PRIZE FOR LOVE

Author : AiMii Yunjaeshipper

Rated : T

Chapter : 5/5

Genre : School , romance, family

WARNING BOYXBOY , YAOI ! saya sudah memperingatkan =) typo bertebaran karena saya author baru buat ff Yaoi~ harap maklumi yaa (_ _)

Disclaimer : ff ini 1000% milik saya , YunJae dan cast yang lain milik agency mereka dan tentunya Tuhan yang maha Esa. Saya Cuma meminjam nama untuk para YunJae shipper yang sedang dilanda kerinduan akan umma-appa(?)

Maaf judul sama isi ga nyambung(?) habis paling ga bisa nyari judul yang bagus *bow

...YunJae...

"Matilah aku Park Yoochun, apa yang harus kukatakan padanya?" Kali ini Yunho menghentak-hentakkan kaki kanannya melihat Junsu dan Jaejoong berjalan ke arah mereka.

"Santailah Yunho!" Yoochun menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu, berniat untuk menenangkan.

Yunho dan Yoochun lalu melihat Junsu dan Jaejoong semakin mendekat

"ya! Ya! Park Yoochun! Eotokhe ?"

"Yoochunnie, Yunho-sunbae, annyeong" kali ini Kim Junsu memamerkan senyum terbaiknya saat sampai di meja Yoochun dan Yunho. Sedangkan Jaejoong hanya melihat ke arah lain agar tak melihat Yunho.

"nah.. Su-ie kita pergi dari sini yuk, biarkan dua orang ini berbicara. Dan.. JANGAN MENCOBA KABUR" Park Yoochun membiarkan Jaejoong duduk di depan bangku Yunho dan mengajak Junsu pergi dari kantin.

"anoo, Yunho" mata does Kim Jaejoong tetap tak berani memandang lelaki di depannya. Sementara Yunho masih terus memandang ke bawah dan mengaduk-aduk jusnya dengan sedotan entah sudah berapa kali ia lakukan itu.

"mi-mianhe.." kali ini Kim Jaejoong mengucapkan minta maaf sambil menutup matanya. Ia takut sekali Yunho marah padanya.

"karena apa?" Ide jahil Yunho mulai muncul. Ia berpura-pura tak mendengar perkataan Jaejoong. Ujung bibirnya tertarik tanpa diketahui oleh Jaejoong.

"mian.. ka..karena sudah tak mempercayaimu."

"kau cemburu Jae?"

"a..ani"

"ck" dengan cepat Yunho menarik tangan Jaejoong dari kantin dan menariknya menuju taman belakang.

"mau apa kau Jung Yunho!" Jaejoong melepas pegangan Yunho dari tangannya

"menerima pengakuanmu!"

"pengakuan apa?"

"Sudahlah Jae.. jujur saja, kau menyukaiku kan?"

"a..aku.." blush. Wajah Jaejoong memerah

Yunho langsung menarik Jaejoong ke dalam pelukannya.

"Kuanggap rona wajahmu itu sebagai Jawaban Iya" senyum Yunho langsung mengembang

"yak! Jung Yunho! Aku belum bilang iya"

"kau barusan mengatakannya tuh" kali ini Yunho sudah tak tahan lagi. Dibelainya pipi Jaejoong dan secepat kilat dikecupnya bibir cherry Jaejoong. Bibir hati Yunho hanya menempel, tak ada tuntutan lebih. Namun, dengan sekilas kecupan itu desiran halus mulai merasuki tubuh Jaejoong.

Yunho tersenyum. Di tempelkannya keningnya ke kening Jaejoong. Setelah itu, ia berbisik pada telinga Jaejoong.

"Sekarang Kim Jaejoong sudah menjadi milik Jung Yunho."

...YunJae...

"Seharusnya dari awal memang begini kan chun?"

"ne..."

Yoochun dan Junsu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua sahabatnya itu. Pasalnya, baru kemarin mereka berdua bertengkar karena masalah sepele, dan sekarang Jung Yunho sudah menggandeng tangan Jaejoong dengan senyum yang mengalahkan cerahnya matahari.

"Jadi, kalian berdua sudah jadian?" Yoochun menunjuk-nunjuk pada mereka berdua

"Bagaimana menurutmu?" Yunho menunjukkan barisan giginya pada Yoochun.s

"chukkae, Joongie!" Kim Junsu memeluk sahabatnya.

"Selamat menikmati masa pacaran kalian berdua. Kurasa kali ini aku tak perlu pamer lagi kalau Junsu sms padaku" Yoochun menepuk pundak Yunho pelan dan dibarengi dengan tawa kedua pasangan itu.

...YunJae...

"HYUUUUNGGG !" Teriakan Shim Changmin menggelegar. Sontak semua siswa yang ada di lorong tersebut menoleh pada Changmin yang saat ini sedang berlari ke arah Hyung-nya, Jung Yunho.

"YA! Shim Changmin, kau membuatku malu" Kali ini Jung Yunho mendaratkan pukulannya ke kepala Changmin

"Hehe. Mian Mian Hyung. Jadi bagaimana? Sukses?"

"mwoga?"

"Jaejoong-hyuuunggg" Changmin merengek-rengek seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen oleh kakaknya.

"100%" Yunho membentuk tangannya tanda 'OK' kepada Changmin.

"YATTAAA! Traktiran ya Hyung jangan lupa kutunggu"

"Kau iniii pikiranmu hanya ada makanan ya ? Tapi karena kelakuanmu kemarin membuatku semakin berhasil, akan kupikirkan"

"sip! Yang penting makan" Changmin meninggalkan Yunho yang menatapnya dengan tatapan 'Dasar Food Monster'

...YunJae...

Jung Yunho dan Kim Jaejoong berjalan menyusuri taman kota. Hari ini, mereka berdua berniat untuk pulang telat. Dan sebenarnya ada satu hal yang mengganjal pikiran Jaejoong sejak kemarin. Karena itulah ia berniat menanyakannya pada Yunho hari ini.

Saat ini ia dan Yunho duduk di bawah pohon yang cukup rindang. Yunho memangku Jaejoong sehingga dengan leluasa Yunho bisa meletakkan dagunya di pundak Jaejoong.

"Yunho..."

"em..."

"Apa maksudmu kau itu cinta pertamaku 10 tahun yang lalu?"

"Kau tak ingat Jae?"

"Tidak. Aku tak dapat mengingat apapun selain saat aku bertemu denganmu pertama kali saat kita masuk SMA."

"Baiklah." Yunho berdiri dari posisi duduknya. "Aku akan memberimu 2 petunjuk."

"2 petunjuk?"

"Petunjuk pertama, pesta ulang tahunmu saat kau berumur 11 tahun. Petunjuk kedua, kalung ini." Yunho mengeluarkan sebuah kalung sederhana. Talinya hanya terbuat dari seutas tali biasa dengan sebuah bandul kayu berbentuk lingkaran dengan tulisan huruf 'YJ' di tengah-tengahnya. Diberikannya kalung itu pada Jaejoong.

"Masih tetap tidak mengingatnya?" Yunho bertanya pada Jaejoong. Dan Jawaban dari Kim Jaejoong hanya gelengan dari kepalanya.

"Aku tidak akan menyapamu sampai kau menemukan jawabannya. Ini perjanjian kita." Ide jahil seorang Jung Yunho muncul lagi. Dan hanya di balas tatapan memelas dari Kim Jaejoong yang sedang melihat dengan seksama kalung 'YJ' itu.

"Ya! Jung Yunho! Ingatanku tidak terlalu bagus tau!"

...YunJae...

"aaakkhh aku masih tetap tak bisa mengingatnya. Kau bodoh Jae! Aku pasti akan merindukan Yunho kalau aku tak bisa menemukan jawabannya. Jung Yunho make me crazy." Jaejoong berguling-guling diatas tempat tidurnya. Sudah 3 hari ini Yunho tak mengajak dia bicara. Jujur, saat ini ia paling benci untuk jauh-jauh dari Yunho. Baru saja mereka jadian, hanya karena tak bisa mengingat masa lalunya ia harus berjauhan lagi dengan Yunho. Di acak-acaknya rambutnya. Tiba-tiba ia mendapat suatu Ide cemerlang.

"Bagaimana kalau aku kembali ke rumah sebentar. Lalu ke panti asuhan. Kali ini aku tak boleh kalah dari Jung Yunho." Jaejoong segera meluncur ke bawah. Dilihatnya Tuan dan Nyoya Jung sedang berada di ruang makan. Dan untungnya, Yunho tak ada di rumah saat ini.

"appa, aku boleh pinjam mobilnya?"

"Tentu saja Jae.. ada apa ?"

"Aku ingin mengambil beberapa barang di rumah. Dan sepertinya Yunho tak bisa mengantarku. Boleh kan?" Jaejoong sedikit berharap pada kebaikan appa Jung-nya ini.

"Tentu saja. Kau pakai saja mobil Yunho. Ini Kuncinya." Tuan Jung menyerahkan kunci mobil pribadi Jung Yunho pada Jaejoong.

"Gomawo appa" Jaejoong segera menyambar kunci mobil dan berlari ke luar rumah.

"Hati-hati ya Jae.." Umma Jung berteriak pada Jaejoong.

"Ne ummaa"

...YunJae...

Kim Jaejoong saat ini berada di rumahnya. Untunglah ummanya meninggalkan kunci cadangan untuknya. Heechul mengerti, mungkin Jaejoong suatu saat ingin mengambil barangnya. Dengan perlahan, Jaejoong membuka pintu rumahnya dan segera menuju ruang tamu. Disitulah ummanya biasa menaruh album-album fotonya.

"Ini dia!" Jaejoong berteriak saat ia menemukan album fotonya saat ia berumur 11 tahun. Ulang tahun pertamanya sejak ia tiba di rumah Kim Heechul dan Kim Hangeng. Dibukanya satu persatu lembaran-lembaran album foto itu dan pandangan matanya terhenti saat ia menemukan sebuah foto. Tak seperti foto lainnya, foto itu menampakkan dua orang anak lelaki yang sedang tertawa bersama dengan kedua jari kelingking mereka bertautan. Tiba-tiba ingatan tentang kejadian itu berputar kembali dalam ingatan Jaejoong

...

"YA! Kuemu menabrak tuxedo-ku! Ini harganya mahal tau." Seorang bocah kelas 6 SD saat ini tengah kesal karena bocah laki-laki cantik di depannya menabraknya dan menyebabkan tuxedo mahalnya terkena kue.

"Mi..Mian" bocah laki-laki cantik yang seumuran dengannya hampir menangis karena dibentak oleh bocah bermata musang itu.

"Jung Yunho! Apa-apaan kau. Ini pesta ulang tahun Jaejoong dan kau membuatnya menangis? Aigoo" Jung Kibum memeluk Kim Jaejoong yang hampir menangis dan segera menenangkannya.

"Jaejoong umma.. Jaejoong.." Jung Yunho, bocah laki-laki itu menatap laki-laki cantik di hadapannya dengan tatapan seakan ia merindukan Jaejoong.

"Jung Yunho, kenapa kau malah menatap Jaejoong seperti itu sih? Ayo cepat minta maaf!" Jung Kibum mendorong Yunho hingga berhadapan dengan Jaejoong.

"Mian..." Dengan lirih, Yunho meminta maaf pada Jaejoong.

"um.. Joongie tak apa kok. Kita berteman ya mulai saat ini." Jaejoong mengulurkan jari kelingkingnya seakan memaksa Yunho untuk melakukan Pinky promise bersama.

"ne. Masih menjadi kebiasaan ya" Yunho pun membalas pinky promise Jaejoong.

"ne?" polos Jaejoong. Mereka pun tertawa bersama.

KLIK!

"nah! Kibum! Aku dapat foto Jaejoong dan Yunho bersama nih. Bagus kan?" Kim Heechul dengan bangga melihat hasil foto YunJae moment di kamera digitalnya.

"Sepertinya kita harus mencetaknya besar-besar nih!" Jung Kibum ikut-ikutan tersenyum dengan sahabatnya, Kim Heechul.

"UMMAAA!" Jaejoong dan Yunho berteriak bersamaan. Mereka berdua lalu saling memandang.

"Aku Kim Jaejoong. Kau siapa?" Jaejoong mengulurkan tangannya pada Yunho.

"Jung Yunho ibnida." Yunho membalas salaman tangan Jaejoong.

Kali ini mereka berdua tidak memperdulikan lagi soal tuxedo Yunho yang sedikit belepotan kue tart Jaejoong.

"Jadi, kau tak mengingatku?" Yunho masih menatap Jaejoong penuh arti sedangkan yang ditanya hanya memiringkan kepalanya, bingung dengan pertanyaan Yunho.

"Bukankah ini pertama kali kita bertemu Yunnie."

"ah ne..."

...

Kim Jaejoong tertegun saat ia mengingat kenangan masa lalunya.

"aku bodoh sekali samapai tidak mengingat kenangan seindah itu." Ditutupnya foto album tadi. Sebelumnya, ia mengambil foto dirinya bersama Yunho dan dimasukkan pada saku bajunya.

"Saat ini aku harus ke panti asuhan" Segera Jaejoong meninggalkan rumahnya. Saat ini ia harus cepat. Jauh-jauh dengan Yunho bisa membuatnya gila untuk saat ini.

...YunJae...

Kim Jaejoong segera memarkirkan mobilnya di depan panti asuhan tempat ia pernah tinggali dulu. Ia keluar dari mobil dan berdiri di depan pintu gerbang Panti asuhan. Seorang wanita tua yang menyadari kedatangan salah satu anak kesayangannnya segera memanggilnya.

"Jaejoong! Joongie!" Wanita itu berteriak memanggil nama yang sangat ia rindukan beberapa tahun belakangan.

"Bunda!" Dengan cepat Jaejoong berlari dan menghampiri orang yang ia panggil 'bunda' itu. Song Jae In, Orang yang dulu merawatnya dengan sepenuh hati ketika ia ditinggal oleh kedua orang tua kandungnya di panti tersebut.

"aigooo kau sudah besar rupanya Joongi." Dibelainya rambut Kim Jaejoong yang saat ini sudah melebihi tingginya.

"Hehehe.. Joongi kan sudah rajin minum susu seperti yang bunda nasihatkan dulu pada Joongi." Kim Jaejoong tertawa. Tawa paling manis yang bahkan Yunho pun belum pernah melihatnya.

"ayo masuk. Masuk. Pasti ada sesuatu yang penting hingga membawamu kesini." Dengan perlahan ditariknya lengan Jaejoong masuk ke panti asuhan itu.

"uwaaah sudah lama sekali aku tak kesini. Tempat ini sudah banyak berubah." Jaejoong melihat sekelilingnya dan melihat anak-anak kecil yang berlarian.

"hahaha. Kau kan meninggalkan tempat ini 7 tahun lalu. Tentu saja sudah banyak berubah Joongie. Ne, ada apa tiba-tiba kau datang kemari?"

"itu... bunda, apa bunda mengingat kalung ini?" Jaejoong mengeluarkan kalung pemberian Yunho dari sakunya dan menunjukkannya pada Jae-In ahjumma.

"Kau tak mengingatnya kah Joongie? Jadi, kau sudah bertemu namja musang itu lagi? Bunda masih mengingat sangat jelas bagaimana sejarah kalung ini."

Jaejoong hanya menggeleng perlahan. "Jadi, Bunda tau soal Yunho?"

"Kim Jaejoong, jinjja.. kau benar-benar mudah melupakan hal penting ya.. Kau sendiri yang bercerita pada bunda dengan menggebu-gebu soal kalung ini. Dan sekarang kau melupakannya? Baiklah, akan kuceritakan asal-usul kalung ini."

...

Saat ini Panti asuhan tempat Jaejoong dirawat tengah berjalan-jalan di sebuah taman. Tak kurang dari 20 murid panti asuhan yang berusia rata-rata 7-10 tahun berlarian di sekitar taman itu. Jaejoong, bocah berusia 7 tahun itu pun juga berjalan-jalan di sekitar taman tersebut sendirian. Hingga akhirnya...

GUBRAK. CUP

Tak sengaja Jaejoong tersandung tubuh anak kecil yang sedang tidur-tiduran di bawah pohon. Dan Tak Sengaja pula bibir cherry Kim Jaejoong mengecup pipi bocah namja bermata musang itu.

"YA! Ap..apa yang kau lakukan!" Bocah yang sedari tadi tidur itu mendadak membuka matanya karena merasa ada sesuatu yang berat menimpanya.

"Mi-mian.. aku tersandung kakimu." Jaejoong segera berdiri. 'aahh ini sangat memalukan' batinnya dalam hati.

"Sudahlah. Lagipula aku juga tak luka kok.. Hey, kau namja atau yeoja?"

"NAMJA!" Protes Kim Jaejoong. Ia paling tak suka jika ada orang yang menganggapnya yeoja.

"Oh.. mian, mian, aku Jung Yunho. Kau?" Bocah namja itu, Jung Yunho, mengulurkan tangannya pada Jaejoong.

"Jaejoong ibnida" Jaejoong membalas uluran tangan Yunho.

"Nama keluargamu?"

"Tak ada. Aku tinggal di panti asuhan. Saat ini panti asuhanku sedang jalan-jalan di taman ini. Letak panti asuhan kami agak jauh dari Seoul jadi aku senang sekali bisa berada disini."

"Ah mian... aku tak tau" Yunho menundukkan kepalanya. Ia takut sekali menyakiti perasaan teman barunya itu.

"Tak apa. Ah, Yunnie kau kan orang Seoul, maukan kau mengajakku jalan-jalan di sekitar sini?"

"Tentu saja. Ayo Joongie" Yunho menarik tangan Jaejoong dan merekapun menghabiskan seharian di pusat kota Seoul.

Tak terasa, matahari sudah mulai menampakkan tanda-tanda akan tenggelam. Jaejoong melihat bundanya di pintu taman dengan cemas.

"BUNDAA!" Jaejoong melambaikan tangannya ke arah Jae-in ahjumma.

"Aigoo Jaejoongie.. kau kemana saja, ini waktunya kita pulang."

"Yah.. aku tak bisa ketemu Yunnie lagi dong." Jaejoong menundukkan kepalanya kecewa.

"Yunnie?" Jaein hanya menatap heran Jaejoong dan langsung mengerti maksud Jaejoong ketika melihat namja tampan disebelah Jaejoong.

"Annyeonghaseyo, Jung Yunho ibnida" Yunho membungkukkan badannya memberi salam pada Jaein.

"Bunda. Tunggu sebentar ne. Aku pergi kesana sebentar." Jaejoong menunjuk pada toko aksesoris di depan taman. Hanya dalam waktu 10 menit, ia sudah kembali lagi ke hadapan Bundanya dan Yunho.

"ini untukmu Yunnie. Jangan dihilangkan ya! Ini Joongie beli dengan uang saku Joongie." Jaejoong menyerahkan kalung dengan bandul lingkaran dan bertuliskan 'YJ' pada Yunho. "Aku minta tolong pada ahjussi toko untuk mengukir huruf itu. Kalau kita bertemu lagi, kau harus mengembalikan kalung ini pada Joongie. Tapi kalau Joongie nakal tidak mengingat Yunnie, Jangan pernah kembalikan kalung ini hingga Joongie mengingatnya kembali. Ara? Yaksok?" Jaejoong mengulurkan jari kelingkingnya.

"Kenapa bisa Joongie tak mengingat Yunnie. Yunnie akan selalu mengingat Joongie kok."

"Ingatan Joongie agak bermasalah Yunnie, Ia mudah melupakan hal-hal penting." Jae-in menjelaskan pada Yunho tentang kekurangan yang dimiliki Jaejoong.

"nah! Karena itu yaksok ne?" Jaejoong masih menunggu Yunho membalas jari kelingkingnya.

"ne! Yaksok!" Yunho pun membalas pinky-promise Jaejoong.

...

" sudah mengingatnya Joongie.?" Tanya Jaein pada Jaejoong.

Kim Jaejoong yang mendengar cerita Bundanya hanya terdiam. Sungguh, ia sangat merasa bersalah pada Yunho saat ini.

"Gamsahamnida, Bunda. Aku harus segera pergi."

"Ah.. kau sepertinya harus meminta maaf pada Namja musang itu ne? Kau memang nakal Joongie, bisa-bisanya melupakan orang yang selalu mengingatmu selama 10 tahun ini."

"Sekali lagi terima kasih umma." Jaejoong memberi hormat pada bundanya dan segera berjalan menuju mobilnya. Saat ini, Ia benar-benar ingin bertemu Yunho.

...YunJae...

Saat ini Jam di tangan Jaejoong menunjukkan pukul 10 malam. Jaejoong tau, appa dan umma Jung saat ini pasti masih berada di kantor Jung corp. Tadi Jung Kibum mengirim email padanya bahwa ia dan Jung Siwon akan lembur hingga pagi. Dan pastinya, Jaejoong akan berdua dengan Yunho malam ini.

Dibukanya pintu utama rumah keluarga Jung dengan perlahan. Jaejoong takut membangunkan Yunho. Jaejoong berjalan mengendap-endap di dalam kegelapan ruang tamu hingga akhirnya..

KLIK

Lampu ruang tamu hidup dan Jung Yunho saat ini tepat berdiri di depan Jaejoong sambil memegang remote lampu di tangannya.

"Darimana kau hingga larut malam ini Kim Jaejoong?" Tatapan Yunho saat ini benar-benar menakutkan. Sangat menakutkan bagi seorang Kim Jaejoong.

"mencari.. sesuatu yang penting." Jaejoong hanya bisa menjawab pertanyaan Yunho dengan kepala tertunduk. Ia tak berani menatap mata Yunho.

"membawa mobilku hingga jam 10 malam? GOD! Aku sangat khawatir padamu."

"Mi-mian..."

Yunho memijat-mijat keningnya. "Sudahlah. Apa saja yang kau lakukan seharian ini?"

Jaejoong menunjukkan kalung dan sebuah foto ulang tahunnya pada Yunho.

"Jadi, sudah mengingatnya Joongie yang nakal?"

Jaejoong mengangguk-angguk pelan. Masih tidak berani menatap Yunho. Bibirnya mengerucut.

"Aigoo, kau tak tau betapa sabarnya aku 3 hari ini."

Diraihnya dagu Jaejoong dan diangkatnya hingga mata does itu bertatapan dengan mata musang Yunho

CUP

Bibir hati Yunho segera mengecup bibir cherry Jaejoong. Awalnya tak ada lumatan. Namun, nafsu Yunho pun dapat mengalahkan segalanya. Ia segera melumat perlahan bibir Jaejoong. Agak lama, mereka pun melepas ciuman mereka. Yunho segera menarik Jaejoong dalam pelukannya. Dibelainya kepala Jaejoong pelan. Lalu dikecupnya puncak kepala Jaejoong.

"Ha.. Kim Jaejoong, kau tidak tau berapa lama aku bersabar untuk ini. Kali ini aku takkan membiarkanmu melupakanku lagi." Yunho dengan segera melanjutkan ciuman mereka tadi tanpa mempedulikan apa pendapat jaejoong.

...YunJae...

"YA! Kibum! Aku juga mau melihatnya!" Kim Heechul berdesak-desakan dengan Siwon, Kibum dan Hangeng. Mereka berdua sedang melihat bagaimana dua anak mereka mengungkapkan perasaan mereka.

Sebenarnya, Siwon dan Kibum malam ini menjemput Heechul dan Hangeng di bandara dan ingin membuat kejutan pada Yunho dan Jaejoong. Tapi sepertinya mereka akan merubah rencana malam ini.

"aku bilang ini pasti berhasil kan Kibum? Ah~ akhirnya Yunho akan jadi menantuku. Segera kita nikahkan mereka" Kim Heechul tersenyum senang.

"YA! Mereka harus lulus SMA dulu." Siwon menyela

"Ah tak apa, yang penting Jae jadi menantuku." Kali ini Jung Kibum yang berteriak kegirangan

"Jaejoong juga harus kuliah dulu." Hangeng menyela.

"Lalu, kita akan tidur dimana malam ini? Kita takkan menganggu mereka kan?" Jung Kibum tentu saja masih memikirkan nasib dia dan suaminya.

"Tidur di rumahku saja. Kajja." Kim Heechul segera mengajak pasangan Jung. Mungkin ini akan menjadi malam yang indah, bukan hanya bagi Yunjae.. Tapi juga bagi SiBum dan HanChul.s

...YunJae...

SELESAI ! \(^0^)/

Pertama kali nulis ff sampe 10 page world..

Makasih buat yang review :* bener2 ngasih semangat buat author!

Maaf kalo endingnya mengecewakan.

Oiya, dari awal author memang ga pengen jelasin lebih lanjut siapa orang tua asli Jaejoong. Intinya, Jaejoong itu awalnya benci Yunho pas masuk SMA gara-gara orang tuanya dulu itu.

REVIEW buat yang terakhir kalinya yaa buat ff ini...

GOMAWOOO *kecup satu-satu readers*s