BUBBLE GUM

[CHAPTER 1]

.

Kyuhyun, bocah itu bahkan tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia begitu malang di matanya sendiri. Bocah 9 tahun itu sepertinya mulai memahami lingkungan di sekitarnya, terutama rumah tempatnya singgah selama ini. Dimana dirinya, mengecap berbagai pengalaman hidup berbeda bersama kedua hyungnya, Heechul juga Donghae.

Perbedaan yang nampak, yang begitu melekat padanya adalah, seorang hyung yang nampak lain padanya.

.

Di salah satu pagi yang cerah. Kyuhyun yang sudah rapih dengan seragam lengkapnya, tengah mengayunkan kedua kakinya yang terbalut kaus kaki di atas kursi. Salahkan tingginya yang belum mencapai tinggi kursi itu hingga kakinya akan tergantung jika ia sedang terduduk di atas kursi tersebut.

"Aku ingin game terbaru, boleh ya hyung?" Pinta Kyuhyun, pada Heechul di sampingnya yang tengah mengolesi roti dengan selai kacang kesukaan Kyuhyun.

Heechul hanya mengangguk sambil tersenyum pada Kyuhyun. Jelas Kyuhyun menyambut senyum tersebut dengan tawa terkembang di bibirnya. Ia senang tentu saja. Bukan hanya karena Heechul yang selalu menuruti apa maunya namun, ia begitu senang jika melihat senyum hyungnya tersebut.

"Terima kasih, hyung!" Ujar Kyuhyun senang lantas, menggantungkan lengan mungilnya pada lengan Heechul yang sudah menyelesaikan persiapan sarapan untuk mereka. Ini biasa terjadi mengingat, hanya Heechullah satu-satunya orang dewasa di kediaman tersebut, sedang Donghae? Masih menduduki sekolah menengah pertama.

Lalu dimanakah ia?

Kyuhyun akan melahap rotinya dengan santai jika saja tak ada tangan yang merebutnya. "Hyung!" Kyuhyun tak diam tentu saja. Ia meronta kala miliknya direbut. Dan itu adalah "DONGHAE!", hyungnya yang lain yang baru saja bergabung bersama keduanya.

"Panggil namaku dengan sopan, bocah!" Tukas Donghae dengan santainya sambil melahap roti milik Kyuhyun.

"Ya!" Kini Heechul mencoba bergabung. "Kenapa kau usil sekali padanya, Hae!" Rutuknya sambil sibuk membuat kembali satu pasang roti untuk Kyuhyun yang sudah merenggut, menekuk wajahnya dengan kesal.

Meski begitu, Heechul tak pernah hawatir jika Kyuhyun akan menangis. Nyatanya, adik bungsunya tersebut jarang menangis.

Donghae meminum susunya masih dengan sikap angkuh. Lantas setelahnya, ia pergi tanpa kata, meski sebelumnya, ia sempat mencium sekilas pipi Heechul. Jangan salah! Karena Donghae, masih menghormati dan menyayangi hyungnya tersebut.

Sementara itu, Kyuhyun semakin menundukkan wajahnya. Ditekuknya wajah lucu nan putihnya tersebut seolah tak ada sisi cerah disana sama sekali. Jika saja langit, maka langit itu seolah tak berawan. Mendung!

Sepeninggalnya Donghae, Heechul segera meraih Kyuhyun ke dalam pangkuannya, lantas mencium kedua pipi Kyuhyun. "Apa dua kali cukup? Itu dariku, juga dari Donghae hyung." Tuturnya seolah mengerti arti dari wajah Kyuhyun.

Kyuhyun mengulum senyumnya lantas mencium pipi Heechul. Namun "dia membenciku!" Ujarnya dengan raut menyesal. Ingin sekali ia menunduk, menyembunyikan wajahnya jika saja Heechul tak menahan kedua sisi wajahnya agar tetap dalam posisinya.

"Dia tak membencimu, Kyuhyunie sayang!"

"Dia bahkan tak pernah memanggil namaku! Kenapa dia membenciku? Apa aku berbuat jahat padanya?" Lirih Kyuhyun. Baru detik ini, Kyuhyun bertanya, serta menumpahkan segalanya. Tentang Donghae yang selalu mengabaikannya, tentang Donghae yang terlihat membencinya. Tentang Donghae, yang seolah tak menginginkan kehadirannya.

Heechul membuang nafasnya lelah. "Sedikit kesalahanmu padanya, Kyu." Ucapnya kemudian.

"Huh?"

"Hyung yakin kau tak akan ingat."

Kyuhyun merasa tertarik hingga enggan menolehkan wajahnya ke arah lain dan hanya ingin menatap wajah Heechul. Ia begitu penasaran. "Apa kesalahanku padanya?"

Heechul tersenyum kecil, lantas berujar "Karena kau begitu nakal sejak dulu, hingga sekarangpun!"

"Dia benci anak nakal?" Tanya Kyuhyun kemudian dengan satu kedipan di matanya.

Namun Heechul menggeleng. "Diapun nakal, Kyu! Tapi bukan itu alasannya."

Kyuhyun semakin tak sabar lantas terus berucap "Lalu apa? Katakan!"

"Kalian bertengkar. Kira-kira saat usiamu 4 tahun. Dan kau? Nakal sekali!" Jelas Heechul sambil menjepit ujung hidung Kyuhyun. "Aku tak sempat melihat, tapi? Kau berhasil memecahkan patung kecil kesayangannya. Dan itu? Adalah pemberian terakhir dari ayah." Jelas Heechul akhirnya.

Kyuhyun mengangguk mengerti. "Apa, kesalahnku hanya itu?" Tanyanya dengan tangan menyilang di dada. Dan Heechul mengangguk. Memang adalah permasalahan yang kecil. Namun bagi Donghae? Entahlah! Bahkan anak itu, rela mengabaikan Kyuhyun, adiknya sendiri hingga bertahun-tahun lamanya. Hingga sekarang..

"Itu mudah! Aku akan meminta maaf padanya."

Dan Heechul tertawa renyah. "Baiklah! Semangat! Jika perlu, belikan dia permen karet yang banyak."

Kyuhyun mengangguk semangat. "Permen karet strawbery? Dia suka itu!" Pekik Kyuhyun dengan sangat yakin.

Memang benar adanya. Salah satu yang disukai Donghae adalah, permen karet dengan rasa strawbery. Ini? Tak akan pernah absen dari sakunya. Sedang Heechul memandang miris ke arah adik bungsunya tersebut. Lihat bahkan Kyuhyun tahu apa yang disukai Donghae. Ia begitu berharap, Donghae akan dapat merubah sikap padanya.

Satu gelengan kepala dari Heechul, atas sikap Donghae yang tak ia mengerti. Namun? Semua sudah terjadi. Tugasnya, hanya menjaga keduanya dengan baik.

...

Tepat saat bel sekolah berbunyi, Donghae dengan segera menghampiri gerbang sekolah, bersamaan dengan siswa lain yang berhamburan pada arah yang sama. Dan di antara kerumunan siswa tersebut, Donghae menyipitkan matanya. Ia melihat sosok kecil di sudut gerbang. Ia merasa hafal! Untuk itulah segera di hampirinya sosok itu.

"Huh?" Donghae tertegun. Kyuhyun adalah sosok yang baru saja ia tuju. Namun ia? Sungguh tak ingin, hingga di balikannya tubuhnya dan melangkah ke arah lain.

"Hyung!"

Donghae berdecak sebal saat di dengarnya suara Kyuhyun yang memanggilnya. Ia mencoba mengabaikannya jika saja, tangan mungil Kyuhyun tak menarik salah satu tali tas miliknya.

"Tunggu! Kita pulang bersama!" Tutur Kyuhyun, merasa Donghae akan meninggalkannya. Bukan hal aneh.

Donghae menghentikan langkahnya. Sekejam-kejamnya dirinya, tak pernah sekalipun ia berbuat kasar pada adiknya tersebut. Hingga, hanya beberapa helaan nafas yang tercipta. Lalu dengan tangan melipat di dada, ia menatap Kyuhyun dengan dinginnya. "Cepatlah kalau begitu!" Rutuknya sambil berjalan terlebih dahulu.

Kyuhyun tersenyum penuh kemenangan. 'Awal yang baik.' Tuturnya dalam hati lantas mengekori hyungnya tersebut.

...

"Ish" Kyuhyun terus merutuk tak jelas karena langkahnya selalu tertinggal jauh oleh Donghae, sedangkan Donghae sama sekali tak ingin menunggunya, bahkan meliriknyapun enggan. Di balik itu, Kyuhyun terus bersikap gigih, tak ingin menyerah seditikpun, hingga..

Srettttttt..

Ditariknya tas Donghae dan kembali mengundang kesal di hati Donghae. "APA?!" Tanya Donghae tak sabar.

"Tunggu aku! Kau seperti berjalan sendiri!" Tukas Kyuhyun, berusaha bersikap biasa.

"Kau yang lamban!" Rutuk Donghae, membela diri. Ia ingin sekali mengomel, namun tak pernah jadi, dan termakan lupa saat Kyuhyun menyodorkan banyak bungkusan permen karet di tangannya. Donghaepun mengernyit bingung.

"Aku meminta maaf, karena nakal dan pernah merusak barangmu." Ucap Kyuhyun dengan tulus. "Maafkan aku, hyung! Akan kuberikan apapun untukmu! Akan kubelikan permen yang banyak untukmu setiap hari."

Donghae berdecak. Ia menatap tak percaya ke arah Kyuhyun. Lalu "Apa yang sedang kau lakukan, hah?!" Teriak Donghae sambil menepis tangan Kyuhyun, membuat permen yang menghuni tangan itu berhamburan, jatuh memenuhi tanah di bawahnya.

Setelahnya, keduanya termakan sunyi, hingga Donghae membuang keras nafasnya, juga membuang mukanya, enggan menatap wajah Kyuhyun yang murung dengan mata berembun, sambil menatap nanar ke arah permen-permen yang berserakan di sekitar kakinya tersebut. "Lupakan semuanya Kyuhyun!" Desisnya.

Ini adalah keadaan paling kejam menurut Kyuhyun. Ia menyerah. Semangatnya menguap begitu saja. Harapannya seolah patah begitu saja. Maka saat Donghae pergipun, ia tak lagi berusaha menyusul. 'Biarlah..' lirihnya dalam hati sambil berjongkok memunguti permen tersebut.

Donghae? Ia masih ada saat Kyuhyun selesai memunguti semua permen yang ada, dan berakhir dengan memasukannya kembali ke dalam sakunya. Iapun dengan lesu kembali berjalan, jauh di belakang Donghae. Menatap ke arah punggung sang hyung, yang bahkan tak terlihat seperti hyungnya.

...

Srett..

Donghae dengan cepat menoleh ke belakang. Ia tahu Kyuhyun mengikutinya. Yang terjadi sebenarnya adalah, dia yang lagi dan lagi memastikan, apakah Kyuhyun masih ada di belakangnya?

Namun Kyuhyun? Bocah itu selalu berusaha bersembunyi jika Donghae mencoba menggapainya. Dia berjongkok di dekat tong sampah? Terdiam di balik pohon? Terlihat takut, atau tak ingin melihat lagi wajah Donghae? Tak ada yang tahu.

"Kenapa ia bersembunyi terus!" Ucap Donghae pelan pada dirinya sendiri. Bagaimanapun ia tahu bahwa Kyuhyun tengah menghindari dirinya.

Lirikan terakhir Donghae lakukan. Dan apa? Ia menaruh tangannya di antara dua sisi pinggangnya. Kyuhyun kembali bersembunyi. Namun kali ini, ia berada di atas bak mobil terbuka. Itu terlihat seperti kendaraan pengangkut barang. Mengapa Donghae tahu? Karena memang terlihat! Kyuhyun bersembunyi namun? Tas yang ia gendong, menjulang ke atas dan terlihat jelas.

Donghae menggelengkan kepalanya perlahan. Ia baru akan kembali berjalan dan membiarkan Kyuhyun keluar dari persembunyiannya jika saja, ia tak mendengar deru mesin dari mobil yang kini di singgahi Kyuhyun.

"Huh?" Donghae bingung. Ia sadar Kyuhyun belum turun dari sana. Dan kakinya? Mulai bergerak gelisah dengan bibir yang terus bergumam "Kyu," dan "Kyu," hingga sebuah teriakan atas nama "KYUHYUNIE!" Donghae lontarkan saat dirinya melihat mobil itu berjalan membawa serta Kyuhyun.

Donghae panik bukan main. Matanya menjelajah sekitarnya, hingga ditemukannya sebuah sepedah yang terparkir di sebuah toko. Maka, tak ada jalan lain, selain..

"Hey! Kau mencuri sepedahku!"

Terdengar teriakan dari sang pemilik sepedah, dan itu? Sama sekali tak Donghae hiraukan. Kyuhyun lebih penting sepertinya!

...

Hujan turun dengan sangat derasnya sore itu. Terdapat tangan yang gemetar, memegang gagang telfon. Itu adalah Donghae, yang kini tengah berdiri gemetar di depan sebuah telfon umum. Ia mencoba menghubungi seseorang..

"Hyung!" Lirih Donghae saat panggilannya tersambung. "Hyung tolong!" Itulah Donghae yang kini setengah menangis.

"Kyuhyun! Kyuhyun.."

Beberapa menit berlalu. Setelah mengakhiri panggilannya, Donghae hendak kembali mengayuh sepedah yang entah milik siapa itu dan mencari Kyuhyun. Namun apa? Ia terdiam, saat melihat satu bungkus permen karet, yang dia ingat, itu adalah permen yang sama dengan yang akan Kyuhyun berikan tadi siang. Dipungutnya bungkusan itu serta di edarkannya pandangnya, dan lagi?

Satu bungkus permen ia temukan. Donghae mengerti pada akhirnya!

Terdapat beberapa bungkus yang ia temukan. Ia tahu seberapa cerdasnya adiknya itu. Maka, dengan satu keimpulan yang dia ambil, diikutinya arah bungkusan permen itu.

Satu jalanan panjang berakhir dengan ditemukannya mobil yang membawa Kyuhyun. Donghae tersenyum di antara bibirnya yang terlihat pucat menggigil. Ia terlihat lega karena menemukan mobil tersebut. Bahkan satu orang pria paruh baya baru saja turun dari mobil tersebut.

"Maaf.." Sapa Donghae segera menghampiri.

"Ya?"

Donghae terlihat ragu, namun, ia harus menemukan Kyuhyun. Maka dari itu, ia bertanya "Tadi adikku tak sengaja menaiki mobil ini. Apa anda melihatnya?"

Bukan jawaban yang Donghae terima, namun sebuah pertanyaan yang membuatnya heran.

"Berapa usiamu?"

Donghae tak mengerti dengan maksud pertanyaan tersebut. Tapi, akan terasa tak sopan jika ia tak menjawabnya. Maka ia segera menjawab "13 tahun" adalah jawaban Donghae. "Maaf, adik saya.." ucap Donghae kemudian.

"Adik?" Tanya si pria dengan satu senyuman yang terlihat aneh menurut Donghae. "Apakah yang itu?"

Donghae menoleh saat si pria mengarahkan telunjuknya pada satu arah. Dan "Kyuhyunie!" Adalah sapaan Donghae bagi Kyuhyun yang kini berdiri dengan satu tangan berada dalam genggaman tangan orang asing.

"Hyung!" Selanjutnya Kyuhyun berteriak. Meneriakkan Donghae dengan risau. Ia terlihat begitu risau. Donghae merasa aneh tentu saja. Ia merasa, harus segera menghampiri Kyuhyun. "Kyu.." Ucapnya mulai melangkah. Tapi..

BUGH.

Satu pukulan telak, berhasil melumpuhkan Donghae, membuat Donghae tak sadar serta mengundang satu jeritan dari bibir mungil, si bungsu Kyuhyun.

"DONGE HYUUUUUUUUUUUUUUUUUUNG!"

TBC DULU

xDDD saya ta tahu ini apaaaaaaaaaaaa. maaf ya. Ini? Lagi kepengen merefresh aja mungkin. HaaHaa.