumiya melihat 2 gerombolan terikat,
"Yap, yang ini berada di dalam hutan dan sedang membuat tenda, Meiko menemukannya saat dia ekpedisi disana" jawab Gakupo sambil menunjuk salah satu gerombolan terikat itu.
"Lalu… kenapa 1 gerombolan yang terikat ini mati?" Tanya Gumiya sambil sweatdropped melihat hasil tangkapan (?) Len.
"Ah… ini karena mereka ngelawan, mau gak mau aku dan Rin membunuhnya, soalnya mereka ada di dalam kota, aku takut mereka bisa melukai warga, hehe…he…" ucap Len dengan wajah tanpa dosa.
"Dasar…" gumam Gumiya sambil geleng-geleng melihat tindakan ceroboh adiknya.
"Walau begitu… Len, Kau sudah menghancurkan nyaris seperempat KOTAA!" Bentak Dell yang muncul dan memegang berkas-berkas kertas yang sangat banyak, dan terlihat wajahnya kelihatan marah.
"A, APA?!" pekik Gumiya dan segera membaca berkas-berkas yang di pegang Dell.
Gumiya segera menatap Len dengan wajah super kesal dan marah
"Hehehe. Gomenansai, Aninue…" ucap Len meminta maaf sambil tetap cengengesan.
Gumiya hanya memijat kepalanya yang terasa ada beban yang berat dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pasrah, cuman beberapa menit kemudian Gumiya sadar akan sesuatu.
"Kaito mana? Bukannya mencari penjahat di istana tidak bakal selama ini? Apalagi di bantu beberapa prajurit" Tanya Gumiya sadr kalau Kaito tidak ada.
"Nah, paling dia nyasar, diakan langganan tukang nyasar, dimana pun dan kapanpun" ucap Len sambil mengakat bahunya.
Gakupo hanya mengangguk setuju
"Haaaah…" desah Gumiya pasrah dan kembali memijat kepalanya yang semakin sakit karena masalah ini.
"Baiklah, kalian cari Kaito dan suruh menghadapku…" perintah Gumiya sambil duduk di kursinya.
Len dan Gakupo segera memberi hormat "Tentu saja kami akan mencari Kaito-aninue/ Kaito, Aninue" ucap mereka bersamaan dan pergi.
"Kalau begitu aku pergi juga ya, Gumiya-aninue" salam Dell dan pergi setelah mendapatkan balasan dari Gumiya berupa anggukan.
BLAM!
"Haaah… kenapa hari ini banyak yang merepotkan sih" hela Gumiya pasrah dan membenamkan kepalanya
Dell berjalan di lorong dan melihat salah satu lorong seseorang bersurai biru melewatinya.
'KAITO?!' batin Dell dan segera berlari mengejar dan membiarkan berkas-berkasnya jatuh.
"Lho? Dell, kenapa di buang kertasnya?" Tanya Akaito kebetulan lewat dan melihat kertas-kertasnya berserakan di lantai dan segera menatap Dell yang sudah jauh di depan mata.
"Haah… dia udah jauh, aku bawa aja deh ini ke ruangannya" gumam Akaito dan mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan itu.
"HEI! KAITO! HEEEI!" Pekik Dell.
Kaito yang sedang berjalan segera menoleh dan melihat Dell yang berlari ke arahnya.
"Ada apa, Aninue?" Tanya Kaito dan membalikkan badannya setelah mendengar teriakan Dell.
"Haah… kau pasti nyasar lagi, Gumiya-aninue, mencarimu tuh" ucap Dell.
Kaito mengangguk mengerti, dan mereka baru saja beberapa langkah berjalan mendengar sebuah teriakan.
"KYAAAA! AKU KAGA MAU DI CUCI OTAKNYAAA!" Terdengar suara pekikkan Miku, spontan saja Dell dan Kaito kaget mendengarnya.
"I, Itu suara Miku-sama!" pekik Dell kaget.
"Miku!" pekik Kaito dan segera berlari.
"Hei! Kaito tunggu! Kau salah arah ke ruangan Penyihir Miku!" pekik Dell dan mengejar Kaito yang larinya lebih cepat di banding Dell.
-While few Minute-
"Ukh.. kok belum ketemu-ketemu jalannya sih?!" umpat Kaito.
"Hah..Hah…" terlihat Dell berhasil berada di samping Kaito dan mengatur nafasnya,
"Sudah kubilang kau salah jalan dari tadi… hah… tapi kau kaga memperdulikannya" ucap Dell sambil tetap mengatur nafas "Dasar bagaimana bisa kau terus tersesat…kau selalu asal ambil jalan…" ucap Dell lagi.
"Kalau begitu, ayo kita ke lorong tersebut!" ucap Kaito dan hendak berlari lagi tapi di tahan Dell.
"Tunggu… kau salah jalan lagi kalau kesana" ucap Dell sambil sweatdropped.
"Hei! Aku yakin jalannya di sana! Menurut instingku ada disana" ucap Kaito sambil menunjuk lorong yang hendak ia masukin.
Dell tidak peduli apa perkataan Kaito dan menyeretnya ke jalan yang benar (emangnya Kaito udah ada di jalan yang salah alias jalan berdosa? #ditabok) 'Pantas saja dia suka tersesat rupanya, selalu memakai instingnya soalnya…' batinnya sambil sweatdropped
"Sampai juga" gumam Dell melihat Pintu megah di depan sana.
Kaito langsung menendang pintu itu dan menjadi hancur berkat tendangannya,
Dell hanya bisa sweatdropped dengan kakaknya dan terlihat wajah gadis magenta yang di duga sebagai penyihir Negara seberang kaget dengan kemunculan mereka.
"Akhirnya aku sampai juga disini, merepotkan sekali mencari jalan disini" ucap Kaito dan terlihat bahwa dia sedang death glare.
"Yah, semuanya gara-gara kau yang suka memilih jalan seenaknya sehingga kita tersesat, Kaito" ucap Dell sambil sweatdropped.
Teto hanya diam saja dengan ketakutan melihat mereka.
Dell melihat Haku tertidur di lantai dengan wajah seperti sedang bermimpi buruk, Spontan saja ia menggertak giginya dengan kesal.
"Nah, saatnya mengeksekusi dia" ucap Dell dan mengeluarkan pedang nya dari sarung pedang setelah melihat keadaan Haku.
Kaito membalasnya dengan senyuman tipis.
"Kalau begitu kuserahkan mahluk bor itu kepadamu, aku akan mengejar Miku" ucapnya setelah melihat sebuah jendela terbuka dan ia yakin bahwa Miku di bawa lewat sana.
"Hei! Aku bukan mahluk bor!" protes Teto kesal cuman protesan Teto tidak di pedulikan mereka.
"What ever" jawab Dell dengan cuek.
Kaito segera berlari menuju Jendela.
"Tidak akan ku biarkan!" teriak Teto dan bersiap mencast magic cuman sayang Dell langsung hendak menebas Teto dan Teto hanya bisa melindungin diri dengan wandnya
TRANG!
"Kau akan kubunuh karena sudah membuat Haku tersiksa mentalnya, Kepala bor" ucap Dell dengan wajah marah,
TWITCH!
Terlihat di kepala Teto terdapat 4 siku-siku.
"Sudah kubilang, Aku bukan KEPALA BOR!" Umpatnya kesal.
DRAP! DRAP!
Kaito mengejar pemuda bersiluet hitam yang membawa Miku pergi.
"TCH! Dia kaga mau berhenti…" decih Kaito kesal,
Kaito mempunyai akal cerdik dan segera ia berlari kearah samping dan masuk ke dalam semak-semak.
Zeito yang melihat orang yang mengejarnya hilang segera memperlambat larinya.
ZRAT!
Terdengar sebuah benda di hunus sampai terbelah dan spontan dia menoleh kea rah depan.
DUAAAAK!
Sebuah pohon jatuh di depannya segera ia menghetikan larinya dan melihat pohon itu dengan kebingungan
"Kenapa pohon ini terjatuh? Di lihat dari bentuknya, pohon ini belum tua dan rapuh, kenapa bisa jatuh ya—" Zeito sadar akan sesuatu karena ada keganjilan segera ia menarik pedangnya dari sarung dan menaruh Miku bersandar di pohon.
TRANG!
Seperti ia duga, Kaito loncat dari semak-semak dan langsung menyerang Zeito cuman sayangnya Zeito berhasil menahannya.
"Tch!" Kaito langsung loncat mundur, terlihat di wajahnya dia sedang kesal.
Zeito yang melihat wajah Kaito hanya mengeluarkan seringai
"Hahahaha! Aku kaga nyangka lelaki dingin sepertimu bisa mengeluarkan wajah kesal, apa penyebabnya? Ah, kau ternyata suka dengan penyihir ini, hehehe…" Provokator Zeito membuat Kaito geram.
"Kau…!" pekik Kaito kesal dan menyerang Zeito dengan brutal.
Zeito terus menghindari serangan Kaito dengan santai "Serangan brutal memang kuat tetapi banyak celah sehingga pertahananmu menurun!" ucap Zeito dan langsung menusuk perut Kaito.
"Agh!" Rintih Kaito kesakitan, mulutnya mengeluarkan sedikit darah
Zeito segera menarik pedangnya kembali, di mata pedangnya terdapat darah Kaito.
Kaito masih dalam posisi bertarung walau badannya sudah terhuyung karena luka di perutnya cukup dalam menyebabkan darah di perutnya tidak berhenti keluar.
Tangan kirinya memegang perutnya dan berharap darah nya berhenti keluar cuman hasilnya nihil.
Mata Kaito terasa buram, Darahnya kaga berhenti sedikitpun, Kaito terjatuh ke tanah dan menyebabkan tanah bercampur cairan merah Kaito,
"Hehehe, ini akhirmu, Pangeran ke empat" ucap Zeito dan hendak menusuk kepala Kaito.
Kaito menatap pedang yang sebentar lagi menusuknya dengan pandangan kosong,
"Ngg?" Terlihat Miku membuka matanya yang berati dia sudah sadar, betapa kagetnya melihat Kaito hendak di bunuh Zeito.
"Ka,KAITO!" pekiknya kaget bercampur takut,
TRANG!
Kaito dengan sigap menahan tusukan Zeito dengan pedangnya yang tadi tergeletak di sampingnya.
"Heh, aku tidak boleh mati, aku harus melindungin Miku baru aku boleh mati" ucap Kaito dengan wajah menantang.
"Tch!" decih Zeito kesal dan langsung loncat mundur sebelum Kaito menebasnya,
Miku segera berlari kearah Kaito dan memegang lukanya,
"Kaito! Kaito!" Pekik Miku panic "Lukamu dalam, apakah kau mau di sembuhkan dulu dengan healing?" Tanya Miku.
Kaito menggeleng kepalanya dan berlari kearah Zeito sambil menyereng pedangnya sehingga terdengar suara besi bergesekan dengan tanah.
"Nanti saja setelah membunuh mahluk itu!" teriak Kaito dan segera mengayunkan pedangnya.
TRANG!
"Ba, baka! Kalau begitu kau akan mati, BODOH!" umpat Miku cuman tidak di ubirs Kaito.
Kaito terus menyerang dan menghindar melawan Zeito.
CRAT!
Kaito berhasil menebas Zeito menyebabkan Zeito terbelah.
"Hah…Hah… aku berhasil membunuhnya.." ucap Kaito terengah-engah, terlihat wajah Kaito semakin memucat akibat darah dari lukanya masih terus mengalir dan tidak berhenti darahnya
Badan Kaito semakin goyah dan kehilangan keseimbangan sehingga dia nyaris saja menyentuh tanah kalau Miku tidak menahan Kaito.
"Kaito! Kaito!" ucap Miku panic melihat Kaito nafasnya semakin memburu dan keringat dingin turun dari pelipisnya.
"Astaga! Dia sudah kehilangan banyak darah! Apalagi dia memaksakan diri melawan musuh yang cukup kuat!" ucap Miku panic dan menaruh Kaito ke tanah dengan hati-hati.
"Baiklah! Aku akan menyembuhkanmu dengan healing walau kaga bisa sepenuhnya pulih tapi ini berguna untuk menutupi lukamu" ucap Miku walau ia tau atau tidak tahu kalau Kaito tidak mendengarkanya,
Miku segera menghealing Kaito.
"Ukh…." Kaito membukakan matanya perlahan.
"K-A-I-T-OOOOO!" pekik Miku dan langsung memeluk Kaito dengan erat,
"UKH!" pekik Kaito kesakitan karena lukanya terkena pelukan Miku yang super erat.
"Ara, ara, penyihir Miku, apakah kau lupa kalau kau memeluknya terlalu erat, lukanya bisa terbuka lagi" ucap gadis bersurai krim sambil menarik Miku.
"Muuuh… Mayu-chan, kau tahukan aku menunggu Kaito bangun walau dia sudah tertidur hampir 3 JAM! Tapi bagiku itu hampir setahun lebih!" ucap Miku melebih-lebihkan.
Mayu hanya bisa sweatdropped
"Tapi aku heran, kenapa kau membawa Kaito kesini? Kenapa kaga membawa ke penyembuh Mikuo? Saudaramu itu" ucap Mayu sambil sweatdropped
"Kalau Mikuo, nah, aku malas berurusan dengan saudara ku yang overprotective itu, lebih baik ke kamu aja, kau kan punya elixir~" ucap Miku santai.
"Iya.. cuman saying Elixir yang kubuat cape-cape di pakai" ucap Mayu sambil menghela nafas "sudahlah aku pergi dulu, cari bahan lagi buat elixirku…" ucap My dan pergi.
Tinggal Miku dan Kaito yang berada disini,
"Umm…Miku…" ucap Kaito dengan wajah memerah.
"Ada apa, Kaito?" Tanya Miku dengan wajah penasaran
"…"
"?"
"…"
"Kau mau ngomong apa sih, Kaito?! Kenapa kau diam aja?!" ucap Miku kesal karena Kaito hanya diam saja.
"Tidak jadi" ucap Kaito dan membuang mukanya.
"Muuuh! Kaito! Kau sukses membuat Miku penasaran tau! Kau mau ngomong apa siiih!" omelnya dan mencubit pipi Kaito dengan kesal.
"…" Kaito hanya diam saja tapi wajahnya menjadi merah setelah Miku mencubit pipi Kaito.
Miku yang melihat warna ganjil di wajah Kaito hanya kaget melihat reaksi wajah Kaito setelah ia mencubitnya.
Beberapa menit kemudian senyuman Seringai muncul di wajah gadis bersiurai Teal itu.
"Aaaah~ Aku tahu kenapa wajahmu meemeraaah~ kau suka denganku kan~?" Tanya Miku dengan ge-ernya.
Terlihat wajah Kaito sekejap memerah mirip tomat yang sangat matang, segera ia membuang mukanya yang sudah memerah.
"U, URUSAAI! Siapa yang suka denganmu,jangan geer deh!" umpat Kaito malu.
"Hihihi~ Kaito Tsundereee~" ucap Miku sambil mencubit pipi Kaito.
"BERISIK!" Pekik Kaito.
Dan ini lah momen-momen terindah untuk 2 insan ini.
"Kaito… Daisuki yo" ucap Miku tiba-tiba.
Spotan saja ungkapan Miku membuat Kaito kaget.
"E, Eh?" Tanya Kaito dan menoleh kearah Miku yang wajahnya sudah memerah.
"Kaito… aku menyukaimu…" ucap Miku dengan wajah memerah dan kepala yang menunduk.
"…" Kaito hanya menatap Miku dengan tatapan tajam tetapi perlahan-lahan tatapannya menjadi lembut, tatapan yang tidak pernah ia keluarkan pada siapapun.
Perlahan-lahan Kaito memeluk Miku dan membuat Miku mendekat ke dirinya,
"Ka, Kaito?" Miku hanya menampilkan wajah bingungnya.
"Aku juga menyukaimu, Miku" ucap Kaito dan 2 tangannya memegang pipi Miku dan membuat muka Miku berhadapan dengan mukanya.
Miku yang melihat tatapan mata Kaito yang sangat lembut itu membuat Miku blushing
Perlahan-lahan wajah mereka berdekatan dan pada akhirnya bibir mereka terpaut.
Ch 4 : the Prince and The magician –end-
~OMAKE~
Tanpa mereka sadari di depan ruangan tersebut terdapat gadis berambut merah muda yang bersender pada pintu dan mendengar percakapan mereka, matanya terlihat sendu dan sedih, ia kelihatan ingin menangis.
Kemudian gadis itu beranjak pergi tanpa menyadari dari kejauhan Gakupo menatapnya.
"Luka-san… apakah kau menyukai, Kaito?" gumamnya dengan wajah sedih.
~OMAKE –END-~
Chalice : HAHAHAHA! Ada yang ngerasa akhirnya ngegantung? Kaga? Ya udah, emang kaga ngegantung aslinya XD #ditabok.
Yuna : Tolong REviewnya ya :D
Balas Review (yang sudah dib alas kaga apa kan balas lagi? Soalnya Chalice lupa xD #plak ) :
Billa Neko : OKE, saya akan semangat :D (tinggal 3chapter lagi XD), terimakasih atas reviewnya :D
Mizaki-Chan :
Oke, Chalice akan ganbatte melanjutkan LONL XD, Terimakasih atas pujiannya :D
Terimakasih atas reviewnya XD
Alfianonymous22 : terimakasih sudah bilang Ficnya keren :D, Ch 4 dan 3 nyambung ceritanya XD, SAya kaga tahu artinya apa D: #anak Indonesia kok kaga tahu sih? #plak,
Sudah update :D
Boleh kok ijin fave XD
Terimakasih atas reviewnya :D
Baka Mamarthy : Ah, Gomene… Chalice salah tulis, soalnya Haku dan Miku namanya sama DX, Gomene… benar alurnya nyambung :D
Terimakasih atas reviewnya :D
xkagaminex : Benarkah? Chalice senang XD, oke :D, sudah lanjut XD, semoga aja dia berhasil ya :3,
Terimakasih atas reviewnya :D
kirana4219 : Nyo? *nada Dejiko dari Digicharat* Benarkah Nyo? #plak, Gomenansai, Sempai… Chalice memang kaga pintar memilih kata yang benar QAQ Tapi Chalice akan usahakan meningkatkan pemilihan kata, terimakasih :D
Hehehe… Salah ketik XD Mustinya Haku cuman salah tulis X3 habis nama mereka hampir sama sih :D #plak
Oke XD
Terimakasih atas reviewnya :D
Dark Kuroi dari chapter 2 :
Benarkah ?Chalice senaaang~ #plak,
Terimakasih atas reviewnya :D
Sudah update XD
nijihanaoichi : Kaga apa kok :D
memang Dell Tsunderee~~ *cubit pipi Dell* #ditebas.
Terimakasih atas reviewnya :D
Adelia-chan :
Benarkah? Chalice senang XD
Benar, Pengen juga di godain Len, dia imut sih soalnya XD #dilindes
Pengennya sih, cuman takut naik rated karena menjelaskan tubuh Teto :D#plak
Terimakasih atas reviewnya :D
Kaga apa :D
Sudah lanjut XD
UsamiNekoBaaka dari chapter 1 :
Memang Piko kawaiii =w=
Kaga apa donk :D mereka pasangan imut bagi chalice XD sesame kepala antenna soalnya :D#ditabok.
Terimakasih atas pujiannya XD
Sudah update :D
Terimakasih atas reviewnya X3
Kuro 'Kaito' Neko :
Benar! Dell! Kaga baik jadi Tsundere! #ditabok
Kelihatannya sih :3 cuman kelihatannya chapter ini dia OOC deh XD #plak
Gomen jika Chapter kali ini jelek dibanding sebelumnya QAQ #plak.
Sudah update :D
Oke X3
Terimakasih atas reviewnya :D
Shiroi Karen :
Benarkah? Chalice senang XD
Kaga apa :D
Terimakasih atas Reviewnya XD
Sudah update :D
Mind To Review?